Anda di halaman 1dari 3

ETIKA PERSIDANGAN b.

Ruang harus bersih dan sehat


c. Keamanan harus terjamin dan tersedianya sarana peserta sidang.
Dan lay out sidang juga harus diperhatikan, diusahakan agar pengaturan tata letak ruangan yang efesian dan efektif,
Disajikan Oleh : Nisan. KSR PMI JB
sehingga terjangkau oleh pandangan seluruh peserta. Misalnya, membentuk lay out seperti 'ladam kuda' atau leter 'U',
Angkatan Badai Rawa Cangkuang 2001
seta tentukan pasisi pimpinan sidang, peserta, peninjau dan ruangan komisi.
I. PENDAHULUAN
2. Waktu
Pada hakikatnya musyawarah adalah pencerminan dari azas demokrasi yang dijunjung oleh bangsa Indonesia
Sebelum sidang dilaksanakan, factor waktu sudah menjadi pertimbangan. Karena itu, disiplin waktu bagi semua pihak
seperti yang tercantum dalam sila keempat Pancasila. Dalam menentukan segala hal, mengunakan musyawarah
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kelancaran tercapainya tujuan dalam sidang.
berazaskan demokrasi, sehingga tidak ada satupun kehendak yang dipaksakan melainkan berdasarkan keputusan
Oleh sebab itu, waktu persidangan hendaknya ditentukan sebaik mungkin, sehingga tidak memberatkan dan
bersama.
menjenuhkan para peserta sidang, waktu istirahat, shalat, makan dan sebagainya.
Sebagai upaya untuk mencapai tujuan bersama organisasi itu, senantiasa bertitik tolak pada peraturan-
peraturan (hasil keputusan musyawarah) yang telah ditanamkan dalam organisasi dan dijiwai oleh seluruh anggotanya.
3. Perlengakapan/peralatan
Keputusan keputusan yang diambil dalam musyawarah tentunya merupakan kebijaksanaan organisasi yang harus
Dalam melaksanakan musyawarah, maka peralatan yang dibutuhkan hendaknya dipenuhi, seperti:
ditaati oleh anggotanya.
a. Palu sidang
Penguasaan tata cara persidangan merupakan pengetahuan yang semestinya dimiliki oleh setiap pemimpin
b. Kursi dan meja sidang
maupun anggota organisasi, karena pesidangan akan melahirkan keputusan-keputusan yang merupakan faktor
c. Podium
dominan dalam menentukan laju organisasi. Selain itu, senantiasa diperhatikan, manakala suatu organisasi yang tidak
d. Pengeras suara
mau terjebak oleh keputusan-keputusan yang kaku atau mungkin merugikan orang banyak.
e. Papan tulis dan lain sebagainya.
II. PENGERTIAN MUSYAWARAH/PERSIDANGAN
4. Tata tertib
Persidangan adalah pertemuan yang saling berkepentingan untuk bertukar pikiran/pendapat dan memecahkan
Agar musyawarah berjalan dengan lancar, maka diperlukan tata tertib yang mendukung terciptanya kelancaran
permasalahan untuk mencapai tujuan tertentu.
tersebut. Dengan demikian perlu disusun tata tertib yang menyangkut:
a. Hak dan kewajiban peserta sidang
III. SIFAT PERSIDANGAN
b. Peraturan mengenai keputusan sidang
Sifat persidangan terbagi menjadi 2 macam,yaitu :
c. Peraturan hak bicara, suara, dan dipilih
1.Terbuka
d. Peraturan pemilihan pemimpin sidang dan sebagainya
yaitu persidangan yang ditentukan terbuka untuk umum oleh pimpinan sidang, misalnya :
5. Pemimpin sidang dan sekretaris sidang
a.sidang paripurna/pleno.
Sukses atau tidaknya sidang, sangat diteentukan oleh pimpinan sidang. Oleh karena itu. Ada beberapa hal yang harus
b.sidang pembentukan tim formatur.
diperhatikan oleh pimpinan sidang, antara lain:
2.Tertutup
a. Mengarahkan sidang dalam menyelesaikan masalah
yaitu persidangan yang ditentukan tertutup untuk untuk umum oleh pimpinan sidang, misalnya :
b. Menjelaskan masalah yang akan dibahas
a.sidang komisi.
c. Memberikan kesempatan pada peserta untuk menyampaikan pendapat atau gagasan serta menyalurkan
b.sidang formatur.
aspirasinya
Ada yang sifatnya tertutup tapi bukan sidang,misalnya :
d. Peka terhadap maslah yang berkembang
c.rapat tim formatur.
e. Tidak mudah terpancing dan tidak memaksakan kehendaknya
d.rapat pimpinan sidang.
f. Menyimpulkan dan menjelaskan hasil-hasil keputusan yang diambil serta mengusahakan untuk mendapat
e.rapat tim perumus komisi.
kesepakatan dalam mengambil keputusan.
IV. MUSYAWARAH/PERSIDANGAN
Syarat-syarat pimpinan sidang
A. Tugas Musyawarah
a. Mempunyai sifat leadership
Musyawarah dilaksanakan setiap satu tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota, pada dasarnya bertugas untuk:
b. Mempunyai pengetahuan yang cukup
1. Mengevaluasi kegiiatan yang telah dilaksanakan.
c. Bijaksana dan bertanggung jawab
2. Merencanakan kegiatan yang akan datang.
d. Peka terhadap situasi dan cepat untuk mengambil inisiatif dalam situasi kritis.
3. Menyalurkan kehendak/aspirasi para anggotanya tentang segala aktivitas pembinaan untuk dituangkan dalam surat
ketetapan musyawarah, agar mempunyai kekuatan yang menjadi tanggung jawab bersama untuk
Sikap pimpinan sidang
melaksanakannya tanpa ada paksaan.
a. Simpatik dan menarik
4. Membicarakan AD/ART Suatu Organisasi
b. Disiplin
5. Memilih pengurus yang akan datang.
c. Sopan hormat dalam kata-kata dan perbuatan
d. Bersikap adil dan bijaksana terhada pererta
B. Syarat-syarat Musyawarah/Persidangan
e. Menghargai pendapat orang lain (peserta)
1. Tempat/ruangan
Sebagai pertemuan formal, musyawarah memerlukan tempat yang memadai, agar sidang dapat berjalan dengan
Sebab-sebab menjadi pimpinan sidang
lancar dan tertib. Karena itu, beberapa persyaratan dibawah ini perlu mendapat perhatian, seperti:
a. Karena jabatan atau kedudukan
a. Tempat cukup luas
b. Ditunjuk oleh atasan
c. Ditunjuk/dipilih oleh peserta sidang
Sekretaris sidang D. Penggunaan Palu Sidang
Untuk membantu jalannya sidang dan menjaga kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam sidang, maka Dalam persidangan, palu sidang mempunyai peranan penting untuk kelancaran sidang. Mulai dari penenpatan,
diperlukan anggota atau sekretaris untuk mencatat masalah-masalah yang berkembangan didalam sidang, sehingga pemegangan sampai pada penggunaan, ketukkannya juga mempunyai etika sendiri, jika salah menggunakan atau
memudahkan untuk menganalisa dan kemungkinan peninjauan kembali, baik sebelum atau sesudah diambil mengetuk palu bisa mengakibatkan ketegangan-ketegangan diantara peserta sidang. Adapun penggunaan ketukan
keputusan. palu sidang adalah sebagai berikut:
1. Satu kali ketukan (1 X)
6. Keputusan sidang dan pengambilan keputusan a. Menerima dan menyerahkan pimpinan sidang
Keputusan sidang b. Mengesahkan keputusan poin per point
Keputusan/kesimpulan sidang merupakan hasil dari seluruh proses dan pelaksanaan persidangan setelah c. Memberikan perhatian kepada peserta sidang untuk tidak gaduh
diformulasikan dari semua pendapat peserta sidang yang kemudian disepakati bersama. Dan keputusan inilah yang d. Menschorsing atau mencabut kembali schorsing sidang yang lamanya 1 X 15 menit
kemudian dijadikan bahan atau landasan bagi anggota organisasi dalam pengembangannya. e. Mencabut kembali/membatalkan ketukan terdahulu yang dianggap keliru
Pengambilan keputusan 2. Dua kali ketukan (2 X)
Agar keputusan tidak bertentangan dengan kehendak dan tujuan organisasi, maka keputusan harus diambil dengan a. Schorsing sidang yang lamanya 2 X 15 menit atau 2 X 30 menit atau lebih
jalan musyawarah dan mufakat. Karena itu langkah-langkah untuk mengambil keputusan bias dilakukan dengan 3. Tiga kali ketukan (3 X)
system demokrasi (suara terbanyak), prinsip aklamasi (pemilihan secara langsung) dan berdasarkan kompromi a. Membuka dan menutup sidang
(lobying), yaitu dimana para peserta dan pimpinan sidang terdapat kesepakatan. Untuk mengacu kearah prinsip-prinsip b. Mengambil keputusan mengesahkan hasil keputusan sidang akhir secara keseluruhan
itu di atas, dalam sidang dilakukan proses:
a. Kwalifikasi: saling menyatakan pendapat diantara peserta E. Laporan Pertanggungjawaban
b. Interpretasi: penafsiran pendapat agar diperoleh kejelasan Laporan pertanggungjawaban pengurus atas segala kegiatan/program maupun kebijaksanaan yang telah
c. Motivikasi: pengungkapan alasan yang logis dilakukan oleh pengurus organisasi lama dalam melaksanakan program kerja selama masa baktinya. Pengurus wajib
d. Integrasi: pernyataan semua pendapat, sebagai kesimpulan yang dapat diterima oleh peserta sidang, serta mempertanggung jawabkan aktifitasnya kepada musyawarah, yang merupakan forum tertinggi dalam organisasi,
dijadikan sebagai keputusan siding karena pengurus dipilih oleh Tim Formatur.
Laporan bersumber dari rencana kerja (hasil keputusan musyawarah sebelumnya) dan merupakan evaluasi
C. Move-move/Tekanan Persidangan terhadap pelaksanaan program kerja. Untuk memudahkan pembahasan, laporan dibuat secara terperinci menurut
Dalam persidangan bisanya muncul move-move/tekanan yang dapat meramaikan musyawarah, bahkan bidangnya, misalnya administrasi dan kesekretariatan, kegiatan operasional yang juga melaporkan pembinaan
digunakan sebagai alat untuk memenangkan sidang, seperti: anggota
1. Schorsing (Penundaan) Aktifitas anggota dilaporkan secara kronologis sesuai dengan perjalanan waktu pelaksanaan program. Laporan
Penundaan untuk sementara atau waktu-waktu tertentu. pertanggungjawaban dilengkapi dengan evaluasi pengurus terhadap pelaksanaan program kerja pada masa baktinya,
serta ditutup dengan kesimpulan umum dan saran-saran pelaksanaan program bagi pengurus beriktnya.
2. Lobiying (Obrolan-obrolan)
Obrolan antara peserta dan pimpinan sidang dalam waktu tertentu, untuk mencari kesesuaian faham yang tidak F. Komisi
dapat diambil dalam persidangan. Kedua poin ini, juga dilakukan apabila dalam persidangan mengalami jalan Komisi adalah sekelompok peserta musyawarah yang dipilih untuk membahas rancangan rencana kerja suatu
buntu, atau peserta mengalami kelelahan maka dilakukan schorsing. bidang tertentu sesuai dengan aspirasi peserta musyawarah.
Pembagian komisi sebagai berikut:
3. Intruption (Pemotongan pembicaraan) a. Komisi A tentang Penilaian LPJ
Dalam persidangan, sering terjadi usaha pemotongan pembicaraan dari seseorang peserta terhadap peserta b. Komisi B tentang Program Kerja
lainnya atau pimpinan sidang sekali pun. Dalam upaya inilah digunakan istilah "Intrupsi" yang pada hakikatnya c. Komisi C tentang Anggaran Keuangan
meminta kesepakatan untuk berbicara. Ada emat macam intrupsi, diantaranya: d. Komisi D tentang AD/ART
a. Intrupsi point of order (meminta kesepakatan untuk berbicara) Keanggota komisi;
Istilah ini digunakan oleh peserta sidang manakala yang diintrupsi, baik peserta lain maupun pimpinan a. Seorang ketua komisi
sidang, dipandang melakukan pembicaraan yang menyimpang dari masalah yang dibicarakan. b. Seorang sekeretaris komisi
b. Intrupsi Point of information (meminta atau memberikan penjelasan) c. Beberapa anggota komisi
Pemotongan seperti ini dilakukan peserta terhadap pesertra lain atau pimpinan sidang, untuk diberikan
atau memberikan informasi sebagai pelengkap dari apa yang telah disampaikan. G. Tim Formatur
c. Intrupsi Point of clearification (minta diperjelas) Tim formatur adalah suatu tim dengan jumlah ganjil yang dipilih oleh peserta musyawarah, yang bertugas
Hal ini untuk memperjelas masalah, agar tidak terjadi perdebatan pendapat yang menajam dalam memilih/membetuk pengurus serta menyusun penempatan calon anggota tersebut dalam pembagian tugas dan fungsi
persidangan. dalam pengurus.
d. Intrupsi Point of personal prevelage (permintaan untuk pembersihan nama)
Pemotongan pembicaraan dari peserta sidang kepada peserta sidang lainnya, dimana yang mengintrupsi H. Hak Bicara, Suara dan Dipilh
meminta kepada pimpinan sidang untuk tidak memberikan kesempatan atau membiarkan pembicaraan -Hak bicara adalah hak yang dimiliki peserta untuk menyampaikan usulan, saran dan pendapat didalam forum.
yang diintrupsi, karena dipandang telah memojokkan seseorang atau menyinggung masalah pribadi -Hak Suara adalah hak yang dimiliki peserta untuk diperhitungkan dalam penghitungan suara bila dilaksanakan
seseorang. pengambilan keputusan.
-Hak Pilih adalah hak yang dimiliki peserta untuk dipilih dan memilih, tapi untuk hak dipilih hanya berlaku pada peserta
sidang

Anda mungkin juga menyukai