Anda di halaman 1dari 13

PERBEDAAN KEPRIBADIAN ANTARA

ATLET INDIVIDUAL DAN ATLET BERKELOMPOK

Bayu Nugraha Murdiansyah


STKIP PGRI Trenggalek
Email: the_reog_city@yahoo.com
Jl. Supriyadi No.22 KP. 66319

Abstrak: Kepribadian sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian sangat
berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan sosial terhadap seseorang. Aktivitas
olahraga juga membentuk kepribadian. Olahraga dapat sebagai instrumen atau agen
pembentukan nilai dan kepribadian yang akhirnya berujung pada tingkah laku. Aktivitas
olahraga yang dengan nilai-nilainya dapat mempengaruhi sistem nilai yang dimiliki
individu. Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui deskripsi perbedaan
kepribadian antara atlet individu dan atlet berkelompok. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ex post facto
dimana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan
variabel tersebut telah terjadi, atau karena varibel tersebut pada dasarnya tidak dapat
dimanipulasi. Instrumen penelitian ini menggunakan angket kepribadian (IPIP SCALE).
Pada penelitian ini anggota populasi adalah populasi atlet Komite Olahraga Nasional
Indonesia Kabupaten Ponorogo yang berprestasi dengan jumlah 60 atlet. Berdasarkan dari
hasil perhitungan uji t independent yang dilakukan dalam pengambilan dua kelompok yang
berbeda yaitu pada siswa putra dan siswa putri dalam hal penampilan fisik koefisien t pada
keduanya yaitu koefisien t pada keduanya adalah 0,716 pada p value 0,852. Dengan
demikian tidak ada perbedaan yang signifikan kepribadian antara atlet individual dan atlet
berkelompok.

Kata kunci: kepribadian, aktivitas olahraga, atlet individu, atlet berkelompok

Abstract: Personality is very important to be known and learnt as a personality because it is


very closely related to the pattern of acceptance of the social environment of the individual.
Sports activities also form a personality. The sport can be as an instrument or agency the
creation of value and personality that eventually led to the behavior. The sports activities
with its values can affect the value of the individual systems. The general objective of this
research is to know the description of personality differences between individual athlete and
group athletes. This research is quantitative descriptive. The method used ex post facto that
researcher did not control independent variable free directly because variables happened, or
because the variable basically cannot be manipulated. The instrument of this research is
questionnaire personality (IPIP SCALE). In this research, the population is Indonesian
National Physical Comittee athletes district Ponorogo with good achievement in by the
number is 60 athletes. Based on the calculations of the independent t test conducted in two
difference groups, male and female in terms of coefficient t physical appearance on both the
coefficient of t on both is 0,716 at the p value 0,852. Thus there is no significant difference
between the personality of the individual athlete and the group athletes.

Keywords: personality, sports activities, individual athlete, group athletes

PENDAHULUAN kepribadian (personality) (Djaali 2011:1).


Pada dasarnya jiwa manusia Aspek kepribadian meliputi watak, sifat,
dibedakan menjadi dua aspek, yakni aspek penyesuaian diri, minat, emosi, sikap dan
kemampuan (ability) dan aspek motivasi. Kepribadian sangat perlu

134
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 135

diketahui dan dipelajari karena kepribadian Olahraga dapat sebagai instrumen


sangat berkaitan erat dengan pola atau agen pembentukan nilai dan
penerimaan lingkungan sosial terhadap kepribadian yang akhirnya berujung pada
seseorang. Orang yang memiliki tingkah laku. Aktivitas olahraga yang
kepribadian sesuai dengan pola yang dengan nilai-nilainya dapat mempengaruhi
dianut oleh masyarakat di lingkungannya, sistem nilai yang dimiliki individu. Sistem
akan mengalami penerimaan yang baik, nilai yang dimiliki individu mempengaruhi
tetapi sebaliknya jika kepribadian kepribadian, dan kepribadian selanjutnya
seseorang tidak sesuai, apalagi mempengaruhi tingkah laku (Maksum,
bertentangan dengan pola yang dianut di 2007:27). Peran kepribadian pada
lingkungannya, maka akan terjadi psikologi olahraga sangatlah penting untuk
penolakan dari masyarakat. mengetahui gambaran ciri-ciri kepribadian
Aktivitas olahraga juga membentuk yang dimiliki oleh seorang atlet. Seorang
kepribadian. Olahraga mengajarkan pada atlet putra atau putri baik dalam olahraga
seseorang akan kedisiplinan, jiwa individual atau kelompok merupakan
sportivitas, tidak mudah menyerah, individu yang memiliki keunikan
mempunyai jiwa kompetitif yang tinggi, tersendiri. Ia memiliki bakat tersendiri,
semangat bekerjasama, mengerti akan pola perilaku dan kepribadian tersendiri
adanya aturan, berani mengambil serta latar belakang yang mempengaruhi
keputusan (Maksum, 2007:26). Sehingga secara spesifik pada dirinya. Menurut
olahraga akan membentuk manusia dengan Jannah (2012) atlet adalah orang yang turut
kepribadian yang sehat. Olahraga juga serta dalam pertandingan mengadu
membina manusia menuju kesempurnaan kekuatannya untuk mencapai suatu
seperti tercermin dalam motto: Citius, prestasi. Atlet pada kenyataannya seorang
Altius dan Fortius. Motto tersebut telah manusia.
diakui dunia sebagai Gerakan Olympiade Ditinjau dari beberapa uraian di atas
(Olympic Movement). Citius, manusia merupakan kesatuan organis.
sesungguhnya tidak hanya diartikan Sikap dan mental atlet pada cabang
sebagai lebih cepat atau tercepat, seperti olahraganya akan berpengaruh terhadap
terekam pada prestasi seorang atlet dalam keadaan kejiwaan atlet secara keseluruhan.
berlari. Namun makna sesungguhnya Kaitannya yang perlu diteliti akan
kualitas mental seseorang yang mampu kebenarannya dalam penelitian ini merujuk
mengambil keputusan lebih cepat dan lebih pada pernyataan seorang psikolog, “saya
cerdas. Makna Altius, bukan dalam melihat memang ada perbedaan sifat dan
pengertian lebih tinggi atau tertinggi perilaku yang bermain secara berkelompok
mencapai prestasi, misalnya lompat tinggi dan individu pada olahraga. Saya dapat
atau lompat galah dalam atletik, namun melihat ketika mereka datang dan
merujuk pada moral yang lebih luhur atau berkonsultasi ke saya” (Palupi, 2011:3).
mulia. Demikian pula Fortius bukan dalam Perbedaan secara mendasar antara atlet
pengertian lebih kuat atau terkuat dalam individu dan kelompok dari cara mereka
prestasi olahraga angkat berat misalnya, bertanding. Atlet individu lebih
tetapi menunjukkan kualitas pribadi yang menekankan pada sikap bekerja sendiri/
lebih ulet dan tangguh. mandiri. Sedangkan pada atlet
berkelompok mereka lebih menekankan
136 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

rasa sikap kerjasama. Dari hal-hal tersebut tujuan penelitian maupun untuk tujuan
dapat menjadi salah satu pertimbangan komersil (Mastuti, 2005:7).
adanya perbedaan atlet individu dan Berdasarkan latar belakang, maka
berkelompok (Palupi, 2011:3). Profil yang dapat dirumuskan persoalan penelitian
lain berdasarkan hasil pengolahan dan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah
analisis data, dapat disimpulkan bahwa kepribadian atlet individu dan atlet
profil kepribadian atlet tae kwon do junior berkelompok? 2) Apakah ada perbedaan
putri kota Bandung adalah kepribadian kepribadian antara atlet individu dan atlet
terbuka (Cholil, 2010:1). Pengolahan dan berkelompok?
analisis data tersebut tentu saja Berdasarkan rumusan masalah yang
bertentangan dengan pernyataan pelatih telah diungkapkan maka terdapat beberapa
Wisma Atlet Ragunan, Sehingga memang tujuan penelitian, diantaranya: 1)
diperlukan penelitian lebih lanjut. Mendeskripsikan kepribadian atlet
Menurut Mastuti (2005) disamping individu dan atlet berkelompok; 2)
memberikan suatu kerangka kepribadian Mendeskripsikan perbedaan kepribadian
yang mempersatukan, riset mengenai big antara atlet individu dan atlet
five telah menemukan hubungan yang berkelompok.
penting antara dimensi kepribadian dan Manfaat penelitian yang akan dicapai
kinerja dalam perusahaan. Pada dunia dalam penelitian ini adalah 1) Memberikan
industri, ternyata aspek dari kepribadian sumbangan pemikiran bagi masyarakat
big five yaitu extravertion, stabilitas emosi khususnya pengembangan ilmu dibidang
dan conscientiousnes merupakan prediktor olahraga tentang kepribadian atlet
yang valid dalam memprediksi perfomance individual putra dan atlet berkelompok
kerja. Kemudian aspek conscientiousness putra serta menambah literatur dan bahan-
dan Extraversion dapat memprediksi bahan informasi ilmiah; 2) Digunakan
dengan tepat kepemimpinan untuk kepentingan evaluasi, pelatih dapat
transformasional. Sementara itu pada mengetahui kondisi psikologis atlet
bidang klinis (Mastuti 2005:6) terutama kepribadiannya, sehingga atlet
menjelaskan bahwa gejala hiperaktivitas tersebut bisa mendapatkan perhatian
atau ADHD (attention-deficit/Hyperaktif khusus selama mengikuti latihan.
Disorder) berhubungan dengan faktor- Kepribadian merupakan terjemahan
faktor dari big five yaitu skor rendah pada dari bahasa Inggris personality. Kata
Conscientiousnes, Agreeableness dan skor personality sendiri berasal dari bahasa
tinggi pada neuroticism. Dalam bidang Latin persona yang berarti topeng yang
olahraga, penelitian ini mengadaptasi salah digunakan oleh para aktor dalam suatu
satu alat ukur kepribadian big five yang permainan atau pertunjukan. Di sini para
diambil dari International Personality Item aktor menyembunyikan kepribadiannya
Pool (IPIP) dan menguji bagaimana yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai
kepribadian atlet individu dan kelompok. dengan topeng yang digunakannya.
Alasan pemilihan item-item dari IPIP Selanjutnya Anwar (2011)
karena dalam IPIP tersebut ada kumpulan- kepribadian disebut sebagai suatu yang
kumpulan item yang telah diuji oleh abstrak, sukar dilihat secara nyata, hanya
Goldberg, dan bebas digunakan untuk dapat diketahui lewat penampilan,
tindakan dan ucapan ketika menghadapi
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 137

sesuatu persoalan. Kepribadian manusia Para ahli teori trait beranggapan


mencangkup semua unsur baik fisik bahwa semua orang memiliki trait tertentu,
maupun psikis. Sehingga dapat diketahui tetapi yang mana akan diaplikasikan
bahwa setiap tindakan dan tingkah laku bervariasi dan dapat dikuantifikasikan
seseorang merupakan cerminan dari (Mastuti, 2005:17). Para ahli kepribadian
kepribadian seseorang. Apabila nilai yang berorientasi pada pendekatan trait
kepribadian seseorang naik, maka akan mengasumsikan mengenai jumlah trait
naik pula kewibawaan orang tersebut. dalam kepribadian individu secara
Kepribadian dapat diartikan sebagai berbeda. Selama beberapa tahun debat
“seperangkat asumsi tentang kualitas diantara para tokoh-tokoh teori trait
tingkah laku manusia beserta definisi mengenai jumlah serta sifat dimensi trait
empirisnya”. Asumsi adalah suatu yang dibutuhkan dalam menggambarkan
anggapan dasar tentang realita, harus kepribadian. Sampai pada tahun 1980-an
diverifikasi secara empiris (Pausil,2011:4). setelah ditemukan metode yang lebih
Berdasarkan pengertian di atas teori canggih dan berkualitas, khususnya analisa
dan kepribadian dapat disimpulkan bahwa faktor, mulailah ada suatu konsensus
kepribadian merupakan seperangkat ciri tentang jumlah trait.
atau karakteristik yang relatif menetap dan Trait tersebut dikemukakan oleh
terorganisasikan, yang mempengaruhi Robert R. Mccrae dan juga Paul T. Costa.
tingkah laku individu. Kepribadian Kelima trait tersebut biasanya disingkat
mewakili karakteristik individu yang menjadi OCEAN. 1) Faktor-Faktor dalam
terdiri dari pola-pola pikiran dan perilaku Kepribadian Big Five. Faktor-faktor di
yang konsisten dalam Big Five, Mastuti (2005), meliputi:
Ada beberapa pendekatan yang a) Neuoroticism:Menurut McCrae (dalam
dikemukakan oleh para ahli untuk Mastuti, 2005:21) trait ini menilai
memahami kepribadian. Pada kestabilan dan ketidakstabilan emosi.
perkembangannya, teori kepribadian Mengidentifikasi kecenderungan individu
memiliki tiga pendekatan, yaitu: apakah mudah mengalami stres,
pendekatan sifat, pendekatan psikodinamis mempunyai ide-ide yang tidak realistis,
dan pendekatan humanis (Yuliastuti, mempunyai coping response yang
2005:2). Teori Kepribadian Sifat (Trait) meladaptif. Dimensi ini menampung
didasarkan pada alasan predisposisi kemampuan seseorang untuk menahan
mengarahkan perilaku individu dalam pola stres. Orang dengan kemantapan
yang konsisten. Menurut Allport sifat emosional positif cenderung berciri tenang,
(Trait) adalah merupakan batu bata ibarat bergairah dan aman. Sementara mereka
pondasi dari suatu bangunan, alasan, yang skornya negatif tinggi cenderung
tindakan, sumber keunikan individu. Sifat tertekan, gelisah dan tidak aman. b)
adalah dugaan kecenderungan yang Extraversion: Dimensi ini menunjukkan
mengarahkan perilaku secara konsisten dan tingkat kesenangan seseorang akan
ciri karakteristik tertentu. Sifat hubungan. Kaum ekstraversi adalah
menghasilkan konsistensi pada perilaku, kecenderungan untuk melihat dunia luar,
karena sifat melanjutkan atribut dan khususnya orang lain, demi kesenangan
cakupannya secara umum dan luas. diri. Orang-orang dengan karakteristik
ekstravert biasanya mudah bersahabat dan
138 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

menikmati aktifitas sosial, tetapi merasa Tabel 1.


tidak nyaman seketika sendirian. Kaum Domain dan Segi (Faset)
dari NEO Personality Inventory yang
introversi merujuk pada sebuah
diperbarui (NEO PI-R)
kecenderungan untuk mengutamakan NEUROTISME EKSTRAVERSI
dunia didalam diri seseorang. Aspek-aspek Kecemasan Kehangatan
yang lebih jelas dari introversi adalah Permusuhan / Marah Suka Berteman
malu, tidak suka pada fungsi-fungsi sosial, Depresi Sifat Agresif
dan menyukai privasi (Boeree, 2008:427). Kesadaran-Diri Aktifitas
Sifat Implusif Mencari Kesenangan
c) Openess to Experience: Dimensi ini
Kerentanan Emosi Positif
menilai usahanya secara proaktif dan KETERBUKAAN
penghargaannya terhadap pengalaman TERHADAP KECOCOKAN
kepentingannya sendiri. Menilai PENGALAMAN
bagaimana individu menggali sesuatu yang Fantasi Kepercayaan
baru dan tidak biasa. Dimensi ini Estetika Sikap Terus Terang
Perasaan Altruisme
mengamanatkan tentang minat seseorang.
Tindakan Kerelaan
(Boeree, 2008:433). d) Agreeableness: Gagasan Kesederhanaan
Dimensi ini menilai kualitas orientasi Nilai Hati YangLembut
individu dengan kontinum mulai dari SIKAP HATI-HATI
lemah lembut sampai antagonis didalam Kompetensi
berpikir, perasaan dan berperilaku. Tatanan
Sikap Memenuhi Tugas
Dimensi ini merujuk kepada
Pencapaian
kecenderungan seseorang untuk tunduk Disiplin Diri
kepada orang lain. Orang yang sangat Pertimbangan
mampu bersepakat jauh lebih harmoni
daripada ucapan atau cara mereka. Menurut (Gundarya 2013:1) atlet
(Boeree, 2008:432). e) Conscientiousness. berasal dari bahasa Yunani
Dimensi ini menilai kepribadian individu yaitu athlos yang berarti "kontes" adalah
didalam organisasi, baik mengenai orang yang berlatih untuk diikutsertakan
ketekunan dan motivasi dalam mencapai dalam pertandingan olahraga. Dapat
tujuan sebagai perilaku langsungnya. disimpulkan bahwa pengertian atlet
Sebagai lawannya menilai apakah individu (individual) adalah olahragawan, terutama
tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. yang mengikuti perlombaan atau
(Boeree, 2008:432). Lima faktor didalam pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan
big five, masing-masing dimensi terdiri kecepatan).
dari beberapa faset. Domain dan segi Kelompok adalah dua atau lebih
(faset) tersebut dapat dijelaskan seperti individu yang memiliki motivasi, saling
pada tabel di bawah ini: berinteraksi, tiap orang menyadari
keanggotaannya dalam kelompok dan
keberadaan orang lain serta setiap anggota
menyadari saling ketergantungan dalam
mencapai tujuan bersama (Maksum,
2007B:41).
Individu yang tergabung dalam suatu
kelompok sangat boleh jadi bertingkah
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 139

laku berbeda dengan ketika individu atlet ini akan segera memasuki wilayah
tersebut sendiri. Tingkah laku sebuah privasi mereka seperti ruang tidur bahkan
kelompok sangat berbeda dari jumlah total sangat jarang bergaul dengan teman di
tingkah laku individu yang membentuk sekitarnya.
kelompok tersebut. Kelompok memiliki Gambar di bawah ini merupakan
pikiran, gagasan, dan kehendak sendiri analisis penggunaan ruang berdasarkan
yang tidak sama dengan yang ada pada cabang olahraga. Cabang olahraga
pribadi (Maksum, 2007B:41). berkelompok diantaranya bola basket, bola
Aktivitas olahraga yang dengan voli, Sepak bola sedangkan cabang
nilai-nilainya dapat mempengaruhi sistem olahraga individu diantaranya taekwondo,
nilai yang dimiliki individu. Sistem nilai atletik, renang.
yang dimiliki individu mempengaruhi
kepribadian, dan kepribadian selanjutnya Diagram 1 Analisis Penggunaan Ruang
mempengaruhi tingkah laku (Maksum, Berdasarkan Cabang Olahraga

2007:27). Peran kepribadian pada


psikologi olahraga sangatlah penting untuk
mengetahui gambaran ciri-ciri kepribadian
yang dimiliki oleh seorang atlet. Menurut
Jannah (2012) atlet adalah orang yang turut
serta dalam pertandingan mengadu
kekuatannya untuk mencapai suatu
prestasi. Perilaku atlet pada setiap cabang
olahraga, memiliki pola yang berbeda- Kerangka konseptual merupakan
beda, khususnya pola atlet dari cabang sintesa tentang hubungan dari beberapa
olahraga beregu yang sangat berbeda variabel yang diteliti yang disusun dari
dengan atlet yang berasal dari cabang beberapa teori yang dideskripsikan.
olahraga individu. Berikut ini hasil Kerangka konseptual merupakan dasar
pengamatan perilaku atlet di lapangan pembuatan hipotesis. (Sugiono, 2005:49).
berdasarkan jenis cabang olahraganya Kerangka konseptual pada penelitian ini
(Palupi, 2011:40). 1) Atlet dari cabang sebagai berikut:
olahraga beregu. Atlet ini memiliki kriteria
seperti, lebih senang berkumpul bersama
Pembentukan nilai
teman-teman se timnya sekedar untuk
berbincang atau bercanda. Selain itu dalam Kepribadian
memanfaatkan waktu istirahatnya pun atlet
Olahraga
ini akan lebih senang berkumpul bersama Tingkah Laku
teman diluar wisma, memanfaatkan teman
untuk tetap berada di dalam teritori Berkelompok
kelompoknya. 2) Atlet dari cabang Atlet
Individu
olahraga individu. Atlet ini cenderung
menutup diri, bahkan senang berada
didalam ruangan tertutup daripada berada
di lingkungan di luar wisma bersama
teman-teman sesama atlet. Setelah berlatih
140 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

Penelitian ini dilakukan pada


khusus atlet berprestasi dengan usia
Senang Berkumpul antara 12 tahun sampai dengan 16
tahun. Pada penelitian ex post facto tidak
Berkelompok
adanya pengontrolan (pengendalian)
Cenderung
menyenangi fasilitas terhadap variabel bebas yang ada pada
luar wisma subyek telah berjalan sebagaimana adanya,
yaitu siswa telah melakukan aktifitas
latihan sebagaimana biasanya
penyelenggaraan latihan itu dilaksanakan
Menutup diri di klub atau kabupaten tersebut.
Variabel merupakan gejala yang
Individu
bervariasi misalnya jenis kelamin, karena
Sedikit menyenangi jenis kelamin mempunyai variasi: laki-
fasilitas luar wisma
laki-perempuan; berat badan dan
sebagainya. Gejala adalah objek penelitian,
Bagan 1 Kerangka Konseptual sehingga variabel adalah penelitian yang
bervariasi (Arikunto, 2006:116). Pada
METODE PENELITIAN penelitian ini berjudul perbedaan
Penelitian ini merupakan penelitian kepribadian antara atlet individual dan atlet
deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah berkelompok. Variabel bebas pada
penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah kepribadian,
menggambarkan gejala, fenomena atau sedangkan variabel terikatnya adalah trait
peristiwa tertentu (Maksum, 2009:17). pada atlet individual dan atlet
Kuantitatif adalah penelitian yang banyak berkelompok. Kemudian pada penelitian
dituntut menggunakan angka, mulai dari ini adalah variabel diskrit karena variasi
pengumpulan data, penafsiran terhadap angkanya merupakan bilangan bulat
data tersebut, serta penampilan dari 1,2,3,4,5 yang tercantum pada IPIP
hasilnya (Arikunto, 2006:12). SCALE.
Penelitian ini akan digunakan dua Populasi adalah keseluruhan objek
kelompok sampel. Kelompok yang penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi
pertama adalah atlet individual. Kelompok pada penelitian ini adalah atlet KONI
yang kedua adalah atlet berkelompok. Kabupaten Ponorogo. Jumlah anggota
Penelitian ini tidak memberikan suatu populasi yang digunakan sebanyak 60
perlakuan selain memberikan suatu atlet. Terdiri dari 29 atlet digunakan untuk
kuesioner, untuk dijawab oleh subyek. uji validitas dan reliabilitas dan 31 atlet
Oleh karena itu penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengambilan data
tepat dipakai adalah ex post facto yang penelitian. Penetapan sebagai anggota
berasal dari bahasa latin yang artinya “dari populasi pada cabang olahraga tersebut
sesudah fakta”. Jadi peneliti ex post facto dengan alasan dan pertimbangan sebagai
tidak dituntut untuk memberi perlakuan berikut: 1) Lokasi penelitian dekat dengan
terhadap variabel bebas karena perlakuan tempat tinggal peneliti 2) Lokasi tersebut
telah terjadi sebelum penelitian dilakukan belum pernah diadakan penelitian tentang
(Mahardika, 2009:69).
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 141

permasalahan yang dikemukakan dalam Tabel 2.


Blue Print IPIP SCALE Setelah Uji Coba (k-78)
penelitian ini.
Aitem Nomor
Sampel adalah sebagian atau wakil Faktor Faset/Subfaktor Jml
Aitem + Aitem -
populasi yang diteliti (Arikunto,
Neuroticism Kecemasan (Anxiety) 2,3 5,6 4
2006:131). Cara pengambilan sampel pada
Kemarahan (Anger) 7 12 2
penelitian ini dengan sampel bertujuan
Depresi (Depression) 15,16 17,18 4
atau purposive sample. Teknik purposive
sample dalam penelitian ini dilakukan Kesadaran diri (Self
consciousness)
19 - 1

karena berdasarkan kriteria sampel, Kurangnya kontrol diri - 29 1


(Immoderation)
diantaranya: 1) Atlet berprestasi (Juara Kerapuhan (Vulnerability) - - 0

1/2/3 tingkat Kabupaten/Provinsi/


Extraversion Minat Berteman - - 0
Nasional) 2) Usia 14-16 tahun. 3) Atlet (Friendliness)

tersebut telah mengikuti latihan minimal


Minat Berkelompok - - 0
lama latihan 1 tahun. (Gregariousness)

Kemampuan Asertif - 53 1
Subyek penelitian dalam penelitian (Asertiveness)

ini sejumlah 31 atlet dengan rincian 14 Tingkat Aktifitas


(Activity-level)
55,56,57 58,59,60 6

atlet individu dan 17 atlet berkelompok Mencari Kesenangan 61,62 65,66 4


(Excitement-seeking)
dari berbagai cabang olahraga yang Kebahagiaan(Cheerfulnes) 67,68,69,70 72 5

terdaftar di KONI Kabupaten Ponorogo. Openness to Kemampuan Imajinasi 73,74,75 77 4

Instrumen dalam penelitian ini Experience (Imagination)

diadopsi dari Mastuti (2005). Secara


Minat terhadap seni 79 82 2
proporsional yang diadopsi peneliti saat ini (Artistic interest)

Emosionalitas 87 88,8 4
berjumlah 180 item. Alat ukur Big Five (Emosionality) 9,90

tersebut masing-masing faktor terdiri dari Minat Berpetualang


(Adventurousness)
92,93 94,96 4

6 subfaktor/facet dan setiap faset terdiri Intelektualitas (Intellect) 97,98,99 102 4

dari 2-3 item positif dan 2-4 item negatif. Kebebasan (Liberalism) 103,104,105 106,107, 6
108
Cara penskoran item dengan penskalaan Agreebleness Kepercayaan (Trust) 109,110 112,113 4

Likert, untuk item positif (favorable) Moralitas (Morality) 115,116 117,118,11 5

respon sangat sesuai diberi skor 5, sesuai 9

Berperilaku menolong 122 124,126 3


diberi skor 4, kadang-kadang sesuai diberi (Altruism)

Kemampuan Bekerjasama 127,128,129 132 4


skor 3, tidak sesuai diberi skor 2, dan (Cooperation)

sangat tidak sesuai diberi skor 1. Kerendahan hati


(Modesty)
133,134 - 2

Sementara untuk item negatif Simpati (Sympathi) - - 0

(unfavorable) respon sangat sesuai diberi Conscientiousness Kecukupan diri (Self - 148,149 2
Efficacy)
skor 1, sesuai diberi skor 2, kadang-kadang
sesuai diberi skor 3, tidak sesuai diberi Keteraturan (Orderliness) 152,153 - 2

skor 4 dan sangat tidak sesuai diberi skor Rasa Tanggungjawab - 160 1
(Dutifulness)
5.Tabel 2 menunjukkan blue-print skala
Keinginan Berprestasi - 166 1
kepribadian big five. (Achi-evement-Striving)

Disiplin diri (Sel disciplin) - - 0


Berdasarkan hasil uji validitas dan
reliabilitas yang telah dilakukan sehingga Kehati-
hatian(Cautiosness)
- 178,179 2

blue print yang tepat digunakan adalah


sebagai berikut:
142 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

Alat ukur yang berupa skala menyajikan data dalam bentuk yang
kepribadian ini dibuat dalam bentuk buku, mudah dibaca yang meliputi mean, standar
pada halaman pertama berupa petunjuk deviasi, nilai maksimal dan nilai minimal.
cara pengerjaan skala. Petunjuk yang Analisis kuantitatif adalah pengukuran data
diberikan diantaranya adalah bahwa: a) kuantitatif dan statistik objektif melalui
Jawaban yang diberikan subjek adalah perhitungan ilmiah berasal dari sampel
jawaban mengenai keadaan dirinya yang orang-orang atau penduduk yang diminta
telah dilakukan bukan yang akan menjawab atas sejumlah pertanyaan
dilakukan. b) Subjek diminta memilih tentang survei untuk menentukan frekuensi
salah satu jawaban yang tersedia diantara dan persentase tanggapan mereka.
A sampai E, yang disesuaikan dengan Metode yang digunakan peneliti
keadaan yang dialami subjek. c) Jawaban pada penelitian adalah ex post facto. Ex
ditulis pada lembar jawaban yang telah post facto sebagai penelitian sesudah
disediakan. Total keseluruhan item 180, kejadian. Penelitian ex post facto
diperkirakan dalam waktu 45-60 menit merupakan penemuan empiris yang
seluruh skala akan selesai diisi. dilakuakan secara sistematis, peneliti tidak
Rating Scale dalam penelitian ini melakukan kontrol terhadap variabel-
harus diintepresentasikan secara hati-hati variabel bebas karena manifestasinya
karena disamping menghasilkan gambaran sudah terjadi.
yang kasar juga jawaban responden tidak Subyek pada penelitian ini sejumlah
begitu saja mudah dipercaya. 31 atlet Koni Kabupaten Ponorogo,
Item-item yang telah diadaptasi dengan rincian dari atlet individual yaitu
dengan 180 aitem diberikan kepada subyek cabang olahraga Tenis Lapangan sebanyak
penelitian. Pengambilan data dilakukan 3 atlet, Tae Kwon do sebanyak 3 Atlet,
ditempat latihan masing-masing cabang Panahan sebanyak 8 atlet.
olahraga KONI Kabupaten Ponorogo.
Analisis perbedaan adalah Analisis Tabel 3.
terkait dengan sampai sejauh mana suatu Distribusi Jumlah atlet Individual
No Cabang Olahraga Jumlah Atlet
variabel berbeda dari kondisi yang satu ke
1 Tenis Lapangan 3
kondisi yang lain. (Maksum, 2009A:69). 2 Tae Kwon do 3
Analisis data menggunakan uji t 3 Panahan 8
independent. Uji t independen Jumlah 14
dipergunakan untuk menguji signifikansi
perbedaan dua buah mean yang berasal Sampel yang diambil pada atlet
dari dua buah distribusi. Analisis berkelompok yaitu dari cabang olahraga
perhitungan jika menggunakan rumus pada bola voli sebanyak 6 atlet, bola basket
program komputer SPSS. sebanyak 5 atlet, futsal sebanyak 6 atlet.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.


Analisis pertama yang digunakan Distribusi Jumlah atlet Berkelompok
No Cabang Olahraga Jumlah Atlet
adalah analisis deskriptif. Analisis ini
1 Bola Voli 6
merupakan analisis statistik yang paling 2 Bola Basket 5
sederhana. Inti dari analisis deskriptif 3 Futsal 6
adalah mengumpulkan, meringkas, dan Jumlah 17
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 143

Tabel 5. Tabel 7.
Distribusi Jumlah Atlet Keseluruhan Independent Samples Test
No Kepribadian Jumlah Atlet Levene's Test for Equality of Variances
1 Atlet Individual 14
2 Atlet Berkelompok 17 F Sig.

Jumlah 31 Equal variances


1,528 ,226
assumed
KEPRIBADIAN
Equal variances
Pada deskripsi data ini membahas not assumed
tentang uji t independent yang diperoleh Sig. Mean
Std.
Error
95% Confidence Interval of
the Difference
T df (2- Differe
dari pengisian angket. Sebelum pengisian tailed) nce
Differe
nce
Lower Upper

angket dilaksanakan, perlu diadakan -,268 29 ,790 -2,538 9,460 -21,886 16,810

demonstrasi tentang cara pengisian angket -,282 26,196 ,780 -2,538 8,994 -21,019 15,944
tersebut. Pada bab ini akan dianalisis dari
hasil pengisian angket tersebut.
Setelah diadakan pengujian hipotesis
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS for
dengan cara- cara seperti yang dilakukan
windows release 20.0 yang dapat
(Winarni, 126:2013). Hasil yang didapat
dijabarkan lebih lanjut pada tabel berikut.
bahwa data yang diperoleh signifikan,
karena koefisien t pada keduanya (-0,268)
Tabel 6.
Deskripsi Kepribadian Atlet Individu dan
pada p value (0,790), maka dapat
Berkelompok dinyatakan bahwa tidak ada perbedaan
Std. yang signifikan rata-rata nilai kepribadian
ATLET N Mean
Deviation atlet individual dengan atlet berkelompok.
INDIVIDU 14 267,29 17,985 Berdasarkan hasil analisis perbedaan
KEPRIBADIAN

KELOMPOK 17 269,82 31,345 kepribadian antara atlet individual dan atlet


berkelompok tersebut menunjukan bahwa
tidak ada perbedaan kepribadian yang
signifikan antara kedua kelompok atlet.
Inti dari pembahasan pada penelitian
ini memang olahraga dapat sebagai
instrumen atau agen pembentukan nilai
Pada data tersebut ditunjukkan nilai
dan kepribadian yang akhirnya berujung
rata-rata kelompok atlet individu 267,29
pada tingkah laku. Aktivitas olahraga yang
dengan standar deviasi 17,985 dan nilai
dengan nilai-nilainya dapat mempengaruhi
rata-rata kelompok atlet berkelompok
sistem nilai yang dimiliki individu. Sistem
269,82 dengan standar deviasi 31,345.
nilai yang dimiliki individu mempengaruhi
Uji Hipotesis yang digunakan pada
kepribadian, dan kepribadian selanjutnya
penelitian ini menggunakan uji t
mempengaruhi tingkah laku (Maksum,
independent. Hasil uji t independent yang
2007:27). Tetapi hendaknya juga perlu
dilakukan, dua kelompok sampel yang
diingat bahwa menurut Mastuti (2005)
berbeda yaitu pada atlet individual dan
secara khusus faktor-faktor yang
atlet berkelompok koefisien t pada
mempengaruhi terbentuknya kepribadian
keduanya (-0,268) pada p value (0,790).
diantaranya adalah faktor lingkungan.
Artinya tidak ada perbedaan yang
Faktor lingkungan mempunyai pengaruh
signifikan kepribadian antara atlet
yang membuat seseorang sama dengan
individual dan atlet berkelompok.
144 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

orang lain karena berbagai pengalaman sebanyak 78 item. Alat ukur Big Five yang
yang dialaminya. Selain itu olahraga berjumlah 78 item masing-masing faktor
memang merupakan bagian yang terdiri dari 6 subfaktor/facet dan setiap
mempunyai arti tersendiri dalam faset terdiri dari 0-4 item positif dan 0-3
kehidupan masyarakat. Seringkali pula item negatif. Kemudian untuk
disebut sebagai mikro kosmos dari reliabilitasnya, nilai koefisien Alpha
masyarakat, yakni hanya model skala kecil Cronbach = 0,913 dari variabel
dari keseluruhan rupa masyarakat kepribadian, berkisar antara 0,800 - 1,000.
(Muhamad, 2012:1). Selanjutnya Angka tersebut mempunyai arti sangat
Koentjaraningrat (2009) mengemukakan tinggi. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa ikatan yang membuat suatu tingkat reliabilitas untuk Ipip Scale sangat
kesatuan manusia menjadi suatu reliabel.
masyarakat adalah pola tingkah laku yang Rutinitas latihan mereka sehingga
khas mengenai semua faktor dalam kepribadian dapat terbentuk dalam 1 hari
kehidupannya dalam batas kesatuan itu. selama 2 jam. Frekuensi latihan atlet
Pola khas itu sudah menjadi adat istiadat individu setiap minggunya adalah 5
yang khas bersifat mantap dan kontinuitas pertemuan pada tenis lapangan, 4
waktu. Oleh karena itu jenis olahraga baik pertemuan pada tae kwon do, 5 pertemuan
yang dimainkan secara individu dan pada panahan. Atlet berkelompok setiap
kelompok tidak dapat di sebut masyarakat. minggunya adalah 4 pertemuan pada bola
Karena kesatuan manusia yang tergabung voli, 4 pertemuan pada bola basket dan 4
dalam anggota tim (diantaranya atlet, pertemuan pada futsal.
pelatih, psikolog, official, Manager, dll) Intensitas latihan pada subjek latihan
norma dan peraturan hanya bersifat di atas belum bisa membentuk perbedaan
sementara dan meliputi sektor kehidupan kepribadiannya. Hal tersebut disebabkan
yag terbatas saja. Oleh karena itu sebagian waktu masih dihabiskan di luar
berdasarkan analisis tersebut tentang jam latihan seprti keluarga, sekolah,
penelitian kepribadian ini, baik masyarakat dan kegiatan lainny. Artinya
kepribadian atlet individual dan bahwa aktifitas olahraga pada subjek
kepribadian atlet berkelompok relatif sama penelitian belum mampu membentuk
atau tidak ada perbedaan diantara lingkungan
keduanya. Peneliti mencontohkan
persamaan kepribadian tersebut karena SIMPULAN
faktor lingkungan, mencakup: situasi, Berdasarkan pada data yang telah
kondisi interaksi atlet dengan atlet lain, terkumpul, diolah dan dianalisis. Penelitian
dengan pelatih, dengan lawan tanding, ini telah menjawab permasalahan yang
penonton, peliput olahraga, perlengkapan, telah diajukan. Berdasarkan hasil analisis
fasilitas, cuaca, medan pertandingan, perbedaan kepribadian antara atlet
keutuhan kelompok, kebersamaan individual dan atlet berkelompok tersebut
kelompok dan perasaan bangga. menunjukan bahwa tidak ada perbedaan
Pada awalnya instrumen sebelum yang signifikan antara kedua kelompok
dilakukan uji validitas sebanyak 180 item. atlet. Hasilnya menunjukkan bahwa dari
Secara proporsional setelah dilakukan uji antara 78 item subfaktor mengindikasikan
validitas oleh peneliti, item yang valid bahwa secara keseluruhan tidak ada
Murdiansyah, Perbedaan Kepribadian Antara ….. 145

perbedaan kepribadian yang signifikan Agama Islam-Ta‟lim, Vol. 9 No.


antara kedua kelompok atlet. Faktor yang 2- 2011
paling menunjukkan kesamaan adalah 1 Boeree, G. 2008. Psikologi Kepribadian,
item faktor liberalism pada openness to Persepsi, Kognisi, & Perilaku.
experiencce. Faktor yang cukup General Psychology, Yogyakarta:
menunjukkan perbedaan yaitu 1 item Prismashopie
faktor cautiosness pada conscientiousness. Cholil, D.H. 2010. Profil Kepribadian
Kemudian faktor yang menunjukkan Atlet Yunior Taek won do Kota
sedikit perbedaan yaitu faktor anxiety pada Bandung. Portal Jurnal
2 item subfaktor neuroticism. Universitas Pendidikan Indonesia.
Berdasarkan simpulan masalah di Volume 2, No.2,-2010
atas, maka selanjutnya disajikan beberapa Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan.
saran untuk dijadikan pertimbangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Adapun saran-saran tersebut adalah Atlet Endah Mastuti. 2005. Analisis Faktor Alat
sebaiknya harus memahami akan Ukur Kepribadian Big-Five
kepribadian pada peranannya dalam (Adaptasi dari IPIP) Pada
melakukan berbagai kegiatan dalam Mahasiswa Suku Jawa. INSAN
kehidupan sehari-hari demi vol. 7 No. 3, Desember 2005
keberlangsungan hidup yang lebih baik. Fahmi Muhamad. 2012. IPS Penjas,
Sehingga dengan memahami nilai-nilai Sosiologi, Psikologi Olahraga.
positif dari kepribadian tumbuh rasa Jurnal Olahraga. Jawa Barat:
percaya diri dan secara tidak langsung atlet Universitas Siliwangi
akan melakukan tindakan-tindakan yang Tasikmalaya.
positif pula. Penelitian ini masih perlu Gundarya, D.N.H, 2013. Home Prestasi.
dikembangkan serta dalam melakukan Jakarta Pusat: STIE Try Dharma
penelitian selanjutnya perlu diperhatikan Widya
evaluasi - evaluasi penelitian dan I Made Sriundy Mahardika. 2009.
keterbatasan penelitian. Pengantar Metodologi Penelitian.
Surabaya : Universitas Negeri
DAFTAR PUSTAKA Surabaya
Ali Maksum. 2009A. Metodologi Miftakhul Jannah. 2012. Peran
Penelitian. Surabaya: Universitas Konsentrasi, Kepercayaan diri,
Negeri Surabaya Regulasi Emosi, Kemampuan
Ali Maksum. 2007B. Psikologi Olahraga. Goal Setting, dan Persisten
Surabaya: Universitas Negeri Terhadap Prestasi Pelari Cepat
Surabaya 100 Meter Perorangan.
Ali Maksum. 2009C. Statistik. Surabaya: Ringkasan Disertasi. Yogyakarta:
Universitas Negeri Surabaya Program Doktor Fakultas
Anwar. 2011. Studi Realitas Tentang Psikologi Universitas Gadjah
Kompetensi Kepribadian Guru Mada
Pendidikan Agama Islam Sekolah Palupi, D.R.P. 2011. Rancangan Wisma
Menengah Atas di Kabupaten Atlet Senayan Jakarta Berbasis
Bandung Barat. Jurnal Pendidikan Perilaku Individu dan Kelompok.
146 DEWANTARA, VOLUME 1 NOMOR 2, SEPTEMBER 2015

Tesis. Jakarta: Universitas Bina Siswa Putra dan Siswa Putri


Nusantara dalam Hal Penampilan Fisik.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Surabaya: Tabur Kata Publishing.
Bandung: C V. Alfabeta Yuliastuti. 2005. Suatu Kajian Teoritis
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Terhadap Kepribadian dalam
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Perilaku Organisasi. Tesis.
Sri Winarni. 2013. Implementasi Kediri: Universitas Pawyatan
Kurikulum 2013 Terhadap Daha
Pembelajaran Dikjasor.
Perbedaan Konsep Diri antara

Anda mungkin juga menyukai