DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZAL PRAKARSA
NIP : 199609192019031002
i
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Rizal Prakarsa, S.T.
199609192019031002
Diseminarkan pada :
Hari : Jumat
Taanggal : 6 September 2019
Parlinggoman S., S.T., MPSDA Ir. Adi Wijaya, Ph.D Ir. S. Bambang Widyarta, M.T
NIP. 197012242003121003 NIP.195610081984031003 NIP. 196606201992031005
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dilimpahkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi dengan
baik.
Kegiatan aktualisasi di unit organisasi masing-masing merupakan salah satu tahap dari
serangkaian kegiatan pelatihan dasar yang disiapkan pemerintah atau dalam hal ini Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pelatihan dasar diadakan dalam rangka
membentuk karakter, sikap, dan perilaku agar dapat melaksanakan tugas dan perannya sebelum
diangkat menjadi PNS.
Ucapan terimakasih khusus terucapkan kepada pihak-pihak yang telah membimbing
dan membantu dalam bentuk apapun sehingga kegaitan aktualisasi yang dirancang penulis
dapat terlaksana dengan baik. Pihak tersebut antara lain :
1. Kepala Balai Litbang Rawa selaku mentor yaitu Bapak Parlinggoman
Simanungkalit, S.T., MPSDA yang telah memberikan bimbingan dan masukan
kepada penulis selama masa aktualisasi.
2. Kepala Seksi Layanan Balai Litbang Rawa, Bapak Yudi Lasmana, S.T., MPSDA
dan Ibu Dr. Nurlia selaku Kaseksi Litbang atas izin, bimbingan dan arahan yang
diberikan pada penulis.
3. Coach kegiatan aktualisasi yaitu Bapak Adi Wijaya, Ph.D dengan bimbingan dan
arahan yang diberikan.
4. Personel laboratorium termasuk Kepala Laboratorium dan teknisi/laboran di
laboratorium Balai Litbang Rawa.
5. Pegawai dan rekan di Balai Litbang Rawa yang mendukung dan membantu penulis.
6. Orang tua dan keluarga atas motivasi dan doa yang diberikan pada penulis.
Harapan penulis bahwa hasil pelaksanaan aktualisasi dapat menjadi masukan positif
bagi perkembangan dan kemajuan Balai Rawa pada khususnya dan dapat memberikan dampak
nyata bagi masyarakat pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Laboratorium balai rawa dibentuk atas dasar Surat Keputusan Kepala Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Air dengan Nomor 23/KPTS/La/2008 yang berfungsi dalam
menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang rawa. Lingkup pengujian meliputi
hidrometri (muka air, batimetri, debit, kualitas air), topografi, dan mekanika tanah. Sebagai
laboratorium pengujian, pada tahun 2015 laboratorium balai rawa telah terakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LP-944-IDN. Disamping itu,
laboratorium juga telah menerapkan standar SNI ISO 17025 : 2008 dan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008.
Pengujian di laboratorium dilaksanakan untuk menunjang keperluan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga keperluan masyarakat dan
instansi umum lainnya. Komitmen mutu laboratorium yakni menghasilkan produk
litbang yang inovatif, kompetitif, dan andal serta memberikan layanan teknis yang
prima, kompeten, netral dan konsisten untuk kepuasan pelanggan.
Di sisi lain, permintaan pengujian dari pihak luar tergolong masih belum terlalu
diminati. Faktor utama penyebab rendahnya daya saing uji laboratorium ini adalah
kurangnya jenis atau parameter pengujian laboratorium yang ada di Balai Rawa.
Misalnya saja dalam hal pengujian kualitas air, Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Badan Penelitian Pertanian
Lahan Rawa (Balitra) maupun Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) lebih
banyak menjadi rujukan. Untuk kategori pengujian air dan air limbah Balai Rawa hanya
mampu menganalisis sifat kimia (pH) dan sifat fisika yang meliputi TS, TDS, TSS, dan
salinitas. Sementara itu, Baristand Banjarbaru memiliki parameter uji air meliputi pH,
BOD, BOD5, COD, CO2, oksigen terlarut, konsentrasi zat terlarut lain (Ca, Cl, Mg, Cr,
Al, As, Fe, Cd, K) dan masih banyak lagi. Namun, sebelum jauh jenis alat uji ternayata
masih terdapat sumber daya alat di laboratorium kualitas air yang belum termanfaatkan.
Salah satunya adalah ruang pertumbuhan (inkubator) yang merupakan alat hibah dari
luar negeri. Bila dikaji lebih dalam alat tersebut dapat menunjang penelitian dalam
bidang pertanian di lahan rawa. Sampai saat ini, personel laboratorium belum mampu
mendayagunakan alat yang berasal dari Negeri Sakura tersebut. Hal tersebut
1
diakibatkan oleh minimnya jumlah SDM yang menguasai pengetahuan mengenai
laboratorium dan prosedur kerja berbagai macam alat.
Pengelolaan laboratorium salah satunya meliputi aspek pengadministrasian
berupa inventarisasi alat. Inventaris alat di laboratorium kualitas air belum paling
mutakhir (updated) dan rincian alat merupakan gabungan dengan laboratorium lain.
Disamping itu, beberapa alat masih banyak yang belum terdaftar sehingga tentunya
akan menyulitkan pengelolaan, penggunaan maupun pendataan aset laboratorium.
Selain itu, kondisi laboratorium yang memadai dengan penataaan/tata letak alat
dalam ruang laboratorium baik/ideal juga turut meningkatkan mutu pengujian karena
data hasil uji memiliki tingkat keabsahan dan validasi yang baik. Pengkondisian
lingkungan laboratorium sangat memengaruhi hasil pengukuran karena beberapa
besaran sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Penataan alat dan bahan juga
berkaitan dengan aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SHE) bagi personel
yang bekerja di laboratorium. Jadi, bekerja di laboratorium yang nyaman dan aman
ditentukan dengan kondisi maupun tata ruang/tata letak yang baik dan standar.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari isu belum optimalnya penggunaan alat di laboratorium
kualitas air diantaranya :
1. Masih terdapat alat di laboratorium berupa inkubator iluminasi yang termanfaatkan
akibat belum adanya instruksi kerja (IK) alat.
2. Belum tersedianya inventaris alat yang updated dan tata letak (layout) laboratorium
pengujian.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan aktualisasi antara lain adalah :
1. Tersedianya instruksi kerja alat inkubator sehingga alat dapat dimanfaatkan guna
keperluan penelitian dan pengujian.
2. Tersedianya inventaris alat laboratorium sebagai bentuk administrasi/pengelolaan
laboratorium.
3. Menghasilkan tata letak (layout) laboratorium dengan kondisi laboratorium yang
nyaman dan aman saat bekerja di laboratorium.
2
BAB II
RENCANA AKTUALISASI
Jenis pengujian pada parameter kualitas air yang tertuang pada Tabel di atas
sangat bersifat umum (hampir seluruhnya fisika, kecuali pH). Koheren dengan hal
tersebut, minat pelanggan luar akan pengujian di laboratorium masih tergolong rendah.
Perlu diketahui bahwa status/ kelas kualitas air bila dibandingkan dengan baku mutu
air setidaknya memerlukan tiga parameter baik fisika, kimia, maupun mikrobiologi.
Baku mutu air berbeda beda tiap peruntukannya misalnya untuk air minum (konsumsi)
dan air bersih untuk pemandian. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990
mengatur tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air (air bersih, air kolam
renang, dan air pemandian umum) dimana diperbarui dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No 907 tahun 2012. Dalam Permenkes RI No 492 tahun 2010 diatur
mengenai persyaratan kualitas air minum. Selain itu, PP Nomor 82 Tahun 2001 berisi
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 klasifikasi mutu air menurut
peruntukkannya dibagi menjadi 4 (empat kelas). Kelas satu yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain
yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas dua, air
3
yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air,pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut . Kelas empat, air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Laboratorium yang beralamat di Jalan Gatot Subroto 6 Banjarmasin tersebut,
terletak di lantai 2 dengan luas yang tak lebih dari 500 ft 2. Tata letak peralatan pengujian
merupakan design konvensional dengan jumlah alat utama tidak begitu banyak. Alat
utama yang dimaksud berupa oven, pompa hampa, refrigerator, hood, pengaduk
magnetik, dan waterbath. Sementara itu, terdapat pula sebuah alat hibah dengan ukuran
paling besar diantara alat listrik yang lain masih tersusun rapi (baru) dan belum banyak
tersentuh oleh pihak laboratorium. Salah satunya alat tersebut berupa inkubator
iluminasi (kamar pertumbuhan) dimana manufaktur berasal dari Jepang. Sebenarnya
inkubator sangat menunjang dalam analisis kualitas air seperti BOD dan kadar E.coli /
Coliform (uji mikrobiologi). Oleh karena itu, kajian penggunaan alat tersebut untuk
pengembangan laboratorium sangat diperlukan.
Dari segi sumber daya manusia, laboratorium kualitas air memiliki sedikitnya
dua teknisi dalam melakukan pengujian di dalamnya. Selain itu, karena keterbatasan
SDM, beberapa pegawai bidang lain juga disertakan dalam pelatihan pengujian
Penyebab masih adanya sarana alat laboratorium yang belum digunakan
meliputi bebrapa faktor berikut :
1. Personel laboratorium belum memahami manual penggunaan alat (baru)
2. Saat ini jenis pengujian dan penelitian menggunakan alat inkubator belum
banyak diperlukan atau kurang menunjang kegiatan di lingkup balai.
Kegiatan pengujian di laboratorium memiliki frekuensi yang rendah (sekitar 3-
4 pengujian tiap tahun) dengan jumlah sampel rata-rata mencapai 120. Panduan tata
letak alat dan layout laboratorium belum tersedia selama ini. Laboratorium kualitas air
di Balai Litbang Rawa hampir seluruhnya melakukan pengujian secara fisika saja
sehingga tidak terdapat bahan kimia maupun bahan berbahaya lainnya. Oleh karena itu,
tata letak tidak memerlukan kajian dan analisis yang rumit. Sejatinya dalam tahapan
planning, design, and construction seyogyanya telah dibuat pula tata ruang maupun tata
4
letak. Namun dalam aktualisasi ini hanya dilakukan penggambaran ulang tata letak alat
mengingat beberapa peralatan bersifat portable dan tidak memerlukan tata letak
khusus. Desain laboratorium sangat bergantung pada jenis alat yang ada di dalamnya
yang diperlukan untuk melindungi atau membuat aman personel laboratorium yang
bekerja.
Dokumen administrasi berupa inventaris alat yang terbaru belum tersedia
membuat pengelolaan alat kurang terpantau dengan maksimal. Masih terdapat alat yang
belum memiliki nomor registrasi bahkan belum tercantum di daftar peralatan.
Inventaris alat yang tersedia pun masih secara overall gabungan antara laboratorium
kualitas air dan laboratorium mekanika tanah.
5
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika Publik
D. Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi
7
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN
8
b. Pengecekkan kelengkapan alat dan pemasangan pengangkat yang belum
terpasang.
c. Meninjau kembali dokumen/buku manual yang meliputi prosedur operasi serta
safety review (troubleshooting).
d. Melakukan uji coba (trial) penggunaan
Waktu Pelaksanaan: 3 (hari) hari kerja setelah installing serta pengadaan perangkat
yang belum ada dilanjutkan dengan uji coba penggunaan alat. Tiga hari ini dilakukan
simultan di akhir waktu pembuatan dokumen instruksi kerja.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan misalnya
terdapat malfungsi, gangguan, dan kerusakan selalu dipertanggungjawabkan
dengan bersikap selalu terbuka.
b. Etika Publik: Melakukan sesuatu dengan koorsinasi yang baik dengan berbagai
pihak.
d. Komitmen Mutu: Mengedepankan daya inovasi dalam menjalankan kegiatan
aktivitas dan mengerjakan secara efektif dan efisien.
c. Anti Korupsi: Menghindari perilaku koruptif dengan melaporkan nota
belanja/pengadaan perangkat listrik yang dibeli dengan benar.
9
5. Pembuatan laporan akhir
Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi
b. Pelaporan hasil pada atasan dan mentor
Waktu Pelaksanaan : 6 (enam) hari kerja dengan penyempurnaan serta perbaikan
dari kebutuhan pelaporan yang disampaikan oleh penanggung jawab pelaporan.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Penyusunan laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan
yang telah dilaksanakan dan sebisa mungkin agar memberikan kontribusi
khususnya di lingkungan Balai Litbang Rawa.
b. Nasionalisme : Pengaktualisasian budaya demokrasi melalui pendekatan dialog
dan wawancara dan penggunaan secara konsisten Bahasa Indonesia dalam
menyusun laporan akhir.
c. Etika Publik: Mendorong pelayanan kepada masyarakat yang lebih kompetitif
dengan menghadirkan berbagai pilihan jenis pengujian dengan memulai
penggunaan alat yang baru.
d. Komitmen Mutu: Mengoptimalkan sumber daya alat yang ada untuk dapat
mencapai tujuan akhir yang diinginkan (efisiensi).
e. Anti Korupsi: Meghindari manipulasi data hasil pengujian dan penelitian.
10
B. Hasil Kegiatan Aktualisasi
Dalam poin-poin berikut merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi
di atas :
1. Pembersihan laboratorium, penataan dan inventaris alat
Hal pertama yang dilakukan berupa pembersihan dan penataan kembali fasilitas
dan alat yang ada di dalam laboratorium. Bentuk aktivitas antara lain membersihkan
meja kerja dan rak/lemari alat, mencuci dan menata peralatan gelas dalam rak,
membersihkan refrigerator dari bunga es yang tebal serta merapikan dokumen
laboratorium.
Bentuk dokumentasi mengenai daftar alat maupun fasilitas yang ada di
laboratorium salah satunya diwujudkan dengan adanya dokumen inventaris alat yang
selalu updated. Kegiatan ini dilakukan dengan mengecek, mengkuantifikasi, dan
mendata setiap peralatan yang ada beserta spesifikasi maupun kondisinya. Jadi, seluruh
peralatan yang ada terdata dalam inventaris alat karena merupakan aset laboratorium.
11
Gambar 2. Dokumen Inventaris Alat
2. Penataan dan pembuatan layout laboratorium
Desain layout laboratorium diawali dengan mengetahui kondisi existing ruang,
fasilitas, sarana dan peralatan yang ada beserta dimensinya. Pembuatan desain
dilakukan menggunakan software RoomSketcher yang dapat diunduh secara gratis di
internet. Disisi lain, software bukan spesifik dalam pembauatan desain laboratorium
sehingga beberapa alat diserupakan dengan interior yang tersedia dalam software
namun tetap memperhatikan ukuran yang sesungguhnya (skalatis). Gambar desain
dicetak dalam bentuk selebaran yang memuat kenapakan tampilan dari beberapa sudut
ruang laboratorium.
Prinsip penataan dan penyimpanan bahan dan alat di laboratorium adalah aman,
mudah dicari, mudah diambil, serta memperhitungkan sumber kerusakan bahan dan
alat. Perlu diperhatikan pula pengklasifikasian berdasarkan jenis bahan, massa/bobot
alat juga tingkat keterpakaiannya sehingga akses atau keterjangkauan memudahkan si
pengguna. Area kerja beserta jalur evakuasi keselamatan kerja harus jelas dan dipahami
seluruh pengguna laboratorium. Best work practices dilaboratorium salah satunya
diwujudkan dengan layout laboratorium yang menunjang. Berikut gambar tampak atas
dari laboratorium kualitas air :
12
Gambar 3. Tampak Atas Laboratorium
( Gambar berlanjut …. )
14
Gambar 6. Pre start up dan commissoning hingga Inkubator Dapat Difungsikan
15
konsumsi listrik di ruang lain minimal. Hasilnya alat berhasil beroperasi normal tanpa
masalah pada kebutuhan listrik.
16
2. Profesionalisme: Bekerja sepenuh hati sesuai bidang keahlian dan
mengimplementasikan keterampilan bekerja di laboratorium secara konsisten dan
kontinyu.
3. Orientasi Misi: Tujuan akhir tercapai yakni memberikan layanan prima kepada
pelanggan terutama dalam hal kualitas, kepercayaan, dan ketidakberpihakan
4. Visioner: Selalu menatap jauh ke depan dengan selalu mengikuti perkembangan
pengetahuan dan teknologi terutama di bidang penelitian sehingga menjadi
laboratorium yang kompetitif, andal, dan tepercaya untuk pengendalian mutu
konstruksi bidang rawa.
5. Etika-Akhlaqul Karimah: Senantiasa menerapkan salam, sapa, senyum, sopan, dan
santun dalam memberikan pelayanan sebagai bentuk aktualisasi etika.
17
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Dari hasil aktualisasi yang dilakukan kurang lebih selama satu bulan di Balai Litbang
Rawa dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Keluaran (output) dari kegiatan aktualisasi diantaranya adalah
a. Instruksi kerja /prosedur penggunaan alat inkubator
b. Tersedianya dokumen inventaris alat yang updated
c. Tersedianya layout laboratorium kualitas air
2. Pengoptimalan penggunaan sumber daya yang ada dalam kegiatan di laboratorium
akan meningkatkan komitmen laboratorium dalam menghasilkan produk litbang
bidang rawa yang kompetitif, inovatif, andal, juga tepercaya serta layanan teknis
yang prima, kompeten, dan tidak memihak sesuai manajemen mutu yang
diterapkan.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada laboratorium Balai Litbang Rawa antara lain :
1. Kedepannya diharapkan laboratorium dapat melakukan pengujian air dimana
hasilnya dapat mengkategorikan kelas/status kualitas air (setidaknya jenis
pengujian untuk persyaratan minimum kelas terendah) sesuai standar dan kriteria
baku mutu. Beberapa parameter dan peralatan uji/analisis kualitas air yang perlu
ditambah adalah :
Parameter kimia
Uji COD Spektrofotometer sinar tampak, buret,
digestion vessel, dan heating block
Parameter mikrobiologi
Uji bakteri E. coli dan Fecal coli MPN set, tabung Durham, ose, autoklaf
Dan mikroskop
2. Dari segi tata letak dan ruang beberapa hal yang dapat diberi catatan antara lain
pemipaan yang kurang baik sehingga cukup menggangu di area kerja serta perlunya
penambahan fasilitas dan sarana berupa proteksi kebakaran, APD, juga perbaikan
di sarana supply air di laboratorium.
18
3. Personel laboratorium (teknisi/laboran) untuk lebih banyak disertakan dalam
pelatihan kompetensi dan keterampilan yang kemudian diterapkan ketika bekerja di
laboratorium secara kontinyu juga konsisten sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
19
PUSTAKA
20
LAMPIRAN
a. Inventaris Alat Laboratorium Kualitas Air
21
22
b. Prosedur atau Instruksi Kerja Alat Inkubator
23
24
c. Gambar Layout Laboratorium Kualitas Air
25
26
d. Pelatihan Pemahaman Persyaratan dan Dasar-dasar Kalibrasi Berdasarkan SNI
ISO/IEC 17025 : 2017
27