Anda di halaman 1dari 14

KONSELING BAGI POPULASI BERAGAM

Dosen Pengampu :
Dr. Amirah Diniaty, M.Pd, Kons.

Oleh:
IHDA ROUDHOTUL JANNAH
NOVERANITA AMELIA
TRI YULIAN PRATIWI
KONSELING KALANGAN BERUMMUR
(LANSIA)
• Lansia merupakan periode terakhir dari perkembangan individu yang
berada pada rentang usia 60 tahun ke atas, diatandai oleh adanya
penurunan fungsi fisik, psikologi dan sosial.
Karakteristik Lansia
1. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
2. Orang lanjut usia memiliki status kelompok minoritas
3. Menua membutuhkan perubahan peran
4. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perkembangan Lansia

1) Perkembangan Fisik

2) Perkembangan Kognitif

3) Perkembangan Sosio-Emosional

4) Perkembangan Spritual
Tahap dan Teknik Konseling
Tahap I: Pengantaran
Membangun hubungan dalam konseling
diawali dengan teknik penstrukturan Tahap II: Penjajakan Tahap III: Penafsiran
dengan bahasa yang mudah dipahami Proses mendalami mencari faktor Konselor menyimpulkan masalah yang
oleh klien. Dalam penstrukturan ini penyebab, akar permasalahan klien atau dialami oleh klien yang diawali dengan
dijelaskan tentang pengertian konseling, konseli yang akan dijadikan dasar dalam teknik penyimpulan pembicaraan, dan
tujuan, metode pelaksanaan dan asas proses pembinaan teknik penafsiran
konseling, dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami konseli

Tahap IV: Pembinaan


Tahap V: Penilaian
Pemberiaan solusi atau penyelesaian
Tahap yang menjadi standar acuan
masalah klien, dalam tahap ini diawali
keberhasilan dari proses konseling. Pada
dengan teknik merumuskan tujuan
tahap ini adalah teknik kontrak dalam
konseling, peneguhan hasrat, pemberian
konseling, teknik penilaian segera, dan
informasi, pemberian nasehat, pemberian
pengakhiran dengan doa dan motivasi
contoh, pemberian contoh pribadi, yang
dari konselor kepada klien..
disesuaikan dengan permasalah klien
Tipe Psikologis Lansia
1) Tipe kepribadian konstrukstif (construction personality)
2) Tipe kepribadian tergantung (dependent personality)
3) Tipe kepribadian mandiri (independent personality)
4) Tipe kepribadian bermusuhan (hosility personality)
5) Tipe kepribadian kritik diri (self hate personality)
Pendekatan Relevan dengan Karakteristik
Lansia
Pendekatan Psikoanalisis Pendekatan Konseling Pendekatan Konseling
Klasik Realitas Logotraphy (Religius)
• Tujuan konseling menurut • Fokus terhadap kondisi • Proses terapi pengobatan
pendekatan psikonanalisa masa kini, atau masa atau penyembuhan untuk
agar proses redukasi sekarang, sehingga menemukan makna hidup
terhadap ego menjadi lebih pendekatan ini sangat dan pengembangan
realistik dan rasional. relevan di lakukan pada spiritual seseorang
Maksudnya adalah tahap pembinaan masalah
menjadikan hal-hal yang klien.
tidak disadari klien
menjadi disadarinya.
KONSELING BAGI ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Ihda Roudhotul Jannah
PENDAHULUAN
• Adanya penilaian negative dari lingkungan terhadap ABK dan keluarganya akan
sangat berdampak bagi perkembangan ABK beserta keluarganya. Dampak yang jelas
sering ditemui adalah terhadap konsep diri, prestasi belajar, perkembangan fisik, dan
perilaku menyimpang yang dapat menyebabkan citra diri yang negativ dari ABK.
• ABK membutuhkan alat agar dirinya mampu mengatasi hambatan yang dialaminya
dan mampu hidup mandiri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Alat itu
diantaranya adalah melalui pendidikan. ABK juga butuh layanan yang mendukung
kepada keberhasilan belajar dan layanan yang memandirikan untuk mencapai
perkembangan yang optimal. Layanan itu adalah bimbingan dan konseling
PEMBAHASAN
1. Pengertian Bimbingan Konseling pada Anak 2. Tujuan dan Fungsi Konseling terhadap Anak Berkebutuhan
Berkebutuhan Khusus Khusus
Secara lebih rinci, tujuan konseling terhadap anak berkebutuhan khusus
di bagi menjadi:
Konseling bagi ABK adalah suatu kegiatan pelayanan
• Tujuan Umum
bantuan kepada anak berkebutuhan khusus disekolah oleh
guru BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan • Tujuan Khusus
terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu,
teratur dan berkesinambungan atau berkelanjutan. Secara umum fungsi bimbingan konseling dapat dibedakan menjadi
Pelaksanaan konseling terhadap ABK pada umumnya terjadi empat (Mortensen dan Schmuller, 1976 dan Moh. Surya, 1988):
dan dipelajari pada aktivitas di dunia pendidikan. Rata-rata, • Fungsi pencegahan (preventif)
di sekolah-sekolah luar biasa (SLB), sekolah untuk anak • Fungsi pemahaman (Pemahaman personal, Pemahaman lingkungan
autis, sekolah inklusi, dan pendidikan khusus ABK lainya kecil, Pemahaman lingkungan luas)
membutuhkan pelayanan konselor • Fungsi perbaikan
• Fungsi pengembangan dan penyaluran
Keterampilan-keterampilan yang Harus Diperhatikan oleh Seorang Konselor dalam
Konseling terhadap Anak Berkebutuhan Khusus

Kemampuan
Keterampila Keyakinan untuk paham Terbuka
Kemampuan Ketegaran Menguasai
n dan sikap dan bekerja untuk belajar
konseptual personal Teknik
interpersonal personal dalam sistem dan bertanya
sosial
Bentuk Layanan Konseling Terhadap
Anak Berkebutuhan Khusus

Untuk memberikan pelayanan sepenuhnya agar anak Model pelayanan ABK, pendidikan, dan kebutuhan
berkebutuhan khusus dapat menemukan jati diri dan
menjadi pribadi yang lebih baik adalah tujuan dan
• Layanan konseling terhadap ABK ini dibedakan
harapan konselor beserta orang tua atau wali yang menjadi:
bersangkutan: a. Model segresi
Adapun bentuk layanan konseling ABK adalah: b. Model Kelas Khusus
1. Jenis-jenis pelayanan konseling secara umum c. Model guru kunjung
• Layanan bimbingan akademik d. Sekolah terpadu
• Layanan bimbingan sosial pribadi
e. Sekolah inklusi (inclusive education)
• Layanan bimbingan karier
Penelitian tentang Konseling Anak
Berkebutuhan Khusus
1. Manajemen Bimbingan Konseling di SLB Paulus 2. Kesejahteraan Psikologis Anak Autis Ditinjau dari Layanan
Tomohon Bimbingan dan Konseling Berkebutuhan Khusus di Sekolah.
Penelitian yang dilakukan oleh Meisie Mangantes, Dosen Penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah dan Prio Utomo, dari
Pada Prodi Bimbingan Konseling FIP Universitas Negeri Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu, Indonesia
Manado pada 4 agustus 2021. pada Juni 2021. Hasil dari penelitian ini adalah Urgensi Layanan
Bimbingan dan Konseling di SLBN 01 Kota Bengkulu. Pertama,
pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SLBN 01 Kota
Bengkulu sepenuhnya berpedoman pada kurikulum 2013, ciri utama
Hasil dari penelitian ini adalah Keadaan program BK di
layanan ini me-nitik beratkan pada aspek peminatan.
sekolah, menurut Kepala Sekolah pelaksanaannya
diserahkan sepenuhnya kepada guru wali kelas masing- Kedua, implementasi layanan layanan bimbingan dan konseling di
masing dengan memperhatikan dengan memperhatikan SLBN 01 Kota Bengkulu sepenuhnya mengikuti rambu-rambu yang
dikeluarkan Permen No. 111 Tahun 2014 yaitu layanan peminatan, kuri-
pedoman BK, namun penerapannya disesuaikan dengan
kulum 2013 memuat program peminatan pe-serta didik, program
situasi dan kondisi masing-masing siswa layanan ini merupakan suatu proses pemilihan dan pengembalian
keputusan oleh peserta didik yang didasar-kan atas pemahaman potensi
diri.
DAFTAR PUSTAKA

• Abdurrachman. (1994). Pendidikan Luar Biasa Umum. Jakarta: Dikti


• Baihaqi dkk. (2006). Perspektif Anak dengan Kebutuhan Khusus. Bandung: Rineka Cipta. 
• http://prabowoandi.blogspot.com/2013/01/teknik-memberikan-layanan-bimbingan_9719.ht
ml
diakses pada tanggal 31 Agustus 2013 pukul 13.51. 
• Mangantes, Meisie. Manajemen Bimbingan Konseling di SLB Paulus Tomohon. Jurnal
Ilmiah Wahana Pendidikan. Vol. 7, No. 4, Agustus 2021.
• Zubaidah dan Utomo, Prio. Kesejahteraan Psikologis Anak Autis Ditinjau dari Layanan
Bimbingan dan Konseling Berkebutuhan Khusus di Sekolah. Jurnal Hawa: Studi Pengarus
Utamaan Gender dan Anak. Vol. 3, No. 1, Juni 2021, 25-32.

Anda mungkin juga menyukai