Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROTEKNIK TENTANG

“ DEKALSIFIKASI TULANG DAN

ANATOMI PLATYHELMINTES”

Dosen Pengampu: M. Zulhariadi M.Pd

Oleh Kelompok IV

1. Rizkia Putri Maniah


2. Ertikawati Yuliana

JURUSAN TADRIS IPA-BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan penulisan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Mikroteknik. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
dekalsifikasi tulang dan juga pada anatomi platyhelmintes.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak, selaku yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga kami dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 21 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Dekalsifikasi Tulang
B. Anatomi Platyhelmintes
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
FILUM PLATYHELMINTHES
1. DEFINISI PLATYHELMINTHES
Fillum platyhelminthes termasuk kelompok hewan yang tidak memiliki
tulang belakang(invertebrata) pertama yang langsung dapat memperlihatkan
pembentukan lapisan dasar ketiga yaitu, mesodermis. Dengan adanya lapisan
mesodermis pada embrio inilah yang sangat membantu terbentuknya sebagian
besar sistem organ pada kelompok platyhelminthes ini dan pada kelompok-
kelompok hewan lainnya. Dengan terbentuknya mesodermis dan sistem organ
yang dibantu dengan mesodermis, maka terjadilah keadaan simetri bilateral dan
akan terdapat dua daerah, yaitu anterior dan fosterior. Tubuh bagian anterior
adalah bagian tubuh yang pertama kali akan menghadapi lingkungan pada waktu
berjalan, mempunyai paling banyak alat indera dibandingkan bagian fosterior.
Fillum platyhelminthes merupakan salah satu fillum yang paling primitif diantara
semua fila invertebrata. Fillum platyhelminthes dapat mengalami perubahan-
perubahan bentuk, mulai dari bentuk planuloid yang diradial menjadi bentuk
bilateral yang kompleks. Kata Platyhelminthes sendiri berasal dari bahasa Yunani,
yaitu Platy: Pipih dan Helminthes: Cacing. Pada umumnya tubuh cacing ini
berbentuk pipih dorso-pentral.Filum platyhelminthes ini sendiri memiliki 4 kelas,
yaitu Turbellaria, Monogenea, Trematoda, dan Cestoda. Namun, hanya pada
kelas Turbellaria saja yang bisa hidup dengan bebas, sedangkan pada ketiga kelas
yang lain mereka hidup sebagai parasit pada inang yang lainnya.
2. STRUKTUR TUBUH PLATYHELMINTHES
a. Tubuh platyhelminthes memiliki bentuk yang pipih atau tipis. Tubuhnya
terdiri dari perut, punggung, ujung kepala dan ujung ekor. Proglotid
merupakan platyhelminthes yang memiliki bagian tubuh yang beruas-
ruas. Tetapi ada juga beberapa jenis platyhelmintes yang tubuhnya lurus
tak beruas.Panjang tubuhnya ada yang sekitar 2 cm sampai ada yang
sepanjang 10 meter.
b. Struktur tubuh platyhelminthes memiliki bagian kepala berbentuk segitiga
dengan tonjolan seperti dua keping yang terletk disisi lateral yang
dinamakan Aurikel .
c. Memiliki panjang tubuh sekitar 5-25 mm dimana bagian tubuh sebelah
dorsal lebih gelap daripada sebelah venital.
d. Pada dorsal terdapat bintik mata yang berfungsi untuk membedakan gelap
dan terang sedangkan pada bagian venteral terdapat lubang mulut dimana
lubang mulut ini berhubungan dengan kerongkongan yang dindingnya
dilengkapi dengan otot, daging, sirkular, dan longitudinal
3. CIRI-CIRI PLATYHELMINTHES
3.1 Multiseluler
Platyhelminthes merupakan hewan multiseluler atau bersel banyak.
Bahkan seluruh sel-sel yang menyusun tubuhnya telah membentuk jaringan dan
organnya tersendiri.Oleh karena itu, platyhelminthes termasuk organisme yang
telah sendirinya memiliki organisasi tingkat organ, meskipun bentuk organ yang
dimiliki masih sangat sederhana.
3.2 Simetris Bilateral
Platyhelminthes termasuk hewan simetris bilateral. Sehingga bagian
tubuhnya bisa dibagi menjadi dua bagian yang sama besar, melalui garis sumbu
tubuh.
3.3 Tribloblastik
Pada lapisan embrional platyhelminthes sendiri tersusun atas 3 lapis, yaitu
lapisan epidermis, lapisan mesodermis, dan lapisan endoderm. Di setiap lapisan
akan berkembang dan mengalami deferensiasi menjadi jaringan dan organ(tidak
dapat kembali kebentuk semula).
3.4 Habitat di Air
Sebagian besar platyhelminthes ini memang hidup sebagai parasit. Ada
yang berupa Ekoparasit dan Endoparasit, ekoparasit adalah parasit yang hidup
dengan cara menempel(menumpang) ditubuh bagian luar makhluk hidup lain.
Sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup didalam tubuh makhluk
hidup lain.
4. SISTEM TUBUH PLATYHELMINTHES

a. Sistem Pencernaan Belum Sempurna

Sistem pencernaan platyhelmintes terdiri atas mulut dan usus,namun


platyhelminthes sendiri belum memiliki anus atau bagian khusus sebagai tempat
pengeluaranya. Pltyhelmintes yang hidup bebas contohnya adalah planaria,
didalam mulutnya juga terdapat faring yang dapat dijulurkan keluar. Sedangkan
platyhelminthes yang hidup sebagai parasit, dmulutnya terdapat alat hisap.

Alat eksresi pada platyhelmintes ini biasa disebut el api. Disebut sel api karena
bentuk selnya seperti nyala pentol korek api. Sel-sel api terletak dibagian dorsal
dan disusun secara berderet. Sistem eksresi platyhelminthes dilengkapi oleh
saluran memanjang dan sel api sebagai pori atau lubang keluarnya pengganti anus

c. Sistem Saraf
Sistem saraf platyhelminthes disebut sistem saraf tangga tali. Pada sistem
saraf ini sendiri terdiri atas sepasang ganglion otak dan serabut-serabut saraf.
Ganglion otak akan memanjang mulai dari bagian anterior sampai kebagian
posterior. Serabut-serabut saraf yang keluar dari ganglion otak akan saling
berhubungan dan membentuk seperti anak tangga.

d. Sistem Respirasi & Transparansi Belum Ada


Pada proses pertukaran oksigen dan karbondioksida pada Fillum platyhelminthes
dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuh atau kulit, karena belum
memiliki alat respirasi yang khusus, mereka lebih sering berespirasi melalui kulit
tubuhnya yang lembab. Sama halnya dengan sistem transportasi, karena belum
memiliki alat transportasi yang khusus, maka proses pengangkutan zat di dalam
tubuh terjadi dari sel ke sel secara difusi.
platyhelminthes merupakan hewan yang menghasilkan 2 macam gamet. Alat
penghasil gamet betina adalah ovum, saluran ovum, dan kelenjar kuning telur.
Sedangkan alat penghasil gamet jantan adalah testis, pori genetalia dan penis.

Anda mungkin juga menyukai