2018
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISA
NOMOR : 007/PER/DIR/VIII/2018
TENTANG
PEDOMAN UMUM TATA NASKAH DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT AN-NISA
DIREKTUR RUMAH SAKIT AN-NISA
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
C
Ditetapakan di : Tangerang
Pada tanggal : 07 Agustus 2018
RUMAH SAKIT AN-NISA
A. LATAR BELAKANG
Akreditasi rumah sakit (RS) merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit yang dilakukan dengan membangun sistem dan budaya mutu. Melalui
akreditasi RS diharapkan ada perbaikan sistem di RS yang meliputi input, process dan
product output (meliputi output dan outcome).
Sebagai dasar dimulainya pembangunan sistem di rumah sakit, diperlukan
dokumen yang merupakan regulasi di RS. Regulasi ini sebaiknya diatur dalam
Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit, yang akan menetapkan ada 2 jenis naskah di
RS, yaitu yang merupakan produk hukum (regulasi) dan yang bukan merupakan
produk hukum (surat dinas).
Pedoman Tata Naskah RS AN-NISA diperlukan dalam mendukung tugas
pokok dan fungsi Rumah Sakit AN-NISA. Pedoman ini juga berfungsi sebagai acuan
untuk penyusunan regulasi. Hal ini menjadi penting, karena selain sebagai panduan
RS dalam menyusun dokumen, RS juga menyiapkan dokumen yang terkait dengan
aspek hukum. Dengan diterbitkannya Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009, dan
telah berlaku efektif sejak tanggal 28 Oktober 2011, maka RS harus mempersiapkan
diri dengan sebaik-baiknya dalam aspek hukum. Aspek hukum tersebut dalam kaitan
kewajiban RS untuk memberikan perlindungan hukum kepada staf RS dalam
melaksanakan pekerjaannya serta dalam rangka kewajiban RS untuk bertanggung
jawab secara hukum sesuai dengan Pasal 46 Undang-Undang Rumah Sakit yang
berbunyi: “Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.”
Salah satu komponen lain yang penting dalam tata naskah Rumah Sakit AN-
NISA adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata
naskah penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang
perkantoran.
Tata Naskah di Lingkungan Rumah Sakit AN-NISA sebagai salah satu unsur
administrasi umum mencakup pengaturan tentang jenis, penyusunan, penggunaan
lambang rumah sakit, logo, stempel, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam naskah.
Keterpaduan tata naskah di lingkungan Rumah Sakit AN-NISA sangat diperlukan
untuk menunjang kelancaran komunikasi tulis dalam penyelenggaraan tugas Rumah
Sakit AN-NISA secara berdaya guna dan berhasil guna. Untuk itu diperlukan Pedoman
Tata Naskah di Rumah Sakit AN-NISA sebagai acuan dalam melaksanakan tata
naskah di lingkungan Rumah Sakit AN-NISA.
D. ASAS
1. Asas Daya Guna dan Hasil Guna. Penyelenggaraan tata naskah secara berdaya
guna dan berhasil guna dalam penulisan, penggunaan ruang atau lembar naskah,
spesifikasi informasi, serta dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik,
benar dan lugas.
2. Asas Pembakuan Naskah diproses dan disusun menurut tata cara dan bentuk
yang telah dibakukan, termasuk jenis, penyusun naskah, dan tata cara
penyelenggaraannya.
3. Asas Pertanggungjawaban Penyelenggaraan tata naskah dapat
dipertanggungjawabkan dari segi isi, format, prosedur, kearsipan, kewenangan ,
dan keabsahan.
4. Asas Keterkaitan Kegiatan penyelenggaraan tata naskah terkait dengan kegiatan
administrasi umum dan unsur administrasi umum lainnya.
5. Asas Kecepatan dan Ketepatan Untuk mendukung kelancaran tugas dan fungsi
satuan kerja atau satuan organisasi, tata naskah harus dapat diselesaikan tepat
waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihat dari kejelasan redaksional,
kemudahan prosedural, kecepatan penyempaian dan distribusi.
6. Asas Keamanan Tata naskah harus aman secara fisik dan substansi (isi) mulai
dari penyusunan, klasifikasi, penyampaian kepada yang berhak, pemberkasan,
kearsipan dan distribusi.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Pedoman Tata Naskah Rumah Sakit AN-NISA meliputi pengaturan
tentang jenis, bentuk, dan penyusunan naskah, serta kelengkapan naskah termasuk
penggunaan logo, stempel dan amplop serta kewenangan penandatanganan naskah.
Naskah yang dimaksud di sini adalah naskah regulasi maupun naskah dinas.
Selain itu, pedoman ini juga melingkupi petunjuk mulai dari pembuatan atau
penyusunan dokumen/tata naskah sampai pengesahan dokumen, penyimpanan dan
pendistribusian dokumen regulasi, sampai evaluasi dan revisi dokumen regulasi.
F. PENGERTIAN UMUM
1. Naskah adalah semua informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang
dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
2. Tata Naskah adalah pengelolaan informasi tertulis (naskah) yang mencakup
pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi dan
penyimpanan serta media yang digunakan dalam komunikasi.
3. Administrasi Umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata
naskah (tata persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga,
singkatan dan akronim, kearsipan, dan tata ruang perkantoran.
4. Komunikasi Intern adalah tata hubungan dalam penyampaian informasi yang
dilakukan antar unit kerja di lingkungan Rumah Sakit AN-NISA, secara vertikal
dan horisontal.
KEBIJAKAN…. #pagenumber
10. Penjilidan
Dokumen dijilid dengan sampul depan plastik bening putih dan sampul belakang dengan kertas
buffalo dengan warna sesuai jenis dokumen. Dokumen dapat dijilid dengan menggunakan jilid
lakban hitam atau jilid spiral.
Warna kertas buffalo:
Kebijakan : merah
Pedoman : hijau
Panduan : biru
Lain-lain : putih
Lampiran
Peraturan Direktur Rumah Sakit AN-NISA
Nomor : (diisi)
Tanggal : (diisi)
o S
e
Setelah itu, berikan 1 spasi untuk bagian berikutnya
Tulisan “LAMPIRAN”, dengan huruf capital, Arial ukuran 11 Bold, diletakkan di tengah.
Judul kebijakan, dengan huruf capital, Arial ukuran 11 Bold, diletakkan di tengah. Setelah itu,
berikan spasi.
Contoh penulisan judul lampiran kebijakan:
Isi dari lampiran adalah pokok-pokok kebijakan yang ditulis dalam bentuk poin-poin. Setiap
poin diawali den gan nomor yang berurutan (numbering) dengan format angka (1., 2., 3.,) dan
jika diperlukan dalam level baru, menggunakan format huruf (1.a., b., c.,…). Isi dari lampiran
ditulis dengan kalimat sederhana (tidak dalam bentuk paragraph).
Contoh:
Pada halaman terakhir lampiran, pada sudut kanan bawah ditulis keterangan penetapan
dengan format rata kanan, indent 8,5 cm dari tepi margin. Halaman terakhir harus
ditandatangani oleh Direktur RS AN-NISA, dan dicantumkan tempat dan tanggal penanda
tanganan kebijakan.
Contoh:
ditetapkan di : Tangerang
Pada tanggal : (tanggal penetapan)
Direktur Rumah Sakit AN-NISA
(spasi 3)
(nama direktur)
Susunan Kebijakan akan dijelaskan di bagian berikutnya dalam tata naskah ini.
3. Pedoman/Panduan/Program Kerja
Secara garis besar, pedoman/panduan/program kerja terdiri dari 3 bagian, yaitu Halaman Depan,
Isi dan Halaman Belakang.
a. Halaman Depan yang terdiri dari halaman judul, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar,
daftar tabel dan daftar lampiran. Format halaman depan:
1) Halaman judul
Format halaman judul sesuai dengan format yang telah dijelaskan sebelumnya
2) Kata Pengantar
Judul kata pengantar ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Arial, ukuran 11, Bold
diletakkan di tengah paragraf. Isi dari kata pengantar ditulis dengan huruf Arial, ukuran 10.
3) Daftar Isi
Judul daftar isi ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Arial, ukuran 11, Bold diletakkan di
tengah paragraf. Isi dari daftar isi ditulis dengan huruf Arial, ukuran 10, spasi 1,5. Judul bab
dalam daftar isi menggunakan huruf kapital, sedangkan judul bagian/seksi dengan
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 12
menggunakan huruf capital di setiap awal kata, kecuali kata penghubung. Isi dari daftar isi
terdiri dari judul setiap bagian (kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, bab, lampiran) dan
halaman setiap bagian tersebut. Pembuatan Daftar Isi dapat menggunakan menu Table of
Content dalam Microsoft Word.
4) Daftar Tabel
Daftar gambar memuat judul setiap gambar yang ada di pedoman/panduan disertai
keterangan letak halaman. Judul daftar lampiran ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf
Arial, ukuran 11, Bold diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar lampiran ditulis dengan
huruf Arial, ukuran 10.
5) Daftar Gambar
Daftar gambar memuat judul setiap gambar yang ada di pedoman/panduan disertai
keterangan letak halaman. Judul daftar gambar ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Arial,
ukuran 11, Bold diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar gambar ditulis dengan huruf
Arial, ukuran 10.
6) Daftar Tabel
Daftar gambar memuat judul setiap gambar yang ada di pedoman/panduan disertai
keterangan letak halaman. Judul daftar tabel ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Arial,
ukuran 11, Bold diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar tabel ditulis dengan huruf Arial,
ukuran 10.
7) Daftar Singkatan
Daftar singkatan memuat setiap singkatan dan kepanjangan dari setiap singkatan di dalam
pedoman/panduan tersebut. Judul daftar lampiran ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf
Arial, ukuran 11, Bold diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar singkatan ditulis dengan
huruf Arial, ukuran 10 dan diurutkan berdasarkan alphabet.
8) Daftar lampiran
Daftar lampiran memuat judul setiap dokumen yang menjadi lampiran pedoman/panduan.
Judul daftar lampiran ditulis dengan huruf kapital, jenis huruf Arial, ukuran 12, Bold
diletakkan di tengah paragraf. Isi dari daftar lampiran ditulis dengan huruf Arial, ukuran 10
b. Isi yang terdiri dari beberapa bagian yang terbagi ke dalam bab-bab. Setiap awal halaman
Bab ditulis dengan nomor bab dan diikuti judul bab, ditulis di tengah (center) paragraph,
dengan huruf Arial, Bold, ukuran 11, spasi 1,5. Kemudian dari judul bab diberi spasi 2
sebelum masuk ke dalam isi dari bab.
Penomoran sub bab menggunakan penomoran sebagai berikut:
A.
1.
a.
1)
a)
Jika diperlukan daftar dengan menggunakan poin/bullet, maka menggunakan bullet dengan
bentuk lingkaran hitam (●) atau strip (-).
c. Halaman Belakang
a) Daftar Pustaka
Daftar Pustaka memuat daftar sumber referensi pedoman/panduan. Judul daftar pustaka
ditulis menggunakan huruf capital, Arial 12,Bold, diletakkan di tengah paragraph. Isi daftar
pustaka ditulis dengan menggunakan huruf Arial 10.
Daftar pustaka atau referensi menggunakan APA Style. Penulisan daftar pustaka secara
cepat dapat menggunakan Menu References pada Microsoft Word, yang dituliskan di dalam
kalimat maupun dalam daftar pustaka. Berikut langkah-langkah menuliskan daftar pustaka:
Gambar 3.1. Tampilan Menu References, Insert Citation, Add New Source
Pilih sumber
referensi
A. PERATURAN DIREKTUR
Peraturan Direktur RS AN-NISA digunakan untuk menetapkan Kebijakan serta untuk
memberlakukan Pedoman Pelayanan, Pedoman Pengorganisasian dan Panduan di lingkungan RS
AN-NISA. Peraturan Direktur dibuat oleh Kepala Instalasi atau Manajer atau Tim Ad Hoc yang ditunjuk
oleh Direktur dalam membuat peraturan tersebut. Peraturan Direktur beserta
Kebijakan/Pedoman/Panduan yang asli disimpan oleh Bagian Sekretariat dan diunggah ke Sistem
Informasi Dokumen Akreditasi. Salinan dari dokumen tersebut disimpan oleh unit terkait.
Bentuk dan susunan naskah peraturan Direktur adalah sebagai berikut :
1. Kepala
Kop naskah peraturan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit AN-NISA.
2. Pembukaan
a. Kata peraturan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan, ditulis simetris dengan huruf
kapital, jenis font Arial, ukuran 11, bold, contoh:
Tahun penerbitan
surat penerbitan surat
Bulan
Singkatan Direktur
Singkatan untuk jenis surat
e. Nama jabatan yang menetapkan peraturan ditulis dengan huruf kapital secara simetris dan
diletakkan di tengah margin.
f. Konsiderans
1) Konsiderans Menimbang, memuat uraian singkat tentang pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan pembuatan peraturan. Huruf awal kata menimbang
ditulis dengan huruf kapital diakhiri dengan tanda baca titik dua (:) dan diletakkan di
bagian kiri;
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 17
Setiap poin dalam konsiderans Menimbang, diawali dengan numbering berupa huruf
kecil (a, b, c,…)
Konsiderans Mengingat, yang memuat dasar kewenangan dan peraturan perundang-
undangan yang memerintahkan pembuatan peraturan tersebut. Peraturan perundang -
undangan yang menjadi dasar hukum adalah peraturan yang tingkatannya sederajat
atau lebih tinggi. Konsiderans Mengingat diletakkan di bagian kiri tegak lurus dengan
kata menimbang. Setiap poin dalam konsiderans Mengingat, diawali dengan
numbering berupa angka arab (1, 2, 3,…)
3. Diktum
a. Diktum Memutuskan ditulis simetris di tengah, seluruhnya dengan huruf kapital, serta
diletakkan di tengah margin;
b. Diktum Menetapkan dicantumkan setelah kata memutuskan disejajarkan ke bawah dengan
kata menimbang dan mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca titik dua;
c. Nama peraturan sesuai dengan judul (kepala) tanpa RI, seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik.
2. Batang Tubuh
a. Batang tubuh memuat semua substansi peraturan yang dirumuskan dalam diktum-diktum,
misalnya :
PERTAMA :
KEDUA :
dst
b. Dicantumkan saat berlakunya peraturan, perubahan, pembatalan, pencabutan ketentuan,
dan peraturan lainnya, dan
c. Materi kebijakan dapat dibuat sebagai lampiran peraturan, dan pada halaman terakhir
ditandatangani oleh pejabat yang menetapkan peraturan.
3. Kaki
Kaki peraturan merupakan bagian akhir substansi peraturan yang memuat penanda tangan
penetapan peraturan, pengundangan peraturan yang terdiri atas tempat dan tanggal penetapan,
nama jabatan, tanda tangan pejabat, dan nama lengkap pejabat yang menandatangani.
4. Penandatanganan.
Peraturan Direktur ditanda tangani oleh Direktur Rumah Sakit AN-NISA dengan tanda tangan
basah dan dibubuhi stempel RS AN-NISA
5. Lampiran
Lampiran Peraturan Direktur terdiri dari:
Kebijakan
Pedoman/Panduan
Contoh format peraturan direktur beserta lampiran kebijakan terdapat dalam lampiran Pedoman
Tata Naskah ini.
B. KEPUTUSAN DIREKTUR
Bentuk dan susunan naskah keputusan Direktur adalah sebagai berikut :
1. Kepala
a. Kop naskah keputusan terdiri atas gambar logo Rumah Sakit AN-NISA
b. Kata keputusan dan nama jabatan pejabat yang menetapkan ditulis simetris di tengah margin
dengan huruf kapital.
c. Nomor keputusan ditulis dengan huruf kapital. Penomoran Surat Keputusan Direktur
Singkatan Direktur
D. KEBIJAKAN
Kebijakan RS adalah penetapan Direktur/Pimpinan RS pada tataran strategis atau bersifat garis
besar yang mengikat. Karena kebijakan bersifat garis besar maka untuk penerapan kebijakan tersebut
perlu disusun pedoman/panduan dan prosedur sehingga ada kejelasan langkah-langkah untuk
melaksanakan kebijakan tersebut.
Kebijakan ditetapkan dengan Peraturan Direktur/Pimpinan RS. Kebijakan dapat dituangkan
dalam pasal-pasal di dalam peraturan tersebut, atau merupakan lampiran dari peraturan.
E. PEDOMAN/PANDUAN
Pedoman adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana dasar untuk
menentukan atau melaksanakan kegiatan yang dilaksanakan dalam ruang lingkup Rumah Sakit
ataupun unit kerja. Sedangkan panduan adalah merupakan petunjuk dalam melakukan kegiatan.
Dengan demikian, dapat diartikan bahwa pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan
hanya meliputi 1 (satu) kegiatan. Agar pedoman/panduan dapat dimplementasikan dengan baik dan
benar, diperlukan pengaturan melalui SPO.Dengan demikian, pedoman merupakan hal pokok yang
menjadi dsar untuk menentukan atau melaksanakan kegiatan.
Pemberlakuan Pedoman/Panduan diatur dalam Peraturan Direktur Rumah Sakit. Bila
Direktur/Pimpinan RS diganti, peraturan direktur yang memberlakukan pedoman tersebut tidak perlu
diganti. Peraturan direktur diganti hanya jika ada perubahan dalam pedoman tersebut, di mana yang
berlaku adalah
3. Format Pedoman Kerja Komite atau Panitia atau Tim atau Unit Kerja
a. Halaman Depan
b. Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II KEGIATAN KOMITE/TIM/PANITIA/UNIT KERJA
BAB III ORGANISASI KOMITE/TIM/PANITIA/UNIT KERJA
BAB IV SARANA DAN FASILITAS KOMITE/TIM/PANITIA/UNIT KERJA
BAB V MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
c. Halaman Belakang
4. Format Panduan Pelayanan RS
a. Halaman Depan
b. Isi
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
c. Halaman Belakang
Tentunya format ini bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit,
sesuai dengan isi dari pedoman/panduan tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah agar
pedoman/panduan tersebut dapat memenuhi persyaratan
F. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
1. Definisi
Definisi dari SPO adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Definisi ini sesuai dengan istilah yang digunakan
dalam Undang-undang no. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dan Undang-undang no.
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Tujuan
Tujuan dari SPO adalah agar berbagai proses kerja rutin terlaksana dengan efisien, efektif,
konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan melalui pemenuhan
standar yang berlaku.
3. Manfaat
Beberapa manfaat dari SPO adalah:
Memastikan staf RS memahami bagaimana melaksanakan pekerjaannnya.
Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS.
Mendokumentasi langkah-langkah kegiatan.
4. Format SPO
a. Format SPO mengacu pada Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi KARS dan ditetapkan
di AN-NISA sesuai dengan Peraturan Direktur RS AN-NISA yang memberlakukan pedoman
ini.
b. Format merupakan format minimal, format ini dapat diberi tambahan materi misalnya nama
penyusun SPO, unit yang memeriksa SPO, dll, namun tidak boleh mengurangi item-item yang
ada di SPO.
c. Contoh Format SPO sebagai berikut:
Ditetapkan,
Direktur RS
STANDAR Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL 12 Februari 2011
Dr. Ediansyah, MARS, MM
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1.
PROSEDUR 2.
…
UNIT TERKAIT
Judul setiap bagian dari SPO ditulis di dalam tabel yang terdiri dari: Nama RS dan Logo, Judul SPO,
Standar Prosedur OperasionalNomor Dokumen, Nomor Revisi, Tanggal Terbit dan Penetapan dan
Tanda Tangan Direktur RS, Pengertian, Tujuan, Kebijakan, Prosedur dan Unit Terkait.
Setiap judul bagian yang terletak di kolom dan baris pertama ditulis dengan huruf kapital, jenis Arial,
ukuran 10, Bold, yang terdiri dari Nama Rumah Sakit, Judul SPO, Standar Prosedur Operasional,
Pengertian, Tujuan, Kebijakan, Prosedur, Unit Terkait. Sedangkan nomor dokumen, nomor revisi,
halaman, tanggal terbit dan tanda tangan direktur ditulis dengan menggunakan huruf Arial 10, huruf
kapital di setiap awal kata. Isi dari SPO ditulis dengan menggunakan huruf Arial 10 dengan
menggunakan tata penulisan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Keseluruhan dokumen ditulis
dengan spasi 1 tanpa spasi antar paragraf.
Contoh SPO terdapat dalam lampiran pedoman ini.
5. Penomoran SPO
a. Penomoran SPO terdiri dari:
RSAN/SPO/<kode level>/<kodeunit>/<nomor urut SPO>
RSAN : RS AN-NISA
SPO : jenis dokumen
Kode Level : menunjukkan ruang lingkup SPO tersebut, terdiri dari 1 angka
Kode Unit : unit utama dari SPO tersebut, terdiri dari 3 huruf
Nomor urut SPO : nomor urut pembuatan SPO dalam unit tersebut, terdiri dari 3 angka
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 23
Contoh: RSAN/SPO/1/SDM/001
b. Kode SPO
Daftar kode SPO dibuat oleh Tim Pengendalian Dokumen Akreditasi RS AN-NISA
Tangerang. Berikut tabel kode SPO yang dapat dikembangkan oleh Tim Pengendalian
Dokumen Akreditasi RS AN-NISA Tangerang jika diperlukan.
5 KKK K3RS
1 MED Medis
3 KEB Kebidanan
5 NEO Neonatologi
8 RAD Radiologi
9 LAB Laboratorium
12 GIZ Gizi
13 FIS Fisioterapi
14 CSS CSSD
15 LAU Laundry
18 SPS UPSPRS
21 MAR Marketing
22 ATM ATEM
LEMBAR PENGESAHAN
<spasi 2>
JUDUL PROGRAM
<spasi 2>
Tangerang, <tanggal>
<spasi 1>
Direktur RS An-nisa
<spasi 2>
Lembar pengesahan dan judul program ditulis dengan huruf Arial 14, Bold. Sedangkan tulisan
lainnya ditulis dengan huruf Arial 12, Bold.
f. Pendahuluan: Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang
masih terkait dengan program.
g. Latar belakang: Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa
program tersebut disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan
diperlukan program tersebut dapat lebih kuat.
h. Tujuan umum dan tujuan khusus: Tujuan disini adalah merupakan tujuan program.
Tujuan umum adalah tujuan secara garis besarnya, sedangkan tujuan khusus adalah tujuan
secara rinci.
i. Kegiatan-kegiatan pokok dan rincian kegiatan: Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
adalah langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan sehingga tercapainya program
tersebut. Karena itu antara tujuan dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
j. Cara melaksanakan kegiatan: Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk
melaksanakan kegiatan pokok dan rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara bisa
dengan membentuk ti, melakukan rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
k. Sasaran: Sasaran program adalah target per tahun yang spesifik dan terukur untuk
mencapai tujuan-tujuan program Sasaran program menunjukkan hasil antara yang
diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sasaran yang baik memenuhi “SMART” yaitu :
Specific : sasaran harus menggambarkan hasil spesifik yang diinginkan, bukan cara
pencapaiannya. Sasaran harus memberikan arah dan tolok ukur yang jelas sehingga dapat
dijadikan landasan untuk penyusunan strategi dan kegiatan yang spesifik pula.
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pembentukan Tim X
2 Rapat Tim X X X X X X X X X X X X
3 Dst
p. Tempat dan Tanggal Pembuatan Program, Tanda Tangan Pembuat Program dan
Atasan (bila diperlukan)
Tempat dan Tanggal Pembuatan Program ditulis dengan alignment kanan.
Penulisan Tanda Tangan dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu:
1. Jika Pembuat Program adalah langsung di bawah direktur, maka penulisan tanda
tangan, nama dan jabatan Pembuat Program ditulis di sebelah kanan.
2. Jika Pembuat Program tidak langsung di bawah direktur, maka penulisan tanda
tangan, nama dan jabatan Pembuat Program ditulis di sebelah kiri. Kemudian,
diketahui oleh atasan pembuat program yang merupakan bawahan langsung direktur,
dengan mencantumkan kata Diketahui oleh, nama dan jabatan. Penulisan ditulis
sejajar dengan Pembuat Program
H. PERJANJIAN
Perjanjian atau kontrak adalah suatu peristiwa di mana seorang atau satu pihak berjanji kepada
seorang atau pihak lain atau di mana dua orang atau dua pihak itu saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal (Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia).
1. Syarat sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata adalah :
Sepakat
Cakap
A. PENYUSUNAN DOKUMEN
Penyusunan dokumen regulasi dapat dilakukan oleh manajer atau kepala instalasi dari unit
terkait, atau tim ad hoc yang ditunjuk oleh Tim Pengendalian Dokumen Akreditasi Rumah Sakit.
Setiap dokumen regulasi yang dibuat, harus diperiksa oleh Tim Pengendalian Dokumen. Hal-hal
yang diperiksa antara lain, tata naskah dan relevansi dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Setelah diperiksa, Tim Pengendalian Dokumen akan mengembalikan dokumen tersebut ke
Pembuat Dokumen, untuk kemudian direvisi atau jika disetujui, untuk dievaluasi dan ditanda tangani
oleh Direktur RS AN-NISA.
No. Dokumen
Judul Dokumen
Tanggal Diterima
Tanggal Diperiksa
Nama dan
Tanda Tangan Pemeriksa
Keterangan Revisi
B. PENOMORAN DOKUMEN
Pengendalian penomoran dokumen dilakukan oleh Sekretariat RS AN-NISA. Setiap penomoran
dokumen harus berkoordinasi dengan Sekretariat RS AN-NISA agar tidak terjadi penomoran ganda.
C. PENAMAAN DOKUMEN
Soft copy dokumen dibuat dalam bentuk Word (docx) dan dokumen final disimpan dalam bentuk
PDF. Penamaan dokumen harus terstandardisasi, yaitu dengan format <Jenis Dokumen><Judul
Dokumen> , tanpa ditambahkan kata-kata lain yang dapat membuat rancu (seperti kata-kata new,
baru, final, dsb). Jika yang dibuat adalah bentuk revisi yang telah disahkan dan disetujui (bukan yang
masih dalam proses perbaikan/revisi), maka ditambahkan <Revisi ke-n>.
Contoh:
9. Pedoman Pelayanan Rumah Sakit AN-NISA
10. Pedoman Pelayanan Rumah Sakit AN-NISA Revisi ke-1.
11. SPO Memulangkan Pasien
12. SPO Memulangkan Pasien Revisi ke-2
D. PENYIMPANAN DOKUMEN
Hard Copy dokumen yang asli disimpan oleh unit Kesekretariatan Rumah Sakit AN-NISA, dan
disusun berdasarkan jenis dokumen regulasi dan nomor peraturan direktur dokumen tersebut.
4. Klik Text Watermark, tuliskan kata “COPY” pada kolom Text, dengan setting seb agai berikut:
E. PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN
Copy atau salinan dokumen didistribusikan oleh tim pengendalian dokumen dengan dua cara,
yaitu:
1. Disimpan dalam bentuk soft copy dalam hard disk Tim Pengendalian Dokumen, dan diupload ke
dalam SISMADAK. Soft copy disimpan dalam bentuk file asli maupun copy/salinan.
2. Hard copy disimpan oleh Tim Pengendalian Dokumen sebanyak 1 (satu) salinan dan
didistribusikan oleh Tim Pengendalian Dokumen kepada Unit terkait dengan menggunakan
F. EVALUASI DOKUMEN
Evaluasi dokumen regulasi dilakukan oleh manajer/kepala instalasi dan Tim Pengendalian
Dokumen. Evaluasi wajib dilakukan setiap 2 tahun sekali. Hasil evaluasi dokumen dapat berupa revisi
atau dokumen dapat tetap diberlakukan tanpa dilakukan revisi.
Hasil evaluasi dicatat dalam lembar evaluasi di setiap dokumen, yang ditempatkan setelah
halaman judul. Selain pada dokumen tersebut, hasil evaluasi dicatat dalam document control log oleh
Tim Pengendalian Dokumen.
G. REVISI DOKUMEN
Dokumen dapat direvisi sebelum 2 tahun jika diperlukan, misalnya jika ada perubahan proses
bisnis, perubahan regulasi dan lain sebagainya. Proses revisi dilakukan dengan cara mengajukan
form perubahan dokumen regulasi kepada Tim Pengendalian Dokumen dan Draft dokumen yang
akan direvisi. Dokumen yang akan direvisi kemudian direview oleh tim, jika sudah sesuai dengan tata
naskah dan regulasi yang berlaku, selanjutnya dievaluasi dan ditanda tangani oleh direktur. Dokumen
lama akan digantikan dengan dokumen baru yang sudah ditandatangani direktur. Penggantian hard
copy dokumen dilakukan dengan cara penarikan dokumen lama di unit yang bersangkutan.
Sedangkan dokumen dalam bentuk soft copy akan dihapus dari folder yang dipublikasikan ke unit.
Penarikan dokumen dilakukan oleh Tim Pengendalian Dokumen dengan membawa berita acara
sebagai bukti bahwa pembaharuan dokumen di unit yang bersangkutan sudah dilakukan.
Proses revisi dokumen dicatat dalam lembar evaluasi di setiap dokumen, yang ditempatkan
setelah halaman judul. Selain pada dokumen tersebut, proses revisi tersebut dicatat dalam document
control log oleh Tim Pengendalian Dokumen.
Alur pengajuan revisi dokumen dapat dilihat pada gambar 5.5.
A. SURAT BIASA
Bentuk dan susunan surat dinas adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop surat dinas terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA;
b. Tanggal pembuatan surat diletakkan di sebelah kanan atas;
c. Nomor, lampiran, dan perihal ditulis di sebelah kiri;
B. SURAT KETERANGAN
Bentuk dan susunan surat keterangan adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop surat keterangan terdiri logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Tulisan surat keterangan seluruhnya menggunakan huruf kapital
dan diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat ditulis di bawah tulisan surat keterangan dan diletakkan di tengah margin.
Penomoran surat keterangan
013/RS.AN/S.KET/2011
Tahun penerbitan surat
Singkatan untuk jenis surat
Singkatan RS AN-NISA
Nomor urut surat berdasarkan jenis
2. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat nama dan jabatan pihak yang memberikan keterangan dan pihak yang
diterangkan serta maksud dan tujuan diterbitkan keterangan.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 38
a. tempat, tanggal, bulan, tahun;
b. nama jabatan;
c. tanda tangan;
d. nama pejabat yang membuat surat keterangan, dan
e. stempel jabatan/instansi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.
C. SURAT PERINTAH
1. Kepala
a. Kop surat perintah terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Kata Surat Perintah ditulis dengan huruf kapital diletakkan di tengah margin.
c. Nomor surat berada di bawah tulisan surat perintah.
2. Batang Tubuh
Diktum dimulai dengan kata Memerintahkan ditulis dengan huruf kapital diletakkan di tengah
margin, diikuti kata kepada di tepi kiri, serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat perintah.
Di bawah kepada ditulis untuk disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas.
a. tempat dan tanggal surat perintah;
b. jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan
tanda baca koma;
c. Paraf bawahan langsung dari pejabat penanda tangan surat di sebelah kiri nama jabatan
penanda tangan;
d. Tanda tangan pejabat yang memerintahkan;
e. Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat;
f. Stempel.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Jika perintah merupakan perintah kolektif, daftar pegawai yang diperintahkan dimasukkan
dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, jabatan, dan keterangan.
Surat perintah tidak berlaku lagi setelah perintah dilaksanakan atau masa berlakunya
berakhir.
D. SURAT TUGAS
1. Kepala
d. Kop surat tugas terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
e. Kata Surat Tugas ditulis dengan huruf kapital diletakkan di tengah margin.
f. Nomor surat berada di bawah tulisan surat perintah.
4. Batang Tubuh
Diktum dimulai dengan kata Memerintahkan ditulis dengan huruf kapital diletakkan di tengah
margin, diikuti kata kepada di tepi kiri, serta nama dan jabatan pegawai yang mendapat perintah.
Di bawah kepada ditulis untuk disertai tugas-tugas yang harus dilaksanakan.
5. Kaki
Bagian kaki terdiri atas.
g. tempat dan tanggal surat perintah;
h. jabatan pejabat yang menandatangani, ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan
tanda baca koma;
i. Paraf bawahan langsung dari pejabat penanda tangan surat di sebelah kiri nama jabatan
penanda tangan;
j. Tanda tangan pejabat yang memerintahkan;
k. Nama lengkap pejabat yang menandatangani surat;
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 39
l. Stempel.
Hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
Jika perintah merupakan perintah kolektif, daftar pegawai yang diperintahkan dimasukkan
dalam lampiran yang terdiri atas kolom nomor urut, nama, jabatan, dan keterangan.
Surat perintah tidak berlaku lagi setelah perintah dilaksanakan atau masa berlakunya
berakhir.
E. SURAT CUTI
Bentuk dan susunan surat cuti adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Pada bagian tengah di bawah tempat, tanggal, bulan dan tahun berisi frasa Permohonan
Cuti.
b. Pada bagian kiri dibawah permohonan cuti ditulis permohonan cuti ditujukan
2. Batang Tubuh
Batang tubuh berisi hal-hal berikut.
d. Identitas yang diberi cuti, meliputi:
(1) Nama;
(2) NIK;
(3) Jabatan.
e. Pokok-pokok yang memuat materi dan alasan dikeluarkannya surat cuti ditulis dalam bentuk
uraian.
f. Alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi pada saat cuti.
3. Kaki
a. Sebelah kanan bawah berisi :
(1) Tempat dan tanggal surat;
(2) Tanda tangan pemohon;
b. Sebelah kiri bawah berisi tanda tangan atasan yang menyetujui dan mengetahui
permohonan cuti .
c. Kolom yang berisi keterangan tentang jumlah cuti dan sisa cuti yang masih ada.
F. SURAT KUASA
Bentuk dan susunan surat kuasa adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop surat kuasa terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Tulisan surat kuasa seluruhnya menggunakan huruf kapital dan diletakkan di tengah margin.
2. Batang Tubuh Batang tubuh memuat nama, alamat, jabatan, nomor KTP pihak pemberi kuasa
dan penerima surat kuasa serta objek yang dikuasakan.
3. Kaki Bagian kaki terdiri atas
a. tempat, tanggal, bulan, dan tahun pembuatan;
b. tanda tangan dan nama jelas pihak pemberi kuasa dan penerima kuasa; materai.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan.
Penerima kuasa terletak di sebelah kanan dan pemberi kuasa terletak disebelah kiri.
Materai ditempel di tempat pemberi kuasa.
G. SURAT UNDANGAN
Bentuk dan susunan surat undangan adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop surat undangan terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Tempat dan tanggal pembuatan undangan ditulis di sebelah kanan.
c. Nomor, lampiran, dan perihal ditulis di sebelah kiri undangan.
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 40
d. Alamat tujuan diletakkan tegak lurus dengan kata Perihal.
2. Batang Tubuh
a. Batang tubuh surat undangan terdiri atas kalimat pembuka;
b. Isi undangan, terdiri atas hari / tanggal, pukul, tempat, dan acara, serta kalimat Penutup.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a. nama jabatan;
b. tanda tangan;
c. stempel jabatan/instansi, dan
d. tembusan jika perlu dan diletakkan di sebelah kiri bawah.
H. SURAT PANGGILAN
Bentuk dan susunan surat panggilan adalah sebagai berikut
1. Kepala Surat Panggilan terdiri atas:
a. Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
b. Nama Perorangan yang dipanggil;
c. Nomor, Sifat, Lampiran dan Perihal.
2. Isi Surat Panggilan terdiri atas :
a. Hari, Tanggal, Pukul, Tempat, Menghadap kepada, Alamat pemanggil;
b. Maksud Surat Panggilan tersebut
3. Bagian Akhir Surat Panggilan terdiri atas :
a. Nama Jabatan;
b. Tanda tangan pejabat;
c. Nama pejabat.
d. Stempel jabatan/instansi;
e. Tembusan apabila diperlukan.
I. MEMORANDUM
Bentuk dan susunan memorandum adalah sebagai berikut:
1. Kepala
a. Kop memorandum terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA;
b. Kata memorandum ditulis di tengah dengan huruf kapital;
c. Tempat dan tanggal ditulis disebelah kanan;
d. Kata kepada ditulis di sebelah kiri;
2. Batang Tubuh
Bagian batang tubuh terdiri atas alinea pembuka, isi dan penutup.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a. nama jabatan,
b. tanda tangan pejabat,
c. nama lengkap,
d. tembusan, memuat nama jabatan pejabat penerima.
J. PENGUMUMAN
Bentuk dan susunan pengumuman adalah sebagai berikut:
1. Kepala
a. Kop surat terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA
b. Kata Pengumuman dicantumkan di tengah margin dan ditulis
c. dengan huruf kapital.
d. Kata Tentang dicantumkan di bawah pengumuman ditulis dengan huruf kapital.
e. Rumusan judul pengumuman ditulis dengan huruf kapital simetris di bawah tentang
K. SURAT PENGANTAR
Bentuk dan susunan surat pengantar adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop surat pengantar terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Tempat dan tanggal pembuatan surat ditulis di sebelah kanan.
c. Nomor surat ditulis di sebelah kiri sejajar dengan tempat dan tanggal pembuatan surat.
d. Alamat tujuan ditulis di bawah nomor surat.
e. Tulisan Surat Pengantar menggunakan huruf kapital diletakkan ditengah margin.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh surat pengantar berbentuk kolom, dan memuat
a. nomor urut,
b. jenis naskah dinas yang dikirim,
c. banyaknya naskah/barang, dan
d. keterangan.
3. Kaki (di sebelah kanan pengirim)
a. Bagian kaki sebelah kanan terdiri atas:
1) nama jabatan pembuat surat pengantar,
2) tanda tangan,
3) nama dan
4) stempel jabatan/instansi.
b. Bagian kaki sebelah kiri terdiri atas
1) tempat dan tanggal penerimaan,
2) nama jabatan penerima, ;
3) tanda tangan,
4) nama dan
5) stempel jabatan atau instansi.
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa surat pengantar dibuat rangkap dua, lembar pertama
untuk penerima, dan lembar kedua untuk pengirim.
L. LEMBAR DISPOSISI
Lembar Disposisi terdiri atas :
1. Tanggal diterimanya surat;
2. Diteruskan kepada;
3. Catatan;
4. Paraf atasan
Format Lembar Disposisi
Tgl Diteruskan Kepada Catatan Paraf
M. BERITA ACARA
Bentuk dan susunan berita acara serah terima adalah sebagai berikut.
1. Kepala
a. Kop berita acara terdiri atas logo Rumah Sakit AN-NISA.
b. Tulisan berita acara ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diletakkan di tengah margin.
2. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat hal-hal berikut.
a. Kalimat pertama diawali dengan frasa Pada hari ini diikuti dengan tanggal, bulan, dan tahun;
b. Identitas para pihak yang melaksanakan kegiatan;
c. Kegiatan yang dilaksanakan;
d. Kalimat penutup dengan frasa “Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.”
PEDOMAN TATA NASKAH RS AN-NISA 43
3. Kaki
Bagian kaki memuat hal-hal berikut
a. Nama tempat;
b. Tanggal, bulan, tahun;
c. Tanda tangan para pihak;
d. Nama jelas penanda tangan;
e. Stempel jabatan / instansi;
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa saksi ditulis pada bagian tengah bawah dengan
mencantumkan nama dan tanda tangan.
N. TELAAHAN STAF
Bentuk dan susunan telaahan adalah sebagai berikut.
1. Kepala Bagian
a. judul telaahan dan judul itu diletakkan di tengah atas;
b. telaah ditujukan, tanggal, nomor, sifat, lampiran, perihal, dan uraian singkat permasalahan.
2. Batang Tubuh
a. Permasalahan/persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang
permasalahan/persoalan yangakan dipecahkan.
b. Praanggapan memuat dugaan yang beralasan, berdasarkan data yang ada, saling
berhubungan sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan merupakan kemungkinan kejadian
pada masa yang akan datang.
c. Fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan analisis dan
pemecahan permasalahan/persoalan.
d. Diskusi kupasan dan analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap
permasalahan/persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugian,
pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.
e. Simpulan memuat intisari hasil diskusi yang merupakan pilihan cara bertindak atau jalan
keluar.
f. Saran memuat secara ringkas dan jelas tindakan yang disarankan untuk
mengatasi permasalahan/persoalan yang dihadapi.
3. Kaki
Bagian kaki terdiri atas
a. jabatan penelaah yang ditulis dengan huruf awal kapital;
b. tanda tangan;
c. nama lengkap
d. tembusan.
O. REKOMENDASI
Rekomendasi terdiri atas:
1. Kepala
a. Tulisan “Rekomendasi “ ditempatkan ditengah-tengah isi naskah; b) Nomor ditempatkan
dibawah tulisan “Rekomendasi “;
b. Tulisan “Tentang “;
c. Nama / Judul Rekomendasi.
2. Isi Rekomendasi dirumuskan dalam bentuk uraian.
3. Bagian Akhir Rekomendasi terdiri atas:
a. Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
b. Nama Jabatan pembuat Rekomendasi;
c. Tanda tangan pejabat;
d. Nama Jelas;
e. Stempel jabatan/instansi.
Q. SERTIFIKAT PELATIHAN
Bentuk dan susunan sertifikat pelatihan terdiri atas
1. Kepala yaitu tulisan “ Sertifikat Pelatihan”
2. Isi Sertifikat Pelatihan berisi uraian kegiatan yang telah diikuti, nama peserta pelatihan, termasuk
waktu kegiatan dan tempat.
3. Bagian Akhir Sertifikat pelatihan terdiri atas :
a. Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
b. Nama jabatan dan instansi;
c. Tanda tangan;
d. Nama jelas.
R. NOTULA
Notula (bentuk tidak baku: notulen, notulensi) adalah dokumentasi penting berupa catatan
singkat mengenai jalannya rapat serta hal yang dibicarakan dan diputuskan. Notula sendiri memiliki
fungsi yang tentunya sangat penting dalam kegiatan rapat, karena disinilah semua kegiatan rapat
akan dibuktikan secara tertulis, berikut beberapa fungsi notulen:
Notula dapat digunakan sebagai bukti tertulis bahwa rapat telah dilaksanakan.
Notula dapat digunakan sebagai tolak ukur sukses atau tidaknya pelaksanaan rapat. Dan juga
digunakan untuk acuan pelaksanaan kegiatan yang dihasilkan dari hasil keputusan rapat.
NOTULA RAPAT ……
RS AN-NISA TANGERANG
BULAN … TAHUN ….
NAMA RAPAT :
HARI/ TANGGAL :
PEMIMPIN RAPAT :
JAM :
JUMLAH PESERTA :
NOTULIS :
S. LEMBAR KERJA/FORMULIR
Format lembar kerja disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing unit. Tetapi setiap unit
harus melakukan standardisasi dan mendokumentasikan setiap lembar kerja yang digunakan di
unit masing-masing. Setiap lembar kerja harus mempunyai nomornya masing-masing, dan unit
memiliki daftar rekapitulasi lembar kerja yang digunakan oleh unitnya.
Standar penomoran formulir:
<nomor urut>/rev<no revisi>/<unit>/<tahun pembuatan>
Contohnya:
003/rev01/hrd/2018
o No. urut formulir: 003
o Revisi: 01 (revisi kesatu)
o Unit: HRD
o Tahun pembuatan: 2018
001/rev00/risk/2018
o No. urut formulir: 001
o Revisi: 00 (belum direvisi)
o Unit: risk
o Tahun pembuatan: 2018
Setiap unit harus memiliki daftar rekapitulasi formulir dalam bentuk excel dengan format sebagai
berikut:
T. LAPORAN
Bentuk dan susunan laporan adalah sebagai berikut:
1. Sampul Pada sampul laporan memuat judul laporan yang ditulis dengan huruf kapital, nama
pejabat yang menyusun laporan, tanggal penyusunan laporan, dan jumlah halaman laporan.
2. Isi laporan
a. Pendahuluan memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, ruang lingkup, dan dasar
laporan.
b. Materi laporan terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, hasil pelaksanaan kegiatan,
hambatan yang dihadapi, dan hal lain yang perlu dilaporkan.
c. Simpulan dan saran perlu disampaikan sebagai bahan pertimbangan. d) Penutup merupakan
akhir laporan memuat harapan dan ucapan terima kasih.
Pedoman tata naskah RS AN-NISA Tangerang sebagai standar pengelolaan dan pembuatan
naskah dinas di lingkungan RS AN-NISA Tangerang diharapkan dapat diterapkan pada seluruh unit
kerja. Tata naskah yang sesuai dengan acuan diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
keseragaman di RS AN-NISA Tangerang. Dokumen yang ada di RS AN-NISA Tangerang juga
diharapkan aktual terhadap kondisi RS AN-NISA saat ini.