Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AKHLAK BERNEGARA

Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Akhlak

Dosen Pengampu: Abdul hafiz S.sos.I.M.pd

PENYUSUN :

ALFINA DAMANIA

DYINA NURDIANTI

MUHAMMAD ZAINUL FANI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH MATARAM

2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh...

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
makalah ini adalah “ Akhlak Bernegara “.
Pada kesempaan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 2022

Penyusun

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2.1 Musyawarah...................................................................................................................3

2.2 Menegakkan Keadilan...................................................................................................3

2.3 Amar Ma’ruf Nahi Mungkar........................................................................................5

2.4 Keriteria Pemimpin Dalam Islam................................................................................5

BAB III PENUTUP..............................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................9

3.2 Saran...............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1........................................................................................................................................... La
tar Belakang
Modernisasi zaman semakin berkembang dari waktu ke waktu menuntut manusia
untuk memahami akhalak secara essensal, dalam arti bahwa manusia memahami akhlak
bukan hanya sebagai sikap atau prilaku sajamelainkan akhlak tersebut di
implementasikan dalam kehidupan sehari hari.
Dalam pembahasan kami kali ini yaitu akhlak bernegara. Akhlak ini peerlu untuk
disadari oleh kita agar kita dapat menjadi semakin kritis teerhadap persoalan yang terjadi
pada banngsa dan negra kita. Bukan hanya itu, hal ini didorong dengan kekhawatiran
akan bobroknya generasi kita, apa bila tidak dibekali dengan pengetahuan tentang akhlak
yang cukup, untuk menjalani kehidupan kedepannya.
Tetapi sebelum memasuki pembahasan, ada baiknya kita mengenal definisi dari
akhlak tersebut. Akhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jamak dari “khulqu”
dari bahsa arab yang artinya perangai, budi, tabia’at, dan adab.
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akhlak merupakan sikap
atau tabi’at dari seseorang. Dalamm akhlak bernegara, tentunya menggambarkan sikap
seseorang terhadap bangsa dan negaranya, sikap tersebut menunjukkan jati diri dari
orang tersebut.
Dengan demikian dalam makalah ini kami akan membahas beberepa ruang linngkup
dadri akhlak bernegara adapun ruang lingkup tersebut antara lain musyawarah,
menegakkan keadilan amar ma’ruf nahi mungkar, kriteria pemimpin dalm islam. Oleh
karena itu untuk mempelajari dan mengenal lebih dalam tentang akhlak bernegara dan
ruang lingkupnya maka dalam makalah ini akan kita bahas secar jelas mengenai akhlak
bernegara tersebut.

1.2........................................................................................................................................... Ru
musan Masalah
Dari latar belakanga di atas maka, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut
1. Apa itu musyawarah bernegara?
2. Bagaimana menegakkan keadilan dalam negara?
3. Bagaimana amar ma’ruf nahi mungkar dalam negara?

1
4. Bagaimana kriteria pemimpin dalam islam?

1.3........................................................................................................................................... Tu
juan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagi berikut
1. Dapat mengetahui musyawarah negara
2. Dapat mengetahui penegakan keadilan dalam negara
3. Dapat mengetahui amar ma’ruf nahi mungkar dalam negara
4. Mengetahui kriteria pemimpin daalam negara

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Musyawarah
Secara etimologis, berasal dari kata syawara, yaitu berunding, berembuk atau
mengatakan dan mengajukan sesuatu. Makna dasar dari kayta musyawarah adalah
mengeluarkan dan menampakan (al-istihkraju wa al-izhar ). Secara terminologis,
musyawarah diartikan sebagai supaya ,memunculkan sebuah pendapat dari seorang ahli
untuk mencapai titik terdekat pada kebenaran demi kemaslahatan umum ( imas rosyanti,
2002: 235 ).
Kata musyawarah diambil darin akar kata syin (sy) waw (w) dan ra (r). Ketiga huruf
tersebut membentuk kata syawara, yang awalnya bermakna mengeluarkan madu dari
sarang lebah. Makna ini kemudian berkembang sehingga mencakup segala sesuatu yang
di ambil atau dikeluarkan dari yang lain termasuk terdapat (Qurasy Shibab, 1996:469)
Pada dasaranya, musyawarah digunakan untuk hal-hal yang bersifat umum atau
pribadi. Oleh karena itu, musyawarah sangat dibutuhkan, terutama untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi, baik oleh masyarakat secara individu atau erkelompok. Nabi
muhammad S.A.W. mengajak para sahabat untuk memicaraan strategi militer yang
paling tepat dalam menghadapi musuh.
Beliau sangat menghormati keputusan musyawarah tersebut meskipun beliau memilik
pendapat yang berbeda, karena lebihi mementingkan kesolidan pasukan daripada
berkeras dengan pendapatnya sendiri yang kurang isa diterima oleh para sahabat,
misalnya menjelang perang uhud beliau menerima keputusan musyawarah untuk
menghadang pasukan musuh diluar kota padahal beliau menghendaki pertahanan
didalam kota (Muhammad Syafi’i Antoni, 2007:279)

2.2. Menegakkan Keadilan


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ada beberapa definisi adil yaitu;
1. Tidak berat sebelah : tidak memihak
2. Berpihak kepada yang benar : berpegang pada kebenaran
3. Sepatutya ; tidak sewenang-wenang (Kamus Besar Bahsa Indonesia:1996:6)
Al-Qur’an, setidaknya menggunakan tiga terma untuk menyebut keadilan, yaitu al-
adl, al-qisth, dan al-mizan. Al-adl, berarti “sama”, memberi kesan adanya dua oihak

3
atau lebih; karena jika hanya satu pihak, tidak akan terjadi “persamaan”. Al-qisth,
berarti “bagian” (yang wajar dan patut). Ini tidak harus mengantarkan adanya
“persamaan”. Al-qisth lebih umum dari al-adl. Al-mizan, berasal dari akar kata wazn
(timbangan). Al-mizan dapayt berarti “keadilan”. Al-qur’an menegaskan alam raya ini
ditegakkan atas dasar keadilan.
1) Adil terhadap diri sendiri
Artinya : wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar
penegak keadilan, menjadi saksi karena allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu
bapak dan kaum kerabatkmu. Jika kaya ataupu miskin, maka allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka sesungguhnya allah adalah maha mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan. “(QS.An-Nisa’: 135)
2) Adil terhadap istri dan anak-anak
Artinya : dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)
perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-
wanita (lain) yang kamu senangi : dau, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut
tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang
kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuiat aniaya. “
(QS. An-Nisa’:3)
3) Adil dalam mendamaikan perselisihan
Artinya : dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang
maka hendaklah kamu damaikan antara keduanya ! tapi kalau yang atu melanggar
perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi
sampai kembalinpada perintah Allah. Kalau dia telah kemaliu, damaikanlah antara
keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah
mencintai orang-orang yang berlaku adil. “ (QS.Al-Hujurat:9)
4) Adil dalam berkata
Artinya : dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlh takaran dan
timbangan dengan adil, kami tidak memikulkan bebqn kepada seseorang melainkan
sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku
adil, kendatipun ia adalah pejabat(mu), dan penuhulah janji Allah. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat. “(QS. Al-An’am:152)

4
5) Adil terhadap musuh
Artinya : Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yuang
selalu menegakkan (kebenaran) Karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-sekali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berleku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan
ertakwalah kepada Allah, sesungguhnya allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. “(QS.Al-Maidah:8)

2.3. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar


Secara bahasa amar ma’ruf nahi mungkar merupakan suatu perintah untuk menyeru
kepada kebaikan dan suatu ajakan untuk mencegah dari hal-hal yang dilarang Allah dan
Rasul-Nya. Menurut Ali Ash Shabuni (1403:221) ma’ruf itu adalah apa saja yanng
diperintah syara’ dan dinilai baik oleh akal sehat, sedangkan mungkar adalah apa saja
yang dilarang syara’ dan dinilai jelek oleh akal sehat. Jadi ukran amar ma’ruf nahi
mungkar itu adalah agama dan akal sehat. Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan
kewajiban orang-orang yang beriman baik secara perorangan atau berkelompok. Dalam
al-qur’an dan hadits-hadits nabi yang shahih. (Firman allah dalam surat Ali-Imran: 104).
Artinya : dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajika, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah
orang-orang yang beruntung. “(QS: Ali’Imran:104).

2.4. Kriteria Pemimpin Dalam Islam


Di dalam al-Qur’an Allah berfirman Yang artinya .”Sesungguhnya penolong
kamuhanyalah Allah,rasulnya dan orang oran yang beriman, yang mendirikan shalat dan
menunaikkan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).”QS.Al-Maidah:55). Dari ayat
di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin minimal harus memenuhi
empat kriteria yaitu:
1. Beriman Kepada Allah
Karena Ulil amri merupakan penerus kepemimpinan Nabi SAW, maka tentu saja yang
pertama kali dilakuakan oleh pemimpin tersebut adalah beriman pada Allah dan rukun
iman lainnya.
2. Mendirikan Shalat

5
Shalat merupakan ibadah vertikal langsung dengan allah. Pemimpinj yang mendirikan
shalat diharapkan memiliki hubungan vertikal yang baik dengan Allah, karena fungsi
shalat itu adalah :
a) Artinya :
Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada tuhan (yang hak) selain aku, Maka
sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingay aku(QS.Thaha:14)
b) Shalat yang dilakukan dengan intensif akan mendidik dan melatih seseorang
menjadi tenang dalam menghadapi masalah dan tidak kkir saat mendapat nikmat
allah.
Artinya :
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat
kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu tetap
mengerjakan shalatnya.” (QS: al-Ma’arij: 19-23)
c) Mencegah perbuatan keji dan munkar
Artinya :
Bacalah apa yan telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Qitab (Al-Qur’an) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (peruatan-perbuatan) keji
dan munkar. Dan sesungguhnya mengingat allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan. “ (QS:al-Ankabut: 45)
d) Shalat menjadi penolong bagi orang-orang yang beriman
Artinya :
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya demkian itu
sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khuyu. “ (QS: al-baqarah: 45)
3. Membayar zakat
Zakat adalah ibadah mahdhah yang merupakan simbol kesucian dan kepedulian
sosial. Seorang pemimpin yang berzakat diharapkan selalu mensucikan hati dan
hartanya.
4. Selalubtunduk dan patuh pada allah
Seorang pemimpin harus selalu tunduk pada aturan-aturannya Allah.
Artinya ;

6
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah allah, rasul-nya, dan orang-orang yang
beriman,yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk
(kepada allah). “(QS:Al-Maidah:55)

Etika yang harus ada oada pemimpin menurut penulis minimal ada empat sesuai
dengan keterangan Allah dan Rasul-Nya.

1. Niat yang baik

Merumuskan dan membangun niat yang suci dalam kehidupan kepemimpinan


memerlukan sebuah renungan dan proses yang tidak sederhana, karena niat yang baik
adalah sebuah konsolidasi idiil yaitu menata pikiran, emosi dan hati yang selalu
bernaung atau berlanddaskan pada perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya didalam
melaksanakan kewajibannya.

2. Tidak meminta jabatan


Rasulullah bersabda “ sungguh kalian akan mengharapkan akan jadi pemimpin “
(pemerintah) dan sesungguhnya ia adalah penyesalan dan kesedihan dihari kiamat,
alangkah enaknya dimasa menyusu dan alangkah pahitnya saat disapih” (HR.
Bukhari: 7148).

Rasulullah saw bersabda “Wahai abdurrahman bin samurah, janganlah kamu


meminta menjadi pemimpin. Sesungguhnya jika kepemimpinan diberikan kepada
kamu karena permintaan, maka kamu akan memikul tanggung jawab sendirian, dan
jika kepemimpinan diberikan kepada kamu buka karena permintaan, maka kamu akan
dibantu untuk menangungnya, jika kamu tekah terlanjur bersumpah, kemudian kamu
melihaat ada sesuatu yang lebih baik daripada sumpahmu itu, maka hendaklah kamu
membayar denda yaitu kafarat dari sumpahmu tadi dan hendaklah kamu mengerjakan
sesuatu yang lebih baik dari itu “(HR. Bukhari: 7146)

3. Berpegang pada hukum allah (al-qur’an dan hadits shahih)


Artinya :
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang
diturunkan allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan erhati
hatilah kmu terhdap mereka , supaya mereka tuidak memalingkan kamu dari sebagian
apa yang telah diturunkan allah kepadamu.
4. Memutuskan perkara dengan adil

7
Artinya :
Hai daud , sesungguhnya kami telah menjadikan kamu khalifah (penguasa) dimuka
bumi, maka berilah keputusan (perkara) diantara manusia dengan adil dan janganlah
kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS: Shad: 26)
Kalau kriteria dan etika pemimpin tersebut ada pada setiap pemipin, mka alah akan
membukakan pintu kebaikan, keberkahan, kedamaian, kesejahteraan, kebahgiaan
dunia dan akhirat.

8
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Akhlak merupakan komponen dasar islam yang berisi ajaran tentang prilaku satau
sopan santun. Dengan kata lain akhlak dapat disebut sebagai aspek ajaran islam yang
mengatur perilaku manusia. Sedanglan negara adalah suatu organisasi di antara
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu dengan mengikuti adanya suatu wilayah tertentu dengan mengakui
adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tadi.
Dalam kehidupan berbangsa dan ernegara dioerlukan pengertian akhlak bernegara
ini untuk membuat diri kita keal terhadap kebatilan yang nantinya akan menggoda oiman
kita dalam bernegara khususnya. Akhlak bernegara mencangkup dalam kegiatan
musyawarah, keadilan, amar ma’ruf nahi mungkar, pemimpin dalam islam.

3.2. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya untuk para
penyusun dan pembaca. Serta diharapkan kepada pembaca agar dapat menerapkan
akhlak yang baik dan benar sesuai dengan ajaran islam dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam kehidupan sehari hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

Buku mata kuliah akhlak semester 3

10

Anda mungkin juga menyukai