Manajemen sumber daya manusia bidang pendidikan adalah segala usaha, baik dalam bentuk
kebijakan, kegiatan, pertimbangan, dan lain-lain yang dimaksudkan agar sumber daya manusia (yang
dalam hal ini adalah pendidik dan tenaga kependidikan) dapat mampu dan sejahtera dalam bekerja
secara maksimal untuk mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan manajemen dapat dilihat dari tingkat yang paling rendah, yaitu:
1. Tujuan personal
2. Tujuan fungsional
3. Tujuan organisasional
4. Tujuan layanan masyarakat secara nasional dan internasional
1
D. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia
Peran manajemen sumber daya manusia sebagai faktor sentral dalam organisasi dapat dikelompokkan
menjadi beberapa peran:
1. Peran Administrasi Manajemen Sumber Daya Manusia
2. Peran operasional Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Peran strategis Manajemen Sumber Daya Manusia
Peranan sumber daya manusia sangat esensial dalam menjalankan suatu organisasi karena manusia
adalah kunci dari semua persoalan. Meskipun peranan manajemen sumber daya manusia berada dalam
lingkup perusahaan atau organisasi pada umumnya, namun hal tersebut juga berlaku dalam lembaga
pendidikan. Tenaga pendidik dan kependidikan sebagai sumber daya manusia pendidikan memegang
peranan strategi terutama dalam upaya membentuk watak bangsa melalui pengembangan kepribadian
dan nilai-nilai yang diinginkan.
B. Desentralisasi Pendidikan
Desentralisasi pendidikan diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang dalam mengatasi
permasalahan di bidang pendidikan, namun harus tetap mengacu pada tujuan pendidikan nasional
sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan nasional.
Konsep desentralisasi pendidikan yang memfokuskan pada pemberian kewenangan yang lebih besar
pada tingkat sekolah dilakukan dengan motivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
2
5. Control local menjadi lebih besar melalui deregulasi
6. Pendidikan berbasis kebutuhan pasar
7. Menetralisasi pusat-pusat kekuasaan
8. Meningkatkan kualitas Pendidikan
1. Desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan dalam hal kebijakan pendidikan dan aspek
pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah (propinsi dan distrik)
2. Desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar di tingkat
sekolah
Supervisi pendidikan adalah suatu bentuk pelayanan, pembinaan dan koordinasi oleh supervisi kepada
guru-guru yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.
Arikunto mengidentifikasi sasaran supervisi ditinjau dari objek yang akan disupervisi, menjadi 3
kategori:
1) Supervisi akademik
2) Supervisi administrasi
3) Supervisi Lembaga
5
Supervisi klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu
pengembangan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data
secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku mengajar guru.
4. Model Artistik
Model artistik akan menampakkan dirinya dalam relasi dengan guru-guru yang dibimbingnya
sedemikian baiknya sehingga para guru merasa diterima.
6
C. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Madrasah
1. Merumuskan visi, misi dan tujuan lembaga yang jelas, serta berusaha keras mewujudkannya melalui
kegiatan riil sehari hari.
2. Membangun kepemimpinan yang benar-benar profesional (terlepas dari intervensi ideologi, politik,
organisasi, dan mazhab dalam menempuh kebijakan lembaga).
3. Menyiapkan pendidik yang benar- benar berjiwa pendidik sehingga mengutamakan tugas-tugas
pendidikan dan bertanggung jawab terhadap kesuksesan peserta didiknya.
4. Menyempurnakan strategi rekrutmen siswa secara proaktif dengan “menjemput” bahkan “mengejar”
bola.
5. Berusaha keras untuk memberi kesadaran pada para siswa bahwa belajar merupakan kewajiban paling
mendasaryang menentu masa depan mereka.
Secara umum, faktor pendukung yang utama dalam penerapan mutu terpadu adalah kepemimpinan
kepala madrasah, pendidikan dan pelatihan, komunikasi dan evaluasi.
Faktor Penghambat:
1. Belum adanya kebersamaan sikap terhadap kualitas
2. Perbedaan status sosial guru