Anda di halaman 1dari 111

PEMERIKSAAN PAJAK

Oleh: KIMAN MUSTIKA KARTA


8 Agustus 2022
Pokok-pokok pembahasan pemeriksaan
pajak:
I. Review atas pembukuan, pencatatan, dokumen
perpajakan dan informasi keuangan lainnya sebelum
dilakukan pemeriksaan pajak
II. Soft Skill untuk menunjang proses pemeriksaan pajak
III. Technical Skill untuk menunjang proses pemeriksaan
pajak
I. Review atas pembukuan,
pencatatan, dokumen perpajakan
dan informasi keuangan lainnya
sebelum dilakukan pemeriksaan
pajak
Pengertian pembukuan dan pencatatan
• Pembukuan (Pasal 1 Angka 29, UU No. 28 Tahun2007)
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya sertajumlah
harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa yang ditutup
dengan menyusun Laporan Keuangan berupa Neraca dan Laporan
Laba Rugi untuk periode tahun pajak tersebut

• Pencatatan adalah proses pengumpulan data secara teratur tentang


peredaran bruto dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak dan atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
(Pasal 28 Ayat 9, UU No. 28 Tahun2007)
❖ Ketentuan umum pembukuan dan
pencatatan
• Wajib menyelenggarakan pembukuan (Pasal 28 Ayat 1 UU No. 28 Tahun
2007)
1. Wajib Pajak (WP) Badan
2. Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi (OP) yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas
• WP dikecualikan dari pembukuan, tetapi wajib melakukan pencatatan (Pasal
28 Ayat 2 UU No. 28 Tahun 2007)
1. WP OP yang peredaran brutonya dalam satu tahun kurang dari
Rp 4.800.000.000 yang diperbolehkan menghitung penghasilan bruto
dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan neto atau WP OP
dikenakan PPh Final atas penghasilan bruto (PP 23)
2. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
❖ Syarat-syarat penyelenggaraan
pembukuan dan pencatatan
1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya (Pasal
28 Ayat 3 UU No. 28 Tahun 2007)
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan huruf latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam Bahasa Indonesia atau
dalam Bahasa asing yang diijinkan oleh Menteri Keuangan (Pasal 28
Ayat 4 UU No. 28 Tahun 2007)
3. Pembukuan dengan menggunakan Bahasa asing dan mata uang
selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat ijin
Menteri Keuangan (Pasal 28 Ayat 8 UU No. 28 Tahun 2007)
❖ Syarat-syarat penyelenggaraan
pembukuan dan pencatatan (Lanjutan)
4. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual
atau stelsel kas (Pasal 28 Ayat 5 UU No. 28 Tahun 2007)
5. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku
harus mendapat persetujuan dari Dirjen Pajak (Pasal 28 Ayat 6 UU
No. 28 Tahun 2007)
6. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan mengenai
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta penjualan dan
pembelian sehinggga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang,
(Pasal 28 Ayat 7 UU No. 28 Tahun 2007)
❖ Syarat-syarat penyelenggaraan
pembukuan dan pencatatan (Lanjutan)
7. Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan
pencatatan serta dokumen lain yang berhubungan dengan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas wajib pajak disimpan selama 10 tahun
(Pasal 28 Ayat 11 UU No. 28 Tahun 2007)
8. Tempat penyimpanan
- WP Badan ditempat kedudukan
-WP OP ditempat kegiatan atau tempat tinggal
(Pasal 28 Ayat 11 UU No. 28 Tahun 2007)
9. Bentuk dan tatacara pencatatan yang tidak menyelenggarakan
pembukuan (PMK No. 197/PMK.03/2017)
❖ Perubahan tahun buku dan metode
pembukuan (SE-14/PJ.313/1991)
❖ Penerapan pajak atas:
1. Penghapusan Piutang
2. Persediaan
3. Investasi dalam Deposito, Obligasi, Surat Utang Negara, dan
Saham
4. Transaksi dengan pihak berelasi
5. Transaksi moneter
6. Properti Investasi
7. Aset Tetap
❖ Penerapan pajak atas: (Lanjutan)
8. Aset Tak Berwujud
9. Imbalan Kerja
10. Biaya Pinjaman
11. Sewa
12. Instrumen Keuangan
13. Provisi
14. Perbandingan Utang dengan Ekuitas
II. Soft Skill untuk menunjang proses
pemeriksaan pajak
▪ Emotional Intelligence
➢ Self-awareness
➢ Self-regulation
➢ Motivation
➢ Empathy
➢ Social skill
➢ Confidence
▪ Coordination
II. Soft Skill untuk menunjang proses
pemeriksaan pajak (Lanjutan)
▪ Analytical and Quantitative Skills
▪ Curiosity and Learning Desire
▪ Contextualize
▪ Excellent Communication and Interpersonal Skills, included
Openness Feedback, Active Listening
▪ Positive Attitude and Adaptability
▪ Strong Work Ethic
II. Soft Skill untuk menunjang proses
pemeriksaan pajak (Lanjutan)
▪ Problem-solving Skills
▪ Teamwork
▪ Perform under Pressure
▪ Time Management
III. Technical Skill untuk menunjang
proses pemeriksaan pajak
Dasar Hukum, Pengertian, dan Tujuan
Pemeriksaan
Dasar Hukum Pemeriksaan

Pasal 1 angka 25, Pasal 29, Pasal 29A, Pasal 30, dan Pasal 31
Undang-undang KUP
Ketentuan Terkait Pemeriksaan
PP 74/2011 Tata Cara Pelaksanaan Hak Dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Tata Cara Pemeriksaan


PMK No. 17/PMK.03/2013
stdd
PMK No.184/PMK.03/2015

Kebija-
Standar Pemerik- kan
PER-23/PJ/2013 Pemerik Pemerik- SE-15/PJ/2018
saan
saan saan

SE-126/PJ/2010 Audit Plan KKP SE–08/PJ/2012


SE-04/PJ/2012 Audit Program
Pedoman LHP SE–28/PJ/2017
SE-65/PJ/2013 Metode &Teknik PER–22/PJ/2013
Hub Istimewa
PER-07/PJ/2017 Pem.Lapangan

SE-10/PJ/2017 Pem. Lapangan Juknis WP Grup SE–26/PJ/2013


Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan: Pengertian
menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti
yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan
untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Ps. 1 angka 25 UU KUP

1 dan/
2
atau
tujuan lain dalam
menguji kepatuhan rangka melaksanakan
pemenuhan kewajiban ketentuan peraturan
perpajakan perundang-undangan
perpajakan
Kewenangan Pemeriksaan
▪ Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan
lain dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
[Ps. 29 ayat (1) UU KUP]
Tata Cara Pemeriksaan
➢Tata cara pemeriksaan diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
➢Diatur dengan PMK No. 17/PMK.03/2013
stdd PMK No. 184/PMK.03/2015
[Ps. 31 ayat (1) UU KUP]
Pemeriksaan Harus Sesuai Standar Pemeriksaan
➢ Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
kewajiban perpajakan harus dilaksanakan sesuai
dengan standar Pemeriksaan.
➢ Pemeriksaan untuk tujuan lain, harus dilaksanakan
sesuai dengan standar Pemeriksaan.
[Ps 6(1) dan Ps 72(1) PMK-17/PMK.03/2013 stdd PMK No.184/PMK.03/2015]

Standar Pemeriksaan diatur dengan PER-23/PJ/2013


RRUuAaNnGgLLIiNnGgKkUupP
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN SATU
ATAU BEBERAPA
SELURUH
JENIS PAJAK JENIS PAJAK(ALL
TAXES)

Satu atau beberapa


jenis pajak selainPPh
Tahunan Badan atau All Taxes
OP

• Satu atau Beberapa


Masa Pajak • BagianTahun
• Bagian TahunPajak Pajak
• TahunPajak • TahunPajak

baik tahun-tahun lalu maupun


tahun berjalan
Dalam hal SPT Tahunan PPh Badan atau OP diperiksa maka ruang lingkup
pemeriksaan dilakukan dengan cakupan seluruh jenis pajak.
Kriteria
Pemeriksaan

Pemeriksaan Pemeriksaan
Rutin Khusus

dilakukan sehubungan
dengan pemenuhan hak keterangan lain berupa Analisisrisiko
dan/atau pelaksanaan data konkret (auditbased (risk based
kewajiban perpajakan Wajib on data) audit)
Pajak
dilakukan terhadap WP
yang berdasarkan dilakukan terhadap WP
keterangan lain berupa berdasarkan hasil analisis
data konkret menunjukkan risiko menunjukkan
adanya indikasi indikasi ketidakpatuhan
ketidakpatuhan pemenuhan kewajiban
pemenuhan kewajiban perpajakan
perpajakan
Review Proses Pemeriksaan
Tahapan Pemeriksaan
[Menguji Kepatuhan]

Penugasan/ Tahap
Persetujuan/Instruksi Tahap Tahap
Pelaporan Hasil Pemeriksaan SKP/
Pemeriksan/Permintaan Persiapan Pelaksanaan
dan Pembuatan Nota STP
Pemeriksaan WP Lokasi Pemeriksaan Pemeriksaan
Penghitungan

Metode,Teknik,
dan
Prosedur
Pemeriksaan
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN LAPANGAN
(Pemeriksaan Untuk MengujiKepatuhan)

Persiapan Pelaksanaan
MengumpulkandataWP, Penyampaian
Instruksi/Persetujuan/ Pemerik/
Mempelajari & SPPL dan
PenugasanPemeriksaan, Perte- Pengujiandi
menganalisis,Identifikasi Surat
Permintaan muan tempat WP
Masalah, Pos akan Panggiland/r
Pemeriksaan WPLokasi dengan & Peminja-
Diperiksa, Rencana Pem, Pertemuan
WP man Buku,
Program Pem, Sarana & Sehub PL kep
PengembalianBuku, Catatan,
PrasaranaPemeriksaan WP
Catatan,Dokumen Dokumen
Penolakan pemeriksaan
Tindak Lanjut
Nota SuratKetetapan Setelah
Penyegelan
Penghitungan Pajak, Surat Pengujian di
TagihanPajak Permintaan tempat WP
Pajak dan Pemerik
Penjelasan/Keterangan
buku, catatan,
PengungkapanKetidakbenaran dokumen
Pembahasan Pengisian SPT
Laporan Hasil dengan TimQA
Pemeriksaan(LHP) Pemeriksaan Pembahasan
Pembahasan
Temuan Sementara
Akhir Hasil
BeritaAcara Hasil Pemeriksaan,
Pemeriksaan Pemberitahuan
Pembahasan denganWP Hasil Pemeriksaan
AkhirHasil
Pelaporan (SPHP)&Tanggapan
Pemeriksaan WP
ALUR KEGIATAN PEMERIKSAAN KANTOR
(Pemeriksaan Untuk MengujiKepatuhan)
Persiapan Pelaksanaan
Instruksi/Persetujuan/ MengumpulkandataWP,
Penugasan Mempelajari & Penyampaian
Pemeriksaan, menganalisis,Identifikasi Surat Perte- Peminja-
Permintaan Masalah, Pos akan Panggilan muan manBuku,
Pemeriksaan WP Lokasi Diperiksa, Rencana Pem, dalamrangka dengan Catatan,
Program Pem, Sarana & Pemeriksaan WP Dokumen
PengembalianBuku, PrasaranaPemeriksaan Kantor
Catatan,Dokumen

Penolakan pemeriksaan
Nota SuratKetetapan Pemeriksaan
Penghitungan Pajak, Surat Permintaan buku,catatan,
Pajak TagihanPajak Penjelasan/ dokumen
Keterangan (pengujian)

PengungkapanKetidakbenaran
Pembahasan
PengisianSPT
Laporan Hasil dengan TimQA
Pemeriksaan(LHP) Pemeriksaan Pembahasan
Pembahasan Temuan Sementara
BeritaAcara Akhir Hasil Hasil Pemeriksaan,
Pemeriksaan Pemberitahuan
Pembahasan Hasil Pemeriksaan
AkhirHasil denganWP
Pelaporan (SPHP)&Tanggapan
Pemeriksaan WP
Jangka Waktu Pemeriksaan (Menguji Kepatuhan)
SPHP

Perpanjangan
Penyampaian
TanggapanTertulis

Jangka waktu sejak Surat TanggapanTertulis


Pemberitahuan
Pemeriksaan Jangka waktu sejak UndanganPembahasanAkhir
disampaikan/Sejak WP tanggal SPHPdisampaikan
datang memenuhi sampai dengan tanggal
panggilan s.d. tanggal LHP
PembahasanAkhir
SPHP disampaikan
2 Bulan
JANGKA WAKTU JANGKA WAKTU PEMBAHASAN Risalah
PENGUJIAN Pembahasan
AKHIR DAN PELAPORAN
KANTOR LAPANGAN Permohonan
4 Bulan+ 6 Bulan+ 2 BULAN Pembahasan
2 Bulan 2 Bulan dgn TimQA
Pembahasan
JANGKA WAKTUPEMERIKSAAN TimQA

WP K3S MIGAS WP GRUP Panggilan


PenandatangananBAPAHP
INDIKASI TRANSFERPRICING/
TRANSAKSI KHUSUS LAIN (2 BULAN) Penandatanganan BAPAHP [Sesuai PMK
17/PMK.03/2013 stdd
KANTOR LAPANGAN LHP
4 Bulan+ 6 Bulan + PMK 184/PMK.03/2015]
3x6 Bulan 3x6Bulan
Tahap Persiapan Pemeriksaan
Tujuan Persiapan Pemeriksaan
➢ memperoleh gambaran Wajib Pajak yang akan diperiksa,
menyusun rencana pemeriksaan dan program
pemeriksaan
➢ agar pelaksanaan pemeriksaan dapat dilaksanakan secara
efisien dan efektif.
Kegiatan-Kegiatan Dalam Tahap Persiapan Pemeriksaan
Berdasarkan urutan kegiatan:
a. Mengumpulkan data WP
[data internal dan eksternal DJP, wawancara dengan AR, observasi lapangan]
b. Mempelajari dan menganalisis data WP
[analisis horizontal, vertikal, rasio, perlakuan pajak (penyesuaian fiskal & ekualisasi),
analisis kualitatif lainnya]
c. Melakukan identifikasi masalah
d. Menentukan pos-pos yang akan diperiksa (Audit Scope)
e. Menyusun Rencana Pemeriksaan (Audit Plan)
f. Menyusun Program Pemeriksaan (Audit Program)
 berisi tujuan, metode, teknik, dan prosedur pemeriksaan atas pos-pos yang
diperiksa
g. Menyiapkan sarana pemeriksaan dan prasarana pemeriksaan.
Diikhtisarkan dari PER-23/PJ/2013 dan SE-10/PJ/2017

Produk Persiapan Pemeriksaan: Audit Plan dan Audit Program


Tahap Pelaksanaan Pemeriksaan
Kegiatan-Kegiatan Dalam Tahap PelaksanaanPemeriksaan
➢Penyampaian Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan dan Surat Panggilan dalam Rangka Pertemuan
Sehubungan dengan Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan Kantor;
➢Pertemuan dengan Wajib Pajak;
➢Pemeriksaan/pengujian di tempat Wajib Pajak;
➢Peminjaman buku, catatan dan dokumen WajibPajak;
➢Permintaan penjelasan/keterangan;
➢Penentuan Tindak lanjut pemeriksaan setelah pengujian di tempat Wajib Pajak dan pemeriksaan atas buku,
catatan, dokumen, dan keterangan lain;
➢Pembahasan temuan sementara hasil pemeriksaan;
➢Pemberitahuan hasil pemeriksaan dan tanggapan Wajib Pajak atas pemberitahuan hasil pemeriksaan; dan
➢Pembahasan akhir hasil pemeriksaan.
Kondisi yang mungkin terjadi pada tahap pelaksanaanpemeriksaan:
▪ Terdapat penolakan pemeriksaan oleh Wajib Pajak;
▪ Penyegelen (jenis pemeriksaan lapangan);
▪ Perubahan Rencana Pemeriksaan dan Program Pemeriksaan;
▪ Terjadi pengungkapan ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) oleh Wajib Pajak.
SURAT PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN (SPPL)
• Wajib disampaikan kepada WP
• disampaikan melalui faksimili, pos dengan bukti
pengiriman surat, atau jasa pengiriman lainnya
dengan bukti pengiriman
• disampaikan bersamaan dengan Surat Panggilan
Pemberitahuan [dalam Rangka Pertemuan Sehubungan dengan
Pemeriksaan Lapangan Pemeriksaan Lapangan]
• Untuk memastikan SPPL tersebut diterima oleh
Wajib Pajak, Pemeriksa Pajak melakukan konfirmasi
[PER-07/PJ/2017] melalui telepon, email atau saluran komunikasi
lainnya.
• Dengan disampaikannya SPPL, Wajib Pajak tidak
dapat membetulkan Surat Pemberitahuan (SPT)
SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA
PEMERIKSAAN KANTOR

• disampaikan melalui faksimili, pos dengan bukti


pengiriman surat, atau jasa pengiriman lainnya
dengan bukti pengiriman.

Pemanggilan
Wajib Pajak
(Pemeriksaan Kantor)
Pertemuan dengan Wajib Pajak Sehubungandengan
Pemeriksaan Lapangan
▪ Dilakukan di kantor UP2 atau di kantor DJP selain kantor UP2 dengan
mempertimbangkan lokasi Wajib Pajak, di ruangan khusus yang memiliki
alat perekam suara (audio) dan gambar (visual).
▪ Wajib Pajak yang menghadiri pertemuan dapat didampingi oleh pihak
lain. Pihak lain antara lain pegawai atau konsultan pajak yang memahami
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak.
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib Pajak Hadir
dalam Pertemuan
1. memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan
(SP2) kepada Wajib Pajak.
2. memberikan penjelasan mengenai:
a. alasan dan tujuan pemeriksaan;
b. hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan pemeriksaan;
c. hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan
Tim Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil pemeriksaan yang
terbatas pada dasar hukum koreksi yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak
dengan Wajib Pajak pada saat Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan, kecuali untuk
pemeriksaan atas keterangan lain berupa data konkret yang dilakukan dengan jenis
Pemeriksaan Kantor;
d. kewajiban dari Wajib Pajak untuk memenuhi permintaan peminjaman buku,
catatan, dan/atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dan dokumen lainnya.
dituangkan dalam Berita Acara Pertemuan dengan Wajib Pajak
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib PajakHadir
dalam Pertemuan
3. menandatangani dokumen Pakta Integritas yang ditandatangani bersama antara
Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak yang dilakukan pemeriksaan serta diketahui oleh
Kepala UP2.
4. melakukan permintaan keterangan kepada Wajib Pajak yang diperiksa sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 29 ayat (3) huruf c Undang-Undang KUP.
5. melaksanakan hal-hal lain sesuai dengan Tata Cara Pemeriksaan.

Apabila Wajib Pajak hadir namun menolak membantu kelancaran pemeriksaan [tidak
mau memberikan keterangan], Pemeriksa Pajak membuat catatan penolakan tersebut
dalam Berita Acara Pemberian Keterangan
Kewajiban Pemeriksa Pajak Apabila Wajib Pajak Tidak Hadir
dalam Pertemuan
a. membuat Berita Acara Ketidakhadiran yang ditandatangani oleh Tim
Pemeriksa Pajak;
b. melanjutkan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan [dengan melakukan
pengujian] di tempat Wajib Pajak yang didahului dengan melakukan
pertemuan dengan Wajib Pajak dengan kewajiban seperti apabila Wajib
Pajak hadir dalam pertemuan di kantor DJP.
Pemeriksa wajib melakukan pertemuan dengan Wajib Pajak/ Wakil atau Kuasa
WP untuk menjelaskan:
• alasan dan tujuanPemeriksaan;
• hak dan kewajiban Wajib Pajak selama dan setelah pelaksanaan Pemeriksaan;
• hak Wajib Pajak mengajukan permohonan untuk dilakukan pembahasan dengan Tim
Quality Assurance Pemeriksaan dalam hal terdapat hasil Pemeriksaan yang belum
disepakati antara tim Pemeriksa Pajak dengan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan terbatas pada dasar hukum koreksii, kecuali untuk pemeriksaan
atas keterangan lain berupa data konkret
• kewajiban dari Wajib Pajak untuk memenuhi permintaan buku, catatan, dan/atau
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lainnya, yang
Pertemuan dengan akan dipinjam dari WajibPajak
Wajib Pajak Sehubungan
Pemeriksaan Kantor
Berita Acara Pertemuan Dengan Wajib Pajak
Tujuan Pengujian di Tempat Wajib Pajak
▪ Untuk mengetahui proses bisnis Wajib Pajak/gambaran kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak yang sebenarnya
▪ Untuk memperoleh gambaran mengenai sistem pengendalian intern
termasuk di dalamnya sistem akuntansi Wajib Pajak
▪ Untuk meyakinkan kebenaran/keberadaan secara fisik aktiva yang
dilaporkan oleh Wajib Pajak berikut kepemilikannya.

Pengujian transaksi dan pengujian fungsional


Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen Wajib Pajak

PEMERIKSAAN LAPANGAN:
Dokumen yang diperlukan dan
ditemukan pada saat pelaksanaan
pemeriksaan dipinjam saat itu juga. Bukti Peminjaman dan Pengembalian
Buku, Catatan danDokumen
PEMERIKSAAN KANTOR:
Dokumen yang dibawa saat wajib
pajak datang memenuhi panggilan Dokumen Belum
dipinjamkan
Surat Permintaan Peminjaman
Buku, Catatan, & Dokumen
(Dilampiri daftar dokumen ygwajib Harus dipenuhi WP dlm
jangka waktu 1 bulan
dipinjamkan)

Data WP dikelola secaraelektronik


Atas Biaya WP
Minta BantuanWP
Minta Bantuan TenagaAhli Surat Permintaan
Bantuan TenagaAhli

Dokumen WPberupa Surat Pernyataan bahwa


Fotokopi/Elektronik Fotokopi/Elektronik sesuai aslinya
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
Wajib Pajak JangkaWaktu
Pemenuhan
WP wajib menyerahkan buku, catatan & dokumen
yang dipinjam pemeriksa maks 1 bulan sejakSurat
Pinjaman Permintaan Peminjaman disampaikan

1bulan
2 minggu 3 minggu

Tidak atau hanya


Diserahkan
sebagian saja yg
seluruhnya
diserahkan

Surat Permintaan Surat Peringatan I Surat PeringatanII


Peminjaman Buku,
Cat, Dokumen
disampaikan keWP Dilampiri dengan Daftar buku, cat, &
dokumen yg belum dipinjamkan
BA Tidak Dipenuhinya Berita Acara Pemenuhan
PermintaanPeminjaman Seluruh PeminjamanBuku,
Buku, Cat,Dokumen Catatan danDokumen

Pemeriksa harus menentukan dapat tidaknya Dilampiri dengan Daftar


melakukan pengujian dalam rangka menghitung buku, cat, & dokumenyg
belumdipinjamkan
besarnya penghasilan kena pajak berdasarbuktiyang
kompeten yg cukup dan standarpemeriksaan
Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen
Wajib Pajak WP tidak atau hanya menyerahkansebagian
dari buku, catatan, dan dokumen yang wajib
dipinjamkan

Pemeriksa harus menentukan dapattidaknya


melakukan pengujian untuk menghitung
penghasilan kenapajak

Tidak dapatmenghitung Dapatmenghitung


normal/menguji normal/menguji

WP OP ygmelakukan
kegiatan usaha atau
WP Badan
pekerjaanbebas
Penghasilan Kena Pemeriksa Pajak dapat meminjam
Penghasilan Kena Tindak tambahan buku, catatan, dan/atau
Pajak dapat dihitung Pajak dapat dihitung dokumen serta keterangan lainselain
Lanjut secara jabatan
secara jabatan yang sudahdipinjam
Peminjaman Buku, Catatan, dan
Dokumen Wajib Pajak
Dalam hal buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang
dikelola secara elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh
Pemeriksa Pajak tidak dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak, Wajib
Pajak harus membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa buku,
catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik serta keterangan lain yang diminta oleh Pemeriksa Pajak tidak
dimiliki atau dikuasai oleh Wajib Pajak
Pasal 26A ayat (4) UUKUP

• Pembukuan, catatan, data, informasi, atau keterangan lain


yang tidak diberikan pada saat pemeriksaan, selain data dan
informasi yang pada saat pemeriksaan belum diperoleh Wajib
Pajak dari pihak ketiga, pembukuan, catatan, data, informasi,
atau keterangan lain dimaksud tidak dipertimbangkan dalam
penyelesaian keberatannya.
Penetapan Secara Jabatan
▪ Ps 12(3) UU KUP: Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah pajak
yang terutang menurut SPT tidak benar, Dirjen Pajak menetapkan
jumlah pajak yang terutang.

▪ Memori Penjelasan Ps 13(1) UU KUP: Bagi WP yang tidak


menyelenggarakan pembukuan atau pada saat diperiksa tidak
memenuhi permintaan sehingga Dirjen Pajak tidak dapat menghitung
jumlah pajak yang seharusnya terutang, Dirjen Pajak berwenang
menerbitkan SKPKB dengan penghitungan secara jabatan, yaitu
penghitungan pajak didasarkan pada data yang tidak hanya diperoleh
dari Wajib Pajak saja. Pembuktian atas uraian penghitungan yang
dijadikan dasar penghitungan secara jabatan oleh Dirjen Pajak
dibebankan kepada Wajib Pajak
Permintaan Penjelasan kepada Wajib Pajak
1 Untuk memperoleh penjelasan yang lebih rinci, Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2
dapat memanggil Wajib Pajak, wakil, kuasa dari Wajib Pajak, pegawai atau anggota
keluarga yang telah dewasa dari Wajib Pajak

2 Permintaan penjelasan dapat dilakukan pada saat pelaksanaan Pemeriksaan di tempat


Wajib Pajak

3 Penjelasan yang diberikan kepada


Pemeriksa Pajak, dituangkan dalam
berita acara mengenai pemberian
penjelasan Wajib Pajak yang
ditandatangani oleh tim Pemeriksa
Pajak dan Wajib Pajak, wakil, kuasa
dari Wajib Pajak, pegawai atau
anggota keluarga yang telah dewasa
dari Wajib Pajak

Dalam hal Wajib Pajak, wakil, kuasa Wajib Pajak, pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari Wajib Pajak menolak menandatangani berita acara, Pemeriksa Pajak membuat
catatan penolakan tersebut dalam berita acara
Permintaan Keterangan dan/atau Bukti Kepada Pihak Ketiga

Pemeriksa Pajak melalui Kepala UP2, dapat


meminta keterangan dan/atau bukti kepada
pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
35 Undang-Undang KUP secara tertulis sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai tata cara permintaan
keterangan kepada pihak ketiga

Permintaan Keterangan/Bukti kepada Pihak Ketiga Mengacu PMK No.87/PMK.03/2013


Tindak Lanjut Pemeriksaan Setelah Pengujian di Tempat WajibPajak
▪ Dalam hal Wajib Pajak bersikap kooperatif:
✓ melanjutkan pengujian dengan menggunakan metode dan teknik pemeriksaan sesuai dengan
audit plan dan auditprogram
✓ memutuskan untuk menyampaikan kepada Wajib Pajak bahwa Wajib Pajak memiliki hak untuk
mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian Surat
Pemberitahuan atau mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan.

▪ Dalam hal Wajib Pajak terbukti tidak melaporkan peredaran usaha maupun biaya-biaya yang sebenarnya atau
terdapat temuan-temuan yang bersifat material dalam SPT  Pemeriksa Pajak dapat menyampaikan hak WP
untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT sdd Ps. 8 ayat (4) undang-undang KUP
▪ Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang KUP, Pemeriksa Pajak dapat
mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan
▪ Apabila Wajib Pajak tidak memanfaatkan Pasal 8 ayat (4) Undang-Undang KUP dan tidak dilakukan pengusulan
Pemeriksaan Bukti Permulaan, Pemeriksa Pajak menyelesaikan pemeriksaan dengan membuat LHP sebagai
dasar penerbitan SKP dan/atau STP
Tindak Lanjut Pemeriksaan Setelah Pengujian di Tempat Wajib Pajak

▪ Dalam hal Wajib Pajak tidak bersikap kooperatif:


✓ Pemeriksa Pajak harus menentukan apakah akan menghitung besarnya
penghasilan kena pajak secara jabatan dengan menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto (PMK untuk menghitung PeredaranBruto
dengan Cara Lain, namun PerDirjen Pajaknya belum ada), atau
✓ mengusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Pemeriksaan Buku, Catatan, dan Dokumen

▪ Dilakukan sesuai dengan Audit Plan dengan menggunakan metode,


teknik, dan prosedur pemeriksaan yang tercantum dalam Audit
Program
▪ Dituangkan dalam KKP
Pembahasan Temuan Sementara Hasil Pemeriksaan
▪ Sebelum penyampaian SPHP, berdasarkan pertimbangan Kepala UP2
atau berdasarkan usulan Tim Pemeriksa Pajak dilakukan pembahasan
temuan sementara hasil pemeriksaan.
▪ Pembahasan temuan sementara dilakukan bersama antara Tim
Pemeriksa Pajak dengan Kepala UP2 dan tim yang dibentuk oleh Kepala
UP2.
▪ Hasil pembahasan temuan sementara dituangkan dalam Risalah Rapat
yang menjadi pertimbangan bagi Tim Pemeriksa Pajak untuk
menghasilkan temuan yang lebih objektif dan berkualitas.
SURAT PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN (SPHP)
SE-15/PJ/2018

Dilakukan sekali
untuk setiap SP2
dan dapat dilakukan 1 kali
revisi
untuk setiap SPHP

SPHP
Dilampiri daftar
temuan hasil Format dalam ketentuan
Pemeriksaan Tata Cara Pemeriksaan
yang berlaku

Syarat revisi : terdapat data baru atau data yang semula belum
terungkap saat pengujian, sepajang:
1. data tersebut baru ditemukan setelah penyampaian SPHP, misalnya
data hasil konfirmasi dari pihak ketiga
2. undangan pembahasan akhir belum dikirimkan kepada Wajib Pajak;
dan
3. masih dalam jangka waktu Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan dan
pelaporan.
Penyampaian SPHP dan Tanggapan Tertulis dari WajibPajak

Lembar
Secara Pernyataan
langsung/faksimili Persetujuan
7 HARI KERJA Hasil
SPHP Secara SEJAK Pemeriksaan
langsung /faksimili DITERIMANYA
SPHP Tanggapan
WP tertulis Setuju
Daftar
Temuan Menolak Perpanjangan
MenerimaSPHP Surat
TidakSetuju
Pemberitahuan 3 HARI
Perpanjangan Sebagian/
KERJA Seluruhnya
WP ttd Surat
Pernyataan
Penolakan
MenerimaSPHP Surat
Sanggahan
Tidak
menyampaikan
tanggapan
Menolaklagi

BA Pernyataan BA Tidak
Penolakan disampaikannya
MenerimaSPHP tanggapan
tertulis atasSPHP
Penyampaian SPHP & Tanggapan Tertulis
(Pemeriksaan Kantor atas Data Konkret)

➢ Penyampaian SPHP dilakukan bersamaan dengan


penyampaian undangan tertulis untuk menghadiri
pembahasan akhir hasil pemeriksaan
➢ tanggapan tertulis disampaikan paling lama pada saat Wajib
Pajak harus memenuhi undangan tertulis untuk menghadiri
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
➢ Wajib Pajak tidak dapat melakukan perpanjangan jangka
waktu penyampaian tanggapan tertulis
Undangan PembahasanAkhir

Undangan Pembahasan HasilAkhir


Pemeriksaan
harus disampaikan kepada WP dalamjangka
waktu paling lama 3 (tiga) hari kerja terhitung
sejak:

• diterimanya tanggapan tertulis dari Wajib


Pajak

• berakhirnya jangka waktu perpanjangan


penyampaian tanggapan tertulis dalam hal
Wajib Pajak tidak menyampaikantanggapan
tertulis
Secara
langsung/
faksimili
Bagan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
TANGGAPAN TERTULIS

Tidak SetujuSebagian/ Tidak Menyampaikan


Setuju Seluruhnya Tanggapan

UndanganPembahasan Undangan Pembahasan UndanganPembahasan


Akhir Hasil Pemeriksaan Akhir Hasil Pemeriksaan Akhir Hasil Pemeriksaan

Hadir Tidak hadir Hadir Tidak hadir Hadir Tidakhadir


Risalah Risalah Risalah Risalah Risalah Risalah
Pembahasan pembahasan Pembahasan pembahasan Pembahasan pembahasan
BA BA
BA BA
Pembahasan Pembahasan
BedaPendapat Pembahasan Pembahasan
Akhir Hasil Akhir Hasil BedaPendapat
Akhir Hasil Akhir Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan
Pemeriksaan Pemeriksaan

BA TimQuality BA TimQuality BA
Ketidakhadiran Assurance Ketidakhadiran Assurance Ketidakhadiran
WP Dalam WP Dalam WP Dalam
Pembahasan Pembahasan Pembahasan
Akhir Hasil Akhir Hasil Akhir Hasil
Pemeriksaan Pemeriksaan Pemeriksaan

PembahasanAkhir PembahasanAkhir PembahasanAkhir


dianggap telah dianggap telah dianggap telah
dilakukan dilakukan dilakukan
Tim Quality
Assurance
tim yang dibentuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam rangka membahas hasil Pemeriksaan
yang belum disepakati antara Pemeriksa Pajak dan Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan guna menghasilkan Pemeriksaan yang berkualitas

Tugas Tim QualityAssurance


Sesuai PMK Pemeriksan
17/PMK.03/2013 stdd
a. membahas perbedaan pendapat antara Wajib
PMK 184/PMK.03/2015
Pajak dengan Pemeriksa Pajak yang terbatas pada
dasar hukum koreksi pada saat Pembahasan Akhir
Hasil Pemeriksaan;
b. memberikan simpulan dan keputusan atas
perbedaan pendapat antara Wajib Pajak dengan
Pemeriksa Pajak; dan
c. membuat risalah Tim Quality Assurance
Pemeriksaan yang berisi simpulan dan keputusan
hasil pembahasan sebagaimana dimaksud pada
huruf b dan bersifat mengikat.
Workflow Pembahasan dengan Tim QualityAssurance

RisalahTim Ditandatangani
Quality Tim QA, Tim
Assurance Pemeriksa,WP
Undangan
Pembahasan Pembahasan
Kakanwil/ Dir P2
dengan TimQA dengan TimQA
WP menolak
menandatangani
Dihadiri minimal
Ketua, Sekretaris, 1 Membuat catatan
anggota tim QA,dan mengenai penolakantsb
2 pemeriksa pada Risalah Tim QA

Suratpermohonan
(langsung/fax) SYARAT PENGAJUAN: WP tidak hadirdalam
• Risalah Pembahasan telah di ttd oleh pembahasan
Tim Pemeriksa dan WP
• BA Pembahasan Akhir Hasil BA Ketidakhadiran
Pemeriksaan belum di ttd pemeriksa WP+Risalah Tim QA
Max. 3 hari kerja
sejak penandatanganan dan WP
risalah pembahasan WP • terdapat perbedaan pendapat yang
Pembahasan dengan Tim
terbatas pada dasar hukum koreksi
QA dianggap telahdilakukan
antara WP dengan Pemeriksa Pajak
pada saat PAHP. New
Penandatanganan Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan

WP tidak setuju sebagian/seluruhnya


Mengajukan
pembahasandengan
Tim QA

Surat Panggilan
untuk menandatangani
BA PembahasanAkhir
Hasil pemeriksaan

WP
WP Surat Pernyataan
menolak
menerima PenolakanMenerima
menerima
SuratPanggilan

WP menolak
menandatangani
BA Penolakan
Menerimasurat
panggilan
WP hadir dan bersedia
tanda tangan
Jk. Waktu untuk hadir adalah
3 hari kerja sejak tanggal WP hadir tapi menolak catatan pada BA PAHPmengenai
tanda tangan penolakan penandatangananBA
Surat Panggilan diterima

catatan pada BA PAHP mengenaitidak


WP tidak hadir dipenuhinyapanggilan
Dokumen yang dapat dipertimbangkan dalam Pembahasan Akhir Dalam
Hal Wjib Pajak Dilakukan Penetapan Secara Jabatan

Dalam hal terhadap Wajib Pajak dilakukan penetapan secara


jabatan, buku, catatan, dan/atau dokumen, termasuk data yang
dikelola secara elektronik serta keterangan lain yang dapat
dipertimbangkan oleh Pemeriksa Pajak dalam Pembahasan
Akhir Hasil Pemeriksaan terbatas pada:

penghitungan peredaran
usaha atau penghasilan
bruto dalam rangka kredit pajaksebagai
penghitungan pengurang Pajak
penghasilan secara Penghasilan
jabatan Tim Penelaahan Sejawat
Dengan Surat Tugas
Pembatalan Hasil
Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan tanpa Pemeriksaan Tanpa Pembahasan Akhir
penyampaian SPHP Hasil Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan
atau surat
ketetapan pajak

dibatalkan

proses Pemeriksaan harus dilanjutkan


dengan melaksanakan prosedur
penyampaian SPHP dan/atau
Pembahasan Akhir HasilPemeriksaan

Catatan:
Untuk pemeriksaan dlm rangka restitusi Ps. 17B (1) UU KUP
dilanjutkan dgn penerbitan:
1. skp sesuai PAHP apabila jangka waktu 12 bulan belum
terlewati.
2. SKPLB sesuai SPT apabila jangka waktu 12 bulan terlewati.
METODE DAN TEKNIK PEMERIKSAAN
(SE-65/PJ/2013)
Metode Pemeriksaan
pernyataan pilihan Metode
Pemeriksaan, Teknik Pemeriksaan dan
Prosedur Pemeriksaan yang akan
SE-04/PJ/2012
dilaksanakan oleh Pemeriksa Pajak
dalam melakukan pemeriksaansesuai
dengan Rencana Pemeriksaan

teknik pemeriksaan dan prosedur


pemeriksaan yang dilakukan terhadap
SE-65/PJ/2013
buku, catatan, dan dokumen serta
data, informasi, dan keteranganlain

cara-cara pengumpulan bukti,


pengujian, dan/atau pembuktian yang
SE-65/PJ/2013 dikembangkan oleh Pemeriksa Pajak
untuk meyakini kebenaran pos-pos serangkaian langkah dalam suatu Teknik
yang diperiksa Pemeriksaan, berupa petunjuk rinci yang
biasanya tertulis dalam bentuk perintah,untuk
SE-65/PJ/2013 dilakukan oleh PemeriksaPajak
Jenis Metode Pemeriksaan
• Metode Langsung
• merupakan teknik pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk menguji
kebenaran pos-pos diperiksa yang dilakukan secara langsung terhadap buku,
catatan, dan dokumen terkait dengan pos-pos yang diperiksa.
• Metode Tidak Langsung
• merupakan teknik pemeriksaan dan prosedur pemeriksaan untuk menguji
kebenaran pos-pos diperiksa yang dilakukan secara tidak langsung melalui
suatu pendekatan penghitungan tertentu

Pos-pos SPT adalah pos-pos di dalam SPT atau pos turunannya termasuk lampiran
baik SPT Masa maupun SPT Tahunan
Pendekatan dalam Metode Tidak Langsung
• Terdapat 6 (enam) pendekatan, yaitu :
• Transaksi Tunai dan Bank;
• Sumber dan Penggunaan Dana;
• Penghitungan Rasio;
• Satuan dan/atau Volume;
• Penghitungan Biaya Hidup;
• Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth).
Penggunaan Metode Tidak Langsung
(Berdasarkan SE-65/PJ/2013)
• Digunakan dalam hal Metode Langsung tidak dapat diterapkan.
• Pemeriksa Pajak harus memiliki bukti bahwa Metode Langsung tidak
dapat digunakan.
• Dapat digunakan untuk mendukung penggunaan Metode Langsung
atau untuk melakukan identifikasi masalah.
• Pemeriksa Pajak dapat menggunakan satu atau lebih pendekatan
Metode Tidak Langsung dalam melakukan pemeriksaan.

Pendapat:
Untuk pemeriksaan WP Orang Pribadi, dalam rangka menguji penghasilan WP dari sisi penggunaannya,
penggunaan Pendekatan Biaya Hidup dan Pendekatan Pertambahan Kekayaan Bersih dapat dilakukan
walaupun metode langsung dapat diterapkan.
Penetapan Secara Jabatan
• Ps 12(3) UU KUP: Apabila Dirjen Pajak mendapatkan bukti jumlah
pajak yang terutang menurut SPT tidak benar, Dirjen Pajak
menetapkan jumlah pajak yang terutang.
• Penjelasan Ps 13(1) UU KUP: Bagi WP yang tidak menyelenggarakan
pembukuan atau pada saat diperiksa tidak memenuhi permintaan
sehingga Dirjen Pajak tidak dapat menghitung jumlah pajak yang
seharusnya terutang, Dirjen Pajak berwenang menerbitkan SKPKB
dengan penghitungan secara jabatan, yaitu penghitungan pajak
didasarkan pada data yang tidak hanya diperoleh dari Wajib Pajak
saja. Pembuktian atas uraian penghitungan yang dijadikan dasar
penghitungan secara jabatan oleh Dirjen Pajak dibebankan kepada
Wajib Pajak
1. Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
➢ Dalam pencatatan Wajib Pajak semua penghasilan dicatat di sisi debit dan
pengeluaran dicatat di sisi kredit, termasuk penghasilan-penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak dan pengeluaran-pengeluaran yang tidak boleh
dikurangkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
[Catatan: kalau datanya Rekening Koran Bank, maka penerimaan/penghasilan di
sisi kredit dan pengeluaran di sisi debit]
➢ Apabila jumlah sisi kredit melebihi jumlah sisi debit, selisihnya merupakan
penghasilan bruto Wajib Pajak yang perlu dipastikan apakah telah dilaporkan
atau tidak. Namun apabila jumlah sisi debit melebihi jumlah sisi kredit,
diperlukan keyakinan yang lebih mendalam karena ada kemungkinan Wajib
Pajak tidak melaporkan seluruh pengeluarannya.
➢ Untuk dapat menghitung Penghasilan Kena Pajak harus diperhitungkan
penghasilan yang bukan merupakan objek pajak dan pengeluaran yang tidak
boleh dikurangkan. Pengujian atas objek pajak lainnya dapat didasarkan pada
catatan yang ada dari kas/bank tersebut.
Formula Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
(Sesuai SE-65/PJ/2013)

Jumlah semua penerimaan bank (mutasi kreditbank) +/+


Saldo Akhir Kas +/+
PPh yang dipotong/dipungut pihak lain +/+
Pengeluaran tunai +/+
Saldo Awal Kas -/-
Penerimaan yang bukan penghasilan*) -/-
Penerimaan yang bukan objek pajak -/-
PPN dipungut sendiri**) -/-
Penghasilan bruto seharusnya (final dan non final) xxx

*) Misal pencairan pinjaman, pencairan deposito, mutasi antar rekening sendiri,


pembatalan transaksi, dan sebagainya.
**) PPN dipungut sendiri diisi hanya apabila Pemeriksa Pajak dapat meyakini
terdapat PPN yang dipungut dalam mutasi kredit bank dan penerimaan kas.
Pendapat: Formula Pendekatan Transaksi Tunai dan Bank
Penerimaan melalui kas *) +
Penerimaan melalui bank **) ++
Jumlah penerimaan kas dan bank +++
Dikurangi penerimaan kas dan bank yang bukan berasal dari penghasilan -
Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan ++
Dikurangi :
- Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan
yang bukan objek pajak -
- Penerimaan kas dan bank yang berasal dari penghasilan
dikenakan PPh final -
Penerimaan kas dan bank yang merupakan penghasilan yang dikenakan pajak dengan tarif
umum ++
Penyesuaian:
- PPh dipotong/dipungut pihak lain +
- PPN dipungut sendiri -
Penghasilan bruto yang dikenakan pajak dengan tarif umum xxx
Keterangan:
*) Penerimaan melalui kas datanya dapat diambil dari buku kas dengan
menjumlahkan mutasi debet buku kas atau dari arus kas dengan formula:
penerimaan kas = saldo kas akhir + pengeluaran kas – saldo kasawal.
**) Penerimaan melalui bank datanya dapat diambil dari buku bank dengan
menjumlahkan mutasi debet buku bank atau dari rekening koran bank dengan
menjumlahkan mutasi kredit rekening koran bank atau dari arus bank dengan
formula: penerimaan bank = saldo bank akhir + pengeluaran bank – saldo bank
awal.

Untuk menghitung penghasilan neto yang dikenakan pajak dengan tarif umum,
penghasilan bruto tersebut dikurangi dengan pengeluaran/biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dan pengeluaran lain yang
diperkenankan berdasarkan Undang-undang PPh dan peraturan pelaksanaannya.
2. Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana
Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana sebaiknya digunakan dalam
kondisi apabila terdapat data:
a. sumber pendanaan kegiatan usaha Wajib Pajak baik internal
maupun eksternal.
b. penggunaan dana Wajib Pajak baik untuk kegiatan operasional
maupun penambahan harta
2. Pendekatan Sumber dan Penggunaan Dana ...lanjutan
➢ Apabila semua penghasilan dan pengeluaran dilaporkan dengan
benar, minimal jumlah sumber dana akan sama besarnya dengan
jumlah penggunaan dana.
➢ Setiap penggunaan dana selalu didukung oleh adanya sumber dana.
➢ Dengan demikian bila penggunaan dana lebih besar daripada
sumber dana berarti ada sejumlah sumber dana yang tidak
dilaporkan oleh Wajib Pajak. Sumber dana perlu diyakini apakah
sumber dana itu berasal dari penghasilan atau bukan.
3. Pendekatan Penghitungan Rasio
Pendekatan Rasio sebaiknya digunakan dalam kondisi:
a. terdapat data yang dapat digunakan sebagai pembanding dan/atau
penghitungan rasio baik dari Direktorat Jenderal Pajak, Wajib Pajak,
maupun dari pihak lain.
b. kegiatan usaha Wajib Pajak dapat dibandingkan dengan rasio yang
diperoleh.
3. Pendekatan Penghitungan Rasio
3. Pendekatan Penghitungan Rasio ... lanjutan
➢ Pendekatan ini merupakan cara untuk menguji dan menghitung
kembali peredaran usaha, harga pokok penjualan, laba bruto, laba
bersih, ataupun penghasilan bruto secara keseluruhan,
➢ dengan cara mengalikan basis data dengan persentase atau rasio-
rasio pembanding.
Pendekatan Penghitungan Rasio...cont’
A Formula Dasar Penjuala Harga Biaya Piutan Moda Rasioyang
No n Pokok Usaha Persediaan g Aktiva l digunakan
1 Pos yang dihitung
Pos yang dihitung dapat berupa peredaran usaha, HPP, laba kotor, atau 1. Tidak Ada Ada Penjualan = HPP
x (1+GPM)
laba neto
2. Tidak Ada Tidak Penjualan = HPP
Basis data pada Setahun x (1+ GPM)
2 Proyeksi data setahun periode x 3. Tidak Tidak Ada Ada HPP =Rata-rata
PeriodeYang persediaan x ITO
yang diidentifikasi Teridentifikasi Penjualan = HPP
B Formula Rasio x (1+GPM)
1 Rasio Margin Laba
Kotor 4. Tidak Tidak Tidak Ada HPP =Rata-rata
(Gross Profit persediaan x ITO
Penjualan = HPP
Margin/GPM)
x (1+GPM)
2 Rasio Margin Laba
Bersih 5. Tidak Tidak Ada Ada Penjualan
(Net ProfitMargin/NPM) = Rata-rata
3 Perputaran Persediaan piutang x ART
Rata-Rata 6. Tidak Tidak Tidak Ada Penjualan
(Inventory = Rata-rata
Turnover/ITO) piutang x ART
4 Perputaran Piutang 7. Tidak Tidak Tidak Ada Laba Bersih=
Total Aktivax
Rata-Rata
RoA
(Account Receivable 8. Tidak Tidak Tidak Ada Laba Bersih=
Turnover/ART) Modal xRoE
5 Rasio Pengembalian
atas Aktiva
(Return on Asset/RoA)
6 Rasio Pengembalian
atas Modal
(Return on Equity/RoE)
4. Pendekatan Satuan/Volume
➢ Pendekatan Satuan dan/atau Volume adalah cara untuk menentukan
atau menghitung kembali jumlah penghasilan bruto Wajib Pajak atau
Pos SPT lainnya dengan menerapkan harga atau jumlah laba
terhadap jumlah satuan dan/atau volume usaha yang direalisasi oleh
Wajib Pajak.
➢ Satuan adalah segala sesuatu atau variabel dalam kuantum yang
memberikan petunjuk besarnya volume usaha. Pengertian satuan
atau unit tidak hanya mengacu pada jumlah barang yang diproduksi
atau terjual saja tetapi segala variabel (dalam kuantum) yang
memberi petunjuk besarnya volume usaha.
4. Pendekatan Satuan/Volume ... lanjutan
Contoh satuan:
a. Perdagangan = kuantitas barang dagangan terjual.
b. Pabrikasi = kuantitas barang jadi yang diproduksi, kuantitas
pemakaian bahan baku, bahan pembantu, upah satuan, rendemen.
c. Jasa = variabel yang mengidentifikasikan penghasilan
tergantung karakteristik usaha WP,misalnya:
1) jasa dokter yaitu jumlah kunjungan pasien;
2) jasa pengacara yaitu jumlah jam konsultasi;
3) hotel yaitu hari penggunaan kamar, penggunaan sabun, atau
barang pembantu lainnya.
Formula Pendekatan Satuan dan/atauVolume

1. Dalam hal volume usaha dalam setahun dapat diidentifikasi maka


peredaran usaha setahun dihitung dengan cara sebagai berikut:
Peredaran Volume
= x Harga Jual
Usaha Usaha
2. Dalam hal volume usaha yang dapat diidentifikasi hanya untuk periode
tertentu, maka volume usaha sebagaimana rumus di atas diproyeksikan
dengan cara sebagai berikut:
Volume pada Setahun
Proyeksi Volume
Usaha = periode yang x Periode yang
diidentifikasi teridentifikasi
3. Dalam hal variabel yang dapat diidentifikasikan berupa input atau proses maka
volume pada periode yang diidentifikasikan dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut:
Volume pada Volume input Persentase untuk
periode yang = pada periode x menghasilkan
diidentifikasi tertentu output
5. Pendekatan Biaya Hidup
➢ Biaya hidup adalah seluruh pengeluaran Wajib Pajak tidak termasuk
pengeluaran yang digunakan untuk menambah kekayaan. Setidaknya
apabila Wajib Pajak tidak memiliki utang maka penghasilan Wajib
Pajak minimal sama dengan biaya hidup. Penghasilan bruto tersebut
merupakan titik impas (break even point) bagi Wajib Pajak untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa adanya penambahan harta
kekayaannya.
➢ Dalam penerapan pendekatan ini, jumlah tanggungan Wajib Pajak
serta pola dan gaya hidup dan keadaan tempat tinggal Wajib Pajak
perlu diperhatikan untuk mendapatkan jumlah biaya hidup yang
sewajarnya.
Pengeluaran Biaya Hidup
• konsumsi rumah tangga • olahraga
• transportasi • pemeliharaan harta
• pendidikan • pengeluaran berkaitan
• kesehatan dengan perolehan
• rekreasi penghasilan
• gaya hidup (lifestyle) • pajak dan retribusi
• sumbangan • pengeluaran lainnya
6. Pertambahan Kekayaan Bersih (Net Worth)
➢ Pendekatan Pertambahan Kekayaan Bersih dilakukan dengan
menghitung selisih kekayaan bersih Wajib Pajak awal dan akhir
tahun. Kekayaan bersih adalah selisih antara harta dan
kewajiban/utang yang dimiliki oleh Wajib Pajak orang pribadi.
➢ Penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dapat
digunakan untuk konsumsi (biaya hidup) dan/atau untuk menambah
kekayaan, sehingga penghasilan Wajib Pajak orang pribadi dihitung
dengan menjumlahkan pertambahan kekayaan bersih dengan biaya
hidup.
Formula:
Kekayaan Bersih akhir tahun +/+
Kekayaan Bersih awal tahun -/-
Kenaikan (pengurangan) kekayaan bersih +/-
Biaya Hidup +/+
Penghasilan bukan objek/PPh Final -/-
Penghasilan bruto xxx
Formula: (WP Pengusaha)

Kekayaan Bersih akhir tahun +/+


Kekayaan Bersih awal tahun -/-
Kenaikan (pengurangan) kekayaan bersih +/-
Biaya Hidup +/+
Biaya Usaha +/+
Penghasilan bukan objek/PPh Final -/-
Penghasilan bruto xxx
Kelengkapan untuk Pendekatan Biaya Hidup dan Pertambahan
Kekayaan Bersih (SE-65/PJ/2013)

• Surat Pernyataan Sumber Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi


• Surat Pernyataan Biaya Hidup
• Surat Pernyataan Pertambahan/Pengurangan Kekayaan Bersih
• Surat Pernyataan Kepemilikan Rekening Koran, Deposito, Tabungan,
dan Rekening Lainnya
• Surat Pernyataan Laporan Keuangan Tidak Diaudit Oleh Akuntan
Publik
Teknik Pemeriksaan
Jenis TeknikPemeriksaan
(SE-65/PJ/2013)

a. pemanfaatan informasi internal dan/atau eksternal Direktorat


jenderal Pajak
b. pengujian keabsahan dokumen
c. evaluasi
d. analisis angka-angka
e. penelusuran angka-angka
f. penelusuran bukti
g. pengujian keterkaitan
h. ekualisasi atau rekonsiliasi
Jenis TeknikPemeriksaan
(SE-65/PJ/2013)

i. permintaan keterangan atau bukti


j. konfirmasi
k. inspeksi
l. pengujian kebenaran fisik
m. pengujian kebenaran penghitungan matematis
n. wawancara
o. uji petik (sampling)
p. Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK)
q. Teknik-teknik Pemeriksaan lainnya
Analisis Angka-Angka
▪ Analisis angka-angka adalah penelaahan dan penguraian
atas angka-angka dan bagian-bagiannya serta
hubungannya dengan angka pada pos lain untuk
mengetahui kewajaran jumlah suatu pos.
Pengujian Keterkaitan

Pengujian keterkaitan adalah pengujian yang dilakukan


untuk meyakini suatu transaksi berdasarkan pengujian atas
mutasi pos-pos lain yang terkait atau berhubungan dengan
transaksi tersebut.
Formula Pengujian Keterkaitan (SE-65/PJ/2013)
• Pengujian Arus Barang
Formula (disesuaikan dengan jenis persediaan):
Saldo Awal Persediaan (Unit) +/+
Pembelian (Unit) +/+
Saldo Akhir Persediaan (Unit) -/-
Persediaan keluar/digunakan/dijual/HPP (Unit) xxx
• Pengujian Arus Uang
Saldo Akhir Kas/Bank +/+
Pengeluaran Kas/Bank +/+
Saldo Awal Kas/Bank -/-
Penyesuaian non penghasilan +/-
Penerimaan Kas/Bank xxx
Formula Pengujian Keterkaitan (SE-65/PJ/2013) ... lanjutan
• Pengujian Arus Piutang
Pelunasan/Penerimaan melalui Kas/Bank +/+
Pelunasan Non Kas/Bank +/+
Saldo Akhir Piutang Usaha +/+
Saldo Awal Piutang Usaha -/-
Penyesuaian +/-
Peredaran Usaha xxx

• Pengujian Arus Utang


Saldo Akhir UtangUsaha +/+
Pembelian Tunai +/+
Pelunasan Utang Usaha +/+
Saldo Awal Utang Usaha -/-
Penyesuaian +/-
Pembelian xxx
Pengujian atas arus uang dan utang piutang untuk mendapatkan nilai
tunai dan akrual dari penghasilan bruto
Ekualisasi atau Rekonsiliasi

Ekualisasi atau rekonsiliasi adalah mencocokkan saldo 2


(dua) atau lebih angka yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lainnya. Apabila hasilnya terdapat
perbedaan, maka perbedaan tersebut harus dapat
dijelaskan.
Formula Ekualisasi atau Rekonsiliasi
Objek PPN Dalam Negeri terdiridari:
Peredaran usaha +/+
Ditambah:
a. Uang muka pelangganakhir +/+
b. Pendapatan ditangguhkan akhir (PPN dibayartahunini) +/+
a. Penyerahan antar cabang (dalam hal tidak terdapat pemusatan PPNterutang) +/+
a. Harga jual aktiva Pasal 16D UU PPN +/+
a. Penyerahan tahun sebelumnya difakturkan tahunini +/+
a. Penggantian biaya yang pajak masukannya telahdikreditkan +/+
a. Pemakaian sendiri +/+
a. Pemberian cuma-cuma +/+
a. Penyerahan BKP/JKP lainnya +/+
a. …. dsb +/+
Jumlah +/+
Dikurangi:
a. Uang muka pelanggan awal (pastikan telah difakturkan masasebelumnya) -/-
a. Pendapatan ditangguhkan awal (pastikan telah difakturkan tahun sebelumnya) -/-
a. Penyerahan difakturkan tahun berikutnya -/-
a. …dsb -/-
Jumlah -/-
Jumlah PenyerahanSeluruhnya +/+
Penyerahan non BKP/JKP -/-
Penyerahan BKP/JKP Menurut Pemeriksa Pajak xxx
Formula Ekualisasi atau Rekonsiliasi ...
lanjutan
Objek PPh Pemotongan 21/23/26/Final:
Macam-macam objek pada Pos Laba Rugi/Pos Neraca/PosSPT +/+
Objek-objek lainnya (misalnya dari pembukuan)
+/+
Objek dari masa sebelumnya
+/+
Dipotong/disetor/dilaporkan masa berikutnya
-/-
Diperhitungkan sebagai objek PPh Pemotongan lain
-/-
Dipotong/disetor/dilaporkan di KPP lain
-/-
Objek Pajak Menurut Pemeriksa Pajak xxx
Bukti Pemeriksaan (Audit Evidence)
Pengertian Bukti
• Arens, Elder, dan Beasley (2012: 24) memberikan
pengertian bukti (evidence) sebagai berikut: “Evidence
is any information used by auditor to determine
whether the information being audited is stated in
accordance with the established criteria.”
Bukti Pemeriksaan Berdasarkan Standar PemeriksaanPajak

Standar Pelaksanaan Pemeriksaan:


• temuan hasil Pemeriksaan harus didasarkan pada bukti kompeten
yang cukup dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan
Bukti Kompeten yang Cukup
▪ Bukti kompeten: bukti yang valid dan relevan dengan tetap mempertimbangkan
prinsip kewajaran dan kelaziman usaha atas transaksi Wajib Pajak yang memiliki
hubungan istimewa.
✓ Valid: bukti dapat diandalkan untuk menyimpulkan suatu fakta. Tingkat
validitas bukti dipengaruhi oleh 3 hal sebagai berikut:
• Indepedensi dan kualifikasi sumber diperolehnya bukti
• Kondisi di mana bukti diperoleh
• Cara bukti diperoleh
✓ Relevan adalah bahwa bukti harus berkaitan dengan pos-pos yang akan
diperiksa sebagaimana tercantum dalam Program Pemeriksaan.

Bukti yang cukup adalah bukti yang memadai untuk mendukung temuan hasil
pemeriksaan. Kecukupan terkait dengan pertimbangan profesional (professional
judgement) Pemeriksa Pajak.
Jenis Bukti Pemeriksaan
1. Pemeriksaan fisik (physical examination)
2. Konfirmasi (confirmation)
3. Dokumentasi (documentation)
4. Prosedur analitis (analytical procedures)
5. Wawancara dengan klien (inquiries of the client)
6. Penghitungan kembali (recalculation)
7. Pelaksanaan ulang (Reperformance)
8. Observasi (observation)

Anda mungkin juga menyukai