OLEH
Oleh:
ABSTRAK
1
STUDY ON THE CONSUMER ACCEPTANCE OF DIM SUM OF
FISHERIES PRODUCTS (Squid and White Shrimp)
By:
Esti P Sari , Dewita2), Dahlia2)
1*)
*Email: estipurnamasari1207@gmail.com.
ABSTRACT
2
PENDAHULUAN banyak penelitian mengenai dim sum
Dim sum adalah makanan khas yang terbuat dari jenis ikan lainnya.
dari negeri Cina yang sangat Oleh karena itu diperlukan
menggugah selera, yang berasal dari penelitian, Namun sejauh ini belum
bahasa latin yang artinya makanan diketahui mengenai penerimaan
ringan yang dikukus. Dim sum konsumen terhadap dim sum dari
biasanya disajikan dengan saus hasil perikanan lainnya seperti cumi-
sambal sebagai penikmat rasa dan cumi dan udang putih. Dengan
dim sum termasuk makanan kecil adanya diversifikasi produk olahan
yang memiliki nilai gizi tinggi dim sum dari hasil perikanan
biasanya diisi dengan daging, ayam, memungkinkan produk baru yang
ikan, udang, buah-buahan, dan sayur- diminati oleh konsumen sehingga
sayuran. Kepopuleran dim sum di dapat memberikan nilai tambah
Indonesia cukup luas, sangat produk ikan yang berbeda baik
diminati dan digemari oleh secara nilai gizi maupun nilai
masyarakat Indonesia (Lestari, ekonomis yang dapat diterima oleh
2011). Dim sum juga dapat diolah konsumen.
dari hasil perikanan lainnya seperti Tujuan penelitian adalah untuk
cumi-cumi dan udang putih. mengetahui studi penerimaan
Cumi-cumi memiliki daging konsumen terhadap dim sum hasil
putih yang merupakan salah satu perikanan (cumi-cumi dan udang
kelebihan tersendiri dan disukai oleh putih). Sedangkan manfaat penelitian
masyarakat. Cumi-cumi adalah jenis adalah untuk meningkatkan
chepalopoda yang dikenal dalam konsumsi produk perikanan,
dunia perdagangan disamping sotong memperkaya jenis produk olahan
dan gurita. Di bidang perikanan perikanan serta untuk memberikan
komersial, cumi-cumi merupakan informasi tentang pembuatan dim
salah satu komoditas perikanan yang sum dari hasil perikanan.
cukup penting dan menempati urutan
ketiga setelah ikan dan udang METODE PENELITIAN
(Okuzumi dan Fuji, 2000 dalam Bahan dan Alat
Pricilia, 2011). Bahan utama yang digunakan
Udang merupakan salah satu dalam penelitian ini adalah cumi-
komoditas utama dalam industri cumi (Loligo sp.) dan udang putih
perikanan budidaya karena memiliki (Litopenaeus vannamei) yang
nilai ekonomis dan permintaan pasar diperoleh dari pasar pusat pekanbaru.
tinggi (Yuliati, 2009). udang Sedangkan Bahan yang akan
vannamei banyak dimanfaatkan digunakan untuk analisa kimia yaitu
sebagai bahan baku pada berbagai asam sulfat (H2SO4), Katalis (Cu
macam produk olahan salah satunya kompleks), asam borax (H2BO3),
dalam pembuatan dim sum. natrium hidroksida (NaOH), asam
Dim sum merupakan produk klorida (HCl), dietil eter, indicator
olahan yang biasa disajikan sebagai PP, indicator campuran (metilen
makanan cemilan dan dapat dibuat merah-biru) dan aquades.
oleh masyarakat luas. Umumnya dim Alat yang digunakan pada
sum yang ada di pasaran saat ini pembuatan dim sum adalah wadah
menggunakan bahan baku ayam, plastik, talenan, kompor, pisau,
udang atau ikan tenggiri. Belum sendok, nampan, dandang kukusan,
3
ampia, baskom, serbet dan mesin tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05)
penggiling/blender. Sedangkan alat berarti hipotesis H0 ditolak, berarti
yang digunakan untuk analisis terdapat perbedaan nyata (significant
proksimat yaitu oven, cawan differences), dan apabila thitung < ttabel
porselin, kertas saring, labu ukur, (α=0,05) maka hipotesis H0
labu lemak, erlenmeyer, timbangan diterima, berarti dua perlakuan yang
analitik, labu kjeldhal, desikator, dibandingkan tidak berbeda nyata
soxhlet, pipet tetes, beaker gelas dan (non significant differences).
peralatan untuk uji hedonik (piring,
garpu serta lembar penilaian panelis). HASIL DAN PEMBAHASAN
Penilaian Organoleptik
Metode Penelitian Untuk menentukan tingkat
Metode Penelitian yang penerimaan konsumen maka
digunakan adalah metode studi dilakukan penilaian organoleptik
perbandingan (comperative yang meliputi penilaian rupa, aroma,
eksperimental) dengan uji-t yaitu rasa dan tekstur oleh 80 orang
melakukan pembuatan dim sum dari panelis tidak terlatih.
hasil perikanan dengan 2 perlakuan
yaitu A1 (cumi-cumi) dan A2 (udang Nilai Rupa
putih) dengan berat masing-masing Berdasarkan hasil uji kesukaan
200 g serta kulit dim sum yang pada Tabel 8, tingkat penerimaan
digunakan diperoleh dari Hypermart konsumen terhadap rupa dim sum
pekanbaru. cumi-cumi dan udang putih
Parameter yang diuji adalah menunjukkan hasil terbaik pada
organoleptik (rupa, aroma, rasa dan perlakuan A2 (dim sum udang putih)
tekstur) dan analisis proksimat dengan jumlah 80 panelis (100%)
(kadar air, protein, abu dan lemak). yang memilih kriteria sangat suka,
suka dan agak suka.
Analisis Data Panelis yang menyatakan
Pengujian hipotesis yang telah sangat suka ada 16 orang panelis
ditetapkan dengan uji-t, menurut (20%), suka ada 39 orang panelis
Steel dan Torie (1989), dengan (48,75%) dan agak suka ada 25
rumus sebagai berikut: orang panelis (31,25%) dibandingkan
– dengan perlakuan A1 (dim sum
Sd2 = cumi-cumi) terdapat 62 panelis
(77,5%) dengan memilih kriteria
Sd = √ sangat suka, suka, agak suka yaitu
panelis yang menyatakan sangat suka
t-hit =
ada 2 orang panelis (2,5%), suka ada
Keterangan: 21 orang panelis (26,25%), dan agak
D: rata-rata selisih variabel X1 dan suka ada 39 orang panelis (48,75%).
X2 Pada perlakuan A1 ini juga terdapat
S: rata-rata standar deviasi variable panelis yang menyatakan tidak suka
X1 dan X2 ada 14 orang panelis (17,5%) dan
N: jumlah ulangan yang menyatakan sangat tidak suka
ada 4 orang panelis (5%). Untuk
Dari analisa uji-t akan didapat lebih jelasnya dapat dilihat pada
t hitung. Apabila t hitung > t tabel pada tabel 8.
4
Tabel 8.Tingkat penerimaan konsumen terhadap rupa dim sum cumi-cumi dan
udang putih
Kriteria A1 % A2 %
Jumlah Panelis Jumlah Panelis
angat suka 2 2,5 16 20
Suka 21 26,25 39 48,75
Agak suka 39 48,75 25 31,25
Tidak suka 14 17,5 - -
Sangat tidak suka 4 5 - -
Jumlah 80 100 80 100
Tabel 9. Nilai rata-rata rupa dim sum cumi-cumi dan udang putih
5
Tabel 10.Tingkat penerimaan konsumen terhadap aroma dim sum cumi-cumi dan
udang putih
Kriteria A1 % A2 %
Jumlah Panelis Jumlah Panelis
angat suka - - 16 20
Suka 8 10 39 48,75
Agak suka 37 46,25 25 31,25
Tidak suka 32 40 - -
Sangat tidak suka 3 3,75 - -
Jumlah 80 100 80 100
Tabel 11. Nilai rata-rata aroma dim sum cumi-cumi dan udang putih
6
Hasil ini sejalan dengan Berdasarkan hasil uji kesukaan
penelitian yang sudah dilakukan oleh pada Tabel 12. tingkat penerimaan
peneliti sebelumnya yang membuat konsumen terhadap rasa dim sum
nugget udang rebon bahwa aroma menunjukkan hasil terbaik pada
yang terbaik yaitu aroma udang perlakuan A2 (dim sum udang putih)
rebonnya tidak terlalu terasa aroma dengan jumlah 80 orang panelis
asin di banding perlakuan yang (100%) memilih kriteria sangat suka,
lainnya (Meilin, 2013). suka dan agak suka dibandingkan
Pada setiap makanan, aroma dengan perlakuan A1 (dim sum cumi-
yang dihasilkan yaitu dari zat yang cumi) dengan jumlah 61 orang
menguap sehingga dapat masuk ke panelis (76,25%) memilih kriteria
dalam panca indra bau. Pada suka dan agak suka, serta ada 19
umumnya bau yang diterima hidung orang panelis (23,75%) memilih
dan otak merupakan campuran 4 bau kriteria tidak suka dan sangat tidak
terutama harum, asam, tengik dan suka.
hangus (Winarno, 2008). Pada perlakuan A2, panelis
yang menyatakan sangat suka 29
Nilai rasa panelis 36,25%, suka 43 panelis
Rasa merupakan gabungan dari 53,75% dan agak suka 8 panelis
rangsangan indera pencicip hingga (10%). Sedangkan perlakuan A1
melibatkan organ lidah dan terjadilah terdapat 16 orang panelis (20%) yang
interaksi antara sifat aroma, rasa dan menyatakan suka dengan rasa khas
tekstur untuk suatu makanan. cumi-cumi yang kurang matang,
Berdasarkan hasil penelitian, Tingkat suka ada 45 orang panelis (56,25%),
penerimaan konsumen dari 80 tidak suka ada 18 orang panelis
panelis terhadap rasa dim sum cumi- (22,5%) dan panelis yang
cumi dan udang dapat dilihat pada menyatakan sangat tidak suka 1
Tabel 12. orang panelis (1,25%).
Tabel 12.Tingkat penerimaan konsumen terhadap rasa dim sum cumi-cumi dan
udang putih
Kriteria A1 % A2 %
Jumlah Panelis Jumlah Panelis
angat suka - - 29 36,25
Suka 16 20 43 53,75
Agak suka 45 56,25 8 10
Tidak suka 18 22,5 - -
Sangat tidak suka 1 1,25 - -
Jumlah 80 100 80 100
Keterangan : A1 (dim sum cumi-cumi), A2 (dim sum udang putih)
7
Tabel 13. Nilai rata-rata rasa dim sum cumi-cumi dan udang putih
8
Tabel 14.Tingkat penerimaan konsumen terhadap tekstur dim sum cumi-cumi
dan udang putih
Kriteria A1 % A2 %
Jumlah Panelis Jumlah Panelis
angat suka - - 29 36,25
Suka 16 20 43 53,75
Agak suka 45 56,25 8 10
Tidak suka 18 22,5 - -
Sangat tidak suka 1 1,25 - -
Jumlah 80 100 80 100
Keterangan : A1 (dim sum cumi-cumi), A2 (dim sum udang putih)
Tabel 15. Nilai rata-rata tekstur dim sum cumi-cumi dan udang putih
Kriteria A1 % A2 %
Jumlah Panelis Jumlah Panelis
angat suka - - 29 36,25
Suka 16 20 43 53,75
Agak suka 45 56,25 8 10
Tidak suka 18 22,5 - -
Sangat tidak suka 1 1,25 - -
Jumlah 80 100 80 100
Dari Tabel 15, dapat dilihat Tekstur dim sum cumi-cumi dengan
bahwa nilai rata-rata tekstur dim sum dim sum udang putih berbeda karena
yang tertinggi terdapat pada yang paling disukai terdapat pada
perlakuan A2 dengan nilai rata-rata perlakuan A2 dengan tekstur lebih
8.26, sedangkan nilai terendah lembut, sedangkan tekstur dim sum
terdapat pada perlakuan A1 (dim sum cumi-cumi yaitu perlakuan A1 tidak
cumi-cumi) dengan nilai rata-rata lembut.
7,05. Hasil penilaian panelis terhadap Tekstur adalah salah satu
tekstur dim sum yang disukai kriteria pengujian organoleptik,
terdapat pada A2 karena teksturnya penginderaan yang berhubungan
lembut, cukup unik dibandingkan dengan rabaan atau sentuhan.
pada perlakuan A1 tekstur tidak Tekstur kriteria yang penting
lunak dan terlihat tidak menarik. dibandingkan dengan bau, rasa dan
Berdasarkan hasil analisis uji- rupa karena mempengaruhi cita rasa
t menunjukkan bahwa dim sum cumi- makanan (Anwar dan Putri, 2012).
cumi dengan dim sum udang putih Tekstur adalah penginderaan
memberikan perbedaan nyata yang berhubungan dengan rabaan
terhadap nilai tekstur dim sum, atau sentuhan. Tekstur lebih penting
dimana t-hitung (52,67) > t-tabel dibandingkan dengan bau, rasa dan
(2,920) sehingga H0 ditolak. rupa karena mempunyai citra
makanan. Tekstur lebih penting pada
makanan lunak dan renyah. Ciri yang
paling sering diacu adalah kekerasan
dan kandungan air. Tekstur adalah
9
kehalusan suatu irisan pada saat semakin lambat pertumbuhan
disentuh oleh panelis (De Man, mikroorganisme dan bahan pangan
1997). tersebut dapat tahan lama, sebaliknya
makin tinggi kadar air maka makin
Kadar air cepat pertumbuhan mikroorganisme
Hasil analisis kadar air dim sehingga proses pembusukan
sum cumi-cumi dan dim sum udang semakin cepat terjadi (Winarno,
putih dapat dilihat pada Tabel 16. 2008).
Tabel 16. Nilai rata-rata kadar air
dim sum cumi-cumi dan udang putih Kadar protein
Dim sum Hasil analisis kadar protein dim
Ulangan Cumi-cumi Udang sum cumi-cumi dan dim sum udang
putih putih dapat dilihat pada Tabel 17.
1 54,93 58,75 Tabel 17. Nilai rata-rata kadar
2 56,11 59,65 protein dim sum cumi-cumi dan
3 53,85 59,61 udang putih
Rata-rata 54,96 59,34 Dim sum
Ulangan Cumi-cumi Udang
Dari Tabel 16, nilai rata-rata putih
kadar air dim sum tertinggi terdapat 1 33,97 32,12
pada perlakuan A2 (dim sum udang 2 36,98 34,21
putih) 59,34% dan nilai terendah 3 36,65 34,61
terdapat pada perlakuan A1 (dim sum Rata-rata 35,87 33,65
cumi-cumi) 54,96%. Tinggi
rendahnya kadar air dipengaruhi oleh Dari Tabel 17, dapat dilihat
lamanya pengukusan karena adanya bahwa nilai rata-rata kadar protein
penguapan. dim sum cumi-cumi dan udang putih
Berdasarkan hasil analisis uji-T tertinggi terdapat pada yaitu
menunjukkan bahwa dim sum cumi- perlakuan A1 (35,87%) dan nilai
cumi dengan dim sum udang putih terendah terdapat pada perlakuan A2
berbeda dan berpengaruh terhadap (33,65%).
nilai kadar air, dimana t-hitung Berdasarkan hasil analisis uji-t
(18,75) > t-tabel (2,920), sehingga menunjukkan bahwa dim sum cumi-
H0 ditolak. cumi dengan dim sum udang putih
Hilangnya kadar air pada berbeda dan berpengaruh terhadap
proses pengukusan disebabkan nilai kadar protein, dimana t-hitung
karena air yang terdapat selama (23,79) > t-tabel (2,920), sehingga
proses pemasakan mengalami H0 ditolak.
penguapan. Proses pengukusan Udang memiliki kandungan
menggunakan media uap air sebagai protein yang cukup tinggi, udang
penghantar panas, menyebabkan air segar memiliki kandungan protein
dipermukaan cumi-cumi menguap 18.8-22,0%. Sedangkan kandungan
lebih tepat sehingga mengurangi protein udang yang telah dikukus
kadar air cumi (Meirina, 2008). memiliki kandungan protein
Kadar air merupakan faktor sebanyak 11,33% (Indah, 2011).
yang sangat besar pengaruhnya sedangkan kadar protein cumi-cumi
terhadap daya tahan suatu bahan pada komposisi dan gizi per 100 g
olahan. Makin rendah kadar air maka
10
berjumlah 15,3 g (Okuzumi dan sekitar 0,32%, dan tepung terigu
Fauji, 2000). memiliki kadar abu sekitar 0,24 –
Penurunan kadar protein pada 1,60%.
udang putih dapat terjadi pada saat Abu adalah zat organik sisa
udang putih direndam dalam pembakaran dari senyawa organik.
formalin, namun penurunan kadar Kadar abu dalam bahan pangan
protein total udang putih terjadi sangat mempengaruhi sifat dari
sangat tajam pada perlakuan bahan pangan. Lama pengabuan tiap
perebusan dan tanpa penambahan bahan berbeda-beda dan berkisar
belimbing wuluh baik pada lama antara 2-8 jam. Salah satu tujuan
perebusan 30 menit maupun lama pengujian kadar abu adalah untuk
perebusan 45 menit yang mencapai mengetahui jenis bahan yang
55,08% dan 64,68% (Wikanta, 2011) digunakan sebagai parameter nilai
bahan yang digunakan (Sudarmadji,
Kadar abu 2003).
Hasil analisis kadar abu dim
sum cumi-cumi dan dim sum udang Kadar lemak
putih dapat dilihat pada Tabel 18. Hasil analisis kadar lemak dim
Tabel 18. Nilai rata-rata kadar abu sum cumi-cumi dan dim sum udang
dim sum cumi-cumi dan udang putih putih dapat dilihat pada Tabel 19.
Dim sum Tabel 19. Nilai rata-rata kadar lemak
Ulangan Cumi-cumi Udang dim sum cumi-cumi dan udang putih
putih Dim sum
1 1,79 1,28 Ulangan Cumi-cumi Udang
2 1,74 1,30 putih
3 2,06 1,35 1 1,47 1,62
Rata-rata 1,86 1,31 2 1,26 1,81
3 2,30 1,68
Dari Tabel 18, dapat dilihat Rata-rata 1,34 1,70
bahwa nilai rata-rata kadar abu dim
sum cumi-cumi dengan dim sum Dari Tabel 19, dapat dilihat
udang putih tertinggi terdapat pada bahwa nilai rata-rata kadar lemak
perlakuan A1 (1,86%) dan nilai dimsum cumi-cumi dan dimsum
terendah terdapat pada perlakuan A2 udang putih tertinggi terdapat pada
(1,31%). Dari hasil analisis uji-t perlakuan A2 (1,70%) dan nilai
menunjukkan bahwa dim sum cumi- terendah terdapat pada perlakuan A1
cumi dan dim sum udang putih (1,34%). Berdasarkan hasil analisis
memberikan perbedaan nyata uji-t menunjukkan bahwa dim sum
terhadap nilai kadar abu, dimana t- cumi-cumi dengan dim sum udang
hitung (20,75) > t-tabel (2,920), putih berbeda nyata dan berpengaruh
sehingga H0 ditolak. terhadap kadar lemak, dimana t-
Tingginya kadar abu hitung (9,00) > t-tabel (2,920),
dipengaruhi oleh bahan-bahan yang sehingga H0 ditolak.
digunakan seperti tepung sagu, Lemak merupakan zat
tepung terigu, bawang putih bubuk, makanan yang penting bagi tubuh
garam, dan hidrolisat protein udang dan merupakan sumber energi yang
rebon. Menurut Hendrasari (2000), lebih efektif dibandingkan dengan
tepung sagu memiliki kadar abu karbohidrat dan protein. Lemak
11
memberikan cita rasa dan protein 33,65%, kadar abu 1,31%
memperbaiki tekstur pada bahan dan kadar lemak 1,70%.
pangan makanan, juga sebagai Sedangkan pada perlakuan A1
sumber energi dan pelarut vitamin A, yaitu dim sum cumi-cumi (Loligo
D, E, dan K. lemak adalah suatu Sp.) dengan tingkat kesukaan
senyawa organik tertentu dan tidak konsumen terhadap rupa 77,5%
larut dalam air (Winarno, 2008). terlihat tidak menarik putih pucat,
Tingginya kadar lemak yang aroma 56,25% dengan bau amis, rasa
terkandung dalam setiap produk 76,25% tidak khas dan tekstur 25%
dipengaruhi oleh perbedaan tidak lembut serta nilai rata-rata dari
konsentrasi berat daging. Lemak dan penilaian organoleptik yaitu rupa
minyak berfungsi sebagai pembawa (7,5), aroma (6,87), rasa (6,90) dan
dan pelarut vitamin serta sebagai tekstur (7,05). Adapun analisis yang
penyokong citarasa. Tujuan dihasilkan yaitu dengan kadar air
penambahan lemak pada bahan 54,96%, kadar protein 35,87%, kadar
pangan adalah untuk memperbaiki abu 1,86% dan kadar lemak 1,34%.
rupa dan struktur fisik bahan pangan
serta menambah nilai gizi dan Saran
memberikan cita rasa gurih pada Berdasarkan hasil penelitian
bahan pangan (Ketaren, 1986). dim sum dari hasil perikanan yang
terbaik terdapat pada perlakuan A2
KESIMPULAN DAN SARAN (dim sum udang putih), disarankan
Kesimpulan untuk melakukan penelitian lanjut
Berdasarkan hasil penelitian mengenai masa simpan dim sum dan
terhadap study penerimaan kemasan yang berbeda.
konsumen dim sum hasil perikanan
(cumi-cumi dan udang putih) DAFTAR PUSTAKA
menunjukkan ada 80 panelis Aryani dan Norhayani. 2011.
memberikan respon suka pada semua Pengaruh Konsentrasi Putih
perlakuan, sehingga panelis Telur Ayam Ras terhadap
menyukai dan dapat menerima Kemekaran Kerupuk Ikan
produk tersebut. Mas (Cyprinus carpio).
Berdasarkan parameter yang
Journal of Tropical Fisheries.
diamati dapat disimpulkan bahwa uji
kesukaan yang terbaik terdapat pada Vol.VI: No.2.
perlakuan A2 yaitu dim sum udang
Anwar, A. dan Putri, M.P. 2012.
putih dengan tingkat kesukaan
konsumen 100% dari 80 orang Pengaruh Penggunaan
panelis rupa menarik putih cerah dan Tepung Terigu Terhadap
bersih sedikit kekuningan, rasa dim Sifat Sensoris Nugget Ikan
sum udang lebih khas, aroma spesifik Haruan. Tugas AkhirDiploma
khas udang dan tekstur lunak. III. Program Studi Teknologi
Adapun nilai rata-rata dari penilaian Industri Pertania. Politeknik
organoleptik pada perlakuan A2
Tanah Laut.
adalah Rupa 8,21, aroma 8,11, rasa
8,38 dan tekstur 8,26 serta analisis De Man, J. 1997. Petunjuk
proksimat yang dihasilkan yaitu
dengan kadar air 59,34%, kadar Praktikum Penilaian
12
Organoleptik. Jurusan Properties of Squid and
Teknologi Pangan dan Gizi. Cuttlefish. National
Fakultas Teknologi Pertanian. Cooperative Association of
Industri Pertanian Bogor. 89 Squid Processor. Tokyo.
hal.
Okuzumi, M. dan Fujii T. 2000.
Fachruddin, P. J. 2003. Membuat Nutritional and Functional
Aneka Selai. Teknologi Tepat Properties of Squid and
Guna. Kanisius. Yogyakarta. Cuttlefish. National
Cooperative Association of
Hendrasari, R. 2000. Pengaruh Squid Processor. Tokyo.
Penambahan Tepung Kedelai
Terhadap Sifat Fisik, Kimia, Pricilia, V. 2011. Karakterisasi
dan Daya Terima Bihun dan Cumi-Cumi (Loligo sp.).
Mie Golosor [Skripsi]. Departemen Teknologi Hasil
Institut Pertanian Bogor. Perairan, Fakultas Perikanan
Bogor. dan Ilmu Kelautan Institut
Pertanian Bogor. (32) 1.
Lestari, Masayu. G, 2011.
http://masayugita.blogspot.co Sudarmadji. S. 2003. Analisa Bahan
m/2011/11/idebisnis.html. Makanan dan Pertanian,
Tanggal akses Kamis, 8 Mei Yogyakarata: Liberty
2019. Yogyakarta.
13
Agribisnis. Fakultas Ekonomi Institut Pertanian Bogor.
dan Manajemen. Bogor: Bogor. 26 – 45 hal.
14