Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MEMBIASAKAN AKHLAK TERPUJI


DI
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : SINTHA AGUSTIN

MAN 2 LANGSA
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, karena berkat segala nikmat yang
diberikannya penulis mampu untuk menyelesaikan makalah yang berjudul “Membiasakan
Perilaku Terpuji”.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat menjadi acuan dalam pelajaran yang
sejenis ataupun sebagai bahan referensi untuk makalah-makalah sejenis. Kami selaku
penyusun sadar bahwasannya makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A.     Latar Belakang..........................................................................................................................5
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C.     Tujuan.......................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. ADIL............................................................................................................................................6
1. Pengertian Dan Pentingnya Perilaku Adil..................................................................................6
2.    Perilaku Orang Berbuat Adil...................................................................................................7
3.    Nilai – Nilai Positif Perilaku Adil Dalam Kehidupan.............................................................8
4.    Membiasakan Perilaku Adil Dalam Kehidupan Sehari – Hari................................................9
B. RIDA..........................................................................................................................................10
1.    Pengertian Dan Pentingnya Perilaku Rida............................................................................10
2.    Perilaku Orang Yang Berbuat Rida.......................................................................................11
3.    Nilai – Nilai Positif Perilaku Rida Dalam Kehidupan...........................................................12
4.    Membiasakan Perilaku Rida Dalam Kehidupan Sehari – Hari..............................................12
C. AMAL SALEH...........................................................................................................................12
1.    Pengertian Dan Pentingnya Bermal Saleh.............................................................................12
2.    Perilaku Orang Yang Beriman Saleh....................................................................................13
3.    Nilai – Nilai Positif Beramal Saleh Dalam Kehidupan.........................................................14
4.    Membiasakan Perilaku Beramal Saleh Dalam Kehidupan Sehari – Hari..............................14
D. PERSATUAN DAN KERUKUNAN........................................................................................14
1.    Pengertian Dan Pentingnya Persatuan Dan Kerukunan.........................................................14
2.    Perilaku Orang Yang Memiliki Sifat Persatuan Dan Kerukunan..........................................15
3.    Nilai – Nilai Positif Dalam Persatuan Dan Kerukunan.........................................................16
4.    Membiasakan Persatuan Dan Kerukunan Dalam Kehidupan Sehari – Hari..........................16
BAB III................................................................................................................................................18
PENUTUP...........................................................................................................................................18
A. Kesimpulan................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Setiap perbuatan baik atau buruk yang dilakukan manusia pasti akan memiliki efek
yang berbeda, baik bagi individu yang bersangkutan maupun orang lain. Perbuatan baik akan
membawa kebahagiaan dan perbuatan buruk akan membawa kesengsaraan bagi orang yang
melakukannya dan memiliki pengaruh bagi lingkungannya. Semakin banyak perilaku baik
yang tertanam pada diri setiap orang, akan semakin baik pula lingkungan masyarakat yang
tercipta. Perilaku adil, rida, amal saleh, persatuan, dan kesatuan merupakan contoh perilaku
baik yang harus kita tanam dalam diri sejak dini.

B.     Rumusan Masalah
1) Bagaimakah pengertian dan pentingnya adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan?
2)    Bagaimanakah perilaku orang yang berbuat adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan?
3)    Bagaimanakah nilai – nilai positif dari adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan dalam fenomena kehidupan?
4)    Bagaimanakah kebiasaan perilaku adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan dalam kehidupan sehari – hari?

C.     Tujuan
 Mengetahui pengertian dan pentingnya adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan dengan benar.
 Mengetahui perilaku orang yang berbuat adil, rida, amal saleh, persatuan, dan
kerukunan.
 Mengetahui nilai – nilai positif dari adil, rida, amal saleh, persatuan, dan kerukunan
dalam fenomena kehidupan.
 Bisa membiasakan perilaku adil, rida, amal saleh, persatuan, dan kerukunan dalam
kehidupan sehari – hari.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ADIL

1. Pengertian Dan Pentingnya Perilaku Adil


Kata adil berasal dari bahasa Arab yaitu al –‘adlu berarti sama. Adil menurut
etimologi berarti sama, tidak berat sebelah pihak, berpihak pada kebenaran, dan tidak berlaku
sewenang – wenang. Kata adil sering disinonimkan dengan kata al – musawah (persamaan)
dan al – qisith (moderat/seimbang). Kata adil dilawankan Artinya :

   

“Seseungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberikan
bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan
permusuhan. Dia memberi penngajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.” (Q.S An – Nahl/16:90)

Secara terminologi, pengertian keadilan memiliki 4 (empat) macam pemahaman sbb:


a. Adil berarti sama. Seseorang dikatakan berlaku adil apabila ia memperlakukan
sama/tidak membedakan seseorang dengan seseorang yang lain, begitu pula bila ia
memperlakukan sama akan haknya (lihat Q.S An – Nisa’ / 4:58).
b. Adil berate seimbang. Allah SWT menciptakan segala sesuatu dengan keseimbangan,
semua menuju satu tujuan. (lihat Q.S Al – Infitar/ 82:6 – 7 atau Q.S Al – Mulk/ 67:3).
c. Adil adalah menepkan seseuatu pada tempatnya. Lawan dari keadilan adalah
kezaliman, yang berarti pelanggaran terhadap hak – hak orang lain atau diri sendiri.
(lihat Q.S Al – Ahzab/ 33:72).
Islam membimbing manusia agar berlaku adil dan tidak bersikap berat sebelah. Adil
merupakan sifat yang tidak terpengaruh karena faktor keluarga, hubungan kasih saying, karib,
kerabat, golongan, dsb. Rasa keadilan adalah hal yang tidak terpisahkan dari nilai adat,
agama, dan kebudayaan. Prilaku ini diwujudkan dalam hubungannya dengan keluarga dan
masyarakat atau bangsa.
Imam al – Ghazali menjelaskan tentang hakikat adil adalah keseimbangan anatara
sesuatu yang lebih dan yang kurang. Adil dalam arti seimbang adalah kunci pembentukan
ahlak mulia.
Menggaris bawahi tentang pentingnya menegakkan keadilan dalam segala bidang,
khususnya pemerintahan merupakan faktor penting bahkan paling esensial untuk suksesnya
suatu kekuasaan, baik dalam suatu negara atau suatu organisasi kemasyarakatan. Allah SWT
telah menegaskan betapa eratnya hubungan keadilan dengan ketaqwaan. Allah SWT
berfirman:

Artinya:
     “Wahai orang – orang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan kerena
Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum,
mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah.karena (adil) itu lebih dekat
kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha teliti apa yang kamu
kerjakan.” (Q.S Al – Maidah/5:8)

2.    Perilaku Orang Berbuat Adil


1. Berperilaku adil dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian, yaitu sbb:
a. Berperilaku Adil kepada Allah SWT.
b. Menempatkan Allah SWT sebagai Tuhan manusia yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus tunduk dan patuh, terhadap
perintah-Nya, taat menjauhi larangan-Nya, serta beramal saleh.
c. Berperilaku Adil terhadap Diri Sendiri
d. Menempatkan diri pribadi pada tempat yang baik dan benar, yaitu diri kita terjaga dari
perbuatan maksiat dan terpelihara dalam kebaikan dan keselamatan.
e. Berlaku Adil terhadap Orang Lain
f. Yaitu menempatkan orang lain pada tempat yang selayaknya dan benar, memberikan
hak orang lain dengan jujur dan benar, tidak curang atau mengurangi haknya.
g. Berlaku Adil terhadap Makhluk lain
h. Menempatkan makhluk lain pada kedudukannya yang sesuai, contohnya menyayangi
binatang.
2. Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka ciri-cirri orang yang berbuat adil adalah, sbb:
1) Bertindak bijaksana dalam mendamaikan perselisihan atau memutuskan perkara
2) Arif bijaksana, selalu mengedepankan musyawarah sebelum  keputusan diambil
3) Tidak curang atau mengurangi timbangan (pada saat berjualan)
4) Professional
5) Memberikan bantuan atau pertolongan tanpa harus diminta
6) Bekerja, selalu mendahulukan kepentingan umum.
7) Mudah menyesuaikan diri ditengah – tengah orang yang baru dikenalnya
8) Menyayangi keluarga
9) Dermawan dan empati
3. Berikut adalah contoh beberapa pemimpin yang berbuat adil kepada kaum lemah:
1) Abu Yusuf
2) Qadhi Muhammad bin Umar at – Thalhi

3.    Nilai – Nilai Positif Perilaku Adil Dalam Kehidupan


o Terciptanya rasa aman, tenang, dan tentram dalam jiwa dan tidak ada rasa khawatir
kepada orang lain, karena tidak pernah melakukan perbuatan yang merugikan atau
menyakiti orang lain.
o Membentuk pribadi yang dapat melaksanakan kewajiban dengan baik, taat, dan patuh
kepada Allah SWT., melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dengan
kesadaran dan tanggung jawab.
o Menciptakan ketentraman dan kerukunan hidup, hubungan yang harmonis, dan tertib
dengan orang lain.
o Hukum dapat ditegakkan, sehingga tidak akan terjadi mafia hokum yang sangat
merugikan orang lain dan masyarakat luas.
o Mengurangi kesenjangan sosial, kemiskinan, kebodohan karena pemegang
kebijakannya adil, dan memahami kebutuhan masyarakatnya.
o Menjadikan kehidupan keluarga rukun, karena ayah dan ibu memperlakukan anak –
anaknya dengan adil.
o Negara menjadi makmur, aman, dan damai karena pemimpin yang adil, cerdas dan
berwibawa. Keadilan yang telah tegak akan menimbulkan kebaikan, dan ketentraman
untuk bangsanya karena keadilan dapat mencegah kejahatan.
o Hidup menjadi tentram, karena keseimbangan antara rohani dan jasmani; sehat,
sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan baik.
o Situasi menjadi kondusif dan stabil karena konsisten menjalani system yang adil.
o Manajemen sekolah yang berorientasi kepada keadilan disegala aspek kegiatan belajar
– mengajar akan memberikan nilai positif kepada sekolah tersebut.
o Akhlak mulia semakin meningkat.

4.    Membiasakan Perilaku Adil Dalam Kehidupan Sehari – Hari


a) Membaca, mempelajari, dan melaksanakan kandungan yang terdapat dalam Al –
Qur’an, karena adalah  petunjuk yang menjelaskan tentang keadilan.
b) Menegakkan keadilan tanpa memandang status sosial.
c) Menegakkan keadilan, karena Allah SWT akan meminta pertanggung jawaban dari
semua perbuatan didunia.
d) Memahami nilai – nilai positif yang terkandung didalam prinsip keadilan, bahwa
keadilan memberikan tatanan kehidupan yang islami, yaitu damai, sejahtera, dan
memberikan rasa aman kepada orang lain.
e) Bersikap ramah, sopan, dan santun pada saat bertemu teman dan seseorang yang telah
dikenalnya.
f) Konsisten kepatuhannya terhadap perintah Tuhan dan melaksanakan-Nya,
serta  menjauhi larangan-Nya.
g) Menjadikan diri sebagai suasana kondusif, tentram, dan rukun.
h) Bermitra bersama orang lain, dengan saling percaya dan saling menguntungkan.
i) Tidak sombong atau angkuh bila bergaul dengan masyarakat diberbagai lapisan.
j) Berpikir posistif (husnuzan), yaitu berpresangka baik terhadap orang – orang yang ada
disekitarnya.

B. RIDA

1.    Pengertian Dan Pentingnya Perilaku Rida


Rida berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata radiya  yang berarti senang, suka, dan
rela. Rida secara etimologi ialah rela, senang hati, dan berkenaan. Menurut terminology rida
adalah sikap menerima segala takdir/ketetapan dari Allah SWT dengan senang hati. Rida
dapat juga diartikan sebagai hati dalam merespon semua pemberian-Nya yang setiap saat
selalu dirasakan. Rida dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a.        Rida terhadap Hukum Allah SWT.
Orang yang rida terhadap hukum Allah SWT akan melaksanakan segala perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya dilandasi niat ikhlas karena Allah SWT, serta rasa senang,
dan tidak merasa terpaksa/dipaksa. Allah SWT berfirman:

Artinya:
“Dan sekiranya mereka benar – benar rida dengan apa yang diberikan kepada mereka
oleh Allah SWT dann Rasulnya, dan berkata,”Cukuplah Allah bagi kami, Allah dan Rasul-
Nya akan memberikan kepada kami segala karunia-Nya. Sesungguhnya kami orang – orang
yang berharap kepada Allah SWT.” (Q.S At-Taubah/ 9:59)
b.        Rida terhadap Qada dan Qadar Allah SWT.
Rida terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usah terlebih dahulu
untuk mencari jalan keluarnya. Allah berfirman : “Sesungguhnya allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum sebelum ereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS Ar-
Ra’du/ 13:11). Menyerah dan berputus asa tidak dibenarkan oleh tatanan hidup dan tidak
dibenarkan pula oleh ajaran Islam (lihat QS Al – Baqarah/ 2:155-156).
Dalam sebuah hadist diterangkan bahwa rida merupakan tanda dari keimanan seseorang. Rida
adalah suatu maqam mulia karena didalamnya terhimpun tawaqal dan sabar. Mereka yang
rida dapat merasakan hikmah dibalik setiap peristiwa.
Rida berbeda dengan sabar dan pasrah. Sabar berarti menahan diri dari amarah dan
kekesalan ketika merasa sakit sambil berharap derita itu segera hilang. Pasrah adalah
menerima segala ketetapan Allah, tanpa ada ikhtiar untuk mengubahnya sedikit pun. Rida
berbeda dari keduanya dan rida merupakan salah satu sifat yang diutamakan (dimuliakan)
oleh Allah SWT.
Anas bin Malik meriwayatkan hadist Nabi saw yang artinya, “Sesungguhnya jika Allah
menyayangi suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka, barang siapa yang rida,maka
baginya keridaan Allah dan siapa yang marah, maka baginya murka Allah SWT.”
Sikap rida sangat penting dimiliki bagi setiap muslim. Diantara pentingnya rida yaitu, sbb:
1) Menjadikan seseorang hidupnya berjiwa tenang, rela terhadap semua pemberian
Allah, dan selau mensyukuri semua nikmat Allah.
2) Menjadikan seseorang dalam hidup didunia ini untuk mencari kebahagiaan hidup
diakhirat, dengan tetap berikhtiar.
3) Tidak meminta balasan sepeser pun atas dakwahnya (lihat QS Sad/38:86).
4) Rida dapat menghilangkan kebencian.
5) Mendorong berpikir positif/husnuzan kepada (takdir) Allah SWT dan sesama
manusia.
6) Menerima aturan Allah.
7) Jika bersedekah tidak meminta balasan kecuali rida Allah SWT. (lihat QS Al-
Insan/ 76:9)

2.    Perilaku Orang Yang Berbuat Rida


a) Segala urusannya selalu dikembalikan kepada Allah SWT.
b) Bersabar jika mendapat musibah dan menyadarinya bahwa musibah adalah ujian yang
harus ditunaikan.
c) Sabar dalam melaksanakan  kewajiban hingga selesai dengan kesungguhan usaha/ikhtiar
dan penuh tanggung jawab.
d) Senantiasa mengingat Allah SWT.
e) Tidak iri hati atas kekurangan/kelebihan orang lain.
f) Tidak ria untuk dikagumi hasil usahanya
g) Senantiasa bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang diberikan-
Nya.
h) Tetap beramal saleh sesuai kemampuan.
a. Menunjukkan kerelaan/rida terhadap diri sendiri dan Allah SWT.

3.    Nilai – Nilai Positif Perilaku Rida Dalam Kehidupan


a)    Membuat batin menjadi tenang, ikhlas, dan tidak mudah berkeluh kesah.
b)   Memberikan semangat juang yang tinggi dalam menunaikan kepatuhan.
c)    Menumbuhkan sifat/rasa kasih sayang untuk selalu berbuat baik.
d)   Memberi motivasi untuk tetap dan selalu beriman serta beramal saleh.
e)    Menjauhkan dari perilaku yang menjurus kepada kemusyrikan, munafik, dan fasik.

4.    Membiasakan Perilaku Rida Dalam Kehidupan Sehari – Hari


Orang yang memiliki sifat rida tidak mudah bimbang/kecewa atas pengorbanan yang
dilakukannya. Ia tidak menyesal dengan kehidupan yang diberikan Allah SWT. Kita harus
membiasakan perilaku rida, diantaranya sbb:
a)    Selalu peduli dangan kepentingan umum, selain kepentingan pribadi.
b)   Memberikan contoh dan pembinaan yang baik terhadap sesama.
c)    Penyantun dan penyayangterhadap orang lain atau lingkungan.
d)   Menjauhi sifat – sifat tidak terpuji.
e)    Berusaha husnudzan atas segala musibah atau pun peristiwa yang menimpa.

C. AMAL SALEH

1.    Pengertian Dan Pentingnya Bermal Saleh


Menurut bahasa Indonesia kata “amal saleh” terdiri dari dua kata. Yaitu, amal yang
berarti perbuatan baik/buruk dan saleh berarti baik. Jadi, amal saleh secara bahasa berarti
perbuatan baik. Secara terminologi amal saleh adalah segala perbuatan yang sesuai dengan
dalil aqli dan naqli (Al – Qur’an dan hadist Nabi saw) dan mendatangkan kemaslahatan bagi
orang lain atau pun diri sendiri. Amal saleh adalah perbuatan yang jika dilakukan, maka
kerusakan akan terhenti/menjadi tiad. Amal saleh juga diartikan sebagai suatu pekerjaan yang
dengan melakukannya diperoleh manfaat dan kesesuaian (Quraish Shihab, 1997:480). Salah
satu firman Allah SWT terkait dengan amal saleh:
Artinya:
“Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki – laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan
Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”
(Q.S An-Nahl/ 16:97).
Tujuan mencari amal saleh diantaranya adalah mencari jalan keselamatan dunia dan
akhirat untuk kembali kepada sumber kehidupan yang abadi (rida Allah SWT). amal saleh
seseorang harus didasari jiwa tanpa pamrih, mengharapkan jasa, dan pujian dari orang lain.
Segala amal saleh yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak dihadapan Allah
SWT. Kunci diterimanya amal saleh yang kita lakukan adalah keikhlasan kepada Allah SWT
agar memperoleh keridaan-Nya. Seseorang diberi pahala atas niat dan amalnya.
Nabi Muhammad saw memberi 6 kriteria mengenai jenis – jenis sikap atau sifat yang
dapat merusak amal saleh (tuhbitul ‘amal) seseorang, yaitu sbb:
a. Istighalu bi uyubil khalqi, artinya sibuk mengurus urusan orang lain.
b. Qaswatul qulub, artinya keras hati. Ini akibat dihinggapi sifat ria, ujub, takabur, dan
hasud.
c. Hubbud dunya (cinta dunia), artinya sangat mementingkan materi, tanpa
memperdulikan urusan halal dan haram.
d. Qillatul hayā’, artinya tidak punya rasa malu.
e. Thulul amal, artinya panjang angan – angan. Mengumbar ambisi dan rencana tanpa
ditunjang kesiapan perangkat yang memadai, hanya mengandalkan fantasi dan untung
– untungan.
f. Zalimu la yantahi, artinya berbuat zalim tanpa henti. Zalimu li nafsi (zalim kepada diri
sendiri), yaitu merusak hak dan kewajiban diri sendiri sebagai hamba Allah SWT
yang harus taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2.    Perilaku Orang Yang Beriman Saleh


Kriteria perbuatan amal saleh:
a) Niat yang tulus dan ikhlas karena Allah SWT. Sebelum seseorang berbuat hendaklah
meluruskan niat dan tujuannya, yaitu hanya semata – mata mencari rida Allah SWT.
b) Benar dalam melaksanakannya.
c) Bertujuan untuk mencari rida Allah SWT.
d) Bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

3.    Nilai – Nilai Positif Beramal Saleh Dalam Kehidupan


a) Mendapat anugerah kehidupan yang baik (Q.S An – Nahl/16:97).
b) Memiliki rasa kasih sayang (Q.S Maryam/19:96).
c) Akan memperoleh pahala yang besar (Q.S Al – An’ām:160).
d) Memperolah ampunan (Q.S Al – Hajj/22:50).
e) Memperoleh jalan keluar atas masalah yang dihadapi dan memperoleh rezeki yang
tidak disangka – sangka. (Q.S At – Talaq: 2 – 3).
f) Memperoleh petunjukk dari Allah SWT. (Q.S Yunus : 108).

4.    Membiasakan Perilaku Beramal Saleh Dalam Kehidupan Sehari – Hari


Berikut adalah pembiasaan beramal saleh dalam kehidupan sehari – hari:
a) Memiliki rasa kasih sayang terhadap sesama.
b) Mempunyai sikap toleransi dalam kehidupan.
c) Sopan dalam bertutur kata.
d) Tanggap terhadap permasalahan lingkungan.
e) Ramah dalam pergaulan.
f) Membantu pekerjaan orang tua dirumah.
g) Melaksanakan kewajiban.
h) Melaksanakan shalat wajib.
i) Produktif dalam beramal saleh.

D. PERSATUAN DAN KERUKUNAN

1.    Pengertian Dan Pentingnya Persatuan Dan Kerukunan


Didalam KBBI persatuan berarti gabungan yang terdiri atas beberapa bagian yang
telah bersatu. Adapun kerukunan berasal dari kata dasar “rukun” artinya asas – asas atau
dasar, seperti rukun Islam. Rukun juga berarti baik atau damai. Kerukunan hidup umat
beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar walaupun berbeda
agama.tujuannya adalah untuk mewujudkan kesadaran bersama dan menjalin hubungan
pribadi yang akrab dalam menghadapi masalah masyarakat.
Kerukunan adalah syarat hidup bermasyarakat. Kerukunan hidup umat beragama di Indonesia
adalah program pemerintah sesuai dengan GBHN tahun 1999 dan Propenas 2000 tentang
sasaran pembangunan dibidang agama.
Ajaran Islam telah mengatur tatanan kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara rukun,
damai, dan sejahtera (baldatun toyyibah) sebagaimana tujuan hidup manusia yang ada dalam
Q.S Al – Baqarah ayat 201:

Artinya:
“Dan diantara mereka ada orang yang berdo’a, “Ya Tuhan Kami, berilah kami
kebaikan dunia dan kebaikan diakhirat, dan lindunglah kami dari azab neraka.”
Beberapa poin penting persatuan dan kesatuan, antara lain sbb:
 Menumbuhkan cinta tanah air dan mempertahankan dari ancaman musuh, baikdari
dalam maupun luar negeri.
 Menumbuhkan kesadaran – kesadaran beragama dan saling menghormati.
 Menumbuhakan kesadaran rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap Pancasila
dan UUD 1945.

2.    Perilaku Orang Yang Memiliki Sifat Persatuan Dan Kerukunan


a. Tidak menganggap diri paling benar dan berusaha bersikap terbuka terhadap
kebersamaan agama atau keyakinan yang lain diluar dirinya.
b. Tidak membedakan orang lain dan bersikap adil meskipun terhadap keluarga dan diri
sendiri.
c. Tidak memakssakan kehendak, kepercayaan atau keyakinan terhadap golongan lain,
apalagi dengan jalan kekerasan.
d. Tidak menjelek – jelekan tuhan dan agama lain karena hal tersebut justru akan
menimbulkan kebencian dan rasa antipati terhadap Islam.
e. Menunjukkan bahwa Islam adalah rahmat bagi seluruh alam dengan tidak
mengintimidasi kelompok yang minoritas atau agama lain.
f. Tidak mencampur adukkan keyakinan Islam dengan keyakinan atau agama lain,
termasuk ritualnya.
g. Memperkokoh keyakinan Islam dengan banyakmengkaji atau mendalami ilmunya.
h. Memberi contoh atau berdakwah melalui akhlak atau kepribadian yang mulia
sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah saw.
i. Membuktikan ketinggian Islam dengan bersikap intelektual dan gemar mencari ilmu
untuk mendukung khazanah peradaban Islam.
j. Menjadikan Al – Qur’an sebagai skenario dalam kehidupan dan rajin mengkaji
hikmah yang terkandung didalamnya.
k. Menjadikan Al – Qur’an sebagai penuntun dan obat bagi hati sehingga senantiasa
berada dalam jalur rida Allah.
l. Menghadapi kritik dengan sikap yang bijaksana dan tidak emosional.
m. Bersikap konsisten dan sabar dalam berdakwah, baik dengan lisan maupun dengan
perbuatan sebagaimana telah ditunjukkan oleh para rasul Allah.
n. Bertutur kata lemah lembut dan bersifat amanah, tetapi berani membela kebenaran
Islam apabila mendapatkan serangan dari pihak lain.

3.    Nilai – Nilai Positif Dalam Persatuan Dan Kerukunan


a)        Meningkatkan produktivitas kerja dan dapat mempercepat keberhasilan.
b)        Terciptanya kerukunan antar umat beragama.
c)        Terciptanya rasa tenang, damai, dan tentram.
d)       Adanya stabilitas nasional
e)        Terhindar dari perpecahan.

4.    Membiasakan Persatuan Dan Kerukunan Dalam Kehidupan Sehari – Hari


a) Menyadari bahwa didalam kehidupan manusia terdapat banyak perbedaan –
perbedaan. Yang anatara lain disebutkan dalam Al – Qur’an; yaitu perbedaan
pendapat (QS Az-Zariyāt/51:8), perbedaan usaha (QS Al-Lail/92:4), perbedaan
keadaan (QS Al-Isrā’/17:84), perbedaan derajat (QS Al-An’ām/6:165 dan 132),
perbedaan kemampuan (QS At-Talaq/65:7 dan Hud/11:121), perbedaan jenis kelamin
dan perbedaan suku bangsa (QS Al-Hujarat/49:13), perbedaan bahasa dan warna kulit
(QS Ar-Rum/30:22), perbedaan syariat (QS Al-Hajj/22:67), perbedaan kiblat (QS Al-
Baqarah/2:148), perbedaan cara sembahyang (QS An-Nur/24:41), perbedaan
keimanan dan ketaqwaan (QS At-Tagābun/64:2, Al-Insān/76:3, dan Yunus/10:99).
b) Menyadari perbedaan adalah rahmat.
c) Menyadari dan memahami kebebasan beragama.
d) Tidak mengganggu peribadatan umat lain, menghina nama Tuhan agama lain.
e) Menyadari bahwa perpecahan, perselisihan, permusuhan, dan pengerusakan adalah
sifat iblis dan setan merupakan rintangan tujuan hidup manusia. Yaitu persatuan,
kerukunan, keselamatan, dan kesejahteraan dunia serta akhirat. (lihat QS Al –
Isrā’/17:53).
f) Bertutur kata santun.
g) Tidak membuka aib orang lain, dan selalu berusaha mendamaikan perselisihan.
h) Mampu menahan diri dari hasutan dan usaha untuk mengadu domba dan bermusuhan.
i) Bersikap ikhlas apabila membantu orang yang membutuhkan.
j) Tidak membedakan pergaulan atas dasar status sosial/kekayaan.
k) Adapun tata krama dalam menjaga persatuan dan kerukunan antar umat beragama,
anatara lain sbb:
a. Mengucapkan salam jika bertemu sesama muslim.
b. Menyapa pada saat berjumpa dengan saudara sebangsa dan setanah air
meskipun tidak seagama dengan senyum ramah.
c. Saling menghargai dan menghormati antar umat beragama.
d. Menciptakan perdamaian, anti kekacauan sesuai dengan nama Islam yang
berarti damai dan selamat sejahtera. Islam menginginkan persaudaraan,
solidaritas, persatuan dan kerukunan (lihat QS Yunus/10:25)
e. Senantiasa tidak sombong saat berkiprah dimuka bumi (lihat QS
Al-Isrā’/17:37).
BAB III

 PENUTUP

A. Kesimpulan
Lewat adil kita bisa hidup tanpa dikriminasi. Dengan sikap rida, kita bisa lebih optimis
dalam kehidupan serta terhindar pula dari sifat iri, dengki, dsb. Dengan amal saleh, kita
memperoleh banyak nilai positif/manfaatnya yang salah satunya adalah memperoleh
ampunan serta penolong dikala kesulitan. Juga dengan adanya persatuan dan kerukunan, kita
bisa hidup damai. Semua itu jelas – jelas sudah diatur oleh Islam dan masuk dalam perilaku
terpuji. Semua itu demi terciptanya ketentraman hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Margiono. 2011. Aqidah Akhlak Kelas XI MA. Bogor: Yudistira

Anda mungkin juga menyukai