Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

2 Menentukan Solusi

Eksplorasi alternatif
No. Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi Analisis alternatif solusi
solusi
1. Eksplorasi alternatif solusi Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk Berdasarkan kajian literatur dan
dari masalah : Rendahnya literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah hasil wawancara, alternatif solusi
minat belajar siswa. beberapa solusi yang relevan rendahnya minat belajar siswa, masalah rendahnya minat belajar
adalah : adalah penerapan model siswa adalah :
Kajian Literatur : 1. Penerapan model pembelajaran PBL (Problem Based 1. Guru menerapkan model
1. Purnasari dan Sadewo pembelajaran PBL (Problem Learning). Model ini dipilih karena pembelajaran Problem Based
(2019) yang menyatakan Based Learning) diasumsikan dapat meningkatkan Learning (PBL)
bahwa model 2. Penggunaan media antusias dan minat siswa belajar. 2. Guru menggunakan media
pembelajaran Problem pembelajaran yang menarik Sebagaimana dalam Purnasari pembelajaran yang menarik dan
Based Learning berhasil seperti animasi. dan Sadewo (2019) menyatakan up to date, contoh dengan
meningkatkan aktivitas, 3. Menerapkan pembelajaran melalui PBL siswa mampu media animasi sehingga siswa
minat dan hasil belajar berbasis humor dan sering mengikuti pembelajaran yang memahami materi/ cara
siswa. memberikan ice breaking dapat mengembangkan kerja/cara penyelesaian dengan
2. Sukiyasa & Sukoco yang menyenangkan. keterampilan berpikir yang mudah.
(2013) bahwa dituangkan dalam kemampuan 3. Mempersiapkan dan
penyampaian materi mengatasi masalah. Adanya menampilkan apersepsi
dengan animasi dapat kegiatan pemecahan masalah pembelajaran yang menarik
meningkatkan minat yang dikemas dalam kegiatan dengan konten-konten segar dan
siswa belajar kelompok menjadikan siswa lebih menarik sehingga siswa tertarik
3. Ramdiana (2020) antusias dalam belajar sehingga dan memancing minat keingin
menyatakan bahwa meningkatkan ketertarikan siswa tahuannya sebelum masuk
stimulus khusus pada dalam belajar. kedalam pembelajaran.
awal belajar yang Hal ini sejalan dengan hasil 4. Menerapkan reward and
disebut apersepsi yang wawancara bersama Wenni punishment dalam
apabila dilakukan Pravita Ayu S.Pd (teman sejawat) pembelajaran. Guru dapat
dengan kreatif dapat yang menyatakan bahwa siswa memberikan reward yang
menarik perhatian siswa senang diikutkan dalam proses berkesan dan siswa berminat
untuk belajar, membuat berpikir menyelesaikan sebuah untuk mendapatkannya.
kelas lebih hidup, masalah dalam pembelajaran 5. Menerapkan pembelajaran
atraktif dan daripada menerima materi berbasis humor dengan
menyenangkan. pembelajaran yang sudah jadi menyiapkan humor atau ice
4. Mahmudah (2016) begitu saja. breaking yang menyenangkan
menyatakan bahwa Berdasarkan kajian literatur dan setiap kali siswa selesai
dengan penerapan wawancara dapat disimpulkan menyelesaikan satu tahapan
reward dan punishment bahwa PBL merupakan metode pembelajaran.
yang tepat dalam mengajar dengan fokus 6. Menyiapkan mode assesment
pembelajaran minat dan pemecahan masalah yang nyata, dan latihan yang memancing
perhatian siswa proses dimana siswa minat siswa dan menyenangkan,
meningkat. melaksanakan kerja kelompok, seperti assesment berbasis game
5. Fitri dan Saenab (2019) umpan balik, diskusi yang dapat atau kuis.
menyimpulkan bahwa berfungsi sebagai batu loncatan
sebagian besar siswa untuk investigasi, penyelidikan
menginginkan strategi dan laporan akhir. Dengan
pembelajaran berbasis demikian siswa di dorong untuk
humor untuk lebih aktif terlibat dalam materi
diterapkan, karena pembelajaran dan
membuat lebih betah mengembangkan ketrampilan
dan senang dalam berfikir kritis. Kegiatan belajar
pembelajaran. yang bervariasi pada model
6. Suryati dkk (2021) Problem Based Learning (PBL)
melakukan penilaian memberikan siswa pengalaman
dengan menggunakan belajar yang berkesan dan
assessment yang beragam sehingga menumbuhkan
menarik dan minat belajar siswa.
menyenangkan (game
kahoot) siswa terlihat
sangat bersemangat,
aktif, dan pembelajaran
menjadi kondusif
sehingga aktifitas
penilaian pembelajaran
menjadi menarik,
interaktif, kondusif dan
mudah dalam
memonitoring hasil
belajar.

Wawancara
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd)
:
1. Memberikan reward /
hadiah bagi siswa ketika
mampu melalui tahapan
pembelajaran yang
dilalui.
2. Guru menguasai materi
pembelajaran dengan
baik
Guru (Wenni Pravita Ayu,
S.Pd)
1. Menggunakan model
pembelajaran PBL
(Problem Based
Learning)
Pengawas (Drs. Hawariyyun)
:
1. Melakukan metode
pembelajaran diskusi
2. Memberikan ice breaking
ketika siswa sudah
banyak yang tidak
konsentrasi , mengantuk
dsb.
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd)
:
1. Guru harus
menggunakan strategi
pembelajaran yang
menarik
2. Media pembelajaran
yang menggugah minat
siswa
2. Eksplorasi alternatif solusi Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk Berdasarkan kajian literatur dan
dari masalah : Kurangnya literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah hasil wawancara, alternatif solusi
kedisiplinan siswa dalam beberapa solusi yang relevan kurangnya kedisiplinan siswa masalah kurangnya kedisiplinan
melakukan praktikum. adalah : dalam melakukan praktikum, siswa dalam melakukan praktikum
1. Penggunaan jobsheet yang adalah dengan penggunaan adalah :
Kajian Literatur : dilengkapi dengan indikator jobsheet yang dilengkapi indikator 1. Pada pembelajaran praktikum
1. Dalam jurnal Yahya kedisiplinan beserta kedisiplinan beserta penilaian nya guru wajib membuat dan
(2014) menyebutkan penilaiannya. dan dilakukan reward and menggunakan jobsheet yang
bahwa bentuk media 2. Penerapan reward dan punishment terhadap hasil lengkap, dengan memuat judul,
cetak yang dapat punishment terhadap penilaian tersebut. petunjuk belajar, kompetensi
digunakan dalam kedisiplinan siswa. Hal ini sejalan dengan yang dasar, langkah kerja/ tugas dan
pembelajaran praktik di 3. Membuat kontrak belajar diungkapkan Ardianto(2018) yang penilaian. Sehingga pelaksanaan
laboratorium atau di yang memuat instrumen memasukkan indikator praktikum terkontrol dan fokus
bengkel dapat berupa; kedisiplinan yang jelas kedisiplinan kedalam job sheet pada tujuan pembelajaran.
job sheet, information dengan siswa sebelum belajar, dan juga sesuai dengan 2. Jobsheet yang digunakan juga
sheet, job sheet, lab pembelajaran praktikum hasil wawancara bersama Nofriza harus memuat poin-poin
sheet, work sheet, yang sifatnya tertulis. Efendi, M.Pd (Pakar) menyatakan kedisiplinan yang lengkap, baik
reported sheet yang jobsheet seharusnya juga memuat itu poin prasyarat sebelum
diberikan kepada siswa sanksi dan disiplin beserta praktikum, saat praktikum dan
tatkala akan mengikuti penilaiannya. selesai praktikum lengkap
praktik Dengan memasukkan poin dengan bobot penilaiannya
2. Dalam penelitian kedisiplinan secara tertulis sehingga dapat memantau
Ardianto dan Wardhono kedalam jobsheet dapat siswa yang mematuhi atau
(2018) memasukkan mengontrol kelengkapan siswa melanggar peraturan praktikum
indikator kedisiplinan sebelum melakukan praktikum, dan mendapatkan penilaiannya.
didalam job sheet yang serta dengan adanya penilaian 3. Untuk siswa yang mematuhi
digunakan dan pada indikator kedisiplinan atau melanggar harus diberikan
berpengaruh terhadap tersebut membuat siswa lebih reward atau punishment
hasil belajar praktikum termotivasi untuk mematuhi berdasarkan penilaian bobot
3. Menerapkan reward dan disiplin, karena nilai masih pada lembar jobsheet praktikum
punishment menjadi motivasi dan pendorong sehingga ada apresiasi dan
Wawancara terbesar bagi siswa. sanksi yang membuat siswa
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) berubah.
: Membuat kontrak belajar yang
1. Menerapkan reward and memuat instrumen kedisiplinan
punishment yang jelas dengan siswa sebelum
2. Guru tegas dan pembelajaran praktikum yang
komitmen menjalankan sifatnya tertulis.
peraturan di labor
Guru (Wenni Pravita Ayu,
S.Pd) :
1. Guru dan siswa
membuat kesepakatan
(kontrak belajar)
sebelum melakukan
praktikum.
Pengawas (Drs. Hawariyyun)
:
1. Guru membuat
instrumen pengecekan
kelengkapan dan
kedisiplinan siswa.
2. Menjelaskan sanksi
apabila melanggar
disiplin di labor
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd)
:
1. Guru mempersiapkan
siswa dengan
mengingatkan dan
melakukan cek pada
komunikasi online
sebelum melakukan
praktek.
2. Adanya jobsheet untuk
praktek yang lengkap
memuat sanksi dan
disiplin dan berpengaruh
pada penilaian.
3. Eksplorasi alternatif solusi Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk Berdasarkan kajian literatur dan
dari masalah : Kegiatan literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah hasil wawancara, alternatif solusi
belajar dikelas belum beberapa solusi yang relevan kurangnya kemampuan siswa kegiatan belajar dikelas belum
berbasis HOTS. adalah : menjawab soal HOTS, adalah berbasis HOTS adalah :
1. Pembuatan perencanaan dengan pelaksanaan 1. Pembuatan perencanaan
Kajian Literatur : pembelajaran (RPP) yang pembelajaran dengan model pembelajaran yang berbasis
1. Zarkasi (2019) berbasis HOTS. PBL (Problem Based Learning) HOTS. Sebelum membuat
menyebutkan bahwa 2. Penerapan pembelajaran yang berbasis HOTS secara assessment berbasis HOTS,
keterampilan guru berbasis HOTS dengan komprehensif dimulai dari terlebih dahulu dilaksanakan
dalam mengelola model pembelajaran PBL perencaaan, pelaksanaan pembelajaran berbasis HOTS
perencanaan (Problem Based Learning) dikelas dan evaluasi yang yang direncanakan dalam
pembelajaran dalam 3. Pelaksanaan evaluasi dilakukan dengan tahapan dan sebuah RPP yang
bentuk dokumen RPP berbasis HOTS dengan cara yang benar. mengimplementasikan HOTS.
bercirikan pada tahapan pembuatan Berdasarkan kajian literatur Kata-kata operasional yang
tingkatan berpikir tinggi assessment yang benar. Retnoasih (2018) yang tercantum pada indikator
dengan menggunakan menyatakan implementasi ketercapaian kompetensi (IPK)
istilah HOTS. Pembelajaran HOTS mampu perlu menghasilkan kompetensi
Keterampilan guru ini menciptakan suasana yang siswa pada ranah C4, C5, dan
diharapkan mampu menyenangkan sehingga C6 sehingga assessment yang
meramu kata kerja menumbuhkan semangat dibuat sesuai dengan
operasional (KKO) dari untuk mengajak peserta didik perencanaan pembelajaran.
tingkatan KKO yang belajar menemukan konsep 2. Menerapkan pembelajaran yang
dipilih oleh guru sesuai sendiri, belajar bekerjasama, berbasis HOTS. Dilakukan
dengan tingkatan mengkomunikasikan apa yang dengan menggunakan model
kebutuhan dan kondisi telah dihasilkan dan pembelajaran yang diharapkan
karakteristik siswa pada memberikan wadah dapat membentuk perilaku
kelas yang diajarkan. berkreatifitas terhadap saintifik, sosial serta
2. Sani (2019) penyelesaian permasalahan mengembangkan rasa
menyebutkan reformasi yang terjadi serta keingintahuan. Ketiga model
pembelajaran juga mengaplikasikan konsep yang tersebut adalah: 1) model
sudah dilakukan di dipelajari secara langsung Pembelajaran Melalui
dunia, antara lain sehingga pembelajaran menjadi Penyingkapan/Penemuan
dengan menyenangkan dan bermakna. (Discovery/Inquiry Learning). 2)
mengubah/menggeser Hal ini juga ditegaskan dalam model Pembelajaran Berbasis
pembelajaran tradisional wawancara bersama Ahmad Masalah (Problem-based
yang berbasis LOTS ke Ramli, S.Pd (Kepala Sekolah), Learning/PBL). 3) model
pembelajaran berbasis bahwa guru harus belajar Pembelajaran Berbasis Projek
HOTS. kembali tentang pembelajaran (Project- based Learning/PJBL)
3. Fanani (2018) HOTS, karena tuntutan Pelaksanaan evalauasi berbasis
menyebutkan pembelajaran saat ini yang HOTS dengan membuat
keuntungan dari sudah bergeser dan menuntut assessment yang berbasis HOTS
penilaian HOTS adalah siswa mampu berpikir pada melalui tahapan-tahapan
meningkatkan motivasi level yang lebih tinggi dari pembuatan assessment yang
belajar siswa dan sekedar menyebutkan, benar. Sehingga soal-soal yang
meningkatkan menghafal, mengidentifikasi diberikan dapat mengukur
pencapaian hasil belajar. dan sejenisnya, akan tetapi ketercapaian siswa pada ranah
pada level menganalisis dan C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan
Wawancara lainnya. dengan KKO yang telah
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) Berdasarkan kajian literatur ditetapkan pada RPP.
: dan wawancara dapat
1. Guru harus mengikuti disimpulkan bahwa
pelatihan tentang HOTS pembelajaran HOTS harus
2. Guru belajar kembali dilakukan secara lengkap
tentang HOTS dimulai dari perencanaan (RPP)
Guru (Wenni Pravita Ayu, yang HOTS, karena hanya
S.Pd) : dengan perancangan
1. Guru memberikan perencanaan pembelajaran
penilaian yang mampu yang HOTS dengan meramu
mengasah otak peserta kata kerja operasional pada
didik berpikir kritis agar level berpikir tingkat tinggi baru
terlatih dalam bisa terwujud pembelajaran
menyelesaikan berbasis HOTS dan diakhir
permasalahan yang dengan evaluasi yang juga
menuntut mereka pada berbasis HOTS dengan tahapan
level C4, C5 dan C6. pembuatan assessment yang
Pengawas (Drs. Hawariyyun) benar sehingga mampu
: mengasah otak peserta didik
1. Guru harus diberi berpikir kritis agar terlatih
kesempatan belajar dalam menyelesaikan
HOTS dengan cara permasalahan yang menuntut
pelatihan online maupun siswa pada level C4, C5 dan C6.
offline
2. Kepala sekolah harus
mendatangkan
narasumber kesekolah
untuk membimbing guru
tentang pembelajaran
dengan HOTS
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd)
:
1. Guru harus menyusun
RPP yang HOTS
2. Guru mempelajari
tentang penilaian HOTS
dan pembuatan
assessment.
3. Guru harus sering
memberikan latihan soal
HOTS
4. Eksplorasi alternatif solusi
Berdasarkan analisis kajian Solusi yang dipilih untuk Berdasarkan kajian literatur dan
dari masalah : Belum literatur dan wawancara maka menyelesaikan masalah belum hasil wawancara, alternatif solusi
maksimal nya guru
beberapa solusi yang relevan maksimal guru memanfaatkan guru belum maksimal
memanfaatkan TIK dalam adalah : TIK dalam proses pembelajaran, memanfaatkan TIK didalam proses
proses pembelajaran. 1. Penggunaan media adalah penggunaan media pembelajaran adalah :
pembelajaran berbasis pembelajaran animasi. Solusi ini 1. Penggunaan media
Kajian Literatur : motion dan animasi. dianggap dapat menjadi solusi pembelajaran berbasis animasi
1. Sukiyasa & Sukoco 2. Penerapan e-learning dalam media yang lebih menarik selain yang biasanya efektif untuk
(2013) bahwa pembelajaran. dari penggunaan presentasi Power menjelaskan konsep-konsep
penyampaian materi 3. Mengoptimalkan Point yang biasa digunakan oleh yang abstrak, sistem yang rumit
dengan animasi dapat penggunaan smartphone guru. Media pembelajaran dan menjelaskan langkah kerja.
meningkatkan minat dalam pembelajaran. animasi dapat dikatakan sebagai Sehingga dengan menggunakan
siswa belajar media pembelajaran yang sangat media ini membuat siswa lebih
2. Anshor dkk (2015) menarik bagi siswa. Hal yang mengerti dan efisien waktu.
bahwa media senada diungkapkan Sukiyasa 2. Penggunaan media
pembelajaran berbasis dan Sukoco (2013) bahwa pembelajaran TIK berbasis video
video efektif digunakan pelajaran yang dibuat visualisasi yang bagus diterapkan untuk
dalam pembelajaran ke dalam bentuk gambar animasi memancing minat siswa agar
untuk menarik minat lebih bermakna dan menarik, tertarik dengan pembelajaran.
siswa belajar. lebih mudah diterima, dipahami, 3. Penerapan elearning dalam
3. Pinem dan Hutagaol lebih dapat memotivasi. pembelajaran sehingga
disebutkan bahwa Penggunaan animasi dan efek pembelajaran dapat
elearning meningkatkan khusus sangat bagus dan efektif dikombinasikan antara
hasil belajar siswa dan untuk menarik perhatian peserta pembelajaran tatap muka
sebagai salah satu didik dalam situasi pembelajaran dengan pembelajaran online.
alternatif pembelajaran baik permulaan maupun akhir Sehingga sebelum tatap muka
berbasis TIK yang rangkaian pelajaran. siswa sudah mempunyai
kekinian. Hal yang sama juga diungkapkan persiapan materi ataupun
dalam wawancara bersama Drs. mengerjakan tes setelah
Wawancara
Hawariyyun (pengawas) yang pemberian materi. Dengan
Kepsek (Ahmad Ramli, S.Pd) menyarankan menggunakan pembelajaran elearning
: media TIK yang menarik dan pembelajaran siswa menjadi
1. Guru mengikuti terkini, yang mana salah satunya berkelanjutan walaupun diluar
pelatihan pembuatan media TIK yang masuk dalam jam sekolah.
konten dan media TIK kategori tersebut adalah animasi. Mengoptimalkan penggunaan
dalam pembelajaran. Selain itu pemilihan animasi smartphone dalam pembelajaran
2. Guru harus berinovasi sebagai media pembelajaran dengan menyediakan link dan
membuat konten dan dilakukan karena media animasi konten-konten pembelajaran yang
media TIK yang kreatif
merupakan salah satu media TIK bisa diakses dari smartphone oleh
Guru (Wenni Pravita Ayu, yang masih jarang digunakan oleh siswa.
S.Pd) : guru dalam pembelajaran
1. Mengoptimalkan sementara mayoritas siswa belajar
penggunaan smartphone dengan cara visual, sehingga
dalam mendukung
pembelajaran siswa. dengan menampilkan visual yang
Pengawas (Drs. Hawariyyun) menarik seperti animasi dapat
: meningkatkan minat dan
1. Menggunakan media pemahaman siswa terhadap
pembelajaran TIK yang materi yang diajarkan. Selain itu
menarik dan terkini. animasi cocok diterapkan untuk
2. Melengkapi fasilitas TIK menjelaskan materi pembelajaran
yang terbaru yang bersifat abstrak, konsep dan
Pakar (Nofriza Efendi, M.Pd) langkah kerja.
:
1. Guru harus selalu
mengikuti
perkembangan IT
khususnya pada aplikasi
TIK dalam pembelajaran.
2. Guru memfokuskan
arah media TIK yang
digunakannya pada
media TIK yang banyak
digunakan saat ini
seperti animasi dan
interactive board device.

Kepustakaan
Purnasari, P. D., & Sadewo, Y. D. (2019). Penerapan Model Pembelajaran PBL dalam Meningkatkan Aktivitas, Minat, dan Hasil Bel ajar
Ekonomi Pada Siswa Kelas X. Sebatik, 23(2), 489-497.
Sukiyasa, K., & Sukoco, S. (2013). Pengaruh media animasi terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa materi sistem kelistrikan
otomotif. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(1).
Ramdiana, H. (2020). Apersepsi pembelajaran melalui cerita-cerita lucu untuk meningkatkan mutu pembelajaran dan profesionalisme guru
dengan metode pembelajaran tutor sebaya di SMAN 21 Garut. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(1), 18-28.
Mahmudah, U. U. (2016). Implementasi pembelajaran berbasis reward dan punishment untuk meningkatkan motivasi belajar siswa mata
pelajaran fiqih di MTs Negeri Gandusari Blitar (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Fitri, S. R., & Saenab, S. (2019). Keefektifan Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Humor pada Materi Genetika terhadap Minat dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XII SMA Negeri 11 Makassar. Biology Teaching and Learning, 1(1).
Suryati, I., Permatasari, R., Rofiana, A. P., Miftah, R. N., & Musthofa, W. S. (2021). GAME BASED ASSESSMENT UNTUK PEMBELAJARAN
DI MASA PANDEMI: KAHOOT!. Jurnal Terapan Abdimas, 7(1), 60-67.
Nugraha, D. (2022). Pengembangan Media Digital Berbasis Motion Graphic pada Pendalaman Materi IPS Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 6(3), 3649-3656.
Yahya, M. (2014). Efektivitas Penggunaan Job Sheet pada Pembelajaran Praktik Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif FT UNM. Jurnal
Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 15(1), 30-37.
Ardianto, T., & Wardhono, A. (2018). ANALISIS PENGGUNAAN JOBSHEET PRAKTIK UJI BAHAN GENTENG PADA MATA KULIAH
TEKNOLOGI BAHAN DAN PRAKTIKUM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA. Jurnal Kajian Pendidikan Teknik Bangunan, 2(2/JKPTB/18).
Zarkasi, A. (2019). Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Penyusunan RPP berbasis HOTS melalui Workshop dan Pembimbingan di SMA
Negeri 8 Penajam Paser Utara. Kompetensi, 12(1), 86-96.
Sani, R. A. (2019). Pembelajaran berbasis hots edisi revisi: higher order thinking skills (Vol. 1). Tira Smart.
Fanani, M. Z. (2018). Strategi pengembangan soal hots pada kurikulum 2013. Edudeena: Journal of Islamic Religious Education, 2(1)
Anshor, S., Sugiyanta, I. G., & Utami, R. K. S. (2015). Penggunaan media pembelajaran berbasis video terhadap aktivitas dan hasil belajar
geografi. JPG (Jurnal Penelitian Geografi), 3(7).
Pinem, S., & Hutagaol, V. E. (2020). Pengaruh Penerapan Elearning Berbasis Schoology Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa (Studi
Kasus SMK Negeri 1 Kabanjahe). Jurnal MEANS (Media Informasi Analisa dan Sistem), 5(2), 115-119.

Anda mungkin juga menyukai