Anda di halaman 1dari 777

USKP REVIEW –B

UP-DATING PPN
SESUAI KETENTUAN TERBARU 2022

Dipaparkan Oleh :
SAPTO WINDI ARGO
TAX CONSULTANT (0812-98-87-240)

Jakarta (ON-Line), 30 JULI 2022


Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 1
Pemenuhan

Sekilas Pembicara: PAJAK


Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,
Sapto Windi Argo, S.E., Ak., M.Ak., C.A., B.K.P
KKP Sapto Windi Argo, BKP
1 TTL : Purworejo, Agustus 1980
2 Pekerjaan : Partner di TaxSys Indonesia
3 Pendidikan : a. S-1 di STIE DR. Mochtar Talib - Jakarta
b. S-2 di Universitas Trisakti - Jakarta
4 Aktifitas : a. Faculty Member-Part Time di Universitas Prasetiya Mulya
b. Dosen/Pengajar Perpajakan di PPA Trisakti
c. Tax-Trainer sejak Tahun 2003
d. Tax-Consultant sejak Tahun 2005
5 Keanggotaan : a. Anggota Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (IKPI)
Cabang Tangerang Selatan
b. Anggota Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
HP: 0812 98 87 240
Pendamping Kelas: Email: swargo@gmail.com
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 2
PPN SECARA UMUM Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 3
KONSEP UMUM PPN INDONESIA

PEMBELIAN PENJUALAN

Faktur Faktur

Harga Beli = 200 jt Harga Jual = 300 jt


PM (11%) = 22 jt PK (11%) = 33 jt
Jumlah = 222 jt Jumlah = 333 jt
Pajak Keluaran = 33 jt
Pajak Masukan = 22 jt
Kurang Setor = 11 jt

Lapor
SPT Masa

KPP
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 4
PEMBAYARAN
PAJAK (PMK-242/2014)
PPh Pasal 21/26
PPh Pasal 23/26
PPh Pasal 22 Badan Tertentu
PPh Pasal 15 Max Tgl 10 Bulan
PPh Pasal 4 (2) Non UMKM Berikutnya
PPh Pasal 4 (2) UMKM yg dipotong 0,5%

PPh Pasal 25 Max Tgl 15 Bulan


PPh 4 (2) UMKM yg disetor sendiri 0,5% Berikutnya
Max Akhir Bln Ke-3/Ke-4
Stlh Tahun Pajak
PPh Pasal 29 (PPh KB Akhir Tahun)
Sebelum SPT Tahunan
PPh Disampaikan

PPN Max Akhir Bulan Berikutnya,


Sebelum SPT Disampaikan

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 5
PEMBAYARAN
PAJAK (PMK-242/2014)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 6
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 7
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 8
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 9
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 10
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 11
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 12
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 13
KARAKTER PPN
❑ PPN adalah pajak tidak langsung (penanggung
jawab pemungutan dan penyetoran pajak dg
pemikul beban pajak berada pada pihak yang
berbeda) PENJUAL
➢ Penjual tidak memungut PPN? TIDAK MENYETOR PPN?
TANGGUNG JAWAB RENTENG
➢ Pembeli sudah membayar kepada penjual?

?
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 14
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 15
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 16
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 17
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 18
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 19
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 20
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 21
KARAKTER PPN
❑ PPN sebagai pajak objektif (dilihat objek-nya
ada/tidak)
➢ Tidak tergantung Subjektifitas?
➢ Dampak regresif?
➢ PPnBM?

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 22
KONSEP PPN INDONESIA
KARAKTER PPN
❑ PPN bersifat Multi Stage Levy
Beda antara PPn dengan PPN?

PT A -----> PT B -------> PT C -------> Tn. ARGO


HJ= 1.000 HJ = 1.250 HJ = 2.000
PK 100 PK 125 PK 200
PM - PM - 100 PM - 125
SET. 100 SET. 25 SET. 75

Non-Double Taxation
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 23
KONSEP PPN INDONESIA
KARAKTER PPN
❑ PPN adalah pajak atas konsumsi di dalam negeri
Penekanan pada “Destination Principle” (jika
dikaitkan dengan transaksi cross border area)?
Ekspor? 0%?
--→ PPN Masukan bukan penambah harga ekspor
--→ PPN Masukan dapat dikreditkan

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 24
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 25
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 26
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 27
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 28
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 29
Pemenuhan
PAJAK
Pasal 1A Terkait Termasuk Peny. BKP dan Tidak Termasuk Peny. BKP
Termasuk Peny. BKP = Pasal 1A Ayat (1) Kewajiban,,,
Tdk Termasuk Peny. BKP = Pasal 1A Ayat (2) Ke-Negaraan,,,
Detail Perubahan/Penambahan/Penghapusan:
Pasal 1A Ayat (1) Huruf g = Peny. Konsinyansi = SUDAH DIHAPUS
Dg demik. Konsinyasi Tidak/Belum Terut. PPN
Pasal 1A Ayat (2) Huruf d = Tidak Termasuk Peny. BKP,,,
Pengalihan BKP Dalam Rangka:
Penggab.
Peleb.
Pemek.
Pemec.
Pengambil-alihan Us.
dan,,, Pengalihan BKP utk Tujuan
Setoran Modal Pengganti Saham
Konotasi dari,,,,
Setoran Modal Pengganti Saham = PT
GMN jika ke CV,,,,, atau Badan Lain?

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 30
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 31
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 32
Pemenuhan
PAJAK
Pasal 1A Terkait Termasuk Peny. BKP dan Tidak Termasuk Peny. BKP
Termasuk Peny. BKP = Pasal 1A Ayat (1) Kewajiban,,,
Tdk Termasuk Peny. BKP = Pasal 1A Ayat (2) Ke-Negaraan,,,
Detail Perubahan/Penambahan/Penghapusan:
Pasal 1A Ayat (1) Huruf g = Peny. Konsinyansi = SUDAH DIHAPUS
Dg demik. Konsinyasi Tidak/Belum Terut. PPN
Pasal 1A Ayat (2) Huruf d = Tidak Termasuk Peny. BKP,,,
Pengalihan BKP Dalam Rangka:
Penggab.
Peleb.
Pemek.
Pemec.
Pengambil-alihan Us.
dan,,, Pengalihan BKP utk Tujuan
Setoran Modal Pengganti Saham

GREY
Konotasi dari,,,,
Setoran Modal Pengganti Saham = PT
GMN jika ke CV,,,,, atau Badan Lain?
?
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 33
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 34
Yang Terbaru diatur dalam Pasal 1A UU Cipta Kerja Cluster PPN jo. Pasal 5A PP 09/2021:
Pemenuhan
TERKAIT INBRENG PAJAK
= Penyertaan Modal Pengganti Saham (Kepemilikan Modal) dalam bentuk selain Uang. Kewajiban,,,
= Wujud Barang,,,,
Ke-Negaraan,,,
ADA 3 WUJUD YG DIATUR DALAM UU CIPTA KERJA:
1 Jika INBRENG-nya dari PKP kepada PKP
TIDAK TERUTANG PPN
2 Jika INBRENG-nya dari PKP kepada NON-PKP
TERUTANG PPN
3 Jika INBRENG-nya dari NON PKP kepada PKP
SEJATINYA TERUTANG PPN, NAMUN TIDAK DILAKUKAN PEMUNGUTAN PPN
KERANA YG MENYERAHKAN NON PKP….
PERTANYAAN BESAR ADALAH…... APAKAH PKP YG MENERIMA HARUS SETOR SENDIRI PPN?
NDAK JELAS,,,,, NAMUN KALAU SAYA BERPANDANGAN = YA HARUSNYA TETEP TDK TERUTANG PPN
SUBSTANCE-nya,,,, yg menyerahkan Non PKP kan artinya tidak memenuhi syarat peny. Yg terutang PPN
4 Jika INBRENG-nya dari NON PKP kepada NON PKP
TIDAK TERUTANG PPN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 35
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,
TERMASUK PENYERAHAN LAIN-nya???
TIDAK TERMASUK PENYERAHAN???

LEASING,,
PEMAKAIAN SENDIRI,,
PEMBERIAN CUMA-CUMA,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 36
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Pasal 4A Terkait Jenis Barang Yg Tidak Dikenai PPN = NON BKP
Ke-Negaraan,,,
Detail Perubahan/Penambahan/Penghapusan:
Pasal 4A Ayat (2) Huruf a = Barang Hasil Tambang/Pengeboran yg
diambil langsung dari sumbernya,,,
Tidak Termasuk Batu Bara.
BATU BARA? = MENJADI BKP.

Pasal 9 Terkait Pengkreditan PPN Masukan


Detail Perubahan/Penambahan/Penghapusan:

(Dibahas sembari PMK-18/2021)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 37
Pemenuhan
Pasal 13 Terkait Faktur Pajak PAJAK
Detail Perubahan/Penambahan/Penghapusan: Kewajiban,,,
Pasal 13 Ayat (5) Huruf b:
Keterangan dlm Faktur Pajak paling sedikit memuat:
Ke-Negaraan,,,
b. Identitas Pembeli BKP/JKP meliputi:
Nama, Alamat, NPWP atau NIK,,,
atau Nomor Paspor bagi SP LN OP.

Nama dan Alamat,,,


bagi SP LN BADAN atau Bukan Subjek Pajak.

Pasal 13 Ayat (5a):


PKP PE dpt membuat Faktur Pajak tanpa mencantumkan
keterangan identitas pembeli serta nama & td. Tangan Penjual
dlm hal melakukan peny. BKP/JKP kepada Pembeli,,,
dg karakteristik Konsumen Akhir.
Di-amanahkan Pengaturan Lebih Lanjut ke PMK.

(Dibahas sembari PMK-18/2021)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 38
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 39
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

di
di

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 40
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 41
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 42
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 43
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 44
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 45
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 46
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 47
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 48
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 49
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 50
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 51
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

GMN JIKA,,,,
KENDARAAN DARAT,,,,
DI-CHARTER,,,,??

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 52
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 53
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 54
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 55
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 56
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 57
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 58
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 59
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 60
Pemenuhan
di PAJAK
di Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 61
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 62
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 63
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 64
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 65
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 66
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 67
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 68
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 69
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 70
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 71
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 72
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 73
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 74
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 75
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 76
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 77
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 78
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 79
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 80
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 81
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 82
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 83
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 84
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 85
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 86
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 87
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 88
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 89
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 90
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 91
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 92
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 93
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 94
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 95
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 96
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 97
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 98
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 99
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 100
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 101
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 102
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 103
BKP
TERUTANG PPN

TAPI,,,,
DIBEBASKAN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 104
BKP
TERUTANG PPN

TAPI,,,,
DIBEBASKAN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 105
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 106
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 107
LM
DI TOKO EMAS,,?

https://katadata.co.id/muchamadnafi/ekonopedia/5e9a5030b
05cf/pengertian-cadangan-devisa-dan-5-komponennya
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 108
HAPUS

UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 109
HAPUS

UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 110
UBAH

HAPUS

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 111
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 112
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 119
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 120
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 121
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 122
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 123
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 124
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 125
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 126
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 127
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 128
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 129
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 130
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 131
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 132
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 133
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 134
PPN 2022,,,??
BKP vs NON BKP di Pasal 4A:
1 UU PPN Existing: 4 Jenis Barang Non BKP
s.d. 31 Maret 2022 Masih Berlaku Tentang 4 Jenis Barang Yang NON BKP
2 UU PPN jo. UU HPP: 2 Jenis Barang Non BKP:
Sejak 01 April 2022,,,,, 1 Makanan-Minuman Disajikan Di Hotel/Resto/Sejenisnya
Hanya Tersisa 2 Gil. Non BKP saja Kerana Sudah Menjadi Ranah Pajak DAE.
Sisanya 2 = Gol. BKP: 2 Uang, Emas Batangan UTK KEPENTINGAN CAD. DEVISA NEGARA,
1 Gol. BKP Namun Fasilitas dan Surat Berharga
1 Gol. BKP Tanpa Fasilitas
2 Jenis Barang Menjadi BKP:
a. BKP Namun Mendapat Fasilitas:
= Barang Kebutuhan Pokok Rakyat Banyak
b. BKP Benar-2X BKP Tanpa Mendapat Fasilitas
= Barang Hasil Tambang/Pengeboran….....

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 135
PPN 2022,,,??

JKP vs NON JKP di Pasal 4A:


1 UU PPN Existing: 17 Jenis Jasa Non JKP
s.d. 31 Maret 2022 Masih Berlaku Tentang 17 Jenis Jasa Yang NON JKP
2 UU PPN jo. UU HPP: 6 Jenis Jasa Non JKP:
Sejak 01 April 2022,,,,, 1 Jasa Kesenian-Hiburan (Pajak DAE.)
Hanya Tersisa 6 Gol. Non JKP saja 2 Jasa Perhotelan (Pajak DAE.)
Sisanya 11 = Gol. JKP: 3 Jasa Pemerintahan Scr Umum
7 Gol. JKP Namun Fasilitas 4 Jasa Penyediaan Tempat Parkir (Pajak DAE.)
4 Gol. JKP Tanpa Fasilitas 5 Jasa Boga/Catering (Pajak DAE.)
6 Jasa Keagamaan

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 136
PPN 2022,,,??
2 UU PPN jo. UU HPP: 11 Jenis Jasa Menjadi JKP:
a. JKP Namun Mendapat Fasilitas:
1 Jasa Kesehatan Medis
2 Jasa Pelayanan Sosial
3 Jasa Keuangan
4 Jasa Asuransi
5 Jasa Pendidikan
6 Jasa Angkutan Umum Di DARAT, AIR, Udara Tujuan LN
7 Jasa Tenaga Kerja
b. JKP Benar-2X JKP Tanpa Mendapat Fasilitas
1 Jasa Pengiriman Surat Dengan Perangko
2 Jasa Penyiaran
3 Jasa Telepon Umum
4 Jasa Pengiriman Uang Dg Wesel
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 137
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 138
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 139
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 140
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 141
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 142
UBAH

NEW

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 143
HAPUS

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 144
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 145
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 146
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 147
UBAH

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 148
HAPUS

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
HAPUS

SEBELUMNYA,,,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 153
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
NEW

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P
Pemenuhan
PAJAK
Menyimak Siaran PERS DJP Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,
Memantapkan Penerapan UU HPP Cluster PPN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 156
Dua (2) Siaran PERS DJP Pemenuhan
Memantapkan Penerapan UU HPP Cluster PPN PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 157
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 158
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 159
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 160
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 161
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 162
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 163
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 164
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 165
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 166
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pre- List PMK 58 sd 71 Tahun 2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 167
Media Briefing 14 PMK Pemenuhan
Ber-focus (Penekanan) pada 5 PMK Pokok Bahasan PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 168
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 169
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 170
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 171
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 172
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 173
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 174
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 175
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 176
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 177
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 178
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 179
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 180
Bagaimana jika Membangun Masjid/Gereja/Wihara/Pura?
Bagaimana jika Membangun Pesantren?
Bagaimana jika Membangun Panti Asuhan/Panti Jompo/Sosial?

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 181
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 182
Bangunlah dg MERASA CUKUP,,,, ---> <= 200 M2.
ATAU,,,
Bangunlah dg KESABARAN --> LEBIH 2 TAHUN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 183
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 184
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 185
Penafsirannya bisa,,,, :
1. Kita ngontrak,,, membangun bangunan
Semisal kita membangun nanti tidak perlu bayar kontrakan,,
2. Kita membangun bangunan memakai Kontraktor,,,
Namun Kontraktornya = Tidak Memungut PPN

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 186
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 187
Meyakinkan bahwa KMS = Pajak Masa,,,
Pajak yg harus dilunasi setiap Masa/Bulan,,,
Nanti disebutkan PPN Masukan KMS = Dpt Dikreditkan,,,
Nanti disebutkan SSP PPN KMS = Dipersamakan dg FP,,,
Padahal,,, FP Dibuat # > 3 Bulan Sejak Seharusnya Dibuat,,,
PPN KMS,,, Harus Disetor (Dibuat SSP) max. tgl 15 BB-nya,,,
Hati-Hati jika membayarnya nanti saja setelah Bangunan Selesai,,,
Berpotensi FP (SSP KMS) Telat Dibuat > 3 Bulan,,,
Selain dikenai sanksi Terlambat,,,
PPN Tidak Dapat Dikreditkan!!!

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 188
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 189
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 190
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 191
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 192
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 193
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 194
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 195
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 196
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 197
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 198
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 199
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 200
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 201
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 202
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 203
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 204
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 205
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 206
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 207
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 208
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 209
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 210
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 211
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 212
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 213
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 214
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 215
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 216
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 217
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 218
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 219
SLIDE / INFOGRAFIS TERKAIT
DARI DJP
(Akan Mudah/Cepat Difahami Setelah Membaca PMK Lengkap-nya)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 220
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR

PMK-61/PMK.03/2022
TENTANG
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS KEGIATAN MEMBANGUN SENDIRI

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG
223

memberikan kepastian hukum dalam pengenaan PPN atas


Kegiatan Membangun Sendiri

mendorong peran serta masyarakat dalam pembayaran PPN atas


Kegiatan Membangun Sendiri

memberikan kemudahan dan penyederhanaan administrasi


perpajakan

memberikan rasa keadilan dalam pengenaan PPN atas Kegiatan


Membangun Sendiri

melaksanakan ketentuan Pasal 16C dan Pasal 16G huruf i UU PPN

www.pajak.go.id
SISTEMATIKA DAN POKOK PENGATURAN PMK-61/PMK.03/2022
224
NO SUSUNAN PMK MUATAN PENGATURAN
1 Pasal 1 Ketentuan umum (Definisi)
2 Pasal 2 Ruang lingkup objek PPN atas KMS
3 Pasal 3 Penghitungan PPN atas KMS
4 Pasal 4 Saat dan tempat PPN terutang atas KMS
5 Pasal 5 Kewajiban penyetoran PPN atas KMS
6 Pasal 6 Ketentuan pengkreditan PPN atas KMS yang telah disetor
7 Pasal 7 Kewajiban pelaporan PPN atas KMS
8 Pasal 8 Pengawasan pemenuhan kewajiban PPN atas KMS
9 Pasal 9 Penerbitan NPWP secara jabatan bagi orang pribadi yang melakukan KMS
10 Pasal 10 Ketentuan pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan BKP/JKP sehubungan dengan KMS
11 Pasal 11 Ketentuan Peralihan
12 Pasal 12 dan Pasal 13 Ketentuan Penutup (Pencabutan PMK-163/2012 dan pemberlakuan PMK mulai 1 April 2022)
13 Lampiran Contoh KMS yang dilakukan secara sekaligus dan bertahap
RUANG LINGKUP PPN KMS (1)
225

TERUTANG
Kegiatan Membangun Sendiri PPN
OP Badan Bangunan

kegiatan membangun bangunan, baik bangunan


baru maupun perluasan bangunan lama, yang
dilakukan tidak dalam kegiatan usaha atau Kriteria bangunan:
pekerjaan oleh orang pribadi atau badan yang 1. konstruksi utamanya terdiri dari kayu, beton, pasangan
hasilnya digunakan sendiri atau digunakan pihak batu bata atau bahan sejenis, dan/atau baja;
lain. 2. diperuntukkan bagi tempat tinggal atau tempat
termasuk kegiatan membangun bangunan oleh
kegiatan usaha; dan
pihak lain bagi orang pribadi atau badan namun
3. luas keseluruhan paling sedikit 200m2.
Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan tersebut tidak
dipungut oleh pihak lain.

Dapat dikecualikan dari kewajiban PPN atas


KMS sepanjang memberikan data/informasi
paling sedikit berupa identitas dan alamat
pihak lain yang membangun bangunan
RUANG LINGKUP PPN KMS (2)
KMS Sekaligus dan Bertahap 226

Pembangunan sekaligus
Bangunan
OP Badan
2 tahun 2 tahun

Tahap 1 Tahap 2 Bangunan

Pembangunan bertahap (satu kesatuan KMS)


OP Badan

2 tahun 2 tahun 1 bulan

Tahap 1 Tahap 2 Bangunan

Pembangunan bertahap (satu kesatuan KMS) Pembangunan bertahap


OP Badan
(satu kesatuan KMS terpisah)

Saat terutang : mulai dibangunnya bangunan sampai dengan bangunan selesai

Tempat terutang : tempat bangunan didirikan


PENGHITUNGAN PPN TERUTANG
227

PPN
= 20% X TARIF PPN X DPP
TERUTANG
BESARAN
TERTENTU

Tarif PPN sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UU PPN

DPP berupa nilai tertentu sebesar jumlah biaya yang dikeluarkan dan/atau yang dibayarkan untuk
membangun bangunan untuk setiap Masa Pajak sampai dengan bangunan selesai, tidak termasuk biaya
perolehan tanah.
CONTOH PERHITUNGAN
228
Pada April 2022 Bapak Budi memulai membangun sebuah rumah untuk tempat tinggal pribadinya.
Luas keseluruhan dari rumah tersebut adalah sebesar 200 m2, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
Bapak Budi dalam upaya membangun rumah tersebut sampai dengan selesainya bangunan tersebut
adalah sebagai berikut:
• pembelian tanah sebesar Rp200.000.000,
• pembelian bahan baku bangunan keseluruhan Rp180.000.000,
• biaya upah mandor dan pekerja bangunan Rp70.000.000.
Maka berapakah PPN yang terutang atas pembangunan rumah tersebut?

Jawab:
Sesuai dengan PMK No. 61/ 2022 PPN terutang atas KMS adalah:
= 20 % X TARIF PPN X DPP
= (20% X 11% ) X Biaya, tidak termasuk biaya pembelian tanah
= (20% X 11%) X (Rp 180.000.000 + Rp 70.000.000)

Dengan demikian, PPN terutang atas KMS oleh Bapak Budi adalah
= 20% X 11% X Rp250.000.000
= Rp 5.500.000
PENYETORAN PPN KMS
229
Ketentuan pengisian SSP
1 2

Bangunan Bangunan
KPP Pratama KPP OP/Badan KPP Pratama
OP/Badan Terdaftar Terdaftar Lokasi

SSP Pengisian SSP menggunakan NPWP OP/Badan


Pengisian SSP:
atau sarana administrasi lain NPWP : 00.000.000.0-(kode KPP Pratama Lokasi).000
yang disamakan dengan SSP Nama WP : nama dan NPWP OP/Badan
Alamat WP : alamat tempat bangunan didirikan

3 OP
Dokumen tertentu yang
kedudukannya KMS
dipersamakan dengan Bangunan
FP
sepanjang memenuhi ketentuan pengisian SSP
Pengisian SSP:
NPWP : 00.000.000.0-(kode KPP Pratama Lokasi).000
Nama WP : nama OP
Alamat WP : alamat tempat bangunan didirikan

Dapat diterbitkan NPWP secara jabatan sesuai ketentuan yang berlaku


PENGKREDITAN PAJAK MASUKAN
230

Perolehan BKP dan/atau


JKP sehubungan dengan
KMS
Tidak dapat dikreditkan

PAJAK
MASUKAN

PPN yang tercantum


dalam SSP PPN KMS
(dokumen tertentu)
Dapat dikreditkan
sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan pajak masukan
PELAPORAN PPN KMS
231

penyetoran PPN = pelaporan PPN

Non-PKP

melaporkan penyetoran PPN dalam SPT Masa PPN


1111 ke KPP terdaftar

PKP
PENGECUALIAN KEWAJIBAN PENYETORAN DAN PELAPORAN PPN KMS
232
PPN
TERUTANG = NIHIL (0)
dalam suatu Masa Pajak

Penyetoran

Pelaporan
PENGAWASAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PPN KMS
233
Imbauan tertulis

1 Berdasarkan SE-05/PJ/2022

tidak melakukan penyetoran dan/atau pelaporan PPN


yang tidak atau kurang dibayar sesuai imbauan tertulis
OP Badan
KPP

menindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku (pemeriksaan dst.)

Imbauan diterbitkan dalam hal OP/Badan:


1. tidak melakukan penyetoran dan/atau pelaporan PPN; atau
2. telah melakukan penyetoran atau pelaporan namun berdasarkan data yang dimiliki dan diperoleh oleh DJP masih
terdapat PPN yang kurang dibayar dan/atau dilaporkan,
KETENTUAN PERALIHAN
234

penghitungan, penyetoran, dan pelaporan


PPN terutang sebelum Masa Pajak April 2022

Berdasarkan PMK-163/2012 Berdasarkan PMK ini


Apabila PPN terutang Apabila PPN terutang
disetor sebelum PMK ini disetor sejak PMK ini mulai
mulai berlaku berlaku
KETENTUAN PENUTUP
235

1 Pencabutan PMK-163/2012

2 Pemberlakuan PMK mulai 1 April 2022

23
5
236
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 237
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 238
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 239
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 240
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 241
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 242
Dapat,,,,
= Bukan WAJIB,,,!!

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 243
Nanti,,,
Kode FP,,,
050,,,
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 244
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 245
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 246
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 247
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 248
PEMBERITAHUAN,,, Bukan Permohonan,,,,

Pemberitahuan Dilakukan?
Ex: Masa Juli 2022 akan menggunakan Besaran Tertentu.
Maka,,, max. Akhir Agustus 2022 harus memberitahu.

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 249
Kembali,,,
Ke Tarif,,,
Normal = 11%
Kode FP,,,
010,,, / Menyesuaikan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 250
Nanti,,,
Mulai,,,
Tahun Depan,,,
ex: Jan 2023,,,
Dg Pemberitahuan,,,
Disampaikan,,,
Max. 28 Feb 2023,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 251
Se- X
Ke PPN Umum,,,
Tdk Bisa Lagi,,,
Kembali,,,
Ke Besaran Tertentu,,
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 252
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 253
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 254
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 255
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 256
INDUSTRI YG MEMBELI,,,
SBG WAPU PPN,,,
TERHADAP,,,
PKP PENJUAL,,,
YG DG TARIF,,,
BESARAN TERTENTU,,,

Kode FP,,,
030,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 257
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 258
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 259
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 260
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 261
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 262
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 263
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 264
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 265
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 266
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 267
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 268
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 269
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 270
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 271
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 272
SLIDE / INFOGRAFIS TERKAIT
DARI DJP
(Akan Mudah/Cepat Difahami Setelah Membaca PMK Lengkap-nya)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 273
PMK Nomor 64/PMK.03/2022
Pajak Pertambahan Nilai atas
Penyerahan Barang Hasil Pertanian Tertentu

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
OUTLINE 2

1 Latar Belakang
2 Objek
3 Tarif
4 PPN Terutang
5 Ketentuan Penggunaan Besaran Tertentu
6 Saat Pembuatan Faktur Pajak
7 Pengkreditan Pajak Masukan
8 Ketentuan Peralihan
www.pajak.go.id
LATAR BELAKANG 3

• PMK 89/PMK.010/2020 perlu diubah karena terdapat perubahan tarif PPN


dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan.

• Dalam UU HPP terdapat pengaturan pemungutan dan penyetoran PPN


terutang dengan besaran tertentu, mekanisme pemungutan PPN yang
terutang atas penyerahan Barang hasil pertanian tertentu dari sebelumnya
menggunakan Nilai Lain sebagai DPP diubah menjadi menggunakan
besaran tertentu.

• Untuk memberikan keadilan dan kepastian hukum, serta menyederhanakan


administrasi perpajakan dalam pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan
kewajiban perpajakan bagi PKP yang melakukan penyerahan barang hasil
pertanian tertentu

www.pajak.go.id
OBJEK 4

Barang Hasil Pertanian Tertentu


(BHPT) sebagaimana yang
tercantum dalam Lampiran PMK

www.pajak.go.id
TARIF 5

1,1% 1,2 %
mulai 1 April 2022 paling lambat 1 Januari 2025

diperoleh dari:
10% dari Tarif PPN yang berlaku

www.pajak.go.id
PPN TERUTANG 6

1,1% dikali Harga Jual


Penyerahan Barang Hasil
Pertanian Tertentu

www.pajak.go.id
KETENTUAN PENGGUNAAN 7

BESARAN TERTENTU

PKP dapat menggunakan Besaran Tertentu BHPT untuk


memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang dengan menyampaikan pemberitahuan.

Pemberitahuan disampaikan paling lambat pada saat batas


waktu penyampaian SPT Masa PPN Masa Pajak pertama
dimulainya penggunaan besaran tertentu PPN terutang atas
penyerahan BHPT

www.pajak.go.id
FORMAT 8

Pemberitahuan Penggunaan Besaran Tertentu


Untuk Memungut dan Menyetorkan PPN
Terutang atas BHPT

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
KETENTUAN PENGGUNAAN 9

BESARAN TERTENTU

PKP yang telah memilih menggunakan Besaran Tertentu dapat beralih


untuk memungut PPN yang terutang dengan tarif sebagaimana diatur
dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.

PKP yang beralih untuk memungut PPN yang terutang dengan tarif
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai harus menyampaikan pemberitahuan.

PKP yang beralih sebagaimana dimaksud diatas, tidak dapat


menggunakan kembali Besaran Tertentu untuk masa-masa dan
tahun-tahun pajak berikutnya
www.pajak.go.id
FORMAT 10

Pemberitahuan Beralih Untuk Memungut PPN


yang Terutang Dengan Tarif Sebagaimana
Diatur Dalam Pasal 7 ayat 1 UU PPN atas
Penyerahan BHPT

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
11

Saat Pembuatan Faktur Pajak


PKP wajib menerbitkan Faktur
Pajak (FP) saat penyerahan Barang
Hasil Pertanian tertentu

PKP yang memungut dan menyetorkan PPN terutang


atas penyerahan BHP Tertentu dengan Besaran Tertentu
wajib menerbitkan Faktur Pajak (FP) sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

www.pajak.go.id
12

Pengkreditan Pajak Masukan

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak


dan/atau Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, serta pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak
berwujud dan pemanfatan Jasa Kena Pajak dari
luar daerah pabean di dalam daerah pabean
sehubungan dengan kegiatan penyerahan
barang hasil pertanian tertentu tidak dapat
dikreditkan
www.pajak.go.id
KETENTUAN PERALIHAN 13

PKP yang menyerahkan BHP Tertentu menggunakan


Nilai Lain sesuai PMK 89/PMK.010/2020 dianggap
memilih menggunakan Besaran Tertentu BHPT dan
dianggap telah menyampaikan pemberitahuan

PKP dapat beralih untuk memungut Pajak


Pertambahan Nilai yang terutang dengan
mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 ayat (1) Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai
dengan Harga Jual, peralihan tersebut mengikuti
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
Peraturan Menteri ini

www.pajak.go.id
LAIN-LAIN 14

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PMK


nomor 89/PMK.010/2020 tentang Nilai Lain sebagai
Dasar Pengenaan Pajak atas Penyerahan Barang Hasil
Pertanian Tertentu, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


1 April 2022

www.pajak.go.id
2

PMK-66/PMK.03/2022

NILAI LAIN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK


ATAS PENYERAHAN PUPUK BERSUBSIDI UNTUK
SEKTOR PERTANIAN

www.pajak.go.id
2

www.pajak.go.id
Latar Belakang 2

Perlu menyesuaikan ketentuan mengenai Nilai Lain sebagai


DPP atas penyerahan Pupuk Tertentu sebagaimana diatur
dalam PMK-62/PMK.03/2015 dengan adanya pengaturan
Pasal 7 ayat (1) UU Nomor 7 Tahun 2021 yang mengatur bahwa
tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu:
a. Sebesar 11% (sebelas persen) yang mulai berlaku pada
tanggal 1 April 2022;
b. Sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling
lambat pada tanggal 1 Januari 2025.

www.pajak.go.id
POKOK-POKOK PENGATURAN 292

Saat Pembuatan
OBJEK DPP PPN TARIF PPN LAIN-LAIN
FP

Pupuk Bersubsidi
Mekanisme
Tarif PPN yang berlaku Saat pengajuan pemungutan sekali
Bagian harga PPN dibayar 100
x pembayaran subsidi yaitu: permintaan oleh Produsen.
disubsidi Pemerintah (100 + 𝑡)
a) 11% yang mulai pembayaran subsidi
berlaku pada tanggal
1 April 2022; ➢ Pajak Masukan
Bagian harga PPN dibayar b) 12% (dua belas Saat penyerahan Pupuk bagi Produsen
persen) yang mulai dapat
tidak disubsidi pembeli Bersubsidi, atau saat
dikreditkan;
berlaku pada saat pembayaran, dalam hal
berlakunya penerapan pembayaran ➢ Pajak Masukan
100 tarif PPN Pasal 7 ayat mendahului bagi Distributor
Penyerahan oleh Produsen x HET (1) huruf b UU PPN. penyerahan. /Pengecer tidak
(100 + 𝑡)
dapat
t = angka pada tarif PPN dikreditkan.
berlaku
DEFINISI PUPUK BERSUBSIDI 293

Pupuk Bersubsidi adalah barang dalam pengawasan yang pengadaan


dan penyalurannya mendapat subsidi dari Pemerintah untuk kebutuhan
petani di sektor pertanian

www.pajak.go.id
DEFINISI NILAI LAIN 294

Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak

www.pajak.go.id
DEFINISI KUASA PENGGUNA ANGGARAN 295

Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA, adalah


pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari
Pengguna Anggaran untuk menggunakan anggaran yang dikuasakan
kepadanya

www.pajak.go.id
DEFINISI HARGA ECERAN TERTINGGI 296

Harga Eceran Tertinggi (HET) merupakan harga Pupuk Bersubsidi


yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor
pertanian, untuk dibeli oleh petani atau kelompok tani secara tunai
dalam kemasan tertentu di penyalur lini IV

www.pajak.go.id
PENGENAAN PPN 297

PPN dikenakan atas penyerahan:

Pupuk Bersubsidi oleh Pengusaha Kena Pajak

di tingkat Produsen
*

www.pajak.go.id
PERLAKUAN PENGENAAN PPN 298

PPN dibayar oleh Pemerintah atas penyerahan Pupuk Bersubsidi yang bagian
harga pupuknya mendapatkan subsidi

Dibayar oleh pembeli atas penyerahan Pupuk Bersubsidi yang bagian harga
pupuknya tidak mendapatkan subsidi

www.pajak.go.id
Perhitungan PPN 299

Dasar
Tarif
%
x Pengenaan
Pajak

Nilai Lain
Mulai berlaku:

a. 11 % mulai berlaku 1 April Bagian harga yang Bagian harga yang


2022; atau mendapatkan tidak mendapatkan
b. 12% mulai berlaku saat subsidi subsidi
berlakunya penerapan tarif
Pasal 7 ayat (1) huruf b UU 100/(100+t) x 100/(100+t) x
PPN jumlah pembayaran harga eceran
subsidi tertinggi
299
t= tarif PPN www.pajak.go.id
Kewajiban membuat faktur pajak 300

Produsen wajib membuat Faktur Pajak.

Saat Pembuatan Faktur Pajak


o Pada saat produsen mengajukan
permintaan pembayaran subsidi Pupuk
Bersubsidi kepada KPA; dan
o Pada saat produsen menyerahkan Pupuk
Bersubsidi kepada distributor, atau pada
saat pembayaran dalam hal pembayaran
dilakukan mendahului penyerahan

300
www.pajak.go.id
Tata Cara Pengisian Faktur Pajak 301

Penyerahan Pupuk Bersubsidi yang Bagian Harganya


mendapatkan Subsidi
Pengisian Faktur Pajak:
o Kode Transaksi 02
o Identitas PKP diisi nama, alamat, NPWP PKP Produsen
o Pembeli BKP/JKP diisi nama, alamat, NPWP DJA
Kemenkeu
o Nomor urut BKP/JKP diisi nomor urut Pupuk
Bersubsidi yang diserahkan
o Harga Jual diisi dengan nilai subsidi
o Dasar Pengenaan Pajak diisi Nilai Lain
o Pengisian kolom yang lain mengikuti ketentuan yang
berlaku

301
www.pajak.go.id
Pengusaha Kena Pajak (PKP) 302

tidak dikukuhkan sebagai PKP sepanjang


Distributor dan Pengecer usahanya hanya melakukan penyerahan Pupuk
Bersubsidi

dikukuhkan sebagai PKP jika :


✓ selain menyerahkan Pupuk Bersubsidi
juga menyerahkan barang kena pajak
dan/atau jasa kena pajak lainnya

berlaku ketentuan peraturan perundang-


undangan yang mengatur mengenai
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

302
www.pajak.go.id
Pengkreditan Pajak Masukan 303

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa


Kena Pajak sehubungan dengan penyerahan Pupuk Bersubsidi
yang dilakukan oleh produsen, dapat dikreditkan sepanjang
memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa


Kena Pajak sehubungan dengan penyerahan Pupuk Bersubsidi yang
dilakukan oleh distributor dan pengecer tidak dapat dikreditkan

303
www.pajak.go.id
PENCABUTAN PMK SEBELUMNYA 304

304
www.pajak.go.id
SAAT BERLAKU 305
15

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


PMK-66/PMK.03/2022 berlaku pada tanggal
1 April 2022

www.pajak.go.id
ILUSTRASI KASUS I 15

Pada Bulan Mei 2022, PT Hindo Gula Jaya melakukan penyerahan Batang Tebu sebanyak 70 Ton ke perusahaan-
perusahaan gula. Apabila harga per tonnya adalah Rp 6.500.000. Berapa PPN Terutang atas penyerahan Batang Tebu
tersebut?

Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan barang hasil
pertanian tertentu dapat menggunakan besaran tertentu untuk memungut dan menyetorkan PPN yang terutang. Tata
cara perhitungannya adalah:

PPN BHPT = 1,1% x Harga Jual

Dengan demikian, perhitungan PPN atas transaksi tersebut adalah:


Dasar Pengenaan Pajak = 70 Ton x Rp 6.500.000
= Rp 455.000.000

PPN Terutang = 1,1% x Rp 455.000.000


= Rp 5.005.000
www.pajak.go.id
ILUSTRASI KASUS II 16

PT Coffeekoe merupakan perusahaan yang bergerak di inidustri pengolahan kopi. Pada Bulan Juni 2022 dilakukan
penyerahan bii kopi kering sebesar Rp 546.000.000 dan biji kopi sangrai sebesar Rp 450.000.000. Berapakah PPN yang
terutang atas penyerahan tersebut

Berdasarkan PMK Nomor 64/PMK.03/2022, dijelaskan bahwa biji kopi kering dan kopi sangrai masuk dalam rincian
barang hasil pertanian tertentu kena PPN. Tata cara perhitungannya adalah:

PPN BHPT = 1,1 %x Harga Jual

Dengan demikian, perhitungan PPN atas transaksi tersebut adalah:


Dasar Pengenaan Pajak = Nilai penyerahan bii kopi kering + Nilai penyerahan kopi sangrai
= Rp 546.000.000 + Rp 450.000.000
= Rp 996.000.000

PPN Terutang = 1,1% x Rp 996.000.000


= Rp 10.956.000
www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 308
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 309
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 310
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 311
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 312
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 313
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 314
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 315
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 316
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 317
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 318
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 319
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 320
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 321
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 322
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 323
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 324
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 325
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 326
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 327
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 328
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 329
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 330
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 331
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 332
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 333
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 334
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 335
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 336
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 337
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 338
SLIDE / INFOGRAFIS TERKAIT
DARI DJP
(Akan Mudah/Cepat Difahami Setelah Membaca PMK Lengkap-nya)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 339
PMK-71/PMK.03/2022

5
PPN atas Penyerahan
Jasa
Kena
Pajak
Tertentu

www.pajak.go.id
5 www.pajak.go.id
Latar Belakang PMK 342

1 Kemudahan Keadilan

bagi Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Jasa Kena Pajak (JKP) tertentu.
Kepastian
hukum

2
Penyesuaian terhadap ketentuan yang diatur dalam:
a. PMK No. 75/PMK.03/2010 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan PMK No. 121/PMK.03/2015;
b. Pasal 8 PMK No. 92/PMK.02/2020 tentang Kriteria dan/atau Rincian Jasa Keagamaan yang Tidak Dikenai Pajak
Pertambahan Nilai (PMK-92/2020); dan
c. Pasal 13 ayat (5) huruf b dan Pasal 16 ayat (4) huruf b PMK No. 6/PMK.03/2021 tentang Penghitungan dan
Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penghasilan atas Penyerahan/Penghasilan sehubungan dengan
Penjualan Pulsa, Kartu Perdana, Token, dan Voucer (PMK-6/2021)

www.pajak.go.id
Dasar Hukum 343

Pasal 16G huruf i Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang


Harmonisasi Peraturan Perpajakan

“Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah peredaran usaha tertentu, jenis


kegiatan usaha tertentu, jenis Barang Kena Pajak tertentu, jenis Jasa Kena
Pajak tertentu, dan besaran Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dan disetor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1), diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan.”

www.pajak.go.id
344

Besaran Tertentu

Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan 5 Jasa Kena Pajak


tertentu wajib memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang dengan besaran tertentu.

www.pajak.go.id
DPP Nilai Lain VS Besaran Tertentu 345

Penyerahan JKP: Rp1.000.000 Penyerahan JKP: Rp1.000.000


DPP berupa Nilai Lain sebesar 10% Besaran tertentu sebesar 1,1%

Maka: Maka:
DPP: 10% x Rp1.000.000=Rp100.000 DPP: Rp1.000.000
PPN: 11% x Rp100.000=Rp11.000 PPN: 1,1% x Rp1.000.000=Rp11.000

Penjual dapat mengkreditkan PM Penjual tidak dapat mengkreditkan PM

www.pajak.go.id
346

Jasa
pengiriman
paket pos
1,1%
dari jumlah yang
ditagih atau yang
seharusnya ditagih

www.pajak.go.id
347

Jasa biro perjalanan


wisata dan/atau jasa
agen perjalanan wisata
berupa paket wisata, pemesanan sarana angkutan, dan
pemesanan sarana akomodasi, yang penyerahannya
tidak didasari pada pemberian komisi/imbalan atas
penyerahan jasa perantara penjualan

1,1%
dari jumlah yang
ditagih atau yang
seharusnya ditagih

www.pajak.go.id
Jasa pengurusan
348

transportasi
(freight forwarding)
yang di dalam tagihan jasa pengurusan transportasi
tersebut terdapat biaya transportasi (freight charges)*.

1,1%
dari jumlah yang
ditagih atau yang
seharusnya ditagih

* Freight charges dapat berupa biaya transportasi dengan menggunakan


moda angkutan berupa pesawat, kapal, kereta api, dan/atau angkutan
di jalan.

www.pajak.go.id
Jasa pemasaran dengan media voucer, jasa 349

penyelenggaraan layanan transaksi pembayaran


terkait dengan distribusi voucer, jasa
penyelenggaraan program loyalitas dan
penghargaan pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
dalam hal penyerahannya tidak didasari pada
pemberian komisi dan tidak terdapat selisih (margin)

1,1% dari Harga Jual


voucer

www.pajak.go.id
Jasa perjalanan ke tempat 350

lain dalam perjalanan


ibadah keagamaan
Jika tagihan paket penyelenggaraan perjalanan ibadah
keagamaan dan tagihan paket penyelenggaraan
perjalanan ke tempat lain:

dirinci tidak dirinci

1,1%
jumlah yang jumlah yang
ditagih/seharusnya
ditagih 0.55% ditagih/seharusnya
ditagih

www.pajak.go.id
Jika Tarif PPN 12% Berlaku 351

Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku paling lambat pada
tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)
Ringkasan Besaran Tertentu Efektif mulai 1 Januari 2025
Jasa pengiriman paket pos 1,1% → 1,2% Jasa perjalanan ke tempat lain 1,1%→ 1,2%
dalam perjalanan ibadah
Jasa biro perjalanan wisata 1,1% → 1,2%
keagamaan dengan tagihan dirinci
dan/atau jasa agen perjalanan
wisata
Jasa perjalanan ke tempat lain 0,55%→0.6%
Jasa pengurusan transportasi 1,1% → 1,2%
dalam perjalanan ibadah
(freight forwarding) keagamaan dengan tagihan yang
Jasa pemasaran dengan media 1,1% → 1,2% tidak dirinci
voucer, jasa penyelenggaraan
layanan transaksi pembayaran
terkait dengan distribusi voucer,
jasa penyelenggaraan program
loyalitas dan penghargaan
pelanggan (consumer
loyalty/reward program)
www.pajak.go.id
Ketentuan Lain-Lain 352

Pengkreditan PM
PKP tidak dapat mengkreditkan Pajak
Masukan yang berhubungan dengan
penyerahan JKP Tertentu.

Kode Faktur Pajak 05


Faktur Pajak yang diterbitkan PKP yang
menyerahkan 5 JKP tertentu menggunakan
kode transaksi 05

www.pajak.go.id
PMK- 60/PMK.03/2022
TATA CARA PENUNJUKAN PEMUNGUT, PEMUNGUTAN,
PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS PEMANFAATAN BARANG KENA PAJAK TIDAK BERWUJUD
DAN/ATAU JASA KENA PAJAK DARI LUAR DAERAH PABEAN DI
DALAM DAERAH PABEAN MELALUI
PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

PER-12/PJ/2020
BATASAN KRITERIA TERTENTU PEMUNGUT SERTA PENUNJUKAN
PEMUNGUT, PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PEMANFAATAN BARANG
KENA PAJAK TIDAK BERWUJUD DAN/ATAU JASA KENA PAJAK
DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DALAM DAERAH PABEAN
MELALUI
PERDAGANGAN MELALUI SISTEM ELEKTRONIK

www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 354
Latar Belakang dan Tujuan 2

Latar Belakang
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 44E ayat (2) huruf f UU KUP (Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan).

Tujuan
❖ Memberikan kepastian hukum untuk melakukan pemungutan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pemanfaatan Barang Kena
Pajak (BKP) tidak berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) dari
luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE).
❖ Memberikan kesetaraan perlakuan (level of playing field)
antara pelaku usaha konvensional dan digital, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri.
❖ Menyelaraskan ketentuan mengenai tarif dan pelaporan PPN.
❖ Optimalisasi penerimaan pajak.

www.pajak.go.id
Objek Pemungutan PPN 3
PER-12/PJ/2020

Pemanfaatan BKP tidak berwujud Pemanfaatan JKP


(termasuk Barang Digital) (termasuk Jasa Digital)

dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean melalui PMSE

Meliputi transaksi Business-to-Business (B2B) dan Business-to-Consumer


(B2C)

Contoh:
▪ e-Book, e-magazine, e-comic; Catatan:
▪ Computer software (piranti lunak), aplikasi digital, games digital; Atas pemanfaatan barang tidak
▪ Multimedia, data elektronik; berwujud dan/atau jasa yang tidak
dikenai PPN atau dibebaskan dari
▪ Virtual goods, virtual coin;
pengenaan PPN, dikecualikan dari
▪ Streaming film, streaming musik, atau konten audio-visual lainnya; pemungutan PPN PMSE
▪ Web hosting, video conference services, atau layanan jasa lainnya yang cfm. PMK-60/PMK.03/2022.
berbasis piranti lunak.
www.pajak.go.id
Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud 4
Penggunaan/hak menggunakan hak cipta di bidang kesusastraan, kesenian atau karya ilmiah, paten, desain
atau model, rencana, formula atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan intelektual/industrial
atau hak serupa lainnya.

Penggunaan/hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial, komersial, atau ilmiah;

Penggunaan pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau komersial.

Pemanfaatan terkait hal-hal di atas, berupa:


• penerimaan/hak menerima rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, yang disalurkan kepada
masyarakat melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa;
• penggunaan/hak menggunakan rekaman gambar atau rekaman suara atau keduanya, untuk siaran televisi
atau radio yang disiarkan/dipancarkan melalui satelit, kabel, serat optik, atau teknologi yang serupa; dan
• penggunaan /hak menggunakan sebagian atau seluruh spektrum radio komunikasi;

Penggunaan/hak menggunakan film gambar hidup (motion picture films), film atau pita video untuk siaran
televisi, atau pita suara untuk siaran radio;

Perolehan seluruhnya/sebagian hak yang berkenaan dengan penggunaan atau pemberian hak kekayaan
intelektual/industrial atau hak-hak lainnya sebagaimana tersebut di atas.
www.pajak.go.id
Alur Transaksi dan Subjek yang Terlibat dalam Transaksi PMSE 5

Pedagang Penyedia Jasa


Luar Negeri Luar Negeri

Penyelenggara PMSE
Luar Negeri
Luar Daerah Pabean

Dalam Daerah Pabean


Penyelenggara PMSE
Dalam Negeri

Pembeli Barang Penerima Jasa

Pelaku Usaha PMSE


Transaksi langsung
• Pedagang LN
Ditunjuk sebagai Transaksi melalui PPMSE LN
• Penyedia Jasa LN
• Penyelenggara PMSE LN Pemungut PPN PMSE Transaksi melalui PPMSE DN
• Penyelenggara PMSE DN
www.pajak.go.id
Pembeli Barang/Penerima Jasa 6

Pembeli merupakan Orang Pribadi atau Badan yang


memenuhi kriteria:

a. bertempat tinggal atau bertempat kedudukan di Indonesia:


1. alamat korespondensi atau penagihan Pembeli berada di
Indonesia; dan/atau
2. pemilihan negara saat registrasi di laman dan/atau sistem yang
disediakan dan/atau ditentukan oleh Pemungut PPN PMSE
adalah Indonesia;
b. melakukan pembayaran menggunakan fasilitas debit, kredit,
dan/atau fasilitas pembayaran lainnya yang disediakan oleh
institusi di Indonesia; dan/atau
c. bertransaksi dengan menggunakan alamat internet protocol di
Indonesia atau menggunakan nomor telepon dengan
kode telepon negara Indonesia.

www.pajak.go.id
Pemungut PPN PMSE 7

Pelaku Usaha PMSE yang terdiri atas:


• Pedagang Luar Negeri; Batasan kritera tertentu penunjukan sebagai Pemungut PPN
• Penyedia Jasa Luar Negeri; PMSE:
• Nilai transaksi melebihi Rp600 juta dalam 1 tahun atau
• Penyelenggara PMSE Luar Negeri; dan/atau Rp50 juta dalam 1 bulan; dan/atau
• Penyelenggara PMSE Dalam Negeri, • Jumlah traffic atau pengakses melebihi 12.000 dalam 1
yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan. tahun atau 1.000 dalam 1 bulan.
PER-12/PJ/2020
→ Pemungut PPN PMSE

• Wewenang penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE dilimpahkan dari Menteri Keuangan kepada Dirjen Pajak.
• Penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE dilakukan dengan menerbitkan Kepdirjen dan mulai berlaku awal bulan berikutnya
setelah tanggal penetapan Kepdirjen penunjukan.
• Pemungut PPN PMSE diberikan nomor identitas perpajakan sebagai sarana administrasi perpajakan→ Diterbitkan SKT dan
Kartu Nomor Identitas Perpajakan.
• Pelaku Usaha PMSE yang belum ditunjuk sebagai Pemungut PPN PMSE, tetapi memilih untuk ditunjuk, dapat menyampaikan
pemberitahuan kepada DJP → Dapat disampaikan melalui Portal PMSE atau email.

Dirjen Pajak dapat mencabut penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE, dalam hal tidak memenuhi batasan
kriteria tertentu atau berdasarkan pertimbangan Dirjen Pajak dengan menerbitkan Kepdirjen dan mulai berlaku
awal bulan berikutnya setelah tanggal penetapan Kepdirjen pencabutan
→ Nomor identitas perpajakan dapat dihapus. PER-12/PJ/2020

www.pajak.go.id
Aktivasi Akun Pemungut PPN PMSE 8
PER-12/PJ/2020

❖ Pemungut PPN PMSE wajib melakukan aktivasi akun dan


pemutakhiran data secara online melalui aplikasi atau sistem
yang ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak (Portal PMSE) paling lama sebelum penunjukan sebagai
Pemungut PPN PMSE mulai berlaku.

❖ Pemungut PPN PMSE yang telah melakukan aktivasi akun


dapat menggunakan Portal PMSE untuk melaksanakan hak
dan memenuhi kewajiban perpajakannya sebagai Pemungut
PPN PMSE.

www.pajak.go.id
Pembetulan Kepdirjen Penunjukan 9
PER-12/PJ/2020

❖ Dalam hal elemen data dalam Kepdirjen penunjukan


berbeda dengan keadaan sebenarnya,
Pemungut PPN PMSE menyampaikan pemberitahuan
kepada Dirjen Pajak.
→ Dapat disampaikan melalui Portal PMSE atau
email.

❖ Berdasarkan pemberitahuan perubahan elemen data


dalam Kepdirjen penunjukan atau dalam hal terdapat
kekeliruan dalam penerbitan Kepdirjen penunjukan,
Dirjen Pajak menerbitkan keputusan pembetulan.
→ Penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE tetap
berlaku.

www.pajak.go.id
Pemungutan PPN PMSE 10

Tarif:
11% dari Dasar Pengenaan Pajak → mulai tanggal 1 April 2022

12% dari Dasar Pengenaan Pajak → mulai berlaku pada saat diberlakukannya penerapan
tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN (paling lambat tanggal 1 Januari 2025)

Dasar Pengenaan Pajak:


Nilai berupa uang yang dibayar oleh Pembeli Barang/Penerima Jasa, tidak termasuk PPN.

Saat pemungutan PPN PMSE:


Saat pembayaran oleh Pembeli.

www.pajak.go.id
Skema Transkasi dan Pihak yang Memungut dan Menyetor PPN PMSE 11

Pemanfaatan BKPTB/JKP
dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean

Melalui Penyelenggara PMSE ?

No Yes

Pembeli Barang/ Pedagang LN/ Penyedia No Pembeli Barang/


No Pedagang LN/ Penyedia
Penerima Jasa menyetor Jasa LN/ PPMSE ditunjuk Penerima Jasa menyetor
Jasa LN ditunjuk sebagai
sendiri PPN sebagai Pemungut PPN sendiri PPN
Pemungut PPN PMSE?
(Pasal 3A (3) UU PPN) PMSE? (Pasal 3A (3) UU PPN)

Yes Yes

PPN dipungut dan disetor oleh Pedagang LN/ Penyedia


PPN dipungut dan
Jasa LN/PPMSE yang:
disetor oleh
1. ditunjuk sebagai Pemungut PPN PMSE, dan
Pedagang LN/
2. menerbitkan commercial invoice, billing, order receipt,
Penyedia Jasa LN
atau dokumen lain yang sejenis.

www.pajak.go.id
Matriks Transkasi dan Pihak yang Memungut dan Menyetor PPN PMSE
12
Penjual PPMSE Penerbit Invoice Pihak yang
Mekanisme Memungut dan
No. Non- Non-
Transaksi Pemungut Pemungut Penjual PPMSE Menyetor PPN
Pemungut Pemungut PMSE
1 Langsung √ - √ Penjual
2 Langsung - √ √ Pembeli
3 Melalui PPMSE √ - √ - √ - Penjual
4 Melalui PPMSE √ - √ - - √ PPMSE
5 Melalui PPMSE √ - - √ √ - Penjual
6 Melalui PPMSE √ - - √ - √ Pembeli
7 Melalui PPMSE - √ √ - √ - Pembeli
8 Melalui PPMSE - √ √ - - √ PPMSE
9 Melalui PPMSE - √ - √ √ - Pembeli
10 Melalui PPMSE - √ - √ - √ Pembeli
Keterangan:
√ = Ya
- = Tidak
www.pajak.go.id
Bukti Pungut PPN PMSE 13
❖ Bukti pungut PPN merupakan dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak
❖ Pemungut PPN PMSE membuat bukti pungut sepanjang mencantumkan:
PPN berupa commercial invoice, billing, order • nama dan NPWP Pembeli Barang/Penerima Jasa; atau
receipt, atau dokumen lain yang sejenis, serta • alamat posel (email) yang terdaftar pada administrasi
menyebutkan pemungutan PPN dan telah DJP.
dilakukan pembayaran. ❖ Dalam hal bukti pungut PPN belum dapat mencantumkan
→ Dibuat sesuai dengan kelaziman usahanya. nama dan NPWP, atau alamat posel (email), bukti pungut
PPN dimaksud termasuk dokumen tertentu yang
❖ Penyebutan pemungutan PPN dalam bukti
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak,
pungut PPN dapat dicantumkan:
sepanjang dilampiri dengan dokumen yang membuktikan
• secara terpisah dari DPP; atau
bahwa akun Pembeli Barang/Penerima Jasa pada Sistem
• sebagai bagian dari nilai pembayaran.
Elektronik Pemungut PPN PMSE memuat:
❖ Dalam hal Pembeli Barang/Penerima Jasa • nama dan NPWP Pembeli Barang atau Penerima Jasa;
bermaksud untuk mengkreditkan PPN yang atau
dibayar sebagaimana tercantum dalam bukti • alamat posel (email) yang terdaftar pada administrasi
pungut PPN, Pembeli Barang/Penerima Jasa DJP.
harus memberitahukan keterangan berupa ❖ PPN yang tercantum dalam dokumen tertentu yang
nama dan NPWP kepada Pemungut PPN PMSE kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak
untuk dicantumkan dalam bukti pungut PPN. merupakan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan oleh
PKP Pembeli Barang/Penerima Jasa sepanjang memenuhi
ketentuan pengkreditan Pajak Masukan.
PER-12/PJ/2020
www.pajak.go.id
Penyetoran PPN PMSE 14

❖ Pemungut PPN PMSE wajib menyetorkan PPN ❖ Penyetoran PPN menggunakan: → PER-09/PJ/2020
yang dipungut untuk setiap Masa Pajak paling • Kode Akun Pajak : 411219 (PPN Lainnya); dan
lama diterima oleh bank/pos persepsi atau • Kode Jenis Setoran : 111 (Setoran Masa PPN dari Kegiatan
lembaga persepsi lainnya pada akhir bulan PMSE).
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
❖ Penyetoran PPN diakui sebagai pelunasan kewajiban sesuai
❖ Penyetoran PPN yang dipungut dilakukan dengan tanggal setor yang tertera pada bukti penerimaan
dengan menggunakan kode billing DJP: negara (BPN).
• secara elektronik ke kas negara melalui
bank/pos persepsi atau lembaga persepsi
lainnya di Indonesia; dan/atau ❖ Dalam hal masih terdapat
• melalui cara lain yang ditentukan dan/atau PPN yang telah dipungut
disediakan oleh DJP. oleh Pelaku Usaha PMSE
yang telah dicabut
❖ Penyetoran PPN dilakukan dengan
penunjukannya sebagai
menggunakan mata uang Rupiah, Dollar
Pemungut PPN PMSE,
Amerika Serikat, atau mata uang asing
tetapi belum disetorkan,
lainnya yang ditetapkan oleh DJP.
maka PPN yang telah
❖ Penggunaan mata uang penyetoran PPN sesuai dipungut tersebut wajib
dengan mata uang yang dipilih oleh disetorkan ke kas negara.
Pemungut PPN PMSE di akunnya pada Portal
PMSE.
PER-12/PJ/2020

www.pajak.go.id
Pelaporan PPN PMSE 15

LAPORAN TRIWULANAN LAPORAN TAHUNAN

Wajib Jika diminta DJP

Pemungut PPN PMSE wajib melaporkan PPN yang Direktur Jenderal Pajak dapat meminta
dipungut dan telah disetor, secara triwulanan Pemungut PMSE untuk menyampaikan laporan
untuk periode 3 (tiga) Masa Pajak, paling lama rincian transaksi PPN yang dipungut
akhir bulan berikutnya setelah periode triwulan untuk setiap periode 1 (satu) tahun kalender.
berakhir.
Periode triwulan terdiri dari:
▪ Triwulan I : Januari s.d. Maret.
▪ Triwulan II : April s.d. Juni.
▪ Triwulan III : Juli s.d. September.
▪ Triwulan IV : Okt s.d. Desember
www.pajak.go.id
Laporan Triwulanan 16
❖ Apabila dalam suatu Masa Pajak, terdapat kelebihan PPN yang
dikompensasikan, yang berasal dari triwulan sebelumnya,
laporan triwulanan juga memuat jumlah kelebihan PPN yang
dikompensasikan dan periode triwulan terjadinya kelebihan PPN
yang dikompensasikan.
❖ Laporan triwulanan menggunakan:
• mata uang yang dipilih oleh Pemungut PPN PMSE di akunnya
pada Portal PMSE; dan
• bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris.
❖ Apabila setelah laporan triwulan dilaporkan diketahui terdapat
kekurangan PPN atau kelebihan PPN, Pemungut PPN PMSE wajib
melakukan pembetulan laporan triwulan yang bersangkutan.
❖ Laporan triwulanan diperlakukan sebagai SPT Masa PPN PMSE.
❖ Kewajiban pelaporan tetap berlaku dalam hal jumlah PPN yang
dipungut pada periode triwulan yang bersangkutan nihil.
❖ Laporan triwulanan berbentuk elektronik dan disampaikan
PER-12/PJ/2020 melalui Portal PMSE → Diberikan BPE.
www.pajak.go.id
Isi Laporan Triwulanan 17

Dalam hal aplikasi/sistem yang disediakan/ditentukan Dalam hal aplikasi/sistem yang disediakan/ditentukan
DJP telah dapat memuat rincian transaksi * DJP belum dapat memuat rincian transaksi *

Jumlah Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa Jumlah Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa
Jumlah pembayaran Jumlah pembayaran
Jumlah PPN yang dipungut Jumlah PPN yang dipungut; dan
Rincian transaksi PPN yang dipungut, yang memuat: Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang telah disetor
a. nomor dan tanggal bukti pungut PPN;
b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. nama dan NPWP Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa
dalam hal bukti pungut PPN mencantumkan NPWP
tersebut.

* Dirinci untuk setiap Masa Pajak.

www.pajak.go.id
Isi Laporan Tahunan 18

Dalam hal aplikasi/sistem yang disediakan Dalam hal aplikasi/sistem yang disediakan
DJP telah dapat memuat rincian transaksi dalam DJP belum dapat memuat rincian transaksi
Laporan Triwulanan dalam Laporan Triwulanan

Nomor dan tanggal bukti pungut PPN


Jumlah pembayaran
Jumlah PPN yang dipungut
Tidak perlu ada laporan tahunan
Nama dan NPWP Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa
dalam hal bukti pungut PPN mencantumkan NPWP
tersebut

❖ Laporan rincian transaksi tahunan menggunakan:


• mata uang yang dipilih oleh Pemungut PPN PMSE di akunnya pada Portal PMSE; dan
• bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris.
❖ Laporan tahunan berbentuk elektronik dan disampaikan melalui Portal PMSE → Diberikan BPE.

PER-12/PJ/2020

www.pajak.go.id
Kurang/Lebih Setor PPN PMSE 19

Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah PPN yang


KURANG disetorkan kurang dari jumlah PPN yang seharusnya
SETOR disetor, atas kekurangan PPN tersebut wajib disetorkan
ke kas negara untuk Masa Pajak yang bersangkutan.

Apabila dalam suatu Masa Pajak, jumlah PPN yang


LEBIH disetorkan melebihi jumlah PPN yang seharusnya
SETOR disetor, selisihnya merupakan kelebihan PPN yang
dapat dikompensasikan ke Masa Pajak kelebihan PPN
ditemukan.

www.pajak.go.id
Double Bayar PPN PMSE 20
PER-12/PJ/2020

Dalam hal telah dilakukan pemungutan PPN oleh Pemungut PPN PMSE,
tetapi Pembeli Barang/Penerima Jasa juga memungut dan menyetorkan
sendiri PPN yang terutang sesuai dengan ketentuan Pasal 3A UU PPN, PPN
yang disetor sendiri tersebut dapat:
▪ diajukan permohonan pemindahbukuan ke setoran pajak lainnya sesuai
dengan ketentuan mengenai tata cara pembayaran dan penyetoran pajak
melalui pemindahbukuan;
▪ diajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak
yang seharusnya tidak terutang sesuai dengan ketentuan mengenai tata
cara pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya
tidak terutang;
▪ dikreditkan dengan Pajak Keluaran sepanjang memenuhi ketentuan
pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-perundangan di bidang perpajakan; atau
▪ dikurangkan dari penghasilan bruto sesuai dengan ketentuan yang
mengatur mengenai penghitungan penghasilan kena pajak dan
pelunasan Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan.

www.pajak.go.id
Pengujian Pajak Masukan dari PPN PMSE 21

Dalam hal diperlukan pengujian terhadap Pajak


Masukan yang dikreditkan oleh PKP dalam rangka
pelaksanaan hak dan/atau pemenuhan kewajiban
perpajakan,
pengujian dimaksud dilakukan terhadap bukti yang
dimiliki PKP berupa :
bukti pungut PPN; dan
bukti pembayaran atas PPN yang dipungut.

PER-12/PJ/2020

www.pajak.go.id
Ketentuan Peralihan 22

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-12/PJ/2020


1
tentang Batasan Kriteria Tertentu Pemungut serta Penunjukan
Pemungut, Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak
Pertambahan Nilai atas Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak Dari Luar Daerah Pabean
di Dalam Daerah Pabean melalui Perdagangan melalui Sistem
Elektronik, dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan PMK ini.

2 Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penunjukan


sebagai Pemungut PPN PMSE berdasarkan PMK-
48/PMK.03/2020 dan PER-12/PJ/2020, dinyatakan masih
tetap berlaku sampai dengan diterbitkannya Keputusan
Direktur Jenderal Pajak yang baru.

www.pajak.go.id
PMK yang Dicabut dan Dinyatakan Tidak Berlaku 23

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 48/PMK.03/2020 tentang Tata Cara Penunjukan


Pemungut, Pemungutan, dan Penyetoran, serta Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai atas
Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dan/atau Jasa Kena Pajak dari Luar Daerah
Pabean di Dalam Daerah Pabean Melalui Perdagangan Melalui Sistem Elektronik.

Saat PMK Mulai Berlaku

Tanggal 1 April 2022

www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (1/3) 24
Substansi PMK-48/PMK.03/2020 PMK-60/PMK.03/2022
Dasar hukum Pasal 6 ayat (13) huruf a Perppu-1/2020. Pasal 44E ayat (2) huruf f UU KUP.
pembentukan.
Perbaikan Penyebutan istilah yang didefinisikan Penyebutan istilah yang didefinisikan tidak dalam singkatan.
redaksional. dalam singkatan.

Pelaku Usaha Dalam hal Pedagang LN atau Penyedia Dalam hal Pedagang LN atau Penyedia Jasa LN melakukan transaksi dengan
PMSE yang Jasa LN melakukan transaksi dengan Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa melalui Penyelenggara PMSE LN
ditunjuk Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa atau Penyelenggara PMSE DN, PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP
sebagai melalui Penyelenggara PMSE LN atau tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pemungut. PPMSE DN, PPN yang terutang atas Pabean tersebut, dipungut, disetorkan, dan dilaporkan oleh Pedagang LN,
pemanfaatan BKP Tidak Berwujud Penyedia Jasa LN, Penyelenggara PMSE LN, atau Penyelenggara PMSE DN
dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean di yang:
dalam Daerah Pabean tersebut, dapat a. ditunjuk sebagai Pemungut PPN PMSE; dan
dipungut, disetorkan, dan dilaporkan b. menerbitkan commercial invoice, billing, order receipt, atau dokumen
oleh Pedagang LN, Penyedia Jasa LN, sejenis.
PPMSE LN, atau PPMSE DN yang ditunjuk
Pasal 11 ayat (2) PER-12/PJ/2020
sebagai Pemungut PPN PMSE.
Tarif PPN. 10%. a. 11%, yang mulai berlaku pada tanggal 1 April 2022;
b. 12%, yang mulai berlaku pada saat diberlakukannya penerapan tarif PPN
Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN.

377
www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (2/3) 25
Substansi PMK-48/PMK.03/2020 PMK-60/PMK.03/2022

Laporan Laporan pemungutan PPN PMSE dibuat Laporan pemungutan PPN PMSE dibuat secara triwulanan untuk periode 3
triwulanan. secara triwulanan untuk periode 3 (tiga) (tiga) Masa Pajak, paling lama akhir bulan berikutnya setelah periode triwulan
Masa Pajak, paling lama akhir bulan berakhir, yang paling sedikit memuat:
berikutnya setelah periode triwulan a. jumlah Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa;
berakhir, yang paling sedikit memuat: b. jumlah pembayaran;
a. jumlah Pembeli Barang dan/atau c. jumlah PPN yang dipungut; dan
Penerima Jasa; d. rincian transaksi PPN yang dipungut, *)
b. jumlah pembayaran; untuk setiap Masa Pajak.
c. jumlah PPN yang dipungut; dan *) Paling sedikit dalam rincian transaksi PPN:
d. jumlah PPN yang telah disetor, a. nomor dan tanggal bukti pungut PPN;
untuk setiap Masa Pajak. b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. nama dan NPWP Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa dalam hal bukti pungut
PPN mencantumkan NPWP.
Dalam hal rincian transaksi PPN yang dipungut belum dapat dilakukan
melalui aplikasi atau sistem DJP, maka laporan triwulanan paling sedikit
memuat:
a. jumlah Pembeli Barang dan/atau Penerima Jasa;
b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. jumlah PPN yang telah disetor,
untuk setiap Masa Pajak. 378
www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (3/3) 26
Substansi PMK-48/PMK.03/2020 PMK-60/PMK.03/2022

Laporan Direktur Jenderal Pajak dapat meminta a. Direktur Jenderal Pajak dapat meminta Pemungut PPN PMSE untuk
tahunan. Pemungut PPN PMSE untuk menyampaikan menyampaikan laporan rincian transaksi PPN yang dipungut untuk setiap
laporan rincian transaksi PPN yang dipungut periode 1 (satu) tahun kalender.
untuk setiap periode 1 (satu) tahun b. Ketentuan mengenai laporan tahunan tidak berlaku dalam hal aplikasi
kalender, yang paling sedikit memuat: atau sistem yang disediakan dan/atau ditentukan oleh DJP telah dapat
a. nomor dan tanggal bukti pungut PPN; memuat rincian transaksi PPN yang dipungut dalam laporan triwulanan.
b. jumlah pembayaran;
c. jumlah PPN yang dipungut; dan
d. nama dan NPWP Pembeli Barang
dan/atau Penerima Jasa dalam hal bukti
pungut PPN mencantumkan NPWP
tersebut.
Ketentuan - a. PER-12/PJ/2020 dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak
Peralihan. bertentangan dengan RPMK.
b. Kepdirjen Penunjukan sebagai Pemungut PPN PMSE, yang diterbitkan
berdasarkan PMK-48/PMK.03/2020 dan PER-12/PJ/2020 sebelum tanggal 1
April 2022, dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan diterbitkannya
Kepdirjen Penunjukan yang baru berdasarkan RPMK.
Saat mulai Tanggal 1 Juli 2020. Tanggal 1 April 2022.
berlaku.
379
www.pajak.go.id
Ilustrasi Kasus 27

Kasus 1 :
pada tanggal 5 April 2022 Tuan A, Subjek Pajak Dalam Negeri memanfaatkan BKP tidak berwujud
dari Luar Negeri melalui Penyelenggara PMSE senilai Rp. 5.550.000,-
Penyelengaran PMSE luar Negeri tersebut memenuhi persyaratan sesuai per-12/PJ/2020 dan
ditunjuk sebagai pemungut PMSE

Bagaimana pemungutan PPN nya ?

Jawaban :
1. Tuan A membayar tagihan senilai Rp. 5.550.000,- (harga DPP ditambah PPN 11%)
2. Penyelenggara PMSE Luar Negeri memungut PPN sebesar Rp. 550.000,- atas transaksi
penyerahan BKP tidak berwujud tersebut
3. Penyelenggara PMSE Luar Negeri menerbitkan commercial invoice, billing, order receipt dan
dokumen lain yang sejenis sebagai bukti pemungutan PPN

www.pajak.go.id
Ilustrasi Kasus 28

Kasus 2 :
Pada tanggal 10 April 2022 Tuan Alex, Subjek Pajak Dalam Negeri memanfaatkan Jasa Kena Pajak
dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tidak melalui Penyelenggara PMSE
Penyedia Jasa bukan pemungut PPN PMSE

Bagaimana pemungutan PPN atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean tersebut ?

Jawaban :
1. Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tersebut tetap terutang PPN
2. Tuan Alex sebagai Penerima Jasa menyetor sendiri PPN atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean tersebut (Pasal 3A (3) UU PPN) jo PMK 40/PMK03/2010

www.pajak.go.id
Peraturan Menteri Keuangan No. /PMK.03/2022

Nilai lain sebagai dasar pengenaan pajak dan besaran tertentu


yang dipungut dan disetor dalam penghitungan
Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan barang kena pajak
berupa Liquefied Petroleum Gas tertentu

www.pajak.go.id
Ilustrasi Kasus 28

Kasus 2 :
Pada tanggal 10 April 2022 Tuan Alex, Subjek Pajak Dalam Negeri memanfaatkan Jasa Kena Pajak
dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tidak melalui Penyelenggara PMSE
Penyedia Jasa bukan pemungut PPN PMSE

Bagaimana pemungutan PPN atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean tersebut ?

Jawaban :
1. Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean tersebut tetap terutang PPN
2. Tuan Alex sebagai Penerima Jasa menyetor sendiri PPN atas Pemanfaatan JKP dari Luar Daerah
Pabean di dalam Daerah Pabean tersebut (Pasal 3A (3) UU PPN) jo PMK 40/PMK03/2010

www.pajak.go.id
Tujuan 384

• menjamin rasa keadilan


• lebih memberikan kepastian hukum
• menyederhanakan mekanisme pemungutan PPN
LPG tertentu

www.pajak.go.id
Pengertian 385

Liquefied Petroleum Gas (LPG) tertentu

LPG yang merupakan bahan bakar yang mempunyai


kekhususan karena kondisi tertentu seperti
penggunanya/penggunaannya, kemasannya, volume
dan/atau harganya yang masih harus diberikan subsidi

www.pajak.go.id
Pasal 2 386

Liquefied Petroleum Gas (LPG) tertentu

• yang bagian harganya disubsidi --- > PPN dibayar Pemerintah


• yang bagian harganya tidak disubsidi --- > PPN dibayar pembeli

www.pajak.go.id
Pasal 3 387

Penyerahan LPG Tertentu yang bagian harganya disubsidi


merupakan penyerahan LPG Tertentu dari Badan Usaha ke
Pemerintah yang dibayar melalui subsidi LPG Tertentu, yang
terdiri dari subsidi harga dan Pajak Pertambahan Nilai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

www.pajak.go.id
Pasal 4 388

PPN yang terutang atas penyerahan LPG tertentu


yang bagian harganya tidak disubsidi pada :

• Titik serah Badan Usaha


dihitung dengan Nilai Lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak

• Titik serah Agen atau Pangkalan


dipungut dan disetor dengan besaran tertentu

Aturan sebelumnya :
Dasar Pengenaan Pajak untuk menghitung PPN yang
terutang atas penyerahan LPG Tertentu yang bagian
harganya tidak disubsidi menggunakan Nilai Lain.

www.pajak.go.id
Pasal 5 389

Formula penghitungan Nilai Lain sebagai DPP:

titik serah badan usaha

100
x Harga Jual Eceran
(100+t)
dimana t = tarif PPN yang berlaku

www.pajak.go.id
Contoh 390

Pada tanggal 12 April 2022, PT Pertamina (Persero) sebagai badan usaha yang mendapat penugasan
dari Pemerintah untuk melaksanakan kegiatan penyediaan dan pendistribusian LPG Tertentu
menyerahkan 15.000 tabung LPG Tertentu kepada PT ABC yang telah ditunjuk oleh PT Pertamina
(Persero) sebagai Agen.

Harga Jual Eceran yang berlaku pada tanggal penyerahan sebesar Rp12.750,00 per tabung.

Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai berikut:
• Dasar Pengenaan Pajak = 15.000 x 100/111 x Rp12.750,00
= Rp172.297.297,29
• PPN terutang = 11% x Rp172.297.297,29
= Rp18.952.702,00

www.pajak.go.id
Pasal 6 ayat (1)a 391

Formula penghitungan Besaran Tertentu:

titik serah Agen


Mulai
1,1 x (Harga Jual Agen – Harga Jual Eceran) 1 April 2022
101,1

1,2 x (Harga Jual Agen – Harga Jual Eceran) Mulai berlakunya


101,2 tarif PPN 12%

PPN yang terutang pada titik serah Agen sudah termasuk dalam
selisih lebih antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran.

www.pajak.go.id
Contoh 392

Pada tanggal 15 April 2022, PT ABC selaku Agen, menyerahkan 5.000 tabung LPG Tertentu kepada CV
XYZ yang telah ditunjuk oleh PT ABC sebagai Pangkalan.

Harga Jual Agen sebesar Rp14.000,00 per tabung. Harga Jual Eceran yang berlaku sebesar Rp12.750,00
per tabung. Dalam hal ini PT ABC telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai berikut:
PPN terutang = 5000 x 1,1/101,1 x (Rp14.000,00 – Rp12.750,00)
= Rp68.001,00

PPN terutang sebesar Rp68.001,00 (enam puluh delapan ribu satu rupiah) sudah termasuk dalam selisih
lebih antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran.

www.pajak.go.id
Pasal 6 ayat (1)b 393

Formula penghitungan Besaran Tertentu:

titik serah Pangkalan


Mulai
1,1 x (Harga Jual Pangkalan – Harga Jual Agen) 1 April 2022
101,1

1,2 x (Harga Jual Pangkalan – Harga Jual Agen) Mulai berlakunya


101,2 tarif PPN 12%

PPN yang terutang pada titik serah Pangkalan sudah termasuk dalam
selisih lebih antara Harga Jual Pangkalan dan Harga Jual Agen.

www.pajak.go.id
Contoh 394

Pada tanggal 20 April 2022, CV XYZ selaku Pangkalan, menyerahkan tabung LPG Tertentu secara eceran
1 tabung kepada konsumen akhir.

Harga Jual Pangkalan sebesar Rp15.500,00 per tabung. Harga Jual Agen atas perolehan LPG Tertentu
tersebut sebesar Rp 14.000,00. Dalam hal ini CV XYZ telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak

Maka atas penyerahan tersebut terutang Pajak Pertambahan Nilai dengan penghitungan sebagai berikut:
PPN terutang = 1 x 1,1/101,1 x (Rp15.500,00 – Rp14.000,00)
= Rp16,00

PPN terutang sebesar Rp16,00 (enam belas rupiah) sudah termasuk dalam selisih lebih antara Harga Jual
Pangkalan dan Harga Jual Agen.

www.pajak.go.id
Pasal 7 395

Tarif PPN
yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dan pasal 6 ayat (2) merupakan tarif Pajak Pertambahan Nilai
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai, yaitu sebesar

• 11 % yang berlaku pada tanggal 1 April 2022


• 12 % yang mulai berlaku pada saat berlakunya penerapan PPN Pasal 7 ayat
(1) huruf b UU PPN

www.pajak.go.id
Pasal 8 396

Faktur Pajak dibuat pada saat :

• Badan Usaha mengajukan permintaan pembayaran subsidi


kepada Kuasa Pengguna Anggaran sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai
tata cara penyediaan anggaran, penghitungan, pembayaran,
dan pertanggungjawaban dana subsidi LPG Tertentu

• Badan Usaha, Agen atau Pangkalan menyerahkan LPG


Tertentu, atau pada saat pembayaran atas penyerahan LPG
tertentu dalam hal pembayaran dilakukan mendahului
penyerahan.

www.pajak.go.id
Faktur Pajak 397

atas penyerahan LPG tertentu oleh Agen dan Pangkalan

A. KODE & NO SERI FAKTUR PAJAK B. PENGUSAHA KENA PAJAK

Kode Transaksi : 05 Diisi dengan nama, alamat, dan nomor pokok wajib pajak
yaitu kode untuk penyerahan Barang Kena Pajak menggunakan Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan LPG Tertentu
besaran tertentu.

Kode status dan nomor seri faktur Pajak


diisi sesuai dengan ketentuan yang mengatur mengenai tata
cara pembuatan Faktur Pajak.

www.pajak.go.id
398

D. NO URUT
C
Diisi dengan nomor urut dari LPG Tertentu yang
diserahkan

E. NAMA BKP/JKP
D E F
Diisi dengan nama Barang Kena Pajak yaitu LPG
G Tertentu beserta kuantitasnya.

F. HARGA JUAL/PENGGANTIAN/UANG
MUKA/TERMIN
Diisi dengan harga jual agen atau harga jual
pangkalan.

G. JUMLAH HARGA JUAL/


C. NAMA PEMBELI PENGGANTIAN/ UANG MUKA/TERMIN
Diisi dengan penjumlahan dari angka-angka
Diisi dengan nama, alamat, dan nomor pokok wajib pajak pembeli LPG
dalam kolom harga jual/penggantian/uang
Tertentu.
muka/termin

www.pajak.go.id
399

J. DASAR PENGENAAN PAJAK


Diisi dengan Dasar Pengenaan Pajak yaitu:
• pada titik serah Agen, sebesar selisih lebih
antara Harga Jual Agen dan Harga Jual Eceran
• pada titik serah Pangkalan, sebesar selisih
lebih antara Harga Jual Pangkalan dan Harga
Jual Agen

H
I
K. PPN
J
K Diisi dengan jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang
terutang sebesar besaran tertentu
L

H. POTONGAN HARGA L. PPnBM

Diisi dengan total nilai potongan harga Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak Keterangan mengenai pajak penjualan atas barang
yang diserahkan, dalam hal terdapat potongan harga mewah tidak perlu diisi.

I. UANG MUKA YANG TELAH DITERIMA


Diisi dengan nilai uang muka yang telah diterima dari penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak

www.pajak.go.id
400

Jakarta, 10 April 2022 M

M. ….. TANGGAL ….
RAKA N
Diisi dengan tempat dan tanggal Faktur Pajak
dibuat
N. NAMA DAN TANDA TANGAN

Diisi dengan nama dan tanda tangan pejabat yang


ditunjuk untuk menandatangani Faktur Pajak.

www.pajak.go.id
Pasal 9 401

• Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
sehubungan dengan penyerahan LPG Tertentu yang dilakukan oleh Badan
Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a, dapat dikreditkan
sepanjang memenuhi ketentuan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

• Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak
sehubungan dengan penyerahan LPG Tertentu yang dilakukan oleh Agen atau
Pangkalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b, tidak dapat
dikreditkan.

www.pajak.go.id
PMK-65/PMK.03/2022
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS PENYERAHAN
KENDARAAN BERMOTOR BEKAS

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Latar Belakang dan Tujuan
404
Latar Belakang
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 16G huruf i UU PPN (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983
tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
Peraturan Perpajakan).
Tujuan
❖ Memberikan kemudahan dan kesederhanaan serta kepastian
hukum dan keadilan dalam pengenaan Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) atas penyerahan kendaraan bermotor bekas.
❖ Penggantian Peraturan Menteri Keuangan Nomor
79/PMK.03/2010 tentang Pedoman Penghitungan Pengkreditan
Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan
Kegiatan Usaha Tertentu karena belum dapat menampung
perubahan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
sehingga perlu diganti.

www.pajak.go.id
Objek PPN dan PKP yang Wajib Menerapkan
405
Objek PPN:
Penyerahan kendaraan bermotor bekas

Bukan BKP berupa aktiva yang menurut


tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan
cfm. Pasal 16D UU PPN.

PKP yang Wajib Menerapkan:


Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan usaha
tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas
wajib memungut dan menyetorkan Pajak Pertambahan Nilai
yang terutang atas penyerahan kendaraan bermotor bekas
dengan besaran tertentu.
Pedagang yang melakukan penyerahan kendaraan bermotor
bekas.
www.pajak.go.id
Besaran Tertentu PPN
406
Tarif:
1,1% dari Harga Jual * → mulai tanggal 1 April 2022

1,2% dari Harga Jual ** → mulai berlaku pada saat diberlakukannya


penerapan tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN (paling lambat
tanggal 1 Januari 2025)

Dasar Pengenaan Pajak:


Harga Jual, tidak termasuk PPN.

Diperoleh dari hasil perkalian:


* 10% x tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf a UU PPN x Harga Jual
** 10% x tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1) huruf b UU PPN x Harga Jual

www.pajak.go.id
PPN atas Penyerahan BKP Lainnya dan/atau JKP
407
Dalam hal PKP yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor bekas juga
melakukan penyerahan BKP lainnya dan/atau Jasa Kena Pajak, pemungutan PPN yang terutang atas
penyerahan BKP lainnya dan/atau JKP tersebut dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.

Contoh 1: Contoh 2:
Tuan A melakukan penyerahan kendaraan PT B melakukan penyerahan kendaraan
bermotor bekas dan BKP lainnya berupa bermotor bekas dan JKP berupa jasa
aksesori kendaraan bermotor. perbaikan dan perawatan kendaraan
Dengan demikian: bermotor.
a. atas penyerahan kendaraan bermotor Dengan demikian:
bekas, Tuan A wajib memungut dan a. atas penyerahan kendaraan bermotor
menyetorkan PPN yang terutang dengan bekas, PT B wajib memungut dan
besaran tertentu; dan menyetorkan PPN yang terutang dengan
b. atas penyerahan aksesori kendaraan besaran tertentu; dan
bermotor, Tuan A wajib memungut PPN b. atas penyerahan jasa perbaikan dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perawatan kendaraan bermotor, Tuan
perundang-undangan di bidang A wajib memungut PPN sesuai dengan
perpajakan. ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.

www.pajak.go.id
Pengkreditan Pajak Masukan
408
❖ Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP,
impor BKP, serta pemanfaatan BKP tidak berwujud
dan/atau pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean di
dalam Daerah Pabean, yang berhubungan dengan
Tidak dapat dikreditkan
penyerahan kendaraan bermotor bekas oleh PKP
yang melakukan kegiatan usaha tertentu berupa
penyerahan kendaraan bermotor bekas.

❖ PKP kendaraan bermotor bekas yang dalam suatu


Masa Pajak melakukan:
• penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Penentuan Pajak Masukan
Masukan yang berkenaan dengan penyerahan yang dapat dikreditkan
dimaksud dapat dikreditkan; dan dilaksanakan berdasarkan
• penyerahan yang terutang PPN dan Pajak ketentuan Pasal 9 ayat (5)
Masukan yang berkenaan dengan penyerahan dan ayat (6) UU PPN.
dimaksud tidak dapat dikreditkan dan/atau
penyerahan yang tidak terutang PPN.

www.pajak.go.id
Formulir SPT Masa PPN yang Digunakan
409

Mulai Masa Pajak April 2022 Sebelum Masa Pajak April 2022

Dalam hal PKP eks PMK-79/PMK.03/2010


melakukan penyampaian atau pembetulan
SPT Masa PPN.
SPT Masa PPN 1111

SPT Masa PPN 1111 DM

www.pajak.go.id
PMK yang Dicabut dan Dinyatakan Tidak Berlaku
410
❖ Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2010 tentang Pedoman
Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan bagi Pengusaha Kena Pajak yang Melakukan
Kegiatan Usaha Tertentu .

Saat PMK Mulai Berlaku

❖ Tanggal 1 April 2022.

www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (1/2)
Substansi PMK-79/PMK.03/2010 PMK-…/PMK.03/2022
Judul PMK. Pedoman Penghitungan PPN atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Bekas.
Pengkreditan Pajak Masukan bagi
PKP yang Melakukan Kegiatan Usaha
Tertentu.
Dasar hukum Pasal 9 ayat (7b) UU PPN. Pasal 16G huruf i UU PPN.
pembentukan PMK.

PKP yang dapat PKP yang semata-mata melakukan PKP pedagang kendaraan bermotor bekas yang melakukan
menerapkan. penyerahan kendaraan bermotor kegiatan usaha tertentu berupa penyerahan kendaraan bermotor
bekas secara eceran. bekas.
→ Seluruhnya atau sebagian.
→ Bukan merupakan penyerahan cfm. Pasal 16D UU PPN.
Pajak Keluaran yang Menggunakan tarif PPN 10% x DPP Menggunakan besaran tertentu PPN sebesar 10% x tarif PPN
dipungut. (peredaran usaha). cfm. Pasal 7 ayat (1) UU PPN x Harga Jual.
→ Dengan deemed Pajak Masukan → Tarif efektif:
sebesar 90% dari Pajak Keluaran • 1,1% x Harga Jual, yang mulai berlaku pada tanggal 1 April
maka tarif efektifnya sebesar 1% x 2022; dan
DPP. • 1,2% x Harga Jual, yang mulai berlaku pada saat
diberlakukannya penerapan tarif PPN cfm. Pasal 7 ayat (1)
huruf b UU PPN.
→ Tidak diperkenankan menggunakan besaran tertentu PPN cfm.
PMK mengenai PPN atas penyerahan BKP/JKP oleh PKP yang
mempunyai peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak
melebihi jumlah tertentu. www.pajak.go.id
Pokok-pokok Perubahan (2/2)
Substansi PMK-79/PMK.03/2010 PMK-…/PMK.03/2022
Pajak Masukan yang Dikreditkan dengan menggunakan Tidak dapat dikreditkan.
berhubungan dengan deemed Pajak Masukan sebesar 90% Apabila PKP melakukan:
penyerahan kendaraan dari Pajak Keluaran ▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang
bermotor bekas. berkenaan dengan penyerahannya dapat dikreditkan; dan
▪ penyerahan yang terutang PPN dan Pajak Masukan yang
berkenaan dengan penyerahannya tidak dapat dikreditkan
dan/atau penyerahan yang tidak terutang PPN,
penentuan Pajak Masukan yang dapat dikreditkan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (5) dan ayat (6) UU PPN.
Perlakuan atas Mengikuti ketentuan umum, Mengikuti ketentuan umum, termasuk PMK mengenai PPN atas
penyerahan BKP selain termasuk PMK-74/PMK.03/2010. penyerahan BKP dan/atau JKP oleh PKP yang mempunyai
kendaraan bermotor peredaran usaha dalam 1 (satu) tahun buku tidak melebihi jumlah
bekas dan JKP. tertentu.
SPT Masa PPN yang Formulir 1111 DM. ▪ Formulir 1111, mulai Masa Pajak April 2022.
digunakan. ▪ Dalam hal PKP eks PMK-74/2010 melakukan penyampaian atau
pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Pajak sebelum Masa
Pajak April 2022 → menggunakan SPT Masa PPN Formulir 1111
DM.
Contoh kasus. (Tidak diatur). Diberikan contoh kasus dalam Lampiran RPMK.

Saat mulai berlaku Tanggal 1 April 2010. Tanggal 1 April 2022.

www.pajak.go.id
PMK-63/PMK.03/2022

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS ATAS


PENYERAHAN HASIL TEMBAKAU

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Latar Belakang 2

Untuk menjamin rasa keadilan dan memberikan


kepastian hukum, serta menyederhanakan
administrasi perpajakan dalam pelaksanaan hak dan
/atau pemenuhan kewajiban perpajakan bagi
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
hasil tembakau

www.pajak.go.id
DEFINISI HASIL TEMBAKAU 3

Hasil Tembakau adalah Hasil Tembakau yang meliputi sigaret, cerutu,


rokok daun, tembakau iris, rokok elektrik, dan hasil pengolahan
tembakau lainnya, dengan tidak mengindahkan digunakan atau tidak
bahan pengganti atau bahan pembantu dalam pembuatannya, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cukai

www.pajak.go.id
DEFINISI PRODUSEN 4

Produsen adalah orang pribadi atau badan hukum yang


mengusahakan pabrik Hasil Tembakau dan memenuhi persyaratan
sebagai pengusaha pabrik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang cukai

www.pajak.go.id
DEFINISI NILAI LAIN 5

Nilai Lain adalah nilai berupa uang yang ditetapkan sebagai Dasar
Pengenaan Pajak

www.pajak.go.id
DEFINISI HARGA JUAL ECERAN 6

Harga Jual Eceran (HJE) adalah harga yang ditetapkan sebagai dasar
penghitungan besarnya cukai

www.pajak.go.id
PENGENAAN PPN 7

PPN dikenakan atas penyerahan:

Hasil Tembakau yang dibuat di dalam negeri


oleh Produsen pada saat melakukan
pemesanan pita cukai

di tingkat Produsen
*

www.pajak.go.id
PENGENAAN PPN 8

PPN dikenakan atas penyerahan:

Hasil Tembakau yang dibuat di luar


negeri oleh Importir pada saat melakukan
pemesanan pita cukai

o Dalam hal PPN telah dilunasi, atas impor


Hasil Tembakau tersebut tidak dikenai PPN
o Dalam hal atas impor Hasil Tembakau
memperoleh fasilitas cukai tidak dipungut
* atau pembebasan cukai, dikenai PPN sesuai
ketentuan yang berlaku
www.pajak.go.id
Perhitungan PPN 9

Dasar
Tarif
%
x Pengenaan
Pajak

Nilai Lain
Mulai berlaku:
100/(100+t) x Harga
a. 11 % mulai berlaku 1 April Jual Eceran (HJE)
2022; atau
b. 12% mulai berlaku saat PPN Terutang
berlakunya penerapan tarif a. 9,9 % x HJE mulai 1 April 2022; dan
Pasal 7 ayat (1) huruf b UU
PPN b. 10,7% x HJE mulai berlaku saat
berlakunya penerapan tarif Pasal 7
ayat (1) huruf b UU PPN
422
t= tarif PPN
www.pajak.go.id
Penyerahan Hasil Tembakau oleh 10
Penyalur
tidak memungut dan menyetor PPN
Pengusaha Penyalur atas penyerahan Hasil Tembakau yang
telah dipungut PPN oleh Produsen
dan/atau Importir
dikukuhkan sebagai PKP jika :
✓ selain menyerahkan Hasil Tembakau juga Penyerahan Hasil Tembakau
menyerahkan barang kena pajak dilaporkan dalam SPT Masa PPN
dan/atau jasa kena pajak lainnya sebagai penyerahan tidak
terutang PPN

berlaku ketentuan peraturan perundang-


undangan yang mengatur mengenai
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

423
www.pajak.go.id
Pengukuhan PKP bagi Produsen dan/atau 11
Importir
Produsen dan/atau
Importir

Memenuhi ketentuan sebagai


Pengusaha Kecil:
✓ Dapat memilih dan melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak

424
www.pajak.go.id
Kewajiban membuat faktur pajak 12

Produsen dan/atau Importir wajib membuat Faktur


Pajak.

Saat Pembuatan Faktur Pajak


o Pada saat Produsen dan/atau Importir
melakukan pemesanan pita cukai Hasil
Tembakau

425
www.pajak.go.id
Pengkreditan Pajak Masukan 13

Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa


Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan
dengan penyerahan Hasil Tembakau oleh Produsen dan/atau Importir
dapat dikreditkan sepanjang memenuhi ketentuanketentuan
pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan
Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, serta pemanfaatan Barang
Kena Pajak tidak berwujud dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak
dari luar daerah pebean di dalam daerah pabean sehubungan
dengan penyerahan Hasil Tembakau oleh Pengusaha Penyalur tidak
dapat dikreditkan

426
www.pajak.go.id
Contoh Kasus 14

Produsen Hasil Tembakau PT XYZ


Tgl 11 Mei 2022: pemesanan pita cukai atas produksi 1 juta
bungkus rokok Sigaret Kretek Mesin Golongan II merk PQR
Satu bungkus berisi 16 batang
Harga Jual Eceran (HJE): Rp1.140,00 per batang

PPN Terutang dihitung sebagai berikut:


a. HJE: 1.000.000x16x 1.140= 18.240.000.000,00
b. PPN terutang: 9,9% x Total HJE
: 9,9% x 18.240.000.000
: Rp1.805.760.000,00

427
www.pajak.go.id
PENCABUTAN PMK SEBELUMNYA 15

428
www.pajak.go.id
SAAT BERLAKU 16

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


PMK-63/PMK.03/2022 berlaku pada tanggal

1 April 2022

www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 430
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 431
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 432
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 433
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 434
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 435
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 436
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 437
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 438
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 439
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 440
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 441
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 442
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 443
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 444
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 445
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 446
DULU,,,,
WAKTU UU 28/2009:

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 447
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 448
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 449
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 450
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 451
SEKARANG,,,,
UU NO. 1/2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 452
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 453
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 454
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 455
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 456
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 457
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 458
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 459
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 460
SLIDE / INFOGRAFIS TERKAIT
DARI DJP
(Akan Mudah/Cepat Difahami Setelah Membaca PMK Lengkap-nya)

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 461
PMK-70/PMK.03/2022
KRITERIA DAN/ATAU RINCIAN MAKANAN DAN MINUMAN,
JASA KESENIAN DAN HIBURAN, JASA PERHOTELAN, JASA
PENYEDIAAN TEMPAT PARKIR, SERTA JASA BOGA ATAU
KATERING YANG TIDAK DIKENAI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 463
Latar Belakang 46
4

Penyelarasan antara
Keadilan Kepastian Hukum
Objek PPN dan Pajak Daerah

www.pajak.go.id
Tujuan 46
5

1 Penguatan objek PPN

2 Menghindari pengenaan pajak berganda antara


pemerintah pusat dan pemerintah daerah

www.pajak.go.id
Dasar Hukum 46
6

Pasal 4A Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak


Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang
Mewah s.t.d.t.d Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang
Harmonisasi Peraturan Perpajakan

www.pajak.go.id
Non Objek PPN 46
7

Barang meliputi: Jasa meliputi :


Makanan dan minuman ▪ jasa kesenian dan
yang disajikan hiburan
▪ di hotel ▪ jasa perhotelan
▪ restoran, rumah Barang Jasa ▪ jasa penyediaan
makan, warung dan tempat parkir
sejenisnya; atau ▪ jasa boga atau
▪ oleh Pengusaha boga katering
atau katering

www.pajak.go.id
Makanan dan Minuman 46
8

Tidak dikenai PPN atas penyerahan makanan dan minuman yang:

Disajikan di restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya yang


menyediakan layanan penyajian makanan dan/atau minuman yang paling
sedikit berupa penyediaan fasilitas meja, kursi, dan/atau peralatan makan
dan minum baik yang dikonsumsi di tempat atau tidak.

Diserahkan oleh Pengusaha jasa boga atau katering yang paling sedikit
melakukan kegiatan pelayanan:
▪ proses penyediaan bahan baku dan bahan setengah jadi, pembuatan,
penyimpanan, serta penyajian berdasarkan pesanan;
▪ penyajian di lokasi yang diinginkan oleh pemesan dan berbeda
dengan lokasi dimana proses pembuatan dan penyimpanan
dilakukan; dan
▪ penyajian dilakukan dengan atau tanpa peralatan dan petugasnya.

www.pajak.go.id
Makanan dan Minuman 46
9

Dikenai PPN atas penyerahan makanan dan minuman yang disajikan oleh:

Pengusaha toko swalayan dan sejenisnya yang tidak semata-


mata menjual makanan dan/atau minuman;

Pengusaha pabrik makanan dan/atau minuman; atau

Pengusaha penyedia fasilitas yang kegiatan usaha utamanya


menyediakan pelayanan jasa menunggu pesawat (lounge) pada
bandar udara.

www.pajak.go.id
Jasa Kesenian dan Hiburan 47
0

Tidak Dikenai PPN Dikenai PPN


• tontonan film/tontonan audio visual • kegiatan pelayanan penyediaan tempat/ruang
• pergelaran kesenian, musik, tari, dan/atau busana dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk
• kontes kecantikan permainan golf; dan
• kontes binaraga • penyerahan jasa digital berupa penayangan
• pameran (streaming) film atau audio visual lainnya
• pertunjukan sirkus, akrobat, dan sulap melalui saluran internet atau jaringan
• pacuan kuda dan perlombaan kendaraan bermotor elektronik.
• permainan ketangkasan
• olahraga permainan dengan menggunakan tempat/ruang
dan/atau peralatan dan perlengkapan untuk olahraga dan
kebugaran
• rekreasi wahana air, wahana ekologi, wahana pendidikan,
wahana budaya, wahana salju, wahana permainan,
pemancingan, agrowisata, dan kebun binatang
• panti pijat dan pijat refleksi
• diskotek, karaoke, kelab malam, bar, dan mandi uap atau
perawatan dengan air (spa)

www.pajak.go.id
Jasa Perhotelan 47
1

Tidak Dikenai PPN


jasa penyewaan kamar
• jasa penyediaan akomodasi
• penyediaan fasilitas penunjang yang terkait secara langsung dengan jasa
penyewaan kamar (room service, air conditioning, binatu, extrabed, fixture,
telepon, safety box, internet, televisi satelit/kabel, dan minibar)
• penyediaan fasilitas yang terkait secara langsung dengan kegiatan jasa
penyewaan kamar dan hanya diperuntukkan bagi tamu yang menginap, (fasilitas
olah raga dan hiburan, fotokopi, teleks, faksimile, dan transportasi hotel)

jasa penyewaan ruangan untuk kegiatan acara atau pertemuan

di hotel, hostel, vila, pondok wisata, motel, losmen, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan/guesthouse/bungalo/resort/cottage, tempat tinggal pribadi yang
difungsikan sebagai hotel, dan perkemahan mewah (glamping)

www.pajak.go.id
Jasa Perhotelan 47
2

Dikenai PPN

jasa penyewaan ruangan untuk selain kegiatan acara atau pertemuan di hotel
hostel, vila, pondok wisata, motel, losmen, wisma pariwisata, pesanggrahan,
rumah penginapan dan sejenisnya, tempat tinggal pribadi yang difungsikan
sebagai hotel, atau perkemahan mewah (penyewaan ruangan untuk ATM, kantor,
perbankan, restoran, tempat hiburan, karaoke, apotek, toko retail, dan klinik).

jasa penyewaan unit dan/atau ruangan, termasuk tambahannya serta fasilitas


penunjang terkait lainnya, di apartemen, kondominium, dan sejenisnya
didasarkan atas izin usahanya.

jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh


pengelola jasa perhotelan.

www.pajak.go.id
Jasa Penyediaan Tempat Parkir 47
3

Tidak Dikenai PPN


meliputi:
• penyediaan atau penyelenggaraan tempat parkir
• pelayanan memarkirkan kendaraan (parkir valet)

Dikenai PPN
jasa pengelolaan tempat parkir

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
PMK-58/PMK.03/2022
Tentang
Penunjukkan Pihak Lain Sebagai Pemungut Pajak dan Tata Cara
Pemungutan, Penyetoran, dan/atau Pelaporan Pajak yang Dipungut oleh
Pihak Lain atas Transaksi Pengadaan Barang dan/atau Jasa melalui Sistem
Informasi Pengadaan Pemerintah

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
POKOK PENGATURAN 2

Hal Pengaturan PMK


Penunjukan Pihak Lain Pihak Lain berupa:
sebagai pemungut pajak a. Ritel Daring Pengadaan dan
b. Marketplace Pengadaan
ditunjuk sebagai pemungut pajak untuk melakukan pemungutan, penyetoran, dan/atau pelaporan pajak atas
penyerahan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh rekanan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan.
Kewajiban dikukuhkan Pihak Lain dan rekanan wajib mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP dan dikukuhkan sebagai Pengusaha
sebagai PKP Kena Pajak, termasuk rekanan yang memenuhi kriteria pengusaha kecil.
Kewajiban pemungutan, Pihak Lain wajib melakukan pemungutan, penyetoran, dan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 22, Pajak
penyetoran, dan pelaporan Pertambahan Nilai, atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dipungut.
Besaran pungutan pajak a. Pajak Penghasilan Pasal 22 sebesar 0,5% dari seluruh nilai pembayaran yang tercantum dalam dokumen
tagihan, tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
b. Pajak Pertambahan Nilai sebesar tarif pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai dikalikan
dengan Dasar Pengenaan Pajak; dan
c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebesar tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku dengan
dasar pengenaan pajak.
Dokumen pemungutan Dokumen tagihan merupakan dokumen tertentu yang dipersamakan dengan bukti pemungutan Pajak
Penghasilan dan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak.
SPT yang digunakan • SPT Masa Pajak Penghasilan Unifikasi
• SPT Masa PPN 1107 PUT bagi Pihak Lain

www.pajak.go.id
RUANG LINGKUP 47
8

transaksi pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan dalam Sistem Informasi


Pengadaan Pemerintah, Contoh: Toko Daring dan SIPLah;

transaksi pengadaan difasilitasi oleh PPMSE berupa marketplace pengadaan


atau ritel daring pengadaan; dan

pembayaran dilakukan menggunakan Uang Persediaan (UP) melalui


marketplace pengadaan atau ritel daring pengadaan.

www.pajak.go.id
SUBJEK 47
9

1
PIHAK YANG DITUNJUK SEBAGAI PEMUNGUT
PAJAK (PPh DAN PPN)
MARKETPLACE DAN
LAIN
RITEL DARING merupakan (WAJIB PKP) atas pengadaan barang/jasa pemerintah
PPMSE yang dilakukan melalui Sistem Informasi
Pengadaan Pemerintah

YANG MELAKUKAN PENYERAHAN


2 BARANG DAN/ATAU JASA MELALUI
Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah
REKANAN
PENGUSAHA
merupakan - MERCHANT yang terdaftar pada marketplace
PEMERINTAH (WAJIB PKP, kecuali bagi
yang ditetapkan lain ) - RITEL DARING

TERDIRI ATAS INSTANSI PEMERINTAH


3 USER SISTEM PUSAT, DAERAH, DAN DESA
INSTANSI
PENGADAAN
merupakan bertindak sebagai pembeli
PEMERINTAH BUKAN SEBAGAI
PEMUNGUT PAJAK

www.pajak.go.id
OBJEK PEMUNGUTAN, TARIF, DAN SAAT PENYETORAN PAJAK 48
0

1 Penyerahan BKP dan/atau JKP PPN PPnBM


oleh PKP Rekanan Pemerintah &
DIPUNGUT
11%*
*sesuai
kepada instansi pemerintah ketentuan
dari seluruh nilai
melalui PIHAK LAIN apabila ada pembayaran dalam
invoice

Penghasilan Rekanan Pemerintah PPh PASAL 22


2
dari instansi pemerintah atas
DIPUNGUT/
0,5%
penyerahan barang, jasa, PPh 22 yang dipungut merupakan:
DIPOTONG
dan/atau sewa harta melalui 1. kredit pajak bagi Rekanan
Pemerintah; atau
PIHAK LAIN 2. bagian dari pelunasan PPh yang
bersifat final dari Rekanan
Pemerintah (tidak dapat dikreditkan).
PPN dan PPh PASAL 22:
• DISETOR OLEH PIHAK LAIN TIAP MASA PAJAK PALING LAMBAT
TANGGAL 15 BULAN BERIKUTNYA
• DILAPOR TIAP MASA PAJAK PALING LAMA 20 (DUA PULUH) HARI
SETELAH AKHIR MASA PAJAK
www.pajak.go.id
PIHAK LAIN TIDAK MELAKUKAN PEMUNGUTAN PAJAK 48
1

Pajak Penghasilan 22 atas:


• Pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa angkutan umum oleh rekanan wajib
pajak orang pribadi; dan
• Pembayaran atas transaksi yang dilakukan oleh rekanan yang pembayarannya melalui
mekanisme Pembayaran Langsung

Pajak Pertambahan Nilai atau PPNBM atas:


a. Penyerahan barang dan/atau jasa yang tidak dikenakan PPN;
b. Penyerahan jasa angkutan umum oleh orang pribadi;
c. Penyerahan barang dan/atau jasa yang tidak dipungut PPN atau dibebaskan dari PPN;
dan
d. Penyerahan barang dan/atau jasa yang dilakukan oleh rekanan yang pembayarannya
dilakukan melalui mekanisme Pembayaran Langsung..

www.pajak.go.id
KONSEP FAKTUR PAJAK & BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 22 48
2

Invoice yang diterbitkan melalui sistem PMSE PIHAK LAIN diperlakukan sebagai:
• Dokumen Tertentu yang dipersamakan dengan Faktur Pajak; dan
• Dokumen yang dipersamakan dengan Bukti Pemungutan PPh

Invoice paling sedikit memuat:


a. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak Rekanan;
b. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli atau penerima jasa;
c. nama dan Nomor Pokok Wajib Pajak Pihak Lain;
d. jenis barang dan/atau jasa;
e. seluruh nilai pembayaran atas transaksi yang dilakukan melalui Pihak Lain;
f. jumlah Pajak Penghasilan yang dipungut;
g. jumlah PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut; dan
h. nomor dan tanggal pembuatan dokumen tagihan.
www.pajak.go.id
48
SPT MASA BAGI PIHAK LAIN 3

PIHAK LAIN PPh & PPN Paling lama 20 hari


melaporkan pajak setelah akhir masa
termasuk PPnBM • SPT MASA UNIFIKASI PPh dan
yang dipungut pajak.
• SPT MASA PPN 1107 PUT

Data invoice yang dibuat melalui sarana atau sistem Pihak Lain dipertukarkan secara elektronik
dengan DJP melalui saluran tertentu yang ditentukan oleh DJP

CATATAN:
Dalam hal SPT Masa bagi Pihak Lain belum tersedia, maka SSP = SPT, sepanjang data invoice telah
disampaikan oleh Pihak Lain ke DJP melalui saluran tertentu yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak

www.pajak.go.id
GAMBARAN PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PIHAK LAIN (MARKETPLACE) 48
4

1 Merchant input data Instansi Pemerintah


NPWP dan checklist 2 melakukan belanja INSTANSI
sebagai PKP (Harga + PPN)
PKP MERCHANT PPMSE PEMERINTAH

4 Marketplace meneruskan Marketplace a.n. merchant


uang dari Instansi Pemerintah, 3 membuat invoice
dikurangi PPh Pasal 22 & PPN
yang dipungut

5 Marketplace menyetor:
6 1. Marketplace melaporkan:
PPN yang dipungut dalam SPT Masa 1. PPh (0,5%) &
PPN 1107 PUT 2. PPN (11%)
2. PPh yang dipungut dalam SPT Masa yang telah dipungut.
PPh Unifikasi

www.pajak.go.id
PEMUNGUTAN PAJAK OLEH PIHAK LAIN (RITEL DARING) 48
5

1 Melakukan penjualan Instansi Pemerintah


2 melakukan belanja
menggunakan sarana INSTANSI
PMSE melalui SIPP. PPMSE (Harga + PPN) PEMERINTAH
RITEL DARING

Ritel daring memungut PPh


4 3 Ritel daring membuat invoice
Pasal 22 & PPN dari
pembayaran yang dilakukan
oleh Instansi Pemerintah.

5 Ritel daring menyetor:


6 1. Ritel Daring melaporkan:
PPN yang dipungut dalam SPT Masa 1. PPh (0,5%) &
PPN 1107 PUT 2. PPN (11%)
2. PPh yang dipungut dalam SPT Masa yang telah dipungut.
PPh Unifikasi

www.pajak.go.id
48
PEMUNGUTAN PAJAK ATAS TRANSAKSI OLEH PEMUNGUT MELALUI SALURAN ELEKTRONIK 6

Transaksi Melalui SIPP Kondisi Existing Kondisi PMK

Transaksi tunai - PPN dipungut oleh penjual


≤Rp2.000.000 - PPh tidak dipungut
PPN dan PPh Pasal
Transaksi tunai PPN dan PPh Pasal 22 dipungut oleh
22 dipungut oleh
>Rp2.000.000 Instansi Pemerintah
Pihak Lain
Transaksi kartu kredit - PPN dipungut oleh penjual
- PPh Pasal 22 tidak dipungut

www.pajak.go.id
CONTOH SOAL 48
7

Pada 10 Juni 2022, Satker A melakukan belanja Laptop kepada rekanan PT XX (bukan WP
yang memiliki peredaran bruto tertentu) di marketplace Z yang tergabung dalam Sistem
Informasi Pengadaan dengan total belanja 5 juta rupiah, maka:
• Marketplace Z memungut PPh pasal 22 sebesar 0,5% yaitu sebesar Rp.25.000,- dan disetor
ke kas negara paling lambat 15 juli 2022
• Marketplace Z melapor PPh yang telah dipungut paling lambat 20 juli 2022

Pada 01 Mei 2022, Satker E menyewa ruangan untuk keperluan kickoff konser di gedung
komersial menara Y milik rekanan PT MM (di marketplace K yang tergabung dalam Sistem
Informasi Pengadaan sebesar 30 juta rupiah, maka:
• Marketplace K memungut PPh pasal 22 sebesar 0,5% yaitu sebesar Rp.150.000,- dan
disetor ke kas negara paling lambat 15 juni 2022
• Marketplace K melapor PPh yang telah dipungut paling lambat 20 juni 2022
• Masih ada kekurangan PPh final yang harus disetor oleh PT MM yakni sebesar 9,5% (10% -
0,5%) atau Rp. 2.850.000,- dimana harus dibayar sendiri oleh PT MM paling lambat
tanggal 15 Juni 2022 dan dilapor dalam SPT Masa unifikasi paling lambat 20 Juni 2022.

www.pajak.go.id
PMK-68/PMK.03/2022

Pajak atas Transaksi Perdagangan

ASET KRIPTO
www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Karakteristik Kripto

www.pajak.go.id
49
1

Apakah Kripto itu Uang?


BUKAN
▪ Virtual currency bukan merupakan alat pembayaran yang sah di Indonesia
(Penjelasan Ps 3 ayat (1) huruf a PBI No. 19/12/PBI/2017).
▪ Bitcoin dan crypto currency lainnya bukan merupakan alat pembayaran yang sah
di NKRI(Press Conference BI No.16/6/Dkom, 2014)

www.pajak.go.id
49
2

Apakah Kripto itu Komoditi?


BENAR
▪ Komoditi Digital atau Komoditi Kripto dari sistem blockchain dapat
dikategorikan sebagai hak atau kepentingan sehingga masuk kategori Komoditi
dalam UU No. 32/1997 tentang Perdagangan Bursa Komoditi (Kajian Bappebti
2020).
▪ Aset Kripto ditetapkan sebagai Komoditi yang dapat dijadikan Subjek Kontrak
Berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. (Permendag No.99/2018)

www.pajak.go.id
Aset Kripto sebagai Komoditi
dalam UU PPN

www.pajak.go.id
49
4

Apakah Kripto adalah Barang Kena Pajak


▪ Barang adalah barang berwujud, yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau
barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud (Pasal 1 angka 2 UU PPN)
▪ Barang digital merupakan setiap barang tidak berwujud yang berbentuk informasi elektronik atau digital
meliputi barang yang merupakan hasil konversi atau pengalihwujudan maupun barang yang secara
originalnya berbentuk elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada piranti lunak, multimedia, dan/atau
data elektronik. (PMK-48/2020)

Simpulan
Kripto bukan mata uang tetapi merupakan barang berupa hak dan kepentingan lainnya yang
berbentuk digital. Oleh karena itu, PPN memandangnya sebagai
Barang Kena Pajak Tidak Berwujud.

www.pajak.go.id
Gambaran Umum Proses Bisnis
Transaksi Aset Kripto

www.pajak.go.id
49
6

Wallet/Exchanger

Swap/Tukar antar Jual beli Aset Kripto Tukar Aset Kripto Verifikasi transaksi
Aset Kripto dengan uang fiat dengan barang/jasa oleh miner
www.pajak.go.id
Gambaran Umum Pengaturan

www.pajak.go.id
49
8

Perdagangan Layanan Mining


Exchanger

• jual beli Aset Kripto Memfasilitasi antara lain: • Jasa verifikasi transaksi
dengan mata uang fiat;
• jual beli; Aset Kripto; dan/atau
• tukar-menukar Aset
• tukar-menukar antar Aset • jasa manajemen kelompok
Kripto dengan Aset
Kripto lainnya (swap); Kripto (swap); atau Penambang Aset Kripto
• dompet elektronik (e- (mining pool)
• tukar-menukar Aset
Kripto dengan barang wallet)
selain Aset Kripto
dan/atau jasa. Exchanger bertugas sebagai
pemungut pajak atas
perdagangan Aset Kripto

www.pajak.go.id
Pajak atas
Transaksi Perdagangan

www.pajak.go.id
Pajak atas Transaksi Perdagangan 50
• Penyelenggara Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PPMSE), meliputi exchanger dan e-wallet, memungut 0
pajak atas transaksi perdagangan aset kripto. PPMSE tidak hanya dalam negeri, namun juga luar negeri sesuai
ketentuan PMK PPMSE.
• Dipungut pajak oleh PPMSE sepanjang penjual dan/atau pembeli berada di dalam daerah pabean.

Besaran Tertentu PPN PPh Pasal 22 Final


Dikenakan pada Dikenakan pada penjual/yang
pembeli/penerima Aset Kripto menyerahkan Aset Kripto

0,11% Jika Exchanger


terdaftar di Bappebti 0,1% Jika Exchanger
terdaftar di Bappebti

0,22% Jika Exchanger tidak


terdaftar di Bappebti 0,2% Jika Exchanger tidak
terdaftar di Bappebti

Dari nilai transaksi Aset Kripto Dari nilai transaksi Aset Kripto

• Dikecualikan sebagai pemungut PPh adalah PPMSE yang hanya berfungsi sebagai e-wallet saja atau
mempertemukan penjual-pembeli tanpa memfasilitasi transaksi.
• Besaran tertentu PPN: PM sehubungan penyerahan Aset Kripto tidak dapat dikreditkan Penjual.
www.pajak.go.id
Contoh Pajak atas Transaksi Perdagangan (1) 50
1

PPN 0,11%

Penjual-A Pembeli-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1%

• Penjual-A menjual satu unit Koin B seharga Rp10.000.000 ke Pembeli-B


• Transaksi dilakukan di exchanger X, sebuah platform pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terdaftar di Bappebti
• Exchanger X memungut:
PPN dari Pembeli B: Rp10.000.000 x 0,11% = Rp11.000
PPh Pasal 22 dari Penjual A: Rp10.000.000 x 0,1% = Rp10.000

Catatan:
• Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan PPh.
• Jika exchanger bertindak sebagai penjual/pembeli, maka ketentuan pajaknya sama dengan ketentuan transaksi perdagangan
aset kripto.
• Sederhananya, pihak yang melepas aset kripto adalah penjual (kena PPh) dan pihak yang menerima adalah pembeli (kena PPN)

www.pajak.go.id
Contoh Pajak atas Transaksi Perdagangan (2) 50
2
PPN 0,11% PPN 0,11%

Pihak-A Pihak-B
Exchanger
PPh Pasal 22 0,1% PPh Pasal 22 0,1%

• Pihak-A memiliki 0,5 Kripto Y melakukan transaksi tukar-menukar (swap) dengan Pihak-B untuk 15 Kripto Z
• Pada tanggal transaksi diketahui Konversi ke Rupiah Nilai 1 Koin Aset Kripto Z adalah = Rp 4.000.000
• Transaksi dilakukan di exchanger X, sebuah platform pedagang fisik aset kripto (PFAK) yang terdaftar di Bappebti
Catatan: Dalam transaksi swap, kedua belah pihak menjadi penjual dan juga pembeli. Jadi tiap pihak dikenai PPN dan
PPh dan Nilai Kripto dianggap setara.
• Exchanger X memungut:
• Diketahui Nilai Transaksi = 15 x 4.000.000 = Rp.60.000.000
• Dari Pihak A:
PPN sebagai Pembeli Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
• Dari Pihak B:
PPN sebagai Pembeli Kripto Y: Rp60.000.000 x 0,11% = Rp66.000
PPh Pasal 22 sebagai Penjual Kripto Z: Rp60.000.000 x 0,1% = Rp60.000
www.pajak.go.id
Pajak Jasa Penyediaan Sarana
Elektronik (Exchanger)

www.pajak.go.id
Pajak atas Jasa Layanan Exchanger 50
4
PPN
Merupakan Jasa Kena Pajak pada umumnya. Ketentuan PPN berlaku sesuai
mekanisme umum PPN seperti: pengukuhan PKP, pemungutan PPN dari
penerima jasa, penyetoran PPN, dan pelaporan PPN.

PPh
Penghasilan berupa imbalan atas jasa yang disediakan oleh exchanger
merupakan objek pajak penghasilan dan dikenai PPh dengan ketentuan
dan tarif umum

Contoh layanan jasa dan penghasilan:


• jasa penyediaan Sarana Elektronik yang • penyediaan dan/atau pengelolaan media
digunakan untuk transaksi Aset Kripto; penyimpanan Aset Kripto atau dompet
• jasa penarikan dana (withdrawal); elektronik (e-wallet);
• penyerahan jasa deposit; • jasa lainnya sehubungan dengan Aset
• penyerahan jasa pemindahan (transfer) Aset Kripto
Kripto antar dompet elektronik (e-wallet);

www.pajak.go.id
Pajak Jasa Verifikasi Transaksi
pada Blockchain (mining)

www.pajak.go.id
Pajak atas Jasa Verifikasi Transaksi (Mining) 50
6
Miners melakukan kegiatan layanan verifikasi transaksi aset kripto dan mendapat
insentif berupa:
• penghasilan dari sistem Aset Kripto berupa block reward, imbalan atas jasa
pelayanan verifikasi transaksi (transaction fee), imbalan atas jasa manajemen
kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool), atau penghasilan lain dari sistem
Aset Kripto; dan/atau
• penghasilan lainnya.

Besaran Tertentu PPN PPh Pasal 22 Final

1,1% nilai berupa uang atas


x Aset Kripto yang diterima 0,1% x
penghasilan yang
diterima atau diperoleh

Penambang merupakan Pengusaha Kena *tidak termasuk penghasilan berupa imbalan atas jasa
Pajak (PKP) manajemen kelompok Penambang Aset Kripto (mining pool)

www.pajak.go.id
Ketentuan Lainnya

www.pajak.go.id
Konversi Nilai Transaksi 50
8

Transaksi dalam mata uang asing


Nilai dikonversi ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs yang ditetapkan
oleh Menteri yang berlaku pada saat pemungutan PPN dan/atau PPh

Transaksi tidak melibatkan mata uang fiat, hanya aset kripto


Nilai Aset Kripto dikonversi ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan:
• nilai yang ditetapkan oleh bursa berjangka yang menyelenggarakan
perdagangan Aset Kripto; atau
• nilai dalam sistem yang dimiliki oleh Penyelenggara Perdagangan Melalui
Sistem Elektronik,
yang diterapkan secara konsisten.

www.pajak.go.id
Bukti Pemungutan Pajak atas Transaksi Perdagangan 50
9

Single document pemungutan PPh dan PPN atas


penyerahan aset kripto melalui PPMSE berupa
dokumen yang dipersamakan dengan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi PPh (modifikasi
rincian informasi untuk mengakomodir PPN) dan Bukti
Pemotongan/Pemungutan Unifikasi sebagai dokumen
tertentu bagi PKP penjual aset kripto.

www.pajak.go.id
Penyetoran dan Pelaporan oleh PPMSE 51
0

Setor
Untuk setiap Masa Pajak, paling lambat tanggal 15
bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Lapor
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir
• PPN
SPT masa PPN 1107 PUT (modifikasi)
• PPh Pasal 22
SPT Masa PPh Unifikasi

www.pajak.go.id
PAJAK PENGHASILAN DAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ATAS PENYELENGGARAAN
TEKNOLOGI FINANSIAL
PMK-69/PMK.03/2022

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id
Latar Belakang 51
3

Pesatnya perkembangan Permasalahan pemotongan


teknologi keuangan PPh Pasal 23 atas imbalan
(fintech)* mempengaruhi bunga pada layanan pinjam
proses bisnis sektor jasa meminjam (P2P lending).
keuangan dan menciptakan
transaksi jasa yang baru atau
modifikasi transaksi jasa
sebelumnya.

Berdasarkan data OJK, industri


fintech lending mencatatkan
Belum ada ketentuan akumulasi kredit mencapai Rp295,85
perpajakan yang mengatur trilliun hingga akhir tahun 2021,
secara khusus pengenaan meningkat 89,77% secara tahunan
pajak atas fintech. (year on year).
https://amp.kompas.com/money/read/2022/03/11/09000042
6/kebutuhan-pembiayaan-masih-tinggi-penyaluran-
pinjaman-fintech-tumbuh-positif

www.pajak.go.id
Dasar Hukum 51
4

Pasal 44E ayat (2) huruf f UU No 7 Tahun


2021 (UU HPP): Pendelegasian wewenang
penunjukan pihak lain sebagai pemungut
pajak.

“Ketentuan lebih lanjut mengenai penunjukan,


pemotongan, pemungutan, penyetoran,
dan/atau pelaporan pajak yang telah dipotong
atau dipungut oleh pihak lain sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 32A ayat (2), diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan.”

www.pajak.go.id
Fintech 51
5

“Financial technology is the use of


technology in financial systems that
produce new products, services,
technologies and/or business models and
can have an impact on monetary stability,
financial system stability, and/or efficiency,
smoothness, security and reliability of
payment systems.

www.pajak.go.id
Cakupan Teknologi Finansial dan Inovasi Keuangan Digital
PBI No. 23/6/PBI/2021 51
Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) 6
PMK Fintech
Aktivitas PJP

POJK No. 13/POJK.02/2018 Penyediaan jasa pembayaran


Ruang lingkup Inovasi Keuangan Digital & POJK 77/POJK.01/2016 (PBI 23/6/21)
Layanan Pinjam Meminjam berbasis Teknologi Informasi:
Penyelesaian transaksi investasi
Penyelesaian transaksi
Penghimpunan modal Penghimpunan modal
Pengelolaan investasi
Layanan pinjam meminjam
Penghimpunan dan (P2P Lending) (POJK 77/16)
penyaluran dana
Pengelolaan investasi
Perasuransian
Pendukung pasar Layanan penyediaan
Pendukung keuangan digital lainnya antara lain social/eco asuransi online
crowdfunding, Islamic digital financing, ewaqf, e-zakat, Pendukung pasar
robo advise dan credit scoring
Aktivitas jasa keuangan lainnya antara lain invoice trading, Pendukung keuangan digital dan
voucher, token, dan produk berbasis aplikasi blockchain aktifitas jasa keuangan lainnya.

www.pajak.go.id
ASPEK
PPN
www.pajak.go.id
Jasa Keuangan: Bebas PPN 51
8
Jenis jasa keuangan yang dibebaskan dari pengenaan PPN (Ps
16B UU HPP) terbatas pada:

Jasa menghimpun dana dari masyarakat berupa giro, deposito berjangka,


sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lain yang dipersamakan
dengan itu

Jasa menempatkan dana, meminjam dana, atau meminjamkan dana kepada


pihak lain dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan
wesel unjuk, cek, atau sarana lainnya
Jasa pembiayaan, termasuk pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah,

Jasa penyaluran pinjaman atas dasar hukum gadai,


termasuk gadai syariah dan fidusia

Jasa Penjaminan
www.pajak.go.id
Jasa Keuangan: Bebas PPN 51
9
Kriteria jenis jasa keuangan yang dibebaskan dari pengenaan
PPN:

kegiatan pelayanan tertentu dalam rangka


menghimpun dana;

kegiatan pelayanan dalam rangka menempatkan/meminjamkan


dana, pembiayaan, dan gadai yang mendapatkan imbalan berupa
bunga (interest based income); dan

kegiatan pemberian jaminan terkait dengan


simpanan.

www.pajak.go.id
Prinsip PPN atas Fintech 52
0
• Prinsip equal treatment PPN antara transaksi digital dan konvensional
• Tidak ada Objek Pajak baru dalam digital economy, yang berbeda hanya cara bertransaksi
(SE-62/PJ/2013)

Ketentuan PPN Secara Umum (UU PPN) Ketentuan PPN atas Fintech
• Ps 4A ayat (2) huruf d: Uang merupakan • Uang Elektronik di dalam suatu media
non BKP merupakan non BKP
• Ps 16B UU HPP: • Jasa meminjamkan /menempatkan dana oleh
✓Jasa meminjamkan/menempatkan dan kreditur kpd debitur melalui platform peer to
✓Jasa asuransi merupakan merupakan JKP peer lending (P2P) merupakan JKP yg
yg dibebaskan PPN dibebaskan PPN
• Pasal 1 angka 5 dan Ps 4A ayat (3): jasa • Jasa asuransi melalui platform merupakan JKP
penyediaan layanan fasilitas/sarana yg dibebaskan PPN
merupakan JKP • Jasa penyediaan platform peer to peer lending
(P2P) , sarana/sistem pembayaran merupakan
JKP

www.pajak.go.id
52

Penyediaan jasa pembayaran


1

Jenis/Contoh
Uang Elektronik, Dompet Elektronik, Payment Gateway, layanan
Switching, Kliring, Penyelesaian Akhir, dan Transfer Dana

Objek
Layanan penyelenggaraan fintech

DPP
fee/komisi, merchant discount rate, atau imbalan lainnya

Non Objek
Uang dalam media Uang Elektronik termasuk bonus point, top
up point, reward point, dan loyalty point

www.pajak.go.id
52

Penyelenggaraan penyelesaian transaksi 2

settlement investasi
Jenis/Contoh
sarana komunikasi eletronik terpadu yang mendukung aktivitas
penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan seperti C-BEST

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-
www.pajak.go.id
52
Penyelenggaraan 3

penghimpunan modal
Jenis/Contoh
Layanan Urun Dana (equity crowfunding)

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa menempatkan dana , jasa pembiayaan oleh pemodal

www.pajak.go.id
52

Layanan pinjam meminjam berbasis


4

teknologi P2P lending


Jenis/Contoh
Peer-to-peer lending

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa menempatkan dana , memberikan pinjaman, pembiayaan oleh kreditur

www.pajak.go.id
52
Penyelenggaraan Pengelolaan 5

Investasi
Jenis/Contoh
advance algorithm, cloud computing, capabilities sharing, open source
information technology, automated advice and management, social trading,

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa menempatkan dana /jasa pembiayaan oleh pemodal

www.pajak.go.id
52

Layanan penyediaan produk asuransi 6

online
Jenis/Contoh
asuransi perjalanan/keterlambatan yang disediakan oleh marketplace

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
Jasa asuransi online

www.pajak.go.id
52
7

Layanan pendukung pasar


Jenis/Contoh
artifial inteligence/machine learning, machine readble news, market
information platform

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-

www.pajak.go.id
52
8
Layanan pendukung keuangan digital
& aktivitas jasa keuangan lainnya
Jenis/Contoh
eco crowdfunding, Islamic digital financing, ewaqf, e-zakat, robo advice dan
credit scoring, invoice trading,voucher/token,

Objek
Layanan penyedia sarana/fasilitas

DPP
Fee,komisi, atau imbalan lainnya

Non Objek
-

www.pajak.go.id
ASPEK
PPh
www.pajak.go.id
PERLAKUAN PPH ATAS TRANSAKSI P2P LENDING 53
0

Escrow Account

Virtual Account Pemotong PPh Ps 23/26

Rp

Lender
(Pemberi Pinjaman)
P2P Platform Borrower
(Peminjam)

DipotongPPh Pasal 23/26

▪ Fee, komisi, ujrah yang diterima oleh P2P platform dilaporkan sebagai objek PPh dalam SPT Tahunan
▪ 1 (satu) Bupot dapat dibuat atas seluruh transaksi pembayaran bunga pinjaman yang diterima oleh satu Pemberi Pinjaman
dalam satu masa pajak
www.pajak.go.id
PPh dalam PMK Fintech 53
1

Penunjukkan Platform P2P Lending sebagai pemotong PPh atas Bunga Pinjaman

No Jenis Penghasilan Penerima Jenis Platform Jenis Pemotongan Pemotong PPh


Penghasilan P2P Lending PPh
a. Terdaftar/berizin • PPh Pasal 23 = 15% a. Platform
1 Bunga Pinjaman Pemberi OJK (tidak final)
Pinjaman b. Tidak Terdaftar • PPh Pasal 26 = 20% b. Penerima
/berizin OJK atau sesuai P3B Pinjaman
(final) (Pemotong
Pajak)
a. Terdaftar/berizin Bukan objek -
2 Imbalan Jasa Platform OJK pemotongan PPh
b. Tidak Terdaftar Pasal 21/23/26 Pihak yang
/berizin OJK membayar

www.pajak.go.id
PPh dalam PMK Fintech 53
2

Penunjukkan Platform P2P Lending sebagai pemotong PPh atas Bunga Pinjaman

3 Kewajiban Platform
• Bunga Pinjaman yang diterima
platform dari penerima pinjaman
1. membuat bukti pemotongan PPh bukan penghasilan bagi platform
2. menyetorkan PPh yang dipotong • Bunga Pinjaman yang dibayarkan
3. melaporkan PPh yang dipotong Platform ke pemberi pinjaman bukan
dalam SPT Masa PPh biaya bagi platform

www.pajak.go.id
CONTOH
KASUS
www.pajak.go.id
Contoh Kasus 53
4

PT XYZ (PKP) merupakan sebuah perusahaan Jasa Penyelenggaraan


Teknologi Finansial berupa sebuah Platform yang mempertemukan
Peminjam Dana (Borrower) dengan Pemberi Pinjaman (Lender) dalam
Jenis/Contoh
sebuah aplikasi. PT ABC merupakan perusahaan yang menempatkan dana
(Lender) untuk dipinjamkan kepada para Borrower. Atas Jasa yang
diberikan, maka PT ABC membayar Fee sebesar Rp5.000.000 tidak
termasuk PPN kepada PT XYZ untuk masa pajak Juli 2022.

1. PT XYZ melakukan pemungutan


PPN = 11% x DPP (Fee)
DPP = 11% x Rp5.000.000,00
= Rp550.000,00
2. PT ABC membayarkan Fee ditambah PPN sebesar
Rp5.550.000,00 kepada PT XYZ
Non Objek
3. PT XYZ wajib menerbitkan Faktur Pajak dan menyetorkan PPN
yang telah dipungut serta melaporkan SPT Masa PPN setiap
bulannya
www.pajak.go.id
53
PT OKE (PKP) merupakan sebuah perusahaan Jasa Penyelenggaraan 5
Teknologi Finansial berupa sebuah Platform yang memberikan layanan
untuk penerusan data transaksi pemabayaran dari pedagang ke penerbit
alat pembayaran dengan menggunakan kartu. PT BISA sebagai
perusahaan yang menyediakan kartu sebagai alat pembayaran,
Jenis/Contoh
menggunakan jasa PT OKE sebagai Payment Gateway untuk meneruskan
data transaksi dari pedagang ke penerbit kartu (PT BISA). Atas Jasa yang
diberikan, maka PT BISA membayar Fee sebesar Rp10.000.000 tidak
termasuk PPN kepada PT XYZ untuk masa pajak Juli 2022.
1. PT OKE melakukan pemungutan
PPN = 11% x DPP (Fee)
= 11% x Rp10.000.000,00
DPP = Rp1.100.000,00
2. PT BISA membayarkan Fee ditambah PPN sebesar
Rp11.100.000,00 kepada PT OKE
Non Objek
3. PT OKE wajib menerbitkan Faktur Pajak dan menyetorkan
PPN yang telah dipungut serta melaporkan SPT Masa PPN setiap
bulannya

www.pajak.go.id
Contoh Perhitungan dan Pemotongan PPh Pasal 23/ Pasal 26 atas Bunga Pinjaman yang 53
dibayarkan Penerima Pinjaman melalui Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam yang 6
terdaftar/ berizin pada OJK

PT A melakukan pinjaman sebesar Rp100.000.000,00 untuk membiayai


kebutuhan operasional perusahaan melalui PT B, yang merupakan
Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam dengan status berizin pada
Otoritas Jasa Keuangan. Pinjaman PT A dibiayai oleh PT C sebesar
Rp40.000.000,00 dan dari Z Ltd Rp60.000.000,00.
Pinjaman tersebut harus dilunasi dalam jangka waktu 24
bulan. Besaran bunga pinjaman yang harus dibayar oleh PT A setiap
bulan sebesar Rp2.000.000,00 (2% per bulan dari total pinjaman).
Z Ltd tidak memberikan surat keterangan domisili kepada PT B
PT B mengenakan biaya administrasi kepada penerima pinjaman sebesar
Rp2.000.000,00 dan kepada pemberi pinjaman sebesar 0, 1 % dari jumlah
bunga pinjaman yang dibayarkan kepada pemberi pinjaman.

1. PT A tidak melakukan pemotongan Pajak Penghasilan atas


pembayaran bunga pinjaman kepada pemberi pinjaman yang
dibayarkan melalui PT B.

www.pajak.go.id
2. Besaran bunga pinjaman yang dibayarkan setiap bulan kepada
pemberi pinjaman: 53
7
a. PT C = (40.000.000/100.000.000) x 2.000.000
= 800.000,00

b. PT Z Ltd = ( 60.000.000/100.000.000) x 2.000.000


= 1.200.000,00

3. PT B wajib melakukan pemotongan atas pembayaran bunga pinjaman kepada pemberi pinjaman:

a. PPh Pasal 23 kepada PT C sebesar 15% dari Rp800.000 = Rp120.000


b. PPh Pasal 26 kepada Z Ltd sebesar 20% dari Rp1.200.000 = Rp.240.000

4. Dalam hal PT C memberikan pinjaman melalui PT B kepada beberapa penerima pinjaman lain, maka Bukti
Pemotongan atas seluruh penghasilan bunga yang diterima PT C dapat dibuat 1 Bukti Pemotongan untuk 1
Masa Pajak. Ketentuan yang sama untuk PT Z Ltd

5. Penghasilan dari biaya administrasi yang diterima PT B (Platform/ Penyelenggara layanan pinjam
meminjam) dari PT A dan PT C serta PT Z tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan. Namun wajib
dilaporkan pada SPT Tahunan PT B

www.pajak.go.id
538

www.pajak.go.id
PMK NOMOR 59/PMK.03/2022

Perubahan atas PMK-231/PMK.03/2019


Tata Cara Pendaftaran & Penghapusan NPWP,
Pengukuhan & Pencabutan Pengukuhan PKP, serta
Pemotongan &/ Pemungutan, Penyetoran, &
Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah

www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 540
LATAR BELAKANG & TUJUAN
54
1
LATAR BELAKANG
Perlunya dukungan pemerintah dalam meningkatkan penggunaan produk dalam
negeri, serta mewujudkan pengadaan langsung Instansi Pemerintah yang
transparan dan efisien melalui Sistem Informasi Pengadaan Pemerintah

TUJUAN
memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban
perpajakan bagi Instansi Pemerintah yang melakukan belanja barang/jasa pemerintah
secara elektronik melalui sistem informasi pengadaan pemerintah

mendukung gerakan nasional nontunai dengan memberikan kemudahan perpajakan


dalam pembayaran atas belanja barang/jasa pemerintah yang dilakukan dengan
menggunakan kartu kredit pemerintah bagi instansi pemerintah pusat, instansi
pemerintah daerah, dan instansi pemerintah desa
POKOK PENGATURAN
54
2
• Mengatur pengecualian pemotongan
dan/atau pemungutan pajak oleh
Instansi Pemerintah untuk transaksi
yang dilakukan melalui Sistem
Informasi Pengadaan Pemerintah

• Mengatur perlakuan pemungutan


pajak untuk transaksi yang
menggunakan kartu kredit
pemerintah bagi pemerintah daerah
dan pemerintah desa menjadi sama
dengan perlakuan untuk transaksi
yang menggunakan kartu kredit
pemerintah pusat
SISTEMATIKA PMK
NO SUSUNAN PMK MUATAN PENGATURAN 54
Perubahan atas PMK-231/PMK.03/2019 Tentang 3
1. Judul PMK Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak, serta Pemotongan dan/atau Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah
Beberapa ketentuan dalam PMK-231/PMK.03/2019 yang mengalami perubahan, diantaranya:
1. Ketentuan Pasal 1 (Ketentuan Umum)

2. Ketentuan Pasal 3 (Kewajiban PKP) >> perubahan redaksional

3. Ketentuan Pasal 7 (Pedoman teknis KUP) >> perubahan redaksional


4. Ketentuan Pasal 9 (Pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2))

5. Ketentuan Pasal 10 (Pemotongan PPh Pasal 15)


6. Ketentuan Pasal 11 (Pemotongan PPh Pasal 21)

2. Pasal I 7. Ketentuan Pasal 12 (Pemungutan PPh Pasal 22)

8. Ketentuan Pasal 13 (Pemotongan PPh Pasal 23)

9. Ketentuan Pasal 14 (Pemotongan PPh Pasal 26) >> perubahan redaksional

10. Ketentuan Pasal 16 (Penunjukan Instansi Pemerintah sebagai pemungut PPN atau PPN dan PPnBM) >> perubahan
redaksional
11. Ketentuan Pasal 17 (Tarif PPN atau PPN dan PPnBM yang dipungut) >> perubahan redaksional

12. Ketentuan Pasal 18 (Pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM)

13. Ketentuan Pasal 20 (PKP Instansi Pemerintah) >> perubahan redaksional

3. Pasal II Tanggal pemberlakuan PMK 1 Mei 2022


PPh
PPh Pasal 4 ayat (2)
54
POKOK PERUBAHAN Penambahan satu ayat dan mengubah Pasal 9 ayat (3) 4
PMK-231/PMK.03/2019

1. Menambahkan ayat “Tidak termasuk pembayaran atas persewaan tanah dan/ atau bangunan, yaitu
pembayaran atas penggunaan jasa pelayanan penginapan serta akomodasinya.”
2. Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) oleh Instansi Pemerintah
atas:
❑ huruf a (dihapus)
❑ huruf c, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas transaksi yang dilakukan melalui
Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• huruf a, Pembayaran/pengakuan utang persewaan tanah dan/atau bangunan kepada penyedia jasa pelayanan
penginapan beserta akomodasinya (dipindah ke ayat (2))
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) atas transaksi melalui sistem informasi
pengadaan pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 2022
54
Perubahan Tarif PPh Usaha Jasa Konstruksi 5
Berlaku mulai 21 Februari 2022
PPh
PPh Pasal 15
54
POKOK PERUBAHAN Pasal 10 PMK-231/PMK.03/2019 6

Menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 15 oleh Instansi Pemerintah atas:


❑ pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan sehubungan dengan imbalan jasa yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 15 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
pemerintah
PPh
PPh Pasal 21
54
POKOK PERUBAHAN Pasal 11 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019 7

Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 21 oleh Instansi Pemerintah
atas:
❑ huruf a, pembayaran kepada WP yang memiliki dan menyerahkan fc Surat Keterangan
WP Peredaran Bruto Tertentu
❑ huruf b, pembayaran penghasilan kepada rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan
fc SKB Pot/Put PPh
❑ huruf c, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan sehubungan dengan
pekerjaan, jasa, atau kegiatan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan
kepada rekanan pemerintah yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi
Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain

Existing:
• huruf a, perbaikan redaksional
• huruf b, perbaikan redaksional
• belum mengatur mengenai pengecualian pemotongan PPh Pasal 21 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
pemerintah
PPh
PPh Pasal 22
54
POKOK PERUBAHAN Pasal 12 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019
8

Mengubah dan menambah pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah atas :
❑ huruf b, pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan dengan menggunakan kartu kredit
pemerintah
❑ huruf d, pembayaran untuk pembelian barang dengan dana BOS, BOP PAUD, atau lainnya
❑ huruf f, pembayaran kepada rekanan pemerintah yang memiliki dan menyerahkan fc Surat
Keterangan WP Peredaran Bruto Tertentu
❑ huruf g, pembayaran penghasilan kepada rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan fc SKB
Pot/Put PPh
❑ huruf h, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas pembelian barang yang dilakukan
melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak
Lain

Existing:
• huruf b, hanya mengatur atas pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah Pusat
• huruf d, hanya mengatur pembelian barang dengan dana BOS
• huruf f dan g, perbaikan redaksional
• belum mengatur mengenai pengecualian pemungutan PPh Pasal 22 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan pemerintah
PPh
PPh Pasal 23
54
POKOK PERUBAHAN Pasal 13 ayat (2) PMK-231/PMK.03/2019 9

Mengubah dan menambah pengecualian pemotongan PPh Pasal 23 oleh Instansi Pemerintah atas:
❑ huruf f, (dihapus)
❑ hururf g, penghasilan yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya kepada
rekanan pemerintah yang dapat menyerahkan fc SKB Pot/Put PPh
❑ huruf h, penghasilan yang dibayarkan kepada rekanan pemerintah dengan mekanisme Uang Persediaan atas:
o sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
o penggunaan jasa
yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan, yang telah dipungut PPh Pasal 22 oleh Pihak Lain;
❑ huruf i, pembayaran kepada WP yang memiliki dan menyerahkan fotokopi Surat Keterangan WP Peredaran Bruto
Tertentu
Existing:
• huruf f, imbalan sehubungan dengan jasa yang telah dipotong PPh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang PPh
• huruf g, perubahan redaksional
• huruf h, belum mengatur mengenai pemotongan PPh Pasal 23 atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan pemerintah
• Huruf i, menambah pengaturan pengecualian pemotongan PPh Pasal 23 bagi WP Peredaran Bruto Tertentu
POKOK PERUBAHAN Pasal 18 ayat (1) PMK-231/PMK.03/2019 PPN &
Menambah pengecualian pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM oleh Instansi Pemerintah PPnBM
atas:
❑ huruf b, pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah
❑ huruf d, pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyak 55
oleh PT Pertamina (Persero) dan/atau anak usaha PT Pertamina (Persero) yang meliputi PT 0
Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Elnusa Pertrofin
❑ huruf h, pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan atas penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak oleh PKP Rekanan Pemerintah kepada Instansi Pemerintah
yang dilakukan melalui Pihak Lain dalam Sistem Informasi Pengadaan

dipungut, disetorkan, dan dilaporkan oleh pihak lain sesuai dengan PMK yang mengatur
mengenai penunjukan Pihak Lain sebagai pemungut pajak dan tata cara pemungutan,
penyetoran, dan/atau pelaporan pajak yang dipungut oleh Pihak Lain atas transaksi
pengadaan barang dan/atau jasa melalui Sistem Informasi Pengadaan
Existing:
• huruf b, hanya mengatur pembayaran dengan kartu kredit pemerintah atas belanja Instansi Pemerintah Pusat
• huruf d, hanya mengatur pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM oleh PT Pertamina, sedangkan saat ini pemungutan PPN telah dialihkan ke
anak perusahaan PT Pertamina
• huruf h, belum mengatur mengenai pengecualian pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM atas transaksi melalui sistem informasi pengadaan
STUDI KASUS 55
1
1 Instansi Pemerintah X membeli mesin cetak (printer) kepada Tuan Y sebesar
Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah). Pemesanan printer tersebut dilakukan melalui
marketplace Z yang tergabung dalam Sistem Informasi Pengadaan. Pembayaran
dilakukan oleh Instansi Pemerintah X dengan menggunakan Uang Persediaan.
Bagaimana pemotongan dan/atau pemungutan PPh atas transaksi tersebut?

JAWABAN:

Dikecualikan dari pemungutan PPh Pasal 22 oleh Instansi Pemerintah X, dan

Dipungut PPh Pasal 22 oleh marketplace Z.

www.pajak.go.id
STUDI KASUS 55
2
2 Instansi Pemerintah U membeli Barang Kena Pajak berupa pendingin ruangan dari PT L
sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Transaksi tersebut dilakukan melalui
marketplace W yang tergabung dalam Sistem Informasi Pengadaan. Pembayaran
dilakukan oleh Instansi U dengan menggunakan Uang Persediaan. Bagaimana
pemungutan PPN atas transaksi tersebut?

JAWABAN:

Dikecualikan dari pemotongan PPN atau PPN dan PPnBM oleh Instansi
Pemerintah U, dan

Dipungut PPN atau PPN dan PPnBM oleh marketplace W.

www.pajak.go.id
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 553
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 554
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 555
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 556
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 557
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 558
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 559
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 560
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 561
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 562
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 563
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 564
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 565
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 566
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 567
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 568
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 569
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 67/PMK.03/2022

Pajak Pertambahan Nilai


dikenakan
atas penyerahan jasa agen asuransi,
jasa pialang asuransi, dan jasa pialang reasuransi
dengan besaran tertentu.

www.pajak.go.id
571
Latar Belakang 57
2

Kesulitan pemenuhan Kesulitan bagi agen asuransi


administrasi PPN bagi agen untuk memungut PPN dari
asuransi yang karakteristiknya perusahaan asuransi akibat
individu dengan berbagai latar hubungan industrial yang tidak
belakang pendidikan seimbang.

Kesulitan penentuan dan


Perlu pengaturan yang level playing
administrasi Pajak
field dengan jasa pialang asuransi
Masukan yang dapat
yang memiliki karakteristik yang
dikreditkan oleh agen
sama dengan jasa agen asuransi
asuransi

www.pajak.go.id
Dasar Hukum 57
3

UU No. 8/1983 tentang PPN stdtd UU No. 7/2021 tentang


Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Pasal 16A UU PPN
- Pajak yang terutang atas penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP kepada Pemungut PPN
dipungut, disetor, dan dilaporkan oleh Pemungut PPN.
- Tata cara pemungutan, penyetoran, dan pelaporan pajak oleh Pemungut PPN diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Pasal 16G huruf i UU HPP

Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah peredaran usaha tertentu, jenis kegiatan usaha tertentu,
jenis BKP tertentu, jenis JKP tertentu, dan besaran PPN yang dipungut dan disetor sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1), diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

www.pajak.go.id
Pemungut PPN
57
4

Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, Perusahaan


Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah
WAJIB
Memungut, Menyetor, dan Melaporkan PPN yang Terutang.

www.pajak.go.id
Jasa Agen Asuransi
57
5

1,1% komisi atau imbalan* dengan nama dan dalam


bentuk apapun yang dibayarkan kepada Agen
Asuransi

• nilai pembayaran sebelum dipotong pajak penghasilan atau pungutan lainnya


• termasuk komisi yang dibayarkan berdasarkan penerimaan komisi atau
imbalan Agen Asuransi di bawah manajemennya (downline)

www.pajak.go.id
Jasa 57

Pialang Asuransi
6

atau Pialang Reasuransi


dari komisi atau imbalan dengan nama dan
2,2% dalam bentuk apapun yang diterima oleh
perusahaan pialang asuransi atau perusahaan
pialang reasuransi

Nilai pembayaran komisi sebelum dipotong pajak penghasilan atau pungutan lainnya

www.pajak.go.id
Jika Tarif PPN 12% Berlaku 57
7
Tarif Pajak Pertambahan Nilai yaitu sebesar 12% (dua belas persen) yang mulai berlaku
paling lambat pada tanggal 1 Januari 2025 (Pasal 7 ayat (1) huruf b UU HPP)

Jasa agen asuransi 1,1% → 1,2%

Jasa pialang asuransi &


jasa pialang reasuransi 2,2% → 2,4%

www.pajak.go.id
Status Pengusaha Kena Pajak (PKP) 57
8

• Agen yang memiliki NPWP dianggap


telah dikukuhkan sebagai PKP
(Jika belum ber-NPWP, wajib mendaftarkan diri ke KPP)
• Pialang dikukuhkan sebagai PKP dengan
mekanisme ketentuan umum
(sertifikat elektronik)

• Seluruh agen dan pialang tetap PKP walaupun pengusaha kecil (omset tidak
lebih Rp 4,8M)

• Dalam hal selain menyerahkan jasa agen asuransi, agen juga menyerahkan
BKP dan/atau JKP lainnya, Agen Asuransi wajib melaporkan kegiatan
usahanya untuk dikukuhkan PKP sepanjang jumlah peredaran usahanya
melebihi batasan pengusaha kecil (sertifikat elektronik)

www.pajak.go.id
Faktur Pajak 57
9

Agen asuransi, perusahaan pialang asuransi, dan perusahaan pialang


reasuransi wajib membuat Faktur Pajak

Bukti pembayaran komisi (statement of account) dari


Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah
kepada Agen Asuransi dibuat melalui sistem Dokumen
Perusahaan Asuransi atau Perusahaan Asuransi Syariah tertentu yang
kedudukannya
Bukti tagihan atas penyerahan jasa pialang asuransi dipersamakan
dengan
atau jasa pialang reasuransi yang dibuat oleh Faktur Pajak
perusahaan pialang asuransi dan perusahaan pialang
reasuransi

www.pajak.go.id
Dokumen Tertentu 58
yang Kedudukannya Dipersamakan dengan Faktur Pajak 0

Paling sedikit memuat:


• nama dan NPWP PKP yang menyerahkan jasa agen asuransi, jasa pialang asuransi,
atau jasa pialang reasuransi;
• nomor urut dan tanggal dokumen yang dibuat oleh sistem PKP;
• nilai komisi atau imbalan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima
oleh PKP; dan
• jumlah PPN yang dipungut.

Wajib dibuat:
• paling lama akhir bulan berikutnya setelah bulan diterimanya pembayaran
komisi atau imbalan dengan nama dan dalam bentuk apapun oleh Agen
Asuransi; atau
• pada saat penyerahan jasa pialang asuransi atau jasa pialang reasuransi sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.

www.pajak.go.id
Pemungutan PPN oleh Pemungut PPN 58
1
Perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan
reasuransi syariah wajib:

Pungut Setor Lapor


PPN pada saat: PPN yang telah dipungut dalam 1 Masa SPT PPN 1107 PUT
• pembayaran komisi Pajak dengan menggunakan 1 SSP atau wajib disampaikan
atau imbalan oleh sarana administrasi lain yang disamakan paling lama akhir
pemungut PPN kepada dengan SSP. bulan berikutnya
Agen Asuransi; atau Penyetoran PPN dilakukan: setelah Masa Pajak
• penerimaan • atas nama pemungut PPN untuk seluruh dilakukannya
pembayaran premi agen asuransi, perusahaan pialang pemungutan
oleh pemungut PPN asuransi, atau perusahaan pialang berakhir.
dari perusahaan reasuransi; dan
pialang asuransi atau • paling lama akhir bulan berikutnya
perusahaan pialang setelah Masa Pajak dilakukannya
reasuransi. pemungutan berakhir dan sebelum SPT
PPN 1107 PUT disampaikan.

www.pajak.go.id
Billing setoran PPN 58
2

• Kolom nama dan NPWP diisi


dengan nama dan NPWP
Pemungut PPN
• Kode Jenis Setoran 900 – untuk
penyetoran PPN DN yang dipungut
oleh Pemungut selain Instansi
Pemerintah
• 1 kode billing untuk 1 masa pajak

www.pajak.go.id
Pengisian SPT PPN PUT 58
3
• kolom “Nama Rekanan” dan “NPWP Rekanan” diisi • kolom “DPP (Rupiah)” diisi dengan nilai komisi atau
dengan nama dan NPWP Agen Asuransi, perusahaan imbalan Agen Asuransi atau perusahaan pialang
pialang asuransi, atau perusahaan pialang reasuransi; asuransi, atau perusahaan pialang reasuransi;
• kolom “Faktur Pajak” diisi dengan nomor dan • kolom “PPN (Rupiah)”diisi dengan nilai Pajak
tanggal bukti pembayaran komisi (statement of Pertambahan Nilai yang dipungut;
account) atau bukti tagihan komisi jasa pialang • kolom “PPnBM (Rupiah)” diisi dengan tanda “-”;
asuransi; • kolom “Tanggal Setor PPN” diisi dengan tanggal
• kolom “Kode dan Nomor Seri FP Yang Diganti” diisi penyetoran Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
dengan nomor bukti pembayaran komisi (statement dan
of account) pengganti atau bukti tagihan komisi jasa • kolom “Tanggal Setor PPnBM” diisi dengan tanda “-“.
pialang asuransi pengganti, dalam hal terdapat
penggantian dokumen tersebut;

www.pajak.go.id
Pelaporan SPT Masa PPN bagi Agen Asuransi 58
yang tidak melebihi batasan pengusaha kecil 4

Agen Asuransi yang:


• kegiatan usahanya hanya jasa agen asuransi; atau
• selain menyerahkan jasa agen asuransi juga
menyerahkan BKP dan/atau JKP lainnya, namun
total seluruh penyerahan tidak melebihi batasan
pengusaha kecil.

SPT Masa PPN-nya


dianggap telah dilaporkan

www.pajak.go.id
Pelaporan SPT Masa PPN bagi Agen Asuransi 58
yang melebihi batasan pengusaha kecil 5

Agen Asuransi yang selain menyerahkan


jasa agen asuransi juga menyerahkan
BKP dan/atau JKP lainnya dan sampai
dengan suatu bulan dalam tahun buku
total seluruh penyerahan melebihi
batasan pengusaha kecil.

Wajib laporkan penyerahan jasa


agen asuransi dan BKP/JKP lainnya
dalam SPT Masa PPN 1111

www.pajak.go.id
Pelaporan SPT Masa PPN
bagi Perusahaan Pialang Asuransi/Reasuransi 58
6

Perusahaan Pialang Asuransi/Reasuransi


wajib melaporkan:
• jasa pialang asuransi dan/atau jasa
pialang reasuransi; dan/atau
• BKP dan/atau JKP lainnya,

Wajib laporkan penyerahan jasa


pialang dan BKP/JKP lainnya dalam
SPT Masa PPN 1111

www.pajak.go.id
Ketentuan tambahan 58
7

Pengkreditan Pajak Masukan


Pajak Masukan atas perolehan BKP dan/atau JKP sehubungan dengan
penyerahan jasa agen asuransi, jasa pialang asuransi, dan jasa pialang
reasuransi tidak dapat dikreditkan oleh Agen Asuransi, perusahaan
pialang asuransi, dan perusahaan pialang reasuransi.

Kesalahan Pemungutan
Dalam hal terjadi kesalahan pemungutan PPN yang mengakibatkan PPN yang
dipungut lebih besar dari pajak yang seharusnya dipungut, atas kelebihan
pemungutan PPN dapat diajukan:
a. permohonan pemindahbukuan (PBK); atau
b. pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang,
oleh pemungut PPN.

www.pajak.go.id
Ketentuan peralihan 58


8

Atas pembayaran komisi atau imbalan oleh


pemungut PPN sehubungan dengan
penyerahan jasa agen asuransi, jasa pialang
asuransi, dan jasa pialang reasuransi yang
terutang dan telah dipungut PPN oleh Agen
Asuransi, perusahaan pialang asuransi, atau
perusahaan pialang reasuransi sebelum
berlakunya PMK ini, Perusahaan Asuransi,
Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan
reasuransi, atau perusahaan reasuransi
syariah dikecualikan dari kewajiban
pemungutan, penyetoran, dan pelaporan
PPN.

www.pajak.go.id
CONTOH PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN 58
9

PT Asuransi Aman merupakan Perusahaan Asuransi Jiwa, yang bekerja


sama dengan Nyonya Evi sebagai agen asuransi. Pada tanggal 2,11
dan 16 April 2022. PT Asuransi Aman membayarkan komisi agen
asuransi dengan menerbitkan bukti pembayaran komisi

Memungut PPN atas Penyerahan Jasa Agen Asuransi


Ny. Evi pada tanggal 2,11, dan 16 April 2022
PT
ASURANSI
AMAN
Menyetorkan PPN yang telah dipungut dengan
WAJIB
menggunakan SSP atau sarana administrasi lain yang
disamakan dengan SSP paling lambat tanggal 31 Mei
2022

www.pajak.go.id
CONTOH PELAPORAN SPT MASA PPN OLEH AGEN ASURANSI 59
0

PT Asuransi Aman merupakan Perusahaan Asuransi Jiwa, yang bekerja


sama dengan Nyonya Evi sebagai agen asuransi. Pada tanggal 2,11
dan 16 April 2022. PT Asuransi Aman membayarkan komisi agen
asuransi dengan menerbitkan bukti pembayaran komisi

Membuat Faktur Pajak berupa bukti pembayaran


komisi (statement of account) yang dihasilkan dari
sistem PT Asuransi Aman NY. EVI
SEBAGAI
PENGUSAHA
Melaporkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak KENA PAJAK
Pertambahan Nilai AGEN
ASURANSI

www.pajak.go.id
CONTOH PELAPORAN SPT MASA PPN OLEH AGEN ASURANSI 59
1

Dalam hal Nyonya Evi selain menyerahkan jasa agen asuransi, juga
menjual tanaman hias dan menyerahkan jasa merangkai bunga yang
jumlah peredaran bruto dan/atau penerimaan brutonya melebihi
batasan pengusaha kecil

Memungut, Menyetor dan Melaporkan PPN yang


terutang atas penyerahan tanaman hias dan jasa
merangkai bunga
NY. EVI
SEBAGAI PKP
Melaporkan penyerahan jasa agen asuransi dalam
SPT Masa PPN pada kolom penyerahan yang PPN
nya dipungut oleh pemungut PPN dan penyerahan
tanaman hias dan jasa merangkai bunga pada kolom
pennyerahan yang PPN nya harus dipungut sendiri
www.pajak.go.id
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
PADA HAKIKATNYA PENYERAHAN ITU,,,,,
Kewajiban,,,
jadi,,,,, PENYERAHAN BARANG/JASA: (SAPTO WA : 0812 98 87 240) Ke-Negaraan,,,
1. TDK TERUT. PPN
2. TERUT. PPN:

A. B. C. D. E.
Dg DPP Dg DPP Dg Men-dpt Dg Dikenakan Dg Dipungut
NORMAL NILAI LAIN FASILITAS NOL % O/ PEMUNGUT

PLUS,,,,, :

BESARAN TERTENTU

592
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
PADA HAKIKATNYA PENYERAHAN ITU,,,,,
Kewajiban,,,
PEMBAHASAN:
Ke-Negaraan,,,
Adv- A: TERUTANG PPN Dg DPP NORMAL
ADALAH:
1. DPP sebesar HARGA JUAL
Ini adalah utk PENY. BKP
tetapi…. Dalam PASAL 1 UU PPN disebutkan definisi HJ.
HJ itu TIDAK TERMASUK NILAI PPN YG DIPUNGUT &
TIDAK TERMASUK POT. HARGA yg dicantumkan dlm FP.

2. DPP sebesar NILAI PENGGANTI


Ini adalah utk PENY. JKP
Konsepnya sama dg HARGA JUAL.

3. DPP sebesar NILAI IMPOR


Ini adalah utk IMPOR BKP.
NILAI IMPOR (NI) = CIF + BM + BMT

4. DPP sebesar NILAI EXPOR


Ini adalah utk EXPOR.

593
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
Adv- B: TERUTANG PPN Dg TIDAK NORMAL PAJAK
= MAKSUDNYA TIDAK NORMAL ADALAH PENGGUNAAN
DPP-nya adalah NILAI LAIN: Kewajiban,,,
PMK-121/2015:
DIANTARANYA PENGGUNAAN DPP NILAI LAIN: Ke-Negaraan,,,
1. PENY. DARI PUS KE CAB
CAB KE PUS
CAB KE CAB
DPP NILAI LAINNYA BERUPA = HARGA POKOK
(tdk memasukkan unsur laba)
2. PENY. DLM RANGKA PEMAKAIAN SEN…..DIRI
DPP NILAI LAINNYA BERUPA = HARGA POKOK
(tdk memasukkan unsur laba)
3. PENY. UTK JASA PENGIRIMAN PAKET/EXPEDISI
DPP NILAI LAINNYA SEBESAR 10% X NILAI TAGIHAN
SEMENTARA PPN kan 10% X DPP
DPP = 10% X NILAI TAGIHAN
TARIF EFEKTIF PPN = 10% X 10% X TAGIHAN
= 1% X TA…..GIHAN
4. PENY. UTK JASA BIRO PERJALANAN WI…..SATA
IDEM DG NOMOR 3 DI…..ATAS

5. PENY. UTK JASA FREIGHT FORWARDING


IDEM DG NOMOR 3 & 4 DI…..ATAS
INTINYA PPN-nya = 1%
NAMUN… KHUSUS JASA "FF" itu ada PERATURAN KHUSUSNYA
SE-33/2013
6. PENY. DLM RANGKA LELANG
= SEBESAR……. NILAI LELANG
7. DAN…TRANSAKSI LAINNYA ….
(LIHAT DI PMK-nya) = PMK-121/2015

594
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
Adv- B: TERUTANG PPN Dg TIDAK NORMAL PAJAK
= MAKSUDNYA TIDAK NORMAL ADALAH PENGGUNAAN
DPP-nya adalah NILAI LAIN: Kewajiban,,,
PMK-121/2015:
DIANTARANYA PENGGUNAAN DPP NILAI LAIN: Ke-Negaraan,,,
1. PENY. DARI PUS KE CAB
CAB KE PUS
CAB KE CAB
DPP NILAI LAINNYA BERUPA = HARGA POKOK
(tdk memasukkan unsur laba)
2. PENY. DLM RANGKA PEMAKAIAN SEN…..DIRI
DPP NILAI LAINNYA BERUPA = HARGA POKOK
(tdk memasukkan unsur laba)
3. PENY. UTK JASA PENGIRIMAN PAKET/EXPEDISI
DPP NILAI LAINNYA SEBESAR 10% X NILAI TAGIHAN
SEMENTARA PPN kan 10% X DPP
DPP = 10% X NILAI TAGIHAN
TARIF EFEKTIF PPN = 10% X 10% X TAGIHAN
= 1% X TA…..GIHAN
4. PENY. UTK JASA BIRO PERJALANAN WI…..SATA
IDEM DG NOMOR 3 DI…..ATAS

BESARAN TERTENTU 5. PENY. UTK JASA FREIGHT FORWARDING


IDEM DG NOMOR 3 & 4 DI…..ATAS
INTINYA PPN-nya = 1%
NAMUN… KHUSUS JASA "FF" itu ada PERATURAN KHUSUSNYA
SE-33/2013
6. PENY. DLM RANGKA LELANG
= SEBESAR……. NILAI LELANG
7. DAN…TRANSAKSI LAINNYA ….
(LIHAT DI PMK-nya) = PMK-121/2015

595
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,
Adv- C: TERUTANG PPN Dg MENDAPATI FASILITAS
FASILITASNYA APA SAJA PAK SAPT…. ?
1. BERUPA PPN DI…BEBASKAN
2. BERUPA PPN TIDAK DIPUNGUT
3. BERUPA PPN "DTP"

PPN DIBEBASKAN:
a. atas impor BKP TER…..TENTU
b. atas penyerahan BKP TER…..TENTU
c. atas penyerahan JKP TER…..TENTU
d. atas impor atau penyerahan BKP TERTENTU YG BERSIFAT
STRA……..TEGIS
e. atas penyerahan kepada PERW. NEGARA ASING/ORGAN. INTER.

596
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
BERUPA PPN TIDAK DIPUNGUT PAJAK
1 atas PENYERAHAN KE SUATU KAWASAN BERIKAT yg mana Kewajiban,,,
BKP yg diserahkan kesana akan diolah TUJUAN EXPOR. Ke-Negaraan,,,
ex: penyerahan ke KBN CAKUNG, TJ. PRIOK,,, dsb….
2 atas PENYERAHAN KE SUATU KAPET.
KAPET = KAWASAN PENGEM. EKO. TERPA.
BIASANYA DI DAERAH TIMUR INDONESIA….
INDONESIA TIMUR
3 atas PENYERAHAN KE SUATU KAWASAN BEBAS
FREE TRADE ZONE = BATAM & sekitarnya.
SEKITARNYA = BINTAN & KA…..RIMUN.
BATAM, BINTAN, dan KA….RIMUN.
tetapi…. BUKAN KESELURUHAN WILAYAH tsb….
atas koordinat-koordinatnya….
PEMASUKANNYA pun harus melalui PELABUHAN2X YG
DITEN…..TUKAN…
PP No. 10/2012
PMK-62/2012 jo. PMK-171/2017

597
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 598
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 599
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 600
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 601
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 602
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 603
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 604
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 605
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 606
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 607
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 608
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 609
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 610
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 611
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 612
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 613
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 614
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 615
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 616
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 617
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 618
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 619
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 620
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 621
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 622
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 623
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 624
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 625
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 626
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 627
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 628
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 629
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 630
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 631
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 632
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 633
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 634
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 635
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 636
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 637
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 638
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 639
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 640
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 641
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 642
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 643
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 644
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 645
Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 646
PENYERAHAN DI KAWASAN BERIKAT??
LIHAT PMK-131/2018
LIHAT PMK-65/2021

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 647
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
4 IMPOR atau PENYERAHAN ALAT TRANSPORTASI DI AIR & DI UDARA
PAJAK
Kewajiban,,,
DI AIR = OLEH PERUSAHAAN PELAYARAN NIAGA NASIONAL… Ke-Negaraan,,,
dan kawan-kawannya….
(PENYEBERANGAN,,,, PENANGKAPAN IKAN…)
DI UDARA = OLEH PERUSAHAAN PENERBANGAN NIAGA NASIONAL
PP 169/2015

5 PP
PENYERAHAN TERKAIT
No. 50 Tahun 2019 JASA-JASA NOMOR 4). di atas
(JASA PERAWATAN KEPAL, PESAWAT,,,, = DOCKING KAPAL…)

6 PENYERAHAN KEPADA PEMILIK PROJEK (PEMERINTAH) ATAS SUATU


PEKERJAAN DIMANA DANANYA BERASAL DARI HIBAH/PINJAMAN
LUAR NEGERI…..

7 TRANSAKSI DI TBB = TOKO BEBAS BEA


" DUTY FREE SHOP "

648
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
BERUPA PPN "DTP" PAJAK
DTP = DITANGGUNG PEMERINTAH Kewajiban,,,
INI SEKARANG INI….. BERSIFAT TERTENTU SE-X
Ke-Negaraan,,,
BIASANYA TEMPORARY…… CONDITIONAL…..
BIASANYA BERDASAR PADA PAGU ANGGARAN APBN tahun tsb.
ex: PERNAH ADA PPN DTP atas penyerahan MINYAK CURAH KEMASAN…
(ITU HANYA TERJADI DI 1 TAHUN = 2011)
PERNAH JUGA PPN DTP atas penyerahan LPG MELON.
LPG yg 3Kg.
(utk 2012 saja)
Adv- D: PPN DIKENAKAN 0% = INI UTK EXPOR BKP BERWUJUD o/ PKP
= INI UTK EXPOR BKP TB o/ PKP
= INI UTK EXPOR JKP o/ PKP
khusus expor JKP terbatas pada PMK-70/2010
jo. PMK-30/2011
(ADA 3 JKP saja)
DI 2019 ADA PENGGANTI= PMK-32/2019 = SEMAKIN LUAS EXPOR JKP

649
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
Adv- E: LANTAS PAK SAPT…… SIAPAKAH PEMUNGUT-2X PPN tsb??????
Kewajiban,,,
1 ia yg diatur dalam KMK-563/2003 Ke-Negaraan,,,
1. Instansi Pemerintah (PMK-231/PMK.03/2019)
= IA ADALAH BENDAHARAWAN PEME……RINTAH. PMK-59/2022
2. BUMN (PMK-08/PMK.03/2021)
3. 2 iaBUMN
Anak-Anak yg diatur Tertantu
dalam PMK-85/2012 jo. PMK-136/2012
(KMK-30/KMK.03/2021)
4. K3S MI-GAS= IA(PMK-73/PMK.03/2010)
ADALAH BUMN yg saham meyoritasnya milik pemerintah
5. IUP-K OP (PMK-166/PMK.03/2018)
3 ia yg diatur dalam PMK-37/2015
=PLUS,,,,,
IA ADALAH ANAK-ANAK
: BUMN TERTENTU
INDUSTRI PENGOLAHAN
4 iaHASIL
yg diaturPERKEBUNAN
dalam PMK-73/2010
YG MEMBELI DARI PKP
= IA ADALAH KKKS (K3S)
YG MENY. MENGGU.
PPN TARIF BESARAN TERTENTU
5 ia PEMEGANG IUPK OPERASI PRO….DUKSI
ses. PMK-166/2018 650
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
1. Instansi Pemerintah (PMK-231/PMK.03/2019)
PAJAK
2. Adv- E: (PMK-08/PMK.03/2021)
BUMN LANTAS PAK SAPT…… SIAPAKAH PEMUNGUT-2X PPN tsb??????
Kewajiban,,,
3. 1 ia Tertantu
Anak-Anak BUMN yg diatur dalam KMK-563/2003
(KMK-30/KMK.03/2021) Ke-Negaraan,,,
4. K3S MI-GAS (PMK-73/PMK.03/2010)
= IA ADALAH BENDAHARAWAN PEME……RINTAH.
5. IUP-K OP (PMK-166/PMK.03/2018)
2 ia yg diatur dalam PMK-85/2012 jo. PMK-136/2012
= IA ADALAH BUMN yg saham meyoritasnya milik pemerintah

3 ia yg diatur dalam PMK-37/2015


= IA ADALAH ANAK-ANAK BUMN TERTENTU

4 ia yg diatur dalam PMK-73/2010


= IA ADALAH KKKS (K3S)

5 ia PEMEGANG IUPK OPERASI PRO….DUKSI


ses. PMK-166/2018 651
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
1. Instansi Pemerintah (PMK-231/PMK.03/2019)
PAJAK
2. Adv- E: (PMK-08/PMK.03/2021)
BUMN LANTAS PAK SAPT…… SIAPAKAH PEMUNGUT-2X PPN tsb??????
Kewajiban,,,
3. 1 ia Tertantu
Anak-Anak BUMN yg diatur dalam KMK-563/2003
(KMK-30/KMK.03/2021) Ke-Negaraan,,,
4. K3S MI-GAS (PMK-73/PMK.03/2010)
= IA ADALAH BENDAHARAWAN PEME……RINTAH.
5. IUP-K OP (PMK-166/PMK.03/2018)
2 ia yg diatur dalam PMK-85/2012 jo. PMK-136/2012
= IA ADALAH BUMN yg saham meyoritasnya milik pemerintah

3 ia yg diatur dalam PMK-37/2015


= IA ADALAH ANAK-ANAK BUMN TERTENTU

4 ia yg diatur dalam PMK-73/2010


= IA ADALAH KKKS (K3S)

5 ia PEMEGANG IUPK OPERASI PRO….DUKSI


ses. PMK-166/2018 652
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
1. Instansi Pemerintah (PMK-231/PMK.03/2019)
PAJAK
2. Adv- E: (PMK-08/PMK.03/2021)
BUMN LANTAS PAK SAPT…… SIAPAKAH PEMUNGUT-2X PPN tsb??????
Kewajiban,,,
3. 1 ia Tertantu
Anak-Anak BUMN yg diatur dalam KMK-563/2003
(KMK-30/KMK.03/2021) Ke-Negaraan,,,
4. K3S MI-GAS (PMK-73/PMK.03/2010)
= IA ADALAH BENDAHARAWAN PEME……RINTAH.
5. IUP-K OP (PMK-166/PMK.03/2018)
2 ia yg diatur dalam PMK-85/2012 jo. PMK-136/2012
= IA ADALAH BUMN yg saham meyoritasnya milik pemerintah

3 ia yg diatur dalam PMK-37/2015


= IA ADALAH ANAK-ANAK BUMN TERTENTU

4 ia yg diatur dalam PMK-73/2010


= IA ADALAH KKKS (K3S)

5 ia PEMEGANG IUPK OPERASI PRO….DUKSI


ses. PMK-166/2018 653
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
TERBARU,,,, KODE = 05,,,!!!
Ke-Negaraan,,,

PENYERAHAN DENGAN

BESARAN TERTENTU,,,, !!!

654
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
KARAKTER
jadi,,,,, PENYERAHAN BARANG/JASA:PPN PAJAK
Kewajiban,,,
1. TDK TERUT. PPN Ke-Negaraan,,,
2. TERUT. PPN:

A. B. C. D. E.
Dg DPP Dg DPP Dg Men-dpt Dg Dikenakan Dg Dipungut
NORMAL NILAI LAIN FASILITAS NOL % O/ PEMUNGUT

PLUS,,,,, :
BESARAN TERTENTU 655
KONSEP PPN INDONESIA Pemenuhan
PAJAK
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT? Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

656
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

657
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

658
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

659
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

660
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

661
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

662
Pemenuhan Pasal 17 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

663
Pemenuhan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

664
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

665
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,, GREY ?
Untuk Peny. BKP BERGERAK ,,,
Untuk Peny. JKP ,,,
Itu Pada SAAT PENYERAHAN ?
ATAU ,,,
Pada SAAT INVOICE ?

(Tengok Contoh-Cotoh Berikut ini,,,)

666
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

667
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

668
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

669
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

670
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

671
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

672
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

673
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

674
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

675
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

676
Pemenuhan Penjelasan Pasal 19 PP 9 Th. 2021
KAPAN FAKTUR PAJAK DIBUAT?
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

677
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

678
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

679
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

680
681
682
683
684
685
686
687
688
Pemenuhan KONSEP PPN INDONESIA
PAJAK
Kewajiban,,, PENGKREDITAN PPN MASUKAN :
Ke-Negaraan,,,

Lihat Pasal 9 UU CIKA

689
Pemenuhan KONSEP PPN INDONESIA
PAJAK
Kewajiban,,, PENGKREDITAN PPN MASUKAN :
Ke-Negaraan,,,

690
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

691
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

692
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

693
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

694
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

695
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

696
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

697
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

698
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

699
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

700
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

701
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

702
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

703
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

704
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

705
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

706
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

707
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

708
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

709
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

710
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

711
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

712
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

713
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

714
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Coba saya jelaskan dengan menuliskan kembali sbb:
MISALKAN: Ke-Negaraan,,,
Omzet penyerahan BKP dan/atau JKP 01 Januari - 15 Mei 2018 4.800.000.001
Maka wajib dikukuhkan sbg PKP max. 30 Juni 2018.
Eeeh….. ia baru PKP 15 Agustus 2018,,,,
Diketahui misalkan,,, Omzet penyerahan BKP dan/atau JKP 16 Mei - 29 Juni 2018 1.000.000.000 Punya Faktur Pajak Masukan misalkan 50juta
Diketahui misalkan,,, Omzet penyerahan BKP dan/atau JKP 30 Juni - 14 Agustus 2018 2.000.000.000 Punya Faktur Pajak Masukan misalkan 70juta
Diketahui misalkan,,,, Omzet penyerahan BKP dan/atau JKP 15 Agustus - 31 Desember 2018 5.000.000.000 Punya Faktur Pajak Masukan misalkan 100juta
Total omzet 1 Januari - 31 Desember 2018 12.800.000.001

Bagaimana PPN-nya?? Omzet PPN Terutang


Untuk omzet 01 Januari - 15 Mei 2018 memang s.d. batasan 4,8M kan memang blm terutang PPN 4.800.000.001 -
Untuk omzet 16 Mei - 29 Juni 2018 adalah omzet yg dlm kekosongan aturan shg tdk terutang PPN 1.000.000.000 -
Untuk omzet sejak seharusnya PKP s.d. 1 hari sebelum PKP = terutang PPN namun PM-nya dapat 80%
(dari 30 Juni - 14 Agustus 2018) 2.000.000.000 200.000.000 ini PK-nya…
160.000.000 PM-nya?? = 80% nya,,,
40.000.000 PPN KB-nya,,,
PM yg 70juta diabaikan,,,
Untuk omzet sejak PKP s.d. 31 Desember 2018 = terutang PPN NORMAL (PK-PM)
(dari 15 Agustus - 31 Desember 2018) 5.000.000.000 500.000.000 ini PK-nya…
100.000.000 PM-nya?? = PM yang riil,,
400.000.000 PPN KB-nya,,,

715
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

716
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

717
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

718
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

719
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

720
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

721
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

722
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

723
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

724
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

725
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

726
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

727
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

728
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

729
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

730
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

731
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

732
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

733
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

734
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

735
Pemenuhan
PAJAK
Kewajiban,,,
Ke-Negaraan,,,

SELANJUT-nya,,,,
FAKTUR PAJAK PER-03/PJ./2022

Pendamping Kelas:
Sapto Windi Argo, M.Ak., C.A., B.K.P 736
737
738
739
740
741
742
743
744
745
746
747
748
749
750
751
752
753
754
755
756
757
758
759
760
761
762
763
764
765
766
767
768
769
770
771
772
773
774
775
776
777

Anda mungkin juga menyukai