Cryptosporidium adalah protozoa usus yang menyebabkan diare pada hewan. Baru akhir-akhir
ini diketahui bahwa protozoa ini menyebabkan penyakit pada manusia. Kasus pertama
kriptosporidiosis pada manusia dilaporkan pada tahun 1976. Sampai tahun 1980,
kriptosporidiosis pada manusia yang dilaporkan masih kurang dari 10 kasus. Ternyata bahwa
kriptodiosis terutama ditemukan pada penderita imunokompromais (AIDS) dan menyebabkan
diare yang berat serta tinja cair.
KARAKTERISTIK
Keterangan gambar :
Ookista yang telah mengalami sporulasi, terdiri dari 4 sporozoit, dikeluarkan melalui feses dari
organisme yang terinfeksi dan mungkin mengalami rute yang lain seperti melalui sekresi saluran
pernafasan (1). Transmisi dari cryptosporidium hominis umumnya terjadi melalui kontak dengan
air yang telah terkontaminasi. Banyak wabah yang terjadi di amerika serikat terjadi di taman air,
kolam remgam umus dan pusar pelayanan umum (2). Setelah tertelan (dan mungkin terhirup)
oleh hospes (3), eksistasi terjadi (a). empat sporozoit dikeluarkan dari tiap ookista, menembus sel
epitalial (b, c) usus dan jaringan yang lain seperti saluran pernafasan. Sporozoit akan
berkembang menjadi trophozoit. Kemudian mengalami multiplikasi aseksual (schizogoni atau
merogoni) (d, e) yang menghasilkan meront tipe I. Merozoit yang dihasilkan dari meront tipe I
dapat mereinfeksi sel dan mengulang kembali siklus aseksual atau menginfeksi sel dan
berkembang menjadi meront tipe II (f). tiap meront tipe II inilah yang akan membebaskan 4 buah
merozoit. Diyakini bahwa hanya erozoit tipe II inilah yang akan berkembang menglami
multiplikasi seksual (gametogoni) menghasilkan mikrogamont (g) dan makrogamont (h).
mikrogamet yang keluar dari mikrogamont akan membuahi makrogamont yang matang dan
menghasilkan zigot (i), yang akan berkembang menjadi ookista berdinding tebal (j) dan ookista
berdinding tipis (k). ookista ini akan bersporulasi (berkembang menjadi sporozoit yang infektif).
Keluarnya sporozoit dari ookista yang berdinding tipis akan menyebabkan autoinfeksi.
Sementara ookista yang berdinding tebal akan dikeluarkan melalui feses dan apabila tertelan
segera akan menginfeksi hospes lainnya.
Tempat infeksi :
Faring, esophagus, lambung, duodenum, yeyunum, ileum, apendiks, kolon, dan rectum
GEJALA KLINIS
Gejala klinis kriptosporidiasis pada manusia biasanya terlihat 2 – 10 hari (rata-rata 7 hari)
1. diare berair atau berlendir
2. kram perut
3. dehidrasi
4. malabsorbsi
5. mual
6. muntah
7. demam
8. penurunan berat badan
Gejala klinis pada hewan
1. diare
2. kelesuan
3. anoreksia
4. penurunan berat badan
5. dehidrasi