Anda di halaman 1dari 10

Aurelly Andharatasya Ardama

2006481934
Metalurgi Ekstraksi

Flotation of copper sulfide


By Gde Pandhe Wisnu Suyantara

Copper and the circular economy

Circular Economy
Bahan baku à produk à bisa ditarik kembali atau tidak untuk di recycle untuk mengurangi
polutan yang ada pada lingkungan

Copper à setelah ditambang à di refine à dalam bentuk tembaga murni à panel surya
atau electric appliance yang lain à recyle à metal di ambil dan di recoverà digunakan
untuk produk yang lainnya (kereta, bangunan, etc)

2 posisi :
- Raw material
- Proses

Hulu/upstream : membuat
Hilir : me recycle

Copper from conventional mine


Grasberg (tambang terbuka) à setelah ditambang

Copper bearing minerals

Other Valuable Minerals – Molybdenite


• Mainly produced from copper-molybdenum ores
• Used as refractory metal
• Moly grease
• 60% à making steel alloys and superalloys
Materials and Methods

Solvent extraction

Solvent Extraction à untuk mineral yang mengandung oxide atau sudah teroksidasi
(leaching), menggunakan sulfuric acid, setelah di leaching akan di electro refining

The manufacturing process of copper


Gang mineral : quartz, pyrite, (non valuable mineral) à silica mineral
Process :
• Copper ore (sulfide minerals) Cu 1%
• Crushing
• Liberation
• Grinding
• Clasisification
• Concentration à copper 25%
• Pyrometallurgy
• Smelting
• Electrolytic refining à Cu 99%

Flotation of copper and molybdenum (Cu-Mo)

• Menggunakan seawater karena merupakan larutan buffer (pH tidak berubah)


• Untuk copper Pada pH 9,5 terjadi presipitasi à mineral akan terganggu untuk
selektif flotasi
• Selain seawater à NaHS (copper depressant), untuk memisahkan molybdenum,
tembaga menjadi hidrofilik sedangkan molybdenum menjadi hidrofobik sehingga
dapat dilakukan flotasi

Flotation using Seawater


Froth Flotation
• Memecahkan gelembung
• Valuable material dapat diambil
• Yang ingin di depress atau di tailing dijadikan hidrofilik
• Foam nya saja yang diambil
• Yang berbentuk agregat

• Hidrofilik tidak akan attach sama bubble


• Serta memperhatikan seberapa cepat terjadinya attachment

• Grafit : ada karbon à ada ketakutan terhadap air, air tidak spreading (hidrofobik
• Kalau air spreading maka hidrofilik

Contact Angle Measurements


• Penambahan kerosin à molybdenum menjadi lebih tinggi posisi nya dibandingkan
chalcopyrite, serta terlihat perbedaan sebesar 40%

Good Flotation
• Mengubah bentuk permukaan (hidrofilik à hidrofobik) dengan penambahn
chemical (diesel oil (non sulfida), xanthate, dithiophosphate, etc)
• Membuat gelembung menjadi semakin kecil (permukaan yang luar biasa besar
sehingga pemisahan menjadi lebih efektif) à penggunaan frothers (karbol, MIBC,
pine oil, etc)
• Bahan kimia untuk menstabilisasi adsorbs menuju permukaan partikel (CuSO4)
• Flotasi harus selektif pada mineral-mineral yang diinginkan à dibutuhkan
depressants (pH modifiers, cyanide, oxidizing agents)
• IMPORTANTS FACTORS
o Mineral compositions (oxide, sulphide) (valuable vs gangue)
o Mineral liberations (particle size distribution)
o Collector types, dosage, and treatment time
o Eh (potential solutions dan pH
o Separation strategy (rougher flotation, cleaner flotation, regrinding,
scavenger flotation (tailing), etc)
o Surface mechanism

SUMMARY
• Partikel kecil : mineral harus bertemu bubble kalau partikel terlalu kecil partikel tidak
bisa bertemu dengan bubble
• Partikel besar : liberasi bagus, bubble tidak bisa mengapung sehingga recovery
rendah
• Normal : 70-100 mikron
• Intinya harus liberasi yang sesuai agar pemisahan menggunakan gelembung dapat
dilakukan

Zeta potential study


• Physical property which is exhibited by any particle in suspension

• Key indicator of the stability of a colloidal dispersion and the formation of


aggregation, sedimentation ad or flocculation
Hydrodynamic
Conclusions

Anda mungkin juga menyukai