Anda di halaman 1dari 31

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

“OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM


KUALITAS AIR DI BALAI LITBANG RAWA”

DISUSUN OLEH :
NAMA : RIZAL PRAKARSA
NIP : 199609192019031002

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
TAHUN 2019

i
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL
BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH IV BANDUNG
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI


“OPTIMALISASI PENGGUNAAN ALAT LABORATORIUM
KUALITAS AIR DI BALAI LITBANG RAWA”

Disusun oleh :
Rizal Prakarsa, S.T.
199609192019031002

Diseminarkan pada :
Hari : Jumat
Taanggal : 6 September 2019

MENTOR COACH Plh. KEPALA BALAI DIKLAT


PUPR WILAYAH IV BANDUNG

Parlinggoman S., S.T., MPSDA Ir. Adi Wijaya, Ph.D Ir. S. Bambang Widyarta, M.T
NIP. 197012242003121003 NIP.195610081984031003 NIP. 196606201992031005

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN


FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA,
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ir. Moeh Adam, MM


NIP. 196503031992031002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur dilimpahkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas berkah dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan aktualisasi dengan
baik.
Kegiatan aktualisasi di unit organisasi masing-masing merupakan salah satu tahap dari
serangkaian kegiatan pelatihan dasar yang disiapkan pemerintah atau dalam hal ini Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
kepada Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Pelatihan dasar diadakan dalam rangka
membentuk karakter, sikap, dan perilaku agar dapat melaksanakan tugas dan perannya sebelum
diangkat menjadi PNS.
Ucapan terimakasih khusus terucapkan kepada pihak-pihak yang telah membimbing
dan membantu dalam bentuk apapun sehingga kegaitan aktualisasi yang dirancang penulis
dapat terlaksana dengan baik. Pihak tersebut antara lain :
1. Kepala Balai Litbang Rawa selaku mentor yaitu Bapak Parlinggoman
Simanungkalit, S.T., MPSDA yang telah memberikan bimbingan dan masukan
kepada penulis selama masa aktualisasi.
2. Kepala Seksi Layanan Balai Litbang Rawa, Bapak Yudi Lasmana, S.T., MPSDA
dan Ibu Dr. Nurlia selaku Kaseksi Litbang atas izin, bimbingan dan arahan yang
diberikan pada penulis.
3. Coach kegiatan aktualisasi yaitu Bapak Adi Wijaya, Ph.D dengan bimbingan dan
arahan yang diberikan.
4. Personel laboratorium termasuk Kepala Laboratorium dan teknisi/laboran di
laboratorium Balai Litbang Rawa.
5. Pegawai dan rekan di Balai Litbang Rawa yang mendukung dan membantu penulis.
6. Orang tua dan keluarga atas motivasi dan doa yang diberikan pada penulis.
Harapan penulis bahwa hasil pelaksanaan aktualisasi dapat menjadi masukan positif
bagi perkembangan dan kemajuan Balai Rawa pada khususnya dan dapat memberikan dampak
nyata bagi masyarakat pada umumnya.

Banjarmasin, September 2019

Penulis
iii
DAFTAR ISI

Halaman cover .................................................................................................................... i


Lembar Pengesahan ............................................................................................................ ii
Kata Pengantar .................................................................................................................... iii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iv
BAB I . PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Manfaat Kegiatan ............................................................................................. 2
BAB II. RENCANA AKTUALISASI ............................................................................... 3
A. Gambaran Umum Kondisi Laboratorium ......................................................... 3
B. Gagasan Pemecahan Masalah ........................................................................... 5
C. Kegiatan dan Nilai-nilai yang Diaktualisasikan ................................................ 5
D. Jadwal Kegiatan Aktualisasi ............................................................................. 7
BAB III. PELAKSANAAN DAN HASIL AKTUALISASI .............................................. 8
A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi .................................................................... 8
B. Hasil Aktualisasi ............................................................................................... 11
C. Dampak pada Penguatan Nilai, Visi dan Misi Organisasi ................................ 16
BAB IV. PENUTUP ........................................................................................................... 18
A. Simpulan ........................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................. 18
Pustaka ................................................................................................................................ 20
Lampiran ............................................................................................................................. 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laboratorium balai rawa dibentuk atas dasar Surat Keputusan Kepala Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Air dengan Nomor 23/KPTS/La/2008 yang berfungsi dalam
menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang rawa. Lingkup pengujian meliputi
hidrometri (muka air, batimetri, debit, kualitas air), topografi, dan mekanika tanah. Sebagai
laboratorium pengujian, pada tahun 2015 laboratorium balai rawa telah terakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan nomor akreditasi LP-944-IDN. Disamping itu,
laboratorium juga telah menerapkan standar SNI ISO 17025 : 2008 dan sistem manajemen mutu
ISO 9001:2008.
Pengujian di laboratorium dilaksanakan untuk menunjang keperluan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat juga keperluan masyarakat dan
instansi umum lainnya. Komitmen mutu laboratorium yakni menghasilkan produk
litbang yang inovatif, kompetitif, dan andal serta memberikan layanan teknis yang
prima, kompeten, netral dan konsisten untuk kepuasan pelanggan.
Di sisi lain, permintaan pengujian dari pihak luar tergolong masih belum terlalu
diminati. Faktor utama penyebab rendahnya daya saing uji laboratorium ini adalah
kurangnya jenis atau parameter pengujian laboratorium yang ada di Balai Rawa.
Misalnya saja dalam hal pengujian kualitas air, Balai Besar Teknik Kesehatan
Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP), Badan Penelitian Pertanian
Lahan Rawa (Balitra) maupun Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand) lebih
banyak menjadi rujukan. Untuk kategori pengujian air dan air limbah Balai Rawa hanya
mampu menganalisis sifat kimia (pH) dan sifat fisika yang meliputi TS, TDS, TSS, dan
salinitas. Sementara itu, Baristand Banjarbaru memiliki parameter uji air meliputi pH,
BOD, BOD5, COD, CO2, oksigen terlarut, konsentrasi zat terlarut lain (Ca, Cl, Mg, Cr,
Al, As, Fe, Cd, K) dan masih banyak lagi. Namun, sebelum jauh jenis alat uji ternayata
masih terdapat sumber daya alat di laboratorium kualitas air yang belum termanfaatkan.
Salah satunya adalah ruang pertumbuhan (inkubator) yang merupakan alat hibah dari
luar negeri. Bila dikaji lebih dalam alat tersebut dapat menunjang penelitian dalam
bidang pertanian di lahan rawa. Sampai saat ini, personel laboratorium belum mampu
mendayagunakan alat yang berasal dari Negeri Sakura tersebut. Hal tersebut

1
diakibatkan oleh minimnya jumlah SDM yang menguasai pengetahuan mengenai
laboratorium dan prosedur kerja berbagai macam alat.
Pengelolaan laboratorium salah satunya meliputi aspek pengadministrasian
berupa inventarisasi alat. Inventaris alat di laboratorium kualitas air belum paling
mutakhir (updated) dan rincian alat merupakan gabungan dengan laboratorium lain.
Disamping itu, beberapa alat masih banyak yang belum terdaftar sehingga tentunya
akan menyulitkan pengelolaan, penggunaan maupun pendataan aset laboratorium.
Selain itu, kondisi laboratorium yang memadai dengan penataaan/tata letak alat
dalam ruang laboratorium baik/ideal juga turut meningkatkan mutu pengujian karena
data hasil uji memiliki tingkat keabsahan dan validasi yang baik. Pengkondisian
lingkungan laboratorium sangat memengaruhi hasil pengukuran karena beberapa
besaran sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Penataan alat dan bahan juga
berkaitan dengan aspek K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SHE) bagi personel
yang bekerja di laboratorium. Jadi, bekerja di laboratorium yang nyaman dan aman
ditentukan dengan kondisi maupun tata ruang/tata letak yang baik dan standar.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari isu belum optimalnya penggunaan alat di laboratorium
kualitas air diantaranya :
1. Masih terdapat alat di laboratorium berupa inkubator iluminasi yang termanfaatkan
akibat belum adanya instruksi kerja (IK) alat.
2. Belum tersedianya inventaris alat yang updated dan tata letak (layout) laboratorium
pengujian.

C. Manfaat Kegiatan
Manfaat kegiatan aktualisasi antara lain adalah :
1. Tersedianya instruksi kerja alat inkubator sehingga alat dapat dimanfaatkan guna
keperluan penelitian dan pengujian.
2. Tersedianya inventaris alat laboratorium sebagai bentuk administrasi/pengelolaan
laboratorium.
3. Menghasilkan tata letak (layout) laboratorium dengan kondisi laboratorium yang
nyaman dan aman saat bekerja di laboratorium.

2
BAB II
RENCANA AKTUALISASI

A. Gambaran Umum Kondisi Laboratorium


Laboratorium Kualitas Air Balai Rawa merupakan laboratorium pengujian air
dan air limbah yang mencakup pengujian fisika seperti total padatan (TS), total padatan
terlarut (TDS), total padatan tersuspensi (TSS), dan kegaraman (salinitas) serta sifat
kimia berupa derajat keasaman (pH). Pengujian terhadap parameter-parameter tersebut
mengacu pada berbagai standar nasional yang tak lain merupakan hasil adopsi dari
standar yang berlaku secara internasional. Acuan pengujian pada parameter-parameter
yang dimaksud tersebut disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 1. Pengujian di Laboratorium Kualitas Air dan Acuannya
Pengujian Produk dan Parameter yang Diuji Acuan
Kualitas Air Pengukuran Konsentrasi Padatan
dengan Metode Gravimetri SNI 06.6989.3-2004
- TSS (Total Suspended Solid) SNI 06.6968.26-2005
- TDS (Total Dissolved Solid) SNI 06.6968.27-2005
- TS (Total Solid)
Keasaman (pH) Air/Air Limbah SNI 06.6989.11-2004

Jenis pengujian pada parameter kualitas air yang tertuang pada Tabel di atas
sangat bersifat umum (hampir seluruhnya fisika, kecuali pH). Koheren dengan hal
tersebut, minat pelanggan luar akan pengujian di laboratorium masih tergolong rendah.
Perlu diketahui bahwa status/ kelas kualitas air bila dibandingkan dengan baku mutu
air setidaknya memerlukan tiga parameter baik fisika, kimia, maupun mikrobiologi.
Baku mutu air berbeda beda tiap peruntukannya misalnya untuk air minum (konsumsi)
dan air bersih untuk pemandian. Peraturan Menteri Kesehatan No 416 tahun 1990
mengatur tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air (air bersih, air kolam
renang, dan air pemandian umum) dimana diperbarui dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No 907 tahun 2012. Dalam Permenkes RI No 492 tahun 2010 diatur
mengenai persyaratan kualitas air minum. Selain itu, PP Nomor 82 Tahun 2001 berisi
tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
Berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 klasifikasi mutu air menurut
peruntukkannya dibagi menjadi 4 (empat kelas). Kelas satu yaitu air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain
yang memper-syaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas dua, air

3
yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air,pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut . Kelas empat, air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Laboratorium yang beralamat di Jalan Gatot Subroto 6 Banjarmasin tersebut,
terletak di lantai 2 dengan luas yang tak lebih dari 500 ft 2. Tata letak peralatan pengujian
merupakan design konvensional dengan jumlah alat utama tidak begitu banyak. Alat
utama yang dimaksud berupa oven, pompa hampa, refrigerator, hood, pengaduk
magnetik, dan waterbath. Sementara itu, terdapat pula sebuah alat hibah dengan ukuran
paling besar diantara alat listrik yang lain masih tersusun rapi (baru) dan belum banyak
tersentuh oleh pihak laboratorium. Salah satunya alat tersebut berupa inkubator
iluminasi (kamar pertumbuhan) dimana manufaktur berasal dari Jepang. Sebenarnya
inkubator sangat menunjang dalam analisis kualitas air seperti BOD dan kadar E.coli /
Coliform (uji mikrobiologi). Oleh karena itu, kajian penggunaan alat tersebut untuk
pengembangan laboratorium sangat diperlukan.
Dari segi sumber daya manusia, laboratorium kualitas air memiliki sedikitnya
dua teknisi dalam melakukan pengujian di dalamnya. Selain itu, karena keterbatasan
SDM, beberapa pegawai bidang lain juga disertakan dalam pelatihan pengujian
Penyebab masih adanya sarana alat laboratorium yang belum digunakan
meliputi bebrapa faktor berikut :
1. Personel laboratorium belum memahami manual penggunaan alat (baru)
2. Saat ini jenis pengujian dan penelitian menggunakan alat inkubator belum
banyak diperlukan atau kurang menunjang kegiatan di lingkup balai.
Kegiatan pengujian di laboratorium memiliki frekuensi yang rendah (sekitar 3-
4 pengujian tiap tahun) dengan jumlah sampel rata-rata mencapai 120. Panduan tata
letak alat dan layout laboratorium belum tersedia selama ini. Laboratorium kualitas air
di Balai Litbang Rawa hampir seluruhnya melakukan pengujian secara fisika saja
sehingga tidak terdapat bahan kimia maupun bahan berbahaya lainnya. Oleh karena itu,
tata letak tidak memerlukan kajian dan analisis yang rumit. Sejatinya dalam tahapan
planning, design, and construction seyogyanya telah dibuat pula tata ruang maupun tata
4
letak. Namun dalam aktualisasi ini hanya dilakukan penggambaran ulang tata letak alat
mengingat beberapa peralatan bersifat portable dan tidak memerlukan tata letak
khusus. Desain laboratorium sangat bergantung pada jenis alat yang ada di dalamnya
yang diperlukan untuk melindungi atau membuat aman personel laboratorium yang
bekerja.
Dokumen administrasi berupa inventaris alat yang terbaru belum tersedia
membuat pengelolaan alat kurang terpantau dengan maksimal. Masih terdapat alat yang
belum memiliki nomor registrasi bahkan belum tercantum di daftar peralatan.
Inventaris alat yang tersedia pun masih secara overall gabungan antara laboratorium
kualitas air dan laboratorium mekanika tanah.

B. Gagasan Pemecah Masalah


Gagasan yang diusulkan untuk memecahkan masalah mengenai masih terdapat
alat laboratorium yang belum termanfaatkan adalah dengan mempersiapkan dokumen
prosedur/instruksi kerja dan operasi alat (inkubator). Diperlukan pula inventarisasi alat
khusus laborarium kualitas air yang mutakhir beserta tata letak peralatan di
laboratorium turut menyumbang andil dalam pengelolaaan laboratorium sesuai sasaran
kebijakan mutu yang telah ditetapkan.

C. Rencana Kegiatan dan Nilai-nilai yang Diaktualisasikan


Dalam mewujudkan gagasan sebagai solusi pemecahan masalah/isu yang
diangkat, rangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :
1. Koordinasi dan persiapan penyusunan program kegiatan
Sebagai langkah awal dalam memahamai kondisi setempat adalah dengan
melakukan identifikasi seperti melalui wawancara dengan pihak yang terkait
langsung dengan pengelolaan laboratorium di Balai Litbang Rawa.
Tahapan Kegiatan :
1. Mempelajari dan memahami tugas dan fungsi seksi layanan serta menelaah
SOP dan kebijakan pelayanan
2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Balai (selaku mentor), kepala seksi
layanan, serta kepala laboratorium dan teknisi di laboratorium
Output : Hasil identifikasi dan penelaahan terhadap pelayanan pengujian di
laboratorium kualitas air.

5
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika Publik

2. Penyusunan prosedur penggunaan alat inkubator


Pembuatan SOP penggunaan alat berdasarkan buku manual alat dan
membahasakan ke bahasa yang lebih mudah dipahami
Tahapan Kegiatan :
1. Menyusun kembali rencana program
2. Melakukan studi literatur dan manual alat uji yang menjadi objek
3. Pembuatan prosedur penggunaan alat
Output : Dokumen intruksi kerja alat inkubator iluminasi
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu

3. Penataan layout laboratorium ditinjau dari beberapa aspek


Tahapan Kegiatan :
1. Koordinasi dengan pengelola laboratorium dan kepala seksi pelayanan
2. Inventarisasi alat laboratorium dan mempelajari karakteristik bahan, alat
dan prosedur
3. Pembuatan design tata letak alat di laboratorium
4. Penataan alat sesuai tata letak
Output : Dokumen daftar alat (inventaris alat)
Desain tata letak alat di laboratorium
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Komitmen mutu
3. Etika Publik

4. Pembuatan laporan akhir


Tahapan Kegiatan :
1. Membuat laporan mengenai pelaksanaan aktualisasi
6
2. Pelaporan hasil pada atasan dan mentor
Output : Laporan hasil pelaksanaan
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan :
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika publik
4. Komitmen mutu

D. Jadwal Kegiatan
Tabel 2. Tabel Rencana Kegiatan Aktualisasi

7
BAB III
PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


1. Koordinasi dan persiapan penyusunan kegiatan
Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Mempelajari dan memahami tugas dan fungsi seksi layanan serta menelaah SOP
dan kebijakan pelayanan.
b. Melakukan koordinasi serta konsultasi dengan Kepala Balai (selaku mentor),
kepala seksi layanan, kepala laboratorium dan teknisi di laboratorium.
Waktu Pelaksanaan: 4 (empat) hari kerja dengan rincian berkonsultasi dengan
bebrbagai pihak dan simultan dengan memahami dan menelaah SOP pelayanan
pengujian di laboratorium
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Akurasi hasil perencanaan kegiatan pemanfaatan dan penggunaan
alat sebagai cermin integritas ASN.
b. Nasionalisme: Menyelesaiakan masalah dimana solusi/penyelesain didapatkan
melalui dialog/musyawarah dengan berbagai pihak.
c. Etika Publik: Melakukan kegiatan dengan terlebih dahulu meminta pendapat dari
atasan sebagai salah satu etika berorganisasi.
d. Komitmen Mutu: Menjaga hasil perencanaan yang berorientasi pada mutu dengan
melakukan identifikasi secara cermat dan teliti.

2. Penyusunan prosedur penggunaan (Instruksi Kerja) alat inkubator


Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Melakukan studi literatur termasuk memahami buku panduan/manual inkubator
b. Pembuatan dokumen yang berisi cara operasi dan instruksi kerja inkubator
Waktu Pelaksanaan : 7 (tujuh) hari kerja untuk mendapatkan informasi yang utuh
dan meyeluruh dari dokumen asli fabrikan.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Penyusunan prosedur penggunaan alat atu instruksi kerja yang
informatif, sistematis, dam mudah dipahami sebagai bentuk integritas dalam
menjalankan profesi.
b. Nasionalisme: Dokumentasi dibuat dengan bahasa nasional, Bahasa Indonesia
dari sebelumnya manual manufaktur yang tersedia dalam bahasa Inggris dan
Jepang.
c. Komitmen Mutu: Penelahaan yang dikerjakan secara cermat, tepat, efektif dan
efisien dengan tetap memperhatihan beberapa aspek.

3. Start up dan commissioning inkubator iluminasi


Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Melakukan konsultasi untuk meminta masukkan serta arahan kepada kepala seksi
layanan sebagai tindak lanjut dari pengecekkan yang dilakukan sebelumnya.

8
b. Pengecekkan kelengkapan alat dan pemasangan pengangkat yang belum
terpasang.
c. Meninjau kembali dokumen/buku manual yang meliputi prosedur operasi serta
safety review (troubleshooting).
d. Melakukan uji coba (trial) penggunaan
Waktu Pelaksanaan: 3 (hari) hari kerja setelah installing serta pengadaan perangkat
yang belum ada dilanjutkan dengan uji coba penggunaan alat. Tiga hari ini dilakukan
simultan di akhir waktu pembuatan dokumen instruksi kerja.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Bertanggung jawab terhadap apa yang dikerjakan misalnya
terdapat malfungsi, gangguan, dan kerusakan selalu dipertanggungjawabkan
dengan bersikap selalu terbuka.
b. Etika Publik: Melakukan sesuatu dengan koorsinasi yang baik dengan berbagai
pihak.
d. Komitmen Mutu: Mengedepankan daya inovasi dalam menjalankan kegiatan
aktivitas dan mengerjakan secara efektif dan efisien.
c. Anti Korupsi: Menghindari perilaku koruptif dengan melaporkan nota
belanja/pengadaan perangkat listrik yang dibeli dengan benar.

4. Melakukan inventarisasi alat laboratorium dan membuat layout (tata letak)


laboratorium
Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Koordinasi dengan pengelola laboratorium dan kepala seksi layanan.
b. Inventarisasi semua peralatan dan bahan yang terdapat di laboratorium.
c. Melakukan pengukuran ruangan, dimensi alat, dan pengamatan tata letak.
d. Pembuatan desain tata letak dengan RoomSketcher.
e. Melakukan penataan kembali alat sesuai layout yang telah dibuat.
Waktu Pelaksanaan: 6 (enam) hari kerja dengan kegiatan pembersihan, penataan,
pendataan alat, pengukuran dimensi alat dan dilanjutkan dengan pembuatan gambar
tata letak.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas : Melakukan segala kegiatan secara terukur dan berimbang serta
dapat dipertanggungjabkan.
b. Nasionalisme : Keputusan yang diambil melalui musyawarah untuk kepentingan
bersama.
c. Etika Publik: Menyajikan data dan informasi mengenai laboratorium secara
sebenarnya dan transparan mengenai aset yang dimiliki laboratorium dan potensi
pengembangan.
d. Komitmen Mutu: Berorientasi pada pelayanan prima melalui terciptanya kondisi
lingkungan laboratorium ytang menunjang dalam kegiatan pengujian dan
penelitian yang ada didalamnya.

9
5. Pembuatan laporan akhir
Pelaksanaan Tahapan Kegiatan:
a. Penyusunan laporan pelaksanaan aktualisasi
b. Pelaporan hasil pada atasan dan mentor
Waktu Pelaksanaan : 6 (enam) hari kerja dengan penyempurnaan serta perbaikan
dari kebutuhan pelaporan yang disampaikan oleh penanggung jawab pelaporan.
Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan:
a. Akuntabilitas: Penyusunan laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban kegiatan
yang telah dilaksanakan dan sebisa mungkin agar memberikan kontribusi
khususnya di lingkungan Balai Litbang Rawa.
b. Nasionalisme : Pengaktualisasian budaya demokrasi melalui pendekatan dialog
dan wawancara dan penggunaan secara konsisten Bahasa Indonesia dalam
menyusun laporan akhir.
c. Etika Publik: Mendorong pelayanan kepada masyarakat yang lebih kompetitif
dengan menghadirkan berbagai pilihan jenis pengujian dengan memulai
penggunaan alat yang baru.
d. Komitmen Mutu: Mengoptimalkan sumber daya alat yang ada untuk dapat
mencapai tujuan akhir yang diinginkan (efisiensi).
e. Anti Korupsi: Meghindari manipulasi data hasil pengujian dan penelitian.

10
B. Hasil Kegiatan Aktualisasi
Dalam poin-poin berikut merupakan hasil dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi
di atas :
1. Pembersihan laboratorium, penataan dan inventaris alat
Hal pertama yang dilakukan berupa pembersihan dan penataan kembali fasilitas
dan alat yang ada di dalam laboratorium. Bentuk aktivitas antara lain membersihkan
meja kerja dan rak/lemari alat, mencuci dan menata peralatan gelas dalam rak,
membersihkan refrigerator dari bunga es yang tebal serta merapikan dokumen
laboratorium.
Bentuk dokumentasi mengenai daftar alat maupun fasilitas yang ada di
laboratorium salah satunya diwujudkan dengan adanya dokumen inventaris alat yang
selalu updated. Kegiatan ini dilakukan dengan mengecek, mengkuantifikasi, dan
mendata setiap peralatan yang ada beserta spesifikasi maupun kondisinya. Jadi, seluruh
peralatan yang ada terdata dalam inventaris alat karena merupakan aset laboratorium.

Gambar 1. Kondisi Laboratorim Sebelum (Kiri) dan Sesudah (Kanan)


Kendala yang ditemui saat melakukan inventaris alat adalah daftar alat di
inventaris eksisting tidak terpisah antara satu laboratorium dan laboratorium lain serta
tidak lengkap. Nomor registrasi yang hilang memerlukan crosscheck dengan peralatan
di laboratorium yang lain.

11
Gambar 2. Dokumen Inventaris Alat
2. Penataan dan pembuatan layout laboratorium
Desain layout laboratorium diawali dengan mengetahui kondisi existing ruang,
fasilitas, sarana dan peralatan yang ada beserta dimensinya. Pembuatan desain
dilakukan menggunakan software RoomSketcher yang dapat diunduh secara gratis di
internet. Disisi lain, software bukan spesifik dalam pembauatan desain laboratorium
sehingga beberapa alat diserupakan dengan interior yang tersedia dalam software
namun tetap memperhatikan ukuran yang sesungguhnya (skalatis). Gambar desain
dicetak dalam bentuk selebaran yang memuat kenapakan tampilan dari beberapa sudut
ruang laboratorium.
Prinsip penataan dan penyimpanan bahan dan alat di laboratorium adalah aman,
mudah dicari, mudah diambil, serta memperhitungkan sumber kerusakan bahan dan
alat. Perlu diperhatikan pula pengklasifikasian berdasarkan jenis bahan, massa/bobot
alat juga tingkat keterpakaiannya sehingga akses atau keterjangkauan memudahkan si
pengguna. Area kerja beserta jalur evakuasi keselamatan kerja harus jelas dan dipahami
seluruh pengguna laboratorium. Best work practices dilaboratorium salah satunya
diwujudkan dengan layout laboratorium yang menunjang. Berikut gambar tampak atas
dari laboratorium kualitas air :

12
Gambar 3. Tampak Atas Laboratorium

Gambar 4. Layout Interior Laboratorium

3. Pembuatan prosedur atau instruksi kerja alat inkubator iluminasi


Dalam menyusun instruksi kerja ini didasarkan atas telaah pada dokumen
manual instruction yang disertakan manufaktur pada alat. Instruksi kerja disusun dan
13
ditulis dengan bahasa teknis yang lebih praktis dan mudah dipahami oleh pengguna.
Untuk memberi pengetahuan awal pada personel laboratorium, dokumen instruksi kerja
tidak hanya memuat prosedur pengoperasian saja, namun dilengkapi dengan gambaran
umum/spesifikasi alat serta operasi dan sinyal peringatan.

Gambar 5. Instruksi Kerja Alat Inkubator Iluminasi

4. Start up and commissioning alat

( Gambar berlanjut …. )

14
Gambar 6. Pre start up dan commissoning hingga Inkubator Dapat Difungsikan

Pada tahap pre-start up, setelah pemeriksaan kelengkapan alat dilakukan


ternyata ditemukan bahwa steker untuk dihubungkan ke sumber listrik belum terpasang
pada perangkat. Untuk itu, diadakan steker yang sesuai dengan spesifikasi arus dan
voltase yang dibutuhkan agar tidak menimbulkan hal-hal yang merugikan seperti
korsleting, kabel meleleh, bahkan timbulnya api. Beberapa saluran juga dipasang
termasuk saluran pembuangan dan saluran supply air distilat. Air distilat / akuades
dimasukkan dalam jiligen setidaknya 4 - 5 liter.
Setelah semua siap, kran supply air dibuka dan steker dihubungkan ke sumber
listrik AC. Kemudian tombol on/off alat ditekan sehingga layar menyala dimana
menunjukkan beberapa parameter input. Trial dilakukan dengan menginputkan nilai set
point berupa suhu, pencahayaan, dan kelembapan.
Kendala yang dialami saat proses trial inkubator pertama kali adalah MCB
turun/jeglek (trip) beberapa menit setelah alat dioperasikan. MCB turun
mengindikasikan bahwa beban listrik melebihi dengan daya yang terpasang karena trial
dilakukan di siang hari dimana banyak perangkat listrik yang mengkonsumsi daya
listrik besar sedang digunakan. Hal tersebut mengingat instalasi listrik MCB tersebut
mencakup ruang tata usaha dan ruang rapat, sehingga konsumsi listrik inkubator yang
tergolong besar ditambah beban komputer dan AC di ruang yang lain sehingga menjadi
sangat besar. Inisiatif yang dilakukan yakni melakukan trial di malam hari saat

15
konsumsi listrik di ruang lain minimal. Hasilnya alat berhasil beroperasi normal tanpa
masalah pada kebutuhan listrik.

5. Mengikuti Pelatihan Kemampuan Laboratorium


Pelatihan diselenggarakan pada 29 Juli - 30 Juli 2019 berlangsung di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air di Jalan Ir. Djuanda Bandung yang
diikuti seluruh perwakilan Balai di bawah Puslitbang SDA. Tujuannya adalah melatih
dan memberikan pemahaman kepada personel laboratorium mengenai persyaratan dan
dasar-dasar kalibrasi berdasarkan Standar ISO 17025 : 2017. Sebelumnya
Laboratorium Balai Litbang Rawa telah memperoleh ISO 17025 : 2008, dengan
dirilisnya ISO 17025 terbaru yakni tahun 2017 terdapat beberapa perubahan
diantaranya menggunakan pendekatan proses, lebih menekankan orientasi hasil,
menekankan penggunaan teknologi informasi, dan menggunakan pendekatan risk-
based thinking. Pada hari kedua pelatihan, dibahas mengenai analisis kalibrasi pada
beberapa alat laboratorium yang umum seperti timbangan dan volumetric glassware.

C. Dampak pada Penguatan Nilai, Visi dan Misi Organisasi


Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka mendukung visi Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR dalam
memanfaatkan teknologi dan kebijakan untuk mendukung terwujudnya infrastruktur
pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang handal dalam mendukung Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian bersadarkan gotong royong dan misi Balitbang
untuk: 1. Menghasilkan teknologi dan kebijakan guna mempercepat pembangunan
infrastruktur sumber daya air, termasuk sumber daya maritim untuk ketahanan air,
kedaulatan pangan, dan kedaulatan energi dan 2. Meningkatkan tata kelola sumber daya
organisasi, Badan Litbang PUPR yang meliputi keuangan dan BMN, SDM, dan Sarana
Kelitbangan, Program, Monitoring dan evaluasi, serta administrasi, standardisasi,
diseminasi dan kerjasama.
Selain itu, kegiatan tersebut juga akan menguatkan nilai organisasi Kementerian
PUPR (iProve) dengan indikasi sebagai berikut:
1. Integritas: Melakukan pekerjaan dengan benar, jujur, bertanggung jawab dan
berpegang teguh pada kode etik dan SOP di lingkungan kerja

16
2. Profesionalisme: Bekerja sepenuh hati sesuai bidang keahlian dan
mengimplementasikan keterampilan bekerja di laboratorium secara konsisten dan
kontinyu.
3. Orientasi Misi: Tujuan akhir tercapai yakni memberikan layanan prima kepada
pelanggan terutama dalam hal kualitas, kepercayaan, dan ketidakberpihakan
4. Visioner: Selalu menatap jauh ke depan dengan selalu mengikuti perkembangan
pengetahuan dan teknologi terutama di bidang penelitian sehingga menjadi
laboratorium yang kompetitif, andal, dan tepercaya untuk pengendalian mutu
konstruksi bidang rawa.
5. Etika-Akhlaqul Karimah: Senantiasa menerapkan salam, sapa, senyum, sopan, dan
santun dalam memberikan pelayanan sebagai bentuk aktualisasi etika.

17
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil aktualisasi yang dilakukan kurang lebih selama satu bulan di Balai Litbang
Rawa dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Keluaran (output) dari kegiatan aktualisasi diantaranya adalah
a. Instruksi kerja /prosedur penggunaan alat inkubator
b. Tersedianya dokumen inventaris alat yang updated
c. Tersedianya layout laboratorium kualitas air
2. Pengoptimalan penggunaan sumber daya yang ada dalam kegiatan di laboratorium
akan meningkatkan komitmen laboratorium dalam menghasilkan produk litbang
bidang rawa yang kompetitif, inovatif, andal, juga tepercaya serta layanan teknis
yang prima, kompeten, dan tidak memihak sesuai manajemen mutu yang
diterapkan.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan kepada laboratorium Balai Litbang Rawa antara lain :
1. Kedepannya diharapkan laboratorium dapat melakukan pengujian air dimana
hasilnya dapat mengkategorikan kelas/status kualitas air (setidaknya jenis
pengujian untuk persyaratan minimum kelas terendah) sesuai standar dan kriteria
baku mutu. Beberapa parameter dan peralatan uji/analisis kualitas air yang perlu
ditambah adalah :
Parameter kimia
Uji COD Spektrofotometer sinar tampak, buret,
digestion vessel, dan heating block
Parameter mikrobiologi
Uji bakteri E. coli dan Fecal coli MPN set, tabung Durham, ose, autoklaf
Dan mikroskop

2. Dari segi tata letak dan ruang beberapa hal yang dapat diberi catatan antara lain
pemipaan yang kurang baik sehingga cukup menggangu di area kerja serta perlunya
penambahan fasilitas dan sarana berupa proteksi kebakaran, APD, juga perbaikan
di sarana supply air di laboratorium.
18
3. Personel laboratorium (teknisi/laboran) untuk lebih banyak disertakan dalam
pelatihan kompetensi dan keterampilan yang kemudian diterapkan ketika bekerja di
laboratorium secara kontinyu juga konsisten sesuai tugas dan tanggung jawabnya.

19
PUSTAKA

Depkes RI, 2002, Permenkes Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang


Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Depkes RI, Jakarta
Depkes RI, 2010, Permenkes Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/PER/VI/2010 tentang
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Depkes RI, Jakarta
http://eprints.ums.ac.id/42467/23/Alban%202.pdf Diakses 3 September 2019 pukul 11.20
https://studylibid.com/doc/988322/analisis-bakteri-e.-coli-pada-air-minum-dalam Diakses 3
September 2019 pukul 11.30
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/53103/pp-no-82-tahun-2001 Diakses 3 September
2019 pukul 13.00
Pemerintah Pusat, Desember 2001, Peraturan Pemerintah (PP) tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air, Jakarta

20
LAMPIRAN
a. Inventaris Alat Laboratorium Kualitas Air

21
22
b. Prosedur atau Instruksi Kerja Alat Inkubator

23
24
c. Gambar Layout Laboratorium Kualitas Air

25
26
d. Pelatihan Pemahaman Persyaratan dan Dasar-dasar Kalibrasi Berdasarkan SNI
ISO/IEC 17025 : 2017

27

Anda mungkin juga menyukai