Anda di halaman 1dari 12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

163

BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan oleh


penulis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat enam terrain unit di Kecamatan Kawunganten yaitu, rataan pasang surut
bervegetasi (M.9) memiliki luas 481,74 ha (3,75%), dataran alluvial (F.1)
memiliki luas 5547,77 ha (43,17%), rawa (F.4) memiliki luas 472,12 ha (3,67%),
dataran banjir (F.7) memiliki luas 1265,18 ha (9,85%), perbukitan sinklinal (S.7)
memiliki luas 2569,71 ha (20,00%) dan lembahan sinklinal (S.17) memiliki luas
2513,47 ha (19,56%).
2. Terdapat empat tingkat kerentanan banjir di Kecamatan Kawunganten yaitu,
tingkat kerentanan banjir sangat rentan dengan luasan 2.219,03 ha (17,27%),
tingkat kerentanan banjir sedang dengan luasan 5.547,77 ha (43,17%), tingkat
kerentanan kurang rentan dengan luasan 2.513,47 ha (19,56%) dan tingkat
kerentanan banjir tidak rentan dengan luasan 2.569,71 ha (20,00%).
3. Kecamatan Kawunganten memiliki tiga jenis banjir, yaitu banjir lokal, rob dan
kiriman. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa beberapa satuan medan
memiliki dua jenis banjir, berikut ini luas sebaran jenis banjir di Kecamatan
Kawunganten yaitu, banjir lokal memiliki luas 7.015,69 ha (54,60%), banjir rob
457,36 ha (3,56%), banjir kiriman 269,38 ha (2,10%), wilayah yang terkena banjir
rob dan banjir kiriman 24,37 ha (0,19%) dan satuan medan yang tidak tergenang
banjir memiliki luas 5.192,59 ha (40,41%).
4. Mitigasi bencana banjir di Kecamatan Kawunganten dibagi menjadi tiga skala
prioritas dengan luas sebaran yaitu, prioritas I memiliki luas 2.219,03 ha (17,27%)
dengan upaya mitigasi non-struktur peringatan atau peramalan bahaya banjir dan
upaya mitigasi struktur pembangunan bangunan pengendali banjir. Prioritas II

commit to user
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

164

memiliki luas 5.547,77 ha (43,17%) dengan upaya mitigasi struktur berupa


pembangunan bangunan pengendali banjir dan prioritas III memiliki luas 5.083,19
ha (39,56%) dengan upaya mitigasi struktur berupa perbaikan dan pengaturan
sistem sungai.

B. Impikasi

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis, maka penelitian ini


memiliki implikasi sebagai berikut:
1. Pemerintah dan Masyarakat
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kejadian banjir di Kecamatan
Kawunganten diakibatkan oleh kondisi fisik medan yang mendukung terjadinya
genangan. Selain itu, terjadi penyalahgunaan penggunaan lahan yang memperparah
kejadian banjir di Kecamatan Kawunganten. Hal ini dapat digunakan sebagai acuan
dan pertimbangan dalam pengelolaan tata guna lahan yang baik dan mengembalikan
fungsi tiap satuan medan untuk mencegah atau meminimalisir kejadian bencana
banjir di Kecamatan Kawunganten.
Mitigasi bencana banjir yang diusulkan atau direkomendasikan dapat
digunakan sebagai acuan dan pertimbangan dalam penentuan mitigasi bencana banjir
ditiap satuan medan di Kecamatan Kawunganten. Mitigasi bencana banjir yang
direkomendasikan ditentukan berdasarkan tingkat kerentanan banjir dan jenis banjir
ditiap satuan medan. Hal ini dikarenakan tiap satuan medan memiliki ciri khas dalam
hal kenampakan visual dan kondisi fisik yang berbeda, sehingga mengakibatkan
perbedaan tingkat kerentanan banjir, Jenis banjir, kronologi banjir, lama genangan
dan kedalaman atau ketinggian genangan.

2. Implikasi dalam Pembelajaran Geografi


Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan ajar pelajaran geografi
pada tingkat satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X Semester
I Kurikulum 2013 pada kompetensi inti, kompetensi dasar dan materi pokok:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

165

a) Kompetensi Inti: Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
b) Komptensi Dasar: (a) Menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan
kajian geografi, (b) Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara
beradaptasi terhadap bencana alam di lingkungan sekitar.
c) Materi Pokok: Mitigasi dan Adaptasi Bencana Alam (jenis dan karakteristik
bencana alam, sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia, usaha
pengurangan resiko bencana alam).
Berikut ini dapat disajikan contoh skenario pembelajaran geografi yang
menggunakan hasil penelitian sebagai bahan ajar pelajaran geografi pada tingkat
satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X, yaitu:

commit to user
166

Tabel 5.1. Skenario Pembelajaran Geografi Dengan Menggunakan Hasil Penelitian Sebagai Bahan Ajar Pelajaran Geografi

Tahapan Deskripsi Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi


Kegiatan Kegiatan Waktu
Pendahuluan Apersepsi  Guru membuka kegiatan dengan salam dan  Siswa menjawab salam. 3 menit
kalimat sapaan.  Siswa berdoa sesuai agama dan
 Berdoa dan mengabsen siswa. kepercayaan masing-masing.

Motivasi  Guru menampilkan peta tingkat kerentanan  Siswa menjawab pertanyaan 7 menit
banjir. guru.
 Guru memberikan pertanyaan:
“Informasi apa yang kalian dapat di peta
tersebut?”
 Guru memberikan tanggapan tentang jawaban
yang diberikan siswa:
- “Informasi yang dapat kalian peroleh pada
peta tersebut yaitu, sebaran tingkat
kerentanan banjir di Kecamatan
Kawunganten. Jika kita amati, sebaran
tingkat kerentanan banjir di Kecamatan
Kawunganten tidak dianalisis berdasarkan
satuan administrasi (desa), melainkan
berdasarkan kondisi fisik medan di
Kecamatan Kawunganten. Hal ini
dikarenakan, geografi mengkaji fenomena
yang terjadi di ruang muka bumi
167

berdasarkan sudut pandang spasial yaitu


mengkaji berbagai fenomena yang terjadi
berdasarkan karakteristik masing-masing
medan. Sehingga, dapat kita ketahui bahwa
kondisi fisik medan di Kecamatan
Kawunganten yang bermacam-macam
mengakibatkan tingkat kerentanan bencana
banjir tiap medan di Kecamatan
Kawunganten berbeda.
Kegiatan Inti Eksplorasi  Guru menghubungkan jawaban siswa dengan  Siswa memperhatikan materi 40 menit
materi yang akan diberikan. yang dijelaskan oleh guru dan
 Guru menjelaskan definisi bencana dan konsep mencatat materi yang dianggap
bencana disertai dengan gambar yang penting.
berhubungan dengan konsep bencana.
 Guru menjelaskan jenis-jenis bencana (alam
dan akibat aktifitas manusia) disertai dengan
tampilan gambar tiap jenis bencana.
 Guru menampilakan gambar bencana banjir di  Siswa menjawab pertanyaan
tempat tinggal siswa dan menanyakan kepada guru.
siswa:
- “Apakah bencana banjir yang terjadi di
sekitar tempat tinggal kalian (Kecamatan
Kawunganten) sama dengan bencana banjir
yang terjadi di daerah lainnya?”
 Guru memberikan tanggapan tentang jawaban
yang diberikan siswa:
- “Bencana banjir yang terjadi di Kecamatan
168

Kawunganten dengan bencana banjir yang


terjadi di daerah lainnya dapat berbeda. Hal
ini dikarenakan kondisi fisik wilayah yang
berbeda. Jenis dan proses bencana banjir
yang terjadi di dalam Kecamatan
Kawunganten sendiri berbeda-beda, sesuai
dengan sumber genangan. Sumber genangan
sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik medan,
kondisi fisik medan yang berbeda
mengakibatkan jenis dan proses bencana
banjir yang terjadi dalam suatu daerah dapat
berbeda (deferensi area concept).
 Guru menjelaskan jenis-jenis banjir dan faktor-
faktor fisik wilayah yang mempengaruhi banjir,
dengan menampilkan peta satuan medan di
wilayah tempat tinggal siswa.
 Guru menjelaskan komponen satuan medan
dengan menampilkan peta bentuklahan utama,
geologi, tanah, dan lereng serta menjelaskan
peranan atau pengaruh masing-masing
komponen terhadap bencana banjir sehingga
menghasilkan peta tingkat keretanan bencana
banjir serta metode yang digunakan.
 Guru menjelaskan tentang parameter lain
penyebab banjir seperti penggunaan lahan dan
sumber genangan (curah hujan, pasang surut air
laut dan kiriman air dari wilayah hulu).
169

 Guru menghubungkan dan menjelaskan kepada


siswa pengaruh kondisi fisik wilayah dan
sumber genangan dengan jenis banjir yang ada
di wilayah tempat tinggal siswa.
 Guru menjelaskan dan menghubungkan jenis
banjir yang ada di wilayah tempat tinggal siswa
dengan sistem mitigasi bencana banjir (prioritas
mitigasi bencana.
 Guru menjelaskan jenis-jenis sistem mitigasi
bencana dan langkah-langkah mitigasi bencana
banjir yang disesuaikan dengan jenis banjir.
Elaborasi  Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,  Siswa membentuk kelompok 30 menit
yaitu: A, B, C, D dengan jumlah anggota sesuai dengan pembagian
kelompok sesuai dengan jumlah siswa. kelompok yang ditentukan guru.
 Masing-masing kelompok diberikan  Masing-masing siswa ditiap
pertanyaan yang sama untuk didiskusikan kelompok berdiskusi untuk
dengan anggota kelompoknya. menjawab pertannyaan.
 Guru menanyakan jawaban tiap pertanyaan  Masing-masing perwakilan
masing-masing kelompok. kelompok mengemukakan
 Guru memberikan tanggapan dan jawaban tiap pertanyaan.
menyimpulkan jawaban ditiap pertanyaan.
Konfirmasi  Guru memberikan kesempatan pada peserta  Siswa menanyakan materi atau 5 menit
didik untuk mengajukan pertanyaan tentang pokok bahasan yang belum
materi yang belum dipahami dan memastikan dimengerti.
bahwa sudah tidak ada kendala pada
pembelajaran hari ini.
170

Penutup a. Guru melakukan refleksi dan menyimpulkan  Siswa berpartisipasi dalam 5 menit
materi yang telah dibahas. penyimpulan materi yang telah
b. Guru memberikan pujian atau aplose sebagai dibahas.
bentuk apresiasi karena peserta didik baik  Melakukan doa sebagai penutup
dalam mengikuti pembelajaran geografi. kegiatan pembelajaran.
c. Berdoa.  Ke luar kelas dengan tertib pada
waktunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

171

Skenario pembelajaran tersebut akan lebih baik jika digunakan di


sekolah-sekolah yang memang di sekitar tempat tinggal siswa terdapat fenomena
banjir dan wilayah yang dipetakan merupakan wilayah di tempat tinggal siswa.
Hal ini dikarenakan siswa dapat mengamati secara langsung fenomena banjir yang
terjadi disekitar tempat tinggal mereka. Akan tetapi skenario tersebut juga dapat
digunakan di sekolah-sekolah yang di sekitar tempat tinggal siswa tidak terdapat
fenomena banjir, yaitu dengan bantuan peta-peta yang digunakan oleh guru untuk
menjelaskan fenomena banjir yang terjadi.
Selain itu, penelitian ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik
tentang penentuan tingkat kerentanan banjir, jenis banjir dan mitigasi bencana
banjir yang disesuaikan dengan muka ruang suatu medan. Hal ini berfungsi untuk
melatih peserta didik berfikir spasial bahwa tiap bentuk atau muka ruang suatu
medan akan mempengaruhi jenis dan tingkat bencana yang berbeda. Oleh karena
itu, penggunaan penelitian ini sebagai bahan ajar diharapkan dapat meningkatkan
kesadaran akan mitigasi bencana khususnya banjir sejak dini dan peserta didik
mampu menanggapi setiap fenomena yang terjadi berdasarkan sudut pandang
spasial sehingga mereka mampu memanfaatkan setiap muka ruang bumi yang ada
disekitar mereka dengan arif bijaksana.

C. Saran

Saran penulis dikemukakan berdasarkan hasil penelitian dan diinterpretasi


kedalam peta rekomendasi. Peta rekomendasi menyajikan informasi mengenai
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meminimalisr kejadian dan dampak
bencana banjir di Kecamatan Kawunganten. Berikut ini dapat disajikan peta
rekomendasi (Peta 12) dan keterangan rekomendasi yang disusun penulis, yaitu:
1. Rekomendasi A
Adanya pengembalian fungsi lahan hutan mangrove dengan merelokasi
permukiman penduduk yang kemudian dapat digunakan sebagai lahan konservasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

172

hutan mangrove. Konservasi yang dilakukan yaitu dengan menanam berbagai


jenis pohon bakau untuk mengembalikan ke fungsi semula, yaitu menahan angin,
gelombang air laut dan laju abrasi. Selain itu, dengan pengembalian fungsi lahan
turut mengembalikan ekosistem air payau dan dalam jangka panjang dapat
dimanfaatkan secara ekonomis oleh masyarakat.

2. Rekomendasi B
Mengembalikan fungsi dataran banjir sebagai wilayah limpasan air sungai
dan rawa sebagai wilayah tangkapan air. Oleh karena itu, penggunaan lahan di
wilayah not available land ini harus segera dinetralisir yaitu dengan merelokasi
permukiman di wilayah-wilayah tersebut.

3. Rekomendasi C
Wilayah ini didominasi oleh penggunaan lahan sawah padi dan sering
dilanda banjir lokal. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang
dilakukan peneliti, banjir pada wilayah ini akibatkan oleh limpasan air sawah.
Hal ini dikarenakan sistem irigasi yang dibuat pemerintah setempat dianggap
kurang tepat, karena saat sistem irigasi yang dibuat penduduk sebelumnya
periode ulang banjir di wilayah ini dikategorikan jarang dan saat diganti dengan
sistem irigasi yang dibuat pemerintah menyebabkan wilayah ini sering dilanda
banjir akibat limpasan areal persawahan. Sehingga, perlu dilakukan tinjauan
ulang dalam penggunaan sistem irigasi di areal persawahan pada wilayah ini.

4. Rekomendasi D
Peneliti merekomendasikan pembatasan luas lahan untuk perkebunan
karet. Hal ini dikarenakan, saat melakukan penelitian banyak terdapat lahan-
lahan kosong yang sengaja dibuka untuk perkebunan karet dengan mengurangi
luasan hutan alami. Selain itu, peneliti juga merekomendasikan dilakukannya
reboisasi dengan menanam tanaman berakar kuat untuk meminimalisis laju erosi
di wilayah tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

173

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

174

Selain peta rekomendasi, penulis juga memberikan saran-saran yang


disesuaikan dengan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah di Kecamatan Kawunganten maupun pemerintah Kabupaten Cilacap
dan dinas terkait diharapkan dapat melakukan tindakan perspektif untuk mitigasi
bencana banjir baik dalam upaya non struktural maupun struktural dengan
mempertimbangkan tingkat kerentanan banjir dan jenis banjir ditiap satuan medan
di Kecamatan Kawungaten. Selain itu, pemerintah juga dapat berkoordinasi
dengan perusahaan perkebunan untuk meminimalisir laju erosi pada daerah hulu.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat di Kecamatan Kawunganten wajib mengetahui tingkat kerentanan
banjir dan jenis banjir di tempat tinggal mereka. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan mitigasi bencana banjir sejak dini. Masyarakat juga wajib
berpartisipasi untuk meminimalisir bencana banjir yang terjadi, yaitu dengan
menjaga, mengontrol dan mengelola bangunan penahan banjir sehingga bangunan
penahan banjir dapat bekerja dengan maksimal. Selain itu kesadaran dan
kebijaksanaan masyarakat akan penggunaan lahan pada medan dengan
karakteristik not available land secara langsung akan meminimalisir dan
mencegah bencana banjir.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan bahan pertimbangan untuk
penelitian selanjutnya dengan harapan dapat menggunakan satuan medan (terrain
unit) lebih spesifik dan penentuan tingkat keretanan banjir dapat menggunakan
penggunaan parameter lebih lengkap. Selain itu, penentuan jenis banjir dapat
lebih detail dan spesifik sehingga dalam menetapkan mitigasi bencana banjir
secara non struktural maupun struktural lebih akurat yang disesuaikan dengan
kondisi satuan medan dan tingkat kerentan banjir, sehingga penelitian akan
menghasilkan hasil yang lebih valid.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai