Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN

MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN

RUMAH SAKIT AN-NISA


Jl. Gatot Subroto Km.3 No 96 Cibodas Tangerang

2019
RUMAH SAKIT AN-NISA
Jl. Gatot Subroto No. 96 Km. 3 Telp. 5525564 (Hunting) - Fax. 55791563
Cibodas - Tangerang

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISA

NOMOR: 050/PER/DIR/II/2019

TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN / PANDUAN DI RS AN-NISA


DIREKTUR RS AN-NISA TANGERANG

Menimbang a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan


keselamatan pasien Rumah Sakit AN-NISA, maka diperlukan
regulasi penyelenggaraan pelayanan;
b. Bahwa agar pelayanan di Rumah Sakit AN-NISA dapat terlaksana dengan
baik, perlu adanya Pemberlakuan Pedoman Pelayanan RS AN-NISA
sebagai landasan bagi penyelenggaraan pelayanan yang berdasrakan
peraturan perundangan-undangan yang berlaku;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b.perlu ditetapkan dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit AN-NISA.

Mengingat 1. Undang-undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen


2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;
4. Undang-undang No 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Undang-undang Republik Indonesia No 38 tahun 2014 Tentang
Keperawatan
5. Undang-undang Rl No 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Menteri Kesehatan No. 755/MENKES/PER/IV/2011
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.49 Tahun 2013 tentang Komite
Keperawatan
8. Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Perijinan dan

Klasifikasi Rumah Sakit


9. Permenkes No 8 Tahun 2015 Tentang Program Pengendalian
Resistensi Anti Mikroba (PPRA)
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang K3RS
11. Peraturan Menteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 tentang Pelayanan
Kefarmasian
12. Peraturan Menteri Kesehatan No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien

13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 34 Tahun 2017 tentang Akreditasi


Rumah Sakit

14. Peraturan Menteri Kesehatan No. 27 Tahun 2017 tentang Pedoman PPI
15. Peraturan Menteri Kesehatan No 4 Tahun 2018 Tentang Kewajiban
Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien
16. Peraturan Menteri Kesehatan No. 83 Tahun 2019 tentang Registrasi
Tenaga Kesehatan
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan
18. Peraturan Direktur No. 022/PER/DIR/I/2019 tentang Kebijakan
Pelayanan Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISA TENTANG

PEMBERLAKUAN PEDOMAN / PANDUAN DI RUMAH SAKIT AN-NISA

Kedua Pedoman / Panduan Rumah Sakit AN-NISA sebagaimana tercantum dalam


Lampiran Keputusan ini.

Ketiga Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

Ditetapakan di Tangerang
Padastarewal :18 Februari 2019
T AN-NISA

Direktur
Lampiran
Keputusan Direktur Rumah Sakit AN-NISA
Nomor : 050/PER/DIR/II/2019
Tanggal : 18 Februari2019

PEDOMAN / PANDUAN DI RUMAH SAKIT AN-NISA

A. PEDOMAN PENGORGANISASIAN

1.1 Unit Layanan

1. Pedoman Pengorganisasian Gawat Darurat

2. Pedoman Pengorganisasian Rawat Jalan

3. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Umum

4. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Utama

5. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Anak

6. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Bedah

7. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Kebidanan

8. Pedoman Pengorganisasian Ruang Operasi

9. Pedoman Pengorganisasian Ruang Bersalin

10. Pedoman Pengorganisasian Perawatan Intensif

11. Pedoman Pengorganisasian Neonatologi

12. Pedoman Pengorganisasian Radiologi

13. Pedoman Pengorganisasian Laboratorium

14. Pedoman Pengorganisasian Gizi

15. Pedoman Pengorganisasian Farmasi

16. Pedoman Pengorganisasian Fisioterapi

17. Pedoman Pengorganisasian RMIK dan Pendaftaran

18. Pedoman Pengorganisasian Binroh

1.2 Unit Kerja

1. Pedoman Pengorganisasian IT

2. Pedoman Pengorganisasian UPSPRS


3. Pedoman Pengorganisasian Tekhnologi Elektromedis

4. pedoman pengorganisasian laundry

5. pedoman Pengorganisasian Keamanan

6. Pedoman Pengorganisasian Kebersihan

7. Pedoman Pengorganisasian Kesling

8. Pedoman Pengorganisasian Keperawatan

9. Pedoman Pengorganisasian Keuangan

10. Pedoman Pengorganisasian DIKLAT

11. Pedoman Perorganisasian Manrisk

12. Pedoman Pengorganisasian CSSD

13. pedoman pengorganisasian HUMAS

14. Pedoman Pengorganisasian PKRS

15. Pedoman Pengorganisasian Marketing

16. Pedoman Pengorganisasian SPI

17. Pedoman Pengorganisasian SDM

B. PEDOMAN PELAYANAN

1. Pedoman Pelayanan Gawat Darurat

2. Pedoman Pelayanan RawatJalan

3. Pedoman Pelayanan Perawatan Umum

4. Pedoman Pelayanan Perawatan Utama

5. Pedoman Pelayanan Perawatan Anak

6. Pedoman Pelayanan Perawatan Bedah

7. Pedoman Pelayanan Perawatan Kebidanan

8. Pedoman Pelayanan Ruang Operasi

9. Pedoman Pelayanan Ruang Bersalin

10. Pedoman Pelayanan Perawatan Intensif

11. Pedoman Pelayanan Neonatologi

12. Pedoman Pelayanan Unit Radiologi

13. Pedoman Pelayanan Unit Gizi


14. Pedoman Pelayanan Unit Laboratorium

15. Pedoman Pelayanan Darah Unit Laboratorium

16. Pedoman penyelenggaraan Rekam Medis

17. Pedoman Pelayanan Kefarmasian dan Pemberian obat

18. Pedoman Pelayanan Fisioterapi

19. Pedoman Pelayanan Binroh

20. Pedoman Pelayanan Geriatri

21. Pedoman Pelayanan PONEK

C. PEDOMAN KERJA

1. Pedoman Kerja IT

2. Pedoman Kerja UPSPRS

3. Pedoman Kerja Tekhnologi Elektromedis

4. Pedoman Kerja Laundry

5. Pedoman Kerja Keamanan

6. Pedoman Kerja Kebersihan

7. Pedoman Kerja Kesling

8. Pedoman Kerja Keuangan

9. Pedoman DIKLAT

10. Pedoman kerja Menrisk

11. Pedoman Kerja CSSD

12. Pedoman kerja HUMAS

13. Pedoman kerja PKRS

14. Pedoman Kerja Medis

15. Pedoman Kerja Marketing

16. Pedoman Kerja SPI

17. Pedoman Kerja SDM

1.1 Tim, Komite dan lainnya

1. Pedoman Kerja K3RS

2. Pedoman Kerja Komite PMKP


3. Pedoman Kerja Kom.Keperawatan

4. Pedoman kerja PPI

5. Pedoman Kerja PRA

6. Pedoman kerja Tim TB DOTS

7. Pedoman Kerja Komite PPA lain dan Staf Klinis Lain

8. Pedoman Kerja Tim HIV AIDS

9. Pedoman Kerja Komite Medik

10. Pedoman Panitia Rekam Medis

11. Pedoman Kerja PONEK

1.2 StandarSNARS1.1

1. Pedoman PMKP

2. Pedoman PPI

3. Pedoman Hak Pasien dan Keluarga

4. Pedoman Manajemen Fasilitas Keselamatan

5. Pedoman SKP

6. Pedoman Pelayanan Geriatri

7. Pedoman Pelayanan Pasien TB Dengan Strategi DOTS

8. Pedoman PAB

9. Pedoman Komunikasi Efektif

10. Pedoman ARK

11. Pedoman Pelayanan PONEK

12. Pedoman TKRS

13. Pedoman KKS

1.3 Lainnya

1. Pedoman Penggunaan AB

2. Pedoman Manajemen Pelayanan Pasien


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN RS AN-NISA TANGERANG.

Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi Manajer Pelayanan Pasien dalam
memberikan pelayanan pada pasien di RS An-nisa Tangerang.

Untuk peningkatan mutu pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman,


panduan dan prosedur.untuk tujuan tersebut panduan ini akan di evaluasi setidaknya
setiap 2 tahun sekali. Kami selaku penyusun Panduan Manajemen Nyeri RS An-nisa
Tangerang sangat terbuka dengan adanya kritik maupun saran terhadap penyusunan
dan konten dari buku Panduan ini. Semoga upaya kita mendapat rahmat, hidayah dan
ridho dari Allah SWT. Amin

Tangerang, Februari 2019

Penyusun

x
DAFTAR ISI

Peraturan Direktur Rumah Sakit AN-NISA ...................................................................................... i

Kata Pengantar................................................................................................................................ x

Daftar isi .......................................................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP ......................................................................................................... 3

BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................................ 8

BAB IV DOKUMENTASI ............................................................................................................ 10

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manajemen Pelayanan Pasien adalah suatu proses kolaboratif untuk asesmen, perencanaan,
fasilitasi, koordinasi pelayanan, evaluasi dan advokasi untuk opsi dan pelayanan bagi pemenuhan
kebutuhan komprehensif pasien dan keluarganya, melalui komunikasi dan sumber daya yang tersedia
sehingga memberi hasil asuhan pasien yang bermutu dengan biaya efektif.
Menurut CMSA (Case Management Society of America) konsep dasar case management
mencakup koordinasi yang memadai untuk asuhan yang bermutu dan memenuhi kebutuhan pasien,
serta secara cost effective sehingga mendapatkan hasil asuhan yang positif. Case Manager berperan
sebagai fasilitator yang penting kepada pasien, keluarga, pemberi asuhan, PPA, pembayar dan
lingkungan dirumahnya/komunitas.
Case Manager adalah profesional dalam rumah sakit yang bekerja secara kolaboratif dengan
para pemberi asuhan kepada pasien, memastikan bahwa pasien dirawat serta mendapatkan asuhan
yang tepat, dalam perencanaan asuhan yang efektif dan menerima pengobatan yang ditentukan, serta
didukung pelayanan dan perencanaan yang dibutuhkan selama maupun sesudah perawatan di rumah
sakit. Istilah resmi yang digunakan KARS untuk case manager adalah Manajer Pelayanan Pasien
(MPP).
Menurut American Case Management Association, Case Manager adalah profesional yang
secara kolaboratif melakukan komunikasi dalam proses asesmen, perencanaan, fasilitasi, koordinasi
asuhan, evaluasi, dan advokasi untuk jenis pelayanan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang
menyeluruh (komprehensif) dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memperoleh
hasil yang bermutu dengan biaya yang efektif.
Agar case manager dapat melakukan tugasnya dengan baik, maka diperlukan pedoman
manajer pelayanan pasien yang diharapkan dapat dipakai sebagai acuan yang terus diperbaiki demi
tercapainya pelayanan pasien yang komprehensif. Sehingga pada kesempatan ini dibuatlah Pedoman
Manajemen Pelayanan Pasien RS An-nisa.

B. Tujuan Pedoman

1) Tujuan Umum

Terciptanya acuan pokok yang terus diperbaiki untuk manajemen pelayanan pasien.
2) Tujuan Khusus

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 1


a. Menentukan ruang lingkup panduan

b. Menentukan batasan operasional

c. Mengidentifikasi berbagai landasan hukum

d. Menetapkan tata laksana pedoman dalam setiap bab..

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 2


BAB II
RUANG LINGKUP

PELAYANAN FOKUS PADA PASIEN (PATIENT CENTERED CARE)

Manajemen pelayanan pasien bersumber dari konsep pelayanan fokus pada pasien (PFP).
Inti konsep PFP terdiri dari 4 elemen :

1. Martabat dan Respek.


 Pemberi pelayanan kesehatan mendengarkan, menghormati dan menghargai pandangan
dan pilihan pasien serta keluarga.
 Pengetahuan, nilai-nilai, kepercayaan, latar belakang kultural pasien dan keluarga
dimasukkan dalam perencanaan pelayanan dan pemberian pelayanan kesehatan

2. Berbagi informasi.
 Pemberi pelayanan kesehatan mengkomunikasikan dan berbagi informasi secara lengkap
dengan pasien dan keluarga
 Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu, lengkap, dan akurat

3. Partisipasi Pasien dan Keluarga
Pasien dan keluarga didorong dan didukung untuk berpartisipasi dalam asuhan dan pengambilan
keputusan serta pilihan mereka

4. Kolaborasi / kerjasama.
Pasien dan keluarga adalah mitra pemberi pelayanan kesehatan. Pemberi pelayanan kesehatan
bekerjasama dengan pasien dan keluarga dalam pengembangan, implementasi dan evaluasi
kebijakan dan program.

TUJUAN

Tujuan MPP adalah untuk melibatkan pasien dalam asuhan yang dialaminya. Bilamana pasien
merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan rencana asuhan, maka mereka akan
memperoleh manfaat. Hal yang sama juga berlaku bagi keluarganya. Bila keluarga yang mempunyai
relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah sakit yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan
kurang merasa khawatir tentang logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien.

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 3


HUBUNGAN PROFESIONAL

Para MPP harus mempunyai hubungan kerja profesional dengan para dokter dan staf klinis. Mereka
juga harus terbiasa dengan pelayanan penagihan (billing), pelayanan bantuan finansial,
bantuan/dukungan dari komunitas serta pelayanan kerohanian.

HUBUNGAN DENGAN PASIEN

Penting bagi para MPP untuk memiliki relasi dengan pasien dan keluarga. MPP perlu memelihara
rasa saling percaya yang menunjukkan kepada pasien bahwa mereka terlibat untuk manfaat dan
kepentingan pasien. Untuk itu MPP perlu memperhatikan secara aktif kebutuhan dan keinginan pasien.

KELOMPOK PASIEN

MPP sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada pasien-pasien dalam kelompok : anak-anak,
usia lanjut, dan yang dengan penyakit kronis. Dalam pelaksanaan manajemen pelayanan pasien, MPP
dapat menangani 25 – 50 pasien, tergantung kondisi kerumitan, sistem pelayanan klinis, budaya kerja
rumah sakit.

Peran seorang Case Manager adalah sebagai berikut :


1. Case Manager bekerja sama dengan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan dan para profesional
pemberi asuhan lainnya untuk memfasilitasi kebutuhan asuhan pasien.
2. Mengoptimalkan terlaksananya pelayanan berfokus pada pasien.
3. Case Manager bersama-sama merencanakan akses pelayanan, kontinuitas asuhan, pemulangan
dan juga tindak lanjut setelah pasien pulang rawat.
4. Case Manager mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim pemberi
asuhan pasien, manajer pelayanan medis dan komite medik.
5. Case Manager berkoordinasi /berkomunikasi dengan pasien dan keluarga, sumber dana (contoh :
asuransi, perusahan), sarana pemberi pelayanan di masyarakat yang dapat memberikan pelayanan
yang dibutuhkan pasien, seperti fasilitas rehabilitasi atau penyedia peralatan medis.
6. Dengan koordinasi ini, tujuan para Case Manager adalah untuk memastikan hasil yang optimal baik
bagi pasien maupun rumah sakit termasuk mutu asuhan, utilisasi sumber daya secara efisien dan
penggantian biaya (reimbursement) perawatan.
7. Case Manager melayani bayi sampai dengan geriatrik, untuk pelayanan yang menyeluruh
(komprehensif) termasuk pelayanan rawat inap, pemeriksaan pra-admisi, day surgery, kemoterapi
rawat jalan, pelayanan gawat darurat, perencanaan pemulangan pasien dan lain sebagainya.

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 4


TANGGUNG JAWAB
MPP bertanggung-jawab ke Manajer Medis

DIAGRAM KOORDINASI – INTEGRASI – KONTINUITAS PELAYANAN

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 5


KUALIFIKASI CASE MANAGER

1. Perawat
a. Pendidikan minimal S1 Ners
b. Memiliki pengalaman klinis sebagai professional pemberi asuhan minimal 3 tahun
c. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruang rawat minimal 2 tahun

2. Dokter Umum
a. Memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam pelayanan klinis di rumah sakit.
b. Memiliki pengalaman sebagai dokter ruangan minimal 1 tahun.

Pelatihan Tambahan
1. Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan klinis terkait dengan penyusunan dan penerapan
SPO Pelayanan Kedokteran yang terdiri dari Panduan Praktik Klinis, Alur Klinis (Clinical
Pathway), Algoritme, Protokol, Standing order.
2. Pelatihan Pelayanan Fokus pada Pasien (PFP) / Patient Centered Care (PCC).
3. Pelatihan tentang perasuransian, jaminan kesehatan nasional, INA-CBG’s
4. Pelatihan tentang Perencanaan pulang (Discharge planning) untuk kontinuitas pelayanan
5. Pelatihan Manajemen Risiko
6. Pelatihan untuk meningkatkan soft skil (pengetahuan aspek psiko-sosial, hubungan
interpersonal, komunikasi, dsb)

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 6


Fungsi penting dari seorang Case Manager adalah :
1. Melaksanakan koordinasi dalam rangka menerapkan Patient Centered Care dan menjaga kontinuitas
pelayanan
2. Melakukan koordinasi untuk melaksanakan perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning),
rencana tindak lanjut (follow-up), pelayanan pasca rawat dalam bentuk kunjungan rumah (home care)
dengan memanfaatkan sarana yang ada di masyarakat.
3. Mengidentifikasi kasus-kasus bermasalah dan berkoordinasi dengan tim pemberi asuhan pasien,
manajer pelayanan medis dan komite medik.
4. Koordinasi Rujukan dan Transfer pasien.
5. Monitoring dan evaluasi utilisasi sumber daya (utilization review) : kelayakan/ kepantasan/prioritas
dari pelayanan terhadap pasien, termasuk kendali mutu dan biaya.
6. Komunikasi dengan pihak asuransi (verifikasi benefit/manfaat), perusahaan/ employer, rujukan
konseling finansial.
7. Edukasi, advokasi, konseling pasien dan keluarga.
8. Asesmen psikososial dan lingkungannya, hambatan pelayanan, kelompok pendukung (support
groups), pendampingan untuk motivasi, spiritual.
9. Intervensi konsultasi krisis dengan tim profesional pemberi asuhan.
10. Masalah-masalah legal dan etik.

Keluaran dan dampak yang diharapkan dari kegiatan manajemen pelayanan pasien antara lain adalah :
1. Pasien mendapat asuhan sesuai dengan kebutuhannya
2. Terpeliharanya kesinambungan pelayanan
3. Meningkatnya pemahaman pasien dan kepatuhannya terhadap asuhan, serta meningkatnya
kemandirian pasien
4. Menigkatkan kemampuan pasien mengambil keputusan.
5. Meningkatnya keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga.
6. Optimalisasi sistem pendukung pasien.
7. Pemulangan yang aman.
8. Meningkatnya kualitas dan kepuasan pasien.

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 7


BAB III
TATALAKSANA

Dahulu pada model tradisional pelayanan kesehatan, pelayanan pasien berpusat pada dokter,
sehingga tidak dapat menjamin patient safety.
Oleh karena itu, pelayanan yang berpusat pada pasien (patient centered care) merupakan
pendekatan yang lebih modern dan inovatif dalam pelayanan kesehatan sekarang. Dokter tidak lagi
menjadi pusat, namun menjadi team leader dari sebuah tim interdisiplin, dengan kompetensi yang
memadai, dimana setiap pemberi asuhan pasien sama penting dalam pelayanan kesehatan terhadap
pasien. Seorang Case Manager merupakan personal di luar pemberi asuhan pasien, yang bertugas
untuk mengkoordinasikan setiap pemberi asuhan pasien, sehingga pasien mendapatkan pelayanan yang
terintegrasi sesuai dengan kebutuhannya.

“Dokter = Captain of the ship”

Pelaksanaan case manager :


1. Penetapan dan Pengangkatan MPP oleh Direktur
2. Melakukan skrining pasien yang membutuhkan manajemen pelayanan pasien, berdasarkan pasien
yang meliputi :
 Risiko tinggi
 Biaya tinggi

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 8


 Potensi komplain tinggi
 Kasus dengan penyakit kronis
 Pasien dengan penyakit terminal
 Kasus komplek / rumit
 Kemungkinan sistem pembiayaan yang komplek
 Rencana pemulangan beresiko atau butuh rehabilitasi.
3. Setelah pasien ditentukan sebagai klien MPP, maka dilakukan asesmen utilitas dengan
mengumpulkan berbagai informasi klinis, psiko-sosial, sosio-ekonomis, maupun sistem pembayaran
yang dimiliki pasien
4. Menyusun rencana manajemen pelayanan pasien tersebut, berkolaborasi dengan DPJP serta para
anggota tim klinis lainnya, yang mencerminkan kelayakan / kepatutan dan efektivitas-biaya dari
pengobatan medis dan klinis serta kebutuhan pasien untuk mengambil keputusan
5. Melakukan fasilitasi yang mencakup interaksi antara MPP dan DPJP serta para anggota tim klinis
lainnya, berbagai unit pelayanan, pelayanan administrasi, perwakilan pembayar. Fasilitasi untuk
koordinasi, komunikasi dan kolaborasi antara pasien dan pemangku kepentingan, serta menjaga
kontinuitas pelayanan.
6. Memfasilitasi untuk kemungkinan pembebasan dari hambatan yang tidak mempengaruhi kinerja/hasil
7. Memfasilitasi dan memberikan advokasi agar pasien memperoleh pelayanan yang optimal sesuai
dengan sistem pembiayaan dan kemampuan finansial.
8. Melakukan kendali mutu dan biaya pelayanan pasien bekerjasama dengan PPA dan pihak
pembayar/asuransi.
9. Ada bukti dokumentasi kegiatan MPP, antara lain termasuk dalam rekam medis seperti pencatatan
dalam formulir edukasi-informasi.

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 9


BAB IV
DOKUMENTASI

Case management merupakan suatu intervensi yang penting dan komprehensif dalam
rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien, kendali biaya, pelayanan berfokus pasien
(Patient Centered Care), asuhan pasien terintegrasi, kontinuitas pelayanan dan kepatuhan serta
kepuasan pasien. Manajer pelayanan pasien (case manager) berperan penting sebagai fasilitator.
Pelaksanaan manajemen pelayanan pasien mengacu pada Pedoman Manajemen Pelayanan Pasien
RS An-nisa.
Seorang MPP mendokumentasikan segala informasi bermakna yang didapatkan beserta
rencana manajemen nya dalam :
1. Form A. Asesmen Awal Manajemen Pelayanan Pasien Rumah Sakit
2. Form B. Catatan implementasi manajemen pelayanan pasien.

PEDOMAN MANAJEMEN PELAYANAN PASIEN 10

Anda mungkin juga menyukai