Anda di halaman 1dari 43

SURVEI PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN SWAMEDIKASI

MENGGUNAKAN TANAMAN HERBAL PADA MASYARAKAT KELURAHAN


MEKARJAYA

KARYA TULIS ILMIAH


GRAFENA 2022

Disusun oleh :

Shela Amelia Hasriani (140104220006)

Ali Ridho Shahab (140104220007)

Rosaida Anesia Sitinjak (140104220012)

Ilham Nugraha (140401220018)

Galuh Indah Ramadhani (140104220023)

Rimbi Maharani (140104220024)

Kokom Komalasari (140104220025)

Adil Abdul Rauf (140104220030)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2O22

1
ABSTRAK
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Survei Pengetahuan Dan Pengalaman Swamedikasi Menggunakan
Tanaman Herbal Pada Masyarakat Kelurahan Mekarjaya”. Penelitian ini dilakukan untuk
memberikan informasi pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam upaya swamedikasi
menggunakan tanaman herbal. Metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode kuisioner
melalui google form yang disampaikan melalui jejaring social media whatsapp. Sampel yang penulis
gunakan adalah masyarakat pada kelurahan Mekarjaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa
masyarakat di Kelurahan Mekarjaya masih menggunakan metode swamedikasi ini. Pengetahuan
masyarakat akan swamedikasi ini sangatlah tinggi dikarenakan mereka masih memanfaatkan dan
menggunakan tanaman herbal sebagai obat yang alami dan aman dikarenakan tidak adanya bahan
kimia sintetis di dalam bahan tersebut.
Kata kunci: swamedikasi, pengetahuan, herbal.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Survei Pengetahuan Dan
Pengalaman Swamedikasi Menggunakan Tanaman Herbal Pada Masyarakat Kelurahan
Mekarjaya."
Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Hidayatullah, M.Pd.
selaku  guru Mata Kuliah Bahasa Indonesia  yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah berkontribusi dalam pembuatan karya ilmiah ini.
Karya ilmiah ini untuk mensurvei pengetahuan, pengalaman dan faktor-faktor yang
membuat masyarakat memilih menggunakan tanaman herbal sebagai upaya swamedikasi.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini. Oleh sebab itu, saran dan kritik
senantiasa diharapkan demi perbaikan karya penulis. Penulis juga berharap semoga karya
ilmiah ini mampu memberikan informasi pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam
upaya swamedikasi menggunakan tanaman herbal.
Sumedang, 25 September 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR II

DAFTAR ISI III

BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. MASALAH 3
C. TUJUAN 3
D. MANFAAT PENELITIAN 3
BAB II KAJIAN TEORI 4
A. KAJIAN TEORI 4
B. PENELITIAN YANG RELEVAN 8
C. KERANGKA BERPIKIR 10
BAB III METODOLOGI 1
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN 1
B. METODE PENELITIAN 1
C. OBJEK PENELITIAN 2
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 2
E. INSTRUMEN PENELITIAN 4
F. TEKNIK ANALISIS DATA 4
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 6
A. DESKRIPSI DATA 6
B. HASIL PENELITIAN 6
C. PEMBAHASAN 18
BAB V PENUTUP 21
A. SIMPULAN 21
B. SARAN 21
DAFTAR PUSTAKA 22
LAMPIRAN 24

4
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penggunaan herbal sudah lama dikenal masyarakat Indonesia sebagai salah satu upaya
mengatasi masalah kesehatan (Wijayakusuma, 2008). Sejak zaman dahulu sampai
sekarang, tumbuhan telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, baik
untuk keperluan sehari-hari maupaun sebagai obat (Supriyatna et al, 2014). Saat ini,
pemanfaatan bahan baku obat herbal oleh masyarakat mencapai kurang lebih
1000 jenis, dimana 74% diantaranya merupakan tumbuhan liar yang hidup di
hutan. Tingkat pemanfaaatan tumbuhan obat masih jauh dari potensi yang ada di
alam. Oleh karena itu dengan meningkatnya kebutuhan bahan bakusimplisia, dan
meluasnya permintaan pasar domestik maupun ekspor, akan meningkatkan
pemanfaatan tumbuhan obat yang ada di Indonesia.
Kecenderungan masyarakat Indonesia beralih ke alam atau “Back to Nature” menjadi
salah satu tren kebiasaan hidup kita sekarang ini khususnya untuk menjaga kesehatan
tubuh agar tetap sehat. Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari
pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek
samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern.
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk
dibedakan satu dengan yang lain. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan
menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi
masalah kesehatan.
Swamedikasi atau pengobatan mandiri adalah kegiatan atau tindakan mengobati diri
sendiri dengan obat atau tanpa resep secara tepat dan bertanggung jawab (rasional). Makna
swamedikasi adalah bahwa penderita sendiri yang memilih obat tanpa resep untuk
mengatasi penyakit yang dideritanya (Djunarko dan Dian, 2011; Winkanda, 2013). Dalam
kehidupan sehari-hari, banyak penyakit dan gangguan kesehatan dapat dikenali dan diobati
secara mandiri (swamedikasi) baik oleh penderita maupun oleh orang di sekitarnya. Hal
ini dianggap lebih hemat waktu dan biaya daripada apabila penderita harus pergi ke
dokter.
Upaya swamedikasi ini dapat dilakukan berbekal pengetahuan yang cukup tentang
cara mengetahui gejala penyakit dan juga pengetahuan tentang khasiat obat. Salah satu
jenis bentuk swamedikasi adalah dengan menggunakan obat tradisional yang umumnya
mengandung bahan berkhasiat yang berasal dari jenis tumbuhan. Pengetahuan tentang
tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun
temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini membuat
masyarakat tetap melakukan swamedikasi mengunakan tanaman obat atau herbal sebagai
penyembuhan suau penyakit.
Penanaman swamedikasi di masyarakat terkadang lebih mudah dipahami terlebih
dengan tanaman obat mudah untuk ditanam, tidak memakan lahan yang banyak, dan juga
5
untuk merawat nya pun tidak lah memakan waktu yang banyak. Pengolahan nya pun
tidaklah rumit karna kebanyakan masyarakat Indonesia hanya menggunakan cara yang
mudah dan praktis.
Menurut Holt, swamedikasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari
Swamedikasi. Swamedikasi aman digunakan sesuai petunjuk, efektif untuk keluhan
ringan, biaya obat lebih murah, hemat waktu, merasakan kepuasan tersendiri karena
berperan dalam keputusan terapi, menghindari rasa malu jika harus menampakkan bagian
tubuh tertentu di hadapan tenaga kesehatan, dan mengurangi beban pelayanan kesehatan
pada kondisi terbatasnya sumber daya. Kekurangan dari swamedikasi adalah adanya
bahaya jika obat tidak digunakan sesuai aturan, hal ini tentunya akan menyebabkan
pemborosan biaya dan waktu untuk mengatasi bahaya yang ditimbulkan tadi. Selain itu,
ada kemungkinan timbulnya reaksi yang tidak diinginkan, seperti efek samping, resistensi
dan sensitivitas. Unsur subjektivitas juga menjadi dominan karena kecendrungan
pemilihan obat berdasarkan pengamalan, iklan, dan lingkungan sosial (Holt, 1986).
Dalam upaya swamedikasi, penggunaan obat tradisional belum terdokumentasi
dengan baik. Hal ini kem ungkinan disebabkan oleh kurangnya komunikasi masyarakat
dengan tenaga kesehatan. Menurut Schanbel et.al, penggunaan obat tradisional akan
menambah jumlah obat yang harus dikonsumsi oleh masyarakat dan dapat meningkatkan
kejadian polifarmasi. (Schanbel et.al, 2014)
Penelitian pengetahuan dan pengalaman swamedikasi ini pernah diteliti sebelumnya
oleh Monica Santoso (2016) dengan judul Survei Pengetahuan Dan Pengalaman
Swamedikasi Menggunakan Jamu Pada Masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember Tahun 2016. Hasil penelitiannya berupa data keluhan yyang digunakan sebagai
alasan untuk melakukan swamedikasi menggunakan jamu. Pada penelitian kami memiliki
perbedaan dalam fokusnya berupa tanaman herbal dan objeknya Kelurahan Mekarjaya.
Degan diadakannya penelitian ini diharapkan dapat diketahui bahwa tanaman herbal
atau obat masih digunakan oleh mayarakat sebagai bahan penyembuhan. Sebab meskipun
zaman kini kian berubah, kebiasaan lama seperti swamedikasi menggunakan tanaman
herbal atau obat masih kerap digunakan sebagai alternatif pengobatan.
Kelurahan Mekarjaya adalah salah satu Kelurahan yang berada di Kecamatan
Rancasari, Kota Bandung. Letaknya tepat bersebelahan dengan perbatasan Kabupaten
Bandung. Di daerah ini kebanyakan lahan pertanian telah banyak diubah menjadi
perumahan, meski begitu warga sekitar masih ada yang menggunakan tanaman herbal atau
obat sebagai swamedikasi. Dengan ini kamu memilih Kelurahan Mekarjaya sebagai objek
penelitan.
Berdasarkan uraian di atas, penulis memutuskan untuk melakukan penelitian survei
pengetahuan dan pengalaman swamedikasi tanaman herbal atau obat pada masyarakat.
Dengan demikian judul yang penuli kemukakan yaitu survei pengetahuan dan pengalaman
swamedikasi menggunakan tanaman herbal pada masyarakat Kelurahan Mekarjaya.

6
B. Masalah
Masalah yang dikemukaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Apakah masyarakat memiliki pengetahuan swamedikasi menggunakan tanaman
herbal?
2. Apakah masyarakat memiliki pengalaman swamedikasi menggunakan tanaman
herbal?
3. Apa saja faktor yang membuat masyarakat memilih swamedikasi menggunakan
tanaman herbal?

C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengetahuan masyarakat dalam swamedikasi menggunakan
tanaman herbal.
2. Untuk mengetahui pengalaman masyarakat dalam swamedikasi menggunakan
tanaman herbal.
3. Untuk mengetahui faktor yang membuat masyarakat memilih swamedikasi
menggunakan tanaman herbal.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dan menambah wawasan tentang tanaman
herbal yang digunakan sebagai swamedikasi oleh masyarakat.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan dapat menjadi bahan
referensi bagi para pembaca yang berkaitan maupun yang tidak berkaitan dengan
topik penelitian ini.
3. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan menjadi ini dapat dijadikan sebagai wawasan mengenai
pengetahuan dan pengalaman masyarakat dalam menggunakan tanaman herbal
sebagai upaya swamedikasi.
4. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah bacaan ilmiah, menambah
pengetahuan dan diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian.

7
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
a.Tanaman Herbal
1. Pengertian
Menurut WHO (World Health Organization) definisi herbal adalah tanaman
yang bagian tanamannya daun, bunga, buah, biji, batang, kayu, kulit kayu, akar,
rimpang atau bagian tanaman lainnya, yang mungkin seluruhnya dapat
terfragmentasi. Sedangkan definisi dari pengobatan herbal adalah penggunaan obat
untuk mengurangi, menghilangkan penyakit atau menyembuhkan seseorang dari
penyakit dengan menggunakan bagian-bagian dari tanaman seperti biji, bunga,
daun, batang dan akar yang kemudian diolah menjadi tanaman obat herbal.
Tapsell (2006).Tanaman herbal adalah tumbuhan yang telah diidentifikasi dan
diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat
untuk mencegah, menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu,
hingga mencegah serangan serangga dan jamur. Setidaknya 12 ribu senyawa telah
diisolasi dari berbagai tumbuhan obat di dunia, namun jumlah ini hanya sepuluh
persen dari jumlah total senyawa yang dapat diekstraksi dari seluruh tumbuhan
obat
2. Manfaat
Wibowo, (2015), manfaat tumbuhan obat adalah sebagai berikut:
1. Nyaris tidak Memiliki Efek Samping
Apabila digunakan dalam dosis normal, obat-obatan herbal tidak menimbulkan
efek samping. Sebab, obat herbal terbuat dari bahan-bahan organil kompleks dan
bereaksi secara alami sebagaimana makanan biasa.
2. Efektif
Pengobatan herbal memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibanding
obat kimia. Bahkan, tidak jarang ditemukan kasus penyakit yang sulit diobati
secara medis, bisa disembuhkan dengan obat herbal, kendati proses
penyembuhannya cenderung memerlukan waktu lebih lama.
3. Mudah didapat dan Harganya Bersahabat
Obat herbal cenderung lebih murah biayanya dibandingkan obat kimia.Selisih
biaya tersebut muncul dari proses pembuatannya.
4. Bebas Toksin

8
Proses biologis pada tubuh kita menghasilkan toksin, yakni sisa-sisa makanan
yang tidak bisa dicerna seluruhnya oleh sistem pencernaan. Zat kimia adalah toksin
bagi tubuh. Akumulasi toksin itulah yang memicu penyakit-penyakit baru dalam
jangka panjang.
5. Bisa diproduksi Sendiri
Prosesnya tidak memerlukan peralatan dan teknologi canggih sebagaimana
pada obat-obatan kimia, sehinggga siapa saja bisa memproduksinya sendiri.
6. Menyembuhkan Penyakit dari akarnya
Efek obat herbal yang bersifat holistic (menyeluruh) memberi efek
penyembuhan paripurna hingga ke akar-akar penyebab penyakit. Obat herbal tidak
berfokus pada penghilangan gejala penyakit, tetapi pada peningkatan sistem
kekebalan tubuh agar bisa melawan segala jenis penyakit
3. Faktor-faktor
Menurut Suparni (2012) banyak faktor yang menjadi alasan Masyarakat dapat
mempercayai tanaman obat sehingga dapat kembali menggunakan pengobatan
herbal. Faktor tesebut diantaranya adalah:
a. Harga obat dari bahan kimia semakin mahal sehingga tidak terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat, karena alasan tersebut masyarakat memilih
menggunakan pengobatan herbal.
b. Efek samping yang ditimbulkan oleh pengobatan tradisional hampir tidak ada.
Berbeda sekali dengan pengobatan kimiawi yang bila digunakan dalam jangka
waktu yang lama akan menimbulkan efek samping.
c. Obat-obatan kimiawi sebenarnya dibuat dari sintetis berdasarkan obat-obatan
alami.
d. Pengobatan dengan menggunakan cara herbal lebih mudah dilakukan dan
bahanbahannya mudah didapatkan.
e. Ada keyakinan empiris bahwa pengobatan herbal lebih aman digunakan
dikalangan masyarakat berdasarkan pengalaman dari leluhur dan orang-orang
yang menggunakan pengobatan herbal.
f. Pembuatan obat herbal yang sudah dibentuk menjadi ekstrak dalam bentuk pil,
kapsul dan sirup dikemas dalam bentuk moderen membuat masyarakat
kembali menggunakan pengobatan herbal. Namun biasanya pengobatan ini
memakan waktu yang lamasehingga hasilnyatidak langsung terlihat ini
berbeda dengan pengobatan medis.
Kahairudi, dan Ibo, (2015). Dengan banyaknya khasiat yang bisa didapatkan
dari tanaman herbal, memanfaatkan lahan pekarangan sebagai lahan menumbuhkan
tanaman herbal akan membawa banyak manfaat. Tanaman herbal yang tidak
membutuhkan lahan luas untuk menanam pun akan sangat memudahkan

9
pembudidayaannya. Masyarakat kaan memiliki tanaman yang bisa dimanfaatkan
untuk mencegah dan mengobat berbagai macam penyakit. Sehingga, masyarakat
bisa menghindari penggunaan obat-obatan kimia yang berlebihan. Tumbuhan
herbal yang bisa ditanam di pekarangan rumah antara lain lidah buaya, temulawak,
kunyit, kemangi, cocor bebek, daun dewa, belimbing wuluh, daun kemangi, cabai,
bawang putih, hingga ketumbar
Tanaman herbal berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang
bermanfaat untuk mencegah, menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis
tertentu, hingga mencegah serangan serangga dan jamur. Selain itu dapt
meningkatkan sistem ekebalan tubuh. Tanaman herbal juga mudah didapat dan ada
keyakinan empiris bahwa pengobatan herbal lebih aman digunakan dikalangan
masyarakat berdasarkan pengalaman dari leluhur dan orang-orang yang
menggunakan pengobatan herbal.

b. Pengetahuan dan Pengalaman Swamedikasi


1. Swamedikasi
World Health Organization, (2000).Pelayanan sendiri (self-care) didefinisikan
sebagai suatu sumber kesehatan masyarakat yang utama di dalam setiap pelayanan
kesehatan. Self-care memiliki cakupan seperti swamedikasi, pengobatan sendiri
tanpa menggunakan obat, dukungan sosial dalam menghadapi suatu penyakit dan
pertolongan pertama dalam kehidupan sehari-hari
World Self-Medication Industry, n.d, (2010) Swamedikasi adalah upaya
seseorang untuk mengobati dirinya sendiri. Swamedikasi juga dapat diartikan
sebagai pengobatan untuk masalah kesehatan yang umum terjadi menggunakan
obat yang dapat digunakan tanpa pengawasan dari tenaga kesehatan, serta aman
dan efektif untuk penggunaan sendiri.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2006). Swamedikasi biasanya
dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit ringan. Kriteria masalah
kesehatan dapat dianggap sebagai suatu penyakit ringan yaitu memiliki durasi yang
terbatas dan dirasa tidak mengancam bagi diri pasien (Galato, dkk., 2009).
Menurut World Health Organization (WHO) (2000), swamedikasi yang
bertanggung jawab dapat mencegah dan mengobati penyakit ringan yang tidak
memerlukan konsultasi medis serta menyediakan alternatif yang murah untuk
pengobatan penyakit umum. Bagi konsumen, obat dapat memberi beberapa
keuntungan diantaranya menghemat biaya dan waktu untuk pergi ke dokter
Anief, (2007). Swamedikasi yang baik juga dapat memberikan beberapa
manfaat yaitu penghematan penggunaan obat-obat yang seharusnya dapat
digunakan untuk masalah kesehatan serius dan penggunaan untuk penyakit ringan
serta penurunan biaya untuk program pelayanan kesehatan dan pengurangan waktu
absen kerja akibat gejala-gejala penyakit ringan (World Health Organization,
10
2000). Sebaliknya, swamedikasi yang dilakukan secara tidak tepat memungkinkan
terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat dan kurangnya kontrol pada
pelaksanaannya (Associations of Real Change, 2006). Dampak lainnya yaitu dapat
menyebabkan bahaya yang serius terhadap kesehatan seperti reaksi obat yang tak
diinginkan, perpanjangan masa sakit, risiko kontraindikasi dan ketergantungan obat
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008).
Swamedikasi merupakan upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri.
Swamedikasi juga dapat diartikan sebagai pengobatan untuk masalah kesehatan
yang umum terjadi menggunakan obat yang dapat digunakan tanpa pengawasan
dari tenaga kesehatan, serta aman dan efektif untuk penggunaan sendiri.
2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan faktor
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan
pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta atau teori yang memungkinkan seseorang
untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan tersebut
diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain
(Notoatmodjo, 2003).
Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
(enam) tingkatan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Yang termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang telah diterima. Arti kata “tahu” adalah tingkat
pengetahuan yang paling rendah.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur
organisasi, dan masih ada kaitannya antara satu dengan yang lain. Kemampuan
11
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah
ada (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan faktor
dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
3. Pengalaman
Menurut Alwi Hasan, dkk (2005), pengalaman adalah sesuatu yang pernah
dialami (dijalani, dirasai, ditanggung dan sebagainya) berupa peristiwa yang baik
maupun peristiwa yang buruk. Pengalaman merupakan suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Pengalaman yang dialami oleh seseorang
dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan dan informasi. Hal
ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu atau mengingat
peristiwa yang pernah dialami. Semua pengalaman pribadi tersebut dapat
merupakan sumber kebenaran pengetahuan.
Pengalaman merupakan hal atau sesuatu yang pernah dialami, dilakukan dan
sebagainya berupa peristiwa.

B. Penelitian yang relevan


1. Identitas :
Nama Penulis : Monika Santoso
Judul : Survei Pengetahuan Dan Pengalaman Swamedikasi
Menggunakan Jamu Pada Masyarakat Kecamatan Tanggul
Kabupaten Jember Tahun 2016
Tahun : 2016
Instansi/ Kampus : Universitas Jember
2. Tujuan :
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah :

12
(1) Mengetahui faktor-faktor sosiodemografi apa saja yang berpengaruh pada
pengetahuan dan pengalaman swamedikasi menggunakan jamu pada
masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2016.
(2) Mengetahui bagaimana pengetahuan swamedikasi menggunakan jamu pada
masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2016.
(3) Mengetahui bagaimana pengalaman swamedikasi menggunakan jamu pada
masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember tahun 2016.
3. Metode :
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan metode survei. Subjek
penelitian ini adalah masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara convenience sampling. Kriteria inklusi
pada penelitian meliputi seseorang yang bersedia menjadi responden (menandatangani
lembar persetujuan mengikuti penelitian), responden merupakan masyarakat
Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember yang berusia lebih dari sama dengan 15 tahun
dapat membaca dan menulis serta berdomisili di Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Kriteria eksklusi meliputi responden yang merupakan masyarakat yang
berlatar belakang pendidikan kesehatan dan responden yang mengisi data tidak
lengkap.
4. Hasil :
Hasıl penelitian ini menunjukkan persentase swamedikasi menggunaan jamu di
masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember dalam dua minggu terakhir
sebesar 91% dengan alasan swamedikasi paling banyak adalah cepat dan praktis
(34,1%). Tiga keluhan/penyakit yang paling sering dijadikan alasan untuk melakukan
swamedikasi menggunakan jamu dalam dua minggu terakhir berturut- turut adalah
menjaga kesehatan (54,9%), sakit kepala (39,6%), dan nyeri haid (20,9%). Tiga
pilihan jamu yang paling banyak diminum oleh responden dalam dua minggu terakhir
adalah jamu kunir asam (24,2%), jamu pahitan (23,1%), dan sinom (18,7%) dengan
sumber perolehan jamu tertinggi yang digunakan dalam swamedikasi adalah depot
jamu (37,4%) dan mini market/swalayan (37,4%) serta sumber informasi tentang
jamu tertinggi berasal dari teman/keluarga (60,4%). Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara usia responden terhadap
pengetahuan swamedikasi menggunakan jamu (p-0,493, F0,069). Faktor lain seperti
jenis kelamin (p=0,720) dan kebiasaan keluarga mengonsumsi jamu (p-0, 195)
menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan swamedikasi menggunakkan jamu
antar kelompok tersebut. Pengetahuan swamedikasi dengan jamu antar kelompok
pendidikan terakhir (p<0,001). pekerjaan (p-0,001), dan pendapatan per bulan
(p<0,001) menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan
5. Persamaan dan perbedaan
Persamaan antara penulis dengan penelian ini adalah dari metode survei yang
dilakukan untuk mendapatkan data penelitian.
Perbedaan antara penulis dengan penelitian ini adalah apa yang di surveinya. Pada
penelitian ini berfokus pada jamu dengan objek Kecamatan Tanggul Kabupaten
Jember. Penulis berfokus pada tanaman herbal dengan objek Kelurahan Mekarjaya.
13
C. Kerangka Berpikir
1. Konsep
Tanaman herbal berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang bermanfaat
untuk mencegah, menyembuhkan penyakit, melakukan fungsi biologis tertentu, hingga
mencegah serangan serangga dan jamur. Selain itu dapat meningkatkan sistem ekebalan
tubuh. Tanaman herbal juga mudah didapat dan ada keyakinan empiris bahwa pengobatan
herbal lebih aman digunakan dikalangan masyarakat berdasarkan pengalaman dari leluhur
dan orang-orang yang menggunakan pengobatan herbal.
Swamedikasi merupakan upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri.
Swamedikasi juga dapat diartikan sebagai pengobatan untuk masalah kesehatan yang
umum terjadi menggunakan obat yang dapat digunakan tanpa pengawasan dari tenaga
kesehatan, serta aman dan efektif untuk penggunaan sendiri. Pengetahuan merupakan hasil
dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Pengetahuan merupakan faktor dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Pengalaman merupakan hal atau sesuatu yang pernah dialami, dilakukan dan
sebagainya berupa peristiwa.
2. Kerangka teori

Tanaman Herbal

Swamedikasi

Pengetahuan Pengalaman

14
BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitan ini adalah di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Rancasari, Kota
Bandung, Jawa Barat.
2. Waktu Penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan sejak 20 - 25 agustus 2022.
Adapun rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Waktu
No.
Tahap Kegiatan Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3 Hari ke 4
(tanggal 20) (tanggal 21) (tanggal 23) (tanggal 25)
1. Observasi      
2. Pengajuan judul      
3. Menyusun bab I      
4. Menyusun bab II      
5. Membuat angket      
6. Menyebar angket      
7. Menyusun bab III      
8. Menyusun bab IV      
9. Menyusun bab V      
Menyusun daftar
10.      
pustaka
Menyusun kata
11. pengantar      
Menyusun
12.
lampiran      
13. Membuat cover      
Menyusun
14. keseluruhan      

1
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan
metode studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya
(Anslem Strauss 2013). Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Studi kasus
(case study) adalah salah satu bentuk penelitian kualitatif yang berbasis pada pemahaman
dan perilaku manusia berdasarkan pada opini manusia (Polit & Beck, 2004). Subjek dalam
penelitian dapat berupa individu, group, instansi atau pun masyarakat.

C. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Mekarjaya. Objek penelitian
berperan sebagau pihak pemberi informasi yang menghasilkan data untuk digunakan
dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi/Survei
Penulis melakukan observasi terhadap masyarakat Kelurahan Mekarjaya. Hal ini
dilakukan untuk memastikan ketersediaan masyarakat menjadi responden dan
mengambil beberapa data responden.
2. Angket
Teknik penggumpulan data yang digunakan dalam penelitianini berupa angket.
Angket diberikan kepada masyarakat untuk mengetahui pengetahuan dan pengalaman
swamedikasi menggunakan tenaman herbal.
Tabel 3.2 Angket Pengetahuan Swamedikasi Tanaman Herbal

Jawaban
No. Pertanyaan
SM M KM TM
1. Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai
kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan.
2. Daun katuk merupakan sayuran yang dikenal memiliki
khasiat memperlancar aliran air susu ibu.
3. Manfaat minum jahe sebelum tidur adalah memperkuat
sistem imun dalam tubuh.
4. Daun babadotan dapat digunakan untuk mengobati luka luar
pada kulit.
5. Lidah buaya biasa dimanfaatkan sebagai penyubur rambut.
6. Sirih digunakan untuk menghentikan pendarahan.
7. Belimbing wuluh digunakan untuk mengatasi kencing

2
manis.
8. Buah takokak dapat menurunkan kadar asam urat.
9. Daun pepaya dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula
darah.
10. Mengkonsumsi atau menggunakan tanaman herbal memiliki
efek samping.
Keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
● Sangat Mengetahui (SM) : 4
● Mengetahui (M) : 3
● Kurang Mengetahui (KM) : 2
● Tidak Mengetahui (TM) : 1

Tabel 3.3 Angket Pengalaman Swamedikasi Tanaman Herbal

Jawaban
No. Pertanyaan
SS S P TP
1. Pernahkah Anda mengunakan tanaman herbal untuk
mengobati suatu penyakit seperti demam, batuk, sembelit,
atau lainnya.
2. Pernahkah Anda menggunakan daun jambu sebagai obat
diare.
3. Pernahkah Anda menggunakan jahe sebagai penghangat
badan.
4. Pernahkah Anda menggunakan daun katuk sebagai pelancar
asi.
5. Pernahkah Anda menggunakan kunyit untuk meringankan
gangguan lambung, seperti gejala sakit maag.
Keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
● Sering Sekali (SS) : 4
● Sering (S) : S
● Pernah (P) : 2
● Tidak Pernah(TP) : 1

Tabel 3.4 Angket Faktor Memilih Swamedikasi Menggunakan Tanaman Herbal


3
Jawaban
No. Pertanyaan
SS S KS TS
1. Anda memilih tanaman herbal karena mudah didapat.
2. Anda memilih tanaman herbal karena harganya yang murah.
3. Anda memilih tanaman herbal karena pernah memiliki
pengetahuan dalam penggunaannya.
4. Anda memilih tanaman herbal karena memiliki pengalaman
dalam penggunaanya.
5. Anda percaya bahwa tanaman herbal ini dapat mengobati
penyakit sama halnya dengan obat biasa.
Keterangan pilihan jawaban adalah sebagai berikut:
● Sering Setuju (SS) : 4
● Setuju (S) : 3
● Kurang Setuju (KS) : 2
● Tidak Setuju (TS) : 1

E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket menggunakan
bantuan Google Formulir sebagai media pengumpulan Kuesioner. Kuesioner merupakan
instrumen pengumpulan data dalam suatu penelitian survei. Kuesioner juga dapat diartikan
sebagai daftar pertanyaan yang sudah disusun dengan baik, matang, dimana responden
tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu. Tujuan
pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh suatu data yang sesuai dengan tujuan
penelitian (Notoatmodjo, 2002). Informasi yang telah diberikan responden kemudian
dikumpulkan dan secara otomatis terhubung ke spreadsheet. Spreadsheet diisi dengan
urvei dan respons kuis. Hal ini memudahkan penulis untuk mengumpulkan data secara
online.
Berikut merupakan link yang digunakan untuk melakukan pengumpulan jawaban,
yaitu https://forms.gle/2doWbDSUwM6hS7VP6

F. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis teknik statistik
deskriptif. Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum
atau generalisasi. Analisis ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi
semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling hubungan, menguji hipotesis,
membuat ramalan, atau melakukan penarikan kesimpulan.

4
Skala perhitungan akumulasi jawaban yang digunakan adalah Skala Likert yang
disusun atas dua puluh pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalamaan swamedikasi menggunakan tanaman herbal, yang terdiri atas sepuluh
pertanyaan pengetahuan, lima pertanyaan pengalaman, dan lima faktor masyarakat
memilih tanaman obat. Bobot poin dihitung berdasarkan jawabab responden dari tiap opsi
bertingkat, yaitu Sangat Mengetahui (SM), Mengetahui (M), Kurang Mengetahui (KM),
Tidak Mengetahui (TM), Sering Sekali (SS), Sering (S), Pernah (P), Tidak Pernah(TP),
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TP) dengan bibit poin
sebagai berikut
1) Sangat Mengetahui (SM) : bobot 4
2) Mengetahui (M) : bobot 3
3) Kurang Mengetahui (KM) : bobot 2
4) Tidak Mengetahui (TM) : bobot 1
5) Sering Sekali (SS) : bobot 4
6) Sering (S) : bobot 3
7) Pernah (P) : bobot 2
8) Tidak Pernah (TP) : bobot 1
9) Sangat Setuju (SS) : bobot 4
10) Setuju (S) : bobot 3
11) Kurang Setuju (KS) : bobot 2
12) Tidak Setuju (TS) : bobot 1
Interpretasi skor perhitungan untuk penarikan kesimpulan ditentukan dengan
membandingkan skor maksimal :
Total bobot poin
Skor= ×100 % : jumlah item pernyataan
Bobot maksimal
Data total bobot poin diambil dari tabel hasil penelitian, dan bobot maksimal dihitung
denganmengkalikan bobot poin tertinggi Skala Likert dengan jumlah reponden
keseluruhan.

5
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode survei dengan menyebarkan
angket atau kuesioner kepada masyarakat Kelurahan Mekarjaya. Angket yang diberikan
berupa pertanyaan dalam bentuk 20 pernyataan pilihan yang perlu dijawab oleh
responden.
Penulis mengabil sampel sebanyak 30% dari jumlah responden yang merupakan
masyarakat Kelurahan Mekarjaya. Jumlah responden adalah 30 orang dan penulis
mengambil sebanyak 30% yaitu 9 orang dengan rentang usia 16 sampai 61 tahun.

B. Hasil Penelitian
Hasil dalam penelitian ini dapat dirangkum dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 Hasil Angket Pengetahuan Swamedikasi Tanaman Herbal

SM M KM TM Total
P Jumlah Rata-rata
F % F % F % F % F %
Pengetahuan 1 5 55,56 3 33,33 1 11,11 0 0 9 100 31 3,44
Pengetahuan 2 8 88,89 1 11,11 0 0 0 0 9 100 35 3,89
Pengetahuan 3 4 44,44 3 33,33 2 22,22 0 0 9 100 29 3,22
Pengetahuan 4 3 33,33 4 44,44 1 11,11 1 11,11 9 100 27 3
Pengetahuan 5 9 100 0 0 0 0 0 0 9 100 36 4
Pengetahuan 6 5 55,56 4 44,44 0 0 0 0 9 100 32 3,56
Pengetahuan 7 2 22,22 2 22,22 2 22,22 3 33,33 9 100 21 2,33
Pengetahuan 8 0 0 2 22,22 2 22,22 5 55,56 9 100 15 1,67
Pengetahuan 9 2 22,22 4 44,44 2 22,22 1 11,11 9 100 25 2,78
Pengetahuan 10 0 0 2 22,22 0 0 7 77,78 9 100 13 1,44
Jumlah total bobot 264
Keterangan :

6
● SM : Sangat Mengetahui (4)
● M : Mengetahui (3)
● KM : Kurang Mengetahui (2)
● TM : Tidak Mengetahui (1)
● F : Frekuensi
● % : Persetase

Tabel 4.2 Hasil Angket Pengalaman Swamedikasi Tanaman Herbal

SS S P TP Total
P Jumlah Rata-rata
F % F % F % F % F %
Pengalaman 1 3 33,33 3 33,33 3 33,33 0 0 9 100 27 3
Pengalaman 2 3 33,33 0 0 5 55,56 1 11,11 9 100 23 2,56
Pengalaman 3 2 22,22 3 33,33 4 44,44 0 0 9 100 25 2,78
Pengalaman 4 2 22,22 1 11,11 1 11,11 5 55,56 9 100 18 2
Pengalaman 5 5 55,56 1 11,11 3 33,33 0 0 9 100 29 3,22
Jumlah total nilai 122
Keterangan:
● SS : Sering Sekali (4)
● S : Sering (3)
● P : Pernah (2)
● TP : Tidak Pernah (1)
● F : Frekuensi
● % : Persentase
Tabel 4.3 Hasil Angket Faktor Memilih Swamedikasi Menggunakan Tanaman
Herbal

SS S KS TS Total
P Jumlah Rata-rata
F% F% F% F% F%
Faktor 1 5 55,56 4 44,44 00 0 0 9 100 32 3,56
Faktor 2 4 44,44 5 55,56 00 0 0 9 100 31 3,44
Faktor 3 3 33,33 5 55,56 1 11,11 0 0 9 100 29 3,22
Faktor 4 5 55,56 2 22,22 2 22,22 0 0 9 100 30 3,33
Faktor 5 5 55,56 3 33,33 00 1 11,11 9 100 30 3,33
Jumlah total
152
bobot
7
Keterangan :
● SS : Sering Setuju (4)
● S : Setuju (3)
● KS : Kurang Setuju (2)
● TS : Tidak Setuju (1)
● F : Frekuensi
● % : Persentase

a. Angket Pengetahuan Swamedikasi Tanaman Herbal


1. Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih
dalam pengobatan.

Pengetahuan 1

11.11
Sangat Mengetahui
Mengetahui
Kurang Mengetahui
33.33 55.56 Tidak Mengetahui

grafik 4.1 pengetahuan 1


Dari data diatas 55,56% menyatakan sangat mengetahui, 33,33% menyatakan
mengetahui, 11,11% menyatakan kurang mengetahui, 0% menyatakan tidak
mengetahui bahwa herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai
kegunaan atau nilai lebih dalam pengobatan.
2. Daun katuk merupakan sayuran yang dikenal memiliki khasiat memperlancar
aliran air susu ibu.

Pengetahuan 2

11.11
Sangat Mengetahui
Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
88.89

8
grafik 4.2 pengetahuan 2
Dari data diatas menyatakan 88,89% sangat mengetahui, 11,11% menyatakan
mengetahui, 0% untuk kurang mengetahui dan tidak mengetahui bahwa daun
katuk merupakan sayuran yang dikenal memiliki khasiat memperlancar aliran air
susu ibu.
3. Manfaat minum jahe sebelum tidur adalah memperkuat sistem imun dalam
tubuh.

Pengetahuan 3

22.22 Sangat Mengetahui


44.44 Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
33.33

grafik 4.3 pengetahuan 3


Dari data diatas dapat diketahui 44,44% menyatakan sangat mengetahui,
33,33% menyatakan mengetahui, 22,22% menyatakan kurang mengetahui, dan
0% menyatakan tidak mengetahui bahwa manfaat minum jahe sebelum tidur
adalah memperkuat sistem imun dalam tubuh.
4. Daun babadotan dapat digunakan untuk mengobati luka luar pada kulit.

Pengetahuan 4

11.11
11.11 33.33 Sangat Mengetahui
Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
44.44

grafik 4.4 pengetahuan 4


Dari data diatas dapat diketahui 33,33% menyatakan sangat mengetahui,
44,44% menyatakan mengetahui, 11,11% menyatakan kurang mengetahui, dan
11,11% menyatakan tidak mengetahui bahwa daun babadotan dapat digunakan
untuk mengobati luka luar pada kulit.

9
5. Lidah buaya biasa dimanfaatkan sebagai penyubur rambut.

Pengetahuan 5

Sangat Mengetahui
Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
100

grafik 4.5 pengetahuan 5


Dari data diatas dapat diketahui bahwa 100% menyatakan sangat mengetahui
bahwa lidah buaya biasa dimanfaatkan sebagai penyubur rambut.
6. Sirih digunakan untuk menghentikan pendarahan.

Pengetahuan 6

Sangat Mengetahui
Mengetahui
44.44
Kurang Menge-
55.56 tahui
Tidak Mengetahui

grafik 4.6 pengetahuan 6


Dati data diatas dapat diketahui bahwa 55,56% sangat mengetahui, 44,44%
mengetahui bahwa sirih digunakan untuk menghentikan pendarahan.

10
7. Belimbing wuluh digunakan untuk mengatasi kencing manis.

Pengetahuan 7

22.22 Sangat Mengetahui


33.33
Mengetahui
Kurang Mengetahui
22.22 Tidak Mengetahui
22.22

grafik 4.7 pengetahuan 7


Dari data diatas dapat diketahui 22,22% menyatakan sangat mengetahui,
22,22% menyatakan mengetahui, 22,22% menyatakan kurang mengetahui, dan
33,33% menyatakan tidak mengetahui bahwa belimbing wuluh digunakan untuk
mengatasi kencing manis.
8. Buah takokak dapat menurunkan kadar asam urat.

Pengetahuan 8

22.22 Sangat Mengetahui


Mengetahui
Kurang Mengetahui
55.56 Tidak Mengetahui
22.22

grafik 4.8 pengetahuan 8


Dari data diatas dapat diketahui 0% menyatakan sangat mengetahui, 22,22%
menyatakan mengetahui, 22,22% menyatakan kurang mengetahui, dan 55,56%
menyatakan tidak mengetahui bahwa buah takokak dapat menurunkan kadar
asam urat.

11
9. Daun pepaya dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah.

Pengetahuan 9

11.11
22.22 Sangat Mengetahui
22.22 Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
44.44

grafik 4.9 pengetahun 9


Dari data diatas dapat diketahui bahwa 22,22% menyatakan sangat
menegtahui, 44,44% menyatakan mengetahui, 22,22% menyatakan kurang
mengetaui, dan 11,11% menyatakan tidak mengetahui bahwa daun pepaya
dimanfaatkan untuk menurunkan kadar gula darah.
10. Mengkonsumsi atau menggunakan tanaman herbal memiliki efek samping.

Pengetahuan 10

22.22 Sangat Mengetahui


Mengetahui
Kurang Mengetahui
Tidak Mengetahui
77.78

grafik 4.10 pengetahuan 10


Dari data diatas dapat diketahui bahwa 22% menyatakan mengetahui dan 77,78%
menyatakan tidak mengetahui bahwa mengkonsumsi atau menggunakan tanaman
herbal memiliki efek samping.

12
b. Angket Pengalaman Swamedikasi Tanaman Herbal
1. Pernahkah Anda mengunakan tanaman herbal untuk mengobati suatu penyakit
seperti demam, batuk, sembelit, atau lainnya.

Pengalaman 1

33.33 33.33
Sering Sekali
Sering
Pernah
Tidak Pernah
33.33

grafik 4.11 pengalaman 1


Dari data diatas dapat diketahui 33,33% menyatakan sering sekali, 33,33%
menyatakan sering, 33,33 menyatakan pernah, dan 0% menyatakan tidak penah
mengunakan tanaman herbal untuk mengobati suatu penyakit seperti demam,
batuk, sembelit, atau lainnya.
2. Pernahkah Anda menggunakan daun jambu sebagai obat diare.

Pengalaman 2

11.11
33.33 Sering Sekali
Sering
Pernah
Tidak Pernah

55.56

grafik 4.12 pengalaman 2


Dari data diatas dapat dieketahui bahwa 33,33% menyatakan sering sekali,
55,56% menyatakan pernah dan 11,11% tidak pernah menggunakan daun jambu
sebagai obat diare.

13
3. Pernahkah Anda menggunakan jahe sebagai penghangat badan.

Pengalaman 3

22.22 Sering Sekali


44.44 Sering
Pernah
Tidak Pernah

33.33

grafik 4.13 pengalaman 3


Dari data diatas dapat diketahui bahwa 22,22% menyatakan sering sekali,
33,33% menyatakan sering, 44,44% pernah, dan 0% menyatakan tidak pernah
menggunakan Jahe sebagai penghangat badan.
4. Pernahkah Anda menggunakan daun katuk sebagai pelancar asi.

Pengalaman 4

22.22
Sering Sekali
Sering
Pernah
55.56 11.11
Tidak Pernah

11.11

grafik 4.14 pengalaman 4


Dari data diatas dapat diketahui 22,22%menyatakan sering sekali, 11,11%
menyatakan sering, 11,11% menyatakan pernah, dan 55,56% menyatakan tidak
pernah menggunakan daun katuk sebagai pelancar asi.

14
5. Pernahkah Anda menggunakan kunyit untuk meringankan gangguan lambung,
seperti gejala sakit maag.

Pengalaman 5

33.33
Sering Sekali
Sering
55.56 Pernah
Tidak Pernah
11.11

grafik 4.15 pengalaman 5


Dari data diatas dapat diketahui bahwa 55,56% menyatakan sering sekali,
11,11% menyatakan sering, 33,33% menyatakan pernah, dan 0% menyatakan
tidak pernah menggunakan kunyit untuk meringankan gangguan lambung, seperti
gejala sakit maag.
c. Angket Faktor Memilih Swamedikasi Menggunakan Tanaman Herbal
1. Anda memilih tanaman herbal karena mudah didapat.

Faktor 1

Sangat Setuju
44.44
Setuju
Kurang Setuju
55.56
Tidak Setuju

grafik 4.16 Faktor 1


Dari data diatas dapat diketahui 55,56% menyatakan sangat setuju, 44,44%
menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju dan tidak setuju bahwa
responden memilih tanaman herbal karena mudah didapat.

15
2. Anda memilih tanaman herbal karena harganya yang murah.

Faktor 2

Sangat Setuju
44.44 Setuju
Kurang Setuju
55.56
Tidak Setuju

grafik 4.17 Faktor 2


Dari data diatas dapat diketahui 44,44% menyatakan sangat setuju, 55,56%
menyatakan setuju, 0% menyatakan kurang setuju dan tidak setuju bahwa
responden memilih tanaman herbal karena harganya yang murah.
3. Anda memilih tanaman herbal karena pernah memiliki pengetahuan dalam
penggunaannya.

Faktor 3

11.11
33.33 Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju

55.56

grafik 4.18 Faktor 3


Dari data diatas dapat diketahui 33,33% menyatakan sangat setuju, 55,56%
menyatakan setuju, 11,11% menyatakan kurang setuju, dan 0% menyatakan tidak
setuju bahwa responden memilih tanaman herbal karena pernah memiliki
pengetahuan dalam penggunaannya.

16
4. Anda memilih tanaman herbal karena memiliki pengalaman dalam penggunaanya.

Faktor 4

22.22
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
55.56 Tidak Setuju
22.22

grafik 4.19 Faktor 4


Dari data diatas dapat diketahui 55,56% menyatakan sangat setuju, 22,22%
menyatakan setuju, 22,22% menyatakan kurang setuju, dan 0% menyatakan tidak
setuju bahwa responden memilih tanaman herbal karena memiliki pengalaman
dalam penggunaanya.
5. Anda percaya bahwa tanaman herbal ini dapat mengobati penyakit sama halnya
dengan obat biasa.

Faktor 5

11.11
Sangat Setuju
Setuju
Kurang Setuju
33.33 55.56 Tidak Setuju

grafik 4.20 Faktor 5


Dari data diatas dapat diketahui 55%^% menyatakana sangat setuju, 33,3%
menyatakan setuju, 0% mentarakan kurang setuu, dan 11,11% menyatakan tidak
setuju bahwa responden percaya bahwa tanaman herbal ini dapat mengobati
penyakit sama halnya dengan obat biasa.

C. Pembahasan

17
Berdasarkan hasil penelitian “Survei Pengetahuan Dan Pengalaman Swamedikasi
Menggunakan Tanaman Herbal Pada Masyarakat Kelurahan Mekarjaya”, penulis
memperoleh hasil penelitian berupa presentase yang berindikator pada pertanyaan yang
membuktikan pengetahuan dan pengalaman swamedikasi menggunakan tanaman herbal
pada masyatakat Kelurahan Mekarjaya.
Hasil perhitungan interpretasi skor responden berdasarkan tiga aspek penelitian
dengan menggunakan rumus Skala Likert adaah sebagai berikut :
Total bobot poin
Skor= ×100 % : jumlah item pernyataan
Bobot maksimal
1. Pengetahuan
Total bobot : 264

Bobot maksimal : 4 x 9 = 36

Jumlah pertanyaan : 10
264
Skor= × 100 % :10 item pertanyaan=73,3 % Mengetahui
36
2. Pengalaman
Total bobot : 122

Bobot maksimal : 4 x 9 = 36

Jumlah pertanyaan : 5
122
Skor= ×100 % :5 item pernyataan=67,7 % Sering
36
3. Faktor
Total bobot : 152

Bobot maksimal : 4 x 9 = 36

Jumlah pertanyaan : 5
152
Skor= ×100 % :5 item pernyataan=84,4 % Sangat Setuju
36

1. Pengetahuan masyarakat swamedikasi menggunakan tanaman herbal.


Berdasarkan akumulasi jawaban peryataan angket, 73,3% reponden mengetahui
tentang pengetahuan seputar tanaman herbal memiliki beragam manfaat dan kegunaan.
Pada angket ini menggunakan berbagai jenis tanaman herbal yang biasa ditemui disekitar
Kelurahan Mekarjaya, beberapa diantaranya tumbuh liar dan beberapa lainnya sengaja
ditanam.Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta atau teori yang

18
memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.
Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui
pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2003). Salah satu pertanyaan yang menyatakan
bahwa ‘lidah buaya biasa digunakan sebagai penyubur rambut’, 100% responden
menjawab sangat mengetahui tentang hal ini. Ini membuktikan bahwa masyarakat
memiliki pengetahuan tentang tanaman herbal yang dimanfaatkan sebagai salah satu
upaya swamedikasi.
2. Pengalaman masyarakat swamedikasi menggunakan tanaman herbal
Berdasarkan akumulasi jawaban pertanyaan angket, 67,7% menyatakan sering dalam
swamedikasi menggunakan tanaman herbal. Dari angket yang penulis tanyakan pada
responden adalah penggunaan yang memang umum digunakan, dan dari data angket
membuktikan bahwa responden sering menggunakan tanaman herbal sebagai upaya
swamedikasi, terutama mengguakan kunyit untuk meringankan gangguan lambung,
seperti gejala sakit maag.
3. Faktor masyarakat menggunakan tanaman herbal.
Berdasarkan akumulasi jawaban pertanyaan angket, 84,4% menyatakan sangat setuju
dengan faktor yang diutarakan penulis menegenai alasan menggunakan tanaman herbal
sebagai upaya swamedikasi. Menurut World Self-Medication Industry, n.d, (2010)
Swamedikasi adalah upaya seseorang untuk mengobati dirinya sendiri. Swamedikasi
juga dapat diartikan sebagai pengobatan untuk masalah kesehatan yang umum terjadi
menggunakan obat yang dapat digunakan tanpa pengawasan dari tenaga kesehatan, serta
aman dan efektif untuk penggunaan sendiri. Dalam penelitian ini responden sangat setuju
dengan pemilihan tanaman herbal sebagai upaya swamedikasi dengan harganya yang
murah, mudah didapat. Responden juga memiliki pengetahuan, pengalaman dalam
penggunaaannya, dan percaya bahwa tanaman herbal dapat mengobati penyakit sama
halnya dengan obat biasa.

19
BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah dilakukan Analisis terhadap survei pengetahuan dan pengalaman swamedikasi


menggunakan tanaman herbal pada masyarakat makajaya menunjukkan adanya hubungan
yang relevan antara penelitian sebelumnya dan tujuan ingin dicapai penulis sehingga dapat
disimpulkan bahwa masyarakat di Kelurahan Mekar Jaya masih menggunakan metode
swamedikasi ini. Berikut merupakan beberapa hal yang penulis simpulkan dari penelitian
ini.

1. Pengetahuan masyarakat akan swamedikasi ini sangatlah tinggi dikarenakan


mereka masih memanfaatkan dan menggunakan tanaman herbal sebagai obat yang
alami dan aman dikarenakan tidak adanya bahan kimia sintetis di dalam bahan
tersebut.

2. Pengalaman yang masih kuat hingga saat ini membuktikan bahwa swamedikasi
tidak akan hilang karena mudah ditemui mudah dibudidayakan tanamannya dan
mudah untuk diolah sebagai obat herbal alami sehingga dapat dikonsumsi oleh
masyarakat.

3. Salah satu faktor yang membuat komunikasi ini masih bertahan adalah faktor
finansia ldikarenakan harga tanaman herbal yang terbilang terjangkau dan ekonomis
membuat masyarakat lebih memilih mengkonsumsi tanaman herbal sebagai obat
penyembuh alami.

B. Saran

Secara umum penelitian ini membahas mengenai pengetahuan swamedikasi di


lingkungan masyarakat mekarjaya. Berikut beberapa saran yang dapat disampaikan dalam
penelitian ini.

1. Untuk selanjutnya agar penelitian ini dilakukan secara serentak, sehingga


masyarakat lebih mendapatkan informasi lebih banyak mengenai swamedikasi.

2. Disarankan agar lebih banyak mengedukasi pentingnya swamedikasi dalam


kehidupan sehari-hari.
20
DAFTAR PUSTAKA

Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori Dan Praktek. Cetakan ke- 9. Yogyakarta:
Gajah Mada University- Press, Halaman 32 – 80
Anief, M. 2007. Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Cetakan Kelima. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Halaman 6, 51-54, 144, 151
Associations of Real Change (ARC). 2006. HandlingMedicationin Social Care Settings,
distanceandlearningPack. London: The Stationary Office.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Profil Kesehatan 2005.Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2008. Jakarta.
Djunarko dan Dian. 2011. Swamedikasi Yang Baik dan Benar. Intan Sejati. Klaten
Galato, D., Galafassi, L.M., Alano, G.M., Trauthman,S.C. 2009.
ResponsibleSelfmedication : Review of The Process of Pharmaceutical
Attendance, BrazilianJournal of Pharmaceutical Sciences, 45(4): p.625- 63
Holt, Gary A. & Edwin L. Hall. 1986, “The Pros and Cons of Self-medication”, Journal
of Pharmacy Technology, September/October: 213-218
Ibo, Ahmad. 2015. Dalam artikel Liputan6: Ini 6 Tanaman Obat yang Perlu Anda Tanam
di Rumah. Diakses 08 Januari 2022 melalui:
http://lifestyle.liputan6.com/read/2552795/ini-6-tanaman-obatyang-perlu-
anda-tanam-di-rumah.
Kahairudin, Zamroni. 2015.(Online) Dalam artikel Satu Jam: Mempercantik Pekarangan
Rumah dengan Tanaman Obat. Diakses 08 Januari 2022 melalui:
http://www.satujam.com/mempercantikpekarangan-rumah-dengan-tanaman-
obat/
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Santoso, M. (2016). Survei Pengetahuan Dan Pengalaman Swamedikasi Menggunakan
Jamu Pada Masyarakat Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember Tahun 2016.
Schnabel, K., Binting, S., Witt, C.M., Teut, M. 2014. Use of Complementary and
Alternative Medicine by Older Adults - A Cross-Sectional Survey. BMC
Geriatics. 14(1): 38
Suparni, Ibunda Dan Wulandari, Ari. (2012) .Herbal Nusantara 1001 Ramuan
Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Supriyatna, et al, 2014, Prinsip Obat Herbal : Sebuah Pengantar untuk Fitoterapi,
Deepublish, Yogyakarta
21
Tapsell, L.C., Hemphill, I., Cobiac, L., Patch, C.S., Sullivan, D.R., Fenech, M.,
Roodenrys, S., Keogh, J.B., Clifton, P.M., Williams, P.G., Fazio, V.A., dan
Inge, K.E.. 2006. Health Benefits of Herbs and Spices: The Past, The Present,
The Future. US National Library of Medicine. National Institutes of Health.
Maryland.
Wibowo, S. (2015). Tanaman Sakti Tumpas Macam-macam Penyakit. Jakarta: Pustaka
Makmur.
Wijayakusuma, H., 2008, Ramuan Lengkap Herbal Taklukkan Penyakit, Pustaka
Bunda, Jakarta.
Winkanda SP. 2013. Sehat dengan herbal tanpa Dokter. Yogyakarta (ID): Citra Media.
World Health Organization. 2000. Guidelines for The regulator assesment of medicinal
Products for usein self-medication(Pp. 4,9).Geneva: World Health
Organization.
World Self-Medication Industry. 2010.Responsibleself-careand sel medication: a
worldwidereview of consumersurveys. Ferney-Voltare: WSMI, 16 p.

22
LAMPIRAN

Lampiran 1. Mencari responden lewat aplikasi Whatsapp

23
Lampiran 2. Google formulir awal

Lampiran 3. Gogle formulir bagian A. Angket Pengetahuan Swamedikasi Tanaman


Herbal

24
Lampiran 4. Google Formulir bagian B. Angket Pengalaman Swamedikasi Tanaman
Herbal

Lampiran 5. Google formulir bagaian C. Angket Faktor Memilih Swamedikasi


Menggunakan Tanaman Herbal

25
Timestam U Pekerjaa A A A A A A A A A A B B B B B C C C C C
Nama
p mur n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
21/09/202 Mahasis
Anin 19 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 12:12:54 wa
21/09/202 Rahma Pegawai
43 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 2 2 2 1 2 4 3 3 4 1
2 12:57:04 n swasta
21/09/202 Rifqi
21 Pelajar 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 3 2 1 1 2 2 3 3 1
2 13:06:45 Andani
21/09/202 Mahasis
Julita 19 3 2 4 4 4 4 3 2 4 2 3 2 3 3 4 4 3 4 4 2
2 16:09:21 wa
saris
21/09/202 Mahasis
segara 19 3 1 3 1 3 1 1 1 1 3 2 1 2 1 2 3 3 3 3 3
2 16:31:34 wa
mutiara
Ibu
21/09/202
Mimin 38 rumah 3 4 4 1 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 17:10:33
tangga
21/09/202
Intan 19 . 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 4 2 1 1 4 3 3 3 3
2 17:25:33
Ibu
21/09/202
Tia 39 rumah 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3
2 17:28:43
tangga
21/09/202 Suryan
45 Swasta 4 4 1 4 4 4 1 1 1 4 3 4 3 1 4 3 4 3 3 4
2 17:42:21 a

21/09/202 Sumiat 45 Ibu 2 4 3 3 4 3 1 1 1 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3


1
rumah
2 17:43:38 i
tangga
21/09/202
ujang 45 Swasta 3 4 3 4 4 4 2 1 3 1 3 4 3 1 4 3 3 3 4 4
2 17:46:17
Ibu
21/09/202 Irma
31 rumah 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3
2 17:53:08 damayanti
tangga
ibu
21/09/202 Nurlae
32 rumah 4 4 4 3 4 4 3 2 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 18:07:13 ni
tangga
Siti
21/09/202 Karyawa
Mustangin 24 4 4 3 2 4 4 3 2 3 3 2 3 4 1 4 3 3 4 4 3
2 18:16:21 n Swasta
ah
ibu
21/09/202 Setiaw
38 rumah 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 1 2 3 3 3 3 3
2 18:16:50 ati
tangga
Ibu
21/09/202 Ika
43 rumah 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 2 2 2 4 4 3 3 3 3 3
2 18:18:05 kartika
tangga
21/09/202 Sulisti Ibu
37 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3 3 3
2 18:29:56 awaty rumahtangga
21/09/202
Risma 29 IRT 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 3
2 18:48:34
21/09/202 Mahasis
Faisal 19 3 1 4 1 4 2 1 2 3 3 3 2 4 1 2 3 3 2 3 2
2 19:03:21 wa

2
Indah
21/09/202 Mahasis
Lusiana 19 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 1 3 3 3 3 3 2
2 19:48:49 wa
Pratiwi
21/09/202
Silmi 17 pelajar 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 4 1 3 3 4 3 3 4
2 20:32:19
21/09/202 Tia mengejar
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4
2 20:44:45 Nurshinta mimpi
DRA.
21/09/202 Pensiuna
Hj. Euis 61 4 4 2 4 4 3 2 2 3 1 3 2 2 1 4 3 3 3 3 4
2 23:12:44 n PNS guru
Leni
21/09/202 Fatima Mahasis
19 4 3 2 4 4 3 1 1 2 3 2 2 3 1 2 4 4 3 2 3
2 7:46:14 h wa
21/09/202 Siswa/
Vyola 16 4 4 4 2 4 3 1 1 2 1 3 1 3 1 3 4 3 3 3 4
2 19:09:38 pelajar
Lusi
21/109/20 Asisten
Nurmalasa 19 3 4 3 4 4 4 1 4 3 1 3 1 3 1 3 3 3 4 3 4
22 21:08:18 Apoteker
ri
21/09/202 Puspit Karyawa
25 4 4 4 1 4 4 1 1 2 3 3 1 4 4 4 2 2 4 4 3
2 21:39:31 a n
21/09/202 Azzahr Pegawai
20 4 4 4 3 4 4 2 2 4 1 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4
2 4:28:33 a Apotek
21/09/202
Nova 19 Admin 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2 3 3 3
2 7:24:51
21/09/202 Karyawa
Elvie 24 4 4 4 2 4 4 1 2 2 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 3
2 8:10:33 n
3
Lampiran 6. Tabel responden

Anda mungkin juga menyukai