Anda di halaman 1dari 15

|| 26 Agustus 2022

Kali ini aku berhasil mengingat mimpiku yang


lumayan panjang, nanti aing bagi ke beberapa arc
🐔👍🏻

- Arc Kecelakaan Minibus


Jadi aku dengan ibuku akan pulang dan akan
menaiki minibus. Namun dikarenakan saat itu sudah
larut malam, tidak ada kendaraan yang berani
berlalu-lalang.
Ada seorang bibi yang menanyai kami yang
kebingungan malam itu, ternyata dia mau
mengantarkan kami (walau aku agak curiga
kepadanya). Mau tak mau, kami menerima
bantuannya.
Benar saja, beliau ini kalau menyupir sangat kocak
geming. Bisa-bisanya ngedrift pakai minibus putih
sampai dikejar polisi. Singkatnya di belokan deket
alun-alun, aku terlempar keluar lewat jendela yang
pecah karena bertubrukan dengan badanku. Aku
sampai menabrak besi penutup toko hingga penyok.
Bus nya berhenti dan aku dihampiri oleh ibuku dan
bibi itu. Namun bibi itu hanya tersenyum dan
meninggalkan kami, berusaha lari dari kejaran polisi.
Tak kusangka pagi mulai menyingsing, sepertinya
perjalanan kami memang sejauh itu. Didekat kami
ada kampus yang begitu ramai. Kami masuk fakultas
itu dan kata ibuku, beliau ada urusan didalam
bangunan itu (gtw ngapain).

- Arc Kelistrikan
Disaat aku menunggu di taman kampus sendirian
dan menjaga barang bawaan kami hingga tengah
hari, banyak orang berlalu lalang dan berlarian
kesana kemari. Aku mulai penasaran kenapa mereka
sepanik itu jika mereka hanya mengejar waktu.
Banyak yang berkumpul di depan bangunan fakultas
yang berhubungan dengan komputer kelistrikan.
Perasaanku mulai gaenak, aku bergabung dengan
gerombolan itu. Dan tak kusangka ada beberapa
pemadam kebakaran keluar masuk bangunan, serta
beberapa polisi yang mengatur gerombolan. Dari luar
bangunan itu terlihat baik-baik saja, namun janggal
karena ada petugas keselamatan yang bekerja.
Aku terdorong oleh mereka yang khawatir akan
sesuatu dan mencoba masuk. Polisi yang mengatur
gerombolan kewalahan. Hingga aku keluar dari
gerombolan dan berakhir masuk didepan sebuah
pintu. Tiba-tiba kakiku menyentuh sesuatu. Aku
begitu kaget sampai meloncat kebelakang. Sesuatu
tersebut adalah mayat kering dengan mulut
menganga dengan pose merangkak seperti ingin
meminta bantuan. Siapa yang kagak kaget coba 💀.
Dibelakangnya juga terdapat mayat-mayat yang
dibungkus oleh kain "jarik" (gtw b indonya apaan).
Aku termenung dibawah tekanan orang-orang yang
berlalu-lalang menggendong mayat-mayat tersebut,
suara tangisan yang menyiramku dengan riak yang
deras menyatu dengan api kemarahan publik. Aku
kembali tersadar dan kembali terkaget karena
beberapa tepukan di pundakku dari belakang.
"Hai" kata 2 mbak-mbak di belakangku. 2 orang ini
memakai jas dengan setelan anak kuliahan, salah
satu dari mereka rambutnya dikuncir satu dan
satunya dibiarkan terurai. Mereka memang tidak
kukenal di dunia nyata, namun perasaan akrab
menyelimutiku dengan anehnya. Mereka juga
mengatakan bahwa kami adalah teman lama yang
sudah lama gak ketemu.
Namun ekspresi mereka kembali serius disaat aku
menanyakan apa yang terjadi disini. Menurut cerita
mereka, terdapat insiden konsleting listrik besar-
besaran yang telah terjadi disini. Dikarenakan hal itu
listrik disini dimatikan. Dan salah satu mbak-mbak
tersebut mengeluh jam nya menjadi berantakan
karena ini. (Wott ni orang calon psycho nih 💀☝🏻).
Dan ternyata sebenarnya mbak-mbak ini adalah
petugas dari kampus yang dikirim kesini untuk
membantu petugas dari pemerintah yang ada.
Mereka meminta bantuanku yang kebetulan ada
disini, karena mereka percaya dengan sifatku yang
dimana jika aku serius akan sangat membantu.
Mereka juga bercerita jika mereka terpilih karena
sifat mereka yang tenang di situasi genting dan
berkepala dingin wkwkwk, serta mengatakan
sebisanya masyarakat umum tidak ikut membantu
karena akan menyebabkan suasana histeris bla bla
bla...
Eh bentar... Kan ini situasi genting yak? Napa
mereka malah cerita sendiri? Kutanyakan perihal
tersebut. Dijawab oleh mereka bahwa kebanyakan
pemindahan mayat dibagian atas sudah selesai,
tinggal bagian di lantai bawah sini. Mereka ternyata
sedang beristirahat, yah memang kulihat tangan
mbak-mbak itu gemetaran. Dibalik omongan mereka
yang seolah menceritakannya dengan baik-baik saja,
mereka kan gak terbiasa dengan kejadian seperti ini.
Aku sekilas merasa kagum dengan mbak-mbak itu.
Dan tugasku disini adalah mengecek apakah
mayatnya sudah terangkut semua, mencari mayat
yang belum diangkut atau yang tersembunyi, syukur-
syukur kalau ketemu orang hidup yang gak bisa
keluar karena alasan tertentu.
Aku mendengarkan mereka sembari menyusuri
lorong gelap berdebu karena serpihan-serpihan yang
hmmmmmm aku gamau menyebutnya 😳. Di sela
jalanku itu, aku membayangkan dari cerita mereka.
Tentang kronologi dari cctv terakhir bahwa banyak
mahasiswa yang tersetrum kabel dilantai dari
komputer yang mereka gunakan. Anehnya
bayanganku ini serasa tepat banget dan seolah
memutarkan kejadian aslinya (padahal aku gak liat
cctvnya). Aku merasakannya begitu jelas, banyak
mahasiswa yang berteriak kesakitan. Banyak juga
yang berusaha keluar namun tersangkut oleh kabel
tersebut. Hingga begitu jelas proses terbakarnya
tubuh mereka hidup-hidup. Berasa ngelihat file
darkweb genre gore sumvah 😔. Sampai-sampai aku
sempat terhenti dari jalanku karena kilasan kejadian
tersebut.
Yap aku segera melupakannya dan kusimpan memori
itu hingga keluar dari sini. Singkatnya... dikarenakan
banyak ruangan sudah kutelusuri dan semuanya
bersih, segera aku keluar untuk menghirup udara
segar. 🏃🏻🏃🏻🏃🏻

- Arc Kebakaran
Disaat aku sudah menarik napas lega, keributan
masih belum mereda. Salah satu mbak-mbak itu
mencari info dengan mahasiswa yang berlarian.
Disaat dia akan kembali menuju tempat kami berada,
wajahnya menunjukkan raut yang membuat
perasaanku kembali menjadi gak enak. Dikarenakan
tempat kami dan tempatnya berada agak jauh, dia
berlari-lari sembari berteriak.
"KE GEDUNG SEBELAH!" Tunjuknya.
Sontak kami lari sekencang-kencangnya karena
gedung sebelah terletak agak jauh dibelakang dan
kampus ini luas banget. Dilihat dari kejauhan saja
sudah nampak cahaya berkobar menghembuskan
asap yang membumbung tinggi. Kami sudah
terlambat saat tiba didekat gedung itu. Sudah banyak
petugas pemadam yang berkumpul dari gedung
sebelumnya. Menurut informasi dari orang sekitar,
untungnya banyak yang sudah mengevakuasi diri
karena jaga-jaga atas insiden yang dibuat di gedung
sebelumnya.
Mbak yang menyusul kami begitu kecapaian dan
menceritakan kronologinya dengan tersendat-sendat.
Dia bercerita bahwa kebakaran disini dikarenakan
arus pendek yang tercipta saat gedung sebelumnya
konsleting listrik, jadi percikan api sudah terjadi
lama sekali dan membuat terjadinya kebakaran.
(Disini aku merasakan hal yang menurutku janggal.
Walau seisi gedung pindah pun, masa ga ada yang tau
api tersebut sampai membakar seluruh gedung?) 🐔?
Disaat aku mendengarkan mbak itu sambil melihat
panasnya api, degupan keras dari jantungku
membuatku bergidik ngeri. Entah itu hanya ilusi atau
imajinasiku, namun aku melihat sebuah kepala
seperti naga muncul dari balik api tersebut. Suara
disekitarku semakin hambar, seolah menghiraukan
apapun yang terjadi disini dan fokus menatap
matanya yang bertatapan denganku. Aku seolah
bertemu dengan boss di game yang mustahil
kuhadapi. Begitu membuat tubuhku lemas tak
berdaya. Setelah beberapa waktu berselang, diapun
hanya menghilang ditelan asap. Dan lagi-lagi aku
tersadar karena kaget dari tepukan mbak-mbak itu.
"Ada apa?" Tanya mbak itu.
"Mbaknya ga liat—"
"Dari tadi bengong mulu, uhhh kaget ya? Maaf kita
terlalu maksa kamu buat bantu-bantu" Kata mbak
tersebut memotong pertanyaanku dengan ekspresi
menyesal.
"Ah ng-gak— nggak apa-apa kok hehe" jawabku.
Belum kupikirkan sosok itu, aku kembali teringat
akan sosok ibuku yang seharusnya berada disekitar
gedung ini. Rasa khawatir mendorongku untuk
segera mencarinya. Mbak-mbak itu juga bersedia
membantuku mencari ibuku karena mereka juga
pernah bertemu seperti apa rupa ibuku, dan kami
berpisah.

- Arc ???
Aku berlari-lari memutari gedung yang terbakar itu.
Mencari ibuku dengan segenap tenaga. Banyak
pikiran negatif menghantui diriku yang sedang
berlari di lorong-lorong gedung —bersebelahan
dengan gedung terbakar itu.
Aku berakhir di aula gedung tua yang hampir
terbakar karena percikan api yang sampai kesini.
Gedung ini sudah disiram oleh petugas kebakaran
sehingga banyak bekas-bekas gosong di beberapa
perabot maupun plafon. Semua petugas yang ada
disini sudah terlalu sibuk memadamkan api di
gedung sebelah yang terbakar hebat sehingga disini
menjadi tidak ada orang. Meninggalkan diriku yang
kebingungan akan pikiran negatifku.
Sialnya, sebelum jernih pikiranku... Jalan yang
kumasuki sebelumnya ambruk karena dinding reyot
dimakan api dan usia. Itu merupakan jalan keluar
satu-satunya yang kutahu di gedung yang luas ini.
Shit... Gw terjebak... 💀
Setelah kulihat-lihat, gedung ini mirip mall 2 lantai
yang dikosongkan. Ditengah bangunan terdapat sinar
mentari yang masuk karena atap yang terbuka. Saat
kuberdiri disini aku seperti berada di cerita
backrooms yang terkenal itu. Disini tidak terdapat
apa-apa selain perabot sederhana seperti kursi dan
beberapa rak, serta penyangga-penyangga besar.
Membuat tempat ini begitu lengang dengan gelapnya
yang membuat ujung gedung ini tak terlihat. Benar,
penerangan disini hanya ditengah -tengah gedung
karena atapnya yang terbuka, beberapa atap dan
lantai yang bolong, serta beberapa lampu darurat di
beberapa penyangga yang sepertinya dipasang oleh
petugas baru-baru ini.
Aku tetap menyusurinya pelan-pelan, karena aku
percaya di setiap mall atau gedung seperti ini pasti
ada pintu keluar darurat.
Namun sebelum itu, aku menginjak sesuatu yang
basah. Dan bau anyir menusuk hidungku. Yap, aku
menginjak darah seseorang yang sepertinya dia habis
terjatuh (bentuk bekasnya kek cat jatuh dari atas).
Dan ada 2 bekas besar disini. Namun tidak satupun
terlihat mayat sejauh mata memandang.
Aku gapeduli lagi apakah mayatnya dibawa, atau dia
masih hidup lalu mati karena kehabisan darah
ditempat lain. Aku tetap berlari kecil menjauhi bekas
tersebut. Dan aku terjatuh. Ku tak tahu aku
tersandung atau karena menginjak lubang yang
membuatku terjatuh. Aku hanya tahu setelah itu,
semua menjadi hitam.

- Arc Penculikan
Disaat kubuka mataku, aku berada di tempat yang
aneh. Terlentang diatas semen keras. Disekitar begitu
berkabut hitam yang pekat. Aku juga dikelilingi oleh
genangan hitam lengket seperti lumpur.
Dan didepan mataku terdapat sosok wanita gak jelas
yang diselimuti seperti aura dan lendir hitam,
kulitnya dominan putih agak kehijauan pucat. Dia
melihatku lekat-lekat beserta makhluk-makhluk aneh
di sekitarnya. Makhluk-makhluk itu seperti hewan
kumbang. Warna mereka menyerupai wanita itu,
bercangkang hitam dan bawahnya berwarna hijau
pucat.
"Cobalah sendiri untuk keluar dari sini" kata wanita
itu dengan langkah kakinya yang pergi meninggalkan
pandangan yang membekas.
"Sendiri" "SeNdiRI" "SeNDIri"
"KeluAr" "KeLuaR" "KElUar" "kELuAr"
Dan makhluk-makhluk kecil itu mengulangi suku
kata-katanya yang semakin lama semakin keras dan
itu membuatku resah. Beserta pandangannya dimana
bola matanya yang semula tak terlihat, kini seperti
akan lepas karena melotot melihatku.
Aku terjebak didalam cairan lumpur hitam beserta
dikelilingi oleh sekelompok mata, yap mereka bukan
hewan lagi. Aku berusaha merangkak, sedikit demi
sedikit menuju ujung batas kabut yang
mengelilingiku ini. Semakin jauh kutinggalkan
tempat itu, mereka semakin agresif. Kuseret tubuhku
yang berat dan tetap tak menyerah karena aku
merasa ini akan segera berakhir sebentar lagi.
*Srek
*Sret—
*Kretak
Ah... Aku menyentuh sesuatu.

- Final Arc
Aku kembali tersadar, dan kutemukan diriku
tergeletak dipinggir jalan yang terletak dibelakang
gedung yang terbakar itu. Aku terseok-seok, kembali
ke jalan yang ramai didepan gedung itu yang kini
sudah padam.
Sesaat aku seperti akan jatuh, namun beruntungnya
aku dipapah oleh seseorang. Dia laki-laki. Aku
merasa bahwa dia yang memapahku ini terasa
familiar. Seperti kita pernah bertemu sebelumnya,
namun bukan di kehidupan nyata... Masih belum.
Aku tidak begitu memperhatikannya karena
pandanganku fokus ke depan dimana ibuku dan
mbak-mbak dibelakangnya yang berlari kearahku,
lalu ibuku langsung memelukku.
Syukurlah... Ternyata ibu tidak kenapa-napa.

.
.
...

.
.
Oh aku ingat...

.
.
Lelaki itu adalah dia yang sempat muncul dan
menjadi MaleLeadku di mimpiku yang sebelum-
sebelumnya. 😳
Ref: [Dreamee] Mungilnya Bintang Itu, [Dreamee]
Siapakah Itu?, [Dreamee] Mimpi Apaan? (Binder).

Anda mungkin juga menyukai