Anda di halaman 1dari 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BIMBINGAN KONSELING

MTs Darul Ulum Waru Tapel 2022 - 2023

1. Batasan Bimbingan Konseling Klasikal dan Individual


1.1. Bimbingan Konseling Klasikal, yaitu bimbingan konseling yang dilakukan oleh konselor terhadap
siswa secara kolektif dengan tujuan penguatan (Empowering) sikap dasar mentalnya dalam
kapsitasnya sebagai bagian dari komunitas sekolah. Hal ini misalnya menyangkut kepatuhan
kepada wali kelas dan guru, pemahaman terhadap sitem organisasi kelas, dan tabiat
berinteraksi antarteman, dsb.
1.2. Bimbingan Konseling Individual, yaitu bimbingan yang dilakukan oleh konselor terhadap siswa
secara pribadi dengan tujuan membantu siswa tersebut agar dapat mengembangkan potensi
dirinya dan membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Hal ini misalnya
menyangkut paranoid, kesulitan belajar, berbagai kendala dalam berinteraksi antarteman,
berbagai masalah yang bersumber dari internal keluarga, dsb.

2. Bimbingan Konseling Klasikal


Bila terkonfirmasi ada siswa yang terlambat hadir, tim BK melakukan konseling klasikal berdasarkan
data dari Tim Tatibsis dengan mekanisme sebagai berikut:
2.1. Jika tingkat sebarannya sekurang-kurannya 8 rombel, konseling klasikal akan dilakukan oleh 2
orang anggota tim BK, sedangkan koordinator BK bertindak sebagai pemantau/pengawas.
2.2. Jika tingkat sebarannya lebih dari 8 rombel, konseling klasikal akan dilakukan dengan
malibatkan koordinator BK.
2.3. Tim BK segera menentukan langkah tindak lanjut.
2.4. Pada dasarnya Konseling Klasikal yang bersifat ringan akan ditangani oleh 2 orang anggota tim
BK, sedangkan yang bersifat khusus (intens) akan ditangani oleh Koordinator BK.
2.5. Bimbingan Konseling Klasikal juga berlaku untuk kasus-kasus TINDISPIRING (Tindakan
Indispliner Ringan) yang lain. Misalnya, bergerombol di depan kelas saat pergantian jam, dsb.
2.6. Tim BK juga melakukan konseling klasikal yang terjadwal secara regular, dengan mekanisme
sebagai berikut:
2.6.1. Dilakukan pada saat awal jam PBM atau saat awal pergantian jam PBM, artinya saat
guru mata pelajaran akan memulai aktivitas PBM.
2.6.2. Saat bimbingan konseling berlangsung, guru mata pelajaran tetap berada di dalam
kelas.
2.6.3. Bimbingan konseling berlangsung dengan durasi waktu maksimal 8 menit.
2.6.4. Materi bimbingan konseling bersifat simple dan menarik.

3. Bimbingan Konseling Individu (Pribadi)


Bimbingan Konseling Individu dapat dilakukan sebagai tindak lanjut dari Bimbingan Konseling
Klasikal atau dapat pula dilakukan sebagai bimbingan secara lepas berdasarkan kasus per kasus dan
tingkat intensitasnya.
3.1. Bimbingan Konseling Individu dilakukan untuk menindaklanjuti Bimbingan Konseling Klasikal
yang dirasa belum efektif.
3.2. Bimbingan Konseling Individu dilakukan berdasarkan bimbingan yang direncanakan secara
bertahap.
3.3. Bimbingan Konseling Individu dilakukan untuk kasus tertentu yang memerlukan pendalaman.
3.4. Bimbingan Konseling Individu dilakukan atas rekomendasi walas sebagai tindak lanjut konseling
yang dilakukan Walas yang dirasa kurang efektif.

4. Rapat dan Koordinasi


4.1. Koordinator Bimbingan Konseling bermitra kerja primer dengan Wakasis dan Wali Kelas.
4.2. Koordinator Bimbingan Konseling mengadakan pertemuan regular sebulan sekali dengan Wali
Kelas dengan agenda penguatan sistem, pengkinian pola asuh, dan evaluasi.
4.3. Koordinator Bimbingan Konseling bermitra kerja skunder dengan Wakakur, Wakasarpras,
Wakahumas, dan Kepala-kepala Bidang yang lain.
4.4. Koordinator Bimbingan Konseling mengadakan pertemuan dengan Wakakur, Wakasarpras,
Wakahumas, dan Kepala-kepala Bidang yang lain bersifat kondisional.

Anda mungkin juga menyukai