Anda di halaman 1dari 4

GURU YANG MEMAHAMI JIWA ZAMAN SISWA-SISWI NYA

( ZEIT GEIST FOR STUDENT)

Mahfuzah Hidayati
MAN INSAN CENDEKIA PASER
Mahfuzahhidayati209@gmail.com

BERBAGI PENGALAMAN

(Dokumentasi Pribadi: Mahfuzah Hidayati)

“Pahamilah Jiwa Zaman” kalimat yang terngiang dari salah seorang dosen di FKIP
ULM Program Studi Pendidikan Sejarah saat beliau mengajar dikelas dulu. Setelah 10 tahun
berlalu saya baru menyadarinya, ujaran beliau benar adanya.
Awal Februari 2021, langkah perdana memasuki sekolah yang menurutku begitu
branded dengan motto “Prestasi, Mandiri dan Islami” yaitu MAN Insan Cendekia Paser. Motto
yang selalu digaungkan setiap memberikan semangat untuk guru dan siswanya. Ada beban moril
tersendiri bagi saya agar bisa menjadikan setiap langkah kita bernilai ibadah dan prestasi.
Pengalaman mengajar 2012-sekarang ada beberapa cerita yang ingin saya bagi dalam
tulisan sederhana ini. Kebetulan sebelum mengajar di MAN Insan Cendekia Paser saya sempat
mengajar di MAN 2 Samarinda yang akses untuk ke sumber belajar sejarah dekat dan bisa
diakses dengan jalan kaki saja. Misalnya saja saat pembelajaran sumber sejarah pada anak X IPS
saya pernah mengajak siswa ke Perpustakaan dan Badan Arsip Daerah dan Taman Makam
Pahlawan yang berada dekat dengan tempat saya mengajar dan untuk mengenalkan kepada
peserta didik secara langsung saya meminta diberikan sosialisasi kepada pengelola Perpustakaan
dan Arsip Daerah untuk mengenalkan arsip statis dan arsip dinamis sehingga anak-anak bisa
mendengar langsung penjelasan dari ahlinya. Selain itu, melalui kunjungan langsung seperti itu,
siswa/i yang saya ajar merasa lebih terkesan saat belajar sejarah, pembelajaran menjadi tidak
monoton seperti hanya didalam kelas saja. Selain itu, Taman Makam Pahlawan yang ada di Jalan
Pahlawan juga menjadi media belajar siswa untuk mengenalkan kepada mereka pejuang-pejuang
Kalimantan Timur.
Saya ingin sekali mengajak siswa saya yang ada di MAN Insan Cendekia Paser bisa
langsung mengenal sejarahnya melalui kunjungan/study tour, tidak perlu jauh misalnya ke
Museum Sadurengas di Kecamatan Paser Belengkong untuk mengenalkan sejarah Kesultanan
Paser. 2021-2022 adalah tahun dimana Pandemi covid-19 meluas sehingga peserta didik sangat
susah mendapat akses keluar untuk belajar. Namun, setiap kondisi yang membuat kita tidak
nyaman harus tetap dihadapi dan dicarikan solusi agar tetap memberikan metode pembelajaran
yang menarik untuk siswa.
Pada bulan Februari 2022, saya pernah membawa tiga peserta didik melengkapi berkas
jelajah budaya yang diadakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Kalimantan Timur di
Samarinda dan diwajibkan mengunggah salah satu karya seperti: vlog, essay dan foto yang
berkaitan dengan situs-situs bersejarah yang ada didaerah masing-masing. Betapa semangatnya
ketiga anak yang saya pilih untuk mengikuti kegiatan tersebut. 200 orang pertama yang
mendaftar dan mengirimkan karya akan berpartisipasi dalam kunjungan situs bersejarah di
Tenggarong, Kutai Kertanegara menggunakan kapal wisata melalui jalur Mahakam dengan rute
dari pelabuhan Pasar Pagi-Samarinda.
Hadiah yang ditawarkan sangat menarik dan menantang mereka untuk bisa lanjut ketahap
berikutnya. Langkah pertama yang kami lakukan adalah mencari tempat yang akan dibuat vlog
dan fotonya. Kami sepakat memilih Museum Sadurengas dan Goa Tengkorak sebagai objeknya.
Dalam waktu satu hari kami menjelajahi langsung kedua tempat ini. Museum Sadurengas di
Paser Belengkong dan Goa Tengkorak di Batu Kajang.
Saya mengingatkan kepada mereka bertiga untuk menjaga adab dan perilaku mereka
selama kegiatan pengambilan foto dan video agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi,
seperti hal-hal yang pernah terjadi sebelumnya di goa tengkorak. Pengalaman untuk menjelajahi
situs sejarah dan melihat secara langsung hasil budaya yang ada di Kalimantan Timur bisa
menjadi hal yang menarik bagi mereka dan kebetulan saya sendiri pun belum pernah
mengunjungi secara langsung situs sejarah yang ada di daerah lokal sendiri, apalagi daerah
Tenggarong. Saya pribadi juga ikut dalam kegiatan ini dengan mengirimkan essay sebagai
langkah awal agar bisa bergabung secara langsung bersama ketiga siswa saya tersebut.
Kegiatan jelajah budaya oleh BPCB sempat tertunda selama 3 bulan dikarenakan
peningkatan kasus Covid-19 di Samarinda dan Kutai Kertanegara. Akhirnya pada bulan tanggal
13 Mei 2022 diumumkanlah update mengenai kegiatan tersebut yang mencantumkan 200 nama
yang bisa mengikuti kegiatan jelajah budaya dan ada empat nama kami (tiga peserta didik dan
saya) yang bisa mengikutinya.
Saat perjalanan dari Sempulang tanggal 18 Mei 2022 jam 14.00 WITA karena kegiatan
nya akan dilaksanakan pada hari kamis, 19 Mei 2022 jam 06.00 WITA. Ini perjalanan saya
membawa peserta didik (dua laki-laki dan satu perempuan) saya ditemani oleh alumni MAN
Insan Cendekia Paser angkatan 4 dan satu orang guru sejarah dan MAN Paser.
Ada hal yang berkesan dari pelajaran membawa mereka saat itu. Belajar melalui kegiatan
kunjungan ternyata membuat anak jadi memiliki keingintahuan yang tinggi, belajar lebih dan
mau melihat potensi dirinya dimasa mendatang. Contohnya salah seorang siswi yang saya bawa
curhat mengenai program studi yang akan diambil setelah lulus kelas XII dan bayangan-
bayangan nanti kedepannya.
Saya melihat potensi yang besar pada dia. Setiap ikut lomba, dia mau belajar memahami
dan belajar dari sejarah. Bagaimana bertindak, dan bagaimana prosesnya sudah bisa dia
bayangkan. Mengenal siswa ini lebih dekat membuat saya harus menjadikan diri saya sendiri
memahami mereka. Memahami jiwa zaman. Belajar dari pengalaman yang menempa kita. Hidup
terus berjalan. Allah SWT maha melihat setiap proses yang telah kita jalani.
Orang yang mau belajar dari sejarah, melihat sesuatu nya dari dua sudut pandang (baik
dan kurangnya) kita akan mampu melihat kekalahan sebagai cara Allah SWT untuk menguji
ketangguhan hambanya dalam berjuang. Pengalaman tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi
melalui proses yang dapat kita pelajari disetiap perjalanan hidup yang telah kita lewati.

Mahfuzah Hidayati

Mahfuzah Hidayati. Mengenyam pendidikan dari SD-SMA di


Kalimantan Selatan. Kuliah S-1 di FKIP Universitas Lambung
Mangkurat tahun (2007-2011). Memulai karier sebagai guru honor
sekolah di SMP Plus Citra Madinatul Ilmi Banjarbaru (2012),
Telemarketing di gogomall homeshoping (2012-2013). Setelah
menikah 2013 hijrah ke Kalimantan Timur untuk menghikuti suami.
Menjadi guru kontrak Dinas Pendidikan bertempat di SMA 1 Batu
Sopang dari 2013-2018. Ikut tes CPNS (2019-2021) ditempatkan di
MAN 2 Samarinda. Bulan Februari 2021 mutasi di MAN Insan
Cendekia Paser. Dari seorang penjual kacang, kerupuk, peyek, penjaga
wartel, sales dan pedagang baju keliling pernah dijalaninya.
Mengabdikan diri menjadi pendidik adalah anugrah yang tidak ternilai
harganya. Mendidik merupakan kewajiban dan materii adalah bonus.
Bekerjalah untuk akhirat. Salam pendidik Indonesia.
Facebook : Mahfuzah Hidayati
Instagram : Mahfuzah Hidayati
Surel : mahfuzahhidayati209@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai