Anda di halaman 1dari 14

KEMAMPUAN ANAK JALANAN DALAM MEMBENTUK

DENGAN MEDIA PLASTISIN DI KOMUNITAS PEDULI


ANAK JALANAN KOTA MAKASSAR

Salsabila Mukhlisa1, Muh. Saleh Husain2, Tangsi3


1,2,3
Pendidikan seni rupa, Jurusan seni rupa dan desain,
Fakultas seni dan desain, Universitas Negeri Makassar.
1
mukhlisabhyela@gmail.com

Abstract

This study aims to describe how the work of works forms with plasticine media by street
children in the community of caring for street children in Makassar. Data collection techniques in
this study use the practice technique of work, observation, interviews, and documentation. The
variables in this study are the ability to work art forming with plasticine media by street children in
the community of caring for the streets of Makassar City which are reviewed from several aspects of
assessment, namely shape, creativity, abright and finishing. This type of research is descriptive
qualitative, namely describing and interpreting data from each component analyzed from the work
of forming made by street children in the Community Care for the City of Makassar City. The results
of the study address that the ability of art work forms with plasticine media by street children in the
community of caring for street children in Makassar City is sufficient in the work of art forming. This
research is expected to be a reference for teachers in the community care community, about forming
with plasticine media to improve children's creativity, skills, expression and imagination.

Keywords: Street Children, Forming, Plasticine

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana kemampuan berkarya membentuk dengan
media plastisin oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik praktik berkarya, observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Variabel dalam penelitian ini yaitu kemampuan berkarya seni membentuk dengan
media plastisin oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar yang ditinjau dari
beberapa aspek penilaian yaitu ketempatan bentuk, kreatifitas, kerapihan dan finishing. Jenis
penelitian ini adalah deskriftif kualitatif yaitu mendeskripsikan dan memaknai data dari masing-
masing komponen yang di analisis dari hasil karya membentuk yang dibuat oleh anak jalanan di
komunitas peduli anak jalanan Kota Makassar. Hasil penelitian menujukan bahwa kemampuan
berkarya seni membentuk dengan media plastisin oleh anak jalanan di komunitas peduli anak jalanan
Kota Makassar dikatergotikan cukup dalam berkarya seni membentuk. Penelitian ini diharapkan
dapat menjadi referensi bagi pengajar di Komunitas Peduli Anak jalanan, tentang membentuk dengan
media plastisin untuk meningkatkan kreativitas, keterampilan, ekspresi dan imajinasi anak.

Kata kunci: Anak Jalanan, Membentuk, Plastisin.


PENDAHULUAN sumber kehidupan. Rentang usia anak
Peraturan Menteri Pendidikan dan jalanan berkisar 4-15 tahun, usia yang
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor sangat rawan karena belum memiliki
137 Tahun 2014 Tentang Standar bekal pengetahuan dan keterampilan
Nasional Pendidikan Anak Usia Dini 34 yang cukup.
pada Bab IV tentang Standar Isi Pasal 10, Banyak orang berpandangan
Ayat (1) bahwa, bahwa anak jalanan sebagai anak nakal
Lingkup perkembangan sesuai yang selalu mengganggu ketertiban
tingkat usia anak meliputi aspek nilai umum. Hidup menjadi anak jalanan
agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, memang bukan merupakan sebuah
bahasa, sosial-emosional, dan seni”. Dan pilihan yang menyenangkan, karena
ayat (7) yang berbunyi “seni mereka berada dalam kondisi yang tidak
sebagaimana dimaksud pada ayat bermasa depan jelas dan keberadaannya
(1) meliputi kemampuan tidak jarang menjadi masalah bagi
mengeksplorasi dan mengespresikan diri, banyak pihak, keluarga, masyarakat, dan
berimajinasi dengan gerakan, musik, negara. Indrasari Tjandraningsih
drama, dan beragam bidang seni lainnya (1995:13), mengungkapkan bahwa:
( seni lukis, seni rupa, kerajinan), serta Anak yang bekerja secara informal
mampu mengapresiasi karya seni, gerak di perkotaan yang lebih dikenal dengan
dan tari, serta drama. anak jalanan, juga dilaporkan dalam
Dari penjelasan dalam Peraturan kondisi yang lebih rentan terhadap
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan eksploitasi, kekerasan, kecanduan obat
Republik Indonesia tersebut, maka dari bius, dan pelecehan seksual.
itu dapat dikatakan standar tingkat Keterbatasan anak jalanan dalam sekedar
pencapaian merupakan gambaran mendapatkan pendidikan dan bermain
pertumbuhan dan perkembangan yang menjadikan anak jalanan membutuhkan
diharapkan dalam rentang usia tertentu, kegiatan yang dapat mengembangkan
seperti perkembangan nilai agama dan keterampilannya.
moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, Pada hakikatnya, kegiatan
sosial-emosional, dan seni. Banyak cara membentuk dengan media plastisin
yang dapat dilakukan untuk menjadi hal yang digemari anak-anak
mengembangkan keterampilan, ekpresi termasuk anak jalanan. Melalui kegiatan
dan kreativitas anak jalanan, di antaranya membentuk,anak dapat mengekspresikan
adalah dengan bermain dalam diri dan merangsang kreativitas maupun
membentuk plastisin. keterampilan anak, sehingga anak bisa
Undang-Undang Dasar 1945 belajar memikirkan ide ide baru secara
pasal 31 ayat 1 “Setiap warga negara alami yang dipicu oleh imajinasi anak.
berhak mendapatkan pendidikan.” Kegiatan membentuk dengan
Artinya pendidikan harus merata bagi media plastisisin memiliki tujuan agar
manusia, karena manusia wajib untuk anak jalanan dapat melatih koordinasi
mendapatkan pendidikan yang berguna gerakan tangan dan kelenturan otot. Anak
bagi diri sendiri maupun orang lain. Hal jalanan diharapkan dapat antusias
tersebut tidak terkecuali pada anak mengikuti pembelajaran, karena dengan
jalanan yang kebanyakan tidak menggunakan media plastisin anak dapat
mendapatkan pendidikan yang merata. ikut serta memilin, meremas, memijit,
Kehidupan anak jalanan sering menekan, memipihkan plastisin yang
kali dibayangkan penuh dengan nantinya bisa dibentuk menjadi berbagai
kekerasan dan perjuangan untuk bentuk.
mempertahankan hidup. Kegiatan anak Realitanya saat peneliti
jalanan sangat bervariasi, mulai dari melakukan observasi awal, anak jalanan
sekedar menghabiskan waktu luang di KPAJ (Komunitas Peduli Anak
hingga menjadikan jalanan sebagai Jalanan) Kota Makassar memiliki sedikit
tenaga pengajar. Mereka pun tidak ada
yang berlatar belakang seni, sehingga karya tiga dimensi (tri matra) yang
yang mereka ajarkan pada anak jalanan memiliki volume dan ruang dalam
hanya membaca, menghitung, dan tatanan unsur seni rupa yang indah dan
mengaji. Kegiatan tersebut kurang artistic”. Berbeda dengan pendapat
mendukung untuk meningkatkan Sumanto, menurut Hajar Pamadhi
keterampilan, imajinasi, ekpresi dan (2008:8.5) “membentuk adalah membuat
kreativitas anak jalanan yang bentuk, baik bentuk terapan yang dapat
mengakibatkan anak jalanan menjadi dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
bosan. Berdasarkan latar belakang hari maupun bentuk-bentuk yang kreatif
tersebut, maka penulis tertarik untuk sebagai karya seni murni”. Menurut
meneliti Keterampilan Anak Jalanan Sumantri (2005:152) membentuk
dalam Membentuk dari Media Plastisin merupakan “membentuk objek-objek
di Kota Makassar. yang diamati anak melalui tanah liat,
Teori yang berkaitan dengan plastisin, lilin (malam) adonan atau
masalah yang akan diteliti dan sejenisnya”.
merupakan informasi untuk dijadikan b. Tujuan Membentuk
referensi dalam penelitian ini sebagai Hajar Pamadhi (2008:8.5)
berikut: berpendapat bahwa tujuan dari kegiatan
1. Pengertian kemampuan membentuk pada anak antara lain: (1)
Menurut Soelaiman (2007:112) melatih motorik halus anak, (2) melatih
“kemampuan adalah sifat yang dibawa pengamatan, (3) melatih kecermatan, (4)
lahir atau dipelajari yang memungkinkan melatih kemampuan ketepatan, (5)
seseorang dapat menyelesaikan melatih kepekaan rasa indah, (6) melatih
pekerjaannya, baik secara mental menggunakan bahan secara ekonomis
ataupun fisik. Kemampuan dan dan hemat, (7) mengembangkan rasa
keterampilan mencerminkan peranan keterpekaan tinggi
utama dalam perilaku dan kinerja c. Manfaat Membentuk
individu. Keterampilan adalah Manfaat kegiatan membentuk
kecakapan yang berhubungan dengan menurut Hajar Pamadhi (2008:8.11)
tugas yang dimiliki dan dipergunakan yaitu anak dapat mengenal benda di
oleh seseorang pada waktu yang tepat”. sekitarnya, mengembangkan fungsi otak
Sedangkan menurut Soehardi (2003:24) dan rasa serta mengembangkan
“Kemampuan (abilities) seseorang akan keterampilan teknis kecakapan hidup.
turut serta menentukan perilaku dan 1. Jenis-jenis Bahan Untuk
hasilnya. Yang dimaksud kemampuan Membentuk
atau abilities ialah bakat yang melekat Menurut Sumanto (2005:142),
pada seseorang untuk melakukan suatu bahan-bahan yang digunakan untuk
kegiatan secara fisik atau mental yang ia membentuk dapat dikelompokkan
peroleh sejak lahir, belajar, dan dari menjadi : (1) bahan yang memiliki sifat
pengalaman”. lentur dan lunak, contohnya tanah liat,
Dari pemaparan pengertian plastisin, playdough, adonan bubur
tersebut, dapat disimpulkan bahwa kertas, adonan serbuk gergaji, (2) bahan
kemampuan (ability) adalah potensi yang memiliki sifat keras, contohnya
menguasai suatu keahlian yang kayu, batu cadas, sabun batangan, balok
merupakan bawaan sejak lahir atau es dan (3) bahan yang sifatnya cair,
merupankan hasil latihan dan di gunakan contohnya lilin, logam, dan lainnya.
untuk mengerjakan sesuatu yang di 2. Macam-Macam Teknik
wujudkan melalui tindakan. Membentuk
2. Pengertian Membentuk Menurut Sumanto (2005: 145),
a. Pengertian Membentuk macam-macam teknik membentuk antara
Membentuk menurut Sumanto lain: membutsir, memahat, mengecor dan
(2005: 139) adalah “proses kerja seni konstruksi
rupa dengan maksud untuk menghasilkan
1. Membutsir atau modeling adalah 3. Kerapihan, adalah rapihnya karya yang
Teknik membentuk menggunakan bahan dibuat anak dari plastisin
lunak. Proses membutsir dilakukan 4. Finishing, adalah ketika karya yang anak
secara langsung dengan tangan atau buat itu selesai tanpa ada yang kurang
menggunakan alat butsir (sudip). Dalam dari bentuk yang ia inginkan.
proses membutsir kedua tangan dapat Berdasarkan pendapat tersebut
digunakan untuk menekan, memijit , dapat disimpulkan bahwa membentuk
menambah dan mengurangi bahan adalah aktivitas membuat bentuk dengan
sampai dihasilkan bentuk yang cara menekan, menggiling dan memijit .
diinginkan. Sejalan hal itu, menurut Teknik membentuk yang mudah
Hajar Pamadhi (2008:8.8) membutsir diajarkan pada anak jalanan adalah
adalah menempelkan sedikit demi sedikit teknik membutsir k emudian media yang
bahan liat dan lunak menjadi bentuk di gunakan adalah plastisin, playdough,
kasar dan kemudian dibentuk dan tanah liat dan sejenisnya merupakan
diperhalus dengan cara mengurangi atau bahan umum yang dapat di gunakan
menambahkan sehingga terasa lebih untuk membentuk.
padat. 1. Pengertian Kreatifitas
2. Memahat adalah teknik
membentuk menggunakan bahan yang Kreativitas menurut kamus besar
sifatnya keras. Dalam proses Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
penggarapannya membuat alat pahat atau kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk
ukir sesuai dengan jenis bahan yang di menciptakan sesuatu. Sedangkan
pilih. Menurut Hajar Pamadhi ( 2008: kreativitas sendiri memiliki arti
8.9) kegiatan memahat akan kemampuan untuk menciptakan atau
menghasilkan karya ciptaan baru yang menemukan sesuatu yang baru yang
belum pernah dibuat oleh orang lain atau berbeda dengan sebelumnya Salah satu
membuat suatu benda dengan fungsi konsep yang amat penting dalam bidang
yang berbeda dari sebelumnya. kreativitas adalah hubungan antara
3. Mengecor adalah Teknik kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut
membentuk dengan menggunakan bahan psikolog humanistik, Abraham Maslow
yang sifatnya cair, sehingga dalam dan Carl Rogers menyatakan bahwa
pembuatannya harus menggunakan alat seseorang dikatakan mengaktualisasikan
bantu cetakan. dirinya apabila seseorang menggunakan
4. Konstruksi adalah Teknik semua bakat dan talentanya untuk
membentuk dengan menggunakan bahan menjadi apa yang ia mampu menjadi,
berupa aneka bahan alam, bahan buatan, mengaktualisasikan, atau mewujudkan
bahan limbah, dan sebagainya. Proses potensinya. Menurut Maslow aktualisasi
konstruksi dilakukan dengan cara dilem, diri merupakan karakteristik yang
diikat, dipaku, atau di las sesuai dengan fundamental, suatu potensialitas yang
bahan yang digunakan. ada pada semua manusia saat dilahirkan,
3. Kriteria Penilaian Membentuk akan tetapi sering hilang, terhambat atau
Untuk menilai karya membentuk terpendam dalam proses pembudayaan
anak dari media plastisin ada 4 kriteria, (Rineka Cipta,1999).
yaitu : 3. Pengertian Ekspresi Diri
1. Ketepatan Bentuk, adalah Menurut Rogers dalam Sobur
bagaimana anak membuat bentuk yang (2003: 507) konsep ekspresi diri adalah
sama dan sesuai dengan objek yang bagian dari ruang fenomenal yang
dipikirkan oleh anak jalanan . disadari dan disimbolisasikan, yaitu
2. Kreatifitas, adalah kemampuan “aku” merupakan pusat referensi setiap
dalam membuat ide-ide baru, terkhusus pengalaman. Menurut Wong dkk (2002:
dalam hal membentuk dengan media 121) yang mengutip pendapatnya
plastisin Willoughby, King dan Polatajko konsep
ekspresi diri adalah bagaimana individu
menggambarkan dirinya sendiri, yang Menurut Swartz (2005:59)
mencakup konsep keyakinan dan “plastisin merupakan bahan yang
pendirian yang ada dalam pengetahuan digunakan untuk bermain oleh anak-anak
seseorang tentang dirinya sendiri dan dikelas”. Sedangkan Ismail (2006:222)
yang mempengaruhi hubungan individu mengatakan bahwa “media plastisin
tersebut dengan orang lain. dapat melatih sekaligus mengembangkan
kreativitas anak. Sebab, dengannya anak
2. Pengertian Media Plastisin dapat melakukan aktivitas eksplorasi
a. Pengertian Media dalam membuat bebagai bentuk model
Media menurut Syaiful Bahri dkk secara bebas dan spontan.” Media
(2002:136-137) merupakan bentuk plastisin merupakan bahan pokok untuk
jamak dari “medium” yang berasal dari bermain anak usia dini. Selain itu,
Bahasa Latin yang secara harfiah berarti plastisin juga memberikan pengalaman
“perantara atau pengantar”. Hamzah B. yang menyenangkan dan memuaskan
Uno (2007:114) menyatakan bahwa bagi anak. Media plastisisn ini membuat
media dalam pembelajaran adalah segala anak suka berkreasi sehingga dapat
bentuk alat komunikasi yang dapat mengembangkan kreativitas dan
digunakan untuk menyampaikan keterampilannya.
informasi dari sumber ke peserta didik Dari beberapa pendapat ahli
yang bertujuan merangsang mereka tentang media plastisin jika di simpulkan
mengikuti kegiatab pembelajaran.. maka, media plastisin adalah bahan lunak
b. Pengertian Plastisin yang digunakan anak untuk bermain
sambil mengembangkan kreativitas dan
Menurut M. Lansing Kegiatan keterampilannya.
bermain plastisin dilakukan dengan cara 3. Pengertian Anak Jalanan
membentuk, memberi warna, dan “Istilah anak jalanan pertamakali
mewarnai sehingga menimbulkan diperkenalkan di Amerika Selatan,
bentuk. Bermain plastisin juga tepatnya di Brazilia, dengan nama
merupakan kegiatan anak usia dini. Meninos de Ruas untuk menyebut
Kegiatan bermain plastisin ditandai kelompok anak-anak yang hidup
dengan beberapa ciri-ciri yang dijalanan dan tidak memiliki tali ikatan
ditimbulkan yaitu keaktifan dan keluarga” ( B.S. Bambang, 1993:9)
kebebasan untuk bergerak, Anak jalanan menurut Arifin
bereksperimen,berlomba, (2007:26) bahwa pengertian secara baku
berkomunikasi, dan sebagainya. (Leni tentang anak jalanan belum ada tetapi
Mushonifah,”Meningkatkan Kreativitas apabila dilihat dari cara kerjanya dan
Anak Usia Dini Melalui Bermain sasaran perbuatan serta usia dan perilaku
Plastisin Di RA Khoirul ummah”, Jurnal maka, dapat disimpulkan “bahwa yang
Ilmiah PG-PAUD IKIP Veteran dimaksud dengan dengan anak jalanan
Semarang, 2013, Volume 1, No. 1) sekelompok orang yang cenderung
Lilin atau plastisin yang sering memiliki warna kehidupan status dan
dimainkan oleh anak- anak sebenarnya terkadang diorganisir oleh tokoh yang
termasuk dalam kelompok clay. Clay mempunyai karisma di lingkungannya
dalam arti yang sesungguhnya adalah serta pelaku sehari-hari yang cenderung
tanah liat. Plastisin secara khusus bersifat menyimpang dari aturan/ ketentuan
baik bagi ekpresi kreatif karena bahan- berlaku”.
bahan ini merupakan material dari plastik Dari definisi yang dikemukakan
yang berarti bersifat lentur. Bahan-bahan diatas dapat disimpulkan bahwa anak
ini dapat digulung menjadi satu bentuk, jalanan adalah seseorang yang belum
dapat dibanting dan kemudian menjadi dewasa (secara fisik dan psikis) yang
bentuk yang lain (Mary Mayesky, menghabiskan Sebagian besar waktunya
2011:vii) dijalanan dengan melakukan kegiatan-
kegiatan untuk mendapatkan uang untuk
mempertahankan hidupnya yang 3. Populasi
terkadang mendapatkan tekanan fisik . Populasi dalam penelitian ini
atau mental dari lingkungannya. adalah anak jalanan di Kota Makassar
yang berada dalam naungan Komunitas
METODE Peduli Anak Jalanan Kota Makassar
Penelitian “ Ke Anak Jalanan (KPAJ) dengan jumlah keseluruhan anak
dalam Membentuk dengan Media jalanan sebanyak 20 orang.
Plastisin Di Kota Makassar”
menggunakan Metode Deskriptif 4. Teknik Pengumpulan Data
Kuantitatif. Metode tersebut digunakan, a. Teknik Observasi
dikarenakan data yang akan di Dalam penelitian ini, yang akan
kumpulkan pada penelitian berupa diobservasi adalah kelancaran
kalimat ataupun narasi yang akan membentuk ide, kelancaran
menggambarkan keterampilan anak menggunakan bahan, usaha yang
jalanan dalam membentuk dengan media dilakukan, keunikan dan kemurnian
plastisin. karya, keserasian bentuk dan ketepatan
memilih bahan. Langkah-langkah
1. Variabel Penelitian observasi penelitian yaitu:
1. Menentukan tujuan penelitian
Berdasarkan judul dan tujuan 2. Menentukan kelompok subjek yang
penelitian yang dikemukakan secara akan di observasi
rinci, variable penelitian ini adalah 3. Masuk ke kelompok subjek yang
keterampilan anak jalanan dalam diteliti
membentuk dengan media plastisin yang 4. Mengakrabkan diri dengan subjek
ditinjau dari segi aspek ketepatan bentuk, yang diteliti
kreativitas, kerapihan, dan finishing. 5. Melakukan penelitian dengan
mengamati dan mencatat keadaan
2. Definisi Operasional Variabel lapangan dalam jangka waktu
Berdasarkan variabel tersebut, tertentu.
maka perlu dilakukan pendefisian 6. Mengatasi krisis yang terjadi
operasional variabel guna memperjelas 7. Keluar dari penelitian pengamatan
dan menghindari penafsiran yang keliru. 8. Menganalisis data dan menulis
Adapun definisi operasional variabel laporan penelitian.
dalam penelitian ini adalah: b. Teknik Wawancara
1. Keterampilan: Keterampilan yang Teknik wawancara digunakan
dimaksud adalah tentang bagaimana untuk mengetahui kendala apa saja yang
kemampuan anak jalan dalam dihadapi oleh anak jalanan di Komunitas
menciptakan sebuah karya seni dengan Peduli Anak Jalanan di Kota Makassar
media plastin. dalam kegiatan membentuk dengan
2. Ketepatan Bentuk: Ketepatan bentuk media plastisin. Pada penelitian ini
yang dimaksud adalah bagaimana wawancara dilakukan kepada pengajar
kemampuan anak jalanan dalam Komunitas Peduli Anak Jalanan guna
membentuk sesuai denga napa yang menambah informasi data penelitian dan
diimajinasikan. mengetahui bagaimana tingkat
3. Kreativitas: Kreativitas yang dimaksud Keterampilan Anak Jalanan dalam
adalah bagaimana kemampuan anak Membentuk dengan Media Plastisin di
jalanan dalam menciptakan gagasan atau Kota Makassar.
ide baru dalam bentuk karya. c. Teknik Dokumentasi
4. Finishing: Finishing yang dimaksud \Teknik dokumentasi digunakan
adalah bagaimana keterampilan anak untuk mendukung dalam proses
jalanan dalam penyelesaian karya yang pelaksanaan berkarya sehingga hal
dibuat dengan media plastisin. tersebut dapat menjadi gambaran yang
lebih jelas mengenai keterampilan anak
jalanan dalam membentuk dengan media menggunakan media plastisin dengan
plastisin di Kota Makassar. Dalam tema flora pada aspek ketepatan
penelitian ini, dokumentasi yang bentuk
digunakan untuk melengkapi data yang Sangat
Sangat Kurang Tidak
diperoleh wawancara dan observasi Mirip Mirip Mirip Mirip
berupa catatan, alat rekam, serta Tema F % F % F % F %

dokumentasi yang digunakan berupa foto Flora 4 20 7 35 6 30 3 15


selama penelitian ini berlangsung . 2. Aspek Kerapihan
d. Teknik Berkarya Tabel 4.2 Rekapitulasi nilai anak
Tes berkarya digunakan dalam jalanan dalam berkarya membentuk
penelitian ini untuk memperkuat dan menggunakan media plastisin dengan
menjawab rumusan masalah dalam tema flora pada aspek kerapihan
Sangat
penelitian, dalam penelitian ini tes Sangat Kurang Tidak
berkarya membentuk dengan media Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F %
plastisin bagi anak jalanan di komunitas
Flora 1 5 8 40 11 50 3 15
peduli anak jalanan kota Makassar untuk
memperoleh data bagaimana 3. Aspek Kreativitas
kemampuan karya membentuk dengan Tabel 4.3 Rekapitulasi nilai anak
media plastisin. Tes berkarya ini telah jalanan dalam berkarya membentuk
dilakukan pada 24 November 2021 menggunakan media plastisin dengan
berlokasi di Komunitas Peduli Anak tema flora pada aspek kreativitas
Sangat
Jalanan Kota Makassar area binaan Sangat Kurang Tidak
Mirip Mirip Mirip Mirip
Telkomas. Tema F % F % F % F %
5. Teknik Analisis Data Flora 3 15 8 40 8 40 1 5
Teknik analisis data pada 4. Aspek Finishing
penelitian ini adalah analisis dengan Tabel 4.4 Rekapitulasi nilai
metode deskriptif kuantitatif di mana anak jalanan dalam berkarya
pada teknik analisis ini dimulai dari membentuk menggunakan media
peneliti mengumpulkan data yang plastisin dengan tema flora pada aspek
diperoleh dari hasil observasi, finishing.
wawancara, dan dokumentasi. Sang Sangat
Kemudian, dilakukan pengkategorian at Kurang Tidak
Mirip Mirip Mirip Mirip
melalui instrumen penilaian dan Tema F % F % F % F %
membuat rangkuman dari data yang Flora 0 0 11 55 8 40 1 5
diangggap penting, setelah itu
mendeskripsikan berdasarkan
permasalahan yang muncul. Sehingga b. Kemampuan Membentuk Dengan
anak menggambarkan secara rinci Media Plastisin Oleh Anak Jalanan
tentang bagaimana keterampilan anak di Komunitas Peduli Anak Jalanan
jalanan dalam membentuk dengan media Kota Makassar Dengan Tema
plastisin di kota Makassar. Bentuk Fauna
5. Aspek Ketepatan Bentuk
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.6 Rekapitulasi nilai anak
Hasil jalanan dalam berkarya membentuk
a. Kemampuan Membentuk Dengan menggunakan media plastisin dengan
Media Plastisin Oleh Anak Jalanan tema fauna pada aspek ketepatan
di Komunitas Peduli Anak Jalanan bentuk
Kota Makassar Dengan Tema Sangat
Bentuk Flora Sangat Kurang Tidak
Mirip Mirip Mirip Mirip
1. Aspek Ketepatan Bentuk Tema F % F % F % F %
Tabel 4.1 Rekapitulasi nilai anak Flora 4 20 12 60 3 15 1 5
jalanan dalam berkarya membentuk
tema alam bebas pada aspek
6. Aspek Kerapihan kerapihan
Tabel 4.7 Rekapitulasi nilai anak Sangat
Sangat Kurang Tidak
jalanan dalam berkarya membentuk Mirip Mirip Mirip Mirip
menggunakan media plastisin dengan Tema F % F % F % F %

tema fauna pada aspek kerapihan Flora 0 0 11 55 8 20 1 5


Sangat
Sangat Kurang Tidak 11. Aspek Kreativitas
Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F % Tabel 4.12 Rekapitulasi nilai anak
Flora 4 20 11 55 4 20 0 0 jalanan dalam berkarya membentuk
menggunakan media plastisin dengan
7. Aspek Kreativitas tema flora pada aspek kreativitas
Tabel 4.8 Rekapitulasi nilai anak Sangat
Sangat Kurang Tidak
jalanan dalam berkarya membentuk Mirip Mirip Mirip Mirip
menggunakan media plastisin dengan Tema F % F % F % F %

tema fauna pada aspek kreativitas Flora 2 10 10 50 8 40 0 0


Sangat
Sangat Kurang Tidak 12. Aspek Finishing
Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F % Tabel 4.13 Rekapitulasi nilai
Flora 7 35 10 50 3 15 0 0 anak jalanan dalam berkarya
membentuk menggunakan media
8. Aspek Finishing plastisin dengan tema flora pada aspek
Tabel 4.9 Rekapitulasi nilai finishing
Sangat
anak jalanan dalam berkarya Sangat Kurang Tidak
membentuk menggunakan media Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F %
plastisin dengan tema flora pada aspek
Flora 0 0 11 55 9 45 0 0
finishing
Sangat
Sangat Kurang Tidak Pembahasan
Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F %
a. Kemampuan Berkarya Seni
Flora 3 15 8 40 8 40 1 5
Membentuk Dengan Media Plastisin
Oleh Anak Jalanan di Komunitas
c. Kemampuan Membentuk Dengan
Peduli Anak Jalanan Kota Makassar
Media Plastisin Oleh Anak Jalanan
di Komunitas Peduli Anak Jalanan Berkarya seni membentuk dari
Kota Makassar Dengan Tema Alam plastisin dapat dilakukan dengan cara
Bebas membentuk bahan dengan terampil,
9. Aspek Ketepatan Bentuk rapih, pandai dalam membentuk plastisin
Tabel 4.10 Rekapitulasi nilai anak sesuai dengan imajinasi dan objek yang
jalanan dalam berkarya membentuk dibentuk sehingga menjadi karya yang
menggunakan media plastisin dengan baik dan menjadi karya sesuai dengan
tema alam bebas pada aspek ketepatan keinginan. Untuk mengetahui
bentuk kemampuan berkarya seni membentuk
Sangat
dengan media plastisin oleh anak jalanan
Sangat Kurang Tidak di komunitas peduli anak jalanan kota
Mirip Mirip Mirip Mirip
Tema F % F % F % F %
Makassar, dapat dilihat dari hasil tes
Flora 4 20 11 55 4 20 1 5 kinerja dan perolehan skor yang
diberikan oleh ketiga tim penilai
10. Aspek Kerapihan berdasarkan pada kriteria penilaian
Tabel 4.11 Rekapitulasi nilai anak berkarya membentuk yang terdiri dari
jalanan dalam berkarya membentuk empat aspek yaitu, ketepatan bentuk,
menggunakan media plastisin dengan kreatifitas, kerapihan dan finishing. Dari
hasil penilaian yang diperoleh dari ketiga yang dibuat tidak mirip dengan objek
tim penilai menunjukkan bahwa aslinya , 12 orang anak (60%) yang
kemampuan berkarya seni membentuk mendapatkan nilai 3 (Mirip) karena
dengan media plastisin oleh anak jalanan bentuk yang dibuat oleh anak sudah
di komunitas peduli anak jalanan kota sesuai tema namun kurang mirip dengan
Makassar dari keseluruhan aspek yang objek aslinya dan terdapat 4 orang anak
dinilai dikategorikan cukup baik. Berikut (20%) yang mendapatkan nilai 4 (Sangat
ini penjabarannya pada setiap aspek Mirip) karena bentuk objek mirip dengan
penilaian: objek aslinya walau belum mendetail.
a) Aspek Ketepatan Bentuk Hasil tes pada tema alam bebas
ditinjau dari aspek ketepatan bentuk
Berdasarkan hasil tes kinerja dapat dikatakan memiliki kemampuan
yang telah dinilai dapat dikatakan bahwa yang cukup hal ini dapat dilihat dari
kemampuan berkarya seni membentuk perolehan nilai akhir (dapat dilihat pada
dengan media plastisin oleh anak jalanan tabel 4.9) bahwa hanya terdapat 1 orang
di komunitas peduli anak jalanan kota anak (5%) yang mendapatkan nilai 1
Makassar ditinjau dari aspek ketepatan (Sangat Tidak Mirip) karena objek yang
bentuk dikatakan memiliki kemampuan dibuat tidak mirip dengan objek aslinya,
yang cukup. Terbukti pada perolehan serta terdapat 4 orang anak (20%)
nilai akhir yang dicapai pada tema flora mendapatkan nilai 2 (Kurang Mirip)
(dapat dilihat pada tabel 4.1) bahwa karena bentuk objek yang dibentuk
bahwa hanya terdapat 3 orang anak sesuai tema namun peneliti butuh waktu
(15%) yang mendapatkan nilai 1 (sangat menebak objek yang dibuat anak karena
tidak mirip) karena bentuk objek yang tidak mirip dengan objek aslinya, 11
dibuat tidak sesuai tema walau mirip orang anak (55%) yang mendapatkan
dengan objek aslinya, 6 orang anak nilai 3 (Mirip) karena bentuk objek yang
(30%) memperoleh nilai 2 dengan dibuat sesuai tema namun kurang mirip
kategori kurang mirip karena saat melihat dengan objek aslinya dan terdapat 4
karyanya penilai butuh waktu untuk orang anak (20%) yang mendapatkan
menebak objek apa yang dibuat oleh nilai 4 (Sangat Mirip) bentuk objek yang
anak, selain itu 7 orang anak (35%) dari dibuat mirip dengan objek aslinya walau
sampel mendapatkan nilai 3 dengan belum mendetail karena penilai bisa
kategori mirip karena bentuk objek yagn langsung menebak bentuk yang dibuat
dibuat sesuai tema namun kurang mirip anak.
dengan objek aslinya, dan 4 orang anak Hal ini menunjukkan bahwa
(20%) mendapatkan nilai 4 atau sangat kemampuan anak jalanan dalam berkarya
mirip karena penilai langsung bisa membentuk di tinjau dari aspek ketepatan
menebak bentuk objek yang dibuat oleh bentuk di anggap cukup baik,
anak. dikarenakan anak jalanan mampu dalam
Hasil tes pada tema fauna membentuk plastisin walau kurang teliti
ditinjau dari aspek ketepatan bentuk dalam membuat bentuk yang ingin
dapat dikatakan memiliki kemampuan dibentuk sehingga terdapat beberapa
yang cukup. Hal tersebut dapat dilihat karya yang memiliki bentuk kurang jelas.
dari perolehan nilai akhir (dapat dilihat b) Aspek Kerapihan
pada table 4.5 ) bahwa hanya terdapat 1 Berdasarkan hasil tes kinerja yang
orang anak (5%) yang mendapatkan nilai telah dinilai dapat dikatakan bahwa karya
1 (Sangat tidak mirip) dikarenakan objek seni membentuk dengan media plastisin
yang dibentuk anak tidak sesuai dengan oleh anak jalanan ditinjau dari aspek
tema yang diberikan peneliti, selain itu, kerapihan dikatakan cukup baik pada
terdapat 3 orang anak (15%) yang tema flora. Terbukti pada perolehan nilai
mendapatkan nilai 2 (kurang mirip) akhir yang dicapai (dapat dilihat pada
karena peneliti butuh waktu menebak tabel 4.2) bahwa terdapat 1 anak (5%)
objek yang dibuat anak karena objek yang mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak
rapi) dikarenakan bentuk objek yang dalam membut bentuk yang ingin
anak buat sangat tidak rapi dan terkesan dibentuk sehinggah terdapat beberapa
berantakan, dan 8 orang anak (40%) karya yang memiliki bentuk kurang
mendapatkan nilai 2 (Kurang Rapi) rapih.
karena objek yang dibuat kurang rapi, 11 c) Aspek Kereativtas
orang anak (55%) dari sampel Berdasarkan hasil tes kinerja yang
mendapatkan nilai 3 (Rapi) objek yang telah dinilai dapat dikatakan bahwa karya
dibuat sudah rapi namun ada beberapa seni membentuk dengan media plastisin
bagian yang belum rapi, dan tidak oleh anak jalanan ditinjau dari aspek
seorang pun anak yang mendapatkan kreatifitas dikatakan cukup pada tema
nilai 4 (Sangat Rapi). flora. Terbukti pada perolehan nilai akhir
Hasil tes pada tema fauna ditinjau yang dicapai (dapat dilihat pada tabel
dari aspek kerapihan dapat dikatakan 4.2) bahwa terdapat 1 anak (5%) yang
memiliki kemampuan yang sangat mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak
cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari kreatif) karena bentuk objek yang dibuat
perolehan nilai akhir (dapat dilihat pada tidak memiliki keunikan, dan 8 orang
tabel 4.4) bahwa tidak terdapat anak yang anak (40%) mendapatkan nilai 2 (Kurang
mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak rapi) kreatif) bentuk yang dibuat meniru
selain itu, hanya terdapat 4 orang anak temannya, 8 orang anak (40%) dari
(20%) yang mendapatkan nilai 2 (kurang sampel mendapatkan nilai 3 (kreatif)
rapi) karena objek yang dibuat kurang bentuk unik namun tidak memiliki ciri
rapi, serta terdapat 11 orang anak (55%) khas, dan terdapat 3 orang anak (15%)
yang mendapatkan nilai 3 (Rapi) objek yang mendapatkan nilai 4 (Sangat
yang dibuat sudah rapi namun ada kreatif) bentuk objek berasal dari
beberapa bagian yang belum rapi dan pemikiran anak memiliki keunikan dan
terdapat 4 orang anak (20%) yang juga ciri khas.
mendapatkan nilai 4 (Sangat Rapi) Hasil tes pada tema fauna ditinjau
karena bentuk yang dibuat oleh anak dari aspek kreativitas dapat dikatakan
sudah rapi dan halus. memiliki kemampuan yang sangat
Hasil tes pada tema alam bebas cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari
ditinjau dari aspek kerapihan dapat perolehan nilai akhir (dapat dilihat pada
dikatakan memiliki kemampuan yang tabel 4.4) bahwa tidak terdapat anak yang
dikategorikan kurang hal ini dapat mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak
dikihat dari perolehan nilai akhir (dapat kreatif) selain itu, hanya terdapat 3 orang
dilihat pada tabel 4.6) bahwa tidak anak (15%) yang mendapatkan nilai 2
terdapat anak yang mendapatkan nilai 4 (kurang kreatif) bentuk yang dibuat
(Sangat Rapi), terdapat 1 orang anak meniru temannya, terdapat 10 orang anak
(5%) yang mendapatkan nilai 1 (Sangat (50%) yang mendapatkan nilai 3 (kreatif)
Tidak Rapi) dikarenakan bentuk objek dan terdapat 7 orang anak (35%) yang
yang anak buat sangat tidak rapi, serta mendapatkan nilai 4 (Sangat kreatif)
terdapat 8 orang anak (20%) bentuk objek berasal dari pemikiran anak
mendapatkan nilai 2 (Kurang Rapi) memiliki keunikan dan juga ciri khas.
karena objek yang dibuat kurang rapi, 11 Hasil tes pada tema alam bebas
orang anak (55%) yang mendapatkan ditinjau dari aspek kerapihan dapat
nilai 3 (Rapi) objek yang dibuat sudah dikatakan memiliki kemampuan yang
rapi namun ada beberapa bagian yang dikategorikan cukup hal ini dapat dikihat
belum rapi. dari perolehan nilai akhir (dapat dilihat
Berdasarkan uraian tersebut pada tabel 4.6) bahwa tidak terdapat anak
kemampuan anak jalanan dalam berkarya yang mendapatkan nilai 1 (Sangat Tidak
membentuk di tinjau dari aspek Kreatif), terdapat 8 orang anak (40%)
kerapihan di anggap cukup, dikarenakan yang mendapatkan nilai 2 (Kurang
anak jalanan kurang terampil dalam kreatif) bentuk yang dibuat meniru
membentuk plastisin dan kurang teliti temannya, 10 orang anak (50%) yang
mendapatkan nilai 3 (Kreatif), dan (finish) dan terdapat 5 orang anak (25%)
terdapat 2 orang anak (10%) yang yang mendapatkan nilai 4 (Sangat finish)
mendapatkan nilai 4 (Sangat kreatif) semua bagian-bagian objek yang dibuat
bentuk objek berasal dari pemikiran anak tidak perlu lagi bagian yang
memiliki keunikan dan juga ciri khas. ditambahkan.
Hal ini menunjukkan bahwa Hasil tes pada tema alam sekitar
kemampuan anak jalanan dalam berkarya ditinjau dari aspek finishing dapat
membentuk di tinjau dari aspek dikatakan memiliki kemampuan yang
kreativitas di anggap cukup baik, dikategorikan cukup hal ini dapat dikihat
dikarenakan anak jalanan cukup baik dari perolehan nilai akhir (dapat dilihat
menggunakan pemikiran dan imajinasi pada tabel 4.6) bahwa tidak terdapat anak
mereka dalam membentuk plastisin yang mendapatkan nilai 1 (Sangat Tidak
namun terdapat beberapa karya yang finish) dan 4 (Sangat finish), terdapat 9
memiliki bentuk yang sudah banyak orang anak (45%) yang mendapatkan
dibentuk oleh temannya dan ditiru oleh nilai 2 (Kurang finish) karena masih ada
temannya yang lain. beberapa bagian objek yang belum
d) Aspek Finishing lengkap, 11 orang anak (55%) yang
Berdasarkan hasil tes kinerja mendapatkan nilai 3 (finish).
yang telah dinilai dapat dikatakan bahwa Hal ini menunjukkan bahwa
karya seni membentuk dengan media kemampuan anak jalanan dalam berkarya
plastisin oleh anak jalanan ditinjau dari membentuk di tinjau dari aspek finishing
aspek finishing dikatakan cukup pada di anggap cukup, dikarenakan anak
tema flora. Terbukti pada perolehan nilai jalanan kurang terampil dalam
akhir yang dicapai (dapat dilihat pada membentuk plastisin dan kurang teliti
tabel 4.2) bahwa terdapat 1 anak (5%) dalam membentuk yang ingin dibentuk
yang mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak sehinggah terdapat beberapa karya yang
finish) masih banyak bagian-bagian memiliki bentuk yang masih belum
objek yangtidak lengkap dan kasar , dan tuntas.
8 orang anak (40%) mendapatkan nilai 2
(Kurang finish) karena masih ada b. Kendala Anak Jalanan di
beberapa bagian objek yang belum Komunitas Peduli Anak Jalanan Kota
lengkap, 11 orang anak (55%) dari Makassar Dalam Berkarya
sampel mendapatkan nilai 3 (finish) Membentuk Dengan Media Plastisin
karena masih ada bagian objek yang
kurang namun sudah mewakili objek Untuk mengetahui kendala yang
yang maksud, dan tidak terdapat anak menghambat anak jalanan dalam
yang mendapatkan nilai 4 (Sangat finish) kegiatan berkarya seni dengan teknik
semua bagian-bagian objek yang dibuat membentuk menggunakan media
tidak perlu lagi bagian yang plastisin, peneliti melakukan wawancara
ditambahkan. langsung kepada pihak pengurus
Hasil tes pada tema fauna ditinjau dari komunitaspeduli anak jalanan kota
aspek finishing dapat dikatakan memiliki Makassar untuk memeroleh data yang
kemampuan yang cukup. Hal tersebut akurat dalam penelitian ini.
dapat dilihat dari perolehan nilai akhir Menurut ibu Mutmainna, S.E., saat
sebagai berikut, terdapat 1 anak yang di wawancarai di pondok belajar area
mendapatkan nilai 1 (Sangat tidak finish) binaan Telkomas minat anak jalan kota
masih banyak bagian-bagian objek Makassar cukup antusias, terlihat dari
yangtidak lengkap dan kasar. selain itu, respon dan keterlibatan dalam kegiatan
terdapat 3 orang anak (15%) yang berkarya seni membentuk sehingga
mendapatkan nilai 2 (kurang finish) menghasilkan karya yang cukup
karena masih ada beberapa bagian objek memuaskan.
yang belum lengkap, terdapat 11 orang Pada umumnya, faktor yang
anak (55%) yang mendapatkan nilai 3 menghambat anak jalanan kota Makassar
dalam berkarya seni yaitu adanya latar Hasil penilaian terhadap karya seni
belakang yang berbeda-beda, banyak membentuk pada anak jalanan
diantara mereka yang kurang memeroleh menggunakan media plastisin dengan
pendidikan dan kurang memahami cara Tema Flora, Fauna dan Alam Sekitar
berkarya seni membentuk. Kesulitan pada Aspek Kreativitas rata-rata
dalam kegiatan berkaya seni membentuk mendapatkan nilai 3 yang artinya
pada anak jalanan yaitu beberapa anak dikategorikan Cukup kreatif yang artinya
jalanan yang kurang memahami teknik bentuk yang dibuat anak berasal dari
membentuk dengan baik sehingga karya imajinasi anak yang bentuknya unik
yang dihasilkan bentuk yang abstrak. walaupun belum memiliki ciri khas.
Menurut ibu Mutmainnah, S.E.,
Hasil penilaian terhadap karya seni
untuk meningkatkan kemampuan anak
membentuk pada anak jalanan
jalan di komunitas peduli anak jalanan
menggunakan media plastisin dengan
kota Makassar dalam berkarya seni
Tema Flora, Fauna dan alam sekitar pada
membentuk yaitu dibutuhkan perhatian
Aspek Finishing rata- rata mendapatkan
masyarakat dan kesadaran pemerintah
nilai 3 yang artinya dikategorikan Cukup
akan pentingnya melatih wawasan anak
Finish yang artinya masih ada bagian
jalalan dalam berkarya seni dikarenakan
objek yang kurang.
anak jalanan juga merupakan generasi
penerus bangsa yang berhak memeroleh Adapun kendala yang dialami oleh
pendidikan anak jalanan dalam membentuk
menggunakan media plastisin yaitu
KESIMPULAN DAN SARAN membentuk menggunkan plastisin masih
tergolong kegiatan yang baru dilakukan
Adapun hasil penelitian dan
oleh anak jalanan di komunitas peduli
analisis data yang telah diolah mengenai
anak jalanan kota Makassar, sehingga
kemampuan membentuk dengan media
masih ada beberapa anak yang masih
plastisin oleh anak jalanan di komunitas
kaku dalam membentuk.
peduli anak jalanan kota Makassar, maka
Sehubungan dengan adanya
dapat disimpulkan, kemampuan berkarya
kesimpulan penelitian di atas, maka
seni membentuk dengan media plastisin
peneliti mengajukan saran-saran sebagai
oleh anak jalanan di komunitas peduli
berikut:
anak jalanan kota Makassar
dikategorikan cukup baik. Hal ini dapat 1. Saran atau masukan dari peneliti
dibuktikan dengan hasil penilaian terhadap Komunitas Peduli Anak
terhadap karya seni membentuk pada Jalanan kota Makassar untuk
anak jalanan menggunakan media kiranya dapat melatih dan
plastisin dengan Tema Flora, Fauna dan membimbing anak jalanan dalam
alam sekitar pada Aspek Ketepatan membentuk dengan media selain
Bentuk rata-rata mendapatkan nilai 3 plastisin seperti tanah liat atau
yang artinya dikategorikan Cukup mirip menggunakan media yang lebih
dengan objek yang ingin dibentuk karena aman (foodgrade) untuk
ketika objek yang dibentuk oleh anak digunakan sebagai bahan
langsung bisa ditebak. pembelajaran, agar anak anak
aman ketika tidak sengaja tertelan
Hasil penilaian terhadap karya atau sengaja menjilati tangannya.
membentuk pada anak jalanan 2. Kepada mahasiswa yang akan
menggunakan media plastisin dengan mengadakan sebuah penelitian
Tema Flora, Fauna dan alam pada Aspek yang serupa hendaknya
Kerapihan sekitar rata-rata mendapatkan menggunakan media yang berbeda
nilai 3 yang artinya dikategorikan Cukup dan objek penelitian yang lebih
Rapi yang artinya bentuk yang dibuat luas agar mendapatkan hasil
anak jalanan sudah rapi walaupun ada penelitian yang lebih akurat lagi.
bagian yang belum halus.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2007. Pendidikan Anak
Berkonflik Hukum. Bandung:
Alfabeta

Bambang, B.S. 1993. Meninos de Ruas


dan Kemiskinan.
Hajar Pamadhi, Evan Sukardi S. 2008.
Seni Ketrampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Hamzah, B Uno. 2007. Model
Pembelajaran (Menciptakan
Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif). Jakarta : PT
Bumi Aksara
Mayesky,Mary.2001. creative activities
for young children. Cengage
Learning; 10th edition
Sumantri. 2005. Pengembangan
Keterampilan Motorik Anak Usia
Dini. Jakarta: Dinas Pendidikan.
Soehardi, 2003. Esensi Perilaku
Organisasional. Yogyakarta :
Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi
Sarjanawiyata Tamansiswa.
Soelaiman. 2007. Manajemen Kinerja :
Lngkah Efektif untuk
Membangun, Mengendalikan dan
Evaluasi Kerja,. Jakarta : PT.
Intermedia Personalia Utama
Soemarjadi, Muzni Ramanto, & Wikdati
Zahri. 1991. Pendidikan
Keterampilan. Jakarta:
Depdikbud.
Sudjana, Nana. 1987. Dasar-Dasar
Proses Belajar Mengajar.
Bandung. Sinar Baru Algesindo
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung. Alfabeta
Sumanto. 2005. Pengembangan
Kreativitas Seni Rupa Anak TK.
Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Suyanto, Bagong, 2010, Masalah Sosial
Anak, Jakarta: Kencana
Tjandraningsih, Indrasari. 1995.
Pemberdayaan Pekerja Anak
(Studi Mengenai Pendampingan
Pekerja Anak. Bandung: Yayasan
Akatig
14

Anda mungkin juga menyukai