Anda di halaman 1dari 3

Tugas 3 Bimbingan Konseling

Nama : Rezza Aprilyanma

Kelas : 2 D
NIM : 2124220115

Prodi : Pendidikan Jasmani

Jawaban

1. Konsep dasar bimbingan dan konseling melibatkan bantuan profesional dalam membantu individu
mengatasi masalah, mencapai potensi maksimal, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Namun,
ada perbedaan mendasar antara keduanya:
Tujuan Utama:
 Bimbingan bertujuan untuk membantu individu mengembangkan pemahaman tentang diri
mereka sendiri, karir, dan keputusan yang diambil dalam kehidupan.Konseling bertujuan untuk
membantu individu mengatasi masalah emosional, psikologis, atau perilaku yang mengganggu
kesejahteraan mereka.
 Pendekatan dan Fokus:
Bimbingan cenderung lebih berorientasi pada pertanyaan terkait karir, pengambilan keputusan,
pengembangan diri, dan penyesuaian sosial.
Konseling lebih berfokus pada masalah emosional, hubungan interpersonal, konflik internal,
atau krisis psikologis.
 Jenis Masalah yang Dikaji:
Bimbingan mengatasi masalah terkait pengembangan pribadi, pendidikan, dan karir.Konseling
berurusan dengan masalah psikologis, emosional, dan perilaku yang memerlukan intervensi
profesional.
 Waktu dan Durasi:
Bimbingan bisa berlangsung dalam jangka waktu yang lebih singkat tergantung pada tujuannya,
seperti sesi singkat untuk pertanyaan karir atau pengambilan keputusan.Konseling sering
memerlukan lebih banyak sesi dan intervensi yang berkelanjutan, terutama untuk menangani
masalah yang kompleks atau kronis.Dengan demikian, meskipun bimbingan dan konseling
memiliki kesamaan dalam menyediakan bantuan profesional kepada individu, perbedaan dalam
tujuan, pendekatan, fokus, dan jenis masalah yang ditangani membantu membedakan
keduanya.
2. Pribadi yang efektif mengacu pada individu yang mampu mengelola dirinya sendiri dan berinteraksi
dengan orang lain dengan cara yang produktif dan positif. Beberapa ciri pribadi yang efektif antara lain:
 Keterampilan Komunikasi yang Baik: Mampu menyampaikan ide dan pendapat dengan jelas
dan lugas, serta mendengarkan dengan penuh perhatian.
 Pemecahan Masalah: Mampu mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi yang
diperlukan, dan mencari solusi yang efektif.
 Kemampuan Manajemen Waktu: Mengelola waktu dengan baik untuk menyelesaikan tugas -
tugas secara efisien dan efektif.
 Kemampuan Beradaptasi: Fleksibel dalam menghadapi perubahan dan mampu beradaptasi
dengan lingkungan baru atau situasi yang berubah.
 Empati dan Kolaborasi: Mampu memahami perasaan dan perspektif orang lain, serta bekerja
sama secara efektif dalam tim.
 Konsistensi dan Integritas: Bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang dipegang
teguh, serta dapat dipercaya dalam menjalankan tugas -tugasnya.
 Pengembangan Diri: Selalu berusaha untuk belajar dan berkembang, mengembangkan
keterampilan baru, dan meningkatkan kinerja secara berkelanjutan.
Pribadi yang efektif dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam berbagai bidang, baik dalam
karier maupun kehidupan pribadi, karena mampu mengelola diri dan berinteraksi dengan orang lain
secara efisien.
3. Pernyataan tersebut mengacu pada pentingnya kualitas baik dari konselor maupun konseli dalam
menentukan keefektifan sesi konseling. Berikut penjelasan lebih detailnya:
 Kualitas Konselor: Konselor yang berkualitas adalah mereka yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman yang memadai dalam bidang konseling. Mereka harus mampu
memahami dan menangani masalah konseli dengan baik, menggunakan teknik konseling yang
sesuai, dan memberikan dukungan serta bimbingan yang tepat.
 Kualitas Konseli: Konseli yang berkualitas adalah mereka yang terbuka terhadap proses
konseling, memiliki motivasi untuk berubah, dan mau bekerja sama dengan konselor untuk
mencapai tujuan konseling. Mereka juga harus mampu mengungkapkan perasaan, pikiran, dan
pengalaman mereka dengan jujur dan terbuka.
Dengan demikian, keefektifan konseling sangat dipengaruhi oleh interaksi antara kualitas konselor dan
konseli. Semakin baik kualitas konselor dalam memberikan layanan konseling dan semakin baik kualitas
konseli dalam menerima dan mengikuti proses konseling, maka semakin besar kemungkinan
tercapainya hasil yang positif dan memuaskan dari sesi konseling tersebut.
4. Beberapa permasalahan yang sering terjadi terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
dapat meliputi:
 Keterbatasan Sumber Daya: Banyak sekolah mengalami kendala dalam hal ketersediaan tenaga
konselor yang memadai dan memiliki kualifikasi yang sesuai, ruang konseling yang memadai,
serta dana untuk program bimbingan dan konseling yang optimal. Hal ini dapat menghambat
pelayanan yang maksimal bagi siswa.
 Batasan Waktu: Waktu yang terbatas juga menjadi masalah, di mana konselor sering kali
memiliki banyak tugas lain yang harus diselesaikan selain memberikan bimbingan dan konseling
kepada siswa. Hal ini dapat mengakibatkan kualitas layanan yang kurang optimal.
 Keterbatasan Pengetahuan Konselor: Beberapa konselor mungkin memiliki keterbatasan
pengetahuan atau keterampilan dalam mengatasi masalah-masalah khusus yang kompleks
seperti gangguan mental, pelecehan, atau masalah keluarga yang rumit.
 Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman: Baik dari pihak siswa, orangtua, maupun guru,
terkadang masih kurangnya kesadaran dan pemahaman akan pentingnya bimbingan dan
konseling. Ini bisa mengakibatkan minimnya partisipasi atau dukungan dalam program-program
bimbingan dan konseling di sekolah.
Sumber-sumber informasi untuk permasalahan tersebut merupatan pengalaman saya sendiri waktu
masih sekolah.
5. Fungsi pelaksanaan bimbingan konseling (BK) dalam konteks preventif, pengembangan, dan kuratif
memiliki peran yang berbeda namun saling melengkapi. Berikut ini argumen yang jelas untuk masing -
masing fungsi:
 Preventif:
 Kelebihan: Bimbingan konseling preventif bertujuan untuk mencegah masalah sebelum mereka
berkembang menjadi lebih serius. Ini dapat menghemat waktu, tenaga, dan sumber daya yang
diperlukan untuk mengatasi masalah yang lebih besar di masa depan.
 Argumen: Dengan memberikan layanan preventif, BK dapat membantu individu
mengembangkan keterampilan adaptif, meningkatkan kesejahteraan mental, dan mengurangi
risiko masalah psikologis atau perilaku di kemudian hari.
 Pengembangan:
 Kelebihan: Fungsi pengembangan BK fokus pada pertumbuhan dan perkembangan individu,
baik dari segi pribadi maupun akademis. Ini mencakup peningkatan keterampilan sosial,
pembangunan citra diri yang positif, dan pencapaian potensi maksimal.
 Argumen: Dengan mengoptimalkan fungsi pengembangan, BK dapat membantu individu
mengenali kekuatan dan kelemahan mereka, mengembangkan strategi penyesuaian diri yang
efektif, dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih
percaya diri.
 Kuratif:
Kelebihan: Fungsi kuratif BK berfokus pada intervensi dan pemulihan individu yang telah
mengalami masalah atau kesulitan psikologis atau emosional. Ini melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang masalah yang dihadapi individu dan penyediaan dukungan serta bimbingan
yang sesuai.
 Argumen: Dalam konteks kuratif, BK dapat membantu individu mengatasi masalah yang ada,
mengembangkan strategi pemecahan masalah, dan memulihkan kesehatan mental mereka
sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari

Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa ketiga fungsi tersebut saling terkait dan
penting dalam menyediakan layanan bimbingan konseling yang holistik dan efektif bagi individu.
Strategi yang komprehensif akan mempertimbangkan kebutuhan unik setiap individu serta tujuan
jangka pendek dan jangka panjang mereka.

Anda mungkin juga menyukai