BD. 6533
SYOK OBSTRUKTIF
Oleh :
Reza Resinta Putri
2015371039
[1]
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................................................................................
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................................................................................
A. Definisi................................................................................................................................................................................
B. Tanda dan Gejala............................................................................................................................................................
C. Etiologi...............................................................................................................................................................................
D. Faktor Penyebab.............................................................................................................................................................
E. Phatophysiologi..............................................................................................................................................................
F. Tata Laksana....................................................................................................................................................................
REFERENSI.......................................................................................................................................................................................... 1
[2]
TINJAUN TEORI
A. Definisi
Syok yaitu keadaan darurat yang disebabkan karena kegagalan perfusi darah ke
jaringan sehingga mengakibatkan gangguan metabolism sel. Syok obstruktif
mirip dengan syok kardiogenik. Syok kardiogeneik merupakan akibat dari
cardiac output yang kurang mencukupi disertai penurunan oksigen ke seluruh
tubuh. Syok ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa penderitanya. Hal ini
merupakan suatu keadaan yang memerlukan penanganan cepat dan tanggap,
bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya masih 80-
90%.
Sedangkan syok obstruktif terjadi akibat adanya tekanan pada pembuluh darah
misalnya tension pneumothorax. Syok obstruktif yaitu disebabkan oleh
hambatan fisik dalam aliran darah misalnya emboli paru. Syok obstruktif
merupakan kasus yang jarang terjadi namun juga mengancam nyawa.
Kebanyakan korban yang datang ke unit gawat darurat tidak teraba lagi denyut
nadinya, tidak sadar dan tidak mempunyai respon akibat terjadinya temponade
jantung. Temponade jantung biasanya dikarenakan adanya darah atau cairan di
pericardium (yang memberi tekanan kuat pada jantung). Ketika cairan
tersebut menekan jantung, maka ventrikel atau bilik jantung tidak bisa
mengembang secara maksimal.
[3]
1. Tanda
a) Hipotensi mendadak
Hipotensi yaitu keadaan dimana tekanan darah tiba tiba menjadi turun
kurang dari 90/60 mmHg. Hipotensi terjadi dikarenakan detak jantung
terlalu cepat atau terlalu lambat. Selain itu, bisa juga dikarenakan
karena paru-paru tidak bekerja dengan baik.
b) Suara napas abnormal
Suara napas abdnormal misalnya wheeze dan crackle. Wheeze
disebabkan karna penyempitan paru paru. Sedangkan, crackle
disebabkan karena adanya penyimpangan arah udara di saluran
pernapasan.
c) Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan ini bisa terjadi apabila syok dialami
dikerenakan oleh tension pneumothorax. Tension pneumothorax adalah
keadaan darurat ketika udara terperangkap di rongga pleura antara
paru-paru kanan dan kiri. Keadaan ini apabila udara terus menerus
masuk akan menyebabkan tertekannya paru-paru sehingga memicu
kolaps dan tertekannya jantung dapat mengakibatkan syok.
2. Gejala
a) Gejala Obyektif
1) Pernapasan cepat dan dangkal
2) Nadi cepat dan lemah
3) Akral pucat, dingin dan lembab
4) Sianosis : bibir,, kuku, lidah dan cuping hidung berwana kebiruan
5) Pandangan hampa dan pupil melabar
b) Gejala Subjective
1) Mual dan muntah
2) Rasa haus
3) Badan lemah
4) Kepala terasa pusing
[4]
3) System saraf pusat
Akibat hipoksi terjadi peninggian permeabilitas kapiler yang
meneybabkan edema serebri dengan gejala penurunan kesadaran
4) Sistem saluran kemih
Oliguri (diuresis <30 ml/jam) dapat berlanjut menjadi anuri, uremi
akibat payah ginjal akut
5) Perubahan biokimiawi, terutama pada syok yang lama dan berat :
a) Asidosis metabolic akibat anoksi jaringan dan gangguan fungsi
ginjal
b) Hiponatremi dan hiperkalemi
c) Hiperglikemi
C. Etiologi
Syok Obstruktif disebabkan oleh tertekannya aliran darah, sehingga input ke
jantung (vena return) menurun atau tekanan darah jantung memompa. Syok
obstruktif terjadi akibat penurunan ventrikel yang tidak memadai sehingga
menyebabkan penurunan curah jantung. Hal ini dapat terjadi karena tension
pneumothorax, temponade jantung, emboli paru, emboli jantung,
Pada orang yang memiliki riwayat kanker, uremia atau penyakit infeksi dapat
mengarah pada kemungkinan temponade jantung. Distensi vena leher, tanpa
gagal jantung (daerah paru bersih pada foto rontgen toraks, tidak ada S 3 gallop)
mengarah pula pada temponade jantung. Pulsus paradoksus, yaitu suatu
penurunan tekanan darah sistolik sebesar 12 mmHg atau lebih selama
inspirasi, terjadi pada hampir setiap kasus temponade jantung. Pericardial
friction rub, kadang-kadang ditemukan sedangkan bunyi jantung melemah.
Bayangan pada pembesaran jantung pada foto rontgen taoraks dan vollatse
rendah pada EKG merupakan petunjuk efusi pericardial. Syok mendadak pada
pasien infark miokardial akut dapat terjadi akibat rupur dinding ventrikel dan
menyebabkan temponade jantung.
[5]
Tension pneumothorax adalah kondisi medis darurat ketika udara
terperangkap di rongga pleura antara paru-paru kiri dan kanan. seluruh bagian
dari paru-paru dapat kolaps sehingga dapat menyebabkan penurunan fungsi
jantung dan organ tubuh lain. Kondisi ini akan sangat berbahaya ketika udara
terus menerus masuk ke dalam rongga pleura akan dapat menekan paru-paru
dan jantung sehingga dapat menyebabkan henti jantung.
Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya arteri paru, yang
dapat menyebabkan kematian pada semua usia. Penyakit ini sering ditemukan
dan seringdisebabkan oleh satu atau lebih bekuan darah dari bagian tubuh lain
dan tersangkut di paru-paru, sering berasal dari vena dalam di ekstremitas
bawah, rongga perut, dan terkadang ekstremitas atas atau jantung kanan Selain
itu, emboli paru (Pulmonary Embolism) dapat diartikan sebagai
penyumbatanarteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang
terjadi secara tiba-tiba.
Selain itu, emboli paru (Pulmonary Embolism) dapat diartikan sebagai
penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-paru) oleh suatu embolus, yang
[6]
terjadi secara tiba-tiba. Suatuemboli bisa merupakan gumpalan darah
(trombus), tetapi bisa juga berupa lemak, cairanketuban, sumsum tulang,
pecahan tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti alirandarah
sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah. Biasanya arteri yang tidak
tersumbat dapat memberikan darah dalam jumlah yangmemadai ke jaringan
paru-paru yang terkena sehingga kematian jaringan bisa dihindari.Tetapi bila
yang tersumbat adalah pembuluh yang sangat besar atau orang tersebut
memiliki kelainan paru-paru sebelumnya, maka jumlah darah mungkin tidak
mencukupi untuk mencegah kematian paru-paru.
Thrombus dapat berasal dari arteri dan vena. Thrombus arteri terjadi
karenarusaknya dinding pembuluh arteri (lapisan intima). Thrombus vena
terjad karena alirandarah vena yang lambat, selain itu dapat pula karena
pembekuan darah dalam vena apabilaterjadi kerusakaan endotel vena.
Thrombus vena dapat juga berasal dari pecahnya thrombus besar yang
terbawa aliran vena. Biasanya thrombus berisi partikel-partikel
fibrin(terbanyak), eritrosit dan trombosit. Ukurannya bervariasi, mulai dari
beberapa millimetersampai sebesar lumen venanya sendiri Adanya
perlambatan aliran darah vena (stasis) akan makin mempercepatterbentuknya
thrombus yang makin besar. Adanya kerusakan dinding pembuluh darah
vena(misalnya operasi rekonstruksi vena femoralis) jarang menimbulkan
thrombus vena.Thrombus yang lepas ikut aliran darah vena ke jantung kanan
dan sesudah mencapaisirkulasi pulmonal tersangkut pada beberapa cabang
arteri pulmonalis, dapat menimbulkanobstruksi total atau sebagian dan
memberikan akibat lebih lanjut.
D. Faktor Penyebab
Faktor penyebab syok obstruktif yaitu :
1) Ketidakmampuan pembuluh darah untuk mengalirkan darah
2) Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
3) Kurangnya darah untuk dialirkan
E. Pathophysiologi
Berat dan ringannya syok :
a. Syok Ringan
Penurunan perfusi hanya pada jaringan dan prgan non-vital seperti kulit,
lemak, otot rangka, dan tulang. Jaringan ini relative dapat hidup lebih lama
dengan perfusi rendah, tanpa adanya perubahan jaringan yang menetap
(irreversible). Kesadaran tidak terganggu, produksi urin normal atau anya
sedikit menurun, asidosis metabolic tidak ada atau ringan.
[7]
b. Syok Sedang
Perfusi ke organ vital selain jantung dan otak menurun (hati, usus, ginjal,
dan lainnya). Organ- organ ini tidak dapat mentoleransi hipoperfusi lebih
lama seperti lemak, kulit, dan otot. Oligouria bisa terjadi dan asidosis
metabolic. Akan tetapi kesadaran relative masih baik.
c. Syok Berat
Perfusi ke jantung dan otak tidak adekuat. Mekanisme kompensasi syok
beraksi untuk menyediakan aliran darah ke dua organ vital. Pada syok
lanjut terjadi vasokonstriksi di semua pembuluh darah lain. Terjadi
oligouria dan asidosis berat, ganguan kesadaran dan tanda- tanda hipoksia
jantung (EKG Abnormal, curah jantung menurun)
1. Fase Kompensasi
Penurunan curah jantung (cardiac output) terjadi sedemikian rupa sehingga
timbul gangguan perfusi jaringan tapi belum cukup untuk menimbulkan
gangguan seluler. Mekanisme kompensasi dilakukan melalui vasokonstriksi
untuk menaikkan alirandarah ke jantung, otak dan otot skelet dan penurunan
aliran darah ke tempat yang kurang vital. Faktor humoral dilepaskan untuk
menimbulkan vasokonstriksi dan menaikkan volume darah dengan konservasi
air. Ventilasi meningkat untuk mengatasi adanya penurunan kadar oksigen di
daerah arteri. Jadi pada fase kompensasi ini terjadi peningkatan detak dan
kontraktilitas otot jantung untuk menaikkan curah jantung dan peningkatan
respirasi untuk memperbaiki ventilasi alveolar. Walau aliran darah ke ginjal
menurun, tetapi karena ginjal mempunyai cara regulasi sendiri untuk
mempertahankan filtrasi glomeruler. Akan tetapi jika tekanan darah menurun,
maka filtrasi glomeruler juga menurun.
2. Fase Progresif
Terjadi jika tekanan darah arteri tidak lagi mampu mengkompensasi
kebutuhan tubuh. Faktor utama yang berperan adalah jantung. Curah jantung
tidak lagi mencukupi sehingga terjadi gangguan seluler di seluruh tubuh. Pada
saat tekanan darah arteri menurun, aliran darah menurun, hipoksia jaringan
bertambah nyata, gangguan seluler, metabolisme terganggu, produk
metabolisme menumpuk, dan akhirnya terjadi kematian sel.
[8]
Menurunnya aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan pusat vasomotor
dan respirasi di otak. Keadaan ini menambah hipoksia jaringan. Hipoksia dan
anoksia menyebabkan terlepasnya toksin dan bahan lainnya dan jaringan
(histamin dan bradikinin) yang ikut memperjelek syok (vasodilatasi dan
memperlemah fungsi jantung). Iskemia dan anoksia usus menimbulkan
penurunan integritas mukosa usus pelepasan toksin dan invasi bakteri usus ke
sirkulasi.
3. Fase Irresibel
Karena kerusakan seluler dan sirkulasi sedemikian luas sehingga tidak dapat
diperbaiki. Kekurangan oksigen mempercepat timbulnya ireversibilitas syok.
Gagal sistem kardiorespirasi, jantung tidak mampu lagi memompa darah yang
cukup, paru menjadi kaku, timbul edema interstisial, daya respirasi menurun,
dan akhirnya anoksia dan hiperkapnea.
Syok obstruktif berkaitan dengan gangguan mekanik venous return dari arteri
maupun vena ke jantung. Beberapa kondisi seperti tension pneumothorax dan
temponade jantung. Pada pericardial temponade terjadi penekanan jantung
sehingga peregangan jantung tidak dapat maksimal. Akibatnya kontraktilitas
jantung tidak maksimal dalam kondisi tersebut.
[9]
d. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar
atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih
rendah dari bagian tubuh lainnya.
e. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita
dibaringkan dengan posisi telentang data Sebelum melakukan
pendiagnosaan, sebagiknya ibu diperiksa terlebih dahulu.
f. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita
telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke
jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila
penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi
kesakitan segera turunkan kakinya kembali
2) Pertahankan respirasi
a. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau
muntah.
b. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan
nafas (Gudel/oropharingeal airway).
c. Berikan oksigen 6 liter/menit
d. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan
pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.
3) Pertahankan sirkulasi
Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi,
tekanan
darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).
Pada kasus syok obstruktif maka segera melakukan tat laksana kasus :
a. Pemeriksaan Fisik
1) Hipotensi dan penyempitan tekanan denyutan (adalah tanda
hilangnya cairan yang berat dan syok).
2) Detak jantung naik, frekuensi nafas naik, kesadaran turun.
3) Produksi urin turun. Produksi urin merupakan penunjuk awal
hipovolemia dan respon ginjal terhadap syok
4) Tampak hampir sama dengan syok kardiogenik dan hipovolemik.
Gejala klinis juga tergantung etiologi penyebabnya, yang sering
terjadi adalah tromboemboli paru, tamponade jantung, obstruksi
arterioventrikuler, tension pneumothorax. Gejala ini akan
berlanjut sebagai tanda-tanda akut kor pulmonal dan payah
jantung kanan: pulsasi vena jugularis, gallop, bising pulmonal,
aritmia. Karakteristik manifestasi klinis tamponade jantung: suara
jantung menjauh, pulsus altemans, JVP selama inspirasi.
Sedangkan emboli pulmonal: disritmia jantung, gagal jantung
kongesti.
b. Pemeriksaan penunjang
1) EKG
2) Pulse Oxymetri\
Penatalaksanaan
a) Penyebab syok obstruktif harus diidentifikasi dan segera dihilangkan.
[10]
b) Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk tamponade jantung.
c) Dekompressi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada tension
pneumothorax.
d) Dukungan ventilasi dan jantung, mungkin trombolisis, dan mungkin
prosedur radiologi intervensional untuk emboli paru.
e) Abdominal compartment syndrome diatasi dengan laparotomi
dekompresif.
Referensi
Ho, Mary T dkk. 1995. Resusitasi Kardiopulmoner dan Syok. Jakarta :1989 Penerbit
Buku Kedokteran EGC
Purwadianto, Dr Agus. Dr Budi Sampurna. 2000. Kedaruratan Medik (Pedoman
Penatalaksanaan Praktis). Jakarta Barat : Bina Rupa Aksara
Linda, Evi Silviana. Indah Nurmala. 1995. Tindakan Paramedis Terhadap Kegawatan
dan Pertolongan Pertama edisi II. Jakarta : ECG
[11]