DIRI REMAJA
Oleh:
Nama: I Kadek Sila Artana
NIM:20211120003
2021
DAFTAR ISI
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................4
i
1
BAB I
PENDAHULUAN
di kalangan remaja. Perilaku bullying dari waktu kewaktu terus menghantui manusia,
mulai dari usia remaja hingga dewasa. Bullying adalah pengalaman yang bisa
dialami oleh siapa saja, perilaku bullying sering ditemukan di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat. Perilaku bullying dapat berupa ancaman fisik atau verbal.
memukul, dan merampas yang dilakukan oleh satu orang atau lebih kepada korban.
Bullying dapat dilihat ketika seseorang atau sekelompok orang berulang kali
mencoba untuk menyakiti seseorang yang lemah, seperti, memukul, menendang atau
dengan menggunakan nama panggilan yang kurang baik, mengejek, menghina, serta,
membuat orang lain menolak seseorang. Selain dapat melemahkan mental, prilaku
seseorang sangatlah penting untuk kehidupan orang tersebut di masa depan, terutama
2
untuk menghadapi dunia kerja, kepemimpinan, kerjasama dan interaksi akan sangat
diperlukan.
meneliti dan menelaah lebih lanjut mengenai “Hubungan Antara perilaku bullying
dalam penulisan ini adalah bagaimana hubungan antara perilaku bullying terhadap
banyaknya remaja yang terkena tindakan bullying yang dilakukan teman atau orang
remaja seharusnya. Penulisan ini mengambil sampel remaja, yang merupakan masa
transisi dimana, remaja harus mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Remaja juga harus menyelesaikan salah satu tugas penting dalam masa
kehidupan yang sebenarnya setelah dewasa. Namun dampak bullying yang dihadapi,
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
1.5.2 Praktis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
berarti banteng yang senang menyeruduk kesana kemari. Istilah ini akhirnya
dapat berupa ancaman fisik atau verbal. Bullying terdiri dari perilaku langsung
dilakukan oleh satu atau lebih kepada korban atau anak yang lain. Bullying juga
maupun tidak langsung pada dasarnya bullying adalah bentuk intimidasi fisik
5
suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan seseorang atau kelompok secara
berulang-ulang, dilakukan dengan sadar dan sengaja, baik secara fisik, verbal,
tidak hanya teman sebaya akan tetapi orang tua juga bisa menjadi pelaku
bullying tindakan tersebut dilakukan oleh anak yang lebih kuat terhadap anak
bagi anak namun, di sisi lain anak dapat mengalami setres dan sensitif dalam
pergaulannya dengan teman sebaya. Hal tersebut muncul akibat dari perkataan
cenderung merasa takut, cemas, dan memiliki self esteem yang lebih rendah
Duncan dalam aluedse juga menyatakan bila dibandingkan dengan anak yang
tidak menjadi korban bullying, korban bullying akan memiliki self esteem yang
rendah, kepercayaan diri rendah, penilaian diri yang buruk, tingginya tingkat
panik dan gugup di sekolah, konsentrasi terganggu, penolakan oleh rekan atau
orang dewasa yang tidak dapat atau tidak mau menolong korban.
bahwa siswa akan terperangkap dalam peran pelaku bullying, tidak dapat
Jika bullying dibiarkan tanpa tindak lanjut maka, para siswa lain
yang diterima secara sosial. Pada kondisi ini, beberapa siswa mungkin
menghentikannya.
Dampak positif adalah dari setiap perkataan atau ejekan yang dilakukan
seseorang tersebut tinggal. Hal yang boleh dilakukan dalam suatu budaya tertentu,
bisa saja menjadi hal yang aneh dan tidak normal dalam budaya lain, dan
Menurut Pieper & Uden (2006), kesehatan mental adalah suatu keadaan
memiliki estimasi yang realistis terhadap diri sendiri dan dapat menerima
Sehat mental karena tidak mengalami gangguan mental. Orang yang sehat
mentalnya adalah orang yang tahan terhadap sakit jiwa atau terbebas dari sakit
dan gangguan jiwa. Vaillaint (dalam Notosoedirjo & Latipun, 2005), mengatakan
9
bahwa kesehatan mental atau psikologis itu “as the presence of successful
dikotomis, bahwa orang berada dalam keadaan sakit atau sehat psikisnya. Sehat
jika tidak terdapat sedikitpun gangguan psikisnya, dan jika ada gangguan psikis
maka,diklasifikasikan sebagai orang sakit. Sehat dan sakit mental itu bersifat
menemukan penyesuaian (tanpa membayar terlalu tinggi biaya sendiri atau oleh
dan emosional, sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan orang lain. Masyarakat
kesesuaian diri dengan lingkungan serta, tumbuh dan berkembang secara positif
serta, matang dalam hidupnya, menerima tanggung jawab dan memelihara aturan
Setiap anak memiliki kepercayaan diri alami yang dibawa sejak lahir,
tetapi ada juga yang tidak percaya dengan kemampuan yang dimiliki sehingga,
rasa kepercayaan diri yang dimiliki tidak berkembang secara maksimal. Hal itu
dapat dipengaruhi oleh berbagai aspek yaitu, berasal dari diri anak itu sendiri dan
juga dari lingkungan sekitar anak tersebut. Kepercayaan diri adalah suatu aspek
yang sangat berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa
adanya kepercayaan diri akan menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang.
Kepercayaan diri sangat diperlukan, baik oleh seorang anak maupun orang tua,
dimiliki, serta dapat memanfaatkan secara tepat. Percaya diri berasal dari bahasa
inggris yakni, self confidence yang artinya percaya pada kemampuan, kekuatan
11
dan penilaian diri sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa penilaian tantangan diri
sendiri adalah berupa penilaian yang positif. Penilaian positif inilah yang nanti
akan menimbulkan sebuah motivasi dalam diri individu untuk lebih menghargai
diri sendiri. Adler (2009) menyatakan bahwa kebutuhan manusia yang paling
penting adalah kebutuhan akan rasa percaya diri dan rasa superioritas. Rasa
percaya diri juga dapat diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri
yang dimiliki setiap orang dalam kehidupan serta, bagaimana orang tersebut
2.1.4. Remaja
remaja dikenal dengan “adolescence” yang berasal dari kata dalam bahasa latin
adalah masa terdapat perubahan atau transisi dari anak-anak dan dewasa yang
diawali pada usia 12 tahun dan akan berakhir pada usia awal 22 tahun. Pada usia
remaja itulah fenomena seputar gaya hidup mudah dan cepat berkembang serta,
yang menjadikan remaja mudah mengikuti dan terbawa arus perubahan. Masa
12
remaja merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa
ditandai dengan sikap dan perasaan, keinginan dan emosi yang labil atau tidak
menentu. Pada masa remaja, perubahan akhlak sering terjadi, baik itu perubahan
akhlak kearah baik maupun kearah yang tidak baik. Remaja adalah masa
peralihan antara anak-anak dan orang tua karena sudah tidak termasuk golongan
anak tetapi belum juga berada dalam golongan dewasa atau tua. Masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Masa remaja ini,
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang. Hal serupa diungkapkan oleh Santrock (1973) bahwa remaja diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan menjadi tiga, yaitu:
masa remaja. Hingga akhir abad ke-18, konsep Adolesen belum digunakan
untuk menunjukkan suatu periode tertentu dari kehidupan manusia. Sejak abad
ke-19 muncul konsep Adolesen sebagai suatu periode kehidupan tertentu yang
berbeda dari masa anak-anak dan masa dewasa. Terlepas dari kesulitan untuk
merumuskan definisi dan menentukan batas akhir masa remaja namun, saat ini
istilah “adolesen” atau remaja telah digunakan secara luas untuk menunjukkan
suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang
dan social.
14
DAFTAR PUSTAKA
Grafindo Persada
Karya