Buku Pedoman Perilaku
Buku Pedoman Perilaku
TAHUN
2022
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya Telp. (031) 5501078, Kode Pos 60286
Website www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id, E-mail kontak@rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
SURABAYA
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
NOMOR : 188.4/7113.1/102.6/2022
TENTANG
PENETAPAN BUKU PEDOMAN PERILAKU (CODE
CODE OF CONDUCT)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
3. Undang-Undang
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korp dan Kode Etik PNS
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan dan penyelenggaraan rumah sakit di
Lingkungan RSUD Dr. Soetomo;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di : SURABAYA
Pada Tanggal : 20 Mei 2022
Pengarah :
Ketua :
Sekretaris :
Anggota :
i
01 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berfungsi
melaksanakan berbagai aspek pelayanan kesehatan baik
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif kepada pasien,
keluarga, dan masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo sebagai rumah sakit rujukan terbesar di wilayah
Indonesia Bagian Timur harus mampu memberikan pelayanan
yang aman, berkualitas, dan menjunjung tinggi norma-norma
etika, disiplin dan hukum sehingga pasien sembuh dan dapat
memberikan apresiasi yang tinggi atas pelayanan yang diberikan
rumah sakit.
Untuk mencapai hal tersebut, maka seluruh staf dan
karyawan serta peserta didik di rumah sakit harus berkomitmen
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Bukan hanya tenaga
kesehatan yang kompeten di bidangnya ataupun dukungan
peralatan yang canggih, tetapi penyampaian jasa layanan pun
akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Oleh karena itu,
diperlukan suatu standar perilaku dalam menjalankan pelayanan
kesehatan dan penyelenggaraan rumah sakit untuk mewujudkan
perilaku dan budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit, sehingga disusunlah Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) ini.
1
Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di RSUD Dr.
Soetomo diharapkan mampu menjamin kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi sumber daya manusia yang harmonis dan
kondusif sehingga implementasinya baik dan benar. Saran dan
masukan dari tenaga kesehatan dan pihak lainnya amat
diperlukan untuk penyempunaan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) yang nantinya akan direvisi secara berkala.
B. Tujuan
1. Membangun budaya etik perilaku dan budaya keselamatan
rumah sakit
2. Menciptakan sebuah lingkungan yang mendorong staf dan
karyawan serta peserta didik untuk melaporkan suatu
tindakan dugaan pelanggaran dalam pelayanan kesehatan
tanpa rasa takut dan ragu
3. Sebagai bentuk pencegahan, deteksi, dan koreksi atas
perilaku staf dan karyawan serta peserta didik yang
menyimpang dari panduan yang telah disusun
4. Untuk melakukan evaluasi terhadap perilaku staf dan
karyawan serta peserta didik dengan parameter yang
terstandar dalam memberikan pelayanan dan berinteraksi
dengan pelanggan, baik internal maupun eksternal
2
C. Ruang Lingkup
Buku Pedoman Perilaku ini berlaku untuk pegawai, peserta
didik, tamu rumah sakit yang berkaitan dengan pelayanan atau
proses bisnis di RSUD Dr. Soetomo.
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korp dan Kode Etik PNS.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6340).
7. Peraturan Pemerintah 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
reformasi Birokrasi Nomor: 39 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja.
3
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42 Tahun 2018 tentang Komite Etik dan Hukum Rumah
Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2019 tentang Panduan Perilaku Interaksi
Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Kesehatan.
4
02 NILAI-NILAI DAN KODE ETIK ASN
2. Akuntabel
ASN bertanggung jawab atas Amanah yang diberikan, perilaku
yang diharapkan pada nilai ini antara lain;
a. Melaksanakan tugas secara jujur, tenggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas.
b. Menggunakan kekayaa dan barang milik negara secara
efektif, efisien, bertanggung jawab
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan/ jabatan.
5
3. Kompeten
ASN harus terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Perilaku yang diharapkan antara lain;
a. Meningkatkan kompetensi untuk adaptasi terhadap
tantangan dan perubahan jaman.
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
ASN hendaknya saling peduli dan menghargai perbedaan.
Perilaku yang diharapkan dalam nilai ini antara lain:
a. Menghargai orang lain dengan latar belakang apapun.
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
5. Loyal
ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Perilaku yang diharapkan antara lain:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara RI tahun 1945, setia pada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta Pemerintah Republik Indonesia.
b. Menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi dan negara.
c. Menjaga rahasi jabatan dan rahasia negara
6
6. Adaptif
ASN hendaknya terus berinovasi dan antusias dalam
menghadapi dan menggerakkan perubahan. Perilaku yang
diharapkan antara lain:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
ASN diharapkan membangun kerjasam yang sinergis. Perilaku
yang diharapkan antara lain:
a. Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk
berkontribusi.
b. Terbuka dalam Kerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
7
Kode Etik ASN
8
03 VISI, MISI, DAN NILAI RSUD Dr. SOETOMO
9
C. NILAI RSUD Dr. Soetomo
Nilai inti Parameter
No Makna Nilai
(core values) Perilaku
1. Etika Nilai yang dijunjung tinggi ● Memegang tata
dalam pergaulan dengan krama
pasien, antar sesama ● Peduli dan empati
staf, antar petugas ● Saling menghargai
dengan pimpinan ● Saling menolong
maupun individu dalam dan bersinergi
menjalankan profesi
kesehatan.
2. Integritas Keselarasan antara ● Beriman dan
perkataan dan perbuatan bertakwa
sesuai etika, moral dan ● Jujur dan konsisten
kemanusiaan ● Disiplin dan taat
aturan
● Loyal pada
organisasi
10
Nilai inti Parameter
No Makna Nilai
(core values) Perilaku
4. Inovatif Menghasilkan yang ● Kreatif dan
terbaik secara kreatif dan mutakhir
berkelanjutan ● Menciptakan ide-
ide solutif
● Terbuka terhadap
perubahan dan
berwawasan ke
depan
11
04 PEDOMAN PERILAKU UMUM
13
Komitmen terhadap tata tertib, disiplin, dan etika
a. Mematuhi peraturan tata tertib dan disiplin pegawai. Contohnya
staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
datang sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan
b. Tidak akan melakukan segala tindakan yang melanggar norma
kesusilaan dan sopan santun yang dapat mengganggu
kehormatan orang lain dan berakibat timbulnya tuntutan hukum
(pelecehan, penghinaan, memfitnah, dll)
c. Selalu menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat,
menjaga kebugaran fisik mental dan spiritual
14
Komitmen mutu dan keselamatan pasien
Staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
berkomitmen untuk memprioritaskan patient safety dan mutu
pelayanan kepada pasien dalam bentuk:
a. Memiliki kontribusi dan berperan aktif dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
b. Memberikan pelayanan sesuai sasaran keselamatan pasien
terkait ketepatan idenfitikasi, komunikasi efektif, keamanan
obat yang perlu diwaspadai, kepastian, dan ketepatan pasien
operasi, pengurangan risiko infeksi, dan risiko jatuh.
c. melaporkan setiap kejadian/ insiden atau diduga menjadi suatu
kejadian tidak diharapkan (KTD) terhadap keselamatan kepada
atasan langsung dan atau KMKP tanpa takut mendapatkan
sanksi
d. mensosialisasikan dan membangun kesadaran tentang
pentingnya keselamatan kepada pasien, keluarga, pengunjung
masyarakat, staf dan karyawan sehingga menjadi suatu budaya
keselamatan
15
Komitmen terhadap smart hospital dan green hospital
Staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
berkomitmen untuk menjadikan rumah sakit tempat yang sehat
baik di dalam maupun di lingkungan sekitarnya. Selain itu,
mempromosikan kesehatan lingkungan serta mengembangkan
“konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan melalui :
a. penghematan air, listrik, energi
b. membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sesuai
peruntukannya
16
c. Memperhatikan kenyamanan pasien dan keluarga, terjaga
privasinya, dan dihormati autonominya
d. Melakukan supervisi dan bimbingan kepada peserta didik yang
ikut dalam perawatan pasien
e. Selalu meningkatkan kompetensi sebagai tenaga pendidik
klinis
17
e. melakukan monitoring dan evaluasi penelitian klinis untuk
memantau kejadian tidak diinginkan terjadi pada subyek
penelitian
20
Whistle Blower System
Whistle Blowing System (WBS) adalah mekanisme penyampaian
pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telah terjadi,
sedang terjadi, atau akan terjadi yang melibatkan pegawai
pegawai dan orang lain yang berkaitan dengan dugaan tindak
pidana korupsi yang dilakukan di lingkungan RSUD Dr. Soetomo.
Jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan dalam Whistle Blowing
System (WBS) ini meliputi;
1. Adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang dilakukan
oleh pegawai rumah sakit.
2. Adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
pegawai rumah sakit.
3. Adanya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pegawai
rumah sakit.
Lingkup pengaduan meliputi segala tindakan korupsi di lingkungan
RSUD Dr. Soetomo. Whistle Blower harus memberikan
informasiyang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi:
21
Conflict of Interest
22
05 PEDOMAN PERILAKU NON PROFESI DAN
PROFESI
23
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
4. Mengetahui peta area dan siapa
petugas yang dapat dihubungi atau
ditanya jika ada pelanggan internal
dan eksternal yang membutuhkan
arahan atau jawaban; dan
5. Tanggap dan siap membantu
penerima layanan yang memerlukan
bantuan berupa kursi roda atau alat
bantu lainnya.
3. Front office 1. Siap di unit resepsionis dengan
posisi berdiri pada saat menerima
tamu;
2. Salam, senyum sapa kepada
pelanggan
3. Tidak membiarkan unit resepsionis
dalam keadaan kosong/ tidak ada
petugas; dan
4. Memperhatikan penampilan agar
selalu prima dan menarik.
4. Pemberi 1. Siap di unit/ pusat informasi;
informasi/ contact 2. Salam, senyum, tanya kepada
center pelanggan
24
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Tidak membiarkan unit/ pusat
informasi dalam keadaan kosong/
tidak ada petugas;
4. Memberikan informasi yang jelas
bagi penerima layanan;
5. Menerima telepon, tidak sibuk
dengan hal lain yang tidak
berhubungan dengan tugas, seperti
makan/ minum/ melihat handphone/
berbicara dengan orang lain selain
yang sedang di saluran telepon;
6. Mencatat identitas dan pertanyaan/
permasalahan yang disampaikan
penerima layanan jika ada hal-hal
yang perlu ditindaklanjuti kemudian;
dan
7. Memberi kesempatan penerima
layanan untuk bertanya atau
menyampaikan hal lain sebelum
menutup telepon.
5. Petugas 1. Siap di loket pendaftaran;
Pendaftaran 2. Salam, senyum, tanya kepada
pelanggan
25
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Tidak membiarkan loket
pendaftaran dalam keadaan
kosong/ tidak ada petugas;
4. Memberikan informasi antrian yang
jelas kepada penerima layanan; dan
5. Memperhatikan urutan kedatangan
penerima layanan sehingga dapat
dilayani sesuai urutannya.
6. Petugas Kasir 1. Siap di loket kasir
2. Salam, senyum, tanya kepada
pelanggan
3. Mengkonfirmasi identitas penerima
layanan;
4. Tidak membiarkan loket kasir dalam
keadaan kosong/tidak ada petugas
5. Mengkonfirmasi tarif/biaya
pelayanan dan jumlah uang kepada
penerima layanan;
6. Menerima dan mengembalikan
uang tunai atau kartu pembayaran
serta memberikan lembar bukti
pembayaran dengan dua tangan
26
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
7. Petugas Unit 1. Siap di unit Customer Care
Pengaduan / 2. Salam, senyum, tanya kepada
Customer Care pelanggan
3. Memberikan tanggapan awal
dengan kalimat yang berempati,
yang menunjukkan kesediaan untuk
memahami dan menunjukkan
perhatian terhadap situasi sulit yang
dialami penerima layanan;
4. Tidak membiarkan unit pengaduan
dalam keadaan kosong/tidak ada
petugas;
5. Memberikan penjelasan yang
menunjukkan kesediaan membantu,
tidak menunjukkan kesan membela
diri atau defensif, tidak
menunjukkan kesan menyalahkan
penerima layanan, dan kesan
enggan bertanggung jawab;
6. Memberikan jawaban atau solusi
yang dapat dirasakan manfaatnya
bagi penerima layanan dengan
tetap mengutamakan keselamatan
dan integritas;
27
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
7. Menyampaikan ucapan terimakasih
dan ucapan simpatik sebelum
mengakhiri pelayanan, seperti
“semoga masukan/komplain/aduan
yang disampaikan dapat
meningkatkan pelayanan kami”
8 Cleaning Service 1. Salam, senyum, sapa kepada
pelanggan
2. Siap sedia di unit kerja untuk
melaksanakan tugas kebersihan
3. Melaksanakan tugas dengan jujur,
sepenuh hati, disiplin dan
tanggungjawab
4. Bekerja sesuai standar prosedur
operasional.
28
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Menghormati hak pasien, teman
sejawat, dan tenaga kesehatan
lain
3. Bersikap jujur serta memberikan
pelayanan disertai rasa empati
dan penghormatan atas martabat
manusia.
Integritas:
1. Menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji
diri berlebihan
2. Berhati-hati dalam mengiklankan
layanan kesehatan dan tidak
mempublikasikan metode, obat,
alat/teknologi baru yang belum
diuji kebenarannya.
3. Menjaga rahasia pasien
Profesional:
1. Melakukan tindakan dengan
persetujuan pasien/keluarga
pasien
2. Membuat rekam medis yang
jelas, benar dan lengkap
29
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Kepatuhan menjalankan
pelayanan sesuai prosedur
operasional
4. Kepatuhan terhadap jadwal
pelayanan medis
5. Memberi surat
keterangan/pendapat yang
diperiksa sendiri kebenarannya
Inovatif :
1. Melakukan
pemeriksaan/pengobatan yang
tidak berlebihan dan sesuai
kebutuhan pasien
2. Mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran
30
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
Integritas:
1. Iman dan Taqwa
2. Jujur dan disiplin
3. Berseragam sesuai aturan
4. Rapi, bersih, serasi
5. Tidak berbau badan
6. Loyal kepada organisasi
Profesional :
1. Berdedikasi dan tanggungjawab
2. Kepatuhan terhadap standar dan
berkompetensi
3. Belajar berkelanjutan
Inovatif :
1. Kreatif dan mengikuti
perkembangan pengetahuan
keperawatan yang mutakhir
2. Ide solutif
3. Terbuka dan berwawasan ke
depan.
3. Tenaga Etika :
Kesehatan lain 1. Salam, senyum, sapa kepada
pelanggan
31
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Dalam menjalankan tugas
profesi harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan
keridhaan Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki hanya digunakan
atas asas nilai-nilai luhur
Pancasila dan UUD 1945.
Integritas:
1. Tidak membeda-bedakan
kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, jenis kelamin, agama, politik
serta status sosial klien.
2. Menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata
yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan.
Profesional :
1. Menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah
profesi.
32
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Menghormati harkat dan
martabat manusia
3. Menjunjung tinggi terpeliharanya
hak-hak asasi manusia
Inovatif :
1. Memberikan pelayanan terbaik
terhadap pasien
2. Menjaga kesehatan dan
keselamatan diri dari resiko tugas
profesi
3. Berusaha meningkatkan
kemampuan profesinya
4. Menjaga dan menjunjung tinggi
nama baik profesinya
5. Bekerja sesuai prosedur.
33
06 PENEGAKAN PEDOMAN PERILAKU
34
lain inter disiplin ilmu, antar profesi, antar staf, antara pasien
dan rumah sakit serta antar staf dengan pasien.
Penanggung jawab penegakan etika perilaku profesi
medik dilaksanakan oleh Komite Medik (Sub Komite Etika
Profesi Medik), penanggung jawab penegakan etika dan profesi
keperawatan dilakukan oleh Komite Keperawatan (Sub Komite
Etik Profesi Keperawatan), penanggung jawab penegakan etika
perilaku profesi tenaga kesehatan oleh Komite Tenaga
Kesehatan dan non profesi di bawah tanggungjawab Bidang/
Bagian yang membawahi. Misalnya Bagian Umum
membawahi; cleaning service, tenaga parkir, dan keamanan.
35
c. Memastikan kebenaran dugaan penyimpangan tersebut
sebelum melakukan tindak lanjut
d. Jika benar, tindak lanjut dilakukan oleh atasan langsung dan
dapat disampaikan kepada atasan tertinggi
e. Pelaporan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh
anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Pengawas.
5. Pembelaan
Bagi staf, karyawan, serta peserta didik yang dituduh
melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku ini
memiliki hak untuk menyampaikan penjelasan dalam rangka
pembelaan atas dirinya dan disampaikan kepada Wakil Direktur
Pendidikan Profesi, Penelitian, dan SDM.
Penerima laporan dapat mempertimbangkan untuk
menerima atau tidak menerima penjelasan tersebut.
6. Pembinaan
Pembinaan dilakukan oleh atasan langsung sampai ke
jajaran manajemen yang lebih tinggi kepada staf dan karyawan
di lingkungan RSUD Dr. Soetomo yang hasil evakuasinya dinilai
37
kurang dalam menerapkan budaya organisasi sesuai dengan
panduan yang telah tersedia. Dalam pembinaan ini akan
dilakukan:
1. Pemberian umpan balik terhadap evaluasi performa budaya
organisasi
2. Menggali akar permasalahan atau kendala yang sedang
dihadapi oleh staf atau karyawan tersebut, baik masalah di
lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga.
3. Bersama-sama mencari solusi untuk masalah yang dihadapi
4. Membuat rencana peningkatan kinerja staf dan karyawan
bersama atasan langsung
5. Pemantauan secara teratur terhadap rencana peningkatan
kinerja yang telah disepakati bersama dan
didokumentasikan
6. Evaluasi ulang
7. Bila perlu dapat disarankan konsultasi ke “klinik budaya
organisasi”.
7. Sanksi pelanggaran
Setiap pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap pedoman perilaku akan dijatuhi sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku Sanksi yang
diberikan dapat berupa:
a. Sanksi moral berupa permintaan maaf secara terbuka atau
tertutup
38
b. Sanksi sesuai disiplin PNS berupa teguran lisan, teguran
tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis, penundaan
kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat,
penurunan pangkat, pemotongan tunjangan kinerja,
penurunan jabatan, pembebasan jabatan, pemberhentian
sebagai pegawai.
c. Apabila ada keberatan dengan sanksi, maka dapat
mengajukan keberatan atau banding, dan akan diproses
lebih lanjut oleh BKD Provinsi Jawa Timur.
39
● Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun dan atau pembebasan dari
jabatan
● Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas
permintaan sendiri
● Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai
● Tuntutan ganti rugi
● Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses
pemeriksaan lebih lanjut apabila pelanggaran menyangkut
kerugian Rumah Sakit yang material/besar dan
dikategorikan dalam tindakan pidana.
40
07 MONITORING EVALUASIDAN
PELAPORAN
41
Monitoring atau pengawasan wajib dilakukan oleh atasan
langsung, dan secara objektif juga akan dilakukan oleh tim penilai
(surveyor/penilai). Evaluasi terhadap kepatuhan pedoman perilaku
dilakukan paling sedikit 1 tahun sekali. Dalam upaya
meningkatkan efektivitas roadmap pembangunan Budaya
Organisasi, maka tidak menutup kemungkinan evaluasi juga dapat
dibantu atau dilakukan oleh badan/Lembaga independent yang
ditunjuk oleh rumah sakit.
Hasil penilaian berupa nilai (score) prosentase. Nilai akhir
= (frekwensi jawaban “ya” dibagi jumlah butir standar sesudah
dikurangi dengan frekwensi NA (Not Aplicable) x 100%. Kriteria
nilai meliputi; Buruk (0%-50%), Kurang (51%-60%), Cukup (61%-
70%), Baik (71%-80%), Sangat Baik (81%-90%), dan Prima (91%-
100%).
PELAPORAN
Hasil monitoring dan evaluasi berupa laporan hasil analisis
terhadap kepatuhan pedoman perilaku, disertai kesimpulan dan
saran, serta nominasi petugas dengan nilai sangat baik. Hasil
monev tersebut disampaikan kepada Direktur. Apabila terdapat
GAP dalam penilaian atau evaluasi perilaku, maka hendaknya
dilanjutkan dengan upaya tindak lanjut; pembinaan, menyarankan
mengunjungi klinik budaya organisasi, dan bahkan dapat dijatuhi
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
42
08 LAMPIRAN INSTRUMEN
MONITORING DAN EVALUASI
43
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
Berada di pintu gerbang,
lobby, pintu masuk, atau
1
pada area yang ditetapkan,
dengan posisi berdiri;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Sigap dalam
3 mengupayakan keamanan
bagi penerima layanan;
Mengetahui peta area dan
siapa petugas yang dapat
dihubungi atau ditanya jika
4
ada penerima layanan yang
membutuhkan arahan atau
jawaban; dan
Tanggap dan siap
membantu penerima
5 layanan yang memerlukan
bantuan berupa kursi roda
atau alat bantu lainnya.
Berpenampilan bersih, rapi
6
serta ramah
44
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
Tidak membiarkan konter
resepsionis dalam keadaan
3
kosong/ tidak ada petugas;
dan
Memperhatikan penampilan
4 agar selalu prima dan
menarik.
46
6. Daftar penilaian petugas Kasir
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………
47
7. Daftar penialian petugas unit pengaduan (Customer Care)
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………
48
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
seperti; “semoga
masukan/komplain/aduan
yang disampaikan dapat
meningkatkan pelayanan
kami”
49
9. Daftar penilaian profesi Dokter
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………
50
Memberi surat
keterangan/pendapat yang
5
diperiksa sendiri
kebenarannya
Inovatif:
Melakukan
pemeriksaan/pengobatan
1
yang tidak berlebihan dan
sesuai kebutuhan pasien
Mengikuti perkembangan
2 ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran
52
Menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan
diri semata yang
2
bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur
jabatan
Profesional:
Menjunjung tinggi,
menghayati dan
mengamalkan Sumpah
1
profesi (mengutamakan
kepentingan pasien dari
pada kepetingan sediri)
Menghormati harkat dan
2
martabat manusia (pasien)
3 Bekerja sesuai prosedur.
Inovatif:
Memberikan pelayanan
1
terbaik terhadap pasien
Menjaga kesehatan dan
2 keselamatan diri dari resiko
tugas profesi
Berusaha meningkatkan
3
kemampuan profesinya
Menjaga dan menjunjung
4
tinggi nama baik profesinya
53
09 LAMPIRAN KODE ETIK PROFESI
54
KODE ETIK PROFESI KEDOKTERAN
SALINAN KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan
mahluk insani, baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk
kepentingan penderita.
Pasal 7 Seorang dokter hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya.
Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat harus memelihara saling pengertian
sebaik-baiknya.
55
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PENDERITA
Pasal 11 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk
penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit
tersebut.
Pasal 13 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia
Pasal 14 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.
Pasal 16 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya,
tanpa persetujuannya.
PENUTUP
56
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA
57
Perawat dan teman sejawat
Kewajiban Perawat
a Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum
antara perawat dengan pihak rumah sakit.
58
h Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang
terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien.
Hak Perawat
f Diperlukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.
59
rumah sakit.
60
KODE ETIK KEBIDANAN
2 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan kepentingan klien.
61
Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya
1 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
3 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
Kewajiban Bidan
a Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum
antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana
ia bekerja.
c Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai
62
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.
d Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
g Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.
h Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (Informed Consent) atas tindakan yang
akan dilakukan.
k Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hak Bidan
b Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat
jenjang pelayanan kesehatan.
c Bidan berhak menolak keinginan pasien / klien dan keluarga yang bertentangan
dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.
d Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
e Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
63
KODE ETIK TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KODE ETIK PSIKOLOGI KLINIS
4 Apabila terjadi pelanggaran kode etik psikologi yang di luar batas kompetensi dan
kewenangan maka wajib melaporkan kepada organisasi profesi
64
SIKAP PROFESIONAL DAN PERLAKUAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU
KLIEN
Dalam memberikan jasa/praktik psikologi kepada pemakai jasa atau klien, baik yang
bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/institusi sesuai dengan
keahlian dan kewenangannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog berkewajiban untuk:
3 Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai dampak
jasa/praktik yang diterimanya
5 Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan terkena
dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian jasa/praktik psikologi
yang dilakukan oleh Ilmuwan
Psikologi dan Psikolog maka pemakai jasa atau klien tersebut harus
diberitahu
ASAS KESEDIAAN
1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghormati dan menghargai hak pemakai
jasa atau klien untuk menolak keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktik
psikologi, mengingat asas sukarela yang mendasari pemakai jasa dalam menerima
atau melibatkan diri dalam proses pemberian jasa/praktik psikologi
1 Interpretasi hasil pemeriksaan psikologik tentang klien atau pemakai jasa psikologi
hanya boleh dilakukan oleh Psikolog berdasarkan kompetensi dan kewenangan
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut
klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya.
Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Ilmuwan Psikologi
65
dan Psikolog dalam rangka pemberian jasa/praktik psikologi wajib mematuhi hal-hal
sebagai berikut
3 Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak
ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien, profesi,
dan akademisi. Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang
bersangkutan tetap dirahasiakan
4 Keterangan atau data klien dapat diberitahukan kepada orang lain atas
persetujuan klien atau penasehat hukumnya
5 Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang tidak mampu untuk
memberikan persetujuan secara sukarela, maka Psikolog wajib melindungi orang-
orang ini agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan
PERNYATAAN
66
Karya cipta psikologi dalam bentuk buku dan alat tes atau bentuk lainnya harus
dihargai dan dalam pemanfaatannya hendaknya memperhatikan ketentuan
perundangan mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku
2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog tidak dibenarkan untuk mengutip, menyadur hasil
karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya
2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menjaga agar sarana pengukuran agar tidak
dipergunakan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan yang tidak
berkompeten
67
KODE ETIK APOTEKER
KEWAJIBAN UMUM
6 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya
2 Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan ketentuan kode Etik
68
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya
2 Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain
69
KODE ETIK RADIOGRAFER
KEWAJIBAN UMUM
1 Ahli Radiografi harus menjaga dan menjunjung linggi nama baik profesinya
2 Ahli Radiografi hanya melakukan pekerjaan radiografi, lmaging dan radioterap: atas
permintaan Dokter dengan tldak menlnggalkan prosedur yang telah digariskan
3 Setiap Ahli radiografi wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil
pekerjaan profesinya maupun dari bidanq lainnya
70
tentang keadaan pasien, karena kepercayaan pasien yang telah bersedia
dirinya untuk diperiksa
6 Setiap Ahli Radiografl wajib membina hubungan kerja yang baik antara
profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingan pelayanan terhadap
masyarakat
1 Setiap Ahli Radiografi harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik
terhadap bahaya radlasi maupun terhadap penyakitnya
71
KODE ETIK ELEKTROMEDIK
KEWAJIBAN UMUM
72
e. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) memberikan dukungan
kepada anggotanya untuk mendapatkan informasi pendidikan, program dan
kebijakan organisasi.
f. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) memperjuang-kan agar
anggotanya mendapatkan penghasilan yang wajar.
g. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) bertanggung jawab
kepada anggotanya.
73
Teknisi elektromedis mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerjasama
dengan profesi lain dalam perencanaan dan pengelolaan pelayanan agar
mampu memberikan pelayanan yang baik.
Teknisi elektromedis hendaknya menyesuaikan diri secara profesional-
isme dan melengkapi diri dengan ketrampilan yang memadai untuk
perencanaan dan pengelolaan dalam situasi tertentu yang dihadapinya,
sehingga sadar akan keberadaan pelayanannya dalam konteks sosial dan
ekonomi secara menyeluruh.
Teknisi elektromedis mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan
mendukung penelitian untuk perencanaan dan pengembangan.
(d) Teknisi elektromedis memberikan dorongan dan dukungan kepada
sejawat dalam menyusun perencanaan pelayanan dan strategi
pengembangan.
Hak klien :
a. Klien berhak atas pelayanan teknik elektromedik yang sebaik mungkin.
74
b. Klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan teknik elektromedik yang
tidak sesuai dan hanya menerima pelayanan yang bermanfaat.
c. Klien berhak atas pelayanan teknik elektromedik yang menghargai privasi dan
martabatnya.
d. Klien atau kuasa hukumnya berhak atas informasi yang cukup tentang hasil
kajian, pilihan, tindakan dan risiko yang dapat ditimbulkan.
e. Klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang terbaik, jika dipandang
perlu teknisi elektromedis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang
lebih berkompeten.
f. Klien berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal:
- Memilih pelayanan teknik elektromedik atau alternatif lain.
- Menghentikan tindakan dan menerima ketidakmam-puannya walaupun
tindakan teknik elektromedik dapat meningkatkan keadaannya.
75
c. Tenaga teknik elektromedik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan teknik
elektromedik dan tidak menyalahgunakan kemampuan dan ketrampilan untuk
tujuan yang merugikan.
d. Tenaga teknik elektromedik senantiasa melaksanakan tugasnya dengan
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dan mempunyai motivasi
untuk meningkatkan kemampuan.
76
KODE ETIK AHLI GIZI
KEWAJIBAN UMUM
1 Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan
dalam meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat
2 Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan
menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri
4 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan
adil
8 Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan
maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-
baiknya
77
2 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya,
bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan
kesaksian hukum
4 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan
akurat
5 Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut
2 Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga
dapat mencegah masalah gizi di masyarakat
3 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat untuk
mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat
4 Ahli Gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola makan dan
aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai praktek gizi individu yang baik
5 Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli Gizi berkewajiban
hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan, inisiatif, dan
bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan
optimal di masyarakat
78
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI
1 Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang
dicanangkan oleh profesi
3 Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar
5 Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum, dan
memaksa orang lain untuk melawan hukum
6 Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat
bekerja dengan baik
8 Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan
organisasi profesi
79
KODE ETIK FISIOTERAPI
HAK PASIEN/KLIEN
2 Pasien/klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan yang tidak sesuai dan
hanya menerima pelayanan yang bermanfaat
4 Pasien/klien atau kuasa hukumnya berhak atas informasi yang cukup tentang hasil
asesmen, pilihan terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan
80
5 Pasien/klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk yang
terbaik dalam pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila dipandang perlu
fisioterapis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih berkompeten
HAK-HAK FISIOTERAPIS
1 IFI berhak atas loyalitas anggotanya dan memberi perlindungan diri dari pelecehan
akibat pelayanan yang inkompeten, ilegal dan bertentangan dengan kode etik
profesi fisioterapi
2 IFI berhak atas nama baik dan menolak pelecehan dari siapapun
3 IFI berhak atas pengajar fisioterapi yang berkualitas, kompeten dan berpengalaman
dibidangnya
4 IFI berhak atas praktek fisioterapi yang profesional dan menolak diajarkan secara
semena-mena kepada individu atau kelompok lain tidak
bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan
81
2 Fisioterapis dimanapun berada hendaknya selalu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat di lingkungannya
3 Fisioterapis harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan, jenis, dosis, struktur
organisasi dan alokasi sumber daya dirancang untuk pelayanan yang berkualitas
sesuai dengan tuntutan kebutuhan individu, masyarakat, kolega dan profesi lain
5 Fisioterapis harus menghindari praktek ilegal yang bertentangan dengan kode etik
profesi
7 Fisioterapis wajib memberikan informasi yang benar kepada masyarakat profesi dan
profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan pelayanan profesionalnya sehingga
mereka menjadi tahu dan mau menggunakannya
8 Fisioterapis dalam menentukan tarif pelayanan harus masuk akal dan tidak
memanfaatkan profesi untuk semata-mata mencari keuntungan
9 Jasa profesional yang diterima fisioterapis harus didapatkan dengan cara yang jujur
1 lkatan Fisioterapi Indonesia menjamin pelayanan yang diberikan secara jujur, komplit
berdasarkan pada penelitian dan informasi aktual dalam rangka ikut meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan Fisioterapi Indonesia
membuat dan memantau pelaksanaan standar profesi dalam praktek profesional
3 lkatan Fisioterapi Indonesia akan mengatur sumber daya yang ada secara efektif,
efisien dan bertanggung jawab
82
6 lkatan Fisioterapi Indonesia bertanggung jawab kepada anggotanya. Mengakui
batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup
profesi fisioterapi.
2 lkatan Fisioterapi Indonesia menjamin agar kode etik Fisioterapi dijalankan oleh
setiap fisioterapis
4 Fisioterapis mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerjasama dengan profesi lain
dalam perencanaan dan pengelolaan pelayanan agar mampu
memberikan pelayanan yang optimal bagi kesehatan individu dan masyarakat
83
6 Fisioterapis mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan mendukung
penelitian untuk perencanaan dan pengembangan
5 Disiplin
6 Berjiwa melayani
84
KODE ETIK SANITARIAN/AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN
KEWAJIBAN UMUM
3 Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri sendiri
6 Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam menangani
masalah klien atau masyarakat.
9 Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati
1 Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau penyelesaian
masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan
85
tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian
masalah tersebut.
2 Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada
86
KODE ETIK PEREKAM MEDIS
KEWAJIBAN UMUM
1 Di dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI
4 Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi
yang terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen,
ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku
5 Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas
informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial
3 Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan nomor 1 dan 2
1 Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode
Etik Profesi
2 Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan
87
3 Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi
1 Perekam Medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik
88
KODE ETIK ASISTEN APOTEKER
89
2 Seorang Asisten Apoteker dalam pengabdian profesinya memberikan semaksimal
mungkin pengetahuan dari keterampilan yang dimiliki
1 Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjalin kerjasama yang baik, saling
percaya, menghargai dan menghormati terhadap profesi kesehatan lainnya
90
KODE ETIK OKUPASI TERAPI
OTONOMI
1 Okupasi Terapis harus selalu memberikan pelayanan okupasi terapi yang terbaik
untuk kepuasan klien/pasien
7 Okupasi Terapis harus selalu menjaga kerahasiaan informasi tentang kondisi klien
yang diperolehnya dari hasil pengkajian dan proses terapi, kecuali diperlukan atau
untuk proses peradilan
KOMPETENSI
91
PELAKSANAAN HUKUM DAN KEBIJAKAN
INFORMASI UMUM
HUBUNGAN PROFESIONAL
92
4 Okupasi Terapis harus bekerja sama dengan teman sejawat dalam memberikan
pelayanan okupasi terapi prima dan penyebarluasan informasi tentang okupasi
terapi kepada klien/pasien, keluarga dan masyarakat
PERILAKU PROFESIONAL
2 Okupasi Terapis dilarang terlibat segala bentuk konflik atau hal-hal yang
bisa memperburuk citra profesi okupasi terapi baik terhadap sesama okupasi
terapis maupun dengan profesi lain
93
KODE ETIK PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN
KEWAJIBAN UMUM
2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Promotor dan Pendidik Kesehatan lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi
2 Harus terus terang, ikhlas dan jujur dan melibatkan klien mereka secara aktif
8 Promotor dan Pendidik Kesehatan menegaskan etik egaliter dan kesehatan adalah
hak dasar manusia
94
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI
2 Promotor dan Pendidik Kesehatan tidak boleh mengkritik kolega dalam situasi
dimana ada kemungkinan konflik minat. Harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan
3 Setiap Promotor dan Pendidik Kesehatan tidak boleh mengambil alih tugas teman
sejawatnya tanpa persetujuan teman sejawat yang bersangkutan
2 Harus bertindak melalui saluran yang tepat melawan perilaku tidak etis oleh setiap
anggota profesi lainnya
3 Promotor dan Pendidik Kesehatan dalam menerapkan strategi dan metode harus
tidak memberikan beban perubahan pada populasi sasaran tetapi harus
melibatkan kelompok yang tepat lainnya untuk secara aktif melakukan perubahan
yang efektif
4 Hasil/dampak potensial, baik positif maupun negatif, yang dapat dihasilkan dari
strategi yang diusulkan harus dikomunikasikan kepada semua individu yang tepat
yang akan diintervensi
95
5 Ketika Promotor dan Pendidik Kesehatan berperan serta dalam aksi berkaitan
dengan kontrak (sewa), promosi, atau kenaikan pangkat, mereka harus menjamin
bahwa tidak ada praktek pengecualian terhadap individu berdasarkan sex, ras atau
etnik, atau atribut non-profesional lainnya
4 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus bertanggung jawab untuk reputasi yang
baik disiplin mereka. Kejujuran personal dan profesional dan integritas adalah
kualitas esensial dari seorang Promotor dan Pendidik Kesehatan
96
KODE ETIK PENATA ANESTESI
4 Seorang Penata Anestesi harus menghindarkan diri dari perbuatan yang memuji
diri sendiri
5 Seorang Penata Anestesi harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien
dan sejawat, dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang diketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi
7 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dalam bekerja sama
dengan cara profesional dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat hendaknya memelihara saling menghormati
8 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan makhluk
insani, psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan klien
97
HUBUNGAN DENGAN PASIEN
6 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menghormati hak
asasi pasien
2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib memelihara mutu
pelayanan asuhan kepenataan anestesi yang tinggi disertai kejujuran profesional
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan sesuai kebutuhan pasien
1 Hubungan antara teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan Penata
Anestesi harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling
mempercayai
98
3 Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) harus
diajukan kepada Majelis Kode Etik untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk
disiarkan melalui media sosial atau cara lain
5 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menjalin hubungan
yang baik dengan teman sejawatnya dan tenaga kesehatan lainnya untuk
mencapai suasana kerja yang serasi
1 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menjaga nama
baik dan menjunjung tinggi cita-cita profesinya dengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu dan paripurna kepada
pasien
99
KODE ETIK PROFESI PEMBINA KESEHATAN KERJA
KEWAJIBAN UMUM
1 Setiap profesi Pembina kesehatan kerja harus menjujung tinggi, menghayati dan
mengamalkan etika profesi Pembina Kesehatan Kerja
2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi Pembina kesehatan kerja lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi
100
5 Upaya pembinaan kesehatan kerja hendaknya didasarkan kepada fakta-fakta
ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian atau penelitian
1 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dan saling menghargai
serta menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya
1 Profesi Pembina kesehatan kerja hendaknya lebih bersikap proaktif dan tidak
menunggu dalam mengatasi masalah dan bertanggung jawab penuh terhadap
keprofesiannya
101
KODE ETIK FISIKAWAN MEDIS
KEWAJIBAN UMUM
1 Fisikawan Medis beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan fungsi dan pekerjaannya agar terbentuk insan yang profesional,
cakap, jujur dan ahli dibidangnya
2 Semua hal yang berhubungan dengan pasien, atasan, bawahan, mitra kerja, relasi
dan anggota dari profesi lain akan selalu diarahkan kepada suasana kekompakan,
keadilan, berpegang teguh pada kode etik/ rahasia profesi
3 Fisikawan Medis akan selalu berusaha memberikan saran dan masukan kepada
orang yang mempunyai otoritas, pemerintah dan lembaga-lembaga kebijakan
publik yang berkenaan dengan keselamatan, mutu, segi ekonomi dari semua
aspek yang berkenaan dengan penerapan fisika dalam bidang medik
102
6 Fisikawan Medis akan selalu menghormati hak-hak dari pasien, rekan kerja, para
tenaga kesehatan lain, dan mereka yang sedang pelatihan
7 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk melindungi keselamatan dan
kesejahteraan dari pasien
2 Ketika memberikan arahan kepada profesi lain tentang penerapan fisika di bidang
medik, Fisikawan Medis akan selalu menekankan kepada kemampuan orang yang
diberikan arahan olehnya dan untuk selalu memperhatikan serta menghargai akan
keterbatasannya, sehingga hal yang berkenaan dengan keselamatan publik dan
perawatan pasien tidak ada kompromi
3 Fisikawan Medis akan selalu menghormati hukum dan persyaratan pengatur untuk
dapat bekerja dengan aman dan efektif dari profesi mereka
2 Seorang Fisikawan Medis akan selalu melakukan langkah yang rasionil untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya dilakukan
secara benar oleh orang yang tepat, dan ia benar-benar menerima tugas dan
tanggung jawab tersebut
4 Pada saat melakukan pekerjaan profesinya, Fisikawan Medis akan selalu dan
terus menerus berusaha meningkatkan dan mempertahankan kualitas ilmu
pengetahuan dan keahliannya serta mengikuti pelatihan bila dianggap perlu
103
5 Fisikawan Medis akan selalu memegang teguh dan menjunjung tinggi profesinya
dengan berperilaku berdasarkan kode etik profesinya. Setiap pelanggaran perilaku
organisasi hendaknya disampaikan ke organisasi Ikatan Fisikawan Medis
Indonesia (IKAFMI)
6 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk menampilkan pelayanan pasien
dengan mutu terbaik melalui layanan yang profesional dan berkompeten
8 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk meningkatkan pengetahuan dan
kecakapannya, membagi hal tersebut dengan para rekan kerja mereka
1 Fisikawan Medis yang bekerja/terikat pada praktek swasta atau sebagai konsultan
akan selalu berjuang bersama rekan sejawatnya dengan didasari mandat,
pengetahuan, jawaban dan kuasa dari organisasi
2 Fisikawan Medis akan selalu membantu relasinya sampai batas keahliannya dalam
menerapkan kompetensi teknik dan pengembangan profesi, dan akan
mengarahkan mereka untuk menjunjung tinggi kode etik profesi
4 Fisikawan Medis akan selalu jujur di dalam semua interaksi profesional dan di
dalam pekerjaan mereka
5 Hubungan antar anggota dari Ikatan Fisikawan Medis Indonesia dan para tenaga
kesehatan lain haruslah terbuka, berteman, dan berdasar pada rasa saling
menghormati
104
KODE ETIK REFRAKSIONIS OPTISIEN
PENGERTIAN
Ruang Lingkup
1 Pelayanan Refraksi
2 Pelayanan Optisi
KEWAJIBAN
1 Kewajiban Pribadi
A. Menjaga kemandîrian/ independensi profesi dari perbedaan kepentingan
terhadap orientasi profesi RefraKsionis Optisien yang mengutamakan
pelayanan
B. Menjaga integritas profesional, yaitu memberikan pelayanan dengan segenap
kemampuan dan keterampilan terbaik sesuai dengan standar profesi.
105
C. Menjaga kerahasiaan iliformasi yang dikemukakan atau yang diperoleh dari
pemerìksaan. Hal ini terutama berlaku untuk informasi pada catatan klien.
106
KODE ETIK KESEHATAN MASYARAKAT
KEWAJIBAN UMUM
107
1 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dalam saling
menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya.
PENUTUP
108
KODE ETIK TERAPI WICARA
1 Terapis Wicara wajib menghargai, menghormati dan menjaga hak-hak serta nama
baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi maupun sejawat praktisi
2 Terapis Wicara wajib mencegah dilakukannya pemberian jasa atau praktik Terapi
Wicara oleh orang atau pihak lain yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan
109
Dalam memberikan jasa/praktik Terapi Wicara kepada pemakai jasa atau klien,
baik yang bersifat perorangan atau kelompok sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya, Terapis Wicara berkewajiban untuk:
a. Mengutamakan dasar-dasar profesional.
b. Memberikan jasa/praktik kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c. Melindungi pasien atau klien dari akibat yang merugikan sebagai
dampak jasa/praktik yang diterimanya.
d. Mengutamakan ketidakberpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien
dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e. Dalam hal dimana pasien atau klien yang menghadapi kemungkinan akan
terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian Terapi
Wicara yang dilakukan oleh Terapis Wicara maka pasien atau klien tersebut
harus diberitahu
3 Asas Keadilan
Terapis Wicara wajib menghormati dan menghargai hak pasien atau klien untuk
menolak keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktik Terapi Wicara, mengingat
asas sukarela yang mendasari pasien dalam menerima atau melibatkan diri
dalam proses pemberian jasa/ praktik Terapi Wicara
110
d. Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang tidak mampu untuk
memberikan persetujuan secara sukarela, maka Terapis Wicara wajib
melindungi orang-orang ini agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan.
PERNYATAAN
KARYA CIPTA
1 Penghargaan Terhadap Karya Cipta Pihak Lain Dan Pemanfaatan Pihak Lain
Karya cipta Terapi Wicara dalam bentuk buku dan alat tes atau bentuk lainnya harus
dihargai dan dalam pemanfaatannya hendaknya memperhatikan ketentuan
perundangan mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku.
a. Terapis Wicara wajib menghargai karya cipta pihak lain sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
b. Terapis Wicara tidak dibenarkan untuk mengutip, menyadur hasil karya orang
lain tanpa mencantumkan sumberya.
c. Terapis Wicara tidak dibenarkan menggandakan, memodifikasi,
memproduksi, menggunakan baik sebagian maupun seluruh karya orang lain
tanpa mendapatkan izin dari pemegang hak cipta.
111
10 LAMPIRAN HAK & KEWAJIBAN PASIEN
HAK PASIEN
113
KEWAJIBAN PASIEN
114