id
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Nama : Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes.
NIP : 19540505 198503 2 001 ................................................
Pembimbing Pendamping
Nama : Sutarmiadji Djumarga, Drs., M.Kes.
NIP : 19511211 198602 1 001 ................................................
Penguji Utama
Nama : Paramasari Dirgahayu, dr., Ph.D.
NIP : 19660421 199702 2 001 ................................................
Penguji Pendamping
Nama : Sutartinah Sri Handayani, Dra.
NIP : 19600709 198601 2 001 ................................................
Surakarta, ................................
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah dan disebutkan adalah daftar pustaka.
ABSTRAK
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Hasil Penelitian : Rata-rata waktu kematian cacing pada kontrol negatif 96 jam, 2
jam pada kontrol positif, 29,5 jam pada ekstrak putri malu 20%, 24,5 jam pada
ekstrak putri malu 40%, 16 jam pada ekstrak putri malu 60%, 12 jam pada ekstrak
putri malu 80%, 4 jam pada ekstrak putri malu 100%. Terdapat perbedaan yang
bermakna waktu kematian cacing pada semua kelompok uji (p<0,05).
ABSTRACT
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Muhammad Arif Nur Syahid, G0006120, 2009. Effect Putri Malu extract
(Mimosa pudica, Linn) on Ascaris suum mortality, Goeze In Vitro, Medical
Faculty, University of Sebelasmaret, Surakarta.
Methods : Experimental laboratoric, with post-test only with control group design
using 140 adult Ascaris suum, divided to seven groups. NaCl 0,9% for negative
control, Pirantel Pamoat 5mg/ml solution for positive control, and five
intervention using 20%, 40%, 60%, 80%, and 100% concentration of Mimosa.
Observation is done in every two hours until worm death and started count after
all worms deaths. Data analyzed with one way ANOVA test continued with Least
Significance Difference (LSD) using SPP for Window Release 17. Statistically
significant p<0,05.
Result : All Ascaris suum death in 96 hours at control negative, 2 hours at control
positive, 29,5 hours at 20% Mimosa pudica extract, 24,5 hour at 40% Mimosa
pudica extract, 16 hours at 60% Mimosa pudica extract, 12 hours at 80% Mimosa
pudica extract and 4 hours at 100% Mimosa pudica extract. There is significant
difference in Ascaris suum death time in all research group.
Conclusion : From the research result, it can be conclude that Extract Putri Malu
has effect on accelerating Ascaris suum mortality time.
KATA PENGANTAR
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena limpahan
nikmat, rahmat, hidayah, serta ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Ekstrak Putri Malu (Mimosa pudica, Linn)
terhadap Mortalitas Ascaris suum, Goeze In Vitro”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis bahyak mendapatkan
pengarahan, bimbingan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena
itu perkenankanlah dengan setulus hati penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr., MS, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sri Wahjono, dr., M.Kes. selaku Ketua Tim Skripsi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Cr. Siti Utari, Dra., M.Kes. sebagai pembimbing utama yang telah
berkenan memberikan waktu bimbingan, saran dan motivasi bagi penulis.
4. Sutarmiadji Djumarga, Drs., M.Kes. sebagai pembimbing utama yang
telah berkenan memberikan waktu bimbingan, saran dan motivasi bagi
penulis.
5. Paramasari Dirgahayu, dr., Ph.D. selaku penguji utama yang telah
memberikan nasehat, koreksi, kritik dan saran untuk menyempurnakan
penyusunan skripsi.
6. Sutartinah Sri Handayani, Dra. selaku penguji utama yang telah
memberikan nasehat, koreksi, kritik dan saran untuk menyempurnakan
penyusunan skripsi.
7. Bapak dan ibu yang selalu memberikan dorongan, doa dan bantuan moral
dan materi
8. Semua pihak yang telah memberi bantuan secara langsung maupun tidak
langsung sehingga terselesainya skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari kekurangan karena kerterbatasan waktu, tenaga dan pengetahuan
penulis. Oleh karena itu, dibutuhkan saran dan masukkan untuk menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi ilmu kedokteran pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR ISI
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………..... ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian……………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………… 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………………. 6
1. Ascaris lumbricoides, Linn .………………………….…. 6
2. Ascaris suum, Goeze ……………………………………. 10
3. Putri Malu……………………………………………….. 11
B. Kerangka Pemikiran…………………………………………. 16
C. Hipotesis……………………………………………………… 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………………………….. 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………. 18
C. Obyek Penelitian……………………………………………. 18
D. Teknik Sampling……………………………………………. 18
E. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………….. 18
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………… 19
G. Rancangan Penelitian………………………………………. 22
H. Alat dan Bahan……………………………………………… 23
I. Cara Kerja…………………………………………………... 23
J. Teknik Analisis data………………………………………… 28
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian…………………….…………………. 29
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Analisis Data………………………………………………… 31
BAB V PEMBAHASAN……………………………………………….. 34
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan…………………………………………………… 38
B. Saran……………………………………………………….. 38
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 39
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2. Uji Statistik One Way ANOVA rerata waktu kematian cacing
Lampiran 3. Uji Statistik Least Significance Difference (LSD) rerata waktu
kematian cacing
Lampiran 4. Foto-foto hasil penelitian
Lampiran 5. Surat keterangan pembuatan ekstrak
Lampiran 6. Surat ijin penelitian dari Dinas Pertanian Kota Surakarta
BAB I
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Populasi dengan resiko tinggi adalah di Asia, Afrika, Amerika Latin dan
USSR (David, 2008 ; Kazura JW, 2008). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi
anak usia sekolah dasar. Di Indonesia prevalensi askariasis masih tinggi antara
60-90% tergantung pada lokasi dan sanitasi lingkungan, terutama pada anak-
dieksresikan dalam bentuk utuh dan metabolitnya, hal inilah yang membuat
pirantel pamoat dan mebendazol sangat efek dan selektif memberantas cacing
yakni diare dan sakit perut. Selain itu, pemberian dosis tunggal pada tikus
dianjurkan untuk wanita hamil dan juga anak usia dibawah dua tahun
askariasis yang tidak memiliki efek samping dan kontra indikasi seperti pada
tradisional.
terdapat di Indonesia, baik yang sudah dijadikan obat kimia sintetik maupun
yang terdapat dalam biji lamtoro (Leucaena glauca, Benth) dan biji lamtoro
oleh masyarakat sebagai obat cacing (Anwar, 2005). Mimosin identik dengan
cacing yang menyebabkan cacing mati dalam keadaan kaku (Eduardo, 2005).
protein tubuh cacing (Harvey dan John, 2005; Duke, 2009b). Selain biji
senyawa mimosin dan tannin yang kadarnya lebih tinggi dari senyawa tannin
Tumbuhan putri malu tumbuh liar di tepi jalan, lapangan terlantar, dan
Tapi masih sedikit orang yang mengetahui bahwa putri malu mengandung
senyawa aktif tannin dan mimosin. Hal ini yang membuat penulis tertarik
cacing gelang. Cacing gelang yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Ascaris suum, Goeze yang terdapat dalam usus babi. Peneliti menggunakan
askariasis, juga secara morfologi Ascaris suum hampir sama dengan Ascaris
B. Perumusan Masalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak putri malu (Mimosa pudica, Linn)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat aplikatif
sebagai antihelmintik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
a. Taksonomi
Subkingdom : Metazoa
Filum : Nemathelminthes
Kelas : Nematoda
Bangsa : Ascaridia
Superfamili : Ascaridoidea
Famili : Ascarididae
Marga : Ascaris
b. Morfologi
butir sehari, terdiri dari telur yang dibuahi dan tidak dibuahi
Telur cacing ini mempunyai kulit telur yang tak berwarna yang sangat
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
terdapat suatu selubung vitelin tipis tetapi lebih kuat dari pada kulit
telur. Telur yang dibuahi mengandung sel telur (Ovum) yang tak
bersegmen. Di setiap kutub telur yang berbentuk lonjong atau bulat ini
berbentuk bulan sabit (Utari, 2002). Telur yang telah dibuahi ini jika
tubuh hospes hanya terdapat cacing betina. Telur ini bentuknya lebih
cokelat dengan lapisan albumin yang tidak teratur. Sel telur mengalami
ini akan matang dan menjadi bentuk yang infektif dalam waktu 21 hari
dalam lingkungan yang sesuai. Bentuk infektif ini, jika tertelan oleh
melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva ini menuju faring,
rangsangan ini dan larva akan tertelan ke dalam oesofagus, lalu menuju
ditemukan cacing dewasa yang keluar lewat anus, hidung, atau mulut
e. Pengobatan
sebagai garam pamoat yang berbentuk kristal putih yang bersifat labil.
tersedia dalam bentuk sirup berisi 10 mg/ml serta tablet 100 mg.
ini mirip dengan Ascaris Lumbricoides, Linn. dalam hal menginfeksi babi
dengan yang diakibatkan oleh Ascaris suum, Goeze, juga deretan gigi dan
Hospes yang penting untuk cacing ini adalah babi tetapi cacing ini
dapat juga menjadi parasit pada manusia, kambing, domba, anjing, ayam
terinfeksi Ascaris suum terjadi lesi hepatik karena migrasi dari larva
Ascaris suum. Ascaris suum memiliki siklus hidup dan cara infeksi yang
(Miyazaki, 1991).
3. Putri Malu
a. Sinonim
b. Nama Daerah
Jawa : kucingan
c. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Mimosa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
d. Morfologi Tanaman
1) Akar
(Dalimartha, 2008).
2) Batang
panjang sekitar 2 mm. Batang muda berwarna hijau dan batang tua
3) Daun
(Dalimartha, 2008).
4) Bunga
telah layu, tapi jika matahari terbit keesokan paginya, bunga itu
5) Buah
halus di seluruh bagian kulit buah, sedang pada buah putri malu,
biji, dan ketika buah telah masak, buah putri malu akan meletup
2008).
e. Kandungan Kimia
(Molina dkk., 1999), selain itu ekstrak etanol putri malu juga
mencit betina, Rattus nowergicus. Selain itu khasiat lainya antara lain
mati dalam keadaan kaku (Eduardo, 2005) dan melalui depresi motorik
antibakteri.
efek vermifuga dengan cara merusak protein tubuh cacing (Harvey dan
dan Hoste, 2006; Iqbal dkk 2007; Cenci dkk, 2007; Anthanasiadou
B. Kerangka Pemikiran
Mimosin Tannin
Jenis Cacing
Umur cacing
Panjang Cacing
Kepekaan cacing
Konsentrasi Larutan Uji
Umur tanaman
Suhu Percobaan
Kematian Cacing
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Waktu Penelitian
D. Objek Penelitian
kontrol negatif dengan larutan NaCl 0,9%, kontrol positif dengan pirantel
pamoat, dan kelompok perlakuan ekstrak putri malu kosentrasi 20%, 40%,
E. Teknik Sampling
dengan cara menyamakan ukuran panjang cacing dan jenis cacing serta tidak
F. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas
2. Variabel Tergantung
Waktu kematian semua cacing (dalam jam) pada tiap rendaman setelah
pemberian perlakuan.
3. Variabel Perancu
putri malu (akar, daun dan batang) yang telah dikeringkan dalam oven
pada suhu 400C kemudian dihaluskan dan diayak dengan pengayak nomor
40.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ekstrak kental putri malu dari proses perkolasi dengan satuan volume
dilakukan tiap 2 jam hingga semua cacing mati. Cacing dianggap mati
larutan garam fisiologis sebagai kontrol negatif dan dalam larutan pyrantel
fisiologis untuk mengetahui lama hidup cacing gelang di luar tubuh babi.
antihelmintik ekstrak putri malu dengan obat untuk askariasis yang beredar
a. Jenis Cacing
Jenis cacing yang digunakan adalah cacing pada usus halus babi
b. Ukuran Cacing
c. Suhu Percobaan
a. Umur cacing
karena cacing yang didapat adalah cacing yang berasal dari usus babi
yang tidak dapat dipastikan kapan babi tersebut terinfeksi cacing dan
yang digunakan ditanam. Pada penelitian ini tanaman putri malu yang
H. Rancangan Penelitian
Inkubasi pada suhu 370C Inkubasi pada suhu 370C Inkubasi pada suhu 370C
3. Gelas ukur
4. Pinset Anatomis
5. Labu takar
7. Inkubator
9. Larutan uji dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100 %
J. Cara Kerja
a. Pengambilan Bahan
kertas saring dibentuk silinder dan diikat dengan tali, lalu dimasukkan
kadar mimosin dan tannin yang terdapat dalam Mimosa pudica. Tumbuhan
24 jam, dengan kadar mimosin pada biji lamtoro 6,40 % - 8,70% dan
kadar tanninnya sebesar 68000 ppm sedangkan pada biji lamtoro gung
kadar mimosin sebesar 2,08 % - 2,32 % dan tannin sebesar 84000 ppm
malu 100%
3. Langkah Penelitian
(n-1) (t-1) ≥ 15
Keterangan :
n = besar sampel
perlakuan, maka:
(n-1)(t-1) > 15
(n-1)(7-1) > 15
7n > 23
n > 3,28
masing kelompok.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Penelitian pendahuluan
sebanyak 5 ekor
c. Penelitian akhir
sebanyak 5 ekor
K. Analisis Data
dengan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD. Uji One Way Anova
waktu kematian cacing yang berbeda secara ignifikan atau tidak (α=0,05). Uji
Post Hoc LSD adalah uji untuk membandingkan perbedaan mean antar
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Penelitian Pendahuluan
berikut ini :
100
96
90
80
70
60
50
40
29,5
30 24,5
20 16
12
10 4 2
0
NaCl 0,9% ekstrak 20% ekstrak 40% ekstrak 60% ekstrak 80% ekstrak 100% pirantel
pamoat
Gambar 4.1. Grafik Rerata Waktu Kematian cacing
konsentrasi 100% menunjukkan waktu kematian yang lebih lama dari pada
Dari hasil penelitian pada tabel 4.2 maka dapat diketahui besar
100
90
80
70
60
50 pirantel pamoate
40 ekstrak putri malu
30
20
10
0
20% 40% 60% 80% 100%
Dari data hasil penelitian pada tabel 4.2. yang berupa lama waktu
kematian cacing dianalisis dengan uji one way ANOVA (α = 0,05). yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD. Data diolah dengan program
1. Uji Anova
Hasil Penelitian pada tabel 4.2., setelah diuji dengan uji one way
tran_waktukematiancacing
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 181.492 6 30.249 969.407 .000
Within Groups .655 21 .031
Total 182.147 27
Dari Dari tabel uji ANOVA diketahui bahwa Ftabel untuk derajat
adalah 969,407 sehingga Fhitung > Ftabel. Selain itu dari uji ANOVA
kelompok.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
PEMBAHASAN
pada larutan NaCl 0,9% untuk mengetahui lama hidup cacing Ascaris suum di
luar tubuh babi sebagai hospes utamanya. Hasil uji pendahuluan pada tabel 4.1
diketahui rata-rata cacing pada larutan NaCl 0,9% adalah 96 jam. Hasil ini
Hasil penelitian pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa hasil rerata waktu
kematian cacing adalah 29,5 jam pada konsentrasi ekstrak 20%, 24,5 jam pada
konsentrasi ekstrak 40%, 16 jam pada konsentrasi ekstrak 60%, 12 jam pada
konsentrasi ekstrak 80% dan 4 jam pada konsentrasi ekstrak 100%. Hal ini
yang semakin meningkat. Ini menunjukkan bahwa ekstrak putri malu memang
kematian cacing pada konsentrasi yang lebih tinggi seperti pada gambar 4.1.
didapatkan waktu kematian cacing pada semua ulangan adalah 2 jam. Hal ini
menunjukkan bahwa efek antihelmintik ekstrak putri malu masih lebih lemah jika
Absorbsi pirantel pamoate melalui usus tidak baik dan sifat ini memperkuat
efeknya yang selektif pada cacing. Karena tidak diserap usus maka tidak diketahui
kadarnya dalam darah dan diekskresikan dalam tinja juga urin dalam bentuk utuh
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
digunakan konsentrasi 5mg/ml dengan cara melarutkan satu tablet pirantel pamote
cacing yang signifikan pada ketujuh kelompok perlakuan maka dilakukan Uji one
way ANOVA. Berdasarkan analisis uji one way ANOVA pada tabel 4.3 di dapat
Fhitung sebesar 969,407 dengan taraf signifikansi = 0,05 diperoleh nilai Ftabel
sebesar 2,572. Sehingga diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, dengan demikian rata-rata
rerata waktu kematian cacing yang terbentuk antar kelompok perlakuan dilakukan
konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80% dan 100% dengan kelompok kontrol memiliki
nilai probabilitas 0,000 yang berarti p<0,05. Hal ini berarti rata-rata lama
Begitu juga antara kelompok ekstrak putri malu konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%
dan 100% dengan kelompok obat standar juga memiliki nilai probabilitas 0,000
Dari hasil penelitian terlihat bahwa ekstrak putri malu memiliki efek
antihelmintik. Pada gambar 4.1 terlihat pada konsentrasi ekstrak putri malu yang
Hal ini sesuai dengan teori sebelumnya yang menyebutkan bahwa putri
malu memiliki efek antihelmintik. Efek antihelminitik dari putri malu mungkin
dikarenakan kandungan zat aktif tannin dan mimosin pada putri malu. Senyawa
mimosin bersifat neurotoksik terhadap cacing dengan jalan menghambat kerja dari
permukaan tubuh cacing menjadi tidak permeabel lagi terdapat zat diluar tubuh
cacing (Brunet dan Hoste, 2006; Iqbal dkk 2007; Cenci dkk, 2007; Anthanasiadou
dkk, 2001).
Daya antihemintik dari zat aktif tannin dan mimosin juga telah dibuktikan
oleh Anwar (2005) yang membandingkan efek antihelmintik ekstrak biji lamtoro
(Leucaena glauca, Benth) dan ekstrak biji lamtoro gung (Leucaena leucocephala
Lamarck de Wit) yang juga mengandung senyawa aktif tannin dan mimosin.
Anwar (2005) menyatakan bahwa ekstra biji lamtoro memiliki efek antihelmintik
yang lebih lemah daripada ekstrak biji lamtoro gung pada konsentrasi yang sama
terhadap Ascaris suum. Namun efek antihelmintik dari ekstrak putri malu lebih
kuat dari pada efek antihelmintik ekstrak biji lamtoro dan biji lamtoro gung pada
konsentrasi sama pada penelitian Anwar (2005), hal ini mungkin dikarenakan
ekstrak herba putri malu memiliki kadar tannin dan mimosin yang lebih besar
sehingga cacing mati dalam keadaan spastik. Pirantel pamoate juga menghambat
penelitian ini juga diketahui bahwa pirantel pamoate memiliki efek antihelminitik
yang lebih kuat daripada ekstrak putri malu pada semua konsentrasi.
Pada tabel 4.3 dan pada gambar 4.2 diketahui perbandingan daya
sebagai kontrol positif. Pada konsentrasi 100% ekstrak putri malu memiliki daya
putri malu setengah dibandingkan efektivitas pirantel pamoat, ekstrak putri malu
terkhusus pada askariasis karena efek samping yang terdapat dalam pirantel
ditemukan pada penggunaan ekstrak putri malu sebagai obat cacing. Selain itu
penggunaan pirantel pamote pada wanita hamil dan anak usia dibawah 2 tahun
tidak dianjurkan dan masih dalam kontroversi. Dari beberapa kekurangan pirantel
pamoate yang tidak terdapat dalam ekstrak putri malu, menjadi alasan kuat
BAB VI
A. Simpulan
B. Saran
2. Perlu dilakukan uji pra kinik (uji toksikologi) untuk mengetahui keamanan
manusia.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Cenci FB, Louvandini H, McManus CM, Dell'Porto A, Costa DM, Araújo SC,
Minho AP, Abdalla AL. 2007. Effects of condensed tannin from Acacia
mearnsii on sheep infected naturally with gastrointestinal helminthes. Vet
Parasitol. ;144(1-2):132-137
Dalimartha S. 2008. 1001 Resep Herbal. Penebar Swadaya : Jakarta. Hal 56-57
Ganiswara S.G. (eds). 2007. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Gaya Baru : Jakarta.
Hal :523-536
Hakim D.A.R. 2004. Uji Daya Bunuh Ekstrak Rimpang Temu Ireng (Curcuma
aeruginosa Roxb) terhadap Ascaris suum secara In Vitro. Fakultas
Kedokteran Universitas Sultan Agung. Skripsi
Herawati M.H. 2000. Berbagai Jenis Tumbuhan yang Berkhasiat sebagai Obat
Kecacingan. Media Litbang Kesehatan Vol. 10 . Hal: 235-239
Iqbal Z, Sarwar M, Jabbar A, Ahmed S, Nisa M, Sajid MS, Khan MN, Mufti KA,
Yaseen M. 2007. Direct and indirect anthelmintic effects of condensed
tannins in sheep. Vet Parasitol. 144(1-2):125-131
Katzung B.G. 2004. Farmakologi dasar dan Klinik. Salemba Empat . Jakarta. Hal
: 259, 286-287
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Kazura JW. 2008. Nematode infections. In: Goldman L, Ausiello D, eds. Cecil
Medicine. 23rd ed. Philadelphia, Pa: Saunders Elsevier; 2007: chap 378.
Sudarmono S. (eds). 2008. Buku Ajar Infeksi dan Pediatri Tropis ed 2. Badan
Penerbit IDAI: Jakarta. Hal : 370-376
Pohan H.T. 2006. Penyakit Cacing yang Ditularkan Melalui Tanah. Dalam : Ilmu
Penyakit Dalam. Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia: Jakarta. Hal : 1764
Utari Cr. S. ,2002. Infeksi Nematoda Usus. Sebelas Maret University Press.
Surakarta. Hal : 3 – 11