Anda di halaman 1dari 64

JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : ALAT UKUR DASAR

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 19 APRIL 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mengukur perubahan volume zat cair setelah dimasukkan benda.


2. Menggunakan jangka sorong dan mikrometer sekrup sebagai pengukur panjang
dan tebal benda.
3. Mengenal besar ketelitian pengukuran dari alat-alat ukur dasar.

TINJAUAN PUSTAKA

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan untuk
mengukur panjang suatu benda dengan ketelitian hingga 0.1 mm. ( Alonso,
1994).

Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
benda dengan ketelitian seperseratus milimeter. Terdiri dari dua pasang
rahang. Rahan pertama digunakan untuk mengukuur diameter dalam,
sedangkan pasangan yang kedua digunakan untuk mengukur diameter luar.
( Sri Waluyanti, 2015).

Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang terdri atas skala utama,
skala nonius, rahang pengatur garis luar, dan pengukur kedalaman.
(saripuddin, 2007).

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang menpunyai


ketelitian tertinggi. Tingkat ketelitian mikrometer sekrup mencapai 0.01 m
atau 0.001 cm. Dengan ketelitiannya yang sangat tinggi, mikrometer sekrup
dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dari benda yang sangat kecil
maupun tipis seperti pisau, kertas, silet maupun kawat. (Mohammad Ishaq,
2007).
DATA PENGAMATAN

Alat dan Bahan

No Alat dan Bahan Jumlah


1 Janka Sorong 1
2 Gelas (berbeda ukuran) 2

a. Hasil dari Pengamatan

No Lebar dasar statis Diameter Kedalaman Diameter


Lubang (D) lubang (L’) batang (D’)
1 4.51 6.915 7.62 6.633
2 5.61 7.605 10.135 6.23
Rata² 5.07 7.62 8.8775 6.43
(L,D)

b. Perhitungan ∆L atau ∆D dengan menggunakan rumus ∆L=Lrata²-L


atau Drata²-D

No Lebar dasar statis Diameter Kedalaman Diameter


Lubang (D) lubang (L’) batang (D’)
1 4.51 0.345 1.257 -0.203
2 -4.51 -0.345 -1.257 0.203
Rata² 0 0 0 0
(∆L-∆D)
PENGOLAHAN DATA

 Untuk menukur lebar dasar statis


1. Dik :
SU = 4.5 cm
SN = 2 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 4.5 +(2x0.005)

= 4.51 mm

2. Dik :
SU = 5.6 cm
SN = 6 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 5.6 +(6x0.005)

= 5.63 mm

 Untuk mengukur diameter lubang


1. Dik :
SU = 6.9 cm
SN = 3 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 6.9 +(3x0.005)

= 6.915 mm
PENGOLAHAN DATA

2. Dik :
SU = 7.6 cm
SN = 1 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 7.6+(1x0.005)

= 7.605 mm

 Untuk mengukur kedalaman lubang


1. Dik :
SU = 7.2 cm
SN = 4 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 7.2 +(4x0.005)

= 7.62

2. Dik :
SU = 10.1 cm
SN = 7 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 10.1 +(7x0.005)

= 10.135mm
PENGOLAHAN DATA

 Untuk mengukur diameter batang


1. Dik :
SU = 6.3 cm
SN = 5.5 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 6.3 +(5.5x0.005)

= 6.33 mm

2. Dik :
SU = 6.2 cm
SN = 6 mm

Dit : Hitungan Pengukuran (HP)

HP= SU+(SN x 0.005)


HP= 6.2+(6x0.005)

= 6.23 mm
PEMBAHASAN

Jangka sorong

Jangka sorong adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur


suatu benda dengan tingkat ketelitian seperseratus milimeter. Terdiri dari
dua pasang rahang, pasanngan rahang pertama digunakan untuk
mengukur diameter dalam, sedangkan pasangan rahan kedua digunakan
untuk mengukur diameter luar. Jangka sorong juga terdiri dariskala utama
dan skala nonius.

Membaca skala Jangka Sorong

Cara membaca skala jangka sorong yaitu mula-mula perhatikan


skala nonius yang pertama, yang berimpit dengan skala utama, hitunglah
berapa skala higga ke angka nol. Jika dimisalkan pada jangka sorong skala
yang brimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya skala tersebut
0.4 mm. Selanjutnya perhtikan skala utama, setelah angka nol mundur
kebelakang menunjukkan angka angka 5.7 cm. Sehingga diameter yang
diukur adalah : 4.7+(4x0.005) = 4.72

Dengan menggunakan rumus :

HP= SU+(SN x 0.005

Prinsip utama menggunakan jangka sorong adalah apabila kunci


yang terdapat pada jangka sorong dilonggarkan, maka papan skala nonius
dapat digerakkan sesuai keperluan.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan


bahwa :

1. Jangka sorong adalah alat ukur panjang yang dapat digunakan


untuk mengukur panjang, diameter benda, diameter luar benda,
dan kedalaman benda.
2. Jangka sorong terdiri dari dua skala, yaitu skala utama dan skala
nonius.
3. Ketelitian jangka sorong yang digunakan dala 0.005 mm.
4. Perhitungan jangka sorong yang digunakan adalah rumus :

HP= Skala Utama +(Skala Nonius x 0.005 )

5. Secara umum jangka sorong terdiri atas 2 bagian, yaitu rahang


tetap dan rahang geser.
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, dkk. 1994. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga.

Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Saripudin. 2007. Fisika Untuk SMA. Jakarta: Erlangga.

Waluyanti, Sri. 2015. Alat Ukur dan Pengukuran. Jakarta : Depdiknas.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : HUKUM ARCHIMEDES

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 26 APRIL 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Menyelidi perbedaan berat benda di udara dan di dalam fluida.


2. Menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
3. Untuk membuktikan peristiwa tenggelam,melayang,dan mengapungnya suatu
benda dan apa pengaruh garam yang dicampurkan dalam air terhadap keadaan
benda tersebut

TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu


cairan akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat
cairan yang dipindahkan . (Ready Susanto , 2007)

Ketik sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian didalam zat cair,
zat cair akan memberikan gaya apung (keatas) pada benda, dimana besarnya
gaya tersebut sama dengan zat cair yang dipindahkan . (Giancolly , 1989)

Jika sebuah benda dimsukkan kedalam air, maka permukaan air akan
terdesak (naik). Oleh karena itu berat benda seolah-olah menjadi ringan, hal ini
disebabkan karena adanya gaya keatas yang mendorong benda tersebut .
(Roger Freedman , 2002)

Ketika benda yang dimasukkan kedalam fluida yang memiliki berat


lebih kecil dari pada fluida tersebut, maka benda tersebut akan mengapung.
Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung yang terjadi karena adanya
perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida
bertambah terhadap kedalaman, semakin dalam fluida (zat cair) maka semakin
besar tekanan fluida tersebut . (Haliday dan Resnick , 1991)
DATA PENGAMATAN

 Alat dan bahan

NO Alat dan bahan Jumlah


1 Gelas kimia 1
2 Sendok 1
3 Tissue -
4 Telur 1
5 Air -
6 garam -

 Langkah-langkah percobaan
1. Gelas yang telah diisi air (tidak terisi penuh)dimasukkan telur sambil
diamati apa yang akan terjadi.
2. Gelas tersebut kemudian dimasukkan satu sendok garam dan
diaduk secara perlahan sambil mengamati apa yang akan terjadi
pada telur.
3. Kemudian menambahkan satu sendok garam kedalam gelas
tersebut lalu diaduk secara perlahan dan diamati apayang terjadi
pada telur.
4. Kemudian ditambahkan satu sendok garam kedalam gelas tersebut
diaduk secara perlahan dan diamati apa yang terjadi pada telur.

 Tabel data pengamatan

Banyak garam (sendok) Peristiwa yang terjadi


- Tenggelam
1 Tenggelam
2 Melayang
3 Terapung (keadaan telur tegak
lurus)
4 Terapung (keadaan telur miring)
DATA PENGAMATAN

 Hasil pengamatan

No Gambar awal Hasil pengamatan


1

150 ml
200 ml

- Telur tenggelam
2

215 ml
215 ml

1 sendok garam Telur tenggelam


3

220 ml
220 ml

+ 1 sendok garam Telur melayang


4

225 ml 230 ml

+ 1 sendok garam Telur terapung


5

230 ml 235 ml

+ 1 sendok garam Telur terapung


PENGOLAHAN DATA

 Mengapung
Sebuah benda dikatakan mengapung apabila gaya angkat
keatas lebih besar dari gaya berat benda. Hanya sebagian
kecil bagian benda yang masuk kedalam air. Massa jenis
fluida lebih besar dari massa jenis benda.
Misalnya : kayu,gabus,tutup botol, kapal laut, Dll.

 Melayang
Benda melayang jika seluruh benda tercelup ke air tetapi
tidak menyentuh dasar. Gaya tekan keatas sama dengan
gaya berat benda. Massa jenis benda sama dengan massa
jenis fluida (air).
Misalnya : kapal selam,telur ayam yang dapat melayang di
dalam air garam, juru selam dalam laut,dll.

 Tenggelam
Benda tenggelam karna gaya berat benda lebih besar dari
gaya tekan keatas. Gaya angkat sudah tidak kuat lagi
menahan gaya berat sehingga benda jatuh ke dasar fluida
(air).
Misalkan : besi,batu,dll.
PENGOLAHAN DATA

Fatimah sedang mengukur sebuah benda dengan volume 20 m3 dan massa


jenis zat cair yaitu 1x103 . maka hitunglah gaya keatas dari benda tersebut
jika diketahui percepatan gravitasi yaitu 10 N/kg .

Jawab

FA = P.V.G

Diketahui : g= 10 N/Kg

P = 1x103

V = 20 m3

Ditanya : FA ?

FA = P.V.g

= 1x103 . 20 .10

=200x103

=2x105
PEMBAHASAN

Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, sebuah benda yang


tercelup sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya keatas atau gaya
apung yang besarnya sama dengan fluida yang dipindahkan.
Dalam hukum Archimedes ini benda akan mengalami 3 peristiwa
yaitu :
1. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan tenggelam
apabila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
2. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan melayang
apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
3. Mengapung
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan mengapung
apabila massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair.

Untuk menghitung besar gaya keatas kita dapat menggunkan


rumus sebagai berikut :
FA = ρ . v . g
Keterangan : FA : Gaya apung (N)
Ρ : Massa jenis zat cair (kg/cm3)
V : Volume benda yang tercelup (m3)
g : percepatan gravitas (N/kg)
Garam berfungsi sebagai memperbesar massa jenis zat cair
dengan begitu semakin banyak garam yang dilarutkan maka semakin
besar massa jenis zat cairnya.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa:

1. Suatu benda dikatakan tenggelam, karebna massa jenis benda lebih


besar dari pada massa jenis air.

2. Suatu benda dikatakan melayang karena massa jenis benda sama


dengan masssa jenis air.

3. Suatu benda dikatakan mengapung karena massa jenis benda lebih kecil
dari pada massa jenis air.

4. Garam dapat menambah atau memperbesar massa jenis air.

5. Gula dan madu tudak dapat menambah atau memperbesar massa jenis
air.
DAFTAR PUSTAKA

Freedman, Roger . 2002 . Fisika Universitas (terjemahan) . Jakarta : Erlangga

Giancolly . 1989 . Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga

Halliday dan Renick . 1991 . Fisika jilid I (terjemahan) . Jakarta : Erlangga

Susanto , Ready . 2007. Ensilokpedi Tokoh Sains . Jakarta : PT.Kiblat Buku


Utama
JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : HUKUM ARCHIMEDES

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 26 APRIL 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Menyelidi perbedaan berat benda di udara dan di dalam fluida.


2. Menyelidiki hubungan gaya keatas dengan berat zat cair yang dipindahkan.
3. Untuk membuktikan peristiwa tenggelam,melayang,dan mengapungnya suatu
benda dan apa pengaruh garam yang dicampurkan dalam air terhadap keadaan
benda tersebut

TINJAUAN PUSTAKA

Sebuah benda yang tenggelam seluruhnya atau sebagian dalam suatu


cairan akan mendapatkan gaya angkat ke atas yang sama besar dengan berat
cairan yang dipindahkan . (Ready Susanto , 2007)

Ketik sebuah benda tercelup seluruhnya atau sebagian didalam zat cair,
zat cair akan memberikan gaya apung (keatas) pada benda, dimana besarnya
gaya tersebut sama dengan zat cair yang dipindahkan . (Giancolly , 1989)

Jika sebuah benda dimsukkan kedalam air, maka permukaan air akan
terdesak (naik). Oleh karena itu berat benda seolah-olah menjadi ringan, hal ini
disebabkan karena adanya gaya keatas yang mendorong benda tersebut .
(Roger Freedman , 2002)

Ketika benda yang dimasukkan kedalam fluida yang memiliki berat


lebih kecil dari pada fluida tersebut, maka benda tersebut akan mengapung.
Hal ini disebabkan karena adanya gaya apung yang terjadi karena adanya
perbedaan tekanan fluida pada kedalaman yang berbeda. Tekanan fluida
bertambah terhadap kedalaman, semakin dalam fluida (zat cair) maka semakin
besar tekanan fluida tersebut . (Haliday dan Resnick , 1991)
DATA PENGAMATAN

 Alat dan bahan

NO Alat dan bahan Jumlah


1 Gelas kimia 1
2 Sendok 1
3 Tissue -
4 Telur 1
5 Air -
6 garam -

 Langkah-langkah percobaan
5. Gelas yang telah diisi air (tidak terisi penuh)dimasukkan telur sambil
diamati apa yang akan terjadi.
6. Gelas tersebut kemudian dimasukkan satu sendok garam dan
diaduk secara perlahan sambil mengamati apa yang akan terjadi
pada telur.
7. Kemudian menambahkan satu sendok garam kedalam gelas
tersebut lalu diaduk secara perlahan dan diamati apayang terjadi
pada telur.
8. Kemudian ditambahkan satu sendok garam kedalam gelas tersebut
diaduk secara perlahan dan diamati apa yang terjadi pada telur.

 Tabel data pengamatan

Banyak garam (sendok) Peristiwa yang terjadi


- Tenggelam
1 Tenggelam
2 Melayang
3 Terapung (keadaan telur tegak
lurus)
4 Terapung (keadaan telur miring)
DATA PENGAMATAN

 Hasil pengamatan

No Gambar awal Hasil pengamatan


1

150 ml
200 ml

- Telur tenggelam
2

215 ml
215 ml

1 sendok garam Telur tenggelam


3

220 ml
220 ml

+ 1 sendok garam Telur melayang


4

225 ml 230 ml

+ 1 sendok garam Telur terapung


5

230 ml 235 ml

+ 1 sendok garam Telur terapung


PENGOLAHAN DATA

 Mengapung
Sebuah benda dikatakan mengapung apabila gaya angkat
keatas lebih besar dari gaya berat benda. Hanya sebagian
kecil bagian benda yang masuk kedalam air. Massa jenis
fluida lebih besar dari massa jenis benda.
Misalnya : kayu,gabus,tutup botol, kapal laut, Dll.

 Melayang
Benda melayang jika seluruh benda tercelup ke air tetapi
tidak menyentuh dasar. Gaya tekan keatas sama dengan
gaya berat benda. Massa jenis benda sama dengan massa
jenis fluida (air).
Misalnya : kapal selam,telur ayam yang dapat melayang di
dalam air garam, juru selam dalam laut,dll.

 Tenggelam
Benda tenggelam karna gaya berat benda lebih besar dari
gaya tekan keatas. Gaya angkat sudah tidak kuat lagi
menahan gaya berat sehingga benda jatuh ke dasar fluida
(air).
Misalkan : besi,batu,dll.
PENGOLAHAN DATA

Fatimah sedang mengukur sebuah benda dengan volume 20 m3 dan massa


jenis zat cair yaitu 1x103 . maka hitunglah gaya keatas dari benda tersebut
jika diketahui percepatan gravitasi yaitu 10 N/kg .

Jawab

FA = P.V.G

Diketahui : g= 10 N/Kg

P = 1x103

V = 20 m3

Ditanya : FA ?

FA = P.V.g

= 1x103 . 20 .10

=200x103

=2x105
PEMBAHASAN

Hukum Archimedes menyatakan sebagai berikut, sebuah benda yang


tercelup sebagian atau seluruhnya akan mengalami gaya keatas atau gaya
apung yang besarnya sama dengan fluida yang dipindahkan.
Dalam hukum Archimedes ini benda akan mengalami 3 peristiwa
yaitu :
4. Tenggelam
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan tenggelam
apabila massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair.
5. Melayang
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan melayang
apabila massa jenis benda sama dengan massa jenis zat cair.
6. Mengapung
Sebuah benda yang dicelupkan kedalam fluida akan mengapung
apabila massa jenis benda lebih kecil dari massa jenis zat cair.

Untuk menghitung besar gaya keatas kita dapat menggunkan


rumus sebagai berikut :
FA = ρ . v . g
Keterangan : FA : Gaya apung (N)
Ρ : Massa jenis zat cair (kg/cm3)
V : Volume benda yang tercelup (m3)
g : percepatan gravitas (N/kg)
Garam berfungsi sebagai memperbesar massa jenis zat cair
dengan begitu semakin banyak garam yang dilarutkan maka semakin
besar massa jenis zat cairnya.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat


disimpulkan bahwa:

1. Suatu benda dikatakan tenggelam, karebna massa jenis benda lebih


besar dari pada massa jenis air.

2. Suatu benda dikatakan melayang karena massa jenis benda sama


dengan masssa jenis air.

3. Suatu benda dikatakan mengapung karena massa jenis benda lebih kecil
dari pada massa jenis air.

4. Garam dapat menambah atau memperbesar massa jenis air.

5. Gula dan madu tudak dapat menambah atau memperbesar massa jenis
air.
DAFTAR PUSTAKA

Freedman, Roger . 2002 . Fisika Universitas (terjemahan) . Jakarta : Erlangga

Giancolly . 1989 . Fisika untuk Sains dan Teknik . Jakarta : Erlangga

Halliday dan Renick . 1991 . Fisika jilid I (terjemahan) . Jakarta : Erlangga

Susanto , Ready . 2007. Ensilokpedi Tokoh Sains . Jakarta : PT.Kiblat Buku


Utama
JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : BANDUL SEDERHANA

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 3 MEI 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Untuk mengetahui cara menghitung percepatan gravitasi.

2. Mengetahui apa itu gravitasi priode dalam amplitudo.

3. Mengetahui cara menghitung priode dan amplitudo pada percobaan.

TINJAUAN PUSTAKA

Bandul sederhana atau simple pendulum adalah benda ideal yang


digantungkan pada tali ringan yang tidak dapat mulur. Jika bandul ditarik
kesamping dari posisi seimbangnya dan dilepaskan maka bandul akan
berayun dalam bidang vertikal karena pengaruh gravitasi, geraknya
merupakan gerak osilasi dan periodik. (David Halliday, 1991).

Gerak harmonik sederhana merupakan gerak untuk mengetahui


suatu elastisitas benda dengan menggunakan bandul. Gerak harmonik
sederhana dengan bandul dapat diperhatikan dengan melakukan ayunan
bandul atau gerak elastisitas bandul dengan pegas. (Marten Kanginan,
2010).

Periode ayunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk


melakukan suatu getaran. Suatu getaran jika benda bergerak dari titik
dimana benda tersebut mulai bergerak dan kembali lagi ketitik tersebut.
Satuan periode adalah sekon atau detik. (Marten Kanginan, 2006).

Gerak bandul adalah gerak bolak balik disekitar titik seiumbang,


titik acunya berada dititik seimbang. (muhammad ishaq, 2007).
DATA PENGAMATAN

 Alat dan bahan


1. Beban 50 gram
2. Benang 120cm
3. Mistar panjang
4. Stopwacth , dll.

 Tabel pengamatan

Data pengamatan kelompok empat dengan menggunakan beban 50 gram.

No Panjang Getaran Waktu( Periode T2 L/T2 g


tali (m) (n) s) (t) (T) (t/n) (m/s2)
1 100 cm 10 20.20 s 2.02 s 4.08 s2 0.24m/s2 9.46
(1 m) 20 41.35 s 2.06 s 4.24 s2 0.23m/s2 m/s2
30 61.82 s 2.06 s 4.24 s2 0.32m/s2 9.09
m/s2
9.09
m/s2
2 80 cm 10 19.05 s 1.90 s 3.61 s2 0.22m/s2 8.67
(0.8 m) 20 36.63 s 1.83 s 3.34 s2 0.23m/s2 m/s2
30 55.90 s 1.86 s 3.45 s2 0.23m/s2 9.09
m/s2
0.09
m/s2
3 60 cm 10 15.67 s 1.56 s 2.43 s2 0.24m/s2 9.46
(0.6 m) 20 31.95 s 1.59 s 2.52 s2 0.23m/s2 m/s2
30 48.88 s 1.62 s 2.62 s2 0.22m/s2 9.09
m/s2
8.67
m/s2
4 40 cm 10 12.47 s 1.24 s 1.53 s2 0.26m/s2 10.25
(0.4 m) 20 26.57 s 1.32 s 1.74 s2 0.22m/s2 m/s2
30 39.70 s 1.32 s 1.74 s2 0.22m/s2 8.67
m/s2
8.67
m/s2
5 20 cm 10 9.9 s 0.99 s 0.98 s2 0.20m/s2 7.88
(0.2 m) 20 19.8 s 0.99 s 0.98 s2 0.20m/s2 m/s2
30 29.6 s 0.98 s 0.96 s2 0.20m/s2 7.88
m/s2
7.88
m/s2
PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data pengaman dengan menggunakan beban 50 gram.

1.a)n=10 L/T2=1/4,08 2.a)n=10 L/T2=0,8/3,61


=0,22

t=20,20 =0,24 t=19,05

T=t/n T=t/n g=(2π)2.L/T2

=20,20/10 g=(2π)2.L/T2 =19,05/10 =(2.3,14)2.0,22

=2,02 =(2.3,14)20,24 =1,90 =39.43.0,22

T2 =2,022 =39,43.0,24 T2=1,902 =8,67

=4,08 =9,46 =3,61

b)n=20 L/T2=1/4,24 b)n=20 L/T2=0,8/3,34

t=41,35 =0,23 t=36,63 =0,23

T = t/n T=t/n g=(2π)2.L/T2

=41,35/20 g=(2π).L/T2 =36,63/20 =39,43.0,23

=2,06 =39,43.0,23 =1,83 =9,09

T2=2,062 =9,09 T2=1,832

=4,24 =3,34

c)n=30 L/T2=1/4,24 c.n=30 L/T2=0.8/3.45

t=61,82 =0,23 t=55,90 =0.23

T=t/n T=t/n

=61,82/30=2,06 g=(2π)2.L/T2 =55,90/30 g=(2π).L/T2

T2=2,062 =(2.3,14)2.0,23 T2=1,862 =(2.3,14)2.0,23

=4.24 =9,09 =3,45 =39,42.0,23

=9.09
PEMBAHASAN

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan pada


pembahsan ini adalah sebagai berikut :

Bandul sederhana adalah sebuah benda kecil, biasanya benda


berupa bola pejal digantungkan opada seutas tali yang massanya dapat
diabaikan dibandingkan dengan massa bola dan panjang bandul sangat
besar, dibandingkan dengan jari-jari bola. Ujung lain tali digantungkan pada
suatu penggantung yang tetap, jika bandul diberi simpangan kecil dan
kemudian dilepaskan, bandul akan berosilasi diantara dua titik.

Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antar semua


partiker yang mempunyai massa dialam semesta. Hukum gravitasi universal
newton dirumuskan sebagai berikut yaitu setiap massa menarik massa titik
lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang menghubung kedua titik.
Gerak harmonic sederhana adalah ketika beban digantungkan pada ayunan
dan tidak diberikan gaya maka benda akan diam dititk keseimbangan B.
periode ayaunan (T) adalah waktu yang diperlukan benda untuk melakukan
satu getaran.
Amplitudo adalah pengukuran scalar yang non negative dari besar
osilasi satu gelombang. Pada bandul matematis, periode dan frekuensi
sudut pada bandul sederhana tidak bergantung pada massa bandul, tetapi
bergantung pada panjang tali dan percepatan gravitasi setempat. Semakin
panjang tali semakin lambat waktu getarannya, semakin pendek tali
semakin cepat waktu getarannya.
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa :

1. Semakin panjang tali semakin lambat waktu atau getarannya.


2. Semakin panjang tali semakin cepat waktu atau getarannya.
3. Amplitudo adalah pengukuran skalar yamg non negatif dari besar
osilasi suatu gelombang.
4. Benda dikatakan melakukan suatu getaran jika benda bergerak dari
titik dimana benda tersebut bergerak dan kembali lagi ke titik semula.
5. Gravitasi adalah gaya tarik menarik yang terjadi antara semua
partikel yang mempunyai massa di alam semesta.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David. 1991. Fisika jilid II (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Ishaq, Muhammad. 2007. Fisika Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marten. 2006. Fisika dasar edidi . YOGYAKARTA: Erlangga.

Kanginan, Marten. 2010. Physycs For Univercity. Jakarta: Erlangga.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : HUKUM HOOKE

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA/ 10 MEI 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Hubungan pertambahan pegas ∆x dengan beban.


2. Menentukan konstanta pegas.
3. Membuktikan berlakunya Hukum Hooke

TINJAUAN PUSTAKA

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam


bidang ilmu Fisika yng terdiri karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau
pegas . (Giancolli,2001)

Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka


perubahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya tariknya.
(Mikrajudin,2008).

Besarnya gaya berbanding lurus dengan pertambahan panjang


pegas, perbandingan anatara besar gaya terhadap pertambahan panjang
pegas bernilai konstan. (Marten Kanginan,2013).

Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke


bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan pada benda tersebut
dihilangkan. (Bahtiar, 2010).
DATA PENGAMATAN

Alat Percobaan

No Nama Alat Jumlah


1 Dasar Statis 1
2 Mistar 50 cm 1
3 Batang Statis 1
4 Pegas Helik 1
5 Beban bercelah dan penggantung beban 1 set

Data pengamatan kelompok 4

No Massa F0 L0 W=mx ∆f=w- L (cm) ∆L=L-


beban(m) (N) g f0 L0
1 30 gr= 0.03 kg 0N 0.165 0.3 N 0.3 N 0.175 0.01 m
cm m
2 80gr = 0.08 kg 0.3N 0.175 0.8 N 0.5 N 0.31 m 0.135
cm m
3 180 gr= 0.18 kg 0.5N 0.31 cm 1.8 N 1.3 N 0.58 m 0.27

Data pengamatan kelompok 3

No Massa F0 L0 W=mx ∆f=w- L (cm) ∆L=L-


beban(m) (N) g f0 L0
1 30 gr= 0.03 kg 0N 0.165 1N 1N 0.34 m 0.175
cm m
2 80gr = 0.08 kg 0.3N 0.34cm 1.5 N 0.5 N 0.49 m 0.15 m
3 180 gr= 0.18 kg 0.5N 0.49 cm 1.8 N 1.3 N 0.59 m 0.1 m

Data pengamatan kelompok 1

No Massa F0 L0 W=mx ∆f=w- L (cm) ∆L=L-


beban(m) (N) g f0 L0
1 30 gr= 0.03 kg 0N 0.13 cm 0.3 N 0.3 N 0.16m 0.13 m
2 80gr = 0.08 kg 0.3N 0.16 cm 0.8 N 0.5 N 0.36 m 0.2 m
3 180 gr= 0.18 kg 0.5N 0.36 cm 1.8 N 1.3 N 0.74m 0.38 m
PENGOLAHAN DATA

Pengolahan data kelompok 4

1. M= 30 gr = 0.03 kg
F0 = 0
L0 =1.65 cm = 0.165m

W= m x g
=0.03 x 10 m/s
= 0.3 N

∆f= w-f0
= 0.3-0
= 0.3 N

L = 17.5 cm= 0.175 m


∆L= L-L0
= 0.175-0.165
=0.01 m

2. M= 80 gr = 0.08 kg
F0 = 0.3
L0 =17.5 cm = 0.175m

W= m x g
=0.08 x 10 m/s
= 0.8 N

∆f= w-f0
= 0.8-0.3
= 0.5 N

L = 31 cm= 0.31 m
∆L= L-L0
= 0.31-0.175
=0.135 m
PENGOLAHAN DATA

3. M= 180 gr = 0.18 kg
F0 = 0.5
L0 =31 cm = 0.31m

W= m x g
=0.18 x 10 m/s
= 1.8 N

∆f= w-f0
= 1.8-0.5
= 1.3 N

L = 58 cm= 0.58 m
∆L= L-L0
= 0.58-0.31
=0.27 m
PEMBAHASAN

Hukum Hooke

Hukum hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam


bidang ilmu Fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau
pegas. Besarnya gaya hooke ini secara proposional akan berbanding lurus
dengan jarak pergerakan pegas dari posisi normalnya, atau lewat rumus
matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

F=-K.∆x

Pegas merupakan suatu benda yang memiliki sifat elastisitas atau


lentur. Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke
bentuk awal setelah gaya pada benda tersebut dihilangkan. Keadaan
dimana suatu benda tidak dapat lagi kebentuk semula akibat gaya yang
diberikan terhadap benda terlalu besar disebut sebagai batas elastis.
Hukum Hooke juga merupakan hubungan antar gaya yang bekerja pada
sebuah pegas/benda elastis lainnya agar benda tersebut kembali ke
bentuks semula atau tidak melampaui batas elastisnya.

Hukum hooke mengkaji jumlah gaya maksimum yang dapat


diberikan pada sebuah benda yang sifatnya elastis (pegas) agar tidak
melewati batas elastisnya dan menghilangkan sifat elastis benda tersebut.
Besarnya perbandigan antara gaya dengan pertambahan panjang adalah
konstan.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Semakin berat massa beban yang digantungkan pada pegas, maka


semakin besar gaya yang diperlukanuntuk menarik beban kebawah.
2. Besarnya gaya yang diberikan berbanding lurus dengan pertambahan
panjang pegas (∆x) yaitu panjang akhir – panjang awal.
3. Apabila sebuah pegas diberi gaya dan dilepaskan maka pegas tersebut
akan kembali ke bentuk awalnya.
4. Besarnya konstanta pegas dan ∆x mempengaruhi besarnya energi
potensial pegas.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar. 2010. Fisika Dasar 1. Mataram: Kurnia Kalam Semesta.

Giancolli. 2001. Fisika (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Kanginan, Marten. 2013. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Mikrajudin. 2008. IPA Fisika Jilid 1.Jakarta : Esis.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : RESISTOR

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 17 MEI 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Membandingkan nilai pengukuran resistansi suatu resistor dengan menggunakan


ohm meter dan pembacaan kode warna.
2. Menghitung susunan resistor secara seri dan paralel menggunakan ohm meter.

TINJAUAN PUSTAKA

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi


jumlah air yang mengalir dalam suatu rangkaian. (Felica, 2006).

Resistor adalah salah-satu bagian dari rangkaian elektronika yang wujudnya


berupa terminal. (Hidayat, 2013).

Resistor adalah perangkat listrik yang mengelola aliran arus melalui rangkaian,
menciptakan penurunan tantangan antara dua titik. Mereka adalah bagian penting dari
kebanyakan elektronik modern. (Micheal, 1998).
DATA PENGAMATAN

N R Terbuka (perhitungan) R Teratur (ohm meter)


o
1. 22 Ω ± 5% 30 Ω
2. 27 Ω ± 5% 40 Ω
3. 30 Ω ± 5% 40 Ω
4. 100 Ω ± 5% 10 Ω

Alat Dan Bahan Percobaan.

No Alat/bahan Jumlah
1. Resistor (perkelompok) 10
2. Ohm Meter 2
3. Kabel Penghubung 2 set
PENGOLAHAN DATA

Data pengolahan hasil pengamatan.

1. A. Merah = 2 RUMUS:
B. Merah = 2 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 22 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 22 Ω ± 5%

2. A. Merah = 2 RUMUS:
B. Ungu = 7 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 27 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 27 Ω ± 5%

3. A. Orange = 3 RUMUS:
B. Hitam = 0 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 30 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 30 Ω ± 5%

4. A. Coklat = 1 RUMUS
B. Hitam = 0 Ab × c ± d
C. Coklat = 10 10 × 10 ± 5%
D. Emas = 5% = 100 Ω ± 5%
PEMBAHASAN

Pengertian resistor adalah komponen elektronika yang memang di desain


memiliki kutub yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus listrik yang
apabila dialiri tegangan listrik antara kedua kutu tersebut. Resistor biasanya banyak
digunakan sebagai sebagian dari sirkuit elektronik.

Tak Cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan diantara
komponen lainnya.

Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang


didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang diinginkan.

Berdasarkan hukum ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan arus
yang mengalir :

V = IR

I = V/R

Bentuk dari resistor saat ini bermacam-macam. Yang paling umum


adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna pada body
resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran warna tersebut
berfungsi untuk menunjukkan nilai hambatan pada resistor.

Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan gaya listrik yang


dapat dihantarkan. Sementara itu karakteristik lainya adalah koefisien suhu, derau
listrik (noise) dan induktansi.

Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit, bahkan
bisa juga menggunakan sirkuit terpadu.

Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri, daya
eresistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar rangkaian tidak
terbakar.
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan


maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor yang
dapat diketahui dengan perhitungan dan penunjukan nilai-nilai warna
resistor
2. Rangkaian paralel memiliki nilai hambatan kecil karena terjadi
percabangan dan 1 jalur arus dan tegangan.
3. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-komponen
listrik disusun secara berderet sehingga arus yang mengalir pada tiap
komponen sama.
4. Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara gabungan seri dan paralel.
DAFTAR PUSTAKA

Felica, 2006. Fisika Teknik I. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, 2003. Phycyca. Bandung: PT. Jaya Sakti.

Micheal, 1998. Fisika SMA Jilid I. Jakarta: Erlangga.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : MENENTUKAN JENIS KERUSAKAN PADA CAPASITOR

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 24 MEI 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

1. Mampu membedakan antara capasitor non polar dan kapasitor biopolar.


2. Mengetahui perbedaan capasitor yang masih baik dengan kapasitor yang sudah
rusak.
3. Mampu menggunakan multimeter (ohm meter) untuk mengetahui capasitor yang
masih baik atau yang sudah rusak.

TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan


muatan listrik. (william, 2000).

Kapasitor non polar adalah kelompok kapasitor yang dibuat dengan


bahan dielektrik dari keramik, film dan mika. (Habibi, 2006).

Kapasitor mempunyai sifat muatan positif dapat mengalir menuju


ujung kutub negatif dan sebaliknya muatan positif tidak bisa menuju ke ujung
kutub positif, karena terpisah oleh bahan yang non konduktif. (carreysy, 1990)

Kapasitor yang disebut juga kondesator, kapasitor merupakan


komponen pasif yaitu jenis komponen yang bekerja tanpa memerlukan arus
panjar. (Hatta, 2010).
DATA PENGAMATAN

Sebelum memulai percobaan, maka kita harus mempersiapkan:

 Alat Dan Bahan

N Alat/Bahan Jumlah
o
1. Ohm meter 1
2. Kapasitor non polar 5
3. Kapasitor biopolar 5
4. Kabel penghubung 2

 Hasil pengamatan

No Kapasitor Jenis Kerusakan


1. Kapasitor I Bocor
2. Kapasitor II Putus
3. Kapasitor III Putus
PENGOLAHAN DATA

Pembahasan dan fungsi tentang ohm meter.

Ohm meter merupakan instrumen elektronika yang berfungsi


untuk mengetahui nilai resistansi suatu beban elektronika atau komponen
elektronika.

Ohm meter pada umumnyadigunakan untuk megukur nilai resistansi suatu


resistor. Ohm meter adalah alat pengukur hambatan listrik. Yaitu daya
untuk menahan pengaliran arus listrik dalam suatu konduktor. Besarnya
satuan hambatan yang diukur oleh alat ini dinyatakan dalam ohm.

Alat ohm meter ini menggunakan galvonameter untuk mengukur


besarnya arus listrik yang lewat pada suatu hambatan listrik (R), yang
kemudian di kalibrasikan ke dalam satuan ohm.

Fungsi ohm meter:

 Skala ohm meter, papan skala untuk pengukuran tahanan.


 Jarum penunjuk (pointer), sebagai penunjuk nilai hasil pengukuran
pada papan skala.
 Pengatur nol AV (zero position adjuster), pengatur jarum penunjuk
posisi nol volt dan nol ampere pada papan skala volt dan ampere.
Pada papan skaladengan cara memutar skrupnya kekiri atau ke
kanan dengan menggunakan obeng pihil kecil.
 Zero adjusment ohm, untuk menepat atau pengatur jarum
PENGOLAHAN DATA

Pembahasan dan fungsi kapasitor.

Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan


muatan arus listrik didalam medan listrik sampat batas waktu terentu
dengan cara mengumpulkan ketidaksamaaninternal dari muatan arus
listrik.

Adapuncara kerja kapasitor dalam sebuah rangkaian elektronika


adalah dengan cara mengalirkan arus listrik menuju kapasitor. Apabila
kapasitor akan mengeluarkan muatannya dan kembali mengisi lagi.

Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempengan logam yang


dipisahkan oleh suatu bahan elektrik. Bahan-bahan elektrik yang
umumnya dikenal misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas dan
lain-lain. Jika kedua pelat metal diberi tegangan listrik maka muatan-
muatan positif akan mengumpul pada ujung metal yang satu lagi.

Fungsi Kapasitor.

1. Sebagai kopling antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain
(pada power supply).

2. Sebagai filter atau penyaring dalam rangkaian power pupply.

3. Sebagai frekuensi dalam rangkaian atena.

4. Untuk menghema daya listrik pada lampu neon.

5. Untuk menyimpan arus listrik dan tegangan listrik.

6. Menghilangkan bouncing(loncatan api) bila dipasang pada skalar. Dan


sebagainya.
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini yang dilakukan pada hari selasa, 24 mei
2016 mengenai jenis kerusakan pada capasitor.

Kapasitor merupakan salah satu sebuah komponen elektronika


yang banyak digunakan pada komponen elektronik karena kapasitor
berfungsi menyimpan muatan listrik secara sementara waktu kemudian
dilepaskan.

Berdasarkan muatan yang dapat ditampung oleh sebuah


kapasitor disebut dengan kapasitansi kapasitor. Yang dinyatakan dalam
satuan mikro farad (Mf).

Pada dasarnya jenis kerusakan yang sering dialami oleh kapasitor adalah:

 Coslet (hubungan singkat) yaitu pada saat diukur jarum ohm meter
menunjukkan angka nol dan tidak turun lagi.
 Bocor yaitu pada saat diukur jarum ohm meter menunjukkan nilai
ohm dan tidak turun lagi pada kedudukan semula.
 Kering yaitu pada saat diukur jarum ohm meter menunjukkan nilai
ohm, dan kemudian jarum ohm meter turun kembali tetapi tidak
pada kedudukan semula.
 Putus yaitu pada saat diukur jarum ohm meter tidak bergerak.
 Bagus yaitu pada saat diukur jarum ohm meter bergerak
menunjukkan nilai ohm, dan turun lagi pada kedudukan semula.

Mengukur kapasitor menggunakan multimeter analog melalui


fungsi ohm meter. Dengan memahami prinsip kerja kapasitor sebagai
penyimpan muatan listrik sementara maka kita dapat mengetest kondisi
kapasitor menggunakan multimeter.

Kapasitor terbagi dalam dua jenis:

 Kapasitor yang memiliki kutub positif (+) dan negatif (-).


Dalam teknik elektronika disebut kapasitor polar (Polarised
Capasitor).
 Kapasitor yang tidak memiliki kutub positif (+) dan negatif
(-). Disebut kapasitor non polar (Unpolarised Capasitor).
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum mengenai kerusakan pada capasitor dapat


disimpulkan bahwa:

1. Kabel penyidik (probes) positif (+) yang berwarna merah diletakkan


pada kaki kapasitor yang bertanda positif (+), dan sebaliknya.
2. Pengukuran kapasitansi dengan alat ukur capacitance meter/ohm
meter sangat mudah. Sambungkan kedua kaki kapasitor pada kedua
probe positif dan negatif alat ukur, atur selector pada skala yang
tepat, kemudian lihat hasilnya pada displag 7 segmen.
3. Apabila hasil yang tmbul tidak sesuai dengan nilai yang tertulis pada
fisik kapasitor, maka komponen tersebut rusak.
4. Jika jarum bergerak dan menunjukkan nilai tertentu tapi tidak
kembali ke semula, maka kapasitor bocor.
5. Jika jarum bergerak dan menunjukkan nilai tertentu kemudian
jarum tersebut kembali ke semula, maka kapasitor tersebut masih
bagus.
DAFTAR PUSTAKA

Carreysy, 1990. Fisika Teknik Modern edisi I. Jakarta: Erlangga.

Habibi, 2006. Fisika SMA Jilid I. Bandung: PT. Sakti.

Hatta, 2010. Pintar Belajar Fisika. Bandung: Aneka Ragaman.

William, 2000. Fisika Dasar Teknik. Jakarta: Erlangga.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : RESISTOR

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 17 MEI 2016

TUJUAN PERCOBAAN :

3. Membandingkan nilai pengukuran resistansi suatu resistor dengan menggunakan


ohm meter dan pembacaan kode warna.
4. Menghitung susunan resistor secara seri dan paralel menggunakan ohm meter.

TINJAUAN PUSTAKA

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk


membatasi jumlah air yang mengalir dalam suatu rangkaian. (Felica, 2006).

Resistor adalah salah-satu bagian dari rangkaian elektronika yang


wujudnya berupa terminal. (Hidayat, 2013).

Resistor adalah perangkat listrik yang mengelola aliran arus melalui


rangkaian, menciptakan penurunan tantangan antara dua titik. Mereka
adalah bagian penting dari kebanyakan elektronik modern. (Micheal, 1998).
DATA PENGAMATAN

No R Terbuka (perhitungan) R Teratur (ohm meter)


1. 22 Ω ± 5% 30 Ω
2. 27 Ω ± 5% 40 Ω
3. 30 Ω ± 5% 40 Ω
4. 100 Ω ± 5% 10 Ω

Alat Dan Bahan Percobaan.

No Alat/bahan Jumlah
1. Resistor (perkelompok) 10
2. Ohm Meter 2
3. Kabel Penghubung 2 set
PENGOLAHAN DATA

Data pengolahan hasil pengamatan.

5. A. Merah = 2 RUMUS:
B. Merah = 2 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 22 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 22 Ω ± 5%

6. A. Merah = 2 RUMUS:
B. Ungu = 7 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 27 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 27 Ω ± 5%

7. A. Orange = 3 RUMUS:
B. Hitam = 0 Ab × c ± d
C. Hitam = 1 30 × 1 ± 5%
D. Emas = 5% = 30 Ω ± 5%

8. A. Coklat = 1 RUMUS
B. Hitam = 0 Ab × c ± d
C. Coklat = 10 10 × 10 ± 5%
D. Emas = 5% = 100 Ω ± 5%
PEMBAHASAN

Pengertian resistor adalah komponen elektronika yang memang di


desain memiliki kutub yang nantinya dapat digunakan untuk menahan arus
listrik yang apabila dialiri tegangan listrik antara kedua kutu tersebut.
Resistor biasanya banyak digunakan sebagai sebagian dari sirkuit elektronik.

Tak Cuma itu, komponen yang satu ini juga yang paling sering digunakan
diantara komponen lainnya

Resistor adalah komponen yang terbuat dari bahan isolator yang


didalamnya mengandung nilai tertentu sesuai dengan nilai hambatan yang
diinginkan.

Berdasarkan hukum ohm, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding


dengan arus yang mengalir :

V = IR

I = V/R

Bentuk dari resistor saat ini bermacam-macam. Yang paling umum


adalah berbentuk bulat panjang dan terdapat beberapa lingkaran warna
pada body resistor. Ada 4 lingkaran yang ada pada body resistor. Lingkaran
warna tersebut berfungsi untuk menunjukkan nilai hambatan pada resistor.

Karakteristik utama resistor adalah resistansinya dan gaya listrik


yang dapat dihantarkan. Sementara itu karakteristik lainya adalah koefisien
suhu, derau listrik (noise) dan induktansi.

Resistor juga dapat kita integrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit, bahkan bisa juga menggunakan sirkuit terpadu.

Ukuran dan letak kaki resistor tergantung pada desain sirkuit itu sendiri,
daya eresistor yang dihasilkan juga harus sesuai dengan kebutuhan agar
rangkaian tidak terbakar.
KESIMPULAN

Dari percobaan, pengamatan dan perhitungan yang telah


dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

5. Besar hambatan resistor ditandai dengan garis warna pada resistor


yang dapat diketahui dengan perhitungan dan penunjukan nilai-
nilai warna resistor
6. Rangkaian paralel memiliki nilai hambatan kecil karena terjadi
percabangan dan 1 jalur arus dan tegangan.
7. Rangkaian seri adalah rangkaian listrik dimana komponen-
komponen listrik disusun secara berderet sehingga arus yang
mengalir pada tiap komponen sama.
8. Rangkaian kombinasi adalah gabungan antara gabungan seri dan
paralel.
DAFTAR PUSTAKA

Felica, 2006. Fisika Teknik I. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, 2003. Phycyca. Bandung: PT. Jaya Sakti.

Micheal, 1998. Fisika SMA Jilid I. Jakarta: Erlangga.


JURNAL PRAKTIKUM

JUDUL PRAKTIKUM : MENGUKUR BEDA POTENSIAL

HARI/TANGGAL PERCOBAAN : SELASA, 07 JUNI 2016

TUJUAN PERCOBAAN : MENGUKUR BEDA POTENSIAL LISTRIK.

TINJAUAN PUSTAKA

Potensial listrik (tegangan) adalah besaran yang menyatakan


dorongan terhadap elektron-elektron agar dapat mengalir. Beda potensial
atau beda tegangan menyatakan beda nilai potensialantara dua titik
berbeda dalam suatu rangkaian. (Purwandari, 2013).

Beda potensial listrik adalah energi tiap satu-satuan muatan. Jika


energi tiap muatan habis akibat penggunaan, maka dikedua ujung
rangkaian tidak akan ada beda potensial, bernilai nol, ( Purwoko dan fendi,
2007).

Beda potensial atau sering disebut dengan tegangan listrik atau


voltase yang dilambangkan dengan V dapat didefinisikan sebagai selisih
potensial antara dua titik pada suatu penghantar. (Soeprijanto T. 2012)

Beda potensial adalah banyaknya energi listrik yang diperlukan


untuk memindahkan sejumlah muatan listrik. (Sunaryono dan Ahmad
Taufik, 2010)
PEMBAHASAN

Beda Potensial Listrik


Potensial listrik (tegangan) adalah besaran yang menyatakan
dorongan terhadap elektron-elektron agar dapat mengalir. Beda potensial
atau beda tegangan menyatakan beda nilai potensial antara dua titik
berbeda dalam suatu rangkaian.

Aliran listrik terjadi karena elektron berpindah dari tempat yang


potensialnya rendah ke tempat yang potensialnya tinggi. Meskipun arus
listrik ditimbulkan oleh elektron, tetapi arah arus listrik berlawanan
dengan arah gerak elektron. Elektron bergerak dari potensial rendah
menuju potensial tinggi. Sebaliknya arus listrik mengalir dari potensial
tinggi menuju potensial rendah.

Perbedaan potensial (beda potensial- tegangan listrik) adalah


perbedaan jumlah elektron yang berada dalam suatu materi. Di satu sisi
materi terdapat elektron yang bertumpuk sedangkan di sisi yang lain
terdapat jumlah elektron yang sedikit. Hal ini terjadi karena adanya
gaya magnet yang memengaruhi materi tersebut. Dengan kata lain, materi
tersebut menjadi bertegangan listrik.

Beda potensial atau sering disebut dengan tegangan listrik atau


Voltase yang dilambangkan dengan V dapat didefinisikan sebagai selisih
potensial antara dua titik dalam suatu penghantar. Beda potensial antara
dua titik pada suatu penghantar dapat ditimbulkan jika kedua titik tersebut
dihubungkan dengan sumber tegangan. Alat yang digunakan untuk
mengukur beda potensial adalah voltmeter.
PEMBAHASAN

Arus listrik merupakan besaran dengan lambang I. Pengukuran


arus listrik dilakukan dengan cara memasangkan alat ukur arus secara seri
dengan rangkaian. Jika 1 coulomb elektron lewat setiap detiknya maka
kita katakan arusnya 1 ampere, jika 2 coulomb perdetik maka kita sebut
sebagai 2 ampere.

1 ampere = 1 coulomb perdetik, Maka jika buat rumusan antara


arus listrik, muatan yang dipindahkan dan waktu, maka kita peroleh
persamaan :

I = q/t

Dengan:
I = kuat arus (A)
q = muatan (C)
t = waktu(s)

Satuan kuat arus adalah coulomb/sekon (C/s) atau Ampere(A).


Satuan kuat arus yang lebih kecil adalah miliampere (mA) dan
mikroampere (mA) : 1 mA = 0,001 A dan 1 mA = 0,000 001 A

Amperemeter adalah alat untuk megukur kuat arus listrik yang


mengalir dalam suatu rangkaian. Amperemeter dipasang secara seri
dengan hambatan dan lampu . Dengan demikian arus yang hendak diukur
mengalir semua melalui amperemeter.

Arus listrik hanya terjadi dalam suatu rangkaian tertutup.


Rangkaian tertutup adalah rangkaian yang tidak memiliki ujung pangkal.
Di luar sumber tegangan, arus listrik mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif. Sebaliknya, di dalam sumber tegangan, arus listrik mengalir dari
kutub negatif ke kutub positif.
PEMBAHASAN

Aliran listrik terjadi karena elektron berpindah dari tempat yang


potensialnya rendah ke tempat yang potensialnya tinggi. Meskipun arus
listrik ditimbulkan oleh elektron, tetapi arah arus listrik berlawanan dengan
arah gerak elektron.

Elektron bergerak dari potensial rendah menuju potensial tinggi.


Sebaliknya, arus listrik mengalir dari potensial tinggi menuju potensial
rendah.

Lambang V adalah beda potensial listrik disebut juga tegangan


listrik atau voltase. Beda potensial dapat didefinisikan sebagai selisih
potensial antara dua titik dalam suatu penghantar. Jika suatu penghantar
memiliki potensial di titik A sebesar VA dan di titik B sebesar VB, dengan VB
> VA, maka beda potensial antara titik A dan B atau VAB dapat ditulis
sebagai:

VAB = VB – VA

Beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar dapat


ditimbulkan jika kedua titik tersebut dihubungkan dengan sumber
tegangan. Kemampuan suatu sumber tegangan untuk mengalirkan
elektron berbeda -beda.
PEMBAHASAN

Perbedaannya tergantung pada perbedaan potensialnya. Kita


ibaratkan aliran listrik sebagai aliran air, semakin tinggi tempat asal air
semakin deras air yang jatuh.

Beda potensial dalam satuan SI memiliki lambang V dengan satuan


volt. Alat untuk mengukur beda potensial disebut voltmeter. Alat ini
dipasang di antara dua titik pada sumber listrik atau peralatan listrik yang
akan diukur beda potensialnya. Voltmeter dihubungkan dengan rangkaian
secara pararel dan sejajar dengan lampu.

Perlu diperhatikan bahwa voltmeter mengukur beda potensial


antara titik A dan B, bukan potensial listriknya.

Hubungan antara kuat arus listrik dan beda potensial pertama kali
dikemukakan oleh George Ohm, dan dikenal sebagai Hukum Ohm.

Menurut Ohm nilai perbandingan antara beda potensial dan arus yang
mengalir merupakan suatu nilai tetap yang disebut dengan hambatan.

Hambatan dalam suatu rangkaian dapat disusun secara seri


ataupun paralel. Rangkaian hambatan seri adalah beberapa hambatan
disusun secara berurutan.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum mengenai kerusakan pada capasitor dapat


disimpulkan bahwa:

1. Beda potensial adalah banyaknya energi listrik yang diperlukan


untuk memindahkan sejumlah muatan listrik.

2. Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial adalah


multimeter atau AVOmeter atau Volmeter + Kabel penghubung.

3. Jumlah elektron atau baterai yang baru lebih banyak dibandingkan


dengan baterai yang masih dipakai, sedangkan baterai yang sudah
bekas tidak ada elektron.
PEMBAHASAN

Potensial listrik adalah energi potensial per satuan muatan penguji ,


rumus potensial listrik sebagai berikut :  V = Ep /q’  atau seperti pada
gambar berikut

Potensial listrik di titik P

dirumuskan :

V = k Q/r

V = Potensial Listrik (Volt)

k = Konstanta Listrik = 9.109 NC-2 m2

Q = Muatan sumber (Coulomb)

r = jarak dari muatan sampai titik P


DAFTAR PUSTAKA

Purwandari, 2013. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Jember: Aneka


Ragaman.

Purwoko dan Fendi, 2007. Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta: Yudhistira.

Soeprijanto, T, 2012. Fisika SMA/MA Kelas X Semester 1. Malang: PT.


Sakti.

Sunaryono dan Ahmad Taufik, 2010. Super Tips dan Trik Fisika SMA.
Jakarta: KAWAHmedia.

Anda mungkin juga menyukai