Anda di halaman 1dari 11

Produser : Ezra Najjda Putri Ramadhani.

Penulis Naskah : Ananda Najwa Khoirunnisa.

Editor Naskah : Zian Awalia Hijriah.

Tim Kreatif :

1. Keira Zetha Zada.


2. Pramudita Ardiya.
3. Ayyashya Alifha.

Pemeran:

1. Orang 1 / Bu Guru, Soegondo : Pramudita Ardhiya Pramesti

2. Orang 2 / Yolanda,Jong Ambon : Azwa Saniya Tristuti

3. Orang 3 / Icha, Jong Celebes : Gelasia Anditha

4. Orang 4 / Bagas, Jong Betawi : Elsa Fatimah Az-zahra

5. Orang 5 / Kirana, Muh. Tabrani : Zian Awaliya Hijriah

6. Orang 6 / Fariz, M. Yamin : Ezra Najjda Putri Ramadhani

7. Orang 7 / Deden : Ayyashya Alifha

8. Orang 8 / Mayang, Poernomowoelan : Keira Zetha Zada

9. Narator : Ananda Najwa Khoirunnisa

DRAMA SUMPAH PEMUDA

Judul : Bangga terhadap bahasa Indonesia


“SATU TANAH AIR,SATU BANGSA,SATU BAHASA”

Narator : Ada cerita di sebuah sekolah megah yang bernama MAN


22 Jakarta. Di sekolah megah ini akan ada siswa baru dari Paris
yang datang ke Indonesia karena mengikuti orang tuanya yang
pindah kantor ke Indonesia.

Bu Guru : “Selamat pagi anak-anak.”

Murid-murid : “Selamat pagi pak.”

Bu Guru : “Pagi ini kita kedatangan siswa baru dari luar


negeri.”

Icha : “Waaahh cakep dong bu orangnya.”

Bu Guru : “Huusst, dengerin dulu. Silahkan perkenalkan


diri kamu.”

Yolanda : “I want to introduce my self. My name is


Yolanda. I come from Paris.”

Murid-murid : “Waaa Paris ges....”

Bagas : “Paris darimana?? Perempatan ciamiss??


Haha..”

Kirana : “Aaaah sok banget pake bahasa Inggris. Ini


Indonesia ya guys ya!”

Bu Guru : “Apakah kamu bisa berbahasa Indonesia??”

Yolanda : “Of course i can”

Icha : “Jadi, bisa nggak ini?”

Yolanda : “Did you hear me? Bisaaa”

Bagas : “Halaah tuh bisa bahasa Indonesia”

Fariz : “Emmm ada apa ini rame-rame??” (terbangun


dari mimpi panjangnya)

Deden : “Hadeuhhh kamu tuh yah molor mulu.”


Bu Guru : “Sudah, Yolanda, kamu sekarang boleh duduk.
Kamu bisa duduk di samping Mayang. Dia juga murid blasteran
Belanda. Benarkan Mayang??”

Mayang : “Iya bu. Papa saya dari Belanda.”

Kirana : “Udah sana gabung ama spesies yang sama.”

Narator : Saat Yolanda menuju ke bangkunya, tiba-tiba Yolanda


jatuh karena disandung dengan kaki Icha. Mayang datang dan
membantu Yolanda untuk berdiri.

Mayang : “Kamu gapapa??”

Yolanda : “It’s okay, I’m good. Thank you. Orang


Indonesia kok pada gak sopan yah.”

Bu Guru : “Ibu tidak mau kalau nanti mendengar berita


bahwa Yolanda dikerjain sama kalian ya.”

Kirana : “Huuh bule gadungan.”

Mayang : “Hei bisa gak sih nge hargai orang!”

Icha : “Yolanda, gausah sok Inggris deh! Ini tuh


Indonesia!”

Bu Guru : “Udah, udah, sekarang kita ujian matematika


ya, untuk Yolanda, kamu ikut aja ujiannya ya”

Yolanda : “Ma’am, but today it's my first day in new


school, and now you give me a mathematics exam?”

Fariz : “Yolanda, kamu mending pakai bahasa


Indonesia aja deh. Kurang sopan kalo ngomong sama bu guru pakai
bahasa inggris”

Mayang : “Iya Yolanda, kamu kan bisa Bahasa Indonesia”

Icha : “Tahu Yolanda huuuuu, kamu kan orang


Indonesia juga”
Yolanda : “Iya, Iya, I will use Indonesia Language. Bu, kan
today hari pertama I masuk school in Indonesia, kok I udah udah ikut
ujian bu?”

Bu Guru : “Ini untuk mengukur kemampuan kamu


Yolanda, lain kali gunakan bahasa Indonesia ya kalau berbicara karena
saya kurang paham bahasa inggris. Ayo anak – anak siapkan kertas
selembar”

Narator : Bel istirahat berbunyi. Murid-murid juga


pergi ke kantin dan meninggalkan kelas. Mayang yang menjadi
teman sebangku baru Yolanda pun mengajak Yolanda untuk ke
kantin.

Mayang : “Kamu mau ke kantin gak ?“

Yolanda : “Nope, I don’t like Indonesian food. In Paris,


makanan nya more delicious daripada in Indonesia.”

Deden : “Yolanda, Yolanda sini cobain rendang buatan


mamaku”

Kirana : “Heh Yolanda, kamu itu tetap orang Indonesia


tau meskipun lahir di Paris. Kalo ngomong itu pakai bahasa Indonesia
dong. Udah dibilangin kan, ini itu Indonesia!”

Bagas dan Fariz : “Hai guys, apanih kok rame banget”

Mayang : “Nggak ada apa-apa kok”

Bagas : “Yolanda, tadi kita denger kamu gak suka


makanan Indonesia ya? Ini cobain pempek nya bu Pipit, enak loh”

Fariz : “Cobain gado-gado nya bang Udin juga ini”

Yolanda : “Like I said, I don’t like indonesian food. Jangan


paksa-paksa deh”

Deden : “Ih kan kamu belum cobain, sini deh cobain


dulu” (Deden menyuapkan makanan ke mulut Yolanda)
Yolanda : “What are you doing?! what kind of food is this?
aku udah bilang kalo aku ga suka makanan indonesia?! dari bentukan
nya saja aneh. You guys are weird”

Icha : “Heh Yolanda, gausah sok deh”

Kirana : “Tau nih, harus dikasih pelajaran gak sih cha?”

Narator : Lalu, terjadilah keributan di dalam kelas antara Yolanda,


Kirana, dan Icha. Mayang mencoba untuk melerai sedangkan
Deden, Fariz, dan Bagas memanggil Bu Guru.

Mayang : “Udah hei, udah berantemnya”

Kirana : “Mayang mending diem saja deh”

Icha : “Iya mayang diem saja deh”

Mayang : “Stop jambak jambakannya, nanti bu guru


dateng”

Yolanda : “Ugh, you are hurting my head. Stop it”

Icha : “Dibilang gausah sok pakai bahasa inggris,


pakai bahasa Indonesia saja”

Kirana : “Harus dikasih tahu berapa kali sih, ini itu


Indonesia”

Mayang : “Teman-teman, udah dongggg. Kalian tuh anak


Indonesia. Gak sepatutnya berantem kayak gini. Ini sama sekali nggak
menciri khaskan anak Indonesia!”

Bagas : “Heh heh udah udah, ada bu guru nih”

Bu Guru : “Kalian kenapa berantem?! Kalian semua ikut


saya ke ruang bk, termasuk Bagas, Deden, dan Fariz”

Deden : “Duh Riz jadi nyesel ikut manggilin bu guru deh”

Fariz : “Kok kita juga kena ya? Padahal kita kan nggak
ngapa ngapain den”
Bagas : “Tuh kan kita juga kena, kalian sih” (sambil
ngomong ke trio berantem)

Narator : Sampailah mereka di ruang bk. Bu guru pun mulai


menanyakan kronologis kejadian.

Bu Guru : “Ada yang bisa menjelaskan kenapa kalian bisa


berantem sampe jambak jambakan begitu”

Icha : “Itu bu yang mulai duluan si Yolanda, bener


nggak teman-teman?” (sambil tanya penonton)

Kirana : “Bener itu bu, salah Yolanda si bule baru ini”

Bu Guru : “Yolanda, bener ini salah kamu? Baru hari


pertama loh kamu masuk sekolah ini”

Yolanda : “Nope, its not my fault”

Mayang : “Udah bu, ini salah saya”

Deden : “Nggak bu, bukan salah Mayang. Mayang,


jangan pasrah gitu dong”

Fariz : “Yang pasti sih salah trio ini nih bu” (sambil
menunjuk trio berantem)

Yolanda, Kirana, Icha : “NGGAK!”

Bu Guru : “Duh, yang bener yang mana ini?”

Kirana : “Ini bu si Yolanda itu dari tadi ngomong nya pakai


bahasa inggrissss mulu. Kan saya nggak ngerti bu dia ngomong apa.
Dia kan lagi di Indonesia bu, harusnya ngomong pakai bahasa
Indonesia lah. Mentang mentang jago bahasa inggris”

Icha : “Bener itu bu, masa Yolanda juga gak suka makanan
Indonesia”

Yolanda : “Is it my fault? kalo misalnya aku paksa kalian makan


makanan luar negeri yang posisinya aja kalian ga suka sama makanan
itu. Are you gonna eat it??”

Kirana : “Itu bu mulai lagi”


Mayang : “Sudah bu, ini semuanya salah saya kok bu, percaya
aja deh”

Bagas : “Mayang pasrah mulu jadi orang, mayang diem dulu


ya mayang”

Bu Guru : “Bagas, Deden, Fariz ibu sangat mengapresiasi


tindakan kalian yang langsung memanggil ibu sehingga tidak ada yang
terluka. Mayang, terima kasih sudah berusaha melerai mereka yang
berantem meskipun tidak berhasil. Kalian berempat boleh keluar”

Narator : Bagas, Fariz, Deden, dan Mayang pun keluar dari ruang bk

Bu Guru : “Yolanda, sebagai orang Indonesia, kamu


seharusnya bangga dengan makanan-makanan Indonesia. Makanan
khas daerah kita adalah makanan khas yang diturunkan turun temurun
oleh nenek moyang kita. ibu tahu kok kalo kamu tidak begitu doyan
dengan makanan khas negara ini tapi kamu harus tetap menghargai ya
nak…. Lalu kamu juga harus bangga dengan bahasa Indonesia. Kamu
tahu kan isi sumpah pemuda?”

Yolanda : “Tahu bu”

Bu Guru : “Coba baca yang keras”

KILAS BALIK

Sebenernya apa sih sumpah pemuda itu?

Narator : “Diciptakannya sumpah pemuda Berawal


dari Langkah para pelajar STOVIA mendirikan Budi Utomo pada
tahun 1908 dan mempengaruhi pelajar-pelajar lain. Mereka
mendirikan berbagai organisasi seperti Sekar Rukun,Tri Koro
Dharmo, Jong Sumatranen Bond, Jong Batak Bond, Jong
Minahasa, dan Kaum Betawi.

Kongres Pemuda Pertama dilaksanakan pada tanggal tanggal 30


April - 2 Mei 1926 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB),
Lapangan Banteng. Kongres 1 dipimpin oleh Muh. Tabrani agar
meminta kepada seluruh peserta kongres yang hadir untuk menjadi
tonggak kekuatan bagi kemerdekaan Indonesia.

Akan tetapi ketika rapat kongres 1 masih diambang persatuan


karena para pemuda daerah masih mementingkan daerah nya
masing masing seperti masih memperebutkan bahwasannya
indonesia akan memakai bahasa daerah mereka masing masing.

Muh tabrani :‘‘Dengan ini saya mengakhiri pidato saya, saya


sangat berharap agar kongres ini membuat generasi Indonesia bisa
berkarya, berjuang, dan mati untuk kemerdekaan Indonesia. Kita rakyat
Indonesia harus turut membela Indonesia. Saya Muh. Ta brani dari Jong
Java berterima kasih kepada para hadirin yang telah hadir Dengan bersatu
kita dapat melawan penjajah dan menjadi Negara. Maka dari itu, kita
harus mengakui kesatuan dari berbagai budaya di Indonesia.”

M. yamin :“Tepat sekali, Menurut saya, salah satu faktor


yang bisa memperkuat persatuan Indonesia adalah bahasa. Saya
yakin, lambat laun bahasa Melayu akan menjadi bahasa persatuan kita.”

Jong Celebes :“Mengapa tidak bahasa daerah saya saja?”

Jong Ambon :“Mana bisa itu! Tak adil! Beta tidak suka. Bahasa
Ambon lebih bagus kawan-kawan!”

Jong Betawi : “Pake aje baha...” (Obrolan terpotong)

Jong Java : “Cukup saudara-saudara! Kini saatnya kita untuk


bersatu, bukan mementingkan daerah masing-masing.’’

M. Tabrani : “Saudara-saudara, bangsa kita ini mempunyai


banyak suku, agama, dan budaya, apabila kita terpecah belah. Kita
harus mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia. Hilangkan
pandangan yang mementingkan adat masing-masing. Bersama kita
bisa!” ( Mengangkat kepalan tangan kanan. )

Narator : “Dan akhirnya rapat kongres 1 berakhir dengan


hasil yang cukup baik yaitu menghasilkan kesatuan. Ternyata, kongres
pertama tidak cukup bagi para pemuda. Permasalahan belum
dipecahkan seutuhnya. Mereka memutuskan untuk mengadakan
kongres kedua dan ketiga pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
Penyelenggaraan kongres pemuda hari pertama di Gedung Katholieke
Jongenlingen Bond (KJB). Sedangkan hari kedua di gedung Oost Java.
dan Pertemuan ketiga ini dilaksanakan pada hari yang sama dengan
pertemuan kedua, di Gedung Indonesische Clubgebouw.

Kongres ini dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito. Membahas masalah


pendidikan yaitu bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan,
harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di
rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Poernomowoelan :“Anak-anak Indonesia, harus mendapat


pendidikan kebangsaan yang layak. Harus pula ada keseimbangan
antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak harus dididik secara
demokratis.”

Narator : Lalu seseorang maju sambil membawa biola.


Dia adalah W.R Soepratman. Ia memainkan lagu ciptaannya, Indonesia
Raya. W.R Soepratman berdiri dan maju beberapa langkah. Para
pemuda terpukau dan memberikan tepuk tangan seusai lagu selesai.

Soegondo :“Saudara-saudara, apa nama yang cocok untuk


sumpah tersebut?”

Jong Ambon : “Hm. terserah kawan saja, beta terima apa


saja.”

Soegondo :“Bagaimana jika kita beri nama Sumpah Setia?”

M. Yamin :“Ide yang bagus!”

Jong Celebes :“Ya, saya setuju.”


Narator :“Begitulah sejarah sumpah pemuda. Kita harus
bersyukur dan berterimakasih kepada para pemuda. Jasa-jasa mereka
sungguh besar. Jika tidak ada semangat dan usaha mereka, kita tidak
akan seperti ini. Sebagai generasi muda, kita juga harus menanamkan
rasa nasionalisme pada diri kita. Mulai dari belajar, mengikuti upacara
dengan hikmat, dan lainnya.”

( Para tokoh berkumpul dan menyanyikan lagu satu nusa satu


bangsa dan membacakan sumpah pemuda. )

Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai


Sumpah Setia, berbunyi :

Yolanda : “Sumpah Pemuda. Kami Putra dan Putri Indonesia,


mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Kami Putra
dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia."

Kirana : “Nah itu tau kalo bahasa persatuan kita bahasa


Indonesia, dipake dong bahasanya”

Icha : “Meskipun kamu dari paris, tapi ada darah Indonesia


mengalir di tubuhmu. Jadi, kamu harus bangga dong”

Kirana : “Tau nih”

Bu Guru : “Kirana, Icha, kalian berdua juga salah. Kalian juga


melakukan pembullyan di sekolah. Kalian tahu kan, kalo pembullyan itu
merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Kalian sudah ngelanggar
UU No 39 Tahun 1999 Pasal 69 yang berisi “Setiap warga negara wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain, moral, etika dan tata tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”

Kirana dan Icha : “Iya bu maaf”

Bu Guru : “Kamu minta maafnya ke Yolanda, sekarang kalian


bertiga saling minta maaf”

Icha : “Yolanda, maafin aku ya sudah jambakin kamu tadi”

Kirana : “Maafin aku juga ya, maaf banget nih”

Yolanda : “Iya, maafin aku juga ya. Aku sekarang sadar


ternyata kita harus bangga dengan bangsa kita sendiri”
Narator : Akhirnya mereka bertiga pun berteman dan inilah kisah di
sekolah megah kita MAN 22 Jakarta, Tamat.

Anda mungkin juga menyukai