Anda di halaman 1dari 16

KEMAMPUAN ANAK JALANAN DALAM MEMBENTUK

DENGAN MEDIA PLASTISIN DI KOMUNITAS PEDULI


ANAK JALANAN KOTA MAKASSAR

Salsabila Mukhlisa1, Muh. Saleh Husain2, Tangsi3


Pendidikan seni rupa, Jurusan seni rupa dan desain,
1,2,3

Fakultas seni dan desain, Universitas Negeri Makassar.


1
mukhlisabhyela@gmail.com

Abstract

This study aims to describe how the work of works forms with plasticine media by street
children in the community of caring for street children in Makassar. Data collection techniques in
this study use the practice technique of work, observation, interviews, and documentation. The
variables in this study are the ability to work art forming with plasticine media by street children
in the community of caring for the streets of Makassar City which are reviewed from several
aspects of assessment, namely shape, creativity, abright and finishing. This type of research is
descriptive qualitative, namely describing and interpreting data from each component analyzed
from the work of forming made by street children in the Community Care for the City of Makassar
City. The results of the study address that the ability of art work forms with plasticine media by
street children in the community of caring for street children in Makassar City is sufficient in the
work of art forming. This research is expected to be a reference for teachers in the community care
community, about forming with plasticine media to improve children's creativity, skills, expression
and imagination.

Keywords: Street Children, Forming, Plasticine

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan berkarya membentuk


dengan media plastisin oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik praktik berkarya, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan berkarya seni
membentuk dengan media plastisin oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan Kota
Makassar yang ditinjau dari beberapa aspek penilaian yaitu ketempatan bentuk, kreatifitas,
kerapihan dan finishing. Jenis penelitian ini adalah deskriftif kualitatif yaitu mendeskripsikan dan
memaknai data dari masing- masing komponen yang di analisis dari hasil karya membentuk yang
dibuat oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar. Hasil penelitian
menujukan bahwa kemampuan berkarya seni membentuk dengan media plastisin oleh anak jalanan
di komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar dikatergotikan cukup dalam berkarya seni
membentuk. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengajar di Komunitas Peduli
Anak jalanan, tentang membentuk dengan media plastisin untuk meningkatkan kreativitas,
keterampilan, ekspresi dan imajinasi anak.

Kata kunci: Anak Jalanan, Membentuk, Plastisin.


PENDAHULUAN berkisar 4-15 tahun, usia yang sangat rawan
Peraturan Menteri Pendidikan dan karena belum memiliki bekal pengetahuan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 dan keterampilan yang cukup.
Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Banyak orang berpandangan bahwa
Pendidikan Anak Usia Dini 34 pada Bab IV anak jalanan sebagai anak nakal yang selalu
tentang Standar Isi Pasal 10, Ayat (1) bahwa, mengganggu ketertiban umum. Hidup
Lingkup perkembangan sesuai tingkat menjadi anak jalanan memang bukan
usia anak meliputi aspek nilai agama dan merupakan sebuah pilihan yang
moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial- menyenangkan, karena mereka berada dalam
emosional, dan seni”. Dan ayat (7) yang kondisi yang tidak bermasa depan jelas dan
berbunyi “seni sebagaimana dimaksud pada keberadaannya tidak jarang menjadi masalah
ayat (1) meliputi kemampuan bagi banyak pihak, keluarga, masyarakat, dan
mengeksplorasi dan mengespresikan diri, negara. Indrasari Tjandraningsih (1995:13),
berimajinasi dengan gerakan, musik, drama, mengungkapkan bahwa:
dan beragam bidang seni lainnya ( seni lukis, Anak yang bekerja secara informal di
seni rupa, kerajinan), serta mampu perkotaan yang lebih dikenal dengan anak
mengapresiasi karya seni, gerak dan tari, jalanan, juga dilaporkan dalam kondisi yang
serta drama. lebih rentan terhadap eksploitasi, kekerasan,
Dari penjelasan dalam Peraturan kecanduan obat bius, dan pelecehan seksual.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Keterbatasan anak jalanan dalam sekedar
Republik Indonesia tersebut, maka dari itu mendapatkan pendidikan dan bermain
dapat dikatakan standar tingkat pencapaian menjadikan anak jalanan membutuhkan
merupakan gambaran pertumbuhan dan kegiatan yang dapat mengembangkan
perkembangan yang diharapkan dalam keterampilannya.
rentang usia tertentu, seperti perkembangan Pada hakikatnya, kegiatan membentuk
nilai agama dan moral, fisik-motorik, dengan media plastisin menjadi hal yang
kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan seni. digemari anak-anak termasuk anak jalanan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk Melalui kegiatan membentuk ,anak dapat
mengembangkan keterampilan, ekpresi dan mengekspresikan diri dan merangsang
kreativitas anak jalanan, di antaranya adalah kreativitas maupun keterampilan anak,
dengan bermain dalam membentuk plastisin. sehingga anak bisa belajar memikirkan ide
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ide baru secara alami yang dipicu oleh
ayat 1 “Setiap warga negara berhak imajinasi anak.
mendapatkan pendidikan.” Artinya Kegiatan membentuk dengan media
pendidikan harus merata bagi manusia, plastisisin memiliki tujuan agar anak jalanan
karena manusia wajib untuk mendapatkan dapat melatih koordinasi gerakan tangan dan
pendidikan yang berguna bagi diri sendiri kelenturan otot. Anak jalanan diharapkan
maupun orang lain. Hal tersebut tidak dapat antusias mengikuti pembelajaran,
terkecuali pada anak jalanan yang karena dengan menggunakan media plastisin
kebanyakan tidak mendapatkan pendidikan anak dapat ikut serta memilin, meremas,
yang merata. memijit, menekan, memipihkan plastisin
Kehidupan anak jalanan sering kali yang nantinya bisa dibentuk menjadi
dibayangkan penuh dengan kekerasan dan berbagai bentuk.
perjuangan untuk mempertahankan hidup. Realitanya saat peneliti melakukan
Kegiatan anak jalanan sangat bervariasi, observasi awal, anak jalanan di KPAJ
mulai dari sekedar menghabiskan waktu (Komunitas Peduli Anak Jalanan) Kota
luang hingga menjadikan jalanan sebagai Makassar memiliki sedikit tenaga pengajar.
sumber kehidupan. Rentang usia anak jalanan Mereka pun tidak ada yang berlatar belakang
seni, sehingga yang mereka ajarkan pada maksud untuk menghasilkan karya tiga
anak jalanan hanya membaca, menghitung, dimensi (tri matra) yang memiliki volume
dan mengaji. Kegiatan tersebut kurang dan ruang dalam tatanan unsur seni rupa
mendukung untuk meningkatkan yang indah dan artistic”. Berbeda dengan
keterampilan, imajinasi, ekpresi dan pendapat Sumanto, menurut Hajar Pamadhi
kreativitas anak jalanan yang mengakibatkan (2008:8.5) “membentuk adalah membuat
anak jalanan menjadi bosan. Berdasarkan bentuk, baik bentuk terapan yang dapat
latar belakang tersebut, maka penulis tertarik dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
untuk meneliti Keterampilan Anak Jalanan maupun bentuk-bentuk yang kreatif sebagai
dalam Membentuk dari Media Plastisin di karya seni murni”. Menurut Sumantri
Kota Makassar. (2005:152) membentuk merupakan
Teori yang berkaitan dengan masalah “membentuk objek-objek yang diamati anak
yang akan diteliti dan merupakan informasi melalui tanah liat, plastisin, lilin (malam)
untuk dijadikan referensi dalam penelitian ini adonan atau sejenisnya”.
sebagai berikut: b. Tujuan Membentuk
1. Pengertian kemampuan Hajar Pamadhi (2008:8.5) berpendapat
Menurut Soelaiman (2007:112) bahwa tujuan dari kegiatan membentuk pada
“kemampuan adalah sifat yang dibawa lahir anak antara lain: (1) melatih motorik halus
atau dipelajari yang memungkinkan anak, (2) melatih pengamatan, (3) melatih
seseorang dapat menyelesaikan kecermatan, (4) melatih kemampuan
pekerjaannya, baik secara mental ataupun ketepatan, (5) melatih kepekaan rasa indah,
fisik. Kemampuan dan keterampilan (6) melatih menggunakan bahan secara
mencerminkan peranan utama dalam perilaku ekonomis dan hemat, (7) mengembangkan
dan kinerja individu. Keterampilan adalah rasa keterpekaan tinggi
kecakapan yang berhubungan dengan tugas c. Manfaat Membentuk
yang dimiliki dan dipergunakan oleh Manfaat kegiatan membentuk menurut
seseorang pada waktu yang tepat”. Hajar Pamadhi (2008:8.11) yaitu anak dapat
Sedangkan menurut Soehardi (2003:24) mengenal benda di sekitarnya,
“Kemampuan (abilities) seseorang akan turut mengembangkan fungsi otak dan rasa serta
serta menentukan perilaku dan hasilnya. mengembangkan keterampilan teknis
Yang dimaksud kemampuan atau abilities kecakapan hidup.
ialah bakat yang melekat pada seseorang 1. Jenis-jenis Bahan Untuk Membentuk
untuk melakukan suatu kegiatan secara fisik Menurut Sumanto (2005:142), bahan-
atau mental yang ia peroleh sejak lahir, bahan yang digunakan untuk membentuk
belajar, dan dari pengalaman”. dapat dikelompokkan menjadi : (1) bahan
Kemampuan juga bisa disebut dengan yang memiliki sifat lentur dan lunak,
kompetensi. Kata kompetensi berasal dari contohnya tanah liat, plastisin, playdough,
bahasa Inggris “competence” yang berarti adonan bubur kertas, adonan serbuk gergaji,
ability, skill, dan knowledge. (2) bahan yang memiliki sifat keras,
Dari pemaparan pengertian tersebut, contohnya kayu, batu cadas, sabun batangan,
dapat disimpulkan bahwa kemampuan balok es dan (3) bahan yang sifatnya cair,
(ability) adalah potensi menguasai suatu contohnya lilin, logam, dan lainnya.
keahlian yang merupakan bawaan sejak lahir 2. Macam-Macam Teknik Membentuk
atau merupankan hasil latihan dan di gunakan Menurut Sumanto (2005: 145),
untuk mengerjakan sesuatu yang di wujudkan macam-macam teknik membentuk antara
melalui tindakan. lain: membutsir, memahat, mengecor dan
2. Pengertian Membentuk konstruksi
a. Pengertian Membentuk 1. Membutsir atau modeling adalah
Membentuk menurut Sumanto (2005: Teknik membentuk menggunakan bahan
139) adalah “proses kerja seni rupa dengan lunak. Proses membutsir dilakukan secara
langsung dengan tangan atau menggunakan Berdasarkan pendapat tersebut dapat
alat butsir (sudip). Dalam proses membutsir disimpulkan bahwa membentuk adalah
kedua tangan dapat digunakan untuk aktivitas membuat bentuk dengan cara
menekan, memijit , menambah dan menekan, menggiling dan memijit . Teknik
mengurangi bahan sampai dihasilkan bentuk membentuk yang mudah diajarkan pada anak
yang diinginkan. Sejalan hal itu, menurut jalanan adalah teknik membutsir k emudian
Hajar Pamadhi (2008:8.8) membutsir adalah media yang di gunakan adalah plastisin,
menempelkan sedikit demi sedikit bahan liat playdough, tanah liat dan sejenisnya
dan lunak menjadi bentuk kasar dan merupakan bahan umum yang dapat di
kemudian dibentuk dan diperhalus dengan gunakan untuk membentuk.
cara mengurangi atau menambahkan 1. Pengertian Kreatifitas
sehingga terasa lebih padat.
2. Memahat adalah teknik membentuk Kreativitas menurut kamus besar
menggunakan bahan yang sifatnya keras. Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
Dalam proses penggarapannya membuat alat kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk
pahat atau ukir sesuai dengan jenis bahan menciptakan sesuatu. Sedangkan kreativitas
yang di pilih. Menurut Hajar Pamadhi sendiri memiliki arti kemampuan untuk
( 2008: 8.9) kegiatan memahat akan menciptakan atau menemukan sesuatu yang
menghasilkan karya ciptaan baru yang belum baru yang berbeda dengan sebelumnya.
pernah dibuat oleh orang lain atau membuat Kreativitas merupakan kemampuan interaksi
suatu benda dengan fungsi yang berbeda dari antara individu dan lingkungannya.
sebelumnya. Seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi
3. Mengecor adalah Teknik membentuk oleh lingkungan di mana ia berada, dengan
dengan menggunakan bahan yang sifatnya demikian perubahan di dalam individu
cair, sehingga dalam pembuatannya harus maupun di dalam lingkungan dapat
menggunakan alat bantu cetakan. menunjang atau dapat menghambat upaya
4. Konstruksi adalah Teknik kreatif. Salah satu konsep yang amat penting
membentuk dengan menggunakan bahan dalam bidang kreativitas adalah hubungan
berupa aneka bahan alam, bahan buatan, antara kreativitas dan aktualisasi diri.
bahan limbah, dan sebagainya. Proses Menurut psikolog humanistik, Abraham
konstruksi dilakukan dengan cara dilem, Maslow dan Carl Rogers menyatakan bahwa
diikat, dipaku, atau di las sesuai dengan seseorang dikatakan mengaktualisasikan
bahan yang digunakan. dirinya apabila seseorang menggunakan
semua bakat dan talentanya untuk menjadi
3. 3. Kriteria Penilaian Membentuk apa yang ia mampu menjadi,
Untuk menilai karya membentuk anak mengaktualisasikan, atau mewujudkan
dari media plastisin ada 4 kriteria, yaitu : potensinya. Menurut Maslow aktualisasi diri
1. Ketepatan Bentuk, adalah bagaimana merupakan karakteristik yang fundamental,
anak membuat bentuk yang sama dan sesuai suatu potensialitas yang ada pada semua
dengan objek yang dipikirkan oleh anak manusia saat dilahirkan, akan tetapi sering
jalanan . hilang, terhambat atau terpendam dalam
2. Kreatifitas, adalah kemampuan proses pembudayaan (Rineka Cipta,1999).
dalam membuat ide-ide baru, terkhusus Ciri-ciri kreativitas dikalasifikasikan menjadi
dalam hal membentuk dengan media plastisin tiga macam yaitu:
3. Kerapihan, adalah rapihnya karya yang a. Kefasihan : kemampuan siswa dalam
dibuat anak dari plastisin menyelesaikan masalah terbuka (open
4. Finishing, adalah ketika karya yang anak ended) dengan beberapa alternative jawaban
buat itu selesai tanpa ada yang kurang dari yang benar.
bentuk yang ia inginkan. b. Fleksibilitas : kemampuan siswa
menyelesaikan masalah terbuka (open
ended) dengan beberapa cara.
c. Kebaruan : kemampuan siswa dalam dari “medium” yang berasal dari Bahasa
menyelesaikan masalah terbuka (open Latin yang secara harfiah berarti “perantara
ended) dengan beberapa jawaban yang atau pengantar”. Hamzah B. Uno (2007:114)
berbeda tetapi bernilai benar dan satu menyatakan bahwa media dalam
jawaban yang tidak biasa dilakukan siswa pembelajaran adalah segala bentuk alat
pada tahap perkembangan mereka komunikasi yang dapat digunakan untuk
atau tingkat pengetahuannya. menyampaikan informasi dari sumber ke
2. Pengertian Ekspresi Diri peserta didik yang bertujuan merangsang
mereka mengikuti kegiatab pembelajaran.
Menurut Sobur (2003: 507) konsep Menurut Daryanto (2013:4) media
ekspresi diri adalah semua persepsi kita merupakan salah satu komponen komunikasi,
terhadap aspek diri yang meliputi aspek fisik, yaitu sebagai pembawa pesan dari
aspek sosial, dan aspek psikologis, yang komunikator menuju komunikan.
didasarkan pada pengalaman dan interaksi b. Pengertian Plastisin
kita dengan orang lain. Menurut Rogers
dalam Sobur (2003: 507) konsep ekspresi diri Menurut M. Lansing Kegiatan bermain
adalah bagian dari ruang fenomenal yang plastisin dilakukan dengan cara membentuk,
disadari dan disimbolisasikan, yaitu “aku” memberi warna, dan mewarnai sehingga
merupakan pusat referensi setiap menimbulkan bentuk. Bermain plastisin juga
pengalaman. Menurut Wong dkk (2002: 121) merupakan kegiatan anak usia dini. Kegiatan
yang mengutip pendapatnya Willoughby, bermain plastisin ditandai dengan beberapa
King dan Polatajko konsep ekspresi diri ciri-ciri yang ditimbulkan yaitu keaktifan dan
adalah bagaimana individu menggambarkan kebebasan untuk bergerak, bereksperimen,
dirinya sendiri, yang mencakup konsep berlomba, berkomunikasi, dan sebagainya.
keyakinan dan pendirian yang ada dalam (Leni Mushonifah,”Meningkatkan
pengetahuan seseorang tentang dirinya Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Bermain
sendiri dan yang mempengaruhi hubungan Plastisin Di RA Khoirul ummah”, Jurnal
individu tersebut dengan orang lain. Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran Semarang,
2013, Volume 1, No. 1)
Sunaryo (2004: 32) juga Lilin atau plastisin yang sering
mengungkapkan mengenai pengertian konsep dimainkan oleh anak- anak sebenarnya
diri, menurutnya konsep diri adalah cara termasuk dalam kelompok clay. Clay dalam
individu dalam melihat pribadinya secara arti yang sesungguhnya adalah tanah liat.
utuh, menyangkut fisik, emosi, intelektual, Plastisin secara khusus bersifat baik bagi
sosial dan spiritual. Termasuk di dalamnya ekpresi kreatif karena bahan-bahan ini
adalah persepsi individu tentang sifat dan merupakan material dari plastik yang berarti
potensi yang dimilikinya, interaksi individu bersifat lentur. Bahan-bahan ini dapat
dengan orang lain maupun lingkungannya, digulung menjadi satu bentuk, dapat
nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dibanting dan kemudian menjadi bentuk yang
dan objek, serta tujuan, harapan dan lain (Mary Mayesky, 2011:vii)
keinginannya. Dari beberapa pengertian Menurut Swartz (2005:59) “plastisin
tersebut dapat disimpulkan, konsep ekspresi merupakan bahan yang digunakan untuk
diri adalah cara pandang individu terhadap bermain oleh anak-anak dikelas”. Sedangkan
dirinya sendiri secara keseluruhan, baik Ismail (2006:222) mengatakan bahwa “media
secara fisik maupun psikologis termasuk juga plastisin dapat melatih sekaligus
potensi yang dimilikinya mengembangkan kreativitas anak. Sebab,
3. Pengertian Media Plastisin dengannya anak dapat melakukan aktivitas
a. Pengertian Media eksplorasi dalam membuat bebagai bentuk
Media menurut Syaiful Bahri dkk model secara bebas dan spontan.” Media
(2002:136-137) merupakan bentuk jamak plastisin merupakan bahan pokok untuk
bermain anak usia dini. Selain itu, plastisin keterampilan anak jalanan dalam membentuk
juga memberikan pengalaman yang dengan media plastisin.
menyenangkan dan memuaskan bagi anak.
Media plastisisn ini membuat anak suka 1. Variabel Penelitian
berkreasi sehingga dapat mengembangkan
kreativitas dan keterampilannya. Berdasarkan judul dan tujuan
Dari beberapa pendapat ahli tentang penelitian yang dikemukakan secara rinci,
media plastisin jika di simpulkan maka, variable penelitian ini adalah keterampilan
media plastisin adalah bahan lunak yang anak jalanan dalam membentuk dengan
digunakan anak untuk bermain sambil media plastisin yang ditinjau dari segi aspek
mengembangkan kreativitas dan ketepatan bentuk, kreativitas, kerapihan, dan
keterampilannya. finishing.
4. Pengertian Anak Jalanan
“Istilah anak jalanan pertamakali 2. Definisi Operasional Variabel
diperkenalkan di Amerika Selatan, tepatnya
di Brazilia, dengan nama Meninos de Ruas Berdasarkan variabel tersebut, maka
untuk menyebut kelompok anak-anak yang perlu dilakukan pendefisian operasional
hidup dijalanan dan tidak memiliki tali ikatan variabel guna memperjelas dan menghindari
keluarga” ( B.S. Bambang, 1993:9) penafsiran yang keliru. Adapun definisi
Anak jalanan menurut Arifin operasional variabel dalam penelitian ini
(2007:26) bahwa pengertian secara baku adalah:
tentang anak jalanan belum ada tetapi apabila Bagaimana keterampilan anak jalanan
dilihat dari cara kerjanya dan sasaran dalam membentuk dengan media plastisin
perbuatan serta usia dan perilaku maka, dapat yang ditinjau dari aspek ketepatan bentuk,
disimpulkan “bahwa yang dimaksud dengan kreativitasnya, kerapihan sekaligus finising.
dengan anak jalanan sekelompok orang yang Dalam hal ini diharapkan mereka dapat
cenderung memiliki warna kehidupan status memunculkan hal baru, baik berupa
dan terkadang diorganisir oleh tokoh yang pengetahuan, keterampilan dan sikap
mempunyai karisma di lingkungannya serta khususnya pada keterampilan membentuk
pelaku sehari-hari yang cenderung plastisin.
menyimpang dari aturan/ ketentuan berlaku”. 1. Keterampilan: Keterampilan yang dimaksud
Dari definisi yang dikemukakan diatas adalah tentang bagaimana kemampuan anak
dapat disimpulkan bahwa anak jalanan jalan dalam menciptakan sebuah karya seni
adalah seseorang yang belum dewasa (secara dengan media plastin.
fisik dan psikis) yang menghabiskan 2. Ketepatan Bentuk: Ketepatan bentuk yang
Sebagian besar waktunya dijalanan dengan dimaksud adalah bagaimana kemampuan
melakukan kegiatan-kegiatan untuk anak jalanan dalam membentuk sesuai denga
mendapatkan uang untuk mempertahankan napa yang diimajinasikan.
hidupnya yang terkadang mendapatkan 3. Kreativitas: Kreativitas yang dimaksud
tekanan fisik atau mental dari lingkungannya. adalah bagaimana kemampuan anak jalanan
dalam menciptakan gagasan atau ide baru
METODE dalam bentuk karya.
Penelitian “ Ke Anak Jalanan dalam 4. Finishing: Finishing yang dimaksud adalah
Membentuk dengan Media Plastisin Di Kota bagaimana keterampilan anak jalanan dalam
Makassar” menggunakan Metode Deskriptif penyelesaian karya yang dibuat dengan
Kuantitatif. Metode tersebut digunakan, media plastisin.
dikarenakan data yang akan di kumpulkan 3. Populasi
pada penelitian berupa kalimat ataupun
narasi yang akan menggambarkan Populasi adalah wilayah generasi yang
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang di Dalam penelitian ini, dokumentasi yang
tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan digunakan untuk melengkapi data yang
kemudian kesimpulan. Subjek penelitian diperoleh wawancara dan observasi berupa
dalam penelitian ini adalah anak jalanan di catatan, alat rekam, serta dokumentasi yang
Kota Makassar yang berada dalam naungan digunakan berupa foto selama penelitian ini
Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota berlangsung .
Makassar (KPAJ) dengan jumlah d. Teknik Berkarya
keseluruhan anak jalanan sebanyak 20 orang. Tes berkarya digunakan dalam
4. Teknik Pengumpulan Data penelitian ini untuk memperkuat dan
a. Teknik Observasi menjawab rumusan masalah dalam
Dalam penelitian ini, yang akan penelitian, dalam penelitian ini tes berkarya
diobservasi adalah kelancaran membentuk membentuk dengan media plastisin bagi anak
ide, kelancaran menggunakan bahan, usaha jalanan di komunitas peduli anak jalanan kota
yang dilakukan, keunikan dan kemurnian Makassar untuk memperoleh data bagaimana
karya, keserasian bentuk dan ketepatan kemampuan karya membentuk dengan media
memilih bahan. Langkah-langkah observasi plastisin. Tes berkarya ini telah dilakukan
penelitian yaitu: pada 24 November 2021 berlokasi di
1. Menentukan tujuan penelitian Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota
2. Menentukan kelompok subjek yang Makassar area binaan Telkomas.
akan di observasi  5. Teknik Analisis Data
3. Masuk ke kelompok subjek yang diteliti  Teknik analisis data pada penelitian ini
4. Mengakrabkan diri dengan subjek yang adalah analisis dengan metode deskriptif
diteliti kuantitatif di mana pada teknik analisis ini
5. Melakukan penelitian dengan dimulai dari peneliti mengumpulkan data
mengamati dan mencatat keadaan yang diperoleh dari hasil observasi,
lapangan dalam jangka waktu tertentu. wawancara, dan dokumentasi. Kemudian,
6. Mengatasi krisis yang terjadi dilakukan pengkategorian melalui instrumen
7. Keluar dari penelitian pengamatan  penilaian dan membuat rangkuman dari data
8. Menganalisis data dan menulis laporan yang diangggap penting, setelah itu
penelitian. mendeskripsikan berdasarkan permasalahan
b. Teknik Wawancara yang muncul. Sehingga anak
Teknik wawancara digunakan untuk menggambarkan secara rinci tentang
mengetahui kendala apa saja yang dihadapi bagaimana keterampilan anak jalanan dalam
oleh anak jalanan di Komunitas Peduli Anak membentuk dengan media plastisin di kota
Jalanan di Kota Makassar dalam kegiatan Makassar.
membentuk dengan media plastisin. Pada
penelitian ini wawancara dilakukan kepada HASIL DAN PEMBAHASAN
pengajar Komunitas Peduli Anak Jalanan Hasil
guna menambah informasi data penelitian a. Kemampuan Membentuk Dengan
dan mengetahui bagaimana tingkat Media Plastisin Oleh Anak Jalanan di
Keterampilan Anak Jalanan dalam Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota
Membentuk dengan Media Plastisin di Kota Makassar Dengan Tema Bentuk Flora
Makassar. 1. Aspek Ketepatan Bentuk
c. Teknik Dokumentasi Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
\Teknik dokumentasi digunakan untuk dalam berkarya membentuk
mendukung dalam proses pelaksanaan menggunakan media plastisin dengan
berkarya sehingga hal tersebut dapat menjadi tema flora pada aspek ketepatan bentuk
gambaran yang lebih jelas mengenai
keterampilan anak jalanan dalam membentuk
dengan media plastisin di Kota Makassar.
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil jalanan melalui media plastisin dengan tema
penilaian pada karya membentuk anak Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
jalanan melalui media plastisin dengan tema terdapat 3 atau 15% anak yang memiliki
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan karya sangat kreatif, jumlah anak yang
terdapat 4 orang atau 20% yang memiliki memiliki karya kreatif sebanyak 8 orang atau
karya sangat mirip, jumlah anak yang 40%, jumlah anak yang memiliki karya
memiliki karya mirip sebanyak 7 orang atau kurang kreatif sebanyak 8 orang atau 40%
35%, jumlah anak yang memiliki karya dan jumlah anak dengan karya sangat tidak
kurang mirip sebanyak 6 orang atau 30% dan kreatif sebanyak 1 orang atau 5%.
jumlah anak dengan karya sangat tidak mirip 4. Aspek Finishing
sebanyak 3 orang atau 15%. Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak
2. Aspek Kerapihan jalanan dalam berkarya membentuk
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan menggunakan media plastisin dengan
dalam berkarya membentuk tema flora pada aspek finishing
menggunakan media plastisin dengan Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
tema flora pada aspek kerapihan T
Sangat Miri
Kuran Sangat
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil E g Tidak
Mirip p
penilaian pada karya membentuk anak M Mirip Mirip
jalanan melalui media plastisin dengan tema A
F % F % F % F %
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
terdapat 1 anak aray 5% anak yang memiliki Fl
or 1 5 8 40 11 50 3 15
karya sangat rapi, jumlah anak yang memiliki
a
karya rapi sebanyak 8 orang atau 40%,
penilaian pada karya membentuk anak
jumlah anak yang memiliki karya kurang rapi
jalanan melalui media plastisin dengan tema
sebanyak 11 orang atau 50% dan jumlah
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
anak dengan karya sangat tidak rapi sebanyak
tidak terdapat anak yang memiliki karya
T Kuran Sangat 1
Sangat Miri
E g Tidak T Kuran Sangat
Mirip p Sangat Miri
M Mirip Mirip E g Tidak
Mirip p
A M Mirip Mirip
F % F % F % F % A
F % F % F % F %
Fl
or 1 5 8 40 11 50 3 15 Fl
a or 1 5 8 40 11 50 3 15
orang atau 5%. a
3. Aspek Kreativitas sangat finish, jumlah anak yang memiliki
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan karya finish sebanyak 8 orang atau 40%,
dalam berkarya membentuk jumlah anak yang memiliki karya kurang
finish sebanyak 8 orang atau 40% dan jumlah
T
Sangat Miri
Kuran Sangat anak dengan karya sangat tidak finish
E g Tidak sebanyak 1 orang atau 5%.
Mirip p
M Mirip Mirip
A b. Kemampuan Membentuk Dengan
F % F % F % F %
Media Plastisin Oleh Anak Jalanan di
Fl
Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota
or 1 5 8 40 11 50 3 15
a Makassar Dengan Tema Bentuk Fauna
menggunakan media plastisin dengan 5. Aspek Ketepatan Bentuk
tema flora pada aspek kreativitas
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
penilaian pada karya membentuk anak
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
dalam berkarya membentuk
menggunakan media plastisin dengan
tema flora pada aspek ketepatan bentuk
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
penilaian pada karya membentuk anak
jalanan melalui media plastisin dengan tema
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
terdapat 4 orang atau 20% yang memiliki
karya sangat mirip, jumlah anak yang
memiliki karya mirip sebanyak 7 orang atau
35%, jumlah anak yang memiliki karya
kurang mirip sebanyak 6 orang atau 30% dan
jumlah anak dengan karya sangat tidak mirip
sebanyak 3 orang atau 15%.
6. Aspek Kerapihan
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
dalam berkarya membentuk
menggunakan media plastisin dengan
T Kuran Sangat
Sangat Miri
E g Tidak
Mirip p
M Mirip Mirip
A
F % F % F % F %
Fl
or 1 5 8 40 11 50 3 15
a
tema flora pada aspek kerapihan
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
penilaian pada karya membentuk anak
jalanan melalui media plastisin dengan tema
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
terdapat 1 anak aray 5% anak yang memiliki
karya sangat rapi, jumlah anak yang memiliki
karya rapi sebanyak 8 orang atau 40%,
jumlah anak yang memiliki karya kurang rapi
sebanyak 11 orang atau 50% dan jumlah
anak dengan karya sangat tidak rapi sebanyak
1 orang atau 5%.
7. Aspek Kreativitas
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
dalam berkarya membentuk

T Kuran Sangat
Sangat Miri
E g Tidak
Mirip p
M Mirip Mirip
A
F % F % F % F %
Fl
or 1 5 8 40 11 50 3 15
a
menggunakan media plastisin dengan karya finish sebanyak 8 orang atau 40%,
T Kuran Sangat jumlah anak yang memiliki karya kurang
Sangat Miri finish sebanyak 8 orang atau 40% dan jumlah
E g Tidak
Mirip p anak dengan karya sangat tidak finish
M Mirip Mirip
A sebanyak 1 orang atau 5%.
F % F % F % F %
Fl c. Kemampuan Membentuk Dengan
or 1 5 8 40 11 50 3 15 Media Plastisin Oleh Anak Jalanan di
a Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota
tema flora pada aspek kreativitas Makassar Dengan Tema Bentuk Fauna
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil 9. Aspek Ketepatan Bentuk
penilaian pada karya membentuk anak Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
jalanan melalui media plastisin dengan tema dalam berkarya membentuk
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan menggunakan media plastisin dengan
terdapat 3 atau 15% anak yang memiliki tema flora pada aspek ketepatan bentuk
karya sangat kreatif, jumlah anak yang
memiliki karya kreatif sebanyak 8 orang atau Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
T Kuran Sangat penilaian pada karya membentuk anak
Sangat Miri
E g Tidak jalanan melalui media plastisin dengan tema
Mirip p
M Mirip Mirip Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
A terdapat 4 orang atau 20% yang memiliki
F % F % F % F %
karya sangat mirip, jumlah anak yang
Fl memiliki karya mirip sebanyak 7 orang atau
or 1 5 8 40 11 50 3 15 35%, jumlah anak yang memiliki karya
a kurang mirip sebanyak 6 orang atau 30% dan
40%, jumlah anak yang memiliki karya
kurang kreatif sebanyak 8 orang atau 40% T Kuran Sangat
Sangat Miri
E g Tidak
dan jumlah anak dengan karya sangat tidak Mirip p
M Mirip Mirip
kreatif sebanyak 1 orang atau 5%. A
8. Aspek Finishing F % F % F % F %
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak Fl
jalanan dalam berkarya membentuk or 1 5 8 40 11 50 3 15
menggunakan media plastisin dengan a
tema flora pada aspek finishing jumlah anak dengan karya sangat tidak mirip
sebanyak 3 orang atau 15%.
10. Aspek Kerapihan
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan
penilaian pada karya membentuk anak dalam berkarya membentuk
jalanan melalui media plastisin dengan tema menggunakan media plastisin dengan
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan tema flora pada aspek kerapihan
tidak terdapat anak yang memiliki karya Berdasarkan tersebut diperoleh hasil
sangat finish, jumlah anak yang memiliki penilaian pada karya membentuk anak
T Kuran Sangat jalanan melalui media plastisin dengan tema
Sangat Miri Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan
E g Tidak
Mirip p terdapat 1 anak aray 5% anak yang memiliki
M Mirip Mirip
A karya sangat rapi, jumlah anak yang memiliki
F % F % F % F %
karya rapi sebanyak 8 orang atau 40%,
Fl jumlah anak yang memiliki karya kurang rapi
or 1 5 8 40 11 50 3 15 sebanyak 11 orang atau 50% dan jumlah
a anak dengan karya sangat tidak rapi sebanyak
1 orang atau 5%. plastisin dapat dilakukan dengan cara
11. Aspek Kreativitas T Kuran Sangat
Sangat Miri
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak jalanan E g Tidak
Mirip p
dalam berkarya membentuk M Mirip Mirip
menggunakan media plastisin dengan A
F % F % F % F %
tema flora pada aspek kreativitas
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil Fl
penilaian pada karya membentuk anak or 1 5 8 40 11 50 3 15
jalanan melalui media plastisin dengan tema a
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan membentuk bahan dengan terampil, rapih,
terdapat 3 atau 15% anak yang memiliki pandai dalam membentuk plastisin sesuai
karya sangat kreatif, jumlah anak yang dengan imajinasi dan objek yang dibentuk
memiliki karya kreatif sebanyak 8 orang atau sehingga menjadi karya yang baik dan
40%, jumlah anak yang memiliki karya menjadi karya sesuai dengan keinginan.
kurang kreatif sebanyak 8 orang atau 40% Untuk mengetahui kemampuan berkarya seni
dan jumlah anak dengan karya sangat tidak membentuk dengan media plastisin oleh anak
kreatif sebanyak 1 orang atau 5%. jalanan di komunitas peduli anak jalanan kota
12. Aspek Finishing Makassar, dapat dilihat dari hasil tes kinerja
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak dan perolehan skor yang diberikan oleh
jalanan dalam berkarya membentuk ketiga tim penilai berdasarkan pada kriteria
menggunakan media plastisin dengan penilaian berkarya membentuk yang terdiri
tema flora pada aspek finishing dari empat aspek yaitu, ketepatan bentuk,
kreatifitas, kerapihan dan finishing. Dari
Berdasarkan tersebut diperoleh hasil hasil penilaian yang diperoleh dari ketiga tim
penilaian pada karya membentuk anak penilai menunjukkan bahwa kemampuan
berkarya seni membentuk dengan media
T Kuran Sangat plastisin oleh anak jalanan di komunitas
Sangat Miri
E g Tidak
Mirip p peduli anak jalanan kota Makassar dari
M Mirip Mirip
A keseluruhan aspek yang dinilai dikategorikan
F % F % F % F % cukup baik. Berikut ini penjabarannya pada
Fl setiap aspek penilaian:
or 1 5 8 40 11 50 3 15 a) Aspek Ketepatan Bentuk
a
jalanan melalui media plastisin dengan tema Berdasarkan hasil tes kinerja yang
Flora. Dapat diketahui dari 20 anak jalanan telah dinilai dapat dikatakan bahwa
tidak terdapat anak yang memiliki karya kemampuan berkarya seni membentuk
sangat finish, jumlah anak yang memiliki dengan media plastisin oleh anak jalanan di
karya finish sebanyak 8 orang atau 40%, komunitas peduli anak jalanan kota Makassar
jumlah anak yang memiliki karya kurang ditinjau dari aspek ketepatan bentuk
finish sebanyak 8 orang atau 40% dan jumlah dikatakan memiliki kemampuan yang cukup.
anak dengan karya sangat tidak finish Terbukti pada perolehan nilai akhir yang
sebanyak 1 orang atau 5%. dicapai pada tema flora (dapat dilihat pada
tabel 4.1) bahwa bahwa hanya terdapat 3
Pembahasan orang anak (15%) yang mendapatkan nilai 1
(sangat tidak mirip) karena bentuk objek
a. Kemampuan Berkarya Seni yang dibuat tidak sesuai tema walau mirip
Membentuk Dengan Media Plastisin Oleh dengan objek aslinya, 6 orang anak (30%)
Anak Jalanan di Komunitas Peduli Anak memperoleh nilai 2 dengan kategori kurang
Jalanan Kota Makassar mirip karena saat melihat karyanya penilai
butuh waktu untuk menebak objek apa yang
Berkarya seni membentuk dari dibuat oleh anak, selain itu 7 orang anak
(35%) dari sampel mendapatkan nilai 3 Hal ini menunjukkan bahwa
dengan kategori mirip karena bentuk objek kemampuan anak jalanan dalam berkarya
yagn dibuat sesuai tema namun kurang mirip membentuk di tinjau dari aspek ketepatan
dengan objek aslinya, dan 4 orang anak bentuk di anggap cukup baik, dikarenakan
(20%) mendapatkan nilai 4 atau sangat mirip anak jalanan mampu dalam membentuk
karena penilai langsung bisa menebak bentuk plastisin walau kurang teliti dalam membuat
objek yang dibuat oleh anak. bentuk yang ingin dibentuk sehingga terdapat
Hasil tes pada tema fauna ditinjau beberapa karya yang memiliki bentuk kurang
dari aspek ketepatan bentuk dapat dikatakan jelas.
memiliki kemampuan yang cukup. Hal b) Aspek Kerapihan
tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai Berdasarkan hasil tes kinerja yang
akhir (dapat dilihat pada table 4.5 ) bahwa telah dinilai dapat dikatakan bahwa karya
hanya terdapat 1 orang anak (5%) yang seni membentuk dengan media plastisin oleh
mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak mirip) anak jalanan ditinjau dari aspek kerapihan
dikarenakan objek yang dibentuk anak tidak dikatakan cukup baik pada tema flora.
sesuai dengan tema yang diberikan peneliti, Terbukti pada perolehan nilai akhir yang
selain itu, terdapat 3 orang anak (15%) yang dicapai (dapat dilihat pada tabel 4.2) bahwa
mendapatkan nilai 2 (kurang mirip) karena terdapat 1 anak (5%) yang mendapatkan nilai
peneliti butuh waktu menebak objek yang 1 (Sangat tidak rapi) dikarenakan bentuk
dibuat anak karena objek yang dibuat tidak objek yang anak buat sangat tidak rapi dan
mirip dengan objek aslinya , 12 orang anak terkesan berantakan, dan 8 orang anak (40%)
(60%) yang mendapatkan nilai 3 (Mirip) mendapatkan nilai 2 (Kurang Rapi) karena
karena bentuk yang dibuat oleh anak sudah objek yang dibuat kurang rapi, 11 orang
sesuai tema namun kurang mirip dengan anak (55%) dari sampel mendapatkan nilai 3
objek aslinya dan terdapat 4 orang anak (Rapi) objek yang dibuat sudah rapi namun
(20%) yang mendapatkan nilai 4 (Sangat ada beberapa bagian yang belum rapi, dan
Mirip) karena bentuk objek mirip dengan tidak seorang pun anak yang mendapatkan
objek aslinya walau belum mendetail. nilai 4 (Sangat Rapi).
Hasil tes pada tema alam bebas Hasil tes pada tema fauna ditinjau dari
ditinjau dari aspek ketepatan bentuk dapat aspek kerapihan dapat dikatakan memiliki
dikatakan memiliki kemampuan yang cukup kemampuan yang sangat cukup. Hal tersebut
hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai akhir dapat dilihat dari perolehan nilai akhir (dapat
(dapat dilihat pada tabel 4.9) bahwa hanya dilihat pada tabel 4.4) bahwa tidak terdapat
terdapat 1 orang anak (5%) yang anak yang mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak
mendapatkan nilai 1 (Sangat Tidak Mirip) rapi) selain itu, hanya terdapat 4 orang anak
karena objek yang dibuat tidak mirip dengan (20%) yang mendapatkan nilai 2 (kurang
objek aslinya, serta terdapat 4 orang anak rapi) karena objek yang dibuat kurang rapi,
(20%) mendapatkan nilai 2 (Kurang Mirip) serta terdapat 11 orang anak (55%) yang
karena bentuk objek yang dibentuk sesuai mendapatkan nilai 3 (Rapi) objek yang dibuat
tema namun peneliti butuh waktu menebak sudah rapi namun ada beberapa bagian yang
objek yang dibuat anak karena tidak mirip belum rapi dan terdapat 4 orang anak (20%)
dengan objek aslinya, 11 orang anak (55%) yang mendapatkan nilai 4 (Sangat Rapi)
yang mendapatkan nilai 3 (Mirip) karena karena bentuk yang dibuat oleh anak sudah
bentuk objek yang dibuat sesuai tema namun rapi dan halus.
kurang mirip dengan objek aslinya dan Hasil tes pada tema alam bebas
terdapat 4 orang anak (20%) yang ditinjau dari aspek kerapihan dapat dikatakan
mendapatkan nilai 4 (Sangat Mirip) bentuk memiliki kemampuan yang dikategorikan
objek yang dibuat mirip dengan objek aslinya kurang hal ini dapat dikihat dari perolehan
walau belum mendetail karena penilai bisa nilai akhir (dapat dilihat pada tabel 4.6)
langsung menebak bentuk yang dibuat anak. bahwa tidak terdapat anak yang mendapatkan
nilai 4 (Sangat Rapi), terdapat 1 orang anak mendapatkan nilai 4 (Sangat kreatif) bentuk
(5%) yang mendapatkan nilai 1 (Sangat objek berasal dari pemikiran anak memiliki
Tidak Rapi) dikarenakan bentuk objek yang keunikan dan juga ciri khas.
anak buat sangat tidak rapi, serta terdapat 8 Hasil tes pada tema alam bebas
orang anak (20%) mendapatkan nilai 2 ditinjau dari aspek kerapihan dapat dikatakan
(Kurang Rapi) karena objek yang dibuat memiliki kemampuan yang dikategorikan
kurang rapi, 11 orang anak (55%) yang cukup hal ini dapat dikihat dari perolehan
mendapatkan nilai 3 (Rapi) objek yang dibuat nilai akhir (dapat dilihat pada tabel 4.6)
sudah rapi namun ada beberapa bagian yang bahwa tidak terdapat anak yang mendapatkan
belum rapi. nilai 1 (Sangat Tidak Kreatif), terdapat 8
Berdasarkan uraian tersebut orang anak (40%) yang mendapatkan nilai 2
kemampuan anak jalanan dalam berkarya (Kurang kreatif) bentuk yang dibuat meniru
membentuk di tinjau dari aspek kerapihan di temannya, 10 orang anak (50%) yang
anggap cukup, dikarenakan anak jalanan mendapatkan nilai 3 (Kreatif), dan terdapat 2
kurang terampil dalam membentuk plastisin orang anak (10%) yang mendapatkan nilai 4
dan kurang teliti dalam membut bentuk yang (Sangat kreatif) bentuk objek berasal dari
ingin dibentuk sehinggah terdapat beberapa pemikiran anak memiliki keunikan dan juga
karya yang memiliki bentuk kurang rapih. ciri khas.
c) Aspek Kereativtas Hal ini menunjukkan bahwa
Berdasarkan hasil tes kinerja yang kemampuan anak jalanan dalam berkarya
telah dinilai dapat dikatakan bahwa karya membentuk di tinjau dari aspek kreativitas di
seni membentuk dengan media plastisin oleh anggap cukup baik, dikarenakan anak jalanan
anak jalanan ditinjau dari aspek kreatifitas cukup baik menggunakan pemikiran dan
dikatakan cukup pada tema flora. Terbukti imajinasi mereka dalam membentuk plastisin
pada perolehan nilai akhir yang dicapai namun terdapat beberapa karya yang
(dapat dilihat pada tabel 4.2) bahwa terdapat memiliki bentuk yang sudah banyak dibentuk
1 anak (5%) yang mendapatkan nilai 1 oleh temannya dan ditiru oleh temannya yang
(Sangat tidak kreatif) karena bentuk objek lain.
yang dibuat tidak memiliki keunikan, dan 8 d) Aspek Finishing
orang anak (40%) mendapatkan nilai 2 Berdasarkan hasil tes kinerja yang
(Kurang kreatif) bentuk yang dibuat meniru telah dinilai dapat dikatakan bahwa karya
temannya, 8 orang anak (40%) dari sampel seni membentuk dengan media plastisin oleh
mendapatkan nilai 3 (kreatif) bentuk unik anak jalanan ditinjau dari aspek finishing
namun tidak memiliki ciri khas, dan terdapat dikatakan cukup pada tema flora. Terbukti
3 orang anak (15%) yang mendapatkan nilai pada perolehan nilai akhir yang dicapai
4 (Sangat kreatif) bentuk objek berasal dari (dapat dilihat pada tabel 4.2) bahwa terdapat
pemikiran anak memiliki keunikan dan juga 1 anak (5%) yang mendapatkan nilai 1
ciri khas. (Sangat tidak finish) masih banyak bagian-
Hasil tes pada tema fauna ditinjau dari bagian objek yangtidak lengkap dan kasar ,
aspek kreativitas dapat dikatakan memiliki dan 8 orang anak (40%) mendapatkan nilai 2
kemampuan yang sangat cukup. Hal tersebut (Kurang finish) karena masih ada beberapa
dapat dilihat dari perolehan nilai akhir (dapat bagian objek yang belum lengkap, 11 orang
dilihat pada tabel 4.4) bahwa tidak terdapat anak (55%) dari sampel mendapatkan nilai 3
anak yang mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak (finish) karena masih ada bagian objek yang
kreatif) selain itu, hanya terdapat 3 orang kurang namun sudah mewakili objek yang
anak (15%) yang mendapatkan nilai 2 maksud, dan tidak terdapat anak yang
(kurang kreatif) bentuk yang dibuat meniru mendapatkan nilai 4 (Sangat finish) semua
temannya, terdapat 10 orang anak (50%) bagian-bagian objek yang dibuat tidak perlu
yang mendapatkan nilai 3 (kreatif) dan lagi bagian yang ditambahkan.
terdapat 7 orang anak (35%) yang Hasil tes pada tema fauna ditinjau dari
aspek finishing dapat dikatakan memiliki Telkomas minat anak jalan kota Makassar
kemampuan yang cukup. Hal tersebut dapat cukup antusias, terlihat dari respon dan
dilihat dari perolehan nilai akhir sebagai keterlibatan dalam kegiatan berkarya seni
berikut, terdapat 1 anak yang mendapatkan membentuk sehingga menghasilkan karya
nilai 1 (Sangat tidak finish) masih banyak yang cukup memuaskan.
bagian-bagian objek yangtidak lengkap dan Pada umumnya, faktor yang
kasar. selain itu, terdapat 3 orang anak (15%) menghambat anak jalanan kota Makassar
yang mendapatkan nilai 2 (kurang finish) dalam berkarya seni yaitu adanya latar
karena masih ada beberapa bagian objek belakang yang berbeda-beda, banyak diantara
yang belum lengkap, terdapat 11 orang anak mereka yang kurang memeroleh pendidikan
(55%) yang mendapatkan nilai 3 (finish) dan dan kurang memahami cara berkarya seni
terdapat 5 orang anak (25%) yang membentuk. Kesulitan dalam kegiatan
mendapatkan nilai 4 (Sangat finish) semua berkaya seni membentuk pada anak jalanan
bagian-bagian objek yang dibuat tidak perlu yaitu beberapa anak jalanan yang kurang
lagi bagian yang ditambahkan. memahami teknik membentuk dengan baik
Hasil tes pada tema alam sekitar sehingga karya yang dihasilkan bentuk yang
ditinjau dari aspek finishing dapat dikatakan abstrak.
memiliki kemampuan yang dikategorikan Menurut ibu Mutmainnah, S.E., untuk
cukup hal ini dapat dikihat dari perolehan meningkatkan kemampuan anak jalan di
nilai akhir (dapat dilihat pada tabel 4.6) komunitas peduli anak jalanan kota Makassar
bahwa tidak terdapat anak yang mendapatkan dalam berkarya seni membentuk yaitu
nilai 1 (Sangat Tidak finish) dan 4 (Sangat dibutuhkan perhatian masyarakat dan
finish), terdapat 9 orang anak (45%) yang kesadaran pemerintah akan pentingnya
mendapatkan nilai 2 (Kurang finish) karena melatih wawasan anak jalalan dalam
masih ada beberapa bagian objek yang belum berkarya seni dikarenakan anak jalanan juga
lengkap, 11 orang anak (55%) yang merupakan generasi penerus bangsa yang
mendapatkan nilai 3 (finish). berhak memeroleh pendidikan
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
anak jalanan dalam berkarya membentuk di KESIMPULAN DAN SARAN
tinjau dari aspek finishing di anggap cukup,
Adapun hasil penelitian dan analisis
dikarenakan anak jalanan kurang terampil
data yang telah diolah mengenai kemampuan
dalam membentuk plastisin dan kurang teliti
membentuk dengan media plastisin oleh anak
dalam membentuk yang ingin dibentuk
jalanan di komunitas peduli anak jalanan
sehinggah terdapat beberapa karya yang
kota Makassar, maka dapat disimpulkan,
memiliki bentuk yang masih belum tuntas.
kemampuan berkarya seni membentuk
b. Kendala Anak Jalanan di dengan media plastisin oleh anak jalanan di
Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota komunitas peduli anak jalanan kota Makassar
Makassar Dalam Berkarya Membentuk dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat
Dengan Media Plastisin dibuktikan dengan hasil penilaian terhadap
karya seni membentuk pada anak jalanan
Untuk mengetahui kendala yang menggunakan media plastisin dengan Tema
menghambat anak jalanan dalam kegiatan Flora, Fauna dan alam sekitar pada Aspek
berkarya seni dengan teknik membentuk Ketepatan Bentuk rata-rata mendapatkan
menggunakan media plastisin, peneliti nilai 3 yang artinya dikategorikan Cukup
melakukan wawancara langsung kepada mirip dengan objek yang ingin dibentuk
pihak pengurus komunitaspeduli anak karena ketika objek yang dibentuk oleh anak
jalanan kota Makassar untuk memeroleh data langsung bisa ditebak.
yang akurat dalam penelitian ini. Hasil penilaian terhadap karya
Menurut ibu Mutmainna, S.E., saat di membentuk pada anak jalanan menggunakan
wawancarai di pondok belajar area binaan
media plastisin dengan Tema Flora, Fauna penelitian yang lebih luas agar
dan alam pada Aspek Kerapihan sekitar rata- mendapatkan hasil penelitian yang
rata mendapatkan nilai 3 yang artinya lebih akurat lagi.
dikategorikan Cukup Rapi yang artinya DAFTAR PUSTAKA
bentuk yang dibuat anak jalanan sudah rapi Arifin. 2007. Pendidikan Anak Berkonflik
walaupun ada bagian yang belum halus. Hukum. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur
Hasil penilaian terhadap karya seni
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
membentuk pada anak jalanan menggunakan
Jakarta. Rieneka Cipta.
media plastisin dengan Tema Flora, Fauna
Bambang, B.S. 1993. Meninos de Ruas dan
dan Alam Sekitar pada Aspek Kreativitas
Kemiskinan.
rata-rata mendapatkan nilai 3 yang artinya
Byham. 1996. Competency and
dikategorikan Cukup kreatif yang artinya
Organizational Succes. Pitburg :
bentuk yang dibuat anak berasal dari
Monograph Development Dimensions
imajinasi anak yang bentuknya unik
Internasional Press.
walaupun belum memiliki ciri khas.
Daryanto, 2013. Inovasi Pembelajaran
Hasil penilaian terhadap karya seni Efektif. Bandung: Yrma Widya.
membentuk pada anak jalanan menggunakan Dinas sosial. 2010. Pengertian anak jalanan.
media plastisin dengan Tema Flora, Fauna Yogyakarta. Dinas sosial
dan alam sekitar pada Aspek Finishing rata- Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi
rata mendapatkan nilai 3 yang artinya Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka
dikategorikan Cukup Finish yang artinya Cipta
masih ada bagian objek yang kurang. Gordon. 1994. Cara Mengasah Keterampilan
Pada Anak. Jakarta: Rajawali Press
Adapun kendala yang dialami oleh
Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S. 2008. Seni
anak jalanan dalam membentuk
Ketrampilan Anak. Jakarta:
menggunakan media plastisin yaitu
Universitas Terbuka.
membentuk menggunkan plastisin masih
Hamzah, B Uno. 2007. Model Pembelajaran
tergolong kegiatan yang baru dilakukan oleh
(Menciptakan Proses Belajar Mengajar
anak jalanan di komunitas peduli anak
yang Kreatif dan Efektif). Jakarta : PT
jalanan kota Makassar, sehingga masih ada
Bumi Aksara
beberapa anak yang masih kaku dalam
Mayesky,Mary.2001. creative activities for
membentuk.
young children. Cengage Learning;
Sehubungan dengan adanya
10th edition
kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti Mc Shane dan Von Glonow. 2007.
mengajukan saran-saran sebagai berikut: Organizational Behavior : Essentials.
1. Saran atau masukan dari peneliti Newyork: McGraw Hill
terhadap Komunitas Peduli Anak Sumantri. 2005. Pengembangan
Jalanan kota Makassar untuk kiranya Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
dapat melatih dan membimbing anak Jakarta: Dinas Pendidikan.
jalanan dalam membentuk dengan Nawawi, Hadari dan M. Martini Hadari.
media selain plastisin seperti tanah liat 1992. Instrumen Penelitian Bidang
atau menggunakan media yang lebih Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada
aman (foodgrade) untuk digunakan University Press.
sebagai bahan pembelajaran, agar anak Poerwandari, E.K. 2007. Pendekatan
anak aman ketika tidak sengaja tertelan kualitatif untuk penelitian perilaku
atau sengaja menjilati tangannya. manusia. Jakarta : LPSP3 Fakultas
2. Kepada mahasiswa yang akan Psikologi Universitas Indonesia.
mengadakan sebuah penelitian yang
serupa hendaknya menggunakan
media yang berbeda dan objek
Ruseffendi, E.T. 2010. Dasae-Dasar Soemarjadi, Muzni Ramanto, & Wikdati
Penelitian Pendidikan dan Bidang non- Zahri. 1991. Pendidikan Keterampilan.
Esakata Lainnya. Bandung: Tarsito. Jakarta: Depdikbud.
Sanjaya, Yasin. 2012. Pengertian Minat Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar Proses
Belajar Siswa. Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pe Baru Algesindo
ngertian-minat-belajar- Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
siswamenurut.html diunduh pada Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
tanggal 30 Juli 2021 pada pukul 20.09 Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Soehardi, 2003. Esensi Perilaku Kuantitatif. Bandung. Alfabeta
Organisasional. Yogyakarta : Bagian Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas
Penerbit Fakultas Ekonomi Seni Rupa Anak TK. Jakarta:
Sarjanawiyata Tamansiswa. Departemen Pendidikan Nasional.
Soelaiman. 2007. Manajemen Kinerja : Suyanto, Bagong, 2010, Masalah Sosial
Lngkah Efektif untuk Membangun, Anak, Jakarta: Kencana
Mengendalikan dan Evaluasi Kerja,. Tjandraningsih, Indrasari. 1995.
Jakarta : PT. Intermedia Personalia Pemberdayaan Pekerja Anak (Studi
Utama Mengenai Pendampingan Pekerja
Anak. Bandung: Yayasan Akatiga.

Anda mungkin juga menyukai