Anda di halaman 1dari 11

LK. 2.

2 Menentukan Solusi
Nama : Shinta Shintia Dewi

No. Eksplorasi alternatif solusi Analisis alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis penentuan solusi
1 Rendahnyamotivasi belajar matematika peserta didik Berdasarkan hasil kajian literatur dan Berdasarkan hasil analisis alternatif Alasan mendasar pemilihan solusi
wawancara, alternatif solusi rendahnya solusi, maka solusi yang relevan untuk penggunaan model pembelajaran
Akar penyebab masalah : Penggunaan model pembelajaran motivasi belajar matematika peserta didik menyelesaikan masalah rendahnya Problem Based Learning dengan media
belum optimal diantaranya: motivasi belajar peserta didik adalah video animasi dan Barcode scanner
1. Penggunaan model pembelajaran Problem Penggunaan model pembelajaran serta pemberian reward untuk
Kajian Literatur: based learning Problem Based Learning dengan media menyelesaikan masalah rendahnya
Dalam Permendikbud No.103 tahun 2014 kurikulum 2013 2. Penggunaan media video animasi video animasi dan Barcode scanner motivasi belajar matematika adalah
terdapat tiga model pembelajaran utama yaitu; model 3. Penggunaan media Barcode scanner serta pemberian reward. sebagai berikut:
Pembelajaran Berbasis 4. Pengelolaan kelas yang baik 1. Model PBL dianggap sesuai
Masalah (Problem Based Learning), model Pembelajaran 5. Pemberian reward dengan materi yang akan
Berbasis Projek (Project Based Learning), dan model 6. diajarkan.
Pembelajaran Melalui Penyingkapan/Penemuan 2. Media video animasi dan
(Discovery/Inquiry Learning). Kelebihan: barcode scanner dapat
Beberapa keunggulan model PBL juga memberikan suasana yang
Menurut Gage dan Berliner dalam Amna Emda (2017) untuk dikemukakan oleh Delisle alam Abidin menyenangkan.
meningkatkan motivasi belajar adalah: pergunakan pujian, (2014:162) yaitu sebagai berikut: 3. Pemberian reward dapat
pergunakan tes, bangkitkan rasa ingin tahu,merangsang hasrat a. Model PBL berhubungan dengan situasi meningkatakan motivasi siswa.
belajar, melibatkan peserta didik secara aktif, pergunakan kehidupan nyata sehingga pembelajaran
simulasi dan permainan, pengawasan suasana sosial sekolah, menjadi bermakna. Oleh karena itu, apabila model
memahami hubungan pendidik dan peserta didik. Pembelajaran b. Model PBL mendorong siswa untuk pembelajaran Problem Based Learning
yang memenuhi kriteria tersebut salah satunya adalah Poblem belajar secara aktif. dengan media video animasi dan
Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah. c. Model PBL mendorong lainnya sebagai Barcode scanner diimplementasikan
https://jurnal.ar- pendekatan belajar secara interdisipliner. pada pembelajaran, lebih menarik
raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/2838/2064 d. Model PBL memberikan kesempatan perhatian peserta didik serta
kepada siswa untuk memilih apa yang mempermudah guru dalam menyajikan
Menurut Putri, Neng Intan Purnama dan Rostina akan dipelajari dan bagaimana informasi yang kompleks. Selain itu,
Sundayana (2021) Selama proses pembelajaran di kelas mempelajarinya. model PBL dapat membuat peserta
Problem Based Learning, siswa kelas Problem Based Learning e. Model PBL mendorong terciptanya didik menjadi aktif sehingga
cenderung lebih aktif dan menerima terhadap langkah-langkah pembelajaran kolaboratif. meningkatkan motivasi belajar
pembelajaran yang diterapkan dibandingkan dengan kelas f. Model PBL diyakini mampu matematika.
Inquiry Learning. Terlihat pada sintak mengorganisasi siswa meningkatkan kualitas pendidikan.
untuk belajar pada kelas PBL, sebagaian besar menunjukkan http://repository.unpas.ac.id/12845/4/BAB%20
minat untuk melaksanakan pembelajaran secara berkelompok, II%20benar.pdf
sehingga ketika peneliti meminta siswa untuk duduk
berkelompok mereka langsung beranjak dan duduk bersama Kekurangan dalam model Problem Based
kelompoknya Learning menurut Abidin
https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/plusminus/art (2014:163) adalah sebagai berikut:
icle/view/pv1n1_13/730
a. Siswa yang terbiasa dengan informasi
Menurut Wahyuningtyas, Rizki (2021) Penggunaan Problem yang diperoleh dari guru sebagai
based learning sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar narasumber utama, akan merasa kurang
peserta didik. Selain itu peserta didik juga mempunyai nyaman dengan cara belajar sendiri dalam
pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran karena pemecahan masalah.
dituntut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini b. Jika siswa tidak mempunyai rasa
juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami kepercayaan bahwa masalah yang
materi pelajaran dengan mudah selama proses pembelajaran. dipelajari sulit untuk dipecahkan maka
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/ mereka akan merasa enggan untuk
32676 memcoba masalah.
c. Tanpa adanya pemahaman siswa mengapa
Menurut Pratiwi, Bibit Lutfi, dkk (2018) Hasil penelitian mereka berusaha untuk memecahkan
adalah: 1) Penerapan model pembelajaran Problem Based msalah yang sedang dipelajari maka
Learning dengan strategi motivasi ARCS dapat meningkatkan mereka tidak akan belajar apa yang ingin
motivasi belajar siswa kelas XI IPA 2 SMA Negeri 1 Petanahan mereka pelajari.
tahun pelajaran 2017/2018 hingga memenuhi indikator
ketercapaian penelitian pada siklus II yaitu sebesar 64,29%
siswa memiliki motivasi kategori tinggi. 2) Dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa, berdampak pula pada
meningkatnya prestasi belajar. Pada siklus I sebanyak 7,14%
siswa mencapai KKM, sedangkan pada siklus II, sebanyak
28,57% siswa mencapai KKM.
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/matematika/article/view/
11702/8429

Menurut Meilasari, Selvi. dkk (2020) Berdasarkan hasil


analisis
dari 41 jurnal bahwa didapatkan informasi; 1) model Problem
Based Learning (PBL) di temukan pada bidang ilmu sains yang
sering di terapkan di sekolah dengan persentase 77% dan pada
bidang studi matematika dengan persentase 31%; 2) penerapan
model PBL memberi efek positif terhadap peserta didik, (3)
dampak model Problem Based Learning dalam pembelajaran
dapat meningkatkan minat belajar, kemampuan pemecahan
masalah, motivasi belajar, berfikir kritis, dan hasil belajar
peserta didik
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/BIOEDUSAINS/articl
e/view/1849

Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL)


dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Orientasi peserta didik pada masalah;
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
3) Membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok;
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah.
https://bertema.com/sintaks-model-problem-based-learning-
pbl-dalam-pembelajaran

http://repository.unpas.ac.id/52091/7/BAB%20II.pdf
Karakteristik model Problem Based Learning yaitu
1) proses pembelajaran harus dimulai dengan masalah
yang didominasi masalah nyata.
2) bahan dan kegiatan belajar harus memperhatikan
keadaan agar dapat menarik perhatian siswa.
3) guru adalah seorang supervisor selama proses
pembelajaran.
4) siswa perlu diberi waktu untuk berpikir atau
mengumpulkan informasi dan mengembangkan strategi
untuk pemecahan masalah.
5) tingkat kesulitan dari materi yang dipelajari tidak pada
tingkat tinggi yang dapat membuat siswa putus asa.
6) lingkungan belajar nyaman, tenang dan aman harus
dibangun sehingga mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir dan menyelesaikan masalah.

Kelebihan:
Beberapa keunggulan model PBL juga dikemukakan oleh
Delisle alam Abidin (2014:162) yaitu sebagai berikut:
a. Model PBL berhubungan dengan situasi kehidupan nyata
sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
b. Model PBL mendorong siswa untuk belajar secara aktif.
c. Model PBL mendorong lainnya sebagai pendekatan
belajar secara interdisipliner.
d. Model PBL memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memilih apa yang akan dipelajari dan bagaimana
mempelajarinya.
e. Model PBL mendorong terciptanya pembelajaran
kolaboratif.
f. Model PBL diyakini mampu meningkatkan kualitas
pendidikan.
http://repository.unpas.ac.id/12845/4/BAB%20II%20benar.pdf
Kekurangan dalam model Problem Based Learning menurut
Abidin
(2014:163) adalah sebagai berikut:
a. Siswa yang terbiasa dengan informasi yang diperoleh
dari guru sebagai narasumber utama, akan merasa
kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam
pemecahan masalah.
b. Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa
masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka
mereka akan merasa enggan untuk memcoba masalah.
c. Tanpa adanya pemahaman siswa mengapa mereka
berusaha untuk memecahkan msalah yang sedang
dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang
ingin mereka pelajari.

Menurut Subadi Subadi (2020) Hasil belajar dengan media


barcode scanner menunjukkan siswa yang tuntas belajar
sejarah sebesar 92% atau 22 siswa, dan yang belum tuntas 8%
atau 2 siswa memperoleh nilai kurang dari 75. Hasil belajar
siswa meningkat dengan rata-rata kelas 84,25.
http://jgdd.kemdikbud.go.id/index.php/jgdd/article/view/256

Menurut Awaliyah, Putri dan Budi Santoso (2021)


menyatakan media video pembelajaran lebih dapat memberikan
efek membangkitkan dan mengembangkan motivasi belajar
siswa.
https://ejournal.upi.edu/index.php/jpmanper/article/view/40847

Menurut Angela, Vivi Friskila dan Defri Triadi (2022)


Penggunaan Media Video Animasi Untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Pada Siswa di SMA Isen Mulang Palangka
Raya, Kalimantan Tengah bekerja dengan sangat baik.
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id › download

Menurut Andriana Johari, dkk (2014)


Tabel 2. Kekurangan dan kelebihan media animasi
Kelebihan Kekurangan
Memperkecil ukuran objek
Memerlukan biaya yang cukup
yang secara fisik
mahal.
cukup besar dan sebaliknya.
Memudahkan guru untuk
Memerlukan software khusus
menyajikan informasi
untuk
mengenai proses yang cukup
membukanya.
kompleks.
Mememerlukan kreatifitas dan
keterampilan yang cukup
Memiliki lebih dari satu media memadai untuk
yang konvergen, misalnya mendesain animasi yang dapat
menggabungkan secara
unsur audio dan visual. efektif digunakan sebagai
media
pembelajaran
Menarik perhatian siswa Tidak dapat menggambarkan
sehingga meningkatkan realitas
motivasi belajarnya. seperti video atau fotografi.
Bersifat interaktif, dalam
pengertian memiliki
kemampuan untuk
mengakomodasi respon
pengguna.
Bersifat mandiri, dalam
pengertian memberi
kemudahan dan kelengkapan
isi sedemikian
rupa sehingga pengguna bisa
menggunakan
tanpa bimbingan orang lain.

Menurut Sumar, Warni Tune (2020) menyatakan


mengorganisasikan kelas, monitoring kelas,mengevaluasi kelas
dalam proses belajar mengajar dengan baik dapat meningkatkan
motivasi belajar.
https://ejournal-fip-
ung.ac.id/ojs/index.php/JJEM/article/view/105
Menurut Yopi Nisa Febianti (2018) Agar pembelajaran di kelas
lebih menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa, maka reward and punishment yang diberikan harus
merupakan tindakan-tindakan yang positif.
http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/Edunomic/article/view/1445

Hasil wawancara dengan teman sejawat:


1. Penggunaan model pembelajaran yang bervariasi
disesuaikan dengan kebutuhan dan materi yang
diajarkan.
2. Model pembelajaran problem based learning dapat
meningkatkan motivasi karena bisa meningkatkan cara
berpikir kritis, berkolaborasi antar teman, dan bisa
memecahkan masalah kontekstual.
3. Pemberian reward/pujian kepada pesera didik.
4. Memberikan perhatian yang sama kepada peserta didik
dalam menonitoring proses diskusi.
5. Penggunaan media pembelajaran yang menarik sesuai
dengan materi.

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah:


1. Guru menggunakan model pembelajaran yang dapat
menggali kemnampuan serta memberikan pengalaman
bermakna kepada peserta didik.
2. Guru harus menyajikan permasalahan kontekstual
3. Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik
dan menyenangkan.
4. PBL dan PjBL sama-sama dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa tergantung gurunya bisa
memilih model yang sesuai dengan karakter peserta
didik dan materi

2 Rendahnya hasil belajar matematika peserta didik Berdasarkan hasil kajian literatur dan Berdasarkan hasil analisis alternatif Alasan mendasar pemilihan solusi
wawancara dari eksplorasi alternatif solusi, solusi, maka solusi yang relevan untuk penggunaan model pembelajaran
Akar penyebab masalah: Guru belum optimal dalam maka alternatif solusi untuk meningkatkan hasil menyelesaikan masalah rendahnya Project Based Learning berbasis canva
menerapkan model pembelajaran berlajar matematika peserta didik yaitu: hasil belajar peserta didik adalah untuk menyelesaikan masalah
1. Penerapan model Project Based Penggunaan model pembelajaran rendahnya hasil belajar matematika
Kajian Literatur: Learning. Project Based Learning berbasis media adalah sebagai berikut:
2. Penggunaan media audiovisual. canva 1. Model PjBL dianggap sesuai
Menurut Sulaiman (2021) Penelitian ini merupakan penelitian 3. Pemberian kuis dan umpan balik. dengan materi yang akan
tindakan kelas. Subjek penelitian adalah siswa kelas XII-IA4 4. Penggunaan media berbasis aplikasi diajarkan.
SMA Negeri 1 Binjai yang bejumlah 34 siswa. Data penelitian canva 2. Media berbasis canva dapat
ini merupakan nilai tes hasil belajar matematika siswa dengan 5. Media pembelajaran berbasis TIK membantu peserta didik
menggunakan model Project Based Learning pada pokok 6. Pendekatan TPACK (Technological menyelesaikan proyek.
bahasan Peluang. Nilai sesudah tindakan diperoleh dari Pedagogic Content Knowledge) Oleh karena itu, apabila model
pemberian soal setelah diterapkan model Project Based pembelajaran Project Based Learning
Learning. Penelitian ini dilakukan melalui 2 siklus yaitu siklus I berbasis canva diimplementasikan pada
dan siklus II, dimana setiap siklusnya mempunyai tahapan- pembelajaran, maka dapat
tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan Menurut Daryanto dan Rahardjo (2012, hlm. meningkatkan kemampuan pemecahan
refleksi. Pada tes awal tingkat ketuntasan belajar siswa 162) model pembelajaran project based learning masalah serta memberikan
diperoleh 23,53% dan pada siklus I meningkat menjadi 52,95%, mempunyai kelebihan sebagai berikut. pengalaman bermakna kepada peserta
pada siklus II diperoleh 79,41% dan mengalami peningkatan 1. Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam pembelajaran dan praktik
sebesar 26,46%. Hal ini menunjukkan bahwa setelah didik untuk belajar, mendorong dalam mengorganisasi proyek sehingga
menggunakan model Project Based Learning pada pokok kemampuan mereka untuk melakukan dapat meningkatkan hasil belajar
bahasan Peluang, hasil belajar matematika siswa mengalami pekerjaan penting, dan mereka perlu untuk matematika peserta didik.
peningkatan. dihargai.
http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/jmes/article/view/6747 2. Meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah.
Hasil penelitian Tien, dkk (2016) dan Ambarwati (2015) 3. Membuat peserta didik menjadi lebih aktif
menunjukkan bahwa model pembelajaran Project Based dan berhasil memecahkan problem-
Learning mampu meningkatkan kemampuan berfikir dan problem kompleks.
komunikasi salah satu unsur yang menentukan hasil belajar 4. Meningkatkan daya kolaborasi.
matematika. Tidak heran jika minat belajar dan hasil belajar 5. Mendorong peserta didik untuk
matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan mengembangkan dan mempraktikkan
model pembelajaran Project Based Learning lebih baik keterampilan komunikasi.
dibandingkan dengan minat belajar dan hasil belajar 6. Meningkatkan keterampilan peserta didik
matematika peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan dalam mengelola sumber.
model pembelajaran konvensional. 7. Memberikan pengalaman kepada peserta
https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/widyadari/article/view/3 didik pembelajaran dan praktik dalam
72/285 mengorganisasi proyek, dan membuat
alokasi waktu dan sumber-sumber lain
Menurut Lasmanawati, Ati Capaian (2016) Capaian hasil seperti perlengkapan untuk menyelesaikan
belajar untuk kompetensi keterampilan, di Siklus pertama tugas.
sebesar 2,96 dan Siklus kedua sebesar 3,16 dengan presentasi 8. Menyediakan pengalaman belajar yang
kenaikan dari Siklus pertama ke Siklus kedua sebesar 20 persen. melibatkan peserta didik secara kompleks
Penelitian ini disimpulkan bahwa model PjBL dapat dan dirancang untuk berkembang sesuai
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan dengan dunia nyata.
Turunan Fungsi. 9. Membuat suasana belajar menjadi
menyenangkan, sehingga peserta didik
Menurut Mahendra, I Wayan Eka (2017) Hasil penelitian ini maupun pendidik menikmati proses
menunjukkan bahwa perbedaan secara simultan motivasi belajar pembelajaran.
dan hasil belajar matematika antara peserta didik yang
mengikuti model pembelajaran project based learningbermuatan Menurut Widiasworo (2016, hlm. 189) project
etnomatematika dan peserta didik yang mengikuti model based learning memiliki kelemahan sebagai
pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP berikut.
Negeri 3 Abiansemal. Disarankan untuk guru matematika SMP 1. Pembelajaran berbasis proyek
untuk memacu hasil belajar matematika. Guru juga perlu memerlukan banyak waktu yang harus
menggunakan model pebelajaran yang tepat dan akurat. disediakan untuk menyelesaikan
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/9257 permasalahan yang kompleks
/6329
2. Banyak orang tua peserta didik yang
karakteristik model Project Based Learning (PjBL) yaitu: merasa dirugikan karena menambah biaya
1) Menggunakan proyek sebagai media pembelajaran; untuk memasuki sistem baru.
2) Mengawali pembelajaran dengan sebuah pertanyaan atau 3. Banyak instruktur merasa nyaman dengan
masalah kelas tradisional, di mana instruktur
nyata yang berkaitan dengan kehidupan siswa; memegang peran utama di kelas. Ini
3) Melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran untuk merupakan tradisi yang sulit, terutama
mengatasi permasalahan; bagi instruktur yang kurang atau tidak
4) Siswa melakukan kegiatan kerja proyek secara menguasai teknologi.
individu/kelompok; 4. Banyaknya peralatan yang harus
5) Siswa melakukan pekerjaan dan pembelajaran secara disediakan. Oleh karena itu, disarankan
mandiri; untuk menggunakan team teaching dalam
6) Menghasilkan sebuah produk sebagai hasil dari pembelajaran pembelajaran.
proyek. 5. Peserta didik memiliki kelemahan dalam
http://repository.unpas.ac.id/49480/7/BAB%20II.pdf percobaan dan pengumpulan informasi
akan mengalami kesulitan.
Menurut Noor Hanifah (2022) Hasil penelitian menunjukkan 6. Ada kemungkinan peserta didik yang
bahwa hasil belajar kimia siswa kelas XII MIPA-2 SMAN kurang aktif dalam kerja kelompok.
Terpadu Unggulan 1 Tana Tidung mengalami peningkatan 7. Apabila topik yang diberikan pada
setelah penggunaan media pembelajaran berbasis aplikasi masing-masing kelompok berbeda,
Canva. Hasil ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil dikhawatirkan peserta didik tidak
belajar siswa pada setiap siklusnya. Peningkatan hasil belajar memahami topik secara keseluruhan.
siswa dilihat dari dua aspek yaitu berdasarkan kehadiran siswa
dan hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa mengalami
peningkatan ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
70,77 pada siklus I dan meningkat menjadi 80,58 pada siklus II.
https://www.jurnalp4i.com/index.php/edutech/article/view/133
9

Menurut Neneng Rachmawati (2017) terdapat pengaruh


interaksi antara peserta didik yang menggunakan media
microsoft excel dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar
peserta didik.
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JTPPm/article/view/7682

Menurut Angriani, Andi Dian (2014) Berdasarkan hasil


penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika melalui pemberian kuis dengan umpan balik dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas X6 SMA
Negeri 2 Sinjai.
https://journal3.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Mapan/article/view/2717
Menurut Andi Jusmiana (2020) penelitian ini menyimpulkan
bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penggunaan media
audio visual (video) terhadap hasil belajar matematika siswa
https://e-journal.my.id/pedagogy/article/view/400/323

Menurut Suratman, Asep (2019) Hasil penelitian ini


membuktikan bahwa model pembelajran berbasis TIK
berpengaruh terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.
https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/article/view/4828

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik


TPACK berbantu metode kooperatif tipe STAD dan model PBL
dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas XI TKRO 4 SMK
PGRI Ciawigebang pada materi konsep Barisan dan deret
Aritmetika dalam pemecahan masalah kontektual; 2)
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Saintifik
TPACK berbantu metode kooperatif tipe STAD dan model PBL
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI TKRO 4
SMK PGRI Ciawigebang pada materi konsep Barisan dan deret
Aritmetika dalam pemecahan masalah kontektual; dan 3) Sikap
siswa kelas XI TKRO 4 SMK PGRI Ciawigebang terhadap
pembelajaran matematika setelah memperoleh pembelajaran
melalui pendekatan Saintifik TPACK berbantu metode
kooperatif tipe STAD dan model PBL pada materi konsep
Barisan dan deret Aritmetika dalam pemecahan masalah
kontektual sangat positif.
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jumlahku/article/view/1147

Menurut Yessi Yunizar (2022) Dengan memberikan motivasi


dan suasana belajar yang menyenangkan ternyata
sangat berpengaruh besar kepada semangat belajar siswa
ditambah dengan kepercayaan yang diberikan sehingga
mereka bisa dengan mandiri menyelesaikan masalah yang
ditemukan didalam proyek. Dengan menggunakan model
pembelajaran PJBL dengan pendekatan TPACK dapat
mendorong siswa untuk lebih kreatif dan partisipasi dalam
pembelajaran. Oleh karna itu, dengan menggunakan
strategi pembelajaran berbasis proyek dengan
menggunakan pendekatan TPACK dapat diterapkan
didalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa
https://www.jptam.org/index.php/jptam/article/view/3326/2812

Adapun kelebihan TPACK dalam pembelajaran adalah sebagai


berikut.
1. Meningkatkan pemahaman siswa melalui keterlibatan
teknologi.
2. Meningkatkan keterampilan guru dalam
mengolaborasikan teknologi dalam pembelajaran.
3. Peserta didik mendapatkan tantangan baru dalam proses
belajarnya.
4. Konten pembelajaran yang rumit bisa disederhanakan
dengan bantuan teknologi.
5. Bisa membantu guru dalam mencapai tujuan
pengembangan kompetensi.
Sementara itu, kekurangan TPACK adalah sebagai berikut.
1. Membutuhkan infrastruktur tambahan, berupa
penyediaan perangkat teknologi.
2. Jika guru tidak bisa mengawasi peserta didiknya dengan
cermat, teknologi rentan disalahgunakan.
3. Bagi peserta didik yang masih gagap teknologi, bisa
tertinggal dengan temannya yang mahir teknologi.
4. Akses internet yang belum merata bisa meningkatkan
kesenjangan kualitas pendidikan.
5. Jika guru belum begitu mahir menggunakan teknologi,
maka waktu guru tersebut bisa tersita hanya untuk fokus
pada pemahaman teknologinya.
https://www.quipper.com/id/blog/info-guru/tpack/

Hasil wawancara dengan rekan sejawat:


1. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan
menarik.
2. Model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
dengan syarat harus memperhatikan karakteristik materi
dan peserta didik.
3. PBL dapat meningkatkan hasil belajar karena PBL
merupakan salah satu model pembelajaran yang
menekankan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
4. Guru harus menggunakan media menarik yang dapat
meningkatkan hasil belajar
5. Evaluasi yang diberikan harus sesuai dengan indikator.
Hasil wawancara dengan kepala sekolah:
1. Guru menggunakan model pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta
didik.
2. PBL dan PjBL sama-sama dapat meningkatkan hasil
belajar siswa tergantung gurunya bisa memilih model
yang tepat atau tidak.
3. Guru harus memperhatikan karakteristik materi dan
peserta didik sebelum memilih model pembelajaran.
4. Pada proses pembelajaran yang menerapkan
pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja
dalam kelompok untuk memecahkan masalah dapat
meningkatkan hasil belajar.
5. Pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik karena dihadapkan dengan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
6. Guru menggunakan metode pembelajaran yang dapat
menggali hobi, potensi dan minat peserta didik.
7. Penggunaan media audiovisual membantu peserta didik
dalam memahami materi.
8. Guru menggunakan media berbasis TIK.

Anda mungkin juga menyukai