Anda di halaman 1dari 32

KATA PENGANTAR

TIM PENYUSUN

PENGARAH

PENANGGUNG JAWAB

KETUA

ANGGOTA












DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN

1. Pendahuluan 5

2. Memulai Uji Klinik yang Baru 6

3. Perubahan selama Uji Klinik Berlangsung 7

4. Pelaporan Keamanan 9

5. Penilaian Risiko 9

6. Komunikasi dengan Badan POM dan Komite Etik 10

7. Perjanjian dan Komunikasi antara Sponsor, Peneliti


dan Subjek 11

8. Perubahan dalam Informed Consent 12

9. Perubahan dalam Distribusi Produk Uji Klinik


Investigational Medicinal Product (IMP) 13

10. Ketersedian Peralatan Diagnostik dan Medis 16

11. Perubahan dalam Pelaksanaan Monitoring 16

12. Perubahan dalam Pelaksanaan Audit 20

13. Deviasi Protokol 20

14. Penggantian Biaya 21


UJI KLINIK

CARA UJI KLINIK YANG BAIK


1 Uji Klinik Obat dan Vaksin COVID-19

Evaluasi untuk pengajuan Persetujuan


Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) obat
dan vaksin COVID-19 diprioritaskan
melalui fast track dengan timeline 4
Hari Kerja (HK) setelah dokumen
lengkap diserahkan ke Badan POM.

Selama masa pandemi COVID-19, 20HK


X 4HK
proses pengajuan dan konsultasi
dilakukan secara online dengan alur
sebagaimana gambar di samping,
degan penjelasan sebagai berikut:
a. Pengajuan PPUK dapat dilakukan
oleh Sponsor atau yang mewakili
Sponsor yaitu Industri Farmasi, c. Badan POM akan menerbitkan Surat
Organisasi Riset Kontrak (ORK), Perintah Bayar (SPB) yang akan
Lembaga Penelitian dan Akademisi disampaikan kepada Pemohon
b. Pemohon melakukan pengajuan melalui email.
PPUK bersama dengan
d. Pemohon melakukan pembayaran
kelengkapan dokumen yang
Penerimaan Negara Bukan Pajak
dipersyaratkan melalui email:
(PNBP) dan mengirimkan bukti bayar
clinicaltrial@pom.go.id dan
melalui email:
uji_klinik@yahoo.com. Berikut ini
merupakan persyaratan dokumen clinicaltrial@pom.go.id dan
pengajuan PPUK: uji_klinik@yahoo.com
• Protokol uji klinik e. Badan POM melakukan evaluasi
• Persetujuan Komite Etik dokumen pengajuan PPUK. Apabila
• Informed Consent Form (ICF) pada proses evaluasi diperlukan
• Investigator’s Brochures klarifikasi kepada Pemohon, akan
• Dokumen mutu obat (CoA, GMP disampaikan surat permintaan
certificate, summary batch perbaikan/klarifikasi melalui email
protocol untuk produk biologi, atau dapat dilakukan konsultasi
lot release untuk vaksin) secara virtual.
• Sertifikat GCP dan CV Peneliti f. PPUK akan diterbitkan dalam waktu
4 HK yang sebelumnya 20 HK,
setelah dokumen dinyatakan
memenuhi ketentuan dan
persyaratan.
2 Uji Klinik Obat Non-COVID-19 3 Manajemen Uji Klinik yang Sedang
Pengajuan PPUK obat lainnya yang Berlangsung
ditujukan bukan untuk COVID-19 Dalam situasi pandemi, terdapat
dapat diajukan oleh Sponsor atau yang berbagai tantangan yang
mewakili Sponsor yaitu Industri mengakibatkan pembatasan
Farmasi, ORK, Lembaga Penelitian, dan kunjungan ke fasilitas kesehatan,
Akademisi. Persyaratan dan meningkatnya tuntutan layanan
kelengkapan dokumen serta alur kesehatan dan perubahan
ketersediaan staf uji klinik. Subjek
sebagaimana butir 1 pada halaman 1. juga mungkin diminta untuk
Proses evaluasi dan persetujuan PPUK mengisolasi diri sehingga
dilakukan dalam 20 HK sesuai menyebabkan kesulitan bagi
ketentuan yang berlaku. Peneliti untuk melakukan
pengawasan medis terhadap
Pelaksanaan uji klinik, termasuk uji subjek uji klinik. Tantangan-
bioekivalensi pada masa tatanan tantangan ini akan berdampak
normal baru dapat dilakukan, dengan pada pelaksanaan uji klinik.
rekomendasi kepada Sponsor untuk
melakukan penilaian risiko secara kritis Sponsor harus mempertimbangkan
terlebih dahulu. Protokol harus risiko dan manfaat keikutsertaan
mencantumkan potensi risiko subjek, khususnya terkait COVID-
tambahan bagi subjek apabila tetap 19. Selain itu, setiap keputusan
penyesuaian selama pelaksanaan
dilaksanakan, termasuk langkah uji klinik juga harus didasarkan
mitigasi risiko untuk perlindungan pada penilaian risiko dan manfaat
keselamatan subjek. Pelaksanaan uji oleh Sponsor, serta menerapkan
klinik dapat dilaksanakan dengan prosedur yang mengutamakan
menjalankan protokol kesehatan keselamatan subjek serta integritas
sesuai SOP penatalaksanan dan validitas data uji klinik.
pencegahan penyebaran COVID-19 Sponsor dan Peneliti dapat
yang diterapkan di site uji klinik. mengacu pada Panduan
Manajemen Uji Klinik selama
pandemi COVID-19 sebagaimana
terlampir dalam Panduan ini.
Inspeksi Uji Klinik
4
Selama masa pandemi COVID-19, 5. Penyimpanan Dokumen meliputi
Badan POM membatasi pelaksanaan personel yang bertanggung
inspeksi uji klinik ke site uji klinik. jawab, lokasi penyimpanan, dan
Pelaksanaan inspeksi dilakukan durasi penyimpanan dokumen uji
dengan penyesuaian mekanisme klinik.
inspeksi yaitu Self Assessment atau 6. Akreditasi Laboratorium Klinik
Penilaian Mandiri oleh Peneliti dan 7. Tim Penelitian meliputi
Sponsor dengan tools yang dapat pendelegasian tugas, pelatihan
diakses pada: CUKB, kesesuaian dengan
https://bit.ly/InspeksiUKBPOM. kualifikasi pendidikan dari Tim
Penelitian, sosialisasi protokol,
Butir pertanyaan Penilaian Mandiri
dan monitoring oleh sponsor.
mencakup antara lain:
8. Formulir Laporan Kasus (FLK)
1. Informasi Umum mengenai
meliputi kerahasiaan identitas
tanggal mulai uji klinik, jumlah
data subjek, metode pengisian,
subjek yang diskrining (screened),
personel yang mengisi, dan ada
yang masuk dalam uji klinik
tidaknya Adverse Event (AE) atau
(enrolled), yang keluar atau
Serious Adverse Event (SAE).
dikeluarkan dari uji klinik
9. Dokumen Uji Klinik yang perlu
(withdrawal atau drop out), dan
diunggah:
yang menyelesaikan uji klinik
a. Catatan yang berisi informasi
(completed).
lengkap identitas subjek yang
2. Fasilitas Uji Klinik meliputi fasilitas
enrolled (subject
penerimaan subjek, informed
identification log)
consent subjek dan fasilitas
b. Catatan yang berisi informasi
pemeriksaan subjek.
inisial dan kode subjek yang
3. Prosedur Uji Klinik meliputi
skrining (subject screening
screening subjek, randomisasi,
log)
pemberian obat uji, pemeriksaan
c. Catatan yang berisi informasi
subjek, pencatatan deviasi
inisial dan kode subjek yang
protokol dan penghentian
enrolled (subject enrollment
sementara pelaksanaan uji klinik.
log)
4. Obat Uji Klinik meliputi
d. Lembar persetujuan ICF yang
penanggung jawab untuk
telah ditandatangani
akuntabilitas, dispensing, prose-
e. Catatan yang berisi informasi
dur penyimpanan, penyiapan,
ketidaksesuaian dengan
label, pengiriman, penerimaan,
protokol (catatan deviasi
dan pencatatan obat uji klinik.
protokol)
f. Catatan yang berisi informasi Inspektur CUKB Badan POM akan
dispensing (log akuntabilitas menghubungi kembali dan
obat). mengundang Peneliti dan Sponsor
g. Log pencatatan suhu
penyimpanan obat uji klinik untuk diskusi secara virtual terkait
h. Catatan pemberian obat kepada hasil verifikasi dan evaluasi. Badan
subjek (dosis, nomor bets, inisial POM akan menerbitkan surat respon
atau ID subjek) hasil inspeksi sesuai hasil diskusi,
i. Foto penyimpanan obat uji klinik
j. Foto penyimpanan dokumen uji misalnya berupa permintaan
klinik Corrective and Preventive Action
k. Catatan yang berisi informasi (CAPA). Peneliti dan Sponsor
terkait pengiriman sampel jika memberikan respon berupa komitmen
pemeriksaan sampel tidak dapat
dilakukan di laboratorium center untuk pelaksanaan CAPA.
uji klinik (log pemeriksaan
sampel) Penyesuaian tersebut hanya berlaku
l. Dokumen yang berisi informasi pada masa pandemi, apabila sudah
terkait pendelegasian tugas oleh
peneliti utama ke tim penelitian terdapat pernyataan resmi
(delegation log) Pemerintah tentang selesainya masa
m. Sertifikat Pelatihan CUKB Peneliti pandemi, Badan POM dapat
n. Bukti sosialisasi sebelum studi melakukan re-inspeksi jika terdapat
dimulai (undangan, bahan
sosialisasi, daftar hadir, notulensi indikasi ketidaksesuaian data atau
atau foto) penyimpangan. Re-inspeksi
o. Laporan monitoring uji klinik dilaksanakan menurut mekanisme
yang dilakukan oleh sponsor jika pada kondisi normal sesuai ketentuan
dilakukan
p. Perjanjian kerja sama dengan selama ini. Dalam hal terdapat
pihak yang terlibat (peneliti, ketidaksesuaian informasi dan data
sponsor, ORK dll) yang disampaikan di Self Assessment/
q. Formulir Laporan Kasus Penilaian Mandiri pada saat dilakukan
(FLK)/Case Report Form (CRF)
r. Dokumen Adverse Event (AE)/ re-inspeksi, maka akan diberlakukan
Serious Adverse Event (SAE) jika sanksi administratif.
terjadi.
Di samping itu, jika terdapat deviasi
selama pelaksanaan uji klinik, sponsor
diminta untuk melaporkan ke Badan
POM. Jika diperlukan, akan dilakukan
klarifikasi atau penjelasan kepada
sponsor dan/atau peneliti melalui
email atau dilakukan video conference.
Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang luar biasa terhadap
sistem kesehatan di Indonesia dan mungkin juga terhadap subjek uji
klinik. Untuk itu perlu diambil langkah-langkah untuk mengatasi kondisi
yang tidak pasti saat ini, seperti subjek sedang dalam proses
karantina/isolasi diri, keterbatasan akses subjek uji klinik ke tempat-
tempat umum (termasuk rumah sakit) dan tenaga kesehatan yang
memiliki tanggung jawab untuk tugas yang critical. Oleh karena itu,
Badan POM merasa perlu untuk membuat panduan untuk mengatasi
hambatan-hambatan pada pelaksanaan uji klinik di Indonesia selama
pandemi COVID-19.

Situasi terus berkembang dan perlu dilakukan tindakan untuk


menghadapi tantangan dalam pelaksanaan uji klinik, memastikan hak,
keselamatan serta kesejahteraan subjek. Buku ini dimaksudkan untuk
memberikan panduan bagi semua pihak yang terlibat dalam uji klinik.

1 | Pendahuluan

Beberapa tantangan pelaksanaan uji klinik yang dihadapi pada situasi


pandemi seperti pembatasan kunjungan ke fasilitas kesehatan;
meningkatnya tuntutan layanan kesehatan dan perubahan ketersediaan
staf uji klinik; serta proses karantina/isolasi diri yang dilakukan oleh
subjek dapat berdampak pada pelaksanaan uji klinik seperti pada saat
melakukan penilaian/assessment terhadap outcome uji klinik,
kunjungan dan penyediaan obat uji klinik.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada pelaksanaan uji klinik yang
sedang berlangsung adalah inisiasi site baru dalam uji klinik yang
sedang berlangsung, rekrutmen dan keterlibatan yang berkelanjutan
dari subjek dalam uji klinik, atau pada awal uji klinik baru. Pertimbangan
pelaksanaan hal tersebut harus memperhatikan rekomendasi
pemerintah, termasuk pembatasan perjalanan, proses karantina/isolasi
diri oleh subjek uji klinik dan staf uji klinik, ketersediaan staf uji klinik
untuk melakukan kunjungan, pengisian Formulir Laporan Kasus (FLK),
melaporkan kejadian tidak diinginkan yang serius dan lainnya.

Evaluasi terhadap pelaksanaan uji klinik sangat penting, tindakan yang


diambil harus proporsional dan didasarkan pada pertimbangan risiko-
manfaat, sesuai kebijakan pemerintah dengan prioritas dampak pada
kesehatan dan keselamatan subjek uji klinik.

Jika subjek uji klinik tidak dapat melakukan kunjungan ke site, maka
dapat dilakukan prosedur alternatif, seperti perawatan di rumah yang
jika mungkin harus dilakukan social distancing, atau kontak melalui
telepon untuk melakukan penilaian outcome uji klinik dan melakukan
pengawasan serta mengidentifikasi kejadian tidak diinginkan pada
subjek uji klinik. Keterbatasan dan risiko dari prosedur tersebut dan
kerahasiaan data subjek harus diperhitungkan serta harus
didokumentasikan secara memadai.

2 | Memulai Uji Klinik yang Baru

Penilaian secara kritis oleh sponsor perlu dilakukan terhadap kelayakan


untuk memulai uji klinik baru atau mengikutsertakan subjek baru dalam
uji klinik yang sedang berlangsung. Selain itu, identifikasi potensi risiko
tambahan bagi subjek harus dimasukkan dalam bagian manfaat-risiko
pada protokol bersama dengan langkah-langkah mitigasi risiko.
Perubahan selama Uji Klinik ke rumah subjek, ke site yang telah
3 Berlangsung berpartisipasi dalam uji klinik, atau
ke site yang baru. Penambahan site
Sponsor harus mempertimbangkan uji klinik baru tidak
risiko terhadap perubahan-perubahan direkomendasikan saat pandemi
yang dilakukan selama COVID-19. kecuali tidak ada solusi lain untuk
Tindakan yang diambil harus disepakati subjek uji klinik. Jika terdapat
dengan Peneliti, dapat berupa: kebutuhan mendesak untuk
• Mengubah kunjungan fisik menjadi penambahan site uji klinik baru,
kunjungan melalui telepon atau untuk kunjungan uji klinik yang
video, penundaan atau pembatalan critical, misalnya di luar rumah sakit,
kunjungan dan memastikan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan
hanya kunjungan yang sangat mempertimbangkan keamanan
diperlukan yang dilakukan ke site; subjek uji klinik, maka pengajuan
• Penghentian sementara uji klinik di persetujuan amandemen terkait
beberapa atau semua site; penambahan site uji klinik dapat
• Penangguhan atau memperlambat diajukan kemudian.
perekrutan subjek uji klinik baru; • Untuk pemindahan subjek, harus ada
• Perpanjangan durasi uji klinik; kesepakatan antara pihak yang
• Penundaan uji klinik atau aktivasi site menerima dan menyerahkan subjek
yang belum dimulai; agar site penerima memiliki akses
• Penutupan site. Jika suatu site informasi terhadap subjek uji klinik
dianggap tidak layak sama sekali dan eCRF dapat disesuaikan agar site
untuk melanjutkan partisipasi, penerima dapat memasukkan data
sponsor harus mempertimbangkan baru. Dampak pada subjek uji klinik
apakah site uji klinik harus ditutup harus dipertimbangkan dan
dan bagaimana hal ini dapat dilakukan pengaturan transportasi
dilakukan tanpa membahayakan yang memadai;
keselamatan dan kesejahteraan • Jika diperlukan, dapat dilakukan
subjek yang telah berpartisipasi dan pemeriksaan laboratorium yang
validitas data juga terjaga. Jika tidak critical, pencitraan atau pemeriksaan
dapat dihindari (harus diberikan diagnostik lainnya untuk
justifikasi bahwa tindakan yang keselamatan subjek uji klinik atau
diambil adalah situasi yang luar biasa integritas data hasil uji klinik (misal
berdasarkan pada rasio risiko- jumlah sel darah, tes fungsi hati,
manfaat untuk individu subjek uji sinar-X, CT, MRI, ultrasonografi, EKG
klinik), dapat dilakukan pemindahan dll).
subjek ke site penelitian yang jauh
dari zona berisiko, atau lebih dekat
• Jika subjek uji klinik tidak dapat • Ketika uji klinik dihentikan,
datang ke site untuk melakukan meskipun hanya sementara, dapat
pemeriksaan tersebut, maka mempengaruhi kesejahteraan dan
pemeriksaan laboratorium, kepentingan subjek uji klinik. Oleh
pencitraan atau lainnya dapat sebab itu, semua tindakan perlu
dilakukan di laboratorium setempat dipertimbangkan dan diambil untuk
atau fasilitas klinik yang tersertifikasi menghindari potensi risiko terhadap
untuk melakukan pemeriksaan kesejahteraan dan kepentingan
tersebut secara rutin. Site uji klinik subjek. Perubahan harus sesuai dan
harus menginformasikan hal proporsional serta mempertimbang-
tersebut kepada Sponsor. Analisis kan lokasi site uji klinik untuk
setempat dapat digunakan demi menjaga dan menghindarkan staf uji
keselamatan subjek. klinik dari penularan selama
• Pada kondisi sampel biologi, yang pandemi COVID-19.
merupakan endpoint studi, tidak • Alternatif prosedur harus tetap
dapat dikirim ke pusat laboratorium, konsisten sesuai dengan protokol,
dilakukan analisis setempat dan dokumentasi untuk memastikan
kemudian dijelaskan dengan keselamatan subjek uji klinik,
justifikasi terperinci, dinilai dan integritas data, dan perlindungan
dilaporkan dalam laporan uji klinik. data pribadi harus tersedia.
• Perubahan di atas juga dapat • Meskipun saat kondisi pandemi,
dilakukan oleh peneliti dengan pelaksanaan uji klinik harus sesuai
menghubungi sponsor. Peneliti dengan protokol.
Utama perlu mendelegasikan • Perlu diperhatikan tidak ada
sebagian tugasnya untuk sementara keringanan pada protokol dan untuk
waktu kepada peneliti pendamping subjek yang potensial tidak boleh
pada kondisi tertentu. diikutsertakan tanpa penilaian
• Peneliti Utama harus menyampaikan kelayakan subjek yang tepat,
amandemen ke Badan POM dan termasuk pemeriksaan serta
Komite Etik untul setiap perubahan penandatanganan informed consent
yang bersifat permanen. sesuai peraturan yang berlaku.
• Jika terjadi perubahan pada • Kepatuhan terhadap protokol uji
pelaksanaan uji klinik yang sedang klinik harus dapat dipastikan
berlangsung, maka kesejahteraan sehingga pengkajian risiko-manfaat
dan kepentingan subjek harus yang berkelanjutan untuk uji klinik
diprioritaskan seperti pada kondisi dan subjek, masih dimungkinkan.
yang mengancam jiwa atau sangat
lemah, subjek harus tetap
mendapatkan terapi uji klinik.
• Dampak perubahan protokol pada Diharapkan sponsor dan peneliti
interpretabilitas data klinik perlu melakukan pengkajian risiko subjek uji
dinilai dengan tepat oleh sponsor klinik serta menerapkan langkah-
dan keseluruhan data/bukti dibahas langkah yang memprioritaskan
secara ilmiah dengan regulator yang keselamatan dan keabsahan data
berwenang. subjek uji klinik. Dalam hal terdapat
konflik dari 2 hal tersebut, maka,
4 | Pelaporan Keamanan keselamatan subjek uji klinik harus
diutamakan.
Sponsor diharapkan tetap melakukan Pengkajian risiko harus didasarkan
pelaporan keamanan sesuai dengan pada masukan pihak terkait dan harus
Pedoman CUKB. Jika terjadi didokumentasikan. Penting bagi
pengurangan atau penundaan sponsor untuk melakukan pengkajian
kunjungan sesuai protokol, peneliti risiko dengan mempertimbangkan
harus tetap mengumpulkan data prioritas tugas-tugas penting dalam uji
kejadian yang tidak diinginkan dari klinik. Sponsor juga harus mengkaji
subjek melalui prosedur lain, misalnya ulang risiko sesuai perkembangan
melalui telepon. Bila obat uji klinik situasi. Pengkajian ulang ini harus
merupakan obat yang telah terdaftar, didokumentasikan sebagai bagian dari
sponsor tetap harus melaporkan master file uji klinik Sponsor.
kejadian tidak diinginkan sesuai
pedoman CUKB. Ada kemungkinan bahwa, dengan
peningkatan kejadian COVID-19 saat
5 | Penilaian Risiko pandemi dapat menyebabkan
perubahan pada keadaan setempat
Keamanan subjek uji klinik sangat dalam hal penilaian risiko. Oleh karena
penting, untuk itu risiko keterlibatan itu langkah-langkah tambahan dan
dalam uji klinik khususnya dengan pengkajian risiko oleh peneliti
tantangan tambahan karena COVID- mungkin diperlukan. Penilaian ini
19, harus dipertimbangkan manfaat harus didokumentasikan dalam master
yang diharapkan bagi subjek uji klinik file peneliti dan dikomunikasikan
(ref: prinsip 2.2 dari ICH GCP). kepada sponsor.
Semua keputusan dalam pelaksanaan
Uji klinik harus didasarkan pada Subjek uji klinik berisiko terpapar
penilaian risiko oleh sponsor. COVID-19 sehingga harus
dipertimbangkan dengan hati-hati
ketika memutuskan untuk memulai
atau melanjutkan uji klinik tersebut.
Contoh :
Komunikasi dengan Badan • Penghentian sementara karena
6
POM dan Komite Etik kelangkaan obat uji klinik.
Prioritas diberikan kepada pengajuan uji • Distribusi langsung obat uji klinik
klinik untuk obat dan vaksin COVID-19, ke tempat tinggal subjek karena
dan/atau pengajuan amandemen kondisi emergensi.
substansial sebagai dampak COVID-19. • Pemeriksaan laboratorium
Hal-hal penting yang harus diperhatikan: dilakukan di laboratorium terdekat
a. Sponsor harus melakukan penilaian, dengan tempat tinggal subjek yang
apakah amandemen termasuk seharusnya dilakukan di site.
substansial. Perubahan dianggap • Pemindahan subjek ke site lainnya
substansial jika memiliki dampak yang terdekat dengan tempat
potensial terhadap keselamatan, fisik, tinggal subjek agar pemberian obat
atau mental subjek uji klinik atau nilai uji klinik dapat dilanjutkan.
ilmiah dari uji klinik tersebut. • Penghentian sementara kegiatan
b. Amandemen substansial wajib site termasuk penghentian
diajukan. Pengajuan amandemen pemberian obat uji klinik
yang bersifat non-substansial, agar • Penambahan site baru atau
didokumentasikan dengan baik dan pemindahan ke site yang telah ada
dapat diajukan bersamaan bila ada untuk mengakomodasi
amandemen substansial yang pemindahan subjek dalam kondisi
diajukan di kemudian hari. emergensi.
Jika berdasarkan penilaian risiko b. Jika perubahan tersebut
membutuhkan tindakan pada uji klinik, mempengaruhi keselamatan atau
maka harus diinformasikan kepada Badan kesejahteraan subjek dan/atau nilai
POM dan/atau Komite etik: ilmiah dari uji klini, namun tidak
a. Jika diperlukan tindakan segera oleh memerlukan tindakan segera dari
Sponsor dan Peneliti untuk sponsor atau peneliti, maka dianggap
melindungi keselamatan subjek sebagai permohonan amandemen
terhadap bahaya langsung, maka yang substansial, sesuai dengan
dapat dilakukan tanpa pemberitahuan perubahan yang diperlukan.
terlebih dahulu. Namun, sponsor Contoh:
harus segera melaporkan informasi • Distribusi langsung obat uji klinik
tersebut kepada Badan POM dan ke tempat tinggal subjek.
Komite Etik terkait penyebab, langkah • Verifikasi data subjek dilakukan
yang diambil dan rencana tindakan secara jarak jauh.
selanjutnya. • Perubahan proses informed
consent sebagaimana protokol uji
klinik
c. Jika penelitian ditunda tidak Komite Etik dan Badan POM.
terkait dengan keselamatan Subjek uji klinik harus mendapatkan
subjek, sebagaimana butir a dan b informasi dari Peneliti terhadap
(contoh: penghentian uji klinik perubahan pelaksanaan uji klinik
sementara tetapi tidak terkait yang berkaitan dengan subjek
dengan keselamatan subjek, (misalnya pembatalan kunjungan,
memberikan obat uji klinik dengan perubahan pemeriksaan
jumlah yang lebih besar kepada laboratorium, dan pengiriman obat
subjek dibawah pengawasan uji klinik).
peneliti). Sponsor diharapkan Jika kunjungan subjek dilakukan
menginformasikan seluruh melalui media komunikasi
perubahan dan dilengkapi dengan elektronik, maka harus
penilaian risiko serta tindak lanjut mempertimbangkan hal-hal sebagai
yang diperlukan kepada Badan berikut:
POM dan Komite Etik. • Peneliti atau anggota Tim Peneliti
Perjanjian dan Komunikasi yang akan melakukan kunjungan
jarak jauh (remote visit) harus
7 antara Sponsor, Peneliti
terlatih tentang penggunaan
dan Subjek
media komunikasi elektronik
Perubahan pelaksanaan uji klinik yang digunakan.
atas inisiatif Sponsor harus disetujui • Prosedur untuk menjaga
dan dikomunikasikan dengan jelas kerahasiaan subjek harus
kepada Peneliti di site. Perubahan dilakukan sama seperti saat
tersebut harus benar-benar jelas, kunjungan klinik.
dengan menandai dokumen atau • Baik peneliti maupun subjek
menyediakan ringkasan perubahan harus mengkonfirmasi identitas
agar memudahkan dalam satu sama lain sebelum memulai
penelusuran. Persetujuan terhadap komunikasi melalui media
perubahan dapat didokumentasikan elektronik sesuai prosedur yang
dan dikomunikasikan melalui media ditetapkan.
elektronik. Terdapat dokumentasi terkait
Peneliti juga dapat melakukan tanggal dan waktu komunikasi
perubahan terhadap pelaksanaan uji melalui media elektronik, lokasi
klinik jika mendesak bagi subjek, Peneliti dan/atau anggota
keselamatan subjek. Perubahan Tim Peneliti dalam Formulir Laporan
tersebut harus dilaporkan segera Kasus (FLK) sama seperti saat
oleh Peneliti kepada Sponsor untuk kunjungan klinik.
selanjutnya dilaporkan kepada
8 | Perubahan dalam Informed Consent • Dalam kedua kasus tersebut, semua
catatan yang relevan harus
Prosedur pemberian Informed Consent didokumentasikan dalam site master
Form (ICF) kepada subjek harus sesuai file peneliti. ICF yang ditandatangai
protokol uji klinik dan regulasi yang dan diberi tanggal dengan benar
ditetapkan. Pada penambahan subjek, harus diperoleh dari dari subjek uji
Sponsor harus mempertimbangkan klinik kemudian, sesegera mungkin.
ketersediaan tenaga kesehatan. • Jika calon subjek tidak memiliki
kemampuan untuk menyetujui ICF
Uji klinik pada masa pandemi yang karena keparahan kondisi klinik atau
menjadi prioritas adalah uji klinik obat anak dibawah umur maka persetujuan
COVID-19 dan penyakit terkait dengan harus diperoleh dari wali sesuai
COVID-19 atau penyakit serius dengan dengan ketentuan yang berlaku.
tidak adanya pilihan terapi yang • Jika calon subjek dalam kondisi klinik
memberikan hasil yang efektif. yang mengancam jiwa maka
Ketika Sponsor berencana untuk persetujuan ICF diperoleh kemudian
memulai uji klinik obat COVID-19, hari. Peneliti harus
disarankan untuk menambahkan mendokumentasikan alasan subjek
prosedur alternatif pemberian ICF, tidak dapat memberikan persetujuan.
mengingat proses isolasi diri yang
Untuk uji klinik yang sedang berjalan
dilakukan oleh subjek.
dapat dilakukan pemberian ICF ulang
Untuk uji klinik obat COVID-19 , hal-hal (re-consent), tetapi kunjungan subjek
yang harus diperhatikan : ke site hanya untuk pemberian ICF
• Jika persetujuan ICF tertulis tidak ulang harus dihindari sehingga
dapat dilakukan oleh subjek, maka dipertimbangkan adanya prosedur
persetujuan dapat diberikan secara alternatif seperti persetujuan secara
lisan dihadapan saksi yang tidak lisan melalui komunikasi elektronik
memihak dan Peneliti harus (telepon atau panggilan video)
melakukan dokumentasi pada saat dilengkapi dengan konfirmasi melalui
pemilihan saksi. Saksi harus email. Kemudian salinan lembar ICF
menandatangani dan memberikan harus diberikan kembali kepada
tanggal pada lembar ICF. Subjek atau subjek melalui email. Hal tesebut juga
saksi yang menandatangani ICF harus harus terdokumentasi dengan baik.
mendapatkan salinan lembar ICF.
• Dapat dipertimbangkan juga untuk Perubahan dan prosedur ICF perlu
subjek dan timpeneliti yang dikaji dan disetujui oleh Komite Etik
melakukan proses informed consent terlebih dahulu, kecuali jika terkait
mencantumkan tanda tangan dan dengan tindakan untuk keselamatan
tanggal pada ICF terpisah. subjek yang mendesak.
Perubahan dalam Distribusi memungkinkan dilakukan
9 distribusi kembali obat uji klinik
Obat Uji Klinik
antar site uji klinik.
Perubahan terkait distribusi obat uji b. Sponsor harus dapat menilai
klinik dapat dilakukan agar subjek tidak kemampuan site dalam melakukan
berkunjung ke site. Sponsor harus distribusi ulang, terutama dalam hal
menilai risiko terkait proses pengiriman kondisi penyimpanan yang terbatas.
(terutama untuk produk rantai dingin), Distribusi ulang harus mengikuti
kestabilan produk saat penyimpanan, prosedur tertulis yang telah
kepatuhan terhadap penggunaan obat ditetapkan dan terdokumentasi
uji klinik oleh subjek di rumah dan dengan baik.
akuntabilitas obat uji klinik. c. Pengiriman obat uji klinik ke subjek
Perubahan terkait distribusi obat harus secara langsung untuk menurunkan
tetap memastikan hak, keamanan dan risiko penularan COVID-19 saat
kesejahteraan subjek serta integritas subjek datang ke site dapat
data uji klinik. Perubahan terkait dipertimbangkan dalam kondisi
distribusi obat uji klinik termasuk: tertentu, sebagai berikut:
a. Harus dapat dipastikan tidak • Edukasi atau pelatihan kepada
menyebabkan pengurangan produk subjek terkait penerimaan,
obat yang beredar di pasaran: penanganan dan cara
• Jumlah obat uji klinik yang lebih penggunaan. Harus terdapat
banyak dibandingkan dari informasi dosis untuk subjek dan
perhitungan yang telah kontak peneliti yang dapat
diperkirakan. Hal tersebut dihubungi jika terdapat
bertujuan menjamin subjek tetap pertanyaan atau permasalahan.
mendapat obat uji klinik untuk • Pengiriman harus dilakukan dari
periode yang lama dan site uji klinik kepada subjek dan
menghindari kunjungan subjek ke biaya dan penanganan terkait
site sehingga mengurangi risiko pengiriman ditanggung Sponsor.
penularan COVID-19. d. Jika Sponsor tidak mampu
• Harus dapat dipastikan stok obat melakukan pengiriman obat uji
uji klinik atau obat non uji klinik klinik, maka sebagai pengecualian,
(penyakit penyerta) jika terjadi pengiriman obat uji dapat
kegagalan saat distribusi obat. dikirimkan melalui distributor
• Pada saat keadaan emergensi independen yang ditunjuk dengan
dimana terjadi kelangkaan obat uji ketentuan sebagai berikut:
klinik di beberapa site, dan • Pengiriman langsung pada subjek
distribusi obat tidak mungkin tercantum dalam kontrak antara
untuk dilakukan, maka Sponsor dan distributor
• Obat uji dikirimkan kepada • Prosedur alternatif pengiriman
subjek setelah melakukan dan penyimpanan pada
perjanjian dengan Peneliti dan kontrak antara Sponsor dan
berdasarkan resep obat dari distributor harus menjaga
Peneliti. blinding dan randomisasi.
• Peneliti harus memberikan e. Untuk produk uji berbentuk
penjelasan proses pengiriman infus, sponsor harus
secara langsung kepada subjek mempertimbangkan manfaat
atau orang yang merawat, dan risiko jika subjek tidak dapat
serta mendapatkan datang ke site. Jika akan
persetujuan langsung (oral dilakukan perubahan terkait
consent), termasuk terkait alternatif pemberian obat
pemberian data nama, alamat (seperti home—nursing atau
dan kontak subjek pada dilakukan site lain oleh staf
distributor. terlatih yang bukan Tim
• Distributor tidak diperbolehkan Penelitian), maka sponsor harus
untuk menyimpan data pribadi melakukan penilaian mitigasi
subjek lebih lama dari waktu risiko dan berkonsultasi kepada
yang diperlukan untuk Badan POM. Sponsor harus
pengiriman obat uji (harus mendokumentasikan kondisi
segera dimusnahkan) dan penyimpanan dan akuntabilitas
informasi tersebut hanya dapat obat uji klinik. Jika alternatif
digunakan untuk tujuan pemberian tidak memungkinkan
pengiriman obat uji pada masa untuk dilakukan, maka
pandemi. penghentian sementara
• Sponsor tidak boleh pemberian obat uji klinik dapat
mendapatkan data subjek dan dipertimbangkan. Dalam hal
distributor tidak diperbolehkan pemberian produk uji infus yang
mengakses data kesehatan tidak dapat diberikan pada site
subjek. uji klinik dikarenakan
• Distributor menjamin prosedur keterbatasan akses terkait
dan kondisi pengiriman (suhu COVID-19, maka terdapat
dan lama pengiriman) dengan beberapa hal yang harus
baik. Peneliti harus diperhatikan:
mendapatkan informasi terkait
pengiriman dan tanda terima
obat uji dari subjek.
Akuntabilitas obat uji harus
terdokumentasi dengan baik.
• Pemberian obat uji dapat • Obat uji dapat didistribusikan
dilakukan oleh center lain seperti langsung pada fasilitas kesehatan
fasilitas kesehatan lain, di luar site di bawah pengawasan Peneliti
penelitian, dengan persyaratan dengan prosedur yang menjamin
tertentu. Fasilitas kesehatan akuntabilitas dan kualitas obat uji.
tersebut harus memiliki personil Jika obat uji diberikan oleh
yang berkompeten dan dalam penanggung jawab yang tidak
pengawasan dokter untuk termasuk sub-investigator, maka
menjamin keselamatan pasien. peneliti harus memastikan untuk
Ketentuan lainnya: dapat memperoleh akses rekam
1) Jika pemberian obat (infus) ini medik subjek yang terkait uji klinik
sesuai dengan rutinitas praktek dari fasilitas kesehatan tersebut
yang dilakukan fasilitas (seperti tanda vital, hasil evaluasi
kesehatan tersebut, maka gejala atau tanda yang muncul
fasilitas kesehatan ini harus terkait pemberian obat).
dicantumkan dalam f. Pada kondisi subjek tidak dapat
dokumentasi site, seperti pada memperoleh obat uji dari site uji
log pendelegasian tugas oleh klinik karena COVID-19 dan obat uji
peneliti namun tidak perlu tersebut telah mendapatkan
dicantumkan sebagai sub- Nomor Izin Edar (NIE) dari Badan
investigator. Semua perubahan POM serta uji klinik tidak
pada protokol harus dilakukan mengharuskan blinding, maka
penilaian dan persetujuan oleh diperbolehkan menggunakan obat
Komite Etik. dari fasilitas kesehatan setempat,
2) Jika sponsor meminta fasilitas melalui pemberian resep obat uji
kesehatan lain untuk oleh dokter setempat. Sponsor
melakukan prosedur atau memberikan penggantian biaya
penilaian uji klinik spesifik yang pembelian obat uji oleh subjek.
berkontribusi langsung terhada g. Perubahan distribusi obat uji secara
data uji klinik (seperti penilaian langsung yang berlaku untuk
respon obat, melaksanakan semua subjek harus tercantum
prosedur khusus studi dan harus dilakukan amandemen
tidak termasuk pelayanan protokol. Namun, jika hanya
medis rutin), maka dilakukan pada beberapa subjek,
penanggung jawab pada maka perubahan distribusi ini
fasilitas kesehatan ini harus terdokumentasi dalam
dicantumkan sebagai sub- deviasi protokol dan dilaporkan
investigator. kepada Badan POM.
Ketersediaan Peralatan Jika hasil pemeriksaan laboratorium
10 atau radiologi merupakan dasar untuk
Diagnostik dan Medis
pengujian hipotesis, termasuk
Peralatan diagnostik dan medis yang endpoint primer atau sekunder efikasi
diperlukan untuk pelaksanaan uji klinik dan beberapa endpoint keamanan,
harus dipastikan ketersediannya sponsor harus mempertimbangkan
(misalnya peralatan yang digunakan secara cermat bila harus menggunakan
dalam proses enrollment subjek, site alternatif. Misal, terdapat
monitoring keamanan subjek uji klinik perbedaan prosedur pengukuran
dan efikasi terapi, serta pengukuran laboratorium atau radiologi akan
endpoint studi) karena merupakan hal menyebabkan peningkatan variabilitas
yang penting. dan dapat mempengaruhi tingkat
Jika terjadi kesulitan distribusi kesalahan.
peralatan diagnostik dan medis ke site
uji klinik, perubahan distribusi Perubahan dalam 11
peralatan di site uji klinik mungkin Pelaksanaan Monitoring
diperlukan, tanpa mengganggu
penanganan pasien di luar uji klinik Tanggung jawab pengawasan sponsor
sesuai standar pelayanan klinis. misalnya dalam monitoring dan
Subjek uji klinik yang tidak dapat penjaminan mutu perlu dikaji ulang
datang ke site uji klinik untuk dan untuk sementara waktu,
kunjungan yang ditentukan sesuai mekanisme alternatif pengawasan
protokol di mana pemeriksaan mungkin diperlukan.
laboratorium atau radiologi akan Proses monitoring mungkin tidak dapat
dilakukan, sponsor harus mengevaluasi dilakukan karena keterbatasan jumlah
kelayakan laboratorium atau fasilitas tim penelitian atau terdapat beberapa
radiologi alternatif. Kesesuaian pembatasan menuju ke site uji klinik,
penentuan fasilitas alternatif dapat sehingga sponsor harus membuat
bervariasi tergantung pada prosedur prosedur alternatif untuk tetap dapat
protokol yang berhubungan dengan menjaga keselamatan subjek dan
kriteria kelayakan, evaluasi keamanan integritas data uji klinik.
atau penilaian endpoint.
Jika subjek tidak dapat mengakses site
uji klinik, site alternatif dapat
digunakan untuk pemeriksaan
laboratorium dan penilaian rutin (misal
pemeriksaan kimia darah rutin,
pemeriksaan hitung darah lengkap,
pemeriksaan radiologi dada).
Hal tersebut dapat dilakukan dengan Sebagai bagian dari penilaian
meningkatkan monitoring secara risiko, pendekatan berbasis risiko
terpusat; monitoring melalui telepon untuk monitoring harus dilakukan,
dengan site uji klinik untuk meninjau dengan fokus pada site tertentu,
prosedur uji klinik, status subjek, titik data tertentu dan proses
perkembangan studi; atau monitoring tertentu yang sangat penting untuk
jarak jauh dengan masing-masing memastikan hak, keselamatan dan
subjek. kesejahteraan subjek uji klinik dan
integritas data hasil uji klinik.
Sponsor harus menggunakan
Sponsor harus mempertimbangkan
pendekatan berbasis risiko untuk
sifat dari monitoring pada kondisi
melakukan monitoring jarak jauh atau
yang tidak biasa seperti saat ini,
secara langsung (memungkinkan
selain itu juga perlu
karena jarak yang dekat dan layak
dipertimbangkan beban tambahan
untuk dapat dilakukan), sehingga
untuk tim peneliti dan fasilitas di
harus terdapat dokumentasi yang
site.
memuat informasi jika monitoring
secara langsung tidak dapat dilakukan
Pelaksanaan monitoring dapat
oleh Sponsor.
dilakukan melalui:
Sponsor harus mendokumentasikan 1. On-site monitoring:
ketidaksesuaian selama pelaksanaan Membatalkan atau menunda
uji klinik yang dilakukan dengan kunjungan on-site monitoring
protokol (deviasi protokol) dan/atau dan memperpanjang periode
Cara Uji Klinik yang Baik (CUKB). antar kunjungan monitoring
Ketika Monitor tidak dapat mengakses mungkin diperlukan. Apabila
site untuk melakukan verifikasi on-site monitoring
dokumen sumber yang kritikal, maka memungkinkan untuk
permintaan untuk verifikasi dokumen dilakukan, maka harus
sumber termasuk informasi kesehatan mempertimbangkan
yang bersifat pribadi harus sesuai pembatasan jarak sosial
dengan ketentuan untuk validasi dan nasional dan lokal, urgensi
verifikasi dokumen sumber (misalnya verifikasi data sumber
sebagaimana tercantum dalam sering tertunda) dan
rencana monitoring. Jika monitoring ketersediaan tim penelitian dan
jarak jauh tidak dijelaskan oleh hanya boleh dilakukan setelah
sponsor, maka proses dan prosedur mendapat persetujuan dari site
harus ditetapkan (misalnya perubahan uji klinik.
pada rencana monitoring atau
pembaruan prosedur).
2. Centralised monitoring and central asalkan tidak membutuhkan
review of data collected: akses dokumen tambahan dan
Monitoring terpusat terhadap data tidak memberatkan bagi Tim
yang diperoleh dari sistem Penelitian di site uji klinik.
pengambilan data secara elektronik b. Monitoring jarak jauh
(mis. eCRF, laboratorium pusat difokuskan pada dokumen yang
atau data pencitraan, EKG, dan penting pada site dan dokumen
lain-lain.) yang telah ada atau sumber (contoh: rekam medik).
dapat disediakan sebagai c. Sponsor harus
monitoring tambahan untuk mempertimbangkan beban Tim
melengkapi dan menggantikan Penelitian dan fasilitas pada site
sementara on-site monitoring uji klinik.
melalui evaluasi jarak jauh dari d. Data subjek yang akan
data yang dikumpulkan dari site uji diverifikasi melalui monitoring
klinik, secara tepat waktu. jarak jauh mungkin akan
3. Off-site monitoring: Kegiatan membutuhkan monitoring
monitoring melalui telepon atau ulang, khususnya dokumen
video, surat elektronik atau alat dengan inisial subjek, yang tidak
daring lainnya untuk dapat dianggap sebagai
mendiskusikan uji klinik dengan tim dokumen sumber.
Penelitian. Kegiatan ini dapat e. Selama monitoring jarak jauh,
digunakan untuk mendapatkan pihak yang melakukan
informasi perkembangan uji klinik, monitoring harus
pertukaran informasi terkait mengutamakan keamanan
penyelesaian masalah, peninjauan subjek dan/atau realibilitas
prosedur, dan status subjek. data. Sponsor dan pihak yang
4. Verifikasi data jarak jauh : melakukan monitoring dapat
a.Verifikasi data jarak jauh dapat mempertimbangkan fasilitas
dipertimbangkan untuk uji klinik monitoring jarak jauh sebagai
obat COVID-19, harus berikut:
difokuskan pada kontrol mutu • Jika site dapat menyediakan
dari data kritis seperti sumber daya dan
parameter utama terkait kemampuan teknis yang
khasiat dan keamanan. Data sesuai, maka dapat
parameter sekunder yang dipertimbangkan untuk
penting terkait khasiat dapat membuat portal monitoring
dimonitor secara bersamaan, jarak jauh yang aman dan
memungkinkan tim peneliti • Review rekam medik dapat
untuk memberikan akses ke dilakukan melalui video. Pihak
dokumen uji klinik dan/atau yang melakukan monitoring
dokumen sumber subjek untuk tidak memperoleh salinan dan
diverikasi oleh pihak yang tidak diperbolehkan merekam
melakukan monitoring. selama proses review.
• Tim Penelitian dapat f. Untuk uji klinik yang baru akan
mengunggah salinan resmi dari dimulai selama masa pandemi
dokumen sumber ke sistem maka monitoring jarak jauh harus
elektronik yang dikendalikan dijelaskan dalam protokol dan ICF,
oleh Sponsor atau cloud namun untuk yang sedang
berbasis repository dengan berlangsung, dilakukan
keamanan yang memadai. amandemen protokol dengan
Pada penelitian dengan desain melampirkan prosedur monitoring
blinded atau partially blinded, jarak jauh.
jika dokumen sumber
berpotensi membuat Ketentuan-ketentuan tersebut
ketersamarannya terbuka, harus sesuai dengan prinsip-
maka kontrol ketersamaran prinsip untuk melindungi hak
harus ada sebelum dokumen subjek dan tidak memberikan
sumber diunggah (contohnya: beban kepada site uji klinik .
menggunakan unblinds study
monitor untuk review Hasil dari penyesuaian monitoring
dokumen sumber, diperlukan atau tinjauan aksi harus
pembatasan akses untuk folder dilaporkan dalam laporan
yang berisi salinan dari monitoring dan laporan uji klinik.
dokumen sumber). Site uji Perlu dibuat perencanaan tindak
klinik tidak perlu memiliki lanjut pelaksanaan monitoring
kontrol untuk salinan resmi yang akan diimplementasikan
dari dokumen sumber yang ketika situasi kembali normal.
diunggah, namun Peneliti Dalam hal ini, termasuk
harus menjaga kontrol peningkatan frekuensi on-site
dokumen sumber aslinya. monitoring untuk memastikan
• Akses jarak jauh dan terkontrol bahwa dampak dari pengurangan
untuk rekam medik subjek uji monitoring dapat diperbaiki dan
klinik. terdokumentasi secara tepat .
menjamin keselamatan dan
12 Perubahan dalam kesejahteraan subjek. Sponsor
Pelaksanaan Audit harus mendokumentasikan,
menilai dan melaporkan deviasi
Pelaksanaan on-site audit harus protokol yang terjadi dalam
dihindari atau ditunda selama laporan enam bulanan dan
masa pandemi. Audit hanya boleh laporan akhir uji klinik sesuai
dilakukan jika diizinkan oleh ketentuan yang berlaku. Jika
pemerintah pusat maupun daerah kunjungan dilakukan melalui
dengan melakukan social telepon/video yang tidak sesuai
distancing. Untuk uji klinik yang dengan protokol, maka deviasi
bersifat kritis/sangat penting, on- tersebut harus didokumentasikan
site audit serta audit jarak jauh (misalnya, judul/nomor protokol,
dapat dipertimbangkan, atas kode subjek, tanggal kunjungan).
persetujuan Peneliti, serta jika Sponsor harus menyerahkan
audit dinilai penting, contohnya amandemen protokol dan
audit dengan tujuan menyelidiki menjelaskan perubahan yang
pelanggaran yang serius terhadap secara signifikan dapat
protokol atau ketentuan yang mempengaruhi keselamatan
berlaku. subjek pada uji klinik fase 1, 2 dan
3 serta mempengaruhi ruang
13 Deviasi Protokol lingkup penelitian, atau kualitas
penelitian pada fase 2 dan 3.
Peneliti harus
Situasi COVID-19 dapat mendokumentasikan setiap
menyebabkan lebih banyak deviasi protokol sebelum
deviasi protokol yang terjadi mendapat persetujuan Komite
dibandingkan pada kondisi Etik dan mengajukan amandemen
normal. Sponsor harus melakukan protokol jika diperlukan.
analisis jumlah jenis deviasi secara
periodik untuk menilai apakah
protokol perlu dilakukan
amandemen.

Badan POM akan melakukan


penilaian terhadap deviasi
tersebut, terutama untuk
Amandemen protokol dapat
diimplementasikan setelah
mendapat persetujuan Badan POM
dan Komite Etik. Perubahan
protokol yang tidak mempengaruhi
validitas data hasil uji klinik dan
keselamatan atau kesejahteraan
subjek dapat dilakukan tanpa
persetujuan Badan POM. Sponsor
melaporkan implementasi
perubahan tersebut kepada Badan
POM.

14 Penggantian Biaya

Dalam kondisi pandemi COVID-19,


mungkin terdapat biaya tak terduga
untuk perlindungan keselamatan
subjek. Biaya tersebut harus
ditanggung oleh Sponsor, namun jika
pada keadaan tertentu yang
mengharuskan subjek untuk
mengeluarkan biaya terlebih dahulu,
maka Sponsor harus memberikan
penggantian biaya tersebut.
Jika terdapat biaya tambahan
diberikan ke site uji klinik/Peneliti
(misal untuk menanggung biaya
kurir pengiriman produk uji), maka
perlu didokumentasikan dengan
baik.
DAFTAR REFERENSI

1. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan


Republik Indonesia Nomor HK.02.02.1.2.03.20.134
Tahun 2020 tentang Penetapan Pedoman Obat dalam
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

2. Pedoman Pelayanan Publik di Bidang Obat dalam


Kondisi Pandemi COVID-19

3. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan


Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 tentang Tata
Laksana Persetujuan Uji Klinik

4. Pedoman Cara Uji Klinik yang Baik Edisi III Tahun 2016

5. FDA Guidance on Conduct of Clinical Trials of Medicinal


Products during COVID-19 Pandemic, 3rd June 2020

6. EMA Guidance on the Management of Clinical Trials


during the COVID-19 (Corona virus) Pandemic Version 2,
28ht April 2020.

7. E6(R2) Good Clinical Practice: Integrated Addendum to


ICH E6(R1) Guidance for Industry
obat.bpom registrasiobat.bpom

SATU TINDAKAN UNTUK MASA DEPAN, BACA LABEL SEBELUM MEMBELI

Anda mungkin juga menyukai