Anda di halaman 1dari 123

PEDOMAN PERILAKU

Di Lingkungan RSUD Dr.Soetomo


(CODE OF CONDUCT)

TAHUN
2022
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
Jl. Mayjen. Prof. Dr. Moestopo 6-8, Surabaya Telp. (031) 5501078, Kode Pos 60286
Website www.rsudrsoetomo.jatimprov.go.id, E-mail kontak@rsudrsoetomo.jatimprov.go.id
SURABAYA

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO
NOMOR : 188.4/7113.1/102.6/2022

TENTANG
PENETAPAN BUKU PEDOMAN PERILAKU (CODE
CODE OF CONDUCT)
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOETOMO

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menjalankan pelayanan kesehatan dan


penyelenggaraan rumah sakit yang aman, berkualitas dan
menjunjung tinggi norma-norma
norma etika, disiplin dan hukum di
Lingkungan RSUD Dr. Soetomo;

b. bahwa dalam upaya untuk memberikan panduan pelaksanaan


budaya kerja yang menjunjung tinggi etika, integritas,
profesionalisme, dan inovatif di RSUD Dr. Soetomo;
Soetomo

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan b diatas, maka perlu ditetapkan Buku
Pedoman Perilaku (Code of Conduct)) untuk di berlakukan di RSUD
Dr. Soetomo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang


Rumah Sakit;

3. Undang-Undang
Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korp dan Kode Etik PNS

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012


tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik

6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang Penilaian


Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6340)

7. Peraturan Pemerintah 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS

8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi


Birokrasi Nomor: 39 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pengembangan
Budaya Kerja

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 42 Tahun


2018 tentang Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit

10 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 33 Tahun


. 2019 tentang Panduan Perilaku Interaksi Pelayanan Publik di
Lingkungan Kementerian Kesehatan;

11 Permenpan RB Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan Kinerja


. Pegawai Aparatur Sipil Negara;

12 Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 20 tahun 2021 tentang


. Implementasi ASN Core Value dan Employer Branding ASN;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : Buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan dan penyelenggaraan rumah sakit di
Lingkungan RSUD Dr. Soetomo;

KEDUA : Buku Pedoman Perilaku (Code of Conduct) ini disosialisasikan dan


diinternalisasikan kepada seluruh pegawai dan peserta didik yang ada di
lingkungan RSUD Dr. Soetomo untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-
baiknya.

KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
terdapat kekurangan dan/atau kekeliruan akan diadakan perbaikan dan
perubahan sebagaimana mestinya;

KEEMPAT : Salinan Keputusan ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk


diperhatikan dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di : SURABAYA
Pada Tanggal : 20 Mei 2022

DIREKTUR RSUD DR. SOETOMO

Dr. JONI WAHYUHADI, dr., Sp.BS (K)


Pembina Utama Madya
NIP. 19640620 199003 1 007
TIM PENYUSUN

Pengarah :

1. Dr. Joni Wahyuhasi, dr., SpBS (K)


2. Dr. Anang Endaryanto, dr., Sp.A(K)
3. Prof. Dr. Cita Rosita Sigit Prakoeswa, dr.,
Sp.KK(K), FINS-DV., FAADV
4. drg. Primada Kusumaninggar, M.Kes.

Ketua :

Prof. Dr. Usman Hadi, dr., SpPD., KPTI

Sekretaris :

Dr. Florentina Joestandari, drg., MT

Anggota :

1. Dr. Achmad Lefi, dr., Sp.JP (K) FIHA


2. Jajuk Retnowati, S.Kep.Ns., M.Kep
3. Budi Prijo Witjaksono, S.ST
4. Azimatul Karimah, dr., SpKJ
5. Utari Dyah Kusumawardhani, dr., SpKJ
6. Kushartinah, S.Kep.Ns., MM
7. Ida Mayasari, SKM., M.Kes
8. Happy Setiawan, S.Psi., M.Psi
9. Siti Agustina Triastuti, ST
10. Imam Muif, SKM
11. Ari Purwanto, SKM
12. Vita Agustin, SH
13. Rina Hefyana, SKM
KATA PENGANTAR

RSUD Dr. Soetomo merupakan rumah


sakit rujukan tersier dan rujukan nacional milik
Pemerintah Provinsi Jawa Timur. RSUD Dr.
Soetomo memiliki fungsi yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan, pendidikan,
maupun penelitian. Untuk mewujudkan fungsi
tersebut dibutuhkan komitmen dan dukungan
dari semua stake holder serta
masyarakat/pelanggan untuk mematuhi atau
menjalankan nilai-nilai budaya organisasi di
RSUD Dr. Soetomo.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang


telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga Buku Pedoman Perilaku di Lingkungan
RSUD Dr. Soetomo ini dapat selesai dan siap
untuk diinternalisasikan dan diamalkan sebagai
budaya organisasi RSUD Dr. Soetomo.
Kiranya tak ada gading yang tak retak,
kritik dan masukan agar Buku Pedoman ini dapat
disempurnakan di masa mendatang sangat kami
harapkan. Demikian dan terimakasih.

Direktur RSUD Dr.Soetomo

Dr. Joni Wahyuhadi, dr., SpBS (K)


Pembina Utama Madya
NIP. 19640620 199003 1 007
DAFTAR ISI

01. PENDAHULUAN ............................................................................1


A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Tujuan .......................................................................................2
C. Ruang Lingkup ..........................................................................3
D. Landasan Hukum ......................................................................3
02. NILAI-NILAI DAN KODE ETIK ASN...............................................5
03. VISI, MISI, DAN NILAI RSUD Dr. SOETOMO ...............................9
A. Visi RSUD Dr. Soetomo ............................................................9
B. Misi RSUD Dr. Soetomo ...........................................................9
C. Nilai RSUD Dr. Soetomo......................................................... 10
04. PEDOMAN PERILAKU UMUM .................................................... 12
05. PEDOMAN PERILAKU NON PROFESI DAN PROFESI ............ 23
A. Pedoman Perilaku Non Profesi............................................... 22
B. Pedoman Perilaku Profesi Tenaga Kesehatan ....................... 28
06. PENEGAKAN PEDOMAN PERILAKU ........................................ 34
07. MONITORING EVALUASI & PELAPORAN ................................ 41
08. LAMPIRAN INSTRUMEN MONITORING DAN EVALUASI ........ 43
09. LAMPIRAN KODE ETIK PROFESI ............................................. 54
10. LAMPIRAN HAK & KEWAJIBAN PASIEN...................................112

i
01 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo merupakan
bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang berfungsi
melaksanakan berbagai aspek pelayanan kesehatan baik
preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun promotif kepada pasien,
keluarga, dan masyarakat. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soetomo sebagai rumah sakit rujukan terbesar di wilayah
Indonesia Bagian Timur harus mampu memberikan pelayanan
yang aman, berkualitas, dan menjunjung tinggi norma-norma
etika, disiplin dan hukum sehingga pasien sembuh dan dapat
memberikan apresiasi yang tinggi atas pelayanan yang diberikan
rumah sakit.
Untuk mencapai hal tersebut, maka seluruh staf dan
karyawan serta peserta didik di rumah sakit harus berkomitmen
memberikan pelayanan kesehatan yang baik. Bukan hanya tenaga
kesehatan yang kompeten di bidangnya ataupun dukungan
peralatan yang canggih, tetapi penyampaian jasa layanan pun
akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Oleh karena itu,
diperlukan suatu standar perilaku dalam menjalankan pelayanan
kesehatan dan penyelenggaraan rumah sakit untuk mewujudkan
perilaku dan budaya kerja yang sesuai dengan visi dan misi
Rumah Sakit, sehingga disusunlah Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) ini.
1
Pedoman Perilaku (Code of Conduct) di RSUD Dr.
Soetomo diharapkan mampu menjamin kelancaran pelaksanaan
tugas dan fungsi sumber daya manusia yang harmonis dan
kondusif sehingga implementasinya baik dan benar. Saran dan
masukan dari tenaga kesehatan dan pihak lainnya amat
diperlukan untuk penyempunaan Pedoman Perilaku (Code of
Conduct) yang nantinya akan direvisi secara berkala.

B. Tujuan
1. Membangun budaya etik perilaku dan budaya keselamatan
rumah sakit
2. Menciptakan sebuah lingkungan yang mendorong staf dan
karyawan serta peserta didik untuk melaporkan suatu
tindakan dugaan pelanggaran dalam pelayanan kesehatan
tanpa rasa takut dan ragu
3. Sebagai bentuk pencegahan, deteksi, dan koreksi atas
perilaku staf dan karyawan serta peserta didik yang
menyimpang dari panduan yang telah disusun
4. Untuk melakukan evaluasi terhadap perilaku staf dan
karyawan serta peserta didik dengan parameter yang
terstandar dalam memberikan pelayanan dan berinteraksi
dengan pelanggan, baik internal maupun eksternal

2
C. Ruang Lingkup
Buku Pedoman Perilaku ini berlaku untuk pegawai, peserta
didik, tamu rumah sakit yang berkaitan dengan pelayanan atau
proses bisnis di RSUD Dr. Soetomo.

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korp dan Kode Etik PNS.
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6340).
7. Peraturan Pemerintah 94 tahun 2021 tentang Disiplin PNS
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
reformasi Birokrasi Nomor: 39 Tahun 2012 Tentang
Pedoman Pengembangan Budaya Kerja.

3
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
42 Tahun 2018 tentang Komite Etik dan Hukum Rumah
Sakit.
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
33 Tahun 2019 tentang Panduan Perilaku Interaksi
Pelayanan Publik di Lingkungan Kementerian Kesehatan.

11. Permenpan RB Nomor 6 Tahun 2022 Tentang Pengelolaan


Kinerja Pegawai Aparatur Sipil Negara.

12. Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 20 tahun 2021


tentang Implementasi ASN Core Value dan Employer
Branding ASN.

4
02 NILAI-NILAI DAN KODE ETIK ASN

Nilai-nilai Aparatur Sipil Negara (ASN Core Values)


Berdasarkan Surat Edaran Menteri PAN-RB Nomor 20 tahun 2021
tentang Implementasi ASN Core Value dan Employer Branding,
dimana ditetapkan bahwa nilai-nilai ASN adalah BerAKHLAK,
dimana terdiri atas:
1. Berorientasi Pelayanan
ASN berkomitmen dalam memberikan pelayanan prima demi
terwujudnya kepuasan masyarakat.Perilaku yang diharapkan
antara lain;
a. Memahami & memenuhi kebutuhan masyarakat,
b. Ramah, cekatan, solutif, dapat diandalkan, serta
c. Senantiasa melakukan perbaikan pelayanan

2. Akuntabel
ASN bertanggung jawab atas Amanah yang diberikan, perilaku
yang diharapkan pada nilai ini antara lain;
a. Melaksanakan tugas secara jujur, tenggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas.
b. Menggunakan kekayaa dan barang milik negara secara
efektif, efisien, bertanggung jawab
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan/ jabatan.

5
3. Kompeten
ASN harus terus belajar dan mengembangkan kapabilitas.
Perilaku yang diharapkan antara lain;
a. Meningkatkan kompetensi untuk adaptasi terhadap
tantangan dan perubahan jaman.
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

4. Harmonis
ASN hendaknya saling peduli dan menghargai perbedaan.
Perilaku yang diharapkan dalam nilai ini antara lain:
a. Menghargai orang lain dengan latar belakang apapun.
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

5. Loyal
ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara. Perilaku yang diharapkan antara lain:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara RI tahun 1945, setia pada Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta Pemerintah Republik Indonesia.
b. Menjaga nama baik ASN, pimpinan, instansi dan negara.
c. Menjaga rahasi jabatan dan rahasia negara

6
6. Adaptif
ASN hendaknya terus berinovasi dan antusias dalam
menghadapi dan menggerakkan perubahan. Perilaku yang
diharapkan antara lain:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
b. Berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.

7. Kolaboratif
ASN diharapkan membangun kerjasam yang sinergis. Perilaku
yang diharapkan antara lain:
a. Memberikan kesempatan berbagai pihak untuk
berkontribusi.
b. Terbuka dalam Kerjasama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.

Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani Bangsa.

7
Kode Etik ASN

Dalam pelaksanaan tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari


setiap Pegawai Negeri Sipil wajib bersikap dan berpedoman pada
etika dalam bernegara, dalam penyelenggaraan Pemerintahan,
dalam berorganisasi, dalam bermasyarakat, serta terhadap diri
sendiri dan sesama pegawai. Hal ini sesuai dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korp
dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil.

8
03 VISI, MISI, DAN NILAI RSUD Dr. SOETOMO

A. VISI RSUD Dr. Soetomo


Menjadi rumah sakit tersier yang terpercaya, aman, bermutu
tinggi dan mandiri

B. MISI RSUD Dr. Soetomo


● Menyelenggarakan pelayanan dan jejaring pelayanan
sebagai rumah sakit rujukan tersier yang aman, bermutu
tinggi dan terjangkau
● Menyelenggarakan pendidikan, penelitian tenaga kesehatan
yang berintegritas tinggi, professional, inovatif dan
melakukan jejaring pendidikan penelitian yang terintegrasi
(Academic Health Centre) serta pusat pengembangan
bidang kesehatan yang bermutu tinggi dan mewujudkan
SDM yang handal
● Mewujudkan kehandalan sarana dan prasarana penunjang
pelayanan yang terstandar serta lingkungan kerja yang
aman dan nyaman
● Menyelenggarakan tata kelola organisasi yang terintegrasi,
efektif, efisien, dan akuntabel

9
C. NILAI RSUD Dr. Soetomo
Nilai inti Parameter
No Makna Nilai
(core values) Perilaku
1. Etika Nilai yang dijunjung tinggi ● Memegang tata
dalam pergaulan dengan krama
pasien, antar sesama ● Peduli dan empati
staf, antar petugas ● Saling menghargai
dengan pimpinan ● Saling menolong
maupun individu dalam dan bersinergi
menjalankan profesi
kesehatan.
2. Integritas Keselarasan antara ● Beriman dan
perkataan dan perbuatan bertakwa
sesuai etika, moral dan ● Jujur dan konsisten
kemanusiaan ● Disiplin dan taat
aturan
● Loyal pada
organisasi

3. Profesionalisme Kompeten dan ● Bertanggung


bertanggung jawab jawab dan
dalam menjalankan tugas berdedikasi
untuk memberikan yang ● Berorientasi pada
terbaik, berorientasi pada standar
keselamatan ● Kompeten dan
belajar
berkelanjutan

10
Nilai inti Parameter
No Makna Nilai
(core values) Perilaku
4. Inovatif Menghasilkan yang ● Kreatif dan
terbaik secara kreatif dan mutakhir
berkelanjutan ● Menciptakan ide-
ide solutif
● Terbuka terhadap
perubahan dan
berwawasan ke
depan

11
04 PEDOMAN PERILAKU UMUM

PEDOMAN PERILAKU UMUM


Secara garis besar komitmen perilaku staf dan karyawan serta
peserta didik di RSUD Dr. Soetomo adalah :
a. Menjunjung tinggi norma moral, kesusilaan, dan kesopanan
yang dianut oleh masyarakat Indonesia
b. Menjaga nama baik RSUD Dr. Soetomo
c. Saling menghormati dan menjalin hubungan baik dengan
sesama staf, karyawan, serta peserta didik maupun dengan
pasien, keluarga, pengunjung, dan anggota masyarakat yang
berada di lingkungan RSUD Dr. Soetomo
d. Menjaga ketertiban, keamanan, kebersihan dan keselamatan
kerja di lingkungan RSUD Dr. Soetomo
e. Berusaha untuk menjaga, melindungi, dan bertanggung jawab
dalam pemakaian aset milik RSUD Dr. Soetomo
f. Saling menegur sapa apabila bertemu dengan sesama staf,
karyawan, serta peserta didik
g. Saling mengingatkan, menegur, dalam kebaikan dengan
sesama staf, karyawan, serta peserta didik, terlebih bila
melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
h. Mengucapkan salam, senyum, sapa, tanya disertai bahasa
tubuh yang baik kepada pelanggan baik internal maupun
eksternal sebelum memberikan pelayanan.
12
i. Menggunakan pakaian yang sopan atau menggunakan seragam
PDH (Pakaian Dinas Harian) dan PDL (Pakaian Dinas Lapangan)
sesuai dengan aturan yang berlaku bagi pegawai maupun peserta
didik RSUD Dr. Soetomo
j. Tidak melakukan tindakan yang dapat merugikan orang lain dalam
bentuk perundungan (bullying), merendahkan martabat,
pelecehan dan pelanggaran seksual di lingkungan RSUD Dr.
Soetomo.

Komitmen kepatuhan terhadap hukum dan peraturan


a. Melaksanakan tugas pelayanan kesehatan berlandaskan
peraturan perundang-undangan tentang rumah sakit serta
peraturan lainnya yang memiliki legitimasi kuat terkait
pelayanan kesehatan
b. Melaporkan kepada manajemen terhadap setiap potensi
pelanggaran hukum, peraturan, atau kebijakan di lingkungan
RSUD Dr. Soetomo
c. Membantu Satuan Pengawasan Internal (SPI) dalam
melakukan investigasi, audit, atau kajian sesuai petunjuk dari
pimpinan apabila terdapat tuntutan hukum atau pemeriksaan
dari Badan Pemeriksa
d. Memperoleh perlindungan hukum sejauh dalam bekerja
memberikan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

13
Komitmen terhadap tata tertib, disiplin, dan etika
a. Mematuhi peraturan tata tertib dan disiplin pegawai. Contohnya
staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
datang sesuai dengan jam kerja yang telah ditetapkan
b. Tidak akan melakukan segala tindakan yang melanggar norma
kesusilaan dan sopan santun yang dapat mengganggu
kehormatan orang lain dan berakibat timbulnya tuntutan hukum
(pelecehan, penghinaan, memfitnah, dll)
c. Selalu menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat,
menjaga kebugaran fisik mental dan spiritual

Komitmen perilaku profesional


a. Bekerja sesuai standar prosedur operasional dan standar
profesi
b. Mematuhi kode etik profesi
c. Senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran/ kesehatan.

14
Komitmen mutu dan keselamatan pasien
Staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
berkomitmen untuk memprioritaskan patient safety dan mutu
pelayanan kepada pasien dalam bentuk:
a. Memiliki kontribusi dan berperan aktif dalam program
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
b. Memberikan pelayanan sesuai sasaran keselamatan pasien
terkait ketepatan idenfitikasi, komunikasi efektif, keamanan
obat yang perlu diwaspadai, kepastian, dan ketepatan pasien
operasi, pengurangan risiko infeksi, dan risiko jatuh.
c. melaporkan setiap kejadian/ insiden atau diduga menjadi suatu
kejadian tidak diharapkan (KTD) terhadap keselamatan kepada
atasan langsung dan atau KMKP tanpa takut mendapatkan
sanksi
d. mensosialisasikan dan membangun kesadaran tentang
pentingnya keselamatan kepada pasien, keluarga, pengunjung
masyarakat, staf dan karyawan sehingga menjadi suatu budaya
keselamatan

15
Komitmen terhadap smart hospital dan green hospital
Staf dan karyawan serta peserta didik RSUD Dr. Soetomo
berkomitmen untuk menjadikan rumah sakit tempat yang sehat
baik di dalam maupun di lingkungan sekitarnya. Selain itu,
mempromosikan kesehatan lingkungan serta mengembangkan
“konsep berkelanjutan” dalam pelayanan kesehatan melalui :
a. penghematan air, listrik, energi
b. membuang sampah pada tempat yang telah disediakan sesuai
peruntukannya

Komitmen sebagai rumah sakit pendidikan


Sebagai rumah sakit rujukan tingkat nasional dan rumah sakit
pendidikan, staf, karyawan, dan peserta didik RSUD Dr. Soetomo
bertanggung jawab terhadap pendidikan klinis yang berlangsung
dalam kolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga, serta Institusi pendidikan yang bekerjasama dengan
RSUD Dr. Soetomo, termasuk rumah sakit jejaring pelayanan dan
pendidikan dalam bentuk :
a. Menjaga budaya dan iklim pendidikan yang beretika, perilaku,
dan tutur kata para tenaga akademik sejalan dengan nilai-nilai
luhur profesi kedokteran.
b. Bertindak sebagai role model yang diperlukan dalam
pembinaan sikap dan tingkah laku yang baik bagi anak didik
sesuai tuntutan profesi kedokteran

16
c. Memperhatikan kenyamanan pasien dan keluarga, terjaga
privasinya, dan dihormati autonominya
d. Melakukan supervisi dan bimbingan kepada peserta didik yang
ikut dalam perawatan pasien
e. Selalu meningkatkan kompetensi sebagai tenaga pendidik
klinis

Komitmen terhadap penelitian klinis


Staf, karyawan, serta peserta didik akan melakukan penelitian
klinis sesuai dengan prinsip-prinsip etika dalam menghargai
manusia, mempunyai azas manfaat, dan keadilan dalam bentuk:
a. Memperlakukan subjek penelitian sebagai individu yang
memiliki autonomi penuh, dan tidak akan memanfaatkan
mereka hanya sebagai alat untuk mencapai tujuan penelitian
b. Memahami bahwa pasien yang berpartisipasi dalam penelitian
klinis mempunyai hak dan perlindungan
c. Memenuhi dan mematuhi prinsip-prinsip perlindungan subyek
manusia dan praktik klinis yang baik untuk penelitian (good
clinical practice), dan mematuhi Pedoman Penelitian Klinis
d. Memberikan informasi kepada pasien yang akan menjadi
subyek penelitian sebelum melakukan penelitian dan mereka
berhak untuk menyetujui atau menolak berpartisipasi dalam
penelitian

17
e. melakukan monitoring dan evaluasi penelitian klinis untuk
memantau kejadian tidak diinginkan terjadi pada subyek
penelitian

Komitmen terhadap pelayanan pasien dan kerahasiaan


informasi medik
Staf, karyawan, dan peserta didik berkomitmen untuk memberikan
pelayanan yang aman dan bermutu sesuai kebutuhan pasien dan
peraturan yang berlaku, tidak melakukan kecurangan dalam
pelayanan melalui :
a. Memberikan pelayanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi dan hak-hak lain sesuai regulasi tentang
penghargaan hak pasien dan keluarga
b. Membuat kebijakan tentang tarif/ biaya pelayanan yang akurat,
dan transparan.
c. Mengenakan biaya untuk semua layanan kesehatan yang
tersedia sesuai tarif dan pengkodingan yang berlaku
d. Merespon pertanyaan dan keluhan terkait pembiayaan pasien
dengan jujur
e. Menyiapkan dokumen yang dibutuhkan untuk menanggapi,
atau mengantisipasi permintaan oleh badan pemeriksa atau
pengadilan yang terkait dengan pembiayaan pasien
f. Menjaga rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku dengan menjaga, memelihara dan menyimpan
dokumen rekam medik sebaik-baiknya
g. Menetapkan kebijakan pengelolaan rekam medik
18
h. Pemanfaatan (disclose) rekam medik untuk peradilan harus
seizin pasien yang bersangkutan dan/atau atas perintah
peradilan
i. Pemanfaatan rekam medik untuk kebutuhan penyidikan
dan/atau keperluan asuransi harus seizin pasien yang
bersangkutan dan Direktur Rumah Sakit
j. Pemanfaatan rekam medik untuk pendidikan dan penelitian
tenaga kesehatan atau peserta didik atas seizin dan
sepengetahuan Direktur Rumah Sakit.
k. Menjaga intonasi (nada bicara tidak tinggi) dalam
berkomunikasi dengan pasien dan keluarga pasien bagi
pegawai yang memberikan pelayanan pada area loket,
registrasi dan parkir.

Komitmen perlindungan dan penggunaan informasi, properti,


dan aset
Staf, karyawan, maupun peserta didik berkomitmen menggunakan
informasi, properti, dan aset untuk kepentingan rumah sakit dan
tidak mengungkapkannya kepada pihak manapun tanpa izin
melalui :
a. Tidak menyalahgunakan barang-barang/uang/surat berharga
milik Rumah Sakit
b. Tidak memiliki, menjual, membeli, menggadaikan,
menyewakan atau meminjamkan barang-barang berharga milik
rumah sakit secara tidak sah
c. Tidak membuka/menambah jasa layanan baru yang tidak
19
sesuai dengan prosedur yang berlaku
d. Tidak memanfaatkan fasilitas rumah sakit untuk kepentingan
pribadi atau kelompok tertentu, baik pada jam kerja maupun
diluar jam kerja

Perilaku hubungan antar pegawai


Staf dan karyawan serta peserta didik saling menghormati dan
saling menghargai hubungan yang didasari oleh hak dan
kewajiban setiap individu agar tercipta lingkungan kerja yang
sehat. Dalam hal ini, maka :
a. Sebagai atasan, akan memberikan keteladanan dan panutan,
memberikan kesempatan yang sama untuk mengembangkan
karir, memberikan apresiasi, motivasi, membimbing bawahan,
serta terbuka terhadap saran dan kritik
b. Sebagai rekan kerja, akan bekerja dengan harmonis,
membangun kompetisi sehat, toleransi, menghargai pendapat
dan terbuka terhadap saran dan kritik
c. Sebagai bawahan, akan bersikap santun, meningkatkan
kemampuan, berani mengemukakan pendapat,
menginformasikan kepada pimpinan bila terdapat indikasi
penyimpangan
d. Sebagai sesama staf, karyawan, serta peserta didik akan
memperlakukan dengan cara yang sama dan adil tanpa
memandang ras, suku, agama, jenis kelamin,
kewarganegaraan, status perkawinan, keyakinan, dll.

20
Whistle Blower System
Whistle Blowing System (WBS) adalah mekanisme penyampaian
pengaduan dugaan tindak pidana korupsi yang telah terjadi,
sedang terjadi, atau akan terjadi yang melibatkan pegawai
pegawai dan orang lain yang berkaitan dengan dugaan tindak
pidana korupsi yang dilakukan di lingkungan RSUD Dr. Soetomo.
Jenis pelanggaran yang dapat dilaporkan dalam Whistle Blowing
System (WBS) ini meliputi;
1. Adanya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang dilakukan
oleh pegawai rumah sakit.
2. Adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh
pegawai rumah sakit.
3. Adanya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pegawai
rumah sakit.
Lingkup pengaduan meliputi segala tindakan korupsi di lingkungan
RSUD Dr. Soetomo. Whistle Blower harus memberikan
informasiyang dapat dipertanggungjawabkan, meliputi:

• Masalah yang diadukan (what)


• Pihak yang bertanggungjawab (who)
• Lokasi kejadian (where)
• Waktu kejadian (when)
• Mengapa terjadi penyimpangan (why)
• Bagaimana modus penyimpangan (how)
Link Laporan Pengaduan dapat diakses pada :
http://172.9.1.15/simpp

21
Conflict of Interest

Staf dan karyawan serta peserta didik berkomitmen untuk


menempatkan diri pada posisi netral pada sebuah hubungan,
peristiwa atau pertimbangan material tertentu agar memberikan
keputusan terbaik bagi kepentingan rumah sakit, yaitu dengan
cara:
a. Menghindari keterlibatan dalam suatu pengambilan
keputusan, seperti pemberian imbalan atau tindakan
disiplin, dimana ada hubungan pribadi dengan yang
bersangkutan
b. Tidak memiliki hubungan usaha, keuangan atau hubungan
lain dengan rekanan dan mitra rumah sakit, yang mungkin
dapat merusak kemandirian rumah sakit
c. Mengungkapkan setiap kemungkinan pertentangan
kepentingan sebelum suatu transaksi atau perjanjian
dilaksanakan

22
05 PEDOMAN PERILAKU NON PROFESI DAN
PROFESI

A. PEDOMAN PERILAKU NON PROFESI

No Petugas Perilaku yang Diharapkan


1. Petugas Parkir 1. Siap di area parkir yang mudah
terlihat oleh pelanggan internal dan
eksternal.
2. Salam senyum tanya kepada tamu
3. Sigap dalam menertibkan
kendaraan tamu
4. Tanggap dan selalu siap membantu
pelanggan internal maupun
eksternal yang mengalami kesulitan
memasukkan atau mengeluarkan
kendaraan.

2. Petugas 1. Siap di pintu gerbang, lobby, pintu


keamanan masuk, atau pada area yang
(security) dan ditetapkan, dengan posisi berdiri;
door man 2. Salam senyum tanya kepada tamu
3. Sigap dalam mengupayakan
keamanan bagi pelanggan internal
dan eksternal;

23
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
4. Mengetahui peta area dan siapa
petugas yang dapat dihubungi atau
ditanya jika ada pelanggan internal
dan eksternal yang membutuhkan
arahan atau jawaban; dan
5. Tanggap dan siap membantu
penerima layanan yang memerlukan
bantuan berupa kursi roda atau alat
bantu lainnya.
3. Front office 1. Siap di unit resepsionis dengan
posisi berdiri pada saat menerima
tamu;
2. Salam, senyum sapa kepada
pelanggan
3. Tidak membiarkan unit resepsionis
dalam keadaan kosong/ tidak ada
petugas; dan
4. Memperhatikan penampilan agar
selalu prima dan menarik.
4. Pemberi 1. Siap di unit/ pusat informasi;
informasi/ contact 2. Salam, senyum, tanya kepada
center pelanggan

24
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Tidak membiarkan unit/ pusat
informasi dalam keadaan kosong/
tidak ada petugas;
4. Memberikan informasi yang jelas
bagi penerima layanan;
5. Menerima telepon, tidak sibuk
dengan hal lain yang tidak
berhubungan dengan tugas, seperti
makan/ minum/ melihat handphone/
berbicara dengan orang lain selain
yang sedang di saluran telepon;
6. Mencatat identitas dan pertanyaan/
permasalahan yang disampaikan
penerima layanan jika ada hal-hal
yang perlu ditindaklanjuti kemudian;
dan
7. Memberi kesempatan penerima
layanan untuk bertanya atau
menyampaikan hal lain sebelum
menutup telepon.
5. Petugas 1. Siap di loket pendaftaran;
Pendaftaran 2. Salam, senyum, tanya kepada
pelanggan

25
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Tidak membiarkan loket
pendaftaran dalam keadaan
kosong/ tidak ada petugas;
4. Memberikan informasi antrian yang
jelas kepada penerima layanan; dan
5. Memperhatikan urutan kedatangan
penerima layanan sehingga dapat
dilayani sesuai urutannya.
6. Petugas Kasir 1. Siap di loket kasir
2. Salam, senyum, tanya kepada
pelanggan
3. Mengkonfirmasi identitas penerima
layanan;
4. Tidak membiarkan loket kasir dalam
keadaan kosong/tidak ada petugas
5. Mengkonfirmasi tarif/biaya
pelayanan dan jumlah uang kepada
penerima layanan;
6. Menerima dan mengembalikan
uang tunai atau kartu pembayaran
serta memberikan lembar bukti
pembayaran dengan dua tangan

26
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
7. Petugas Unit 1. Siap di unit Customer Care
Pengaduan / 2. Salam, senyum, tanya kepada
Customer Care pelanggan
3. Memberikan tanggapan awal
dengan kalimat yang berempati,
yang menunjukkan kesediaan untuk
memahami dan menunjukkan
perhatian terhadap situasi sulit yang
dialami penerima layanan;
4. Tidak membiarkan unit pengaduan
dalam keadaan kosong/tidak ada
petugas;
5. Memberikan penjelasan yang
menunjukkan kesediaan membantu,
tidak menunjukkan kesan membela
diri atau defensif, tidak
menunjukkan kesan menyalahkan
penerima layanan, dan kesan
enggan bertanggung jawab;
6. Memberikan jawaban atau solusi
yang dapat dirasakan manfaatnya
bagi penerima layanan dengan
tetap mengutamakan keselamatan
dan integritas;

27
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
7. Menyampaikan ucapan terimakasih
dan ucapan simpatik sebelum
mengakhiri pelayanan, seperti
“semoga masukan/komplain/aduan
yang disampaikan dapat
meningkatkan pelayanan kami”
8 Cleaning Service 1. Salam, senyum, sapa kepada
pelanggan
2. Siap sedia di unit kerja untuk
melaksanakan tugas kebersihan
3. Melaksanakan tugas dengan jujur,
sepenuh hati, disiplin dan
tanggungjawab
4. Bekerja sesuai standar prosedur
operasional.

B. PEDOMAN PERILAKU PROFESI TENAGA KESEHATAN

No Petugas Perilaku yang Diharapkan


1. Dokter dan Etika :
Dokter Gigi 1. Salam, senyum,
memperkenalkan diri kepada
pelanggan

28
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Menghormati hak pasien, teman
sejawat, dan tenaga kesehatan
lain
3. Bersikap jujur serta memberikan
pelayanan disertai rasa empati
dan penghormatan atas martabat
manusia.

Integritas:
1. Menghindarkan diri dari
perbuatan yang bersifat memuji
diri berlebihan
2. Berhati-hati dalam mengiklankan
layanan kesehatan dan tidak
mempublikasikan metode, obat,
alat/teknologi baru yang belum
diuji kebenarannya.
3. Menjaga rahasia pasien
Profesional:
1. Melakukan tindakan dengan
persetujuan pasien/keluarga
pasien
2. Membuat rekam medis yang
jelas, benar dan lengkap

29
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
3. Kepatuhan menjalankan
pelayanan sesuai prosedur
operasional
4. Kepatuhan terhadap jadwal
pelayanan medis
5. Memberi surat
keterangan/pendapat yang
diperiksa sendiri kebenarannya

Inovatif :
1. Melakukan
pemeriksaan/pengobatan yang
tidak berlebihan dan sesuai
kebutuhan pasien
2. Mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
kedokteran

2. Perawat / Bidan Etika :


1. Memegang tata krama
2. Salam, Senyum, Sapa, Tanya
3. Ramah dan Sopan
4. Menghargai pelanggan
5. Saling Menolong dan sinergi

30
No Petugas Perilaku yang Diharapkan

Integritas:
1. Iman dan Taqwa
2. Jujur dan disiplin
3. Berseragam sesuai aturan
4. Rapi, bersih, serasi
5. Tidak berbau badan
6. Loyal kepada organisasi
Profesional :
1. Berdedikasi dan tanggungjawab
2. Kepatuhan terhadap standar dan
berkompetensi
3. Belajar berkelanjutan

Inovatif :
1. Kreatif dan mengikuti
perkembangan pengetahuan
keperawatan yang mutakhir
2. Ide solutif
3. Terbuka dan berwawasan ke
depan.
3. Tenaga Etika :
Kesehatan lain 1. Salam, senyum, sapa kepada
pelanggan

31
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Dalam menjalankan tugas
profesi harus senantiasa
mengharapkan bimbingan dan
keridhaan Tuhan Yang Maha
Esa.
3. Pengetahuan dan keterampilan
yang dimiliki hanya digunakan
atas asas nilai-nilai luhur
Pancasila dan UUD 1945.
Integritas:
1. Tidak membeda-bedakan
kebangsaan, kesukuan, warna
kulit, jenis kelamin, agama, politik
serta status sosial klien.
2. Menjauhkan diri dari usaha
mencari keuntungan diri semata
yang bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur jabatan.

Profesional :
1. Menjunjung tinggi, menghayati
dan mengamalkan sumpah
profesi.

32
No Petugas Perilaku yang Diharapkan
2. Menghormati harkat dan
martabat manusia
3. Menjunjung tinggi terpeliharanya
hak-hak asasi manusia
Inovatif :
1. Memberikan pelayanan terbaik
terhadap pasien
2. Menjaga kesehatan dan
keselamatan diri dari resiko tugas
profesi
3. Berusaha meningkatkan
kemampuan profesinya
4. Menjaga dan menjunjung tinggi
nama baik profesinya
5. Bekerja sesuai prosedur.

33
06 PENEGAKAN PEDOMAN PERILAKU

PENEGAKAN PEDOMAN PERILAKU


Pedoman perilaku ini menjadi pedoman bersikap dan
bertindak dalam melaksanakan tugas-tugas di rumah sakit bagi
sesama staf dan karyawan di lingkungan RSUD Dr. Soetomo.
Setiap pelanggaran terhadap pedoman perilaku dan ketentuan-
ketentuan pelanggaran disiplin yang berlaku di lingkungan rumah
sakit, yang dapat secara langsung maupun tidak langsung
mengakibatkan kerugian finansial maupun non finansial bagi
rumah sakit, merupakan tindakan indisipliner sehingga patut
dikenakan sanksi sesuai tingkat pelanggarannya.
1. Penanggung jawab penegakan etika dan perilaku
Wakil Direktur Pendidikan Profesi, Penelitian, dan SDM
memiliki peran paling besar atas penegakan etika dan perilaku
bagi seluruh staf atau karyawan.
Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) bertanggung
jawab untuk dapat mendiseminasikan dasar-dasar penerapan
etika dalam pelaksanaan kerja oleh semua pegawai, staf,
tenaga akademik, serta peserta didik. Bagian SDM bersama-
sama dengan Komite Etik dan Hukum, Komite Medik, Komite
Keperawatan, dan Komite Tenaga Kesehatan memberikan
pelayanan konsultasi dan penyelesaian dilema etik,
pelanggaran etik dan aduan etik hukum yang meliputi antara

34
lain inter disiplin ilmu, antar profesi, antar staf, antara pasien
dan rumah sakit serta antar staf dengan pasien.
Penanggung jawab penegakan etika perilaku profesi
medik dilaksanakan oleh Komite Medik (Sub Komite Etika
Profesi Medik), penanggung jawab penegakan etika dan profesi
keperawatan dilakukan oleh Komite Keperawatan (Sub Komite
Etik Profesi Keperawatan), penanggung jawab penegakan etika
perilaku profesi tenaga kesehatan oleh Komite Tenaga
Kesehatan dan non profesi di bawah tanggungjawab Bidang/
Bagian yang membawahi. Misalnya Bagian Umum
membawahi; cleaning service, tenaga parkir, dan keamanan.

2. Pelaporan tindakan penyimpangan


Pelaksanaan Pedoman Perilaku merupakan komitmen
dan tanggung jawab seluruh pegawai atau staf. Jika
mengetahui adanya pelanggaran atau diduga terjadinya
pelanggaran terhadap pedoman perilaku ini, berkewajiban
untuk melaporkan kepada atasan langsung. Laporan atau
pengaduan atas pelanggaran terhadap pedoman perilaku akan
ditangani sebagai berikut :
a. Memberlakukan setiap pengaduan baik dari sumber internal
maupun eksternal rumah sakit sebagai “confidential” atau
“rahasia”
b. Melindungi siapa saja yang memberikan laporan dan
pengaduan atas dugaan perilaku yang menyimpang

35
c. Memastikan kebenaran dugaan penyimpangan tersebut
sebelum melakukan tindak lanjut
d. Jika benar, tindak lanjut dilakukan oleh atasan langsung dan
dapat disampaikan kepada atasan tertinggi
e. Pelaporan atas dugaan penyimpangan yang dilakukan oleh
anggota Direksi disampaikan kepada Dewan Pengawas.

3. Sosialisasi dan Internalisasi


Pedoman perilaku yang berisi nilai-nilai ASN, nilai-nilai
budaya organisasi serta rincian keterangan perilaku yang
diharapkan akan terus menerus disosialisasikan agar
dimengerti dan dapat diamalkan menjadi budaya organisasi di
RSUD Dr. Soetomo. Kelompok sasaran meliputi; pegawai ASN
baru, pegawai PNS dan BLUD Non PNS, serta pegawai kontrak
khusus. Bentuk sosialisasi pedoman perilaku dapat
menyesuaikan dengan setting tempat dan waktu tersedia,
misalnya secara klasikal, Focus Group Discussion, bimbingan
perilaku terhadap bawahan, spanduk, banner, video tron, dan
lain-lain.

4. Kesulitan melaksanakan peraturan


Pedoman Perilaku ini tidak memberikan jawaban secara
pasti atas semua perilaku pegawai rumah sakit. Karena itu,
setiap pegawai rumah sakit pada akhirnya harus menggunakan
pertimbangan yang sehat dan kejujuran hati nurani masing-
masing untuk menentukan keselarasan suatu perilaku dengan
36
Pedoman Perilaku, kebijakan dan aturan. Apabila ada
pertanyaan mengenai penerapan Pedoman Perilaku, kebijakan
dan aturan, sebaiknya meminta bantuan atasan langsung,
pejabat di unit atau bagian masing-masing untuk mendapat
kejelasan dan pemecahan masalah.
Bagi staf atau karyawan yang mengalami kesulitan atau
hambatan untuk menerapkan ketentuan-ketentuan yang
terdapat pada Pedoman Perilaku ini, agar memberikan laporan
secara tertulis kepada atasan langsung untuk selanjutnya
dilakukan tindak lanjut ke pimpinan rumah sakit. Laporan
tertulis tersebut wajib ditindak lanjuti oleh penerima laporan
sesuai dengan kapasitasnya.

5. Pembelaan
Bagi staf, karyawan, serta peserta didik yang dituduh
melakukan pelanggaran terhadap Pedoman Perilaku ini
memiliki hak untuk menyampaikan penjelasan dalam rangka
pembelaan atas dirinya dan disampaikan kepada Wakil Direktur
Pendidikan Profesi, Penelitian, dan SDM.
Penerima laporan dapat mempertimbangkan untuk
menerima atau tidak menerima penjelasan tersebut.

6. Pembinaan
Pembinaan dilakukan oleh atasan langsung sampai ke
jajaran manajemen yang lebih tinggi kepada staf dan karyawan
di lingkungan RSUD Dr. Soetomo yang hasil evakuasinya dinilai
37
kurang dalam menerapkan budaya organisasi sesuai dengan
panduan yang telah tersedia. Dalam pembinaan ini akan
dilakukan:
1. Pemberian umpan balik terhadap evaluasi performa budaya
organisasi
2. Menggali akar permasalahan atau kendala yang sedang
dihadapi oleh staf atau karyawan tersebut, baik masalah di
lingkungan kerja maupun di lingkungan keluarga.
3. Bersama-sama mencari solusi untuk masalah yang dihadapi
4. Membuat rencana peningkatan kinerja staf dan karyawan
bersama atasan langsung
5. Pemantauan secara teratur terhadap rencana peningkatan
kinerja yang telah disepakati bersama dan
didokumentasikan
6. Evaluasi ulang
7. Bila perlu dapat disarankan konsultasi ke “klinik budaya
organisasi”.

7. Sanksi pelanggaran
Setiap pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran
terhadap pedoman perilaku akan dijatuhi sanksi sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku Sanksi yang
diberikan dapat berupa:
a. Sanksi moral berupa permintaan maaf secara terbuka atau
tertutup

38
b. Sanksi sesuai disiplin PNS berupa teguran lisan, teguran
tertulis, pernyataan tidak puas secara tertulis, penundaan
kenaikan gaji berkala, penundaan kenaikan pangkat,
penurunan pangkat, pemotongan tunjangan kinerja,
penurunan jabatan, pembebasan jabatan, pemberhentian
sebagai pegawai.
c. Apabila ada keberatan dengan sanksi, maka dapat
mengajukan keberatan atau banding, dan akan diproses
lebih lanjut oleh BKD Provinsi Jawa Timur.

Tindakan disiplin atau sanksi disesuaikan dengan


bobot/tingkat pelanggaran yang dilakukan. Tindakan disiplin
atau sanksi, meliputi :
● Teguran lisan
● Teguran tertulis
● Pernyataan tidak puas secara tertulis dari Pejabat Pengelola
● Pemberian skorsing
● Pembekuan atau pengakhiran penugasan klinis khusus bagi
petugas pelayanan (dokter, perawat, bidan, atau tenaga
kesehatan lain)
● Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun
● Penurunan gaji setingkat lebih rendah untuk jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun

39
● Penurunan pangkat setingkat lebih rendah untuk jangka
waktu paling lama 1 (satu) tahun dan atau pembebasan dari
jabatan
● Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai tidak atas
permintaan sendiri
● Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai Pegawai
● Tuntutan ganti rugi
● Diserahkan kepada yang berwajib untuk proses
pemeriksaan lebih lanjut apabila pelanggaran menyangkut
kerugian Rumah Sakit yang material/besar dan
dikategorikan dalam tindakan pidana.

40
07 MONITORING EVALUASIDAN
PELAPORAN

MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berjenjang mulai
dari tingkat unit kerja, Instalasi yang membawahi unit kerja, tingkat
rumah sakit, sampai dengan tingkat Pemerintah Provinsi Jawa
Timur. Monitoring dan evaluasi tingkat Pemerintah Provinsi Jawa
Timur dilakukan oleh Dewan Pengawas selaku representasi
pemilik rumah sakit.
Secara umum, monitoring dan evaluasi pedoman perilaku
tersebut ditujukan untuk :
a. Mengetahui tingkat kepatuhan atau konsistensi penerapan
panduan perilaku di unit kerja.
b. Mengetahui hal-hal yang sudah dilakukan dengan baik.
c. Mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki atau
ditingkatkan.
d. Mengetahui tingkat kepuasan masyarakat atau penerima
pelayanan.
e. Mengetahui sejauh mana satuan kerja sudah meningkatkan
mutu pelayanannya kepada masyarakat.
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan menggunakan
instrument penilaian kepatuhan pedoman perilaku sebagaimana
tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari pedoman ini.

41
Monitoring atau pengawasan wajib dilakukan oleh atasan
langsung, dan secara objektif juga akan dilakukan oleh tim penilai
(surveyor/penilai). Evaluasi terhadap kepatuhan pedoman perilaku
dilakukan paling sedikit 1 tahun sekali. Dalam upaya
meningkatkan efektivitas roadmap pembangunan Budaya
Organisasi, maka tidak menutup kemungkinan evaluasi juga dapat
dibantu atau dilakukan oleh badan/Lembaga independent yang
ditunjuk oleh rumah sakit.
Hasil penilaian berupa nilai (score) prosentase. Nilai akhir
= (frekwensi jawaban “ya” dibagi jumlah butir standar sesudah
dikurangi dengan frekwensi NA (Not Aplicable) x 100%. Kriteria
nilai meliputi; Buruk (0%-50%), Kurang (51%-60%), Cukup (61%-
70%), Baik (71%-80%), Sangat Baik (81%-90%), dan Prima (91%-
100%).

PELAPORAN
Hasil monitoring dan evaluasi berupa laporan hasil analisis
terhadap kepatuhan pedoman perilaku, disertai kesimpulan dan
saran, serta nominasi petugas dengan nilai sangat baik. Hasil
monev tersebut disampaikan kepada Direktur. Apabila terdapat
GAP dalam penilaian atau evaluasi perilaku, maka hendaknya
dilanjutkan dengan upaya tindak lanjut; pembinaan, menyarankan
mengunjungi klinik budaya organisasi, dan bahkan dapat dijatuhi
sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

42
08 LAMPIRAN INSTRUMEN
MONITORING DAN EVALUASI

1. Daftar penilaian petugas parkir

Tanggal Unit Nama Yang


Pemantau
Pelaksanaan Kerja Dinilai
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Berada di area parkir yang
1 mudah terlihat oleh
penerima layanan
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Sigap dalam menertibkan
3
kendaraan tamu
Tanggap dan selalu siap
membantu penerima
4 layanan yang mengalami
kesulitan memasukkan atau
mengeluarkan kendaraan.

Nilai Kepatuhan …… …….

2. Daftar penilaian petugas keamanan (Security)


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

43
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
Berada di pintu gerbang,
lobby, pintu masuk, atau
1
pada area yang ditetapkan,
dengan posisi berdiri;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Sigap dalam
3 mengupayakan keamanan
bagi penerima layanan;
Mengetahui peta area dan
siapa petugas yang dapat
dihubungi atau ditanya jika
4
ada penerima layanan yang
membutuhkan arahan atau
jawaban; dan
Tanggap dan siap
membantu penerima
5 layanan yang memerlukan
bantuan berupa kursi roda
atau alat bantu lainnya.
Berpenampilan bersih, rapi
6
serta ramah

Nilai Kepatuhan …… …….

3. Daftar penilaian petugas Front Office


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Berada di konter
resepsionis dengan posisi
1
berdiri pada saat menerima
tamu;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu

44
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
Tidak membiarkan konter
resepsionis dalam keadaan
3
kosong/ tidak ada petugas;
dan
Memperhatikan penampilan
4 agar selalu prima dan
menarik.

Nilai Kepatuhan …… …….

4. Daftar penilaian petugas Juru Informasi


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Berada di unit/ pusat
1
informasi;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Tidak membiarkan unit/
pusat informasi dalam
3
keadaan kosong/ tidak ada
petugas;
Memberikan informasi yang
4 jelas bagi penerima
layanan;
Menerima telepon, tidak
sibuk dengan hal lain yang
tidak berhubungan dengan
tugas, seperti makan/
5
minum/ melihat handphone/
berbicara dengan orang lain
selain yang sedang di
saluran telepon;
Mencatat identitas dan
6
pertanyaan/ permasalahan
45
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
yang disampaikan penerima
layanan jika ada hal-hal
yang perlu ditindaklanjuti
kemudian; dan
Memberi kesempatan
penerima layanan untuk
7 bertanya atau
menyampaikan hal lain
sebelum menutup telepon.

Nilai Kepatuhan …… …….

5. Daftar penilaian petugas Pendaftaran (Registrasi)


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Berada di loket
1
pendaftaran;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Tidak membiarkan loket
3 pendaftaran dalam keadaan
kosong/ tidak ada petugas;
Memberikan informasi
4 antrian yang jelas kepada
penerima layanan; dan
Memperhatikan urutan
kedatangan penerima
5
layanan sehingga dapat
dilayani sesuai urutannya.
Berpenampilan bersih, rapi
6
serta ramah

Nilai Kepatuhan …… …….

46
6. Daftar penilaian petugas Kasir
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Mengkonfirmasi identitas
1
penerima layanan;
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Tidak membiarkan loket
3 kasir dalam keadaan
kosong/tidak ada petugas
Mengkonfirmasi harga dan
4 jumlah uang kepada
penerima layanan;
Menerima dan
mengembalikan uang tunai
atau kartu pembayaran
5
serta memberikan lembar
bukti pembayaran dengan
dua tangan
Berpenampilan bersih, rapi
6
serta ramah
Senyum dan mengucapkan
7
terima kasih

Nilai Kepatuhan …… …….

47
7. Daftar penialian petugas unit pengaduan (Customer Care)
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


1 Siap di Unit Customer Care
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Memberikan tanggapan
awal dengan kalimat yang
berempati, yang
menunjukkan kesediaan
3
untuk memahami dan
menunjukkan perhatian
terhadap situasi sulit yang
dialami penerima layanan;
Tidak membiarkan unit
4 pengaduan dalam keadaan
kosong/tidak ada petugas;
Memberikan penjelasan
yang menunjukkan
kesediaan membantu, tidak
menunjukkan kesan
5 membela diri atau defensif,
tidak menunjukkan kesan
menyalahkan penerima
layanan, dan kesan enggan
bertanggung jawab;
Memberikan jawaban atau
solusi yang dapat dirasakan
manfaatnya bagi penerima
6
layanan dengan tetap
mengutamakan
keselamatan dan integritas;
Menyampaikan ucapan
terimakasih dan ucapan
7
simpatik sebelum
mengakhiri pelayanan,

48
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
seperti; “semoga
masukan/komplain/aduan
yang disampaikan dapat
meningkatkan pelayanan
kami”

Nilai Kepatuhan …… …….

8. Daftar Penilaian Petugas Cleaning Service

Tanggal Unit Nama Yang


Pemantau
Pelaksanaan Kerja Dinilai
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Siapsedia di unit kerja untuk
1
melaksanakan tugas
Salam senyum tanya
2
kepada tamu
Melaksanakan tugas
3 dengan jujur, sepenuh hati,
disiplin dan tanggungjawab
Bekerja sesuai dengan
4
prosedur operasional.

Nilai Kepatuhan …… …….

49
9. Daftar penilaian profesi Dokter
Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Etika:
Menghormati hak pasien,
1 teman sejawat, dan tenaga
kesehatan lain
Bersikap jujur serta
memberikan pelayanan
2 disertai rasa empati dan
penghormatan atas
martabat manusia.
Integritas:
Menghindarkan diri dari
1 perbuatan yang bersifat
memuji diri berlebihan
Berhati-hati dalam
mengiklankan layanan
kesehatan dan tidak
2 mempublikasikan metode,
obat, alat/teknologi baru
yang belum diuji
kebenarannya
Profesional:
Melakukan tindakan dengan
1 persetujuan
pasien/keluarga pasien
Membuat rekam medis
2 yang jelas, benar dan
lengkap
Kepatuhan menjalankan
3 pelayanan sesuai prosedur
operasional
Kepatuhan terhadap jadwal
4
pelayanan medis

50
Memberi surat
keterangan/pendapat yang
5
diperiksa sendiri
kebenarannya
Inovatif:
Melakukan
pemeriksaan/pengobatan
1
yang tidak berlebihan dan
sesuai kebutuhan pasien
Mengikuti perkembangan
2 ilmu pengetahuan dan
teknologi kedokteran

11 Nilai Kepatuhan …… …….

10. Daftar Penilaian Profesi Perawat / Bidan


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Etika:
1 Memegang tata krama
2 Salam, Senyum, Sapa
3 Ramah dan Sopan
4 Menghargai
Saling Menolong dan
5
sinergi
Integritas
1 Iman dan Taqwa
2 Jujur dan disiplin
3 Berseragam sesuai aturan
4 Rapi, bersih, serasi
5 Tidak berbau badan
6 Loyal kepada organisasi
Profesional:
Berdedikasi dan
1
tanggungjawab
51
No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan
Orientasi standar dan
2
berkompetensi
3 Belajar berkelanjutan
Inovatif:
1 Kreatif dan Mutakhir
2 Ide solutif
Terbuka dan berwawasan
3
ke depan.

17 Nilai Kepatuhan …… …….

11. Daftar Penilaian Profesi Nakes Lain


Tanggal
Pemantau Unit Kerja
Pelaksanaan
1…………………
2…………………

No Butir Penilaian Ya Tidak Catatan


Etika:
Dalam menjalankan tugas
profesi harus menerapkan
1 kaidah Ketaqwaan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa
(jujur, disiplin,dsb)
Pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki
hanya digunakan atas
2
asas nilai-nilai luhur
termasuk menghargai dan
menghomati hak pasien
Integritas
Tidak membeda•-bedakan
kebangsaan, kesukuan,
1 warna kulit, jenis kelamin,
agama, politik serta status
sosial kliennya

52
Menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan
diri semata yang
2
bertentangan dengan
martabat dan tradisi luhur
jabatan
Profesional:
Menjunjung tinggi,
menghayati dan
mengamalkan Sumpah
1
profesi (mengutamakan
kepentingan pasien dari
pada kepetingan sediri)
Menghormati harkat dan
2
martabat manusia (pasien)
3 Bekerja sesuai prosedur.
Inovatif:
Memberikan pelayanan
1
terbaik terhadap pasien
Menjaga kesehatan dan
2 keselamatan diri dari resiko
tugas profesi
Berusaha meningkatkan
3
kemampuan profesinya
Menjaga dan menjunjung
4
tinggi nama baik profesinya

12 Nilai Kepatuhan …… …….

53
09 LAMPIRAN KODE ETIK PROFESI

A. Kode Etik Profesi Kedokteran


B. Kode Etik Perawat
C. Kode Etik Bidan
D. Kode Etik Tenaga Kesehatan Lainnya
1. Kode Etik Profesi Psikolog Klinis
2. Kode Etik Profesi Apoteker
3. Kode Etik Profesi Radiografer
4. Kode Etik Profesi Elektromedik
5. Kode Etik Profesi Ahli Gizi
6. Kode Etik Profesi Fisioterapi
7. Kode Etik Profesi Ahli Teknik Laboratorium
8. Kode Etik Profesi Sanitarian
9. Kode Etik Profesi Perekam Medis
10. Kode Etik Profesi Asisten Apoteker
11. Kode Etik Profesi Okupasi Terapi
12. Kode Etik Profesi Promotor & Pendidik Kesehatan
13. Kode Etik Profesi Penata Anestesi
14. Kode Etik Profesi Pembina Kesehatan Kerja
15. Kode Etik Profesi Fisikawan Medis
16. Kode Etik Profesi Refraksionis optisien
17. Kode Etik Profesi Kesehatan Masyarakat
18. Kode Etik Profesi Terapi Wicara

54
KODE ETIK PROFESI KEDOKTERAN
SALINAN KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1 Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


Sumpah Dokter.

Pasal 2 Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya menurut ukuran


yang tertinggi.

Pasal 3 Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya seorang dokter tidak boleh


dipengaruhi oleh pertimbangan keuntungan pribadi.

Pasal 4 Perbuatan berikut dianggap bertentangan dengan etik :


1. Setiap perbuatan yang bersifat memuji diri sendiri.
2. Secara sendiri atau bersama-sama menerapkan pengetahuan dan
ketrampilan kedokteran dalam segala bentuk, tanpa kebebasan
profesi.
3. Menerima imbalan selain daripada yang layak sesuai dengan jasanya,
kecuali dengan keikhlasan, sepengetahuan dan atau kehendak
penderita.

Pasal 5 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan
mahluk insani, baik jasmani maupun rohani, hanya diberikan untuk
kepentingan penderita.

Pasal 6 Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan


menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya.

Pasal 7 Seorang dokter hanya memberikan keterangan atau pendapat yang dapat
dibuktikan kebenarannya.

Pasal 8 Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan/


mendahulukan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek
pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif), serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat
yang sebenarnya.

Pasal 9 Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat harus memelihara saling pengertian
sebaik-baiknya.

55
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PENDERITA

Pasal 10 Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi


hidup mahluk insani.

Pasal 11 Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan menggunakan segala ilmu dan
ketrampilannya untuk kepentingan penderita. Dalam hal ia tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka ia wajib merujuk
penderita kepada dokter lain yang mempunyai keahlian dalam penyakit
tersebut.

Pasal 12 Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada penderita agar


senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam
beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Pasal 13 Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
seorang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal dunia

Pasal 14 Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas peri
kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu
memberikannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWATNYA

Pasal 15 Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri


ingin diperlakukan.

Pasal 16 Setiap dokter tidak boleh mengambil alih penderita dari teman sejawatnya,
tanpa persetujuannya.

KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI

Pasal 17 Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja


dengan baik.

Pasal 18 Setiap dokter hendaklah senantiasa mengikuti perkembangan ilmu


pengetahuan dan tetap setia kepada cita-citanya yang luhur.

PENUTUP

Pasal 19 Setiap dokter harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan


mengamalkannya dalam pekerjaan sehari-hari Kode Etik Kedokteran
Indonesia (KODEKI) hasil musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran II,
demi untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.

56
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Perawat dan Klien

1 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan


martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial.

2 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara


suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama klien.

3 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan


asuhan keperawatan.

4 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan


dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Perawat dan praktek

1 Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan


melalui belajar terus-menerus.

2 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi


disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

3 Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat


dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain.

4 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan


selalu menunjukkan perilaku profesional.

Perawat dan masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai


dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan
masyarakat.

57
Perawat dan teman sejawat

1 Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat


maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian
suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan
secara keseluruhan.

2 Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan


pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

Perawat dan Profesi

1 Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan


pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan

2 Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi


keperawatan

3 Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan


memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.

Kewajiban Perawat

a Perawat wajib mematuhi semua peraturan rumah sakit dengan hubungan hukum
antara perawat dengan pihak rumah sakit.

b Perawat wajib mengadakan perjanjian tertulis dengan pihak rumah sakit.

c Perawat wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah


dibuatnya.

d Perawat wajib memberikan pelayanan / asuhan keperawatan sesuai standar


profesi dan batas kewenangannya/ otonomi profesi.

e Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.

f Perawat wajib merujuk klien/pasien kepada perawat lain/tenaga kesehatan lain


yang yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik.

g Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien/pasien agar senantiasa


dapat berhubungan dengan keluarganya dan dapat menjalankan ibadah sesuai
dengan agama/ keyakinannya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan
pelayanan kesehatan.

58
h Perawat wajib bekerja sama dengan tenaga medis/tenaga kesehatan lain yang
terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien/pasien.

i Perawat wajib memberikan informasi yang adekuat tentang tindakan


keperawatan kepada klien/pasien dan atau keluarganya sesuai dengan batas
kewenangannya.

j Perawat wajib mendokumentasikan asuhan keperawatan secara akurat dan


berkesinambungan.

k Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sesuai standar


profesi keperawatan dan kepuasan klien/pasien.

l Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan secara terus


menerus.

m Perawat wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas kemanusiaan


sesuai dengan batas kewenangannya.

n Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang


klien/pasien bahkan juga setelah klien/pasien meninggal kecuali jika diminta oleh
yang berwenang.

Hak Perawat

a Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan


profesinya.

b Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai latar belakang


pendidikannya.

c Menolak keinginan klien/pasien yang bertentangan dengan peraturan


perundangan serta standar profesi dan kode etik profesi.

d Mendapatkan informasi lengkap dari klien/pasien yang tidak puas terhadap


pelayanannya.

e Meningkatkan pengetahuan berdasarkan perkembangan IPTEK dalam bidang


keperawatan/kesehatan secara terus menerus.

f Diperlukan adil dan jujur oleh rumah sakit maupun klien/pasien dan atau
keluarganya.

g Mendapatkan jaminan perlindungan terhadap resiko kerja yang berkaitan dengan


tugasnya.

h Diikutsertakan dalam penyusunan/penetapan kebijakan pelayanan kesehatan di

59
rumah sakit.

i Diperhatikan privasinya dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan


oleh klien/pasien dan atau keluarganya serta tenaga kesehatan lain.

j Menolak pihak lain yang memberi anjuran/permintaan tertulis untuk melakukan


tindakan yang bertentangan dengan perundang-undangan standar profesi dan
kode etik.

k Mendapatkan penghargaan imbalan yang layak dari jasa profesinya sesuai


peraturan/ketentuan yang berlaku di rumah sakit.

l Memperoleh kesempatan mengembangkan karir sesuai dengan bidang


profesinya.

60
KODE ETIK KEBIDANAN

Kewajiban Terhadap Klien dan Masyarakat

1 Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

2 Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

3 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,


tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat.

4 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,


menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

5 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan


kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

6 Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan


pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.

Kewajiban Terhadap Tugasnya

1 Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien,


keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

2 Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan


dalam mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan atau rujukan.

3 Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan kepentingan klien.

Kewajiban Bidan Terhadap Sejawat dan Tenaga Kesehatan lainnya

1 Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk


menciptakan suasana kerja yang serasi.

2 Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik


terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

61
Kewajiban Bidan Terhadap Profesinya

1 Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.

2 Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan


kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

3 Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

Kewajiban Bidan Terhadap Diri Sendiri

1 Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas


profesinya dengan baik.

2 Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan


pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa, Bangsa dan Tanah Air

1 Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-


ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.

2 Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan


pemikirannya kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan
pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.

Kewajiban Bidan

a Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum
antara bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana
ia bekerja.

b Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar


profesi dengan menghormati hak-hak pasien.

c Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai

62
kemampuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien.

d Bidan wajib memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga sesuai dengan ketentuan rumah sakit.

e Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah


sesuai dengan keyakinannya.

f Bidan wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang


pasien.

g Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul.

h Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (Informed Consent) atas tindakan yang
akan dilakukan.

i Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan.

j Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu pengetahuannya


melalui pendidikan formal atau non formal.

k Bidan wajib bekerja sama dengan profesi lain dan pihak yang terkait secara
timbal balik dalam memberikan asuhan kebidanan.

Hak Bidan

a Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai


dengan profesinya.

b Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat
jenjang pelayanan kesehatan.

c Bidan berhak menolak keinginan pasien / klien dan keluarga yang bertentangan
dengan peraturan perundangan dan kode etik profesi.

d Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.

e Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.

f Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan


jabatan yang sesuai.

g Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

63
KODE ETIK TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KODE ETIK PSIKOLOGI KLINIS

PERILAKU DAN CITRA PROFESI

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog harus menyadari bahwa dalam melaksanakan


keahliannya wajib mempertimbangkan dan mengindahkan etika dan nilai-nilai
moral yang berlaku dalam masyarakat

2 lmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menyadari bahwa perilakunya dapat


mempengaruhi citra Ilmuwan Psikologi dan Psikolog serta profesi psikologi

HUBUNGAN ANTAR REKAN PROFESI

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati


dan menjaga hak-hak serta nama baik rekan profesinya, yaitu sejawat
akademisi Keilmuan Psikologi/Psikolog

2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog seyogianya saling memberikan umpan balik


untuk peningkatan keahlian profesinya

3 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib mengingatkan rekan


profesinya dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran kode etik psikologi

4 Apabila terjadi pelanggaran kode etik psikologi yang di luar batas kompetensi dan
kewenangan maka wajib melaporkan kepada organisasi profesi

HUBUNGAN DENGAN PROFESI LAIN

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai, menghormati kompetensi dan


kewenangan rekan dari profesi lain

2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib mencegah dilakukannya pemberian jasa


atau praktik psikologi oleh orang atau pihak lain yang tidak memiliki kompetensi
dan kewenangan

PELAKSANAAN KEGIATAN SESUAI BATAS KEAHLIAN/KEWENANGAN

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog hanya memberikan jasa/praktik psikologi dalam


hubungannya dengan kompetensi yang bersifat obyektif sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dalam pengaturan terapan keahlian Ilmuwan Psikologi dan Psikolog

2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog dalam memberikan jasa/praktik psikologi wajib


menghormati hak-hak lembaga/organisasi/institusi tempat melaksanakan kegiatan
di bidang pelayanan, pelatihan, dan pendidikan sejauh tidak bertentangan dengan
kompetensi dan kewenangannya

64
SIKAP PROFESIONAL DAN PERLAKUAN TERHADAP PEMAKAI JASA ATAU
KLIEN

Dalam memberikan jasa/praktik psikologi kepada pemakai jasa atau klien, baik yang
bersifat perorangan, kelompok, lembaga atau organisasi/institusi sesuai dengan
keahlian dan kewenangannya, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog berkewajiban untuk:

1 Mengutamakan dasar-dasar profesional

2 Memberikan jasa/praktik kepada semua pihak yang membutuhkannya.

3 Melindungi klien atau pemakai jasa dari akibat yang merugikan sebagai dampak
jasa/praktik yang diterimanya

4 Mengutamakan ketidak berpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien


dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut

5 Dalam hal pemakai jasa atau klien yang menghadapi kemungkinan akan terkena
dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian jasa/praktik psikologi
yang dilakukan oleh Ilmuwan
Psikologi dan Psikolog maka pemakai jasa atau klien tersebut harus
diberitahu

ASAS KESEDIAAN

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghormati dan menghargai hak pemakai
jasa atau klien untuk menolak keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktik
psikologi, mengingat asas sukarela yang mendasari pemakai jasa dalam menerima
atau melibatkan diri dalam proses pemberian jasa/praktik psikologi

INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN

1 Interpretasi hasil pemeriksaan psikologik tentang klien atau pemakai jasa psikologi
hanya boleh dilakukan oleh Psikolog berdasarkan kompetensi dan kewenangan

PEMANFAATAN DAN PENYAMPAIAN HASIL PEMERIKSAAN

1 Pemanfaatan hasil pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan


yang berlaku dalam praktik psikologi. Penyampaian hasil pemeriksaan psikologik
diberikan dalam bentuk dan bahasa yang mudah dipahami klien atau pemakai jasa

KERAHASIAAN DATA DAN HASIL PEMERIKSAAN

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut
klien atau pemakai jasa psikologi dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya.
Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Ilmuwan Psikologi

65
dan Psikolog dalam rangka pemberian jasa/praktik psikologi wajib mematuhi hal-hal
sebagai berikut

1 Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya


memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian
jasa/praktik psikologi

2 Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara


langsung berwenang atas diri klien atau pemakai jasa psikologi

3 Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada pihak
ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien, profesi,
dan akademisi. Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang
bersangkutan tetap dirahasiakan

4 Keterangan atau data klien dapat diberitahukan kepada orang lain atas
persetujuan klien atau penasehat hukumnya

5 Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang tidak mampu untuk
memberikan persetujuan secara sukarela, maka Psikolog wajib melindungi orang-
orang ini agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan

PENCANTUMAN IDENTITAS PADA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN DARI


PRAKTIK PSIKOLOGI

1 Segala keterangan yang diperoleh dari kegiatan praktik psikologi sesuai


keahlian yang dimilikinya, pada pembuatan laporan secara tertulis
Psikolog yang bersangkutan wajib membubuhkan tanda tangan, nama jelas,
dan nomor izin praktik sebagai bukti pertanggungjawaban

PERNYATAAN

1 Dalam memberikan pernyataan dan keterangan/penjelasan ilmiah kepada


masyarakat umum melalui berbagai jalur media baik lisan
maupun tertulis, Ilmuwan Psikologi dan Psikolog bersikap
bijaksana, jujur, teliti, hati-hati, lebih mendasarkan pada kepentingan umum
daripada pribadi atau golongan, dengan berpedoman pada dasar ilmiah dan
disesuaikan dengan bidang keahlian/kewenangan selama tidak bertentangan
dengan kode etik psikologi. Pernyataan yang diberikan Ilmuwan Psikologi dan
Psikolog mencerminkan keilmuannya, sehingga masyarakat dapat menerima dan
memahami secara benar

2 Dalam melakukan publikasi keahliannya, Ilmuwan Psikologi dan


Psikolog bersikap bijaksana, wajar dan jujur dengan memperhatikan
kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku untuk menghindari kekeliruan
penafsiran serta menyesatkan masyarakat pengguna jasa psikologi

PENGHARGAAN TERHADAP KARYA CIPTA PIHAK LAIN DAN PEMANFAATAN


KARYA CIPTA PIHAK LAIN

66
Karya cipta psikologi dalam bentuk buku dan alat tes atau bentuk lainnya harus
dihargai dan dalam pemanfaatannya hendaknya memperhatikan ketentuan
perundangan mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menghargai karya cipta


pihak lain sesuai dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku

2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog tidak dibenarkan untuk mengutip, menyadur hasil
karya orang lain tanpa mencantumkan sumbernya

3 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog tidak dibenarkan menggandakan, memodifikasi,


memproduksi, menggunakan baik sebagian maupun seluruh karya orang lain
tanpa mendapatkan izin dari pemegang hak cipta

PENGGUNAAN DAN PENGUASAAN SARANA PENGUKURAN PSIKOLOGIK

1 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib membuat kesepakatan dengan


lembaga/institusi/organisasi tempat bekerja mengenai hal- hal yang berhubungan
dengan masalah pengadaan, pemilikan, penggunaan, penguasaan sarana
pengukuran. Ketentuan mengenai hal ini diatur tersendiri

2 Ilmuwan Psikologi dan Psikolog wajib menjaga agar sarana pengukuran agar tidak
dipergunakan oleh orang-orang yang tidak berwenang dan yang tidak
berkompeten

67
KODE ETIK APOTEKER

KEWAJIBAN UMUM

1 Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan


mengamalkan Sumpah Janji Apoteker

2 Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh sungguh menghayati dan


mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia

3 Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi


Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip
kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya

4 Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan


pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya

5 Di dalam menjalankan tugasnya Seorang Apoteker harus menjauhkan diri


dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat
dan tradisi luhur jabatan kefarmasian

6 Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya

7 Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang


undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada
khususnya

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PASIEN

1 Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan


kepentingan masyarakat. menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk
hidup insani

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

1 Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia


sendiri ingin diperlakukan

2 Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk
mematuhi ketentuan ketentuan kode Etik

3 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan


untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam

68
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAIN

1 Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun


dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lain

2 Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lain

69
KODE ETIK RADIOGRAFER

KEWAJIBAN UMUM

1 Setiap Ahli Radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya tidak


dibenarkan membeda-bedakan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin,
agama, politik serta status sosial kliennya

2 Setiap Ahli radiografi didalam melaksanakan pekerjaan profesinya selalu


memakai standar profesi

3 Setiap Ahli radiografi Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan profesi, tidak


dibenarkan melakukan perbuatan yang dipengaruhi pertimbangan keuntungan
pribadi

4 Setiap Ahli radiografi Indonesia didalam melaksanakan pekerjaan


profesinya, selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan kode etik serta
standar profesi Ahli RadIografi

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA

1 Ahli Radiografi harus menjaga dan menjunjung linggi nama baik profesinya

2 Ahli Radiografi hanya melakukan pekerjaan radiografi, lmaging dan radioterap: atas
permintaan Dokter dengan tldak menlnggalkan prosedur yang telah digariskan

3 Ahli Radiografi tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan


ahlinya untuk melakukan pekerjaan radiografi, lmaging dan Radioterapi

4 Ahli Radiografi tidak dibenarkan menentukan diagnosa Radlolog dan perencanaan


dosis Radioterapi

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN

1 Setiap Ahli radiografi dalam melaksanakan pekerjaan profesinya senantiasa


memelihara suasana dan lingkungan dengan menghayati nilai-nilai
budaya, adat istiadat, agama dari penderita, keluarga penderita dan masyarakat
pada umumnya

2 Setiap Ahli radiografi dalam melaksanakan pekerjaan profesinya wajib


dengan tulus dan ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan
terbaik terhadapnya Apabila la tldak mampu atau menemul kesulitan, la wajib
berkonsultasi dengan teman sejawat yang Ahli atau Ahli lalnnya

3 Setiap Ahli radiografi wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik hasil
pekerjaan profesinya maupun dari bidanq lainnya

70
tentang keadaan pasien, karena kepercayaan pasien yang telah bersedia
dirinya untuk diperiksa

4 Setiap Ahli Radiografi wajib melaksanakan peraturan peraturan kebijakan yang


telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan

5 Setiap Ahli Radiografi demi kepentingan penderita setiap saat bekerjasama


dengan Ahli lain yang terkait dan melaksanakan tugas secara cepat,
tepat dan terhormat serta percaya diri akan kemampuan profesinya

6 Setiap Ahli Radiografl wajib membina hubungan kerja yang baik antara
profesinya dengan profesi lainnya demi kepentingan pelayanan terhadap
masyarakat

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Setiap Ahli Radiografi harus menjaga kesehatan dan keselamatan dirinya baik
terhadap bahaya radlasi maupun terhadap penyakitnya

2 Setiap Ahli Radiografi senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan profesinya


baik secara sendiri sendiri maupun bersama dengan jalan
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, meningkatkan keterampilan dan
pengalaman yang bermanfaat bagi pelayanan terhadap masyarakat

71
KODE ETIK ELEKTROMEDIK

KEWAJIBAN UMUM

1 Memberikan pelayanan profesional secara jujur, berkompeten dan bertanggung


jawab.

Tanggung jawab teknisi elektromedis:


a. Teknisi elektromedis mengemban tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan kepadanya dengan memanfaatkan keterampilan dan keahlian
secara efektif untuk kepentingan individu dan masyarakat.
b. Teknisi elektromedis dimanapun berada hendaknya selalu meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat di lingkungannya.
c. Teknisi elektromedis memberikan jaminan bahwa pelayanan yang diberikan,
sesuai paramete standar, prosedur dan alokasi sumber daya dirancang untuk
r

pelayanan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan individu,


masyarakat, kolega dan profesi lain
d. Teknisi elektromedis hendaknya selalu mencari, memberi dan menerima
informasi agar dapat meningkatkan pelayanan.
e. Teknisi elektromedis harus menghindari praktik ilegal yang bertentangan
dengan kode etik profesi.
f. Teknisi elektromedis harus mencantumkan gelar secara benar untuk
menggambarkan status profesinya.
g. Teknisi elektromedis wajib memberikan informasi yang benar kepada
masyarakat dan profesi kesehatan lainnya tentang teknik elektromedik dan
pelayanan profesionalnya sehingga mereka menjadi tahu dan mau
menggunakannya.
h. Teknisi elektromedis dalam menentukan tarif pelayanan harus layak, rasional
dan tidak memanfaatkan profesi untuk semata-mata mencari keuntungan.
i. Jasa profesional yang diterima teknisi elektromedik harus didapatkan dengan
cara yang jujur.
j. Teknisi elektromedis dalam memanfaatkan teknologi berdasarkan efektifitas
dan efisiensi demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan individu dan
masyarakat.

Tanggung jawab organisasi profesi:


a. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) menjamin pelayanan
profesi yang diberikan secara jujur, komplit berdasarkan pada penelitian dan
informasi aktual dalam rangka ikut meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
b. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) membuat dan memantau
pelaksanaan standar profesi dalam praktik profesional.
c. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) akan secara aktif
mempromosikan profesi teknik elektromedik kepada masyarakat secara jujur.
d. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) ikut mengatur sumber
daya yang ada secara efektif, efisien dan bertanggung jawab.

72
e. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) memberikan dukungan
kepada anggotanya untuk mendapatkan informasi pendidikan, program dan
kebijakan organisasi.
f. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) memperjuang-kan agar
anggotanya mendapatkan penghasilan yang wajar.
g. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) bertanggung jawab
kepada anggotanya.

2 Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan


dalam lingkup profesi teknik elektromedik.
a. Teknisi elektromedis memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan yang dapat dipertanggungjawabkan secara
profesional.
b. Teknisi elektromedis dilarang melakukan aktivitas profesional yang dapat
merugikan klien, kolega atau masyarakat.
c. Teknisi elektromedis senantiasa selalu melaksananakan pelayanannya
dengan standar pelayanan teknik elektromedik.
d. Teknisi elektromedis dalam mengambil keputusan berdasarkan kepada
pengetahuan dan kehati-hatian.
e. Teknisi elektromedis berkewajiban menyumbangkan gagasan, pengetahuan
dan ketrampilan untuk memajukan profesi dan organisasi.
f. 1. Apabila teknisi elektromedis menjumpa; pilihan yang kurangmemadai untuk
mengatasi kondisi tertentu.maka diharuskan :
 Meminta petunjuk dan saran kepada yang lebih berpengalaman pada
kondisi yang tepat.
 Merujuk klien kepada profesi atau lembaga lain yang tepat.
2. Apabila teknisi elektromedis menerima klien yang dirujuk kepadanya untuk
konsultasi, maka ia tidak akan melakukan intervensi atau mengkonsulkan
kepada kolega atau profesi lain tanpa persetujuan klien yang merujuk.
3. Menghargai hubungan multidisiplioner dengan profesi lain.
 Teknisi elektromedis bekerjasama dengan profesi lain yang terlibat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan
kompetensi yang diperlukan.
 Teknisi elektromedis berperan serta dalam pelayanan kesehatan
masyarakat sebagai anggota tim kesehatan.
 Teknisi elektromedis menciptakan komunikasi yang efektif, baik dalam tim
teknik elektromedik maupun dengan anggota tim profesi lainnya.
 Teknisi elektromedis menyesuaikan diri dengan permasalahan dan
kesulitan lingkungan kerja untuk memberikan pelayanan kesehatan secara
efektif.
4. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

73
 Teknisi elektromedis mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerjasama
dengan profesi lain dalam perencanaan dan pengelolaan pelayanan agar
mampu memberikan pelayanan yang baik.
 Teknisi elektromedis hendaknya menyesuaikan diri secara profesional-
isme dan melengkapi diri dengan ketrampilan yang memadai untuk
perencanaan dan pengelolaan dalam situasi tertentu yang dihadapinya,
sehingga sadar akan keberadaan pelayanannya dalam konteks sosial dan
ekonomi secara menyeluruh.
 Teknisi elektromedis mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan
mendukung penelitian untuk perencanaan dan pengembangan.
 (d) Teknisi elektromedis memberikan dorongan dan dukungan kepada
sejawat dalam menyusun perencanaan pelayanan dan strategi
pengembangan.

KEWAJIBAN TEKNISI ELEKTORMEDIS TERHADAP PASIEN/KLIEN

1 Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan teknik elektromedik


kepada siapapun yang membutuhkan:
a. Teknisi elektromedis mempunyai kewajiban moral untuk memberikan
pelayanan kepada yang membutuhkan tanpa membedakan umur, jenis
kelamin, suku/ras, kondisi, agama/kepercayaan, politik dan status sosial
ekonomi.
b. Teknisi elektromedis harus selalu mempertimbangkan konsekuensi dari
keputusan yang dipilih bagi individu dan masyarakat.
c. Teknisi elektromedis dituntut untuk menghargai adat istiadat/kebiasaan
dari klien dalam memberi pelayanan.
d. Teknisi elektromedis berkewajiban untuk berkarya mendukung kebijakan
pelayanan kesehatan.

2 Menjaga rahasia klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk kepentingan


hukum/pengadilan.
Tenaga teknik elektromedik wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan
oleh pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

KEWAJIBAN TEKNISI ELEKTORMEDIS TERHADAP TEMAN SEJAWAT

1 Menghargai hak dan martabat individu.


Menghargai hak dan martabat individu sebagai landasan dalam pelayanan
profesional.Hubungan yang terjadi antar teknisi elektromedis dengan klien didasari
sikap sating percaya dan menghargai hak masing-masing.

Hak klien :
a. Klien berhak atas pelayanan teknik elektromedik yang sebaik mungkin.

74
b. Klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan teknik elektromedik yang
tidak sesuai dan hanya menerima pelayanan yang bermanfaat.
c. Klien berhak atas pelayanan teknik elektromedik yang menghargai privasi dan
martabatnya.
d. Klien atau kuasa hukumnya berhak atas informasi yang cukup tentang hasil
kajian, pilihan, tindakan dan risiko yang dapat ditimbulkan.
e. Klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang terbaik, jika dipandang
perlu teknisi elektromedis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang
lebih berkompeten.
f. Klien berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal:
- Memilih pelayanan teknik elektromedik atau alternatif lain.
- Menghentikan tindakan dan menerima ketidakmam-puannya walaupun
tindakan teknik elektromedik dapat meningkatkan keadaannya.

Hak-hak teknisi elektromedis:


a. Teknisi elektromedis berhak atas kemandirian profesi dan otonomi.
b. Teknisi elektromedis berhak atas rasa bebas dari ancaman terhadap
kehormatan, reputasi dan kompetensi serta hak untuk mendapatkan
perlindungan dan kesempatan untuk membela diri terhadap gugatan sesuai
keadilan.
c. Teknisi elektromedis berhak untuk bekerjasama dengan teman sejawat.
d. Teknisi elektromedis berhak menolak melakukan intervensi apabila dipandang
bukan merupakan cara yang terbaik bagi klien.
e. Teknisi elektromedis berhak atas jasa yang layak dari pelayanan
profesionalnya.

Hak-hak profesi Organisasi Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia


(IKATEMI):
a. IKATEMI berhak atas loyalitas anggotanya dan memberi perlindungan dari
akibat kelalaian pelayanan yang menyimpang dengan kode etik profesi teknik
elektromedik.
b. IKATEMI berhak atas nama baik dengan menolak pelayanan yang
bertentangan dengan kode etik profesi dari siapapun.
c. IKATEMI berhak atas pengajaran teknik elektromedik yang berkualitas,
kompeten dan berpengalaman di bidangnya.
d. IKATEMI berhak atas praktik teknik elektromedik yang profesional dan
menolak ajakan yang tidak bertanggung jawab secara semena-mena oleh
individu atau kelompok lain.

KEWAJIBAN TEKNISI ELEKTORMEDIS TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Selalu memelihara standar kompetensi profesi teknik elektromedik dan selalu


meningkatkan pengetahuan/ketrampilan dan sikap.
a. Tenaga teknik elektromedik sating memberikan informasi dalam IPTEK kepada
teman sejawat untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang teknik
elektromedik.
b. Tenaga teknik elektromedik melakukan pelayanan teknik elektromedik sesuai
dengan prosedur yang berlaku dan senantiasa bertanggung jawab sesuai
dengan kompetensinya.

75
c. Tenaga teknik elektromedik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan teknik
elektromedik dan tidak menyalahgunakan kemampuan dan ketrampilan untuk
tujuan yang merugikan.
d. Tenaga teknik elektromedik senantiasa melaksanakan tugasnya dengan
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja dan mempunyai motivasi
untuk meningkatkan kemampuan.

2 Tanggung jawab teknisi elektromedis:


a. Teknisi elektromedis bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan prima
kepada pelanggan.
b. Teknisi elektromedis secara terns menerus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan profesi melalui literatur dan pendidikan.
c. Teknisi elektromedis bertanggung jawab dalam menggunakan teknik yang
mereka kuasai, oleh karena itu hendaknya
1. Mendelegasikan hanya kepada teknisi elektromedis yang berkualitas.
2. Memberikan instruksi yang jelas kepada klien, asisten dan pihak lain
apabila dipandang perlu.
d. Teknisi elektromedis sebagai pemilik institusi pelayanan harus memastikan
bahwa karyawannya mampu untuk menerima tanggung jawabnya.
e. Teknisi elektromedis sebagai pemilik institusi pelayanan hendaknya
memberikan kepada karyawannya untuk berkembang sebagai teknisi
elektromedis profesional.
f. Teknisi elektromedis dalam melaksanakan penelitian harus mengikuti
kebijakan yang ditetapkan oleh Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia
(IKATEMI).

Tanggung jawab Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI):


a. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) hendaknya
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan profesional.
b. Ikatan Ahli Teknik Elektromedik Indonesia (IKATEMI) menjamin agar kode etik
Teknik elektromedik dijalankan oleh setiap teknisi elektromedis.

76
KODE ETIK AHLI GIZI

KEWAJIBAN UMUM

1 Ahli Gizi berperan meningkatkan keadaan gizi dan kesehatan serta berperan
dalam meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat

2 Ahli Gizi berkewajiban menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan
menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta tidak mementingkan diri sendiri

3 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya menurut standar profesi


yang telah ditetapkan

4 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjalankan profesinya bersikap jujur, tulus dan
adil

5 Ahli Gizi berkewajiban menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan,


informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan informasi hendaknya objektif
tanpa membedakan individu dan dapat menunjukkan sumber rujukan yang benar

6 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa mengenal dan memahami keterbatasannya


sehingga dapat bekerjasama dengan pihak lain atau membuat rujukan bila
diperlukan

7 Ahli Gizi dalam melakukan profesinya mengutamakan kepentingan masyarakat


dan berkewajiban senantiasa berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenarnya

8 Ahli Gizi dalam berkerjasama dengan para profesional lain di bidang kesehatan
maupun lainnya berkewajiban senantiasa memelihara pengertian yang sebaik-
baiknya

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

1 Ahli Gizi berkewajiban sepanjang waktu senantiasa berusaha memelihara dan


meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di
masyarakat umum

77
2 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang
dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah tidak dalam pelayanannya,
bahkan juga setelah klien meninggal dunia kecuali bila diperlukan untuk keperluan
kesaksian hukum

3 Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya senantiasa menghormati dan menghargai


kebutuhan unik setiap klien yang dilayani dan peka terhadap perbedaan budaya,
dan tidak melakukan diskriminasi dalam hal suku, agama, ras, status sosial, jenis
kelamin, usia dan tidak menunjukkan pelecehan seksual

4 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memberikan pelayanan gizi prima, cepat, dan
akurat

5 Ahli Gizi berkewajiban memberikan informasi kepada klien dengan tepat dan jelas,
sehingga memungkinkan klien mengerti dan mau memutuskan sendiri berdasarkan
informasi tersebut

6 Ahli Gizi dalam melakukan tugasnya, apabila mengalami keraguan dalam


memberikan pelayanan berkewajiban senantiasa berkonsultasi dan merujuk kepada
ahli gizi lain yang mempunyai keahlian

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1 Ahli Gizi berkewajiban melindungi masyarakat umum khususnya tentang


penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan praktek yang tidak etis
berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet, ahli gizi
hendaknya senantiasa memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi
faktual, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya

2 Ahli Gizi senantiasa melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga
dapat mencegah masalah gizi di masyarakat

3 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa peka terhadap status gizi masyarakat untuk
mencegah terjadinya masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat

4 Ahli Gizi berkewajiban memberi contoh hidup sehat dengan pola makan dan
aktifitas fisik yang seimbang sesuai dengan nilai praktek gizi individu yang baik

5 Dalam bekerja sama dengan profesional lain di masyarakat, Ahli Gizi berkewajiban
hendaknya senantiasa berusaha memberikan dorongan, dukungan, inisiatif, dan
bantuan lain dengan sungguh-sungguh demi tercapainya status gizi dan kesehatan
optimal di masyarakat

6 Ahli Gizi dalam mempromosikan atau mengesahkan produk makanan tertentu


berkewajiban senantiasa tidak dengan cara yang salah atau, menyebabkan salah
interpretasi atau menyesatkan masyarakat

78
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI DAN DIRI SENDIRI

1 Ahli Gizi berkewajiban mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang
dicanangkan oleh profesi

2 Ahli Gizi berkewajiban senantiasa memajukan dan memperkaya pengetahuan dan


keahlian yang diperlukan dalam menjalankan profesinya sesuai perkembangan
ilmu dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan

3 Ahli Gizi harus menunjukan sikap percaya diri, berpengetahuan luas, dan berani
mengemukakan pendapat serta senantiasa menunjukan kerendahan hati dan mau
menerima pendapat orang lain yang benar

4 Ahli Gizi dalam menjalankan profesinya berkewajiban untuk tidak boleh


dipengaruhi oleh kepentingan pribadi termasuk menerima uang selain imbalan
yang layak sesuai dengan jasanya, meskipun dengan pengetahuan
klien/masyarakat (tempat dimana ahli gizi diperkerjakan)

5 Ahli Gizi berkewajiban tidak melakukan perbuatan yang melawan hukum, dan
memaksa orang lain untuk melawan hukum

6 Ahli Gizi berkewajiban memelihara kesehatan dan keadaan gizinya agar dapat
bekerja dengan baik

7 Ahli Gizi berkewajiban melayani masyarakat umum tanpa memandang keuntungan


perseorangan atau kebesaran seseorang

8 Ahli Gizi berkewajiban selalu menjaga nama baik profesi dan mengharumkan
organisasi profesi

79
KODE ETIK FISIOTERAPI

1 Menghargai hak dan martabat individu

2 Tidak bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang


membutuhkan

3 Memberikan pelayanan profesional secara jujur, berkompeten dan bertanggung


jawab

4 Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan


dalam lingkup profesi fisioterapi

5 Menghargai hubungan multidisipliner dengan profesi pelayanan kesehatan lain


dalam merawat pasien/klien

6 Menjaga rahasia pasien/klien yang dipercayakan kepadanya kecuali untuk


kepentingan hukum/pengadilan

7 Selalu memelihara standar kompetensi profesi fisioterapi dan selalu meningkatkan


pengetahuan/ketrampiIan

8 Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan pelayanan untuk


meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat

HAK PASIEN/KLIEN

1 Pasien/klien berhak atas pelayanan fisioterapi yang sebaik mungkin

2 Pasien/klien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan yang tidak sesuai dan
hanya menerima pelayanan yang bermanfaat

3 Pasien/klien berhak atas pelayanan fisioterapi yang menghargai privasi dan


martabatnya

4 Pasien/klien atau kuasa hukumnya berhak atas informasi yang cukup tentang hasil
asesmen, pilihan terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan

80
5 Pasien/klien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk yang
terbaik dalam pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila dipandang perlu
fisioterapis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih berkompeten

6 Pasien/klien berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal :


a. Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
b. Menghentikan terapi dan menerima ketidakmampuannya walaupun tindakan
fisioterapi dapat meningkatkan keadaannya

HAK-HAK FISIOTERAPIS

1 Fisioterapis berhak atas kemandirian profesi dan otonomi

2 Fisioterapis berhak atas rasa bebas dari ancaman terhadap kehormatan,


reputasi dan kompetensi serta hak untuk mendapatkan perlindungan dan
kesempatan untuk membela diri terhadap gugatan sesuai keadilan

3 Fisioterapis berhak untuk bekerjasama dengan teman sejawat

4 Fisioterapis berhak menolak melakukan intervensi apabila dipandang bukan


merupakan cara yang terbaik bagi pasien/klien

5 Fisioterapis berhak atas jasa yang layak dari pelayananan profesionalnya

HAK-HAK PROFESI ORGANISASI IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA (IFI)

1 IFI berhak atas loyalitas anggotanya dan memberi perlindungan diri dari pelecehan
akibat pelayanan yang inkompeten, ilegal dan bertentangan dengan kode etik
profesi fisioterapi

2 IFI berhak atas nama baik dan menolak pelecehan dari siapapun

3 IFI berhak atas pengajar fisioterapi yang berkualitas, kompeten dan berpengalaman
dibidangnya

4 IFI berhak atas praktek fisioterapi yang profesional dan menolak diajarkan secara
semena-mena kepada individu atau kelompok lain tidak
bersikap diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada siapapun yang
membutuhkan

TANGGUNG JAWAB FISIOTERAPIS

1 Fisioterapis mengemban tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya


dan memanfaatkan keterampilan dan keahlian secara efektif untuk kepentingan
individu dan masyarakat

81
2 Fisioterapis dimanapun berada hendaknya selalu meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat di lingkungannya

3 Fisioterapis harus menjamin bahwa pelayanan yang diberikan, jenis, dosis, struktur
organisasi dan alokasi sumber daya dirancang untuk pelayanan yang berkualitas
sesuai dengan tuntutan kebutuhan individu, masyarakat, kolega dan profesi lain

4 Fisioterapis hendaknya selalu mencari, memberi dan menerima informasi agar


dapat meningkatkan pelayanan

5 Fisioterapis harus menghindari praktek ilegal yang bertentangan dengan kode etik
profesi

6 Fisioterapis harus mencantumkan gelar secara benar untuk menggambarkan status


profesinya

7 Fisioterapis wajib memberikan informasi yang benar kepada masyarakat profesi dan
profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan pelayanan profesionalnya sehingga
mereka menjadi tahu dan mau menggunakannya

8 Fisioterapis dalam menentukan tarif pelayanan harus masuk akal dan tidak
memanfaatkan profesi untuk semata-mata mencari keuntungan

9 Jasa profesional yang diterima fisioterapis harus didapatkan dengan cara yang jujur

10 Fisioterapis dalam memanfaatkan teknologi berdasarkan efektifitas dan efisiensi


demi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan individu dan masyarakat

TANGGUNG JAWAB ORGANISASI PROFESI

1 lkatan Fisioterapi Indonesia menjamin pelayanan yang diberikan secara jujur, komplit
berdasarkan pada penelitian dan informasi aktual dalam rangka ikut meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan Fisioterapi Indonesia
membuat dan memantau pelaksanaan standar profesi dalam praktek profesional

2 lkatan Fisioterapi Indonesia akan secara aktif mempromosikan profesi fisioterapi


kepada masyarakat secara jujur

3 lkatan Fisioterapi Indonesia akan mengatur sumber daya yang ada secara efektif,
efisien dan bertanggung jawab

4 lkatan Fisioterapi Indonesia memberikan dukungan kepada anggotanya untuk


mendapatkan informasi pendidikan, program dan kebijakan organisasi

5 lkatan Fisioterapi Indonesia memperjuangkan agar anggotanya mendapatkan


penghasilan yang wajar

82
6 lkatan Fisioterapi Indonesia bertanggung jawab kepada anggotanya. Mengakui
batasan dan kewenangan profesi dan hanya memberikan pelayanan dalam lingkup
profesi fisioterapi.

7 Fisioterapis memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan pengetahuan dan


keterampilan yang dapat dipertanggungjawabkan

8 Fisioterapis tidak akan melakukan aktivitas profesional yang dapat merugikan


pasien/klien, kolega atau masyarakat

9 Fisioterapis hendaknya selalu mensejajarkan pelayanannya dengan standar


pelayanan pasien fisioterapi

10 Fisioterapis dalam mengambil keputusan berdasarkan kepada pengetahuan dan


kehati-hatian

11 Fisioterapis berkewajiban menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan ketrampilan


untuk memajukan profesi dan organisasi.,Apabila
fisioterapis memiliki pengetahuan dan pilihan yang kurang memadai untuk
mengatasi kondisi tertentu, maka harus
a. Meminta petunjuk dan saran kepada yang lebih berpengalaman pada
kondisi yang tepat Merujuk pasien/klien kepada profesi atau lembaga lain yang
tepat.
b. Apabila fisioterapis menerima pasien/klien yang dirujuk kepadanya untuk
konsultasi, maka ia tidak akan melakukan intervensi atau mengkonsulkan
kepada kolega atau profesi lain tanpa persetujuan pasien/klien dan
fisioterapis yang merujuk.

TANGGUNG JAWAB IKATAN FISIOTERAPI INDONESIA

1 lkatan Fisioterapi Indonesia hendaknya menyelenggarakan pendidikan yang


berkelanjutan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional

2 lkatan Fisioterapi Indonesia menjamin agar kode etik Fisioterapi dijalankan oleh
setiap fisioterapis

3 Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan Pelayanan untuk


meningkatkan derajat kesehatan individu dan masyarakat

4 Fisioterapis mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerjasama dengan profesi lain
dalam perencanaan dan pengelolaan pelayanan agar mampu
memberikan pelayanan yang optimal bagi kesehatan individu dan masyarakat

5 Fisioterapis hendaknya menyesuaikan diri dengan profesionalisme dan melengkapi


diri dengan keterampilan yang memadai untuk perencanaan dan pengelolaan dalam
situasi tertentu yang dihadapinya, sehingga sadar akan keberadaan pelayanannya
dalam konteks sosial dan ekonomi secara menyeluruh

83
6 Fisioterapis mempunyai hak dan kewajiban untuk melakukan dan mendukung
penelitian untuk perencanaan dan pengembangan

7 Fisioterapis memberikan dorongan dan dukungan kepada sejawat dalam menyusun


perencanaan pelayanan dan strategi pengembangan

KODE ETIK TENAGA AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi / kewajibannya, Ahli Teknologi


Laboratorium Kesehatan harus mempunyai sikap dan kepribadian sebagai berikut:

1 Teliti dan cekatan

2 Jujur dan dapat dipercaya

3 Rasa tanggung jawab yang tinggi

4 Mampu berkomunikasi secara efektif

5 Disiplin

6 Berjiwa melayani

84
KODE ETIK SANITARIAN/AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN

KEWAJIBAN UMUM

1 Seorang sanitarian harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


profesi sanitasi dengan sebaik-baiknya

2 Seorang sanitarian harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai


dengan standar profesi yang tertinggi. Dalam melakukan pekerjaan atau praktek
profesi sanitasi, seorang sanitarian tidak boleh dipengaruhi sesuatu yang
mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

3 Seorang sanitarian harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji
diri sendiri

4 Seorang sanitarian senantiasa berhati-hati dalam menerapkan setiap penemuan


teknik atau cara baru yang belum teruji kehandalannya dan hal-hal yang dapat
menimbulkan keresahan masyarakat. Seorang hanya memberi saran atau
rekomendasi yang telah melalui suatu proses analisis secara komprehensif.

5 Seorang sanitarian dalam menjalankan profesinya, harus memberikan pelayanan


yang sebaik-baiknya dengan menjunjung tinggi kesehatan dan keselamatan
manusia, serta kelestarian lingkungan

6 Seorang sanitarian harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien atau
masyarakat dan teman seprofesinya, dan berupaya untuk mengingatkan teman
seprofesinya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau
kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau kebohongan dalam menangani
masalah klien atau masyarakat.

7 Seorang sanitarian harus menghormati hak-hak klien atau masyarakat, hak-hak


teman seprofesi, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga
kepercayaan klien atau masyarakat. Dalam melakukan pekerjaannya.

8 Seorang sanitarian harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan


memperhatikan seluruh aspek kesehatan lingkungan secara menyeluruh, baik
fisik,biologi maupun sosial,serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi
masyarakat yang sebenar-benarnya

9 Seorang sanitarian dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan
dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati

KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP KLIEN/MASYARAKAT

1 Seorang sanitarian wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan
keterampilannya untuk kepentingan penyelesaian masalah klien atau masyarakat.
Dalam hal ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau penyelesaian
masalah, maka ia wajib berkonsultasi, bekerjasama dan atau merujuk pekerjaan

85
tersebut kepada sanitarian lain yang mempunyai keahlian dalam penyelesaian
masalah tersebut.

2 Sanitarian wajib melaksanakan profesinya secara bertanggung jawab

3 Sanitarian wajib melakukan penyelesaian masalah sanitasi secara tuntas dan


keseluruhan

4 Seorang sanitarian wajib memberikan informasi kepada kliennya atas pelayanan


yang diberikannya

5 Seorang sanitarian wajib mendapatkan perlindungan atas praktek pemberian


pelayanan

KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP TEMAN SEPROFESI

1 Seorang sanitarian memperlakukan teman seprofesinya sebagai bagian dari


penyelesaian masalah

2 Seorang sanitarian tidak boleh saling mengambil alih pekerjaan dari teman
seprofesi, kecuali dengan persetujuan, atau berdasarkan prosedur yang ada

KEWAJIBAN SANITARIAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Seorang sanitarian harus memperhatikan dan mempraktekan hidup bersih dan


sehat supaya dapat bekerja dengan baik

2 Seorang sanitarian harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan


dan teknologi kesehatan lingkungan, kesehatan dan bidang-bidang lain yang
terkait

86
KODE ETIK PEREKAM MEDIS

KEWAJIBAN UMUM

1 Di dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI

2 Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi tertinggi

3 Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi


dan selalu berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan kesehatan yang bermutu

4 Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi
yang terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen,
ketetapan pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku

5 Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas
informasi pasien yang terkait dengan identitas individu atau sosial

6 Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya


dengan penuh tanggung jawab, teliti dan akurat

PERBUATAN/TINDAKAN YANG BERTENTANGAN DENGAN KODE ETIK

1 Menerima ajakan kerjasama seseorang untuk melakukan pekerjaan yang


menyimpang dari standar profesi yang berlaku

2 Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang dapat


merusak citra Perekam Medis

3 Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan nomor 1 dan 2

PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KEMAMPUAN

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun


organisasi dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui
penerapan ilmu dan teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang
Rekam Medis dan lnformasi Kesehatan

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

1 Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode
Etik Profesi

2 Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan

87
3 Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi

4 Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan


organisasi profesi

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Perekam Medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik

2 Perekam Medis wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai


dengan perkembangan IPTEK yang ada

88
KODE ETIK ASISTEN APOTEKER

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

1 Seorang Asisten Apoteker harus menjunjung tinggi serta memelihara martabat,


kehormatan profesi, menjaga integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya

2 Seorang Asisten Apoteker berkewajiban untuk meningkatkan keahlian dan


pengetahuannya sesuai dengan perkembangan teknologi

3 Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus melakukan pekerjaan profesinya


sesuai dengan standar operasional prosedur, standar profesi yang berlaku dan
kode etik profesi

4 Seorang Asisten Apoteker harus menjaga profesionalisme dalam memenuhi


panggilan tugas dan kewajiban profesi

KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

1 Seoranq Asisten Apoteker memandang teman sejawat sebagaimana dirinya dalam


memberikan penghargaan

2 Seorang Asisten Apoteker senantiasa menghindari perbuatan yang merugikan


teman sejawat secara material maupun moril

3 Seorang Asisten Apoteker senantiasa meningkatkan kerjasama dan memupuk


kebutuhan martabat jabatan kefarmasian, mempertebal rasa saling percaya dalam
menunaikan tugas

KEWAJIBAN TERHADAP PASIEN PEMAKAI JASA

1 Seorang Asisten Apoteker harus bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya


dalam memberikan pelayanan kepada pasien pemakai jasa secara profesional

2 Seorang Asisten Apoteker harus menjaga rahasia kedokteran dan rahasia


kefarmasian, serta hanya memberikan kepada pihak yang berhak

3 Seorang Asisten Apoteker dapat berkonsultasi/merujuk kepada teman sejawat


atau teman sejawat profesi lain untuk mendapatkan hasil yang akurat atau baik

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1 Seorang Asisten Apoteker harus mampu sebagai suri tauladan ditengah-tengah


masyarakat

89
2 Seorang Asisten Apoteker dalam pengabdian profesinya memberikan semaksimal
mungkin pengetahuan dari keterampilan yang dimiliki

3 Seorang Asisten Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan peraturan


perundang-undangan dibidang kesehatan khususnya dibidang farmasi

4 Seorang Asisten Apoteker harus selalu melibatkan diri dalam usaha-usaha


pembangunan nasional khususnya bidang kesehatan

5 Seorang Asisten Apoteker harus menghindarkan diri dari usaha-usaha yang


mementingkan diri sendiri serta bertentangan dengan jabatan kefarmasian

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAINNYA

1 Seorang Asisten Apoteker senantiasa harus menjalin kerjasama yang baik, saling
percaya, menghargai dan menghormati terhadap profesi kesehatan lainnya

2 Seorang Asisten Apoteker harus mampu menghindarkan diri terhadap perbuatan-


perbuatan yang dapat merugikan, menghilangkan kepercayaan, penghargaan
masyarakat terhadap profesi kesehatan lainnya

90
KODE ETIK OKUPASI TERAPI

OTONOMI

1 Okupasi Terapis harus selalu memberikan pelayanan okupasi terapi yang terbaik
untuk kepuasan klien/pasien

2 Okupasi Terapis harus memberikan pelayanan okupasi terapi kepada klien/pasien


tanpa membedakan warna kulit, agama, suku bangsa, jenis kelamin, kondisi
penyakit, status sosial dan ekonomi, serta latar belakang budaya

3 Okupasi Terapis harus menginformasikan kepada klien/pasien tentang kondisi


penyakit pasien, hasil pengkajian dan terapi/intervensi serta prognosis fungsional

4 Okupasi Terapis harus menghormati hak klien/pasien bilamana klien/pasien


menolak terapi/intervensi yang diberikan oleh okupasi terapis

5 Okupasi Terapis harus melibatkan klien/pasien dalam proses perencanaan dan


pelaksanaan terapi

6 Okupasi Terapis harus mempertahankan konsistensi program terapi dan selalu


menjaga hubungan baik dengan klien/pasien

7 Okupasi Terapis harus selalu menjaga kerahasiaan informasi tentang kondisi klien
yang diperolehnya dari hasil pengkajian dan proses terapi, kecuali diperlukan atau
untuk proses peradilan

8 Okupasi Terapis harus selalu menjaga keselamatan klien/pasien selama proses


terapi

KOMPETENSI

1 Okupasi Terapis harus melaksanakan proses/intervensi okupasi terapi berdasarkan


standar profesi

2 Okupasi Terapis harus bertindak sesuai dengan kode etik profesi

3 Okupasi Terapis harus bertindak sesuai dengan standar kompetensi

4 Okupasi terapis harus bertindak sesuai standar pelayanan okupasi terapi

5 Okupasi Terapis dianjurkan aktif berpartisipasi dalam pengembangan profesi


okupasi terapi

6 Okupasi Terapis harus merujuk dan atau mengkonsultasikan klien/pasien kepada


profesi lain untuk mendapatkan pelayanan diluar kewenangan okupasi terapis

91
PELAKSANAAN HUKUM DAN KEBIJAKAN

Okupasi Terapis harus memahami dan mematuhi perundang-undangan serta


kebijakan ikatan okupasi terapis Indonesia

1 lkatan Okupasi Terapis Indonesia harus menginformasikan perundangan-


undangan dan kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan okupasi terapi
kepada anggota ikatan, instansi, dan organisasi terkait

2 Okupasi Terapis dianjurkan memberikan informasi tentang perundang-undangan


yang berkaitan dengan pelayanan okupasi terapi dan kebijakan ikatan okupasi
terapi kepada staf, pimpinan, dan teman sejawat

3 Okupasi terapis harus mencatat dan melaporkan informasi tentang klien/pasien


secara akurat

INFORMASI UMUM

1 Okupasi Terapis harus menginformasikan pelayanan okupasi terapi secara akurat

2 Okupasi Terapis harus menginformasikan kompetensi dan keahlian yang dimiliki


secara akurat kepada klien/pasien, keluarga, masyarakat serta pemangku
kepentingan (stakeholders)

3 Okupasi Terapis dilarang berbuat curang, menipu dan memberikan


informasi palsu, tidak benar, dan tidak wajar yang berhubungan dengan
pelayanan okupasi terapi

HUBUNGAN PROFESIONAL

Okupasi Terapis harus menunjukkan dan mendemonstrasikan sikap profesional


kepada teman sejawat dan profesi lain

1 Okupasi Terapis harus melaporkan praktek-praktek ilegal, inkompeten dan atau


melanggar standar profesi okupasi terapi kepada lkatan Okupasi
Terapis Indonesia atau pihak yang terkait dengan penerapan surat izin praktik
okupasi terapi

2 Okupasi Terapis dilarang menginformasikan kebijakan ikatan yang bersifat rahasia


kepada profesi lain

3 Okupasi Terapis dilarang menginformasikan rahasia klien/pasien kecuali berkaitan


dengan pelayanan dan proses peradilan

92
4 Okupasi Terapis harus bekerja sama dengan teman sejawat dalam memberikan
pelayanan okupasi terapi prima dan penyebarluasan informasi tentang okupasi
terapi kepada klien/pasien, keluarga dan masyarakat

PERILAKU PROFESIONAL

1 Okupasi Terapis harus menunjukkan perilaku profesional selama memberikan


pelayanan okupasi terapi kepada klien/pasien, keluarga dan masyarakat

2 Okupasi Terapis dilarang terlibat segala bentuk konflik atau hal-hal yang
bisa memperburuk citra profesi okupasi terapi baik terhadap sesama okupasi
terapis maupun dengan profesi lain

93
KODE ETIK PROMOTOR DAN PENDIDIK KESEHATAN

KEWAJIBAN UMUM

1 Menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan etika profesi Promotor dan


Pendidik Kesehatan dan jujur tentang kualifikasi dan keterbatasan keahlian
mereka

2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Promotor dan Pendidik Kesehatan lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi

3 Menggunakan pendekatan kemitraan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan,


keterbukaan, dan saling menguntungkan

4 Tidak boleh membeda-bedakan masyarakat atas pertimbangan keyakinan, agama,


suku, golongan, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya

5 Harus sejalan dengan profesi atau keahliannya

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1 Selalu berorientasi kepada masyarakat

2 Harus terus terang, ikhlas dan jujur dan melibatkan klien mereka secara aktif

3 Menggunakan pendekatan yang menyeluruh secara multi disiplin dengan


mengutamakan upaya preventif dan promotif

4 Harus berdasarkan fakta melalui penelitian atau kajian ilmiah

5 Harus sesuai prosedur dan langkah-langkah yang profesional

6 Harus bertanggung jawab dalam upaya melindungi, memelihara, dan


meningkatkan kesehatan masyarakat

7 Harus melihat antisipasi kedepan, baik menyangkut masalah kesehatan maupun


masalah bukan kesehatan

8 Promotor dan Pendidik Kesehatan menegaskan etik egaliter dan kesehatan adalah
hak dasar manusia

94
KEWAJIBAN TERHADAP SESAMA PROFESI

1 Harus mempertahankan standar tinggi perilaku profesional seperti yang


direkomendasikan oleh Kode Etik dan mendorong kolega promotor dan Pendidik
Kesehatan untuk berbuat serupa

2 Promotor dan Pendidik Kesehatan tidak boleh mengkritik kolega dalam situasi
dimana ada kemungkinan konflik minat. Harus memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan

3 Setiap Promotor dan Pendidik Kesehatan tidak boleh mengambil alih tugas teman
sejawatnya tanpa persetujuan teman sejawat yang bersangkutan

4 Setiap Promotor dan Pendidik Kesehatan wajib bekerjasama dengan teman


sejawatnya dalam melakukan tugas dan fungsinya

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI LAIN

1 Harus bekerjasama, saling menghormat dengan profesi lain, tanpa dipengaruhi


oleh pertimbangan-pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan, sosial,
ekonomi, politik dan sebagainya

2 Harus bertindak melalui saluran yang tepat melawan perilaku tidak etis oleh setiap
anggota profesi lainnya

3 Bekerja bersama-sama profesi lain, hendaknya berpegang pada pendekatan


kemitraan dengan mengutamakan prinsip kesetaraan, keterbukaan, dan saling
menguntungkan

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESINYA

1 Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya bersikap proaktif dalam mengatasi


masalah kesehatan dan hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan
profesi promosi kesehatan

2 Untuk melindungi kepercayaan dalam profesi, Promotor dan Pendidik Kesehatan


harus menghindari strategi dan metode yang secara jelas ada pelanggaran dari
moral yang diterima dan stándar legal

3 Promotor dan Pendidik Kesehatan dalam menerapkan strategi dan metode harus
tidak memberikan beban perubahan pada populasi sasaran tetapi harus
melibatkan kelompok yang tepat lainnya untuk secara aktif melakukan perubahan
yang efektif

4 Hasil/dampak potensial, baik positif maupun negatif, yang dapat dihasilkan dari
strategi yang diusulkan harus dikomunikasikan kepada semua individu yang tepat
yang akan diintervensi

95
5 Ketika Promotor dan Pendidik Kesehatan berperan serta dalam aksi berkaitan
dengan kontrak (sewa), promosi, atau kenaikan pangkat, mereka harus menjamin
bahwa tidak ada praktek pengecualian terhadap individu berdasarkan sex, ras atau
etnik, atau atribut non-profesional lainnya

6 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus melindungi dan meningkatkan integritas


profesi melalui diskusi yang bertanggung jawab dan kritik terhadap profesi

7 Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya selalu berkomunikasi, membagi


pengalaman dan saling membantu diantara sesama profesi promosi kesehatan

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik

2 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus menjadi panutan dalam menerapkan


perilaku hidup bersih dan sehat

3 Promotor dan Pendidik Kesehatan hendaknya menghindari komitmen yang saling


bersaing, situasi konflik minat, persetujuan rahasia, dan dukungan terhadap
produk

4 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus bertanggung jawab untuk reputasi yang
baik disiplin mereka. Kejujuran personal dan profesional dan integritas adalah
kualitas esensial dari seorang Promotor dan Pendidik Kesehatan

5 Promotor dan Pendidik Kesehatan harus senantiasa berusaha untuk


mengembangkan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Promotor dan
Pendidik Kesehatan harus mempertahankan kompetensi mereka pada tingkat
yang paling tinggi melalui belajar dan pelatihan yang berkelanjutan, misalnya:
a. Keanggotaan aktif dalam organisasi profesi
b. Mengkaji ulang jurnal-jurnal profesional, teknikal, maupun biasa
c. Peninjauan awal produk baru dan material media
d. Penciptaan dan pendistribusian program baru dan material termasuk publikasi
makalah profesi dan biasa
e. Keterlibatan dalam isu-isu ekonomi dan legislatif berhubungan dengan
kesehatan masyarakat

96
KODE ETIK PENATA ANESTESI

KEPRIBADIAN PENATA ANESTESI

1 Setiap Penata Anestesi harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan


Sumpah Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI)

2 Seorang Penata Anestesi harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya


sesuai dengan standar profesi yang tinggi

3 Dalam melakukan Asuhan Kepenataan Anestesi, Penata Anestesi tidak boleh


dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan
kemandirian profesi

4 Seorang Penata Anestesi harus menghindarkan diri dari perbuatan yang memuji
diri sendiri

5 Seorang Penata Anestesi harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan klien
dan sejawat, dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang diketahui memiliki
kekurangan dalam karakter atau kompetensi

6 Seorang Penata Anestesi harus menghormati hak-hak klien, hak-hak sejawatnya,


dan hak tenaga kesehatan lainnya dan harus menjaga kepercayaan klien

7 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dalam bekerja sama
dengan cara profesional dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta
masyarakat hendaknya memelihara saling menghormati

8 Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan makhluk
insani, psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan klien

9 Seorang Penata Anestesi hendaknya hanya memberikan keterangan atau


pendapat yang dapat dibuktikan kebenarannya

10 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) hendaknya senantiasa


mengikuti perkembangan Iptek Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi dan
meningkatkan keterampilannya serta tetap setia kepada cita-cita yang luhur

97
HUBUNGAN DENGAN PASIEN

1 Setiap Penata Anestesi dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman


pada tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan pasien

2 Setiap Penata Anestesi dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan


kepentingan pasien dengan identitas yang sama dengan kebutuhannya
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya

3 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dalam memberi


pelayanan asuhan kepenataan anestesi kepada pasien wajib memegang rahasia
jabatan tentang hal-hal yang diberitahukan oleh pasien secara kepercayaan dan
wajib tetap menjaga rahasia itu setelah berakhirnya hubungan antara Anggota
Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dengan pasien

4 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) harus menolak


memberikan pelayanan asuhan kepenataan anestesi kepada pasien yang
menurut keyakinannya tidak didasarkan pada standar pelayanan, kode etik dan
peraturan perundang- undangan

5 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) tidak dibenarkan


membebani pasien dengan biaya-biaya yang tidak perlu diluar yang telah
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

6 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menghormati hak
asasi pasien

HUBUNGAN DENGAN PRAKTIK

1 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib memberikan


pelayanan paripurna kepada pasien sesuai dengan kemampuan profesi yang
dimilikinya berdasarkan kebutuhan pasien

2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib memelihara mutu
pelayanan asuhan kepenataan anestesi yang tinggi disertai kejujuran profesional
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan sesuai kebutuhan pasien

HUBUNGAN DENGAN TEMAN SEJAWAT DAN TENAGA KESEHATAN LAINNYA

1 Hubungan antara teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya dengan Penata
Anestesi harus dilandasi sikap saling menghormati, saling menghargai dan saling
mempercayai

2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) jika membicarakan


teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya hendaknya tidak menggunakan
kata-kata yang tidak sopan baik secara lisan maupun tertulis

98
3 Keberatan-keberatan terhadap tindakan teman sejawat yang dianggap
bertentangan dengan Kode Etik Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) harus
diajukan kepada Majelis Kode Etik untuk diperiksa dan tidak dibenarkan untuk
disiarkan melalui media sosial atau cara lain

4 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib memperlakukan


teman sejawatnya dan tenaga kesehatan lainnya sebagaimana ia sendiri ingin
diberlakukan

5 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menjalin hubungan
yang baik dengan teman sejawatnya dan tenaga kesehatan lainnya untuk
mencapai suasana kerja yang serasi

HUBUNGAN DENGAN PROFESINYA

1 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib menjaga nama
baik dan menjunjung tinggi cita-cita profesinya dengan menampilkan kepribadian
yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu dan paripurna kepada
pasien

2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib mengembangkan


diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

3 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) senantiasi berperan


serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat
meningkatkan mutu dan citra profesinya

HUBUNGAN DENGAN DIRI SENDIRI

1 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) wajib memelihara


kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik

2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) seyogyanya berusah


untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan
perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH, NUSA BANGSA DAN TANAH AIR

1 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) dalam menjalankan


tugasnya senantiasa melaksanakan ketentuan pemerintah dalam bidang
kesehatan, khususnya dalam Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi

2 Setiap Anggota Ikatan Penata Anestesi Indonesia (IPAI) melalui profesinya


berfartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah untuk
meningkatkan mutu Pelayanan Asuhan Kepenataan Anestesi

99
KODE ETIK PROFESI PEMBINA KESEHATAN KERJA

KEWAJIBAN UMUM

1 Setiap profesi Pembina kesehatan kerja harus menjujung tinggi, menghayati dan
mengamalkan etika profesi Pembina Kesehatan Kerja

2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi Pembina kesehatan kerja lebih
mementingkan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi

3 Dalam melaksanakan tugas dalam fungsinya, hendaknya menggunakan prinsip


efektifitas, efisiensi, akuntabilitas dan mengutamakan penggunaan teknologi tepat
guna

4 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan


(diskriminasi) pekerja atas pertimbangan agama, suku, golongan sosial politik dan
sebagainya

5 Dalam melakukan fungsi dan tugasnya hanya melaksanakan profesi atau


keahliannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

KEWAJIBAN TERHADAP PEKERJA

1 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada pekerja


sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik,
psikologis dan budaya

2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pembinaan


kesehatan kerja yang menyangkut tempat kerja dan orang banyak

3 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pemerataan dan


keadilan

4 Dalam pembinaan kesehatan kerja harus menggunakan pendekatan menyeluruh,


multidisiplin dan lintas sektoral serta mementingkan usaha-usaha promotif,
preventif, protektif dan pembinaan kesehatan

100
5 Upaya pembinaan kesehatan kerja hendaknya didasarkan kepada fakta-fakta
ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian atau penelitian

6 Dalam pembinaan kesehatan kerja, hendaknya mendasarkan kepada prosedur


dan langkah- langkah yang profesional yang telah diuji melalui kajian-kajian ilmiah

7 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus bertanggung jawab dalam


melindungi, memelihara dan meningkatkan kesehatan kerja pekerja

8 Dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus berdasarkan antisipasi ke depan,


baik yang menyangkut masalah kesehatan kerja maupun masalah lain yang
berhubungan atau mempengaruhi kesehatan pekerja

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAIN DAN PROFESI DILUAR


BIDANG KESEHATAN

1 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dan saling menghargai
serta menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh
pertimbangan-pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya

2 Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan profesi lain,


hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan,
pengambilan prakarsa dan kepeloporan

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

1 Profesi Pembina kesehatan kerja hendaknya lebih bersikap proaktif dan tidak
menunggu dalam mengatasi masalah dan bertanggung jawab penuh terhadap
keprofesiannya

2 Profesi Pembina kesehatan kerja hendaknya senantiasa memelihara dan


meningkatkan serta mengembangkan Profesi Pembina kesehatan kerja

3 Profesi Pembina kesehatan kerja hendaknya senantiasa berkomunikasi aktif,


membagi pengalaman dan saling membantu diantara anggota profesi Pembina
kesehatan kerja

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Profesi Pembina kesehatan kerja harus memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik

2 Profesi Pembina kesehatan kerja senantiasa berusaha untuk meningkatkan


pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

101
KODE ETIK FISIKAWAN MEDIS

KEWAJIBAN UMUM

1 Fisikawan Medis beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam
melaksanakan fungsi dan pekerjaannya agar terbentuk insan yang profesional,
cakap, jujur dan ahli dibidangnya

2 Fisikawan Medis menjunjung tinggi negara kesatuan Republik Indonesia dalam


setiap tindak tanduk pekerjaannya dan selalu menjaga nama baiknya

3 Fisikawan Medis harus berkomitmen untuk menggunakan keilmuannya,


pengalamannya, ketrampilannya dan kepandaiannya untuk sebesar- besarnya
manfaat bagi organisasi

KEWAJIBAN TERHADAP KLIEN

1 Fisikawan Medis akan selalu aktif dalam mempromosikan dan menjaga


keselamatan umat manusia dan kepentingan pasien, masyarakat dan mitra kerja

2 Semua hal yang berhubungan dengan pasien, atasan, bawahan, mitra kerja, relasi
dan anggota dari profesi lain akan selalu diarahkan kepada suasana kekompakan,
keadilan, berpegang teguh pada kode etik/ rahasia profesi

3 Fisikawan Medis akan selalu berusaha memberikan saran dan masukan kepada
orang yang mempunyai otoritas, pemerintah dan lembaga-lembaga kebijakan
publik yang berkenaan dengan keselamatan, mutu, segi ekonomi dari semua
aspek yang berkenaan dengan penerapan fisika dalam bidang medik

4 Ketika akan mempersiapkan publikasi, laporan, pernyataan, Fisikawan Medis akan


selalu memastikan bahwa informasi tersebut adalah akurat dan kesimpulan serta
rekomendasinya selalu didasarkan pada acuan riset dan ilmu pengetahuan.
Bahan/kajian sumbernya akan selalu tersedia apabila diminta

5 Fisikawan Medis akan selalu melindungi pasien dan kepentingan serta


kerahasiaan profesi

102
6 Fisikawan Medis akan selalu menghormati hak-hak dari pasien, rekan kerja, para
tenaga kesehatan lain, dan mereka yang sedang pelatihan

7 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk melindungi keselamatan dan
kesejahteraan dari pasien

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1 Fisikawan Medis akan selalu berusaha keras menghindari perselisihan


kepentingan dan mengungkapkan orang yang terlibat atau berpotensi terlibat
dalam situasi yang dapat mengarah kepada perselisihan kepentingan

2 Ketika memberikan arahan kepada profesi lain tentang penerapan fisika di bidang
medik, Fisikawan Medis akan selalu menekankan kepada kemampuan orang yang
diberikan arahan olehnya dan untuk selalu memperhatikan serta menghargai akan
keterbatasannya, sehingga hal yang berkenaan dengan keselamatan publik dan
perawatan pasien tidak ada kompromi

3 Fisikawan Medis akan selalu menghormati hukum dan persyaratan pengatur untuk
dapat bekerja dengan aman dan efektif dari profesi mereka

4 Fisikawan Medis akan selalu menyingkirkan konflik kepentingan ketika muncul


pertimbangan pribadi atau keuangan yang boleh jadi berkompromi atau
mempengaruhi penilaian mereka yang profesional

5 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk mendukung pengembangan


kemampuan profesional dari para rekan kerja mereka dan mereka yang sedang
pelatihan

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Fisikawan Medis akan selalu menerima tanggungjawab untuk lingkungan kerjanya


sendiri dan mengerjakan segala sesuatu selalu di bawah pengawasan dan
arahannya

2 Seorang Fisikawan Medis akan selalu melakukan langkah yang rasionil untuk
meyakinkan bahwa pekerjaan yang berada di bawah pengawasannya dilakukan
secara benar oleh orang yang tepat, dan ia benar-benar menerima tugas dan
tanggung jawab tersebut

3 Fisikawan Medis harus menyadari keterbatasannya, menolak penugasan bila ia


tidak cakap pada bidang tersebut, dan meminta konsultasi bila dianggap perlu

4 Pada saat melakukan pekerjaan profesinya, Fisikawan Medis akan selalu dan
terus menerus berusaha meningkatkan dan mempertahankan kualitas ilmu
pengetahuan dan keahliannya serta mengikuti pelatihan bila dianggap perlu

103
5 Fisikawan Medis akan selalu memegang teguh dan menjunjung tinggi profesinya
dengan berperilaku berdasarkan kode etik profesinya. Setiap pelanggaran perilaku
organisasi hendaknya disampaikan ke organisasi Ikatan Fisikawan Medis
Indonesia (IKAFMI)

6 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk menampilkan pelayanan pasien
dengan mutu terbaik melalui layanan yang profesional dan berkompeten

7 Pekerjaan, termasuk riset, dari seorang Fisikawan Medis haruslah cenderung


kepada kenyataan, didasarkan pada prinsip ilmiah yang diterima, dan akan
mengutip hasil bekerja terdahulu ketika hal tersebut diterapkan

8 Fisikawan Medis akan selalu bekerja keras untuk meningkatkan pengetahuan dan
kecakapannya, membagi hal tersebut dengan para rekan kerja mereka

KEWAJIBAN TERHADAP REKAN SEJAWAT

1 Fisikawan Medis yang bekerja/terikat pada praktek swasta atau sebagai konsultan
akan selalu berjuang bersama rekan sejawatnya dengan didasari mandat,
pengetahuan, jawaban dan kuasa dari organisasi

2 Fisikawan Medis akan selalu membantu relasinya sampai batas keahliannya dalam
menerapkan kompetensi teknik dan pengembangan profesi, dan akan
mengarahkan mereka untuk menjunjung tinggi kode etik profesi

3 Fisikawan Medis akan selalu menyadari keterbatasan pengetahuan, ketrampilan,


atau waktu dan meminta konsultasi dari rekan kerja yang lain bila membutuhkan

4 Fisikawan Medis akan selalu jujur di dalam semua interaksi profesional dan di
dalam pekerjaan mereka

5 Hubungan antar anggota dari Ikatan Fisikawan Medis Indonesia dan para tenaga
kesehatan lain haruslah terbuka, berteman, dan berdasar pada rasa saling
menghormati

104
KODE ETIK REFRAKSIONIS OPTISIEN

PENGERTIAN

1 Refraksionis Optisien / Optometris adalan tenaga kesehatan yang telah lulus


pendidikan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku yang berwenang
melakukan pemeriksaan meta dasar, pemeriksaan refraksi,menetapkan hasil
pemeriksaan, menyiapkan dan membuat bensa kacamata atau lensakontak,
termasuk pelatihan ortoptik.

2 Pemeriksaan mata dasar adalah pemeriksaan pendahuluan untuk mengidentifikasi


dan menentukan adanya kelainan/ penyakit mata yang perlu dirujuk ke dokter.

Ruang Lingkup

1 Sebagai Pelaksana Pelayanan Pemeliharaa Penglihatan

2 Sebagai Penata Laksana Pemeliharaan Penglihatan

3 Sebagai Penyuluh Bidang Pemeliharaan Penglihatan

PENGELOMPOKAN BIDANG BERDASARKAN KOMPETENSI DAN DAFTAR UNIT


KOMPETEN

1 Pelayanan Refraksi

2 Pelayanan Optisi

3 Pelayanan Lensa Kontak

4 Pelayanan Lensa Kontak

KEWAJIBAN

1 Kewajiban Pribadi
A. Menjaga kemandîrian/ independensi profesi dari perbedaan kepentingan
terhadap orientasi profesi RefraKsionis Optisien yang mengutamakan
pelayanan
B. Menjaga integritas profesional, yaitu memberikan pelayanan dengan segenap
kemampuan dan keterampilan terbaik sesuai dengan standar profesi.

2 Kewajiban Terhadap Klien


A. Memberi penjelasan dan meminta persetujuan tentang tindakan yang akan
dìlakukan
B. Merujuk kepada fekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya bila terdapat hal-
hal yang berada di tuar kemamp«an Refraksionis Optisien untuk mendapatkan
pendapat kedua (second opinion)

105
C. Menjaga kerahasiaan iliformasi yang dikemukakan atau yang diperoleh dari
pemerìksaan. Hal ini terutama berlaku untuk informasi pada catatan klien.

3 Kewajìban Terhadap Sejawat/ Profesi Lain


A. Hubungan dengan sesama Refraksionis Optisien dimana secara keseluruhan
tergantung dari hubungan kesejawatan dalam persatuan profesi
B. Hubungan dengan profesi lain, dimana dalam menjalankan tugasnya, hubungan
baik yang dibina didasarkan atas saling menghargai tanpa mengurangi
tanggung jawab masing – masing individu

106
KODE ETIK KESEHATAN MASYARAKAT

KEWAJIBAN UMUM

1 Setiap profesi kesehatan masyarakat harus menjujung tinggi, menghayati dan


mengamalkan etika profesi kesehatan masyarakat.

2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi kesehatan masyarakat lebih


mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

3 Dalam melaksanakan tugas dalam fungsinya, hendaknya menggunakan prinsip


efektifitas–efisiensi dan mengutamakan penggunaan teknologi tepat guna.

4 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, tidak boleh membeda-bedakan


masyarakat atas pertimbangan pertimbangan agama, suku, golongan sosial-politik
dan sebagainya.

5 Dalam melakukan fungsi dan tugasnya hanya melaksanakan profesi atau


keahliannya.

KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT

1 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, selalu berorientasi kepada masyarakat


sebagai satu kesatuan yang tidak terlepas dari aspek sosial, ekonomi, politik,
psikologis dan budaya.

2 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pembinaan


kesehatan yang menyangkut orang banyak.

3 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, harus mengutamakan pemerataan dan


keadilan.

4 Dalam pembinaan kesehatan masyarakat harus menggunakan pendekatan


menyeluruh, multidisiplin dan lintas sektoral serta mementingkan usaha-usaha
promotif, preventif, protektif dan pembinaan kesehatan.

5 Upaya pembinaan kesehatan masyarakat hendaknya didasarkan kepada fakta-


fakta ilmiah yang diperoleh dari kajian-kajian atau penelitian.

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAIN DAN PROFESI DI LUAR


BIDANG KESEHATAN

107
1 Dalam melakukan tugas dan fungsinya, harus bekerjasama dalam saling
menghormati dengan anggota profesi lain, tanpa dipengaruhi oleh pertimbangan-
pertimbangan keyakinan, agama, suku, golongan dan sebagainya.

2 Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan profesi lain,


hendaknya berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan,
pengambilan prakarsa dan kepeloporan

KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI

1 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya bersikap proaktif dan tidak menunggu


dalam mengatasi masalah.

2 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa memelihara dan meningkatkan


profesi kesehatan masyarakat.

3 Ahli kesehatan masyarakat hendaknya senantiasa berkomunikasi, membagi


pengalaman dan saling membantu di antara anggota profesi kesehatan masyarakat.

KEWAJIBAN TERHADAP DIRI SENDIRI

1 Profesi kesehatan masyarakat harus memelihara kesehatannya agar dapat


melaksanakan tugas profesinya dengan baik.

2 Ahli kesehatan masyarakat senantiasa berusaha untuk meningkatkan


pengetahuan dan keterampilannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

PENUTUP

1 Setiap anggota profesi kesehatan masyarakat dalam melaksanakan tugasnya


sehari-hari harus berusaha dengan sungguh-sungguh memegang teguh kode etik
kesehatan masyarakat Indonesia ini.

108
KODE ETIK TERAPI WICARA

PERILAKU DAN CITRA PROFESI

1 Terapis Wicara menyadari bahwa dalam melaksanakan kewajibannya sebagai


tenaga terapi wicara harus mempertimbangkan dan mengindahkan etika dan nilai-
nilai moral yang berlaku dalam masyarakat

2 Terapis Wicara wajib menyadari bahwa perilakunya dapat mempengaruhi citra


Terapi Wicara Indonesia

HUBUNGAN ANTAR REKAN PROFESI

1 Terapis Wicara wajib menghargai, menghormati dan menjaga hak-hak serta nama
baik rekan profesinya, yaitu sejawat akademisi maupun sejawat praktisi

2 Terapis Wicara seyogyanya saling memberikan umpan balik untuk peningkatan


keahlian profesinya

3 Terapis Wicara wajib mengingatkan rekan profesinya dalam rangka mencegah


terjadinya pelanggaran kode etik Terapi Wicara

4 Terapis Wicara wajib melaporkan kepada organisasi profesi apabila terjadi


pelanggaran kode etik yang di luar batas kompetensi dan kewenangan terapi
wicara

HUBUNGAN DENGAN PROFESI LAIN

1 Terapis Wicara wajib menghargai, menghormati kompetensi dan kewenangan


rekan dari profesi lain

2 Terapis Wicara wajib mencegah dilakukannya pemberian jasa atau praktik Terapi
Wicara oleh orang atau pihak lain yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan

PEMBERIAN JASA/PRAKTIK TERAPI WICARA

1 Pelaksanaan Kegiatan Sesuai Batas Keahlian/Kewenangan


a. Terapis Wicara hanya memberikan jasa/praktik Terapi Wicara dalam
hubungannya dengan kompetensi yang bersifat obyektif sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam keahlian Terapi Wicara.
b. Terapis Wicara dalam memberikan jasa/praktik Terapi Wicara
wajib menghormati hak-hak lembaga/organisasi/institusi tempat
melaksanakan kegiatan di bidang pelayanan, pelatihan, dan pendidikan
sejauh tidak bertentangan dengan kompetensi dan kewenangannya

2 Sikap Profesional Dan Perlakuan Terhadap Pasien Atau Klien

109
Dalam memberikan jasa/praktik Terapi Wicara kepada pemakai jasa atau klien,
baik yang bersifat perorangan atau kelompok sesuai dengan keahlian dan
kewenangannya, Terapis Wicara berkewajiban untuk:
a. Mengutamakan dasar-dasar profesional.
b. Memberikan jasa/praktik kepada semua pihak yang membutuhkannya.
c. Melindungi pasien atau klien dari akibat yang merugikan sebagai
dampak jasa/praktik yang diterimanya.
d. Mengutamakan ketidakberpihakan dalam kepentingan pemakai jasa atau klien
dan pihak-pihak yang terkait dalam pemberian pelayanan tersebut.
e. Dalam hal dimana pasien atau klien yang menghadapi kemungkinan akan
terkena dampak negatif yang tidak dapat dihindari akibat pemberian Terapi
Wicara yang dilakukan oleh Terapis Wicara maka pasien atau klien tersebut
harus diberitahu

3 Asas Keadilan
Terapis Wicara wajib menghormati dan menghargai hak pasien atau klien untuk
menolak keterlibatannya dalam pemberian jasa/praktik Terapi Wicara, mengingat
asas sukarela yang mendasari pasien dalam menerima atau melibatkan diri
dalam proses pemberian jasa/ praktik Terapi Wicara

4 lnterpretasi Hasil Pemeriksaan


lnterpretasi hasil pemeriksaan Terapi Wicara tentang klien atau pe- makai jasa
Terapi Wicara hanya boleh dilakukan oleh Terapis Wicara berdasarkan
kompetensi dan kewenangan

5 Pemanfaatan dan Penyampaian Hasil Pemeriksaan


Pemanfaatan hasil pemeriksaan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan
yang berlaku dalam praktik Terapi Wicara. Penyampaian hasil pemeriksaan Terapi
Wicara diberikan dalam bentuk dan bahasa yang mudah dipahami klien atau
pemakai jasa

6 Kerahasiaan Data dan Hasil Pemeriksaan


Terapis Wicara wajib memegang teguh rahasia yang menyangkut klien atau
pemakai jasa Terapi Wicara dalam hubungan dengan pelaksanaan kegiatannya.
Dalam hal ini keterangan atau data mengenai klien yang diperoleh Terapis
Wicara dalam rangka pemberian jasa/ praktik Terapi Wicara wajib mematuhi hal-
hal sebagai berikut:
a. Dapat diberikan hanya kepada yang berwenang mengetahuinya dan hanya
memuat hal-hal yang langsung dan berkaitan dengan tujuan pemberian
jasa/praktik Terapi Wicara.
b. Dapat didiskusikan hanya dengan orang-orang atau pihak yang secara
langsung berwenang atas diri klien atau pemakai jasa Terapi Wicara.
c. Dapat dikomunikasikan dengan bijaksana secara lisan atau tertulis kepada
pihak ketiga hanya bila pemberitahuan ini diperlukan untuk kepentingan klien,
profesi, dan akademisi. Dalam kondisi tersebut identitas orang atau klien yang
bersangkutan tetap dirahasiakan. Keterangan atau data klien dapat
diberitahukan kepada orang lain atas persetujuan klien atau penasehat
hukumnya.

110
d. Jika klien masih kanak-kanak atau orang dewasa yang tidak mampu untuk
memberikan persetujuan secara sukarela, maka Terapis Wicara wajib
melindungi orang-orang ini agar tidak mengalami hal-hal yang merugikan.

7 Pencantuman identitas Pada Laporan Hasil Pemeriksaan Praktik Terapi Wicara


Segala keterangan yang diperoleh dari kegiatan praktik Terapi Wicara
sesuai keahlian yang dimilikinya, pada pembuatan laporan secara tertulis
Terapis Wicara yang bersangkutan wajib membubuhkan tanda tangan, nama
jelas, dan nomor izin praktik sebagai bukti pertanggungjawaban

PERNYATAAN

1 Dalam memberikan pemyataan dan keterangan/penjelasan ilmiah


kepada masyarakat umum melalui berbagai jalur media baik lisan maupun
tertulis, Terapis Wicara bersikap bijaksana, jujur, teliti, hati-hati, lebih mendasarkan
pada kepentingan umum daripada pribadi atau golongan, dengan berpedoman
pada dasar ilmiah dan disesuaikan dengan bidang keahlian/kewenangan selama
tidak bertentangan dengan kode etik Terapi Wicara. Pemyataan yang diberikan
Terapis Wicara mencerminkan keilmuannya, sehingga masyarakat dapat
menerima dan memahami secara benar

2 Dalam melakukan publikasi keahliannya, Terapis Wicara bersikap bijaksana, wajar


dan jujur dengan memperhatikan kewenangan sesuai ketentuan yang berlaku
untuk menghindari kekeliruan penafsiran serta menyesatkan masyarakat
pengguna jasa Terapi Wicara

KARYA CIPTA

1 Penghargaan Terhadap Karya Cipta Pihak Lain Dan Pemanfaatan Pihak Lain
Karya cipta Terapi Wicara dalam bentuk buku dan alat tes atau bentuk lainnya harus
dihargai dan dalam pemanfaatannya hendaknya memperhatikan ketentuan
perundangan mengenai hak cipta atau hak intelektual yang berlaku.
a. Terapis Wicara wajib menghargai karya cipta pihak lain sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang berlaku.
b. Terapis Wicara tidak dibenarkan untuk mengutip, menyadur hasil karya orang
lain tanpa mencantumkan sumberya.
c. Terapis Wicara tidak dibenarkan menggandakan, memodifikasi,
memproduksi, menggunakan baik sebagian maupun seluruh karya orang lain
tanpa mendapatkan izin dari pemegang hak cipta.

2 Penggunaan Dan Penguasaan Sarana Dan Prasarana Pelayanan Terapi Wicara


a. Terapis Wicara wajib membuat kesepakatan dengan lembaga/institusi/
organisasi tempat bekerja mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
masalah pengadaan, pemilikan, penggunaan, penguasaan sarana dan
prasarana pelayanan Terapi Wicara.
b. Terapis Wicara wajib menjaga agar sarana prasarana pelayanan
c. Terapi Wicara tidak dipergunakan oleh orang-orang yang tidak berwenang
dan yang tidak berkompeten.

111
10 LAMPIRAN HAK & KEWAJIBAN PASIEN

HAK PASIEN

Setiap pasien mempunyai hak :


1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit;
2. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
4. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar prosedur operasional;
5. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien
terhindar dari kerugian fisik dan materi;
6. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan;
7. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya
dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
8. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;
9. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
10. Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan
yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan;
112
11. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya;
12. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
13. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya;
14. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit;
15. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya;
16. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama dan kepercayaan yang dianutnya;
17. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit
diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
baik secara perdata ataupun pidana;
18. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

113
KEWAJIBAN PASIEN

Pasien mempunyai kewajiban:


1. Mematuhi peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
2. Menggunakan fasilitas Rumah Sakit secara bertanggung jawab;
3. Menghormati hak Pasien lain, pengunjung dan hak Tenaga
Kesehatan serta petugas lainnya yang bekerja di Rumah Sakit ;
4. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai
dengan kemampuan dan pengetahuannya tentang masalah
kesehatannya;
5. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan
kesehatan yang dimilikinya;
6. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan di Rumah Sakit dan disetujui oleh Pasien yang
bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
7. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk
menolak rencana terapi yang direkomendasikan oleh Tenaga
Kesehatan dan/atau tidak mematuhi petunjuk yang diberikan oleh
Tenaga Kesehatan untuk penyembuhan penyakit atau masalah
kesehatannya;
8. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

114

Anda mungkin juga menyukai