Anda di halaman 1dari 9

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
Nama : Ali Rido
NO UKG : 201699518992
Instansi : SMKN 1 Koto Balingka
Kab/Kota : Pasaman Barat, Sumatera Barat

No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi
1. Berdasarkan kajian literatur Berdasarkan kajian literatur Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk
Kajian Literatur : dan hasil wawancara, literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah
1. Purnasari dan Sadewo (2019) alternatif solusi masalah beberapa solusi yang relevan rendahnya minat belajar
yang menyatakan bahwa model rendahnya minat belajar adalah : siswa, adalah penerapan
pembelajaran Problem Based siswa adalah : 1. Penerapan model model pembelajaran PBL
Learning berhasil meningkatkan 1. Guru menerapkan model pembelajaran PBL (Problem (Problem Based Learning).
aktivitas, minat dan hasil pembelajaran Problem Based Learning) Model ini dipilih karena
belajar siswa. Based Learning (PBL) 2. Penggunaan media diasumsikan dapat
2. Sukiyasa & Sukoco (2013) 2. Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik meningkatkan antusias dan
bahwa penyampaian materi pembelajaran yang menarik seperti animasi. minat siswa belajar.
dengan animasi dapat dan up to date, contoh 3. Menerapkan pembelajaran Sebagaimana dalam Purnasari
meningkatkan minat siswa dengan media animasi berbasis humor dan sering dan Sadewo (2019)
belajar sehingga siswa memahami memberikan ice breaking menyatakan melalui PBL siswa
3. Ramdiana (2020) menyatakan materi/ cara kerja/cara yang menyenangkan. mampu mengikuti
bahwa stimulus khusus pada penyelesaian dengan pembelajaran yang dapat
awal belajar yang disebut mudah. mengembangkan keterampilan
apersepsi yang apabila 3. Mempersiapkan dan berpikir yang dituangkan
dilakukan dengan kreatif dapat menampilkan apersepsi dalam kemampuan mengatasi
menarik perhatian siswa untuk pembelajaran yang menarik masalah. Adanya kegiatan
belajar, membuat kelas lebih dengan konten-konten pemecahan masalah yang
hidup, atraktif dan segar dan menarik sehingga dikemas dalam kegiatan
menyenangkan. siswa tertarik dan kelompok menjadikan siswa
4. Mahmudah (2016) menyatakan memancing minat keingin lebih antusias dalam belajar
bahwa dengan penerapan tahuannya sebelum masuk sehingga meningkatkan
reward dan punishment yang kedalam pembelajaran. ketertarikan siswa dalam
tepat dalam pembelajaran minat 4. Menerapkan reward and belajar.
dan perhatian siswa meningkat. punishment dalam Hal ini sejalan dengan hasil
5. Fitri dan Saenab (2019) pembelajaran. Guru dapat wawancara bersama Wenni
menyimpulkan bahwa sebagian memberikan reward yang Pravita Ayu S.Pd (teman
besar siswa menginginkan berkesan dan siswa sejawat) yang menyatakan
strategi pembelajaran berbasis berminat untuk bahwa siswa senang diikutkan
humor untuk diterapkan, mendapatkannya. dalam proses berpikir
karena membuat lebih betah 5. Menerapkan pembelajaran menyelesaikan sebuah
dan senang dalam berbasis humor dengan masalah dalam pembelajaran
pembelajaran. menyiapkan humor atau daripada menerima materi
6. Suryati dkk (2021) melakukan ice breaking yang pembelajaran yang sudah jadi
penilaian dengan menggunakan menyenangkan setiap kali begitu saja.
assessment yang menarik dan siswa selesai Berdasarkan kajian literatur
menyenangkan (game kahoot) menyelesaikan satu dan wawancara dapat
siswa terlihat sangat tahapan pembelajaran. disimpulkan bahwa PBL
bersemangat, aktif, dan 6. Menyiapkan mode merupakan metode mengajar
pembelajaran menjadi kondusif assesment dan latihan yang dengan fokus pemecahan
sehingga aktifitas penilaian memancing minat siswa masalah yang nyata, proses
pembelajaran menjadi menarik, dan menyenangkan, seperti dimana siswa melaksanakan
interaktif, kondusif dan mudah assesment berbasis game kerja kelompok, umpan balik,
dalam memonitoring hasil atau kuis. diskusi yang dapat berfungsi
belajar. sebagai batu loncatan untuk
investigasi, penyelidikan dan
Wawancara laporan akhir. Dengan
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) : demikian siswa di dorong
1. Memberikan reward / hadiah untuk lebih aktif terlibat
bagi siswa ketika mampu dalam materi pembelajaran
melalui tahapan pembelajaran dan mengembangkan
yang dilalui. ketrampilan berfikir kritis.
2. Guru menguasai materi Kegiatan belajar yang
pembelajaran dengan baik bervariasi pada model Problem
Guru (Wenni Pravita Ayu, S.Pd) Based Learning (PBL)
1. Menggunakan model memberikan siswa
pembelajaran PBL (Problem pengalaman belajar yang
Based Learning) berkesan dan beragam
Pengawas (Drs. Hawariyyun) : sehingga menumbuhkan minat
1. Melakukan metode
pembelajaran diskusi belajar siswa.
2. Memberikan ice breaking ketika
siswa sudah banyak yang tidak
konsentrasi , mengantuk dsb.
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd) :
1. Guru harus menggunakan
strategi pembelajaran yang
menarik
2. Media pembelajaran yang
menggugah minat siswa
2. Kajian Literatur : Berdasarkan kajian literatur Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk
1. Dalam jurnal Yahya (2014) dan hasil wawancara, literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah
menyebutkan bahwa bentuk alternatif solusi masalah beberapa solusi yang relevan kurangnya kedisiplinan siswa
media cetak yang dapat kurangnya kedisiplinan siswa adalah : dalam melakukan praktikum,
digunakan dalam pembelajaran dalam melakukan praktikum 1. Penggunaan jobsheet yang adalah dengan penggunaan
praktik di laboratorium atau di adalah : dilengkapi dengan indikator jobsheet yang dilengkapi
bengkel dapat berupa; job sheet, 1. Pada pembelajaran kedisiplinan beserta indikator kedisiplinan beserta
information sheet, job sheet, lab praktikum guru wajib penilaiannya. penilaian nya dan dilakukan
sheet, work sheet, reported membuat dan 2. Penerapan reward dan reward and punishment
sheet yang diberikan kepada menggunakan jobsheet punishment terhadap terhadap hasil penilaian
siswa tatkala akan mengikuti yang lengkap, dengan kedisiplinan siswa. tersebut.
praktik memuat judul, petunjuk 3. Membuat kontrak belajar Hal ini sejalan dengan yang
2. Dalam penelitian Ardianto dan belajar, kompetensi dasar, yang memuat instrumen diungkapkan Ardianto(2018)
Wardhono (2018) memasukkan langkah kerja/ tugas dan kedisiplinan yang jelas yang memasukkan indikator
indikator kedisiplinan didalam penilaian. Sehingga dengan siswa sebelum kedisiplinan kedalam job sheet
job sheet yang digunakan dan pelaksanaan praktikum pembelajaran praktikum belajar, dan juga sesuai
berpengaruh terhadap hasil terkontrol dan fokus pada yang sifatnya tertulis. dengan hasil wawancara
belajar praktikum tujuan pembelajaran. bersama Nofriza Efendi, M.Pd
3. Menerapkan reward dan 2. Jobsheet yang digunakan (Pakar) menyatakan jobsheet
punishment juga harus memuat poin- seharusnya juga memuat
poin kedisiplinan yang sanksi dan disiplin beserta
Wawancara
lengkap, baik itu poin penilaiannya.
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) :
prasyarat sebelum Dengan memasukkan poin
1. Menerapkan reward and praktikum, saat praktikum kedisiplinan secara tertulis
punishment
2. Guru tegas dan komitmen dan selesai praktikum kedalam jobsheet dapat
menjalankan peraturan di labor lengkap dengan bobot mengontrol kelengkapan siswa
Guru (Wenni Pravita Ayu, S.Pd) : penilaiannya sehingga sebelum melakukan
1. Guru dan siswa membuat dapat memantau siswa praktikum, serta dengan
kesepakatan (kontrak belajar) yang mematuhi atau adanya penilaian pada
sebelum melakukan praktikum. melanggar peraturan indikator kedisiplinan tersebut
Pengawas (Drs. Hawariyyun) : praktikum dan membuat siswa lebih
1. Guru membuat instrumen mendapatkan penilaiannya. termotivasi untuk mematuhi
pengecekan kelengkapan dan 3. Untuk siswa yang disiplin, karena nilai masih
kedisiplinan siswa. mematuhi atau melanggar menjadi motivasi dan
2. Menjelaskan sanksi apabila harus diberikan reward pendorong terbesar bagi siswa.
melanggar disiplin di labor atau punishment
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd) : berdasarkan penilaian
1. Guru mempersiapkan siswa bobot pada lembar jobsheet
dengan mengingatkan dan praktikum sehingga ada
melakukan cek pada apresiasi dan sanksi yang
komunikasi online sebelum membuat siswa berubah.
melakukan praktek. 4. Membuat kontrak belajar
2. Adanya jobsheet untuk praktek yang memuat instrumen
yang lengkap memuat sanksi kedisiplinan yang jelas
dan disiplin dan berpengaruh dengan siswa sebelum
pada penilaian. pembelajaran praktikum
yang sifatnya tertulis.
3. Kajian Literatur : Berdasarkan kajian literatur Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk
1. Zarkasi (2019) menyebutkan dan hasil wawancara, literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah
bahwa keterampilan guru dalam alternatif solusi kegiatan beberapa solusi yang relevan kurangnya kemampuan
mengelola perencanaan belajar dikelas belum berbasis adalah : siswa menjawab soal HOTS,
pembelajaran dalam bentuk HOTS adalah : 1. Pembuatan perencanaan adalah dengan pelaksanaan
dokumen RPP bercirikan pada 1. Pembuatan perencanaan pembelajaran (RPP) yang pembelajaran dengan model
tingkatan berpikir tinggi dengan pembelajaran yang berbasis HOTS. PBL (Problem Based
menggunakan istilah HOTS. berbasis HOTS. Sebelum 2. Penerapan pembelajaran Learning) yang berbasis
Keterampilan guru ini membuat assessment berbasis HOTS dengan HOTS secara komprehensif
diharapkan mampu meramu berbasis HOTS, terlebih model pembelajaran PBL dimulai dari perencaaan,
kata kerja operasional (KKO) dahulu dilaksanakan (Problem Based Learning) pelaksanaan dikelas dan
dari tingkatan KKO yang dipilih pembelajaran berbasis 3. Pelaksanaan evaluasi evaluasi yang dilakukan
oleh guru sesuai dengan HOTS yang direncanakan berbasis HOTS dengan dengan tahapan dan cara
tingkatan kebutuhan dan dalam sebuah RPP yang tahapan pembuatan yang benar.
kondisi karakteristik siswa pada mengimplementasikan assessment yang benar. Berdasarkan kajian literatur
kelas yang diajarkan. HOTS. Kata-kata Retnoasih (2018) yang
2. Sani (2019) menyebutkan operasional yang menyatakan implementasi
reformasi pembelajaran juga tercantum pada indikator Pembelajaran HOTS mampu
sudah dilakukan di dunia, ketercapaian kompetensi menciptakan suasana yang
antara lain dengan (IPK) perlu menghasilkan menyenangkan sehingga
mengubah/menggeser kompetensi siswa pada menumbuhkan semangat
pembelajaran tradisional yang ranah C4, C5, dan C6 untuk mengajak peserta
berbasis LOTS ke pembelajaran sehingga assessment yang didik belajar menemukan
berbasis HOTS. dibuat sesuai dengan konsep sendiri, belajar
3. Fanani (2018) menyebutkan perencanaan bekerjasama,
keuntungan dari penilaian pembelajaran. mengkomunikasikan apa
HOTS adalah meningkatkan 2. Menerapkan pembelajaran yang telah dihasilkan dan
motivasi belajar siswa dan yang berbasis HOTS. memberikan wadah
meningkatkan pencapaian hasil Dilakukan dengan berkreatifitas terhadap
belajar. menggunakan model penyelesaian permasalahan
pembelajaran yang yang terjadi serta
Wawancara diharapkan dapat mengaplikasikan konsep
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) : membentuk perilaku yang dipelajari secara
1. Guru harus mengikuti pelatihan saintifik, sosial serta langsung sehingga
tentang HOTS mengembangkan rasa pembelajaran menjadi
2. Guru belajar kembali tentang keingintahuan. Ketiga menyenangkan dan
HOTS model tersebut adalah: 1) bermakna.
Guru (Wenni Pravita Ayu, S.Pd) : model Pembelajaran Hal ini juga ditegaskan
1. Guru memberikan penilaian Melalui dalam wawancara bersama
yang mampu mengasah otak Penyingkapan/Penemuan Ahmad Ramli, S.Pd (Kepala
peserta didik berpikir kritis agar (Discovery/Inquiry Sekolah), bahwa guru harus
terlatih dalam menyelesaikan Learning). 2) model belajar kembali tentang
permasalahan yang menuntut Pembelajaran Berbasis pembelajaran HOTS, karena
mereka pada level C4, C5 dan Masalah (Problem-based tuntutan pembelajaran saat
C6. Learning/PBL). 3) model ini yang sudah bergeser dan
Pengawas (Drs. Hawariyyun) : Pembelajaran Berbasis menuntut siswa mampu
1. Guru harus diberi kesempatan Projek (Project- based berpikir pada level yang
belajar HOTS dengan cara Learning/PJBL) lebih tinggi dari sekedar
pelatihan online maupun offline 3. Pelaksanaan evalauasi menyebutkan, menghafal,
2. Kepala sekolah harus berbasis HOTS dengan mengidentifikasi dan
mendatangkan narasumber membuat assessment yang sejenisnya, akan tetapi pada
kesekolah untuk membimbing berbasis HOTS melalui level menganalisis dan
guru tentang pembelajaran tahapan-tahapan lainnya.
dengan HOTS pembuatan assessment Berdasarkan kajian literatur
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd) : yang benar. Sehingga soal- dan wawancara dapat
1. Guru harus menyusun RPP soal yang diberikan dapat disimpulkan bahwa
yang HOTS mengukur ketercapaian pembelajaran HOTS harus
2. Guru mempelajari tentang siswa pada ranah C-4, C- dilakukan secara lengkap
penilaian HOTS dan pembuatan 5, dan C-6, disesuaikan dimulai dari perencanaan
assessment. dengan KKO yang telah (RPP) yang HOTS, karena
3. Guru harus sering memberikan ditetapkan pada RPP. hanya dengan perancangan
latihan soal HOTS perencanaan pembelajaran
yang HOTS dengan meramu
kata kerja operasional pada
level berpikir tingkat tinggi
baru bisa terwujud
pembelajaran berbasis
HOTS dan diakhir dengan
evaluasi yang juga berbasis
HOTS dengan tahapan
pembuatan assessment yang
benar sehingga mampu
mengasah otak peserta didik
berpikir kritis agar terlatih
dalam menyelesaikan
permasalahan yang
menuntut siswa pada level
C4, C5 dan C6.
4. Kajian Literatur : Berdasarkan kajian literatur Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk
1. Sukiyasa & Sukoco (2013) dan hasil wawancara, literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah belum
bahwa penyampaian materi
alternatif solusi guru belum beberapa solusi yang relevan maksimal guru memanfaatkan
dengan animasi dapat
maksimal memanfaatkan TIK adalah : TIK dalam proses
meningkatkan minat siswa
didalam proses pembelajaran 1. Penggunaan media pembelajaran, adalah
belajar adalah : pembelajaran berbasis penggunaan media
2. Anshor dkk (2015) bahwa media 1. Penggunaan media motion dan animasi. pembelajaran animasi. Solusi
pembelajaran berbasis video pembelajaran berbasis 2. Penerapan e-learning dalam ini dianggap dapat menjadi
efektif digunakan dalam animasi yang biasanya pembelajaran. solusi media yang lebih
pembelajaran untuk menarik efektif untuk menjelaskan 3. Mengoptimalkan menarik selain dari
minat siswa belajar. konsep-konsep yang penggunaan smartphone penggunaan presentasi Power
3. Pinem dan Hutagaol disebutkan abstrak, sistem yang rumit dalam pembelajaran. Point yang biasa digunakan
bahwa elearning meningkatkan dan menjelaskan langkah oleh guru. Media pembelajaran
hasil belajar siswa dan sebagai kerja. Sehingga dengan animasi dapat dikatakan
salah satu alternatifmenggunakan media ini sebagai media pembelajaran
pembelajaran berbasis TIK yang membuat siswa lebih yang sangat menarik bagi
kekinian. mengerti dan efisien waktu. siswa. Hal yang senada
2. Penggunaan media diungkapkan Sukiyasa dan
Wawancara pembelajaran TIK berbasis Sukoco (2013) bahwa
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) :
video yang bagus pelajaran yang dibuat
1. Guru mengikuti pelatihan
diterapkan untuk visualisasi ke dalam bentuk
pembuatan konten dan media memancing minat siswa gambar animasi lebih
TIK dalam pembelajaran. agar tertarik dengan bermakna dan menarik, lebih
2. Guru harus berinovasi pembelajaran. mudah diterima, dipahami,
membuat konten dan media TIK 3. Penerapan elearning dalam lebih dapat memotivasi.
yang kreatif pembelajaran sehingga Penggunaan animasi dan efek
Guru (Wenni Pravita Ayu, S.Pd) : pembelajaran dapat khusus sangat bagus dan
1. Mengoptimalkan penggunaan dikombinasikan antara efektif untuk menarik
smartphone dalam mendukung pembelajaran tatap muka perhatian peserta didik dalam
pembelajaran siswa.
dengan pembelajaran situasi pembelajaran baik
Pengawas (Drs. Hawariyyun) : online. Sehingga sebelum permulaan maupun akhir
1. Menggunakan media tatap muka siswa sudah rangkaian pelajaran.
pembelajaran TIK yang menarik mempunyai persiapan Hal yang sama juga
dan terkini. materi ataupun diungkapkan dalam
2. Melengkapi fasilitas TIK yang
terbaru mengerjakan tes setelah wawancara bersama Drs.
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd) : pemberian materi. Dengan Hawariyyun (pengawas) yang
1. Guru harus selalu mengikuti pembelajaran elearning menyarankan menggunakan
perkembangan IT khususnya pembelajaran siswa media TIK yang menarik dan
pada aplikasi TIK dalam menjadi berkelanjutan terkini, yang mana salah
pembelajaran. walaupun diluar jam satunya media TIK yang
2. Guru memfokuskan arah media sekolah. masuk dalam kategori tersebut
TIK yang digunakannya pada 4. Mengoptimalkan adalah animasi.
media TIK yang banyak penggunaan smartphone Selain itu pemilihan animasi
digunakan saat ini seperti dalam pembelajaran sebagai media pembelajaran
animasi dan interactive board dengan menyediakan link dilakukan karena media
device. dan konten-konten animasi merupakan salah satu
pembelajaran yang bisa media TIK yang masih jarang
diakses dari smartphone digunakan oleh guru dalam
oleh siswa. pembelajaran sementara
mayoritas siswa belajar
dengan cara visual, sehingga
dengan menampilkan visual
yang menarik seperti animasi
dapat meningkatkan minat
dan pemahaman siswa
terhadap materi yang
diajarkan. Selain itu animasi
cocok diterapkan untuk
menjelaskan materi
pembelajaran yang bersifat
abstrak, konsep dan langkah
kerja.

Kepustakaan

Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran PBL dalam Meningkatkan Aktivitas, Minat, dan Hasil Bel ajar
Ekonomi Pada Siswa Kelas X. Sebatik, 23(2), 489-497.
Sukiyasa, K., & Sukoco, S. (2013). Pengaruh media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa materi sistem kelistrikan
otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1).
Ramdiana, H. (2020). Apersepsi pembelajaran melalui cerita-cerita lucu untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru
dengan metode pembelajaran tutor sebaya di SMAN 21 Garut. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(1), 18-28.
Mahmudah, U. U. (2016). Implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran fiqih di MTs Negeri Gandusari Blitar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Fitri, S. R., & Saenab, S. (2019). Keefektifan Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Humor pada Materi Genetika terhadap Minat dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA Negeri 11 Makassar. Biology Teaching and Learning, 1(1).
Suryati, I., Permatasari, R., Rofiana, A. P., Miftah, R. N., & Musthofa, W. S. (2021). GAME BASED ASSESSMENT UNTUK PEMBELAJARAN
DI MASA PANDEMI: KAHOOT!. Jurnal Terapan Abdimas, 7(1), 60-67.
Nugraha, D. (2022). Pengembangan Media Digital Berbasis Motion Graphic pada Pendalaman Materi IPS Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(3), 3649-3656.
Yahya, M. (2014). Efektivitas Penggunaan Job Sheet pada Pembelajaran Praktik Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 15(1), 30-37.
Ardianto, T., & Wardhono, A. (2018). ANALISIS PENGGUNAAN JOBSHEET PRAKTIK UJI BAHAN GENTENG PADA MATA KULIAH
TEKNOLOGI BAHAN DAN PRAKTIKUM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 2(2/JKPTB/18).
Zarkasi, A. (2019). Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penyusunan RPP berbasis HOTS melalui Workshop dan Pembimbingan di SMA
Negeri 8 Penajam Paser Utara. Kompetensi, 12(1), 86-96.
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran berbasis hots edisi revisi: higher order thinking skills (Vol. 1). Tira Smart.
Fanani, M. Z. (2018). Strategi pengembangan soal hots pada kurikulum 2013. Edudeena: Journal of Islamic Religious Education, 2(1)
Anshor, S., Sugiyanta, I. G., & Utami, R. K. S. (2015). Penggunaan media pembelajaran berbasis video terhadap aktivitas dan hasil belajar
geografi. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 3(7).
Pinem, S., & Hutagaol, V. E. (2020). Pengaruh Penerapan Elearning Berbasis Schoology Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Studi
Kasus SMK Negeri 1 Kabanjahe). Jurnal MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem), 5(2), 115-119.

Anda mungkin juga menyukai