Anda di halaman 1dari 20

Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No.

2 Februari Tahun 2020

NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM GURINDAM DUA BELAS KARYA


RAJA ALI HAJI

Ilyas¹, Griven H. Putera², Muliardi³


Kementerian Agama Provinsi Riau, Pekanbaru
grivenh.putera@gmail.com²

Abstract
This writing analyzes values an Islamic teaching by focusing on a text Gurindam
Dua Belas written by Raja Ali Haji. The result shows that Gurindam Dua Belas
containing many Islamic values which is the actualization of Al Qur’an and
Hadist as the main source of Islamic teaching. From the discussion, it is found
out that the Islamic values contained in Gurindam Dua Belas are very
comprehensive which covers the core of the basic teaching of Islam. The basic
values consist of Ilahiyah value and insyaniyah value. The primary Ilahiyah
value deals with faith (Iman), Islam, ihsan, taqwa, ikhlas, tawwakal, patient, and
syukur (thankful). The insaniyah value consists of silaturahmi, ukhuwah, iffah,
qawamiyah, and munfiqun. Those values bear noble akhlak reflected in attitudes
and daily behaviors.

Keywords: Gurindam Dua Belas, Islamic teaching.

I. PENDAHULUAN membentuk pola dan sistem


Seiring berkembangnya Islam tersendiri yang tumbuh dan
di negeri-negeri yang berada di berkembang dari nilai-nilai budaya
Nusantara yang menurut sejarawan lokal yang cukup kaya di nusantara
menyebut pada abad ke 7 dan ada pada masa lalu. Ajaran Islam yang
juga yang menyebut abad ke 13, luhur dengan mudah menyatu
maka benih-benih pendidikan Islam dengan masyarakat nusantara yang
juga mulai disemai dan bersemi memiliki kultur yang moderat dan
seiring dengan berjalannya waktu. santun. Sehingga dalam waktu yang
Dalam berbagai bentuknya, tidak terlalu lama Islam telah
pendidikan Islam di Nusantara tumbuh, menyebar dan berkembang
tumbuh dan berkembang ke seluruh wilayah nusantara dan

120
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

menjadi dominan dipeluk oleh luas bisa jadi karena bahasa tersebut
penduduk. sudah lama eksis di Nusantara
Sejarawan menyatakan bahwa sehingga merupakan induk bahasa
Islam pertama kali datang ke yang ada di Nusantara. Hal inilah
wilayah nusantara, tepatnya di Pulau yang mungkin menjadi penyebab
Sumatera yang pada masa lalu bahasa melayu dapat dipahami oleh
disebut dengan Pulau Andalas. semua suku bangsa di Nusantara.
Pulau Andalas memiliki daya tarik Masuknya Islam ke Nusantara
istimewa di kalangan kerajaan pada yang dibawa pedagang Arab dan
masa lalu sehingga diberi julukan India ternyata dengan cepat dapat
sebagai Swarnadwipa yang diterima oleh orang-orang Melayu.
bermakna pulau emas. Boleh jadi Adat istiadat dan budaya melayu
julukan tersebut muncul karena yang moderat dan terbuka dengan
besarnya sumber daya alam yang cepat menyatu dengan ajaran Islam
ada di pulau Andalas atau bisa jadi yang mengedepankan moderasi serta
karena pada saat itu Pulau Andalas menghargai sisi-sisi kemanusiaan.
telah memiliki kebudayaan dan Keduanya seolah tidak dapat
peradaban yang tinggi. dipisahkan sehingga sampai saat ini
Jika membicarakan pulau terbentuk pameo bahwa orang
Andalas maka tidak akan terlepas melayu adalah Islam dan masih
dari suku bangsa yang mendiami berlaku istilah bahwa ketika orang
pulau tersebut. Salah satunya, yaitu memeluk agamaS Islam dikatakan
suku Melayu sehingga bahasa bahwa dia sudah menjadi melayu.
Melayu menjadi semacam lingua Salah satu aspek kehidupan
franca atau bahasa penghubung orang melayu yang juga menjadi ciri
yang dapat dipahami oleh semua khas mereka adalah cita rasa seni
suku yang mendiami pulau Andalas yang tinggi. Cita rasa seni ini
atau bahkan jangkauan tergambar dari banyaknya karya-
penggunaannnya lebih luas lagi. karya yang ditinggalkan oleh para
Bahasa Melayu digunakan secara pujangga Melayu yang dapat

121
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

dinikmati pada masa sekarang. tasawuf yang mereka sampaikan


Salah satu ciri khas kesusasteraan kepada masyarakat setempat.
melayu adalah karya-karya sastra Salah satu karya sastra yang
yang dihasilkan selalu kental dengan sangat terkenal dalam kesusteraan
nilai Islam. Bahkan jika diteliti lebih melayu adalah Gurindam Dua Belas
jauh, bukan hanya karya sastra (yang selajutnya disingkat menjadi
melayu saja yang kental dengan GDB) yang di karang oleh Raja Ali
nilai-nilai Islam melainkan seluruh Haji. Isi Naskah GDB memuat
aspek budaya dan kehidupan orang nasehat atau petuah-petuah dalam
melayu selalu didasari oleh nilai- menjalani kehidupan di dunia ini
nilai Islam. untuk mendapatkan ridha dari Allah
Dari sejumlah kategori naskah swt. Naskah GDB termasuk dalam
Melayu, kategori keagamaan kategori “sy‟ir al-Irsyadi” atau puisi
menempati posisi teratas dari segi didaktik. GDB ditulis oleh Raja Ali
kuantitas naskah yang tersedia. Hal Haji, pada tanggal 23 Rajab 1263 H
ini tentu tidak dapat dipisahkan dari atau 1847 M di Pulau Penyengat,
proses Islamisasi yang melibatkan Riau. Kala itu Raja Ali Haji berusia
sejumlah ulama cerdas ,kreatif,dan 38 tahun. Kandungan naskah berisi
produktif yang telah mengabadikan pelajaran dasar tasawuf yang
pemikiran-pemikiran mereka dalam meliputi ilmu syariat, hakikat, dan
bentuk naskah naskah keagamaan. makrifat. Tahun terbit GDB pada
Ungkapan ini sejalan dengan 1854 M yang termuat dalam
pendapat Azyumardi Azra (1994: Tijdschrft van het Bataviaasch
32). yang menyatakan bahwa sejak Genootschap No.II, Batavia, huruf
abad ke-13 para ulama sufi yang digunakan Arab dan Elisa
mendatangi bangsa Indonesia dalam Netscher menerjemahkannya dalam
proses penyebaran Islam. Hasil bahasa Belanda.
penyebaran ini banyak Raja Ali Haji boleh dikatakan
menghasilkan tulisan yang maestro sastrawan Melayu pada
berhubungan dengan ajaran-ajaran masanya, bahkan sampai saat ini.

122
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

Abu Hassan Sham (1993: 86) dimana bahasa itu sendiri


menyebutnya sebagai sosok manusia mengandung dan memberikan
yang memiliki keunikan dan makna yang luar biasa sehingga
keistimewaan yang pernah terbentuk rangkaian kata yang
dilahirkan oleh kerajaan Kesultanan sangat indah dan bermakna luar
Melayu Riau (1809-1870). biasa.
Sementara itu, menurut Mohd. GDB yang tersusun secara
Thaib Osman, Raja Ali Haji tertib dan indah jika dilihat lebih
merupakan seorang pujangga yang jauh mengandung nilai-nilai
terakhir sekali dalam peradaban pendidikan Islam. Hal ini
Melayu Lama. disebabkan karena beliau bukanlah
Penamaan Gurindam Dua sastrawan murni, melainkan juga
Belas oleh Raja Ali Haji terhadap seorang ulama yang membimbing
karyanya karena gurindam ini terdiri umatnya ke jalan Islam yang benar.
dari 12 pasal. Jika dilihat lebih Raja Ali Haji memang tidak
dalam, pasal-pasal yang terdapat memberi judul karyanya tersebut
dalam GDB mengandung nilai-nilai dengan pendidikan atau pengajaran
Islam dan pendidikan Islam yang karena jangkauan makna GDB lebih
cukup kental. GDB penuh dengan luas dari itu. Namun demikian isi
petuah bermakna tinggi yang yang terkandung dalam GDB penuh
merupakan pengejawantahan ajaran dengan nilai-nilai pendidikan dan
Islam yang terkandung dalam pengajaran.
Alqur’an dan Hadist Nabi.
Keindahan bahasa dan keluasan II. Nilai Dasar Pendidikan
makna yang terkandung dalam GDB Islam
menunjukkan bahwa Raja Ali Haji Menurut Zayadi sebagaimana
adalah seorang pujangga besar dan dikutip Majid (2013: 93), bahwa
ulama yang mumpuni. Dikatakan nilai yang berlaku dalam pranata
demikian karena beliau mampu kehidupan manusia digolongkan
menyatukan bahasa di dalam makna, menjadi dua macam, antara lain:

123
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

A. Nilai Ilahiyah Nya. (3) Ihsan, yaitu kesadaran


yang sedalam-dalamnya bahwa
Dalam bahasa Al-Quran,
Allah senantiasa hadir atau
dimensi hidup Ketuhanan ini juga berada bersama kita di manapun
kita berada. Berkaitan dengan
disebut jiwa rabbaniyah (QS Ali
ini, dan karena selalu
Imran [3]: 79) atau ribbiyah (QS Ali mengawasi kita, maka kita
harus berbuat, berlaku dan
Imran [3]: 146). Dan jika dicoba
bertindak menjalankan sesuatu
merinci apa saja wujud nyata atau dengan sebaik mungkin dan
penuh rasa tanggung jawab,
substansi jiwa ketuhanan itu, maka
tidak setengah-tengah dan
kita dapatkan nilai-nilai keagamaan dengan menjauhi atau menjaga
diri dari sesuatu yang tidak
pribadi yang amat penting yang
diridhai-Nya. (4) Taqwa, yaitu
ditanamkan kepada setiap anak sikap yang sadar penuh bahwa
Allah selalu mengawasi kita,
didik. Kegiatan menanamkan nilai-
kemudian kita berusaha berbuat
nilai itulah yang sesungguhnya akan hanya sesuatu yang diridhai
Allah, dengan menjauhi atau
menjadi kegiatan pendidikan. Di
menjaga diri dari sesuatu yang
antara nilai-nilai itu yang sangat tidak diridhai-Nya. (5) Ikhlas,
yaitu sikap murni dalam tingkah
mendasar yaitu:
laku dan perbuatan semata-mata
“(1) Iman, yaitu sikap batin demi memperolah ridha atau
yang penuh kepercayaan kepada perkenan Allah, dan bebas dari
Allah. Jadi tidak cukup kita pamrih lahir dan batin, tertutup
hanya percaya adanya Allah, maupun terbuka. Dengan sikap
melainkan harus meningkat yang ikhlas orang akan mampu
menjadi sikap mempercayai mencapai tingkat tertinggi nilai
kepada adanya Tuhan dan karsa batinnya dan karya
menaruh kepercayaan kepada- lahirnya, baik pribadi maupun
Nya. (2) Islam, sebagai sosial. (6) Tawakkal (dalam
kelanjutan iman, maka sikap ejaan yang lebih tepat,
pasrah kepada-Nya, dengan tawakkul), yaitu sikap
meyakini bahwa apapun yang senantiasa bersandar kepada
datang dari Tuhan tentu Allah, dengan penuh harapan
mengandung hikmah kebaikan, (roja) kepada-Nya dan
yang tidak mungkin diketahui keyakinan bahwa Dia akan
seluruh wujudnya oleh kita menolong kita dalam mencari
yang dhaif. Sikap taat tidak dan menemukan jalan yang
absah (dan tidak diterima oleh terbaik, karena kita
Tuhan) kecuali jika berupa mempercayai atau menaruh
sikap pasrah (Islam) kepada- kepercayaan kepada Allah,

124
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

maka tawakkal adalah suatu sunnah, ialah seberapa jauh tertanam


kemestian. (7) Syukur, yaitu
nilai-nilai kemanusiaan yang
sikap penuh rasa terima kasih
dan penghargaan, dalam hal ini mewujud nyata dalam tingkah laku
atas segala nikmat dan karunia
dan budi pekertinya sehari-hari yang
yang tidak terbilang banyaknya,
yang dianugerahkan Allah akan melahirkan budi luhur atau al-
kepada kita. Sikap bersyukur
akhlak karimah. Berkenan dengan
sebenarnya sikap optimis
kepada Allah, karena sikap itu, patut kita renungkan sabda nabi;
bersyukur kepada Allah adalah
yang paling banyak memasukkan
sesungguhnya sikap bersyukur
kepada diri sendiri (QS Lukman orang ke dalam surga ialah taqwa
[31]: 12). (8) Shabar, yaitu
kepada Allah dan keluhuran budi.
sikap tabah menghadapi segala
kepahitan hidup, besar dan Tiada sesuatu apapun yang dalam
kecil, lahir dan batin, fisiologis
timbangan (nilainya) lebih berat dari
maupun psikologis, karena
keyakinan yang tak tergoyahkan pada keluhuran budi.
bahwa kita semua berasal dari
Keterkaitan yang erat antara
Allah dan akan kembali kepada-
Nya. Jadi, sabar adalah sikap taqwa dan budi luhur itu sama
batin yang tumbuh karena
halnya keterkaitan antara iman dan
kesadaran akan asal dan tujuan
hidup yaitu Allah.” amal saleh, shalat dan zakat,
hubungan dengan Allah (hablun min
B. Nilai Insaniyah
Allah) dan hubungan dengan sesama
Pendidikan tidak dapat
manusia (hablun min al-nas), bacaan
dipahami secara terbatas hanya
takbir (allahu akbar) pada
kepada pengajaran. Karena itu
pembukaan shalat dan bacaan taslim
keberhasilan pendidikan bagi anak-
(al-salamu alaikum) pada penutup
anak tidak cukup diukur hanya dari
shalat. Pendek kata, terdapat
segi seberapa jauh anak itu
keterkaitan yang mutlak antara
menguasai hal-hal yang bersifat
ketuhanan sebagai dimensi hidup
kognitif atau pengetahuan tentang
pertama manusia yang vertikal
suatu masalah semata. Justru yang
dengan kemanusiaan sebagai
lebih penting bagi umat islam,
dimensi kedua hidup manusia yang
berdasarkan ajaran kitab suci dan
horizontal. Oleh karena begitu

125
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

kuatnya penegasan-penegasan kitab tetapi, sekedar untuk pegangan


suci dan sunnah Nabi mengenai operatif dalam menjalankan
keterkaitan antara kedua dimensi pendidikan kepada anak, mungkin
tersebut, maka pendidikan, baik di nilai-nilai akhlak berikut ini patut
rumah maupun di sekolah, tidak dipertimbangkan untuk ditanamkan
dapat disebut berhasil kecuali jika kepada anak didik (Zayadi dalam
pada anak didik telah tertanam dan Majid, 2013: 93).
tumbuh dengan baik kedua nilai “(1) Sillat al-rahmi, yaitu
pertalian rasa terima kasih
tersebut, yakni nilai ketuhanan dan
antara sesama manusia,
kemanusiaan, nilai taqwa dan budi khususnya antara saudara,
kerabat, handai taulan,
luhur (Zayadi dalam Majid, 2013:
tetangga, dan seterusnya. Sifat
93). utama Tuhan adalah Kasih
(rahim, rahmah) sebagai satu-
Sebagaimana telah
satunya sifat Ilahi yang
dikemukakan di atas, nilai-nilai diwajibkan sendiri atas Diri-
Nya (QS Al-An’am [6]: 12).
ilahiyahlah yang sangat perlu
Maka manusia pun harus cinta
ditanamkan kepada anak. Adapun kepada sesamanya, agar Allah
cinta kepadanya, irhamuu man
tentang nilai-nilai budi luhur,
fi al-ardl, yarhamukum man fi
sesungguhnya kita dapat al-sama, kasihilah makhluk
yang ada di bumi maka (Dia)
mengetahuinya secara akal sehat
yang ada dilangit akan kasih
(common sense) mengikuti hati kepadamu. (2) Al-Ukhuwah,
yaitu semangat persaudaraan,
nurani kita. Dalam agama islam hati
lebih-lebih kepada sesama
kita disebut nurani (bahasa Arab, orang yang beriman (biasa
disebut ukhuwah islamiyah)
nurani, artinya cahaya atau terang)
seperti disebutkan dalam a-
karena baik menurut Al-Quran quran surat Al-Hujurat [49]: 10-
12, yang intinya ialah
maupun sunnah Nabi, hati kita
hendaknya kita tidak mudah
adalah modal atau primordial (ada merendahkan golongan yang
lain, jangan-jangan mereka itu
sebelum lahir) untuk menerangi
lebih baik dari pada kita sendiri,
jalan hidup kita sehingga kita tidak saling menghina, saling
mengejek, banyak
terbimbing ke arah yang benar dan
berprasangka, suka mencari-
baik, yakni ke arah budi luhur. Akan cari kesalahan orang lain, dan

126
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

suka mengumpat (ummat wasathan) agar dapat


(membicarakan keburukan menjadi saksi untuk sekalian
seseorang yang tidak ada di umat manusia, sebagai
depan kita). (3) Al-Musawah, kekuatan penengah (wasith,
yaitu pandangan bahwa semua indonesia: wasit) (QS Al-
manusia, tanpa memandang Baqarah [2]: 143). (5) Husnu
jenis kelamin, kebangsaan al-adzan, yaitu berbaik sangka
ataupun kesukuannya, dan lain- kepada sesama manusia,
lain, adalah sama dalam harkat berdasarkan ajaran agama
dan martabat. Tinggi rendah bahwa manusia itu pada asal
manusia hanya ada dalam dan hakikat aslinya adalah baik,
pandangan Allah yang tahu karena diciptakan Allah dan
kadar ketaqwaanya (QS Al- dilahirkan atas fithrah kejadian
Hujarat [49]: 13). Prinsip ini asal yang suci. Sehingga
dipaparkan dalam Kitab Suci manusia itu pun pada hakikat
sebagai kelanjutan pemaparan aslinya adalah makhluk yang
tentang prinsip persaudaraan di berkecendrungan kepada
kalangan kaum beriman. Jadi, kebenaran dan kebaikan (hanif).
persaudaraan berdasarkan iman (6) Al-Tawadlu, yaitu sikap
(ukhuwah islamiyah), rendah hati, sebuah sikap yang
diteruskan dengan persaudaraan tumbuh karena keinsafan bahwa
iman (ukhuwah islamiyah), segala kemuliaan hanya milik
diteruskan dengan persaudaraan Allah, maka tidak sepantasnya
berdasarkan kemanusiaan manusia mengklaim kemuliaan
(ukhuwah insani-yah). (4) Al- itu kecuali dengan pikiran yang
Adalah, yaitu wawasan yang baik dan perbuatan yang baik,
seimbang atau balance dalam yang itu pun hanya Allah yang
memandang, menilai atau akan menilainya (QS Fathir
menyikapi sesuatu atau [35]: 10). Lagi pula, kita harus
seseorang, dan seterusnya. Jadi, rendah hati karena ingatlah!
tidak secara apriori Diatas setiap orang yang
menunjukkan sikap positif atau berilmu adalah Dia Yang Maha
negatif. Sikap kepada sesuatu berilmu. (Yusuf [12]: 76).
atau seseorang dilakukan hanya Apalagi kepada sesama orang
setelah mempertimbangkan yang beriman, sikap rendah hati
segala segi tentang sesuatu atau itu adalah suatu kemestian.
seseorang tersebut secara jujur Hanya kepada mereka yang
dan seimbang, dengan penuh jelas-jelas menentang
‘itikad baik dan bebas dari kebenaran kita dibolehkan
prasangka. Sikap ini juga untuk bersikap tinggi hati (QS
disebut (watsh) dan Al-Quran Al-Maidah [5]: 54 dan QS Al-
menyebutkan bahwa kaum Fath [48]: 29). (7) Al-Wafa,
beriman dirancang oleh Allah yaitu tepat janji. Salah satu sifat
untuk menjadi golongan tengah orang yang benar-benar

127
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

beriman ialah sikap selalu [25]: 67). Apalagi Al-Quran


menepati janji bila membuat menggambarkan bahwa orang
perjanjian (QS Al-Baqarah [2]: yang boros adalah teman syetan
177). Dalam masyarakat yang menentang Tuhannya (QS
dengan pola hubungan yang Al-Isra [17]: 26). (12) Al-
lebih kompleks dan luas, sikap Munfiqun, yaitu sikap kaum
tepat janji lebih-lebih lagi beriman yang memiliki
merupakan unsur budi luhur kesediaan yang besar untuk
yang amat diperlukan dan menolong sesama manusia,
terpuji. (8) Insyirah, sikap terutama mereka yang kurang
lapang dada, yaitu sikap penuh beruntung (Fakir miskin dan
kesediaan menghargai orang terbelenggu oleh perbudakan
lain dengan pendapat-pendapat dan kesulitan hidup lainnya
dan pandangan-pandangannya, (raqabah) dengan mendermakan
seperti dituturkan dalam Al- sebagian dari harta benda yang
Quran mengenai sikap Nabi dikaruniakan dan diamanatkan
sendiri disertai pujian kepada Tuhan kepada mereka. Sebab
beliau (QS Ali Imran [3]: 159). manusia tidak akan
Sikap terbuka dan toleran serta memperoleh kebaikan sebelum
kesediaan bermusyawarah mendermakan sebagian harta
secara demokratis terkait erat benda yang dicintainya itu (QS
sekali dengan lapang dada ini. Ali-Imran [3]: 17 dan 93).”
(9) Al-amanah, dapat dipercaya
sebagai salah satu konsekuensi Sama halnya dengan nilai-nilai
iman ialah amanah atau Ilahiyah yang membentuk
penampilan diri yang dapat
dipercaya. Amanah sebagai ketaqwaan, nilai-nilai insaniyah
budi luhur adalah lawan dari yang membentuk akhlaq mulia di
khiyanah yang amat tercela.
(10) Iffah atau ta’affuf, yaitu atas itu tentu masih dapat ditambah
sikap penuh harga diri, namun dengan deretan nilai yang banyak
tidak sombong, jadi tetap
rendah hati, dan tidak mudah sekali. Namun, kiranya yang
menunjukkan sikap memelas tersebut di atas itu akan sedikit
atau iba dengan maksud
mengundang belas kasihan membantu mengidentifikasi agenda
orang lain dan mengharapkan pendidikan (keagamaan), baik dalam
pertolongnnya. (QS Al-Baqarah
[2]: 273). (11) Qawamiyah, rumah tangga maupun di sekolah,
yaitu sikap tidak boros (israf) yang lebih kongkrit dan operasional.
dan tidak perlu kikir (qatr)
dalam menggunakan harta, Sekali lagi, pengalaman nyata orang
melainkan sedang (qawam) tua dan pendidikan akan
antara keduanya (QS Al-Furqan

128
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

membawanya kepada kesadaran (1983: 105-106), dapat dilihat dari


akan nilai-nilai budi luhur lainnya seringnya ia di dalam karya-
yang lebih relevan untuk karyanya (seperti Tsamarat al-
perkembangan anak. Maka faktor Muhimmah dan Kitab Pengetahuan
experimentasi, asalkan disertai Bahasa) merujuk kepada Ihya’
ketulusan niat dan kejujuran Ulumiddin (Menghidupkan Ilmu-
memandang masalah, akan sangat ilmu Agama) dan Nasihat al-
penting dalam usaha menemukan Mulk (Nasehat untuk Penguasa).
agenda-agenda pendidikan untuk Tasawuf merupakan manifestasi dari
anak, dalam rumah tangga, juga ajaran Islam yang bersumber kepada
diluar rumah tangga, di sekolah, Al-Qur’an dan Sunnah, terlebih
juga di luar sekolah. dengan apa yang diistilahkan oleh
para sarjana dengan tasawuf sunni
III. HASIL DAN atau amali atau akhlaki yang
PEMBAHASAN menemui puncaknya dalam karya-
Upaya memahami nilai-nilai karya Al-Gazali.
pendidikan Islam sebagaimana yang Namun menurut hemat
tertuang dalam GDB, Raja Ali Haji penulis, khusus untuk menyusun
selain menjadikan Al-Qur’an dan bait-bait dalam GDB, selain
Sunnah Nabi sebagai sumber utama, mengacu kepada Ihya’, Raja Ali
juga menyelaminya dari ajaran- Haji juga banyak mengacu kepada
ajaran tasawuf terutamanya lewat karya Al-Gazali lainnya yaitu Kitab
karya-karya Imam Al-Gazali (w. al-Arba’in fi Ushuliddin (Kitab
1111). Raja Ali Haji merupakan Empat puluh Dasar-dasar Agama)
salah seorang anggota terkemuka dan juga kitab Bidayah al-Hidayah.
tarekat Naqsyabandiyah (Andaya Syekh ‘Abdusshamad al-Palimbani
dan Virginia Matheson, 1983: di dalam karyanya Sairus Salikin
102). Kekaguman Raja Ali Haji pernah menyatakan bahwa dari segi
terhadap Al-Gazali, menurut tingkatan pembaca di dalam dunia
Andaya dan Virginia Matheson tasawuf, karya-karya Al-Gazali

129
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

memang dianjurkan dibaca oleh para dalam teksnya, dan ditemukan


pelajar-pelajar pemula (al-mubtadi’) bahwa itu terkait dengan Allah,
termasuk Ihya’ dan Kitab al-Arba’in manusia, dunia, dan akhirat. Secara
fi Ushuliddin. Namun tidak dengan tematik, dari pembacaan seksama
karyanya yang lain Misykatul terhadap bait-bait GDB dalam
Anwar yang dikategorikan oleh Al- masing-masing pasal, terlihat bahwa
Palimbani sebagai bacaan untuk tema dalam setiap pasalnya tidak
pelajar-pelajar tingkat tinggi (al- terfokus ke dalam satu tema tertentu,
muntahi). tapi juga bisa memuat tema-tema
Dalam memahami pasal-pasal yang lain. Secara akliah (logika),
GDB, menurut hemat penulis, selain tentu susunan seperti ini dianggap
mengacu kepada tulisan-tulisan tidak sistematis dan logis. Namun
sebelum atau sezaman dengan Raja jangan dilupakan bahwa GDB
Ali Haji (baca: interteks), perlu juga sebagai sebuah karya sastra
untuk memperhatikan pada teks itu sepertinya memang didesain untuk
sendiri. Dengan kata lain, untuk lebih menampilkan unsur estetika
memahami teks GDB ini harus dan memuaskan aspek batin
dipahami kesaling-terkaitan pembacanya di dalam
(munasabah) antar bait dengan bait menyampaikan pesan-pesan didaktis
lainnya yang ada di dalam satu pasal (pendidikan) dan nila-nilai etika.
agar penafsiran yang diberikan tidak
A. Nilai Pendidikan Ilahiyah
“dipaksakan” keluar dari teksnya.
dalam Gurindam Dua Belas
Sebenarnya bait-bait dalam
Menurut para ahli, nilai-nilai
beberapa pasal dalam GDB
Pendidikan Islam yang bersifat
memiliki keterkaitan dan
Ilahiyah dibagi menjadi 8 bagian
sinkronisasi, walaupun ada juga
yakni iman, Islam, ihsan, taqwa,
beberapa bait di dalam beberapa
ikhlas, tawakkal, sabar dan syukur.
pasal yang kesannya tidak. Oleh
Delapan nilai ini termuat dalam
karena itu penjelasan tentang
“mengenal yang empat” ditelusuri di

130
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

GDB baik secara tersurat maupun Apabila iman sudah melekat


tersirat dalam bait-baitnya. sempurna pada diri seseorang, maka
Iman yang menjadi pondasi ia akan tahu arti hidupnya di dunia
agama mendapatkan tempat pertama ini. Keyakinan ini akan menjadi
dalam GDB. Hal ini dapat dilihat sebab utama seseorang mendekat
dari isi GDB yang menempatkan kepada Allah Swt melalui
persoalan iman pada pasal pertama. pengamalan ibadah yang ditelah
Ini mengindikasikan bahwa Raja Ali diwajibkan. Oleh karena itu, nilai
Haji memandang bahwa seorang iman ini akan membawa seseorang
baru dikatakan beragama apabila ia kepada nilai Islam sebagai wujud
memiliki iman dan meyakini Tuhan. penghambaan dan rasa syukur
Hal ini terlihat dari bait seseorang kepada Tuhan. Ibadah
gurindam pasal satu yang berisi tersebut diwujudkan dalam bentuk
tentang urgensi agama dalam pelaksanaan sholat, puasa, zakat,
kehidupan. Ciri orang beragama dan haji. Iman hanya akan tegak
adalah ia mengenal Tuhan yang apabila diiringi dengan perwujudan
diperoleh melalui pengetahuan yang nilai-nilai Islam dalam bentuk
disebut makrifat. Terminal awal ibadah karena jika diibaratkan, iman
menuju makrifat adalah mengenal adalah ruh agama sedangkan
diri yakni dari mana, untuk apa dan bangunannya adalah perwujudan
kemana ia akan pergi. Dengan nilai nilai Islam dalam bentuk ibadah.
iman inilah menurut Raja Ali Haji Nilai pendidikan ilahiyah yang
manusia baru diakui eksistensinya. juga terkandung dalam GDB adalah
Seseorang yang memiliki keyakinan nilai ihsan. Ihsan pada dasarnya
dan pengenalan yang kuat kepada merupakan perpaduan antara nilai
Allah Swt akan menjaga seluruh iman dan nilai Islam yang wujudnya
aktivitasnya selalu di jalan Allah bukan hanya dalam pelaksanaan
Swt sehingga ia tidak terpedaya ibadah, tetapi mencakup seluruh
dengan kehidupan dunia. aktivitas manusia. Nilai Ihsan dalam
GDB terlihat pada pasal ke tiga.

131
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

Pada pasal ketiga, Raja Ali Haji juga tercermin dalam menjaga dan
mengingatkan agar seorang muslim menghindarkan diri dari perbuatan
harus menjaga hati dan seluruh tercela serta penyakit-penyakit hati
anggota tubuhnya dari perbuatan seperti dengki, kikir, mengumpat,
yang menyimpang dari ajaran Islam. memuji yang tidak pada tempatnya,
Penjagaan tersebut lebih kepada marah, dusta, aib, dan berkata kotor.
pencegahan dari perbuatan salah Inti pelaksanaan ajaran agama
baik di depan orang banyak maupun adalah ikhlas. Oleh karena itu, Raja
ketika sendiri. Inti ihsan adalah Ali Haji dalam GDB
selalu menjaga diri karena ia yakin menggambarkan bahwa seluruh
bahwa seluruh tingkah lakunya amal harus dilakukan dengan dasar
bahkan apa yang tersirat dalam ikhlas. Hal ini terlihat dari bait-bait
hatinya diperhatikan Allah Swt. pasal delapan dimana seseorang
Manifestasi nilai-nilai iman, tidak boleh menampakkan jasa
Islam dan ihsan akan tercermin setelah berbuat karena itu sudah
dalam nilai taqwa. Secara umum, sebagian dari syirik. Menunjukkan
seluruh bait dalam GDB jasa merupakan perbuatan ria yang
mengandung nilai taqwa dalam merupakan penyakit hati serta
pengertian menjaga dan menaati menghilangkan keikhlasan dalam
seluruh ajaran yang terkandung berbuat. Raja Ali Haji seakan-akan
dalam Islam. Secara khusus, nilai menjelaskan bahwa apapun amal
taqwa dalam GDB tergambar jelas yang dlakukan harus dilandasi
dalam pasal 2, 3, dan 4. Inti taqwa dengan keikhlasan agar amal itu
adalah melaksanakan seluruh menjadi amal yang bermakna.
perintah Allah terutama ibadah yang Amal perbuatan yang
diwajibkan seperti sholat, puasa, dilakukan manusia tidak terlepas
zakat, dan haji. Selain itu, taqwa dari taqdir yang melingkupinya.
juga menjaga hati dan anggota tubuh Oleh karena itu, setelah berusaha
dari perbuatan dosa seperti secara maksimal perlu berserah diri
tergambar dalam pasal 3. Taqwa kepada Allah Swt dalam bentuk

132
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

tawakkal. Dalam GDB ditemukan sabar dalam menyikapinya dan


nilai-nilai tawakkal ini khususnya di jangan terlalu digembar-gemborkan.
pasal 1. Pada pasal satu tersirat Selanjutnya dalam GDB juga
bahwa segala sesuatu yang terjadi di terkandung nilai syukur. Hal ini
dunia ini tidak terlepas dari terlihat dari pasal 2 dan 5, dimana
kekuasaan Allah. Namun demikian, orang yang bersyukur akan selalu
manusia harus berusaha maksimal menjalankan perintah agama dalam
karena Allah Swt telah menetapkan bentuk pelaksanaan ibadah.
hukumnya yang apabila dilalui akan Kemudian syukur juga akan
memperoleh hasil sesuai dengan membuat orang bahagia seperti
amal yang dilakukannya. terungkap dalam pasal 5. Wujud
Nilai sabar juga banyak syukur dalam GDB adalah dengan
ditemukan dalam GDB, terutama beribadah serta menjauhi perbuatan
tersirat di pasal 3, 4, 7, dan 8. yang sia-sia. Hal ini tentu sejalan
Menurut Raja Ali Haji manusia dengan apa yang diperintahkan
harus bersabar terhadap godaan Allah Swt dalam al-Qur’an dan
yang datang dalam kehidupan Hadist Nabi Saw tentang wajibnya
dengan cara menjaga hati dan panca seorang hamba untuk bersyukur atas
indra dari perbuatan tercela. nikmat Allah Swt.
Manusia harus senantiasa menjaga
diri dari sifat-sifat tercela seperti B. Nilai Pendidikan Insaniyah
dengki, bakhil, pemarah dan dalam Gurindam Dua Belas
lainnya. Selanjutnya dalam pasala 7
Selain nilai-nilai ilahiyah,
juga disebutkan bahwa hendaklah
dalam GDB juga terkandung nilai-
bersabar terhadap berita atau aduan
nilai pendidikan insaniyah. Nilai-
yang datang karena boleh jadi itu
nilai pendidikan insaniyah
tidak benar atau fitnah. Sedangkan
mencakup nilai silaturrahmi,
pada pasal 8 juga dinyatakan bahwa
ukhuwwah, al-musawah, al-adalah,
terhadap kesuksesan hendaklah
khuznuzzan, tawadlu, al-wafa,

133
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

insyirah, al-amanah, iffah, menimbulkan fitnah dan


qawamiyah, dan munfiqun. perselisihan sehingga akan
Nilai pendidikan insaniyah mengakibatkan terputusnya
utama yang ditekankan dalam GDB silaturrahmi.
adalah penghormatan terhadap Selanjutnya nilai silaturrahmi
eksistensi kemanusiaan sebagai juga dipesankan melalui sikap
mahluk Allah Swt. Oleh karena itu, menghormati orang tua, guru, dan
hubungan dengan sesama manusia orang lain sebagaimana terkandung
menjadi poin utama yang ingin dalam pasal 10. Menghormati orang
disampaikan Raja Ali Haji dalam lain terwujud dalam bentuk menjaga
GDB. Hal ini dapat dilihat bahwa kehormatan dan harga diri orang lain
dalam GDB terkandung nilai sehingga orang merasa dihargai
silaturrahmi yang tercermin dalam eksistensinya yang pada akhirnya
bentuk menjaga hubungan dengan akan memupuk silaturrahmi. Nilai
orang lain. silaturrahmi juga terlihat dari pasal
Nilai silaturrahmi dalam GDB 11 dimana setiap orang harus
tercermin dari pesan bahwa memiliki sikap murah hati terhadap
seseorang tidak boleh membuka aib orang lain. Sikap murah hati
orang lain yang bisa menjatuhkan tercermin dalam perbuatan yang
harga diri dan kehormatannya selalu bersedia menolong orang lain
sebagaimana dapat dilihat dalam baik dalam bentuk material maupun
GDB pasal 8. Hal ini sejalan dengan tidak. Sikap ini biasanya terwujud
ajaran agama yang menyatakan melalui pribadi yang pemurah atau
bahwa seorang muslim wajib dermawan yang menjadi modal
menutupi aib dirinya dan saudaranya utama terjalinnya silaturrahmi.
sebagaimana tercermin dalam ayat- Nilai pendidikan insaniyah
ayat Alqur’an dan Hadist Nabi Saw. selanjutnya yang terlihat dari GDB
Membuka aib sseorang berarti adalah nilai ukhuwwah. Nilai ini
menunjukkan kekurangan orang lain terlihat dari pasal 5, 6, dan 7 dalam
yang pada akhirnya akan GDB. Nilai ukhuwwah dalam GDB

134
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

dinyatakan dengan sifat mulia yakni pentingnya menghormati orang lain.


perangai yang baik seperti Dengan kata lain orang dinilai dari
dinyatakan pada pasal 5. Perangai ketinggian ahlaknya. Al-musawah
yang baik merupakan suatu juga tercermin pada pasal 6 GDB
kemuliaan yang merupakan tali yang mengutamakan kesetaraan
utama menyambung dan menjaga serta pasal 8 yang menuntut
ukhuwwah antar sesama. keadilan untuk seluruh orang tanpa
Selain itu, ukhuwwah juga membedakan pangkat, suku bangsa
dicerminkan dalam pasal 6 dimana dan agama.
keberadaan seseorang hendaknya Nilai selanjutnya adalah nilai
bermanfaat untuk orang di keadilan atau al-adalah. Keadilan
sekelilingnya. Selanjutnya menurut GDB mencakup seluruh
ukhuwwah juga tercermin dalam orang tanpa memandang status, suku
pasal 7 dari GDB dimana seseorang dan agama mereka. Hal ini terlihat
dituntut untuk memiliki sifat lemah dalam GDB pada pasal 8, 10, dan
lembut dan tidak kasar terhadap 12. Konsep keadilan dalam GDB
orang lain. Dengan memiliki 3 sifat mencakup adil dalam keluarga,
di atas, maka ukhuwwah akan dapat kawan, masyarakat hingga sampai
terjaga dengan seluruh orang baik keadilan dalam bernegara. Namun
keluarga, kelompok maupun demikian, dalam GDB Raja Ali Haji
masyarakat secara luas. juga menekankan perlunya keadilan
Nilai pendidikan insaniyah terhadap diri dalam pengertian
selanjutnya yang terkandung dalam hendaknya diri selalu diarahkan
GDB adalah al-musawah atau kepada perintah agama.
persamaan derajat. Dalam GDB nilai Nilai selanjutnya adalah
ini tercermin pada pasal 5 yang berbaik sangka atau khuznuzzan.
menyatakan bahwa ukuran derajat Khuznuzzan dalam GDB tercermin
seseorang terletak pada sikap atau dalam pasal 7 dimana setiap orang
perangainya. Hal ini juga didukung apabila menerima suatu kabar atau
oleh pasal 11 yang menuturkan berita hendaknya diperiksa terlebih

135
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

dahulu keabsahan berita tersebut. Nilai pendidikan insaniyah


Inti khuznuzzan adalah berbaik selanjutnya dalam GDB adalah al-
sangka dan memandang bahwa wafa atau tepat janji. Dalam GDB
konsep dasar manusia itu semuanya al-wafa tercermin dalam bentuk
baik. Sehingga jika ada suatu kabar anjuran untuk menjauhi perbuatan
atau berita yang sampai hendaknya bohong karena berbohong
diklarifikasi terlebih dahulu apalagi merupakan sikap tercela. Hal ini
jika berita tersebut menyangkut dapat dilihat dalam bait GDB pasal
kehormatan dan harga diri ke empat. Larangan berdusta juga
seseorang. dapat dilihat dalam GDB pasal ke
Nilai pendidikan insaniyah tujuh. Dengan demikian jelaslah
selanjutnya adalah tawadlu. Dalam bahwa inti nilai al-wafa adalah
GDB nilai ini tercermin pada pasal kejujuran dalam berbicara bertindak
satu dimana seorang muslim dituntut dan bermualah dengan sesama.
untuk selalu taat kepada Allah Swt Nilai pendidikan insaniyah
dan ketaatan tersebut harus selanjutnya dalam GDB adalah
diwujudkan dalam bentuk insyirah atau lapang dada. Dalam
melaksanakan ibadah yang tertuang GDB, nilai insyirah ini tercermin
secara umum dalam pasal dua yakni dalam pasal ke empat dan tujuh.
sholat, puasa bulan Ramadhan, Pada pasal ke empat disebutkan
membayar zakat serta menunaikan bahwa seorang muslim harus
haji bagi yang mampu. Nilai menjauhi sifat pemarah karena sifat
tawadlu juga tercermin dalam pasal pemarah merupakan representasi
empat dimana seorang muslim sifat negatif. Seorang muslim harus
dalam kehidupan tidak boleh bersikap lemah lembut dengan orag
berlaku kasar dan takbur. lain karena kelemahlembutan
Selanjutnya pada pasal enam juga merupakan bentuk kebaikan dalam
tercermin nilai tawadlu dalam berinteraksi dengan sesama. Hal ini
bentuk anjuran untuk mencari istri dapat dilihat dalam GDB pada pasal
yang setia kepada suami. ke tujuh.

136
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

Nilai pendidikan insaniyah seseorang sebagai manusia. Al-iffah


selanjutnya adalah al-amanah. Nilai juga terlihat pada pasal ke empat,
ala-amanah dalam GDB dapat kelima, dan ketujuh yang melarang
dilihat pada pasal delapan yakni seorang muslim untuk membuka aib
tidak boleh berkhianat kepada baik aibnya sendiri maupun aib
manusia dan tidak syirik kepada orang lain. Selanjutnya, seorang
Allah Swt. Khianat dan syirik muslim juga harus memelihara diri
merupakan dua hal yang sangat dari melakukan perbuatan yang sia-
terlarang dalam agama karena akan sia karena tiada manfaatnya dan
merusak eksistensi seseorang baik di hanya akan merusak harga diri
hadapan manusia maupun di seseorang.
hadapan Tuhan. Hal yang paling Nilai pendidikan insaniyah
penting dari nilai al-amanah adalah selanjutnya dalam GDB adalah
konsistensi dalam memegang qawamiyah atau berhemat. Nilai ini
amanah baik amanah dari manusia dalam GDB dapat dilihat pada pasal
maupun amanah dari Tuhan. Hal ini kesembilan di mana Raja Ali Haji
dapat dilihat dalam GDB pada pasal menyatakan bahwa orang yang
sebelas. berhemat apalagi orang tua sangat
Nilai pendidikan insaniyah dibenci oleh syaitan. Hal ini jelas
selanjutnya dalam GDB adalah al- karena dalam Al-Qur’an dinyatakan
iffah atau memelihara diri. Al-iffah bahwa perbuatan mubazir yang
di sini adalah memelihara diri dari merupakan lawan sikap hemat
seluruh perbuatan tercela yang dapat adalah perbuatan setan. Dengan
menjatuhkan harga diri seorang memelihara sikap hemat, seorang
muslim baik di hadapan manusia muslim akan mampu menata
maupun di hadapan Tuhan. Al-iffah hidupnya dengan baik dan terlepas
dalam GDB terlihat dari pasal ke dari kesempatan sehingga dirinya
tiga yakni memelihara seluruh panca selalu bisa bermanfaat untuk orang
indera dari perbuatan tercela karena sekitarnya.
itu akan bisa merusak martabat

137
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

Nilai pendidikan insaniyah bukan berarti nilai-nilai insaniyah


selanjutnya yang terkandung dalam diabaikan dalam GDB karena dalam
GDB adalah al-munfiqun. Dalam berbagai pasal GDB mengandung
GDB, nilai ini terlihat dari pasal ke nilai-nilai pendidikan insaniyah.
empat dimana Raja Ali Haji Dominannnya nilai-nilai
melarang seorang muslim untuk ilahiyah dalam GDB dapat
tidak bakhil. Perbuatan bakhil dimaklumi karena Raja Ali Haji
merupakan perbuatan tercela yang selaku pengarangnya merupakan
sangat dilarang oleh Allah Swt dan seorang sastrawan atau pujangga
Rasulullah Saw. Seorang muslim berlatarbelakang seorang ulama
yang baik menurut Rasulullah Saw yang lebih cenderung kepada
diukur dari sejauh mana seseorang tasawwuf.
tersebut bermanfaat untuk orang Menurut hemat penulis ada
lain. Salah satu indikator orang yang tiga faktor yang menyebabkan
bermanfaat tersebut tercermin dari mengapa nilai-nilai pendidikan
kesediaannya untuk membantu ilahiyah lebih dominan dalam GDB
sesama. Raja Ali Haji yakni faktor
sosiologis, religius, dan latar
IV. SIMPULAN
belakang intelektual.
Berdasarkan penggalian
terhadap nilai pendidikan Islam baik
DAFTAR PUSTAKA
nilai ilahiyah maupun nilai
insaniyah dalam GDB, maka dapat Andaya, B.W & Matheson, Virginia.
1983. Pikiran Islam dan
dilihat bahwa yang paling dominan Tradisi Melayu Tulisan Raja
dari kedua nilai tersebut adalah nilai Ali Haji dari Riau (1809 –
1870M).
ilahiyah. Hal ini terlihat dari bait-
bait GDB mulai dari pasal satu Abu Hassan Sham. 1993. Puisi-puisi
Raja Ali Haji. Kuala Lumpur:
hingga dua belas semuanya Dewan Bahasa dan Pustaka
mengandung atau berpijak dari nilai- Kementerian Pendidikan
Malaysia.
nilai ilahiyah. Namun demikian,

138
Jurnal Ilmu Budaya, Vol. 16, No. 2 Februari Tahun 2020

Azra, Azyumardi. 1994. Jaringan Majid, Abdul dan Andayani, Dian.


Ulama Timur Tengah dan 2013. Pendidikan Karakter
Kepulauan Nusantara Abad Persfektif Islam. Bandung:
XVII dan Abad XVIII. Remaja Rosdakarya.
Bandung: Mizan.
Osman, Mohd. Thaib. 1976. Raja
Kozok, Ulrich. 2004. The Tanjung Ali Haji Dari Riau: Apakah
Tanah Code of Law: The Beliau Seorang Tokoh
Oldest Extant Malay Transisi atau Pujangga Klasik
Manuscript. Cambridge: St. yang Akhir Sekali?. Kuala
Catherine’s College and The Lumpur: Dewan Bahasa.
University Press.

139

Anda mungkin juga menyukai