Laporan Teknologi Lemak Minyak
Laporan Teknologi Lemak Minyak
KEVIN SETIAWAN
193030403059
KELOMPOK 1
iii
LEMBAR PENGESAHAN
ASISTEN PRAKTIKUM
FITRIANIE
193030403055
iiiii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan.........................................................................................................2
iii
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ..............................................................................................20
5.2 Saran.........................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
iv
I. PENDAHULUAN
iii
2
Minyak merupakan kebutuhan dasar bagi manusia, dank arena itu dalam
keseharian minyak berfungsi sebagai penghantar panas dan penambah cita rasa
gurih dan renyah. Minyak yang sering digunakan didalam masyarakat yaitu
minyak goring yang berasal dari bahan nabati. Minyak dapat diproduksi dari
berbagai bahan mentah, misalkan kelapa sawit, kelapa, kopra, kedelai dan biji
jagung. Penggunanan minyak goreng untuk mengolah makanan, pada umumnya
dilakukan oleh masyarakat. Hal ini disebabkan adanya anggapan masyarakat
bahwa makanan yang mengalami proses penggorengan atau di goring akan terasa
lebih gurih dan nikmat. Setiap produsen dari perusahaan penghasil minyak goring
mempromosikan produk minyak nya bahwa produk mereka adalah produk yang
terbaik dan menyehatkan, misalkan didalam minyak goring terdapat omega 3 dan
9, vitamin A, D dan E, melalui dua kali penyaringan dan tidak mengandung
kolesterol. (Bangun, 2010)
Perubahan kimia dari penggunaan minyak goreng secara berulang-ulang dapat
memicu perubahan mutu dari kualitas minyak dan juga kualitas mutu masakan
yang dimasak, salah perubahan kimia minyak goring yang digunakan secara
berulang-ulang dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan, paparan oksigen dan
suhu tinggi pada minyak goring dapat memicu terjadinya reaksi oksidasi, bahwa
perubahan tersebut menunjukan beberapa perubahan parameter terjadi oksidasi
seperti Free Fatty Acid (FFA), komponen polar, asam konjugat dioneat meningkat
pada setiap penggulangan penggorengan menggunakan minyak goreng yang
sama, serta menghasilkan peroksida bersifat toxic. (Nita dkk, 2012)
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum teknologi lemak dan minyak dengan judul
materi Kerusakan Lemak Minyak adalah :
1. Untuk mempelajari pengaruh suhu terhadap kerusakan minyak
2. Mengetahui prosedur analisa lemak bebas
iii
II. TINJAUAN PUSTAKA
Lemak minyak adalah ester yang berasal dari alam seperti bahan nabati dan
hewani. Minyak dan lemak mengandung komponen utama berupa trigliserida,
yaitu molekul yang terdiri atas 1 gliserol yang berikatan ester dengan 3 asam
lemak. Lemak yang berasal dari bahan nabati disebut dengan minyak, walaupun
minyak juga dapat dihasilkan dari bahan hewani seperti ikan, lemak digolongkan
kepada kelompok lipid, kandungan antara lemak dan minyak sama tetapi wujud
fisik dari lemak dan minyak berbeda. (Christine F.M, 2017)
Pada lemak struktur nya padat pada suhu kamar, mengandung asam lemak
jenuh, banyak terdapat pada hewan. Sedangkan pada minyak berwujud cair,
mengandung asam lemak tidak jenuh, banyak terdapat pada tumbuhan. Lemak
dan minyak tersusun atas gliserol dan asam-asam lemak. Gliserol merupakan zat
suatu alkohol yang memiliki 3 gugus fungsi hidroksil (propantriol), asam lemak
adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang antara 12-22.
Lemak minyak memiliki perbedaan titik leleh berbagai jenis molekul asam lemak
yang berikatan dalam struktur trigliserida yang dikandung lemak minyak tersebut.
Terdpat dua jenis penggolongan lemak lebih didasarkan pada jenis asam lemak
penyusunnya. Berdasarkan jenis ikatan asam lemak dikelompokkan menjadi dua
yaitu : 1). Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal (bersifat jenuh), contoh dari asam lemak jenuh
adalah asam laurat, asam palmitat dan asam stearat dan asam miristat. 2). Asam
lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang terdapat ikatan rangkap pada rantai
karbonnya, contoh dari asam lemak tak jenuh ini adalah asam oleat, asam linoleat,
dan asam linolenat. (Christine F.M, 2017)
iii
4
Asam Laurat
1 12 C11H23COOH
CH3(CH2)COOH
2. Asam Miristat 14
Asam Palmitat
3. 16 C15H31COOH
CH3(CH2)14COOH
Asam Stearat
4. 18 C17H35COOH
CH3(CH2)16COOH
iii
5
merupakan minyak yang berasal dari lemak tumbuhan (nabati) atau bisa juga dari
hwan yang melalui proses permurnian dan berbentuk cair dalam suhu kamar tetapi
akan membeku jika berada pada suhu beku, minyak goreng banyak digunakan
untuk menggoreng atau menumis makanan. (Mutia, 2020)
Sifat minyak goreng terdapat dua jenis yaitu sifat fisik dan sifat kimia, sifat
fisik dari minyak goreng yaitu ; Sifat Fisik, a). Warna, Terdiri dari 2 golongan
yaitu zat warna alamiah, yaitu secara alamiah terdapat 2 jenis bahan yang
mengandung minyak dan ikut terekstrak. Yaitu warna karoten (kuning) dan
antosianin (kemerahan). Golongan kedua zat warna hasil degradasi zat warna
alamiah, warna gelap disebabkan pengaruh oksidasi terhadap tokoferol (Vit E)
dan warna coklat oleh bahan untuk pembuat minyak telah busuk atau rusak dan
warna kuning umumnya terjadi pada minyak tak jenuh. b). Odor dan Flavor,
Perubahan secara alamiah dalam minyak dan juga terjadinya pembentukan asam-
asam yang memiliki rantai karbon yang sangat pendek. c). Kelarutan Minyak
tidak larut didalam air karena ia bersifat polar, kecuali minyak jarak, minyak
sedikit mengalami kelarutan didalam alkohol, etil, eter, karbon disulfide dan
pelarut-pelarut halogen. e). Titik cair dan polymorphism, Minyak tidak mencair
dengan tepat pada suatu nilai temperature tertentu polymorphism adalah keadaan
didalam minyak terdapat lebih dari satu bentuk Kristal. f). Titik didih (Boiling
Point), Titik didih akan semakin meningkat dan rantai karbon asam lemak akan
bertambah panjang. g). Titik Asap, Titik asap atau titik api, dapat dilakukan
apabila minyak dipanaskan. Kriteria mutu yang penting dalam hubungan minyak
agar menggetahui kualitas minyak yang digunakan. Selain sifat fisik, sifat kimia
juga kimia juga mempengaruhi dari minyak goreng tersebut, sifat kimia tesebut
meliputi ; a). Hidrolisa, Dalam reaksi hidrolisa, minyak akan berubah menjadi
asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat membuat kerusakan
minyak atau lemak karena terdapatnya sejumlah air di dalam minyak tersebut. b).
Oksidasi, Oksidasi terjadi bila kontak antara oksigen dengan minyak. Terjadinya
reaksi oksidasi pada minyak akan mengakibatkan munculnya bau tengik pada
minyak dan lemak. c). Hidrogenasi, Hidrogenasi memiliki tujuan untuk
menumbuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam di dalam minyak dan
iii
6
iii
7
iii
8
minyak goreng. Minyak goreng yang telah terhidrolisis, menurunkan smoke point,
bahan-bahan menjadi coklat dan lebih banyak menyerap minyak. c). Oksidasi dan
ketengikan, Kerusakan minyak dan paling utama yang sering terjadi adalah
timbulnya bau dan rasa tengik yang umum nya disebut proses ketengikan.
Penyebab proses ini disebabkan oleh autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh
dalam lemak. Autooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas
yang disebabkan faktor yang mempercepat reaksi seperti cahaya, panas dan
peroksida. (Aulia, 2018)
iii
9
iii
10
Analisa Asam Lemak Bebas (ALB) adalah asam lemak yang terdapat pada
asam bebas yang tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas terbentuk
karena proses hidrolisa minyak menjadi gliserol dan ALB, kadar ALB adalah
banyaknya ALB dalam minyak menunjukan kualitas minyak. Peningkatan kadar
ALB akan menyebabkan ketengikan, perubahan rasa (flavor) dan warna pada
minyak. Reaksi dari pembentukan ALB dapat dipercepat dengan adanya faktor
air, katalis (enzim) dan keasaman. (Mutia, 2020)
2.5.3 Prinsip dan Analisa Asam Lemak Bebas Berdasarkan Alkametri dan
Penerapannya
Prinsip penerapan analisa ALB berdasarkan alkalimetri yang merupakan titrasi
asam basa. Titrasi adalah metode penetapan kadar suatu larutan dengan
menggunakan larutan baku yang sudah diketahui tingkat konsentrasinya. Larutan
baku ditambahkan secara bertahap ke dalam sampel yang konsentrasinya tidak di
ketahui sehingga menimbulkan reaksi kimia yang berlangsung sempurna.
Sebelum basa ditambahkan, nilai pH adalah larutan asam kuat sehingga pH <7
dan basa ditambahkan sebelum titik ekuivalen, harga pH ditentukan oleh asam
lemah. Titik ekuivalen jumlah basa yang ditambahkan secara stoikiometri
ekivalen terhadap jumlah asam yang ada. Oleh karena nya pH ditentukan oleh
iii
11
larutan garam (pH = 7). Titik ekivalen dalam tritrasi adalah kuantitas asam basa
yang dapat ditentukan secara stoikiometri. (Chandra & Cordova, 2012)
iii
III. BAHAN DAN METODE
iii
13
iii
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Jagung
Kedelai Linoleat 278
Kacang
Beraroma Beraroma
Tidak Beraroma
Aroma tidak agak
Beraroma Penyengat
Menyengat menyengat
Sedikit Sedikit
Kekentalan Kental Cair
Kental Kental
iii
15
Alkohol
Minyak Kuning 50 ml
28,2 Fenoftalen Bening 340C 5,5 ml
Bau Bening 10 tetes
(PP)
Alkohol
Kuning 50 ml terdapat 2
Minyak I 28,2 Fenoftalen Bening 540C 1,6 ml
keemasan 10 tetes lapisan
(PP)
keruh. 2
lapisan dari
kuning keruh
Alkohol ke merah
Kuning 50 ml
Minyak II 28,2 Fenoftalen Bening jambu 1000C 2,1 ml
keemasan 10 tetes
(PP)
Alkohol
Kuning 50 ml
Minyak III 28,2 Fenoftalen Bening 1050C 1,1 ml
Pekat 10 tetes
(PP)
iii
16
4.2 Pembahasan
iii
17
iii
dengan adanya partikel-partikel coklat kecil dari sisa bahan yang digoreng serta
telah mengalami hidrolisasi dan oksidasi yang tidak terlalu parah akan tetapi
tampak terlihat. Pengujian sampel yang telah di masukkan kedalam gelas beker
dan di titrasi dengan cairan indikator pp sebanyak 10 tetes lalu diaduk dan
dimasukkan kedalam erlenmeyer di gojok dengan titrasi alkohol selama 30 detik
dan didapati sama seperti percobaan pertama dan melalui perhitungan %FFA
didapatkan bahwa nilai FFA nya 0,14 hal ini menunjukan kadar lemak bebasnya
mulai tinggi.
19
iii
Pada minyak penggorengan III, minyak goreng telah mengalami perubahan
warna, bau dan kekentalan dari pengamatan dan penelitian ini didapatkan bahwa
minyak goreng telah mengalami kerusakan kimia akibat dari pemanasan secara
terus menerus, hal ini terlihat dari bau dan warna. Warna dari minyak ini memiliki
kadar asam lemak bebas yang tinggi hal ini terlihat dari warna kuning pekat dan
baunya tengik dan bersifat cair hal ini menandakan kerusakan minyak ini telah
enggorengan parah dan tidak boleh digunakan secara terus menerus. Minyak goreng yang
III
digunakan pada penggorengan III, telah dilakukan proses penggorengan selama
15 menit didapatkan suhu minyak tersebut 1050 C. warna kuning pekat, beraroma
menyengat dan bersifat cair. Hal ini disebabkan pengaruh oksidasi dan hidrolisis
telah merusak komponen dalam minyak. Pengujian sama dengan pengujian 1-3
dan didapatkan bahwa hasil perhitungan %FFA nya berkisar 0,09 artinya kadar
asam lemak nya sudah tinggi.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
iii
Dari hasil praktikum dan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengaruh
penggorenggan minyak merubah persen FFA nya hal ini dipengaruhi oleh
oksidasi dan hidrolisasi dari makanan yang digoreng tentunya ini menyebabkan
perubahan rasa, warna dan aroma serta titik asap dari minyak tersebut. Hal ini
faktor utama yang bisa mempengaruhi gizi makanan dan mutu makanan secara
keseluruhan.
Dari hasil penelitian dan praktikum ini didapatkan juga bahwa minyak mudah
mengalami kerusakan jika dibiarkan terlalu lama melakukan kontak dengan
oksigen dan air. Tentunya hal ini mengakibatkan kualitas mutu minyak tiddak
aman untuk digunakan secara terus menerus karena perubahan kimia dari minyak
tersebut tentu tidak baik bagi kesehatan.
5.2 Saran
Praktikan agar lebih memperhatikan lagi penampilan dan mendengarkan
arahan dari pembimbing praktikum, serta dalam menjaga kebersihan laboratorium
diharapkan praktikan lebih memperhatikan nya lagi juga menjaga etika dan sopan
didalam laboratorium pada saat praktikum
DAFTAR PUSTAKA
iii
Aulia, Y. 2018. Analisa Kadar Bilangan Peroksida Pada Minyak Goreng Curah
Sebelum dan Sesudah Penggorengan Yang Dijual Di Pasar Sukaramai
Medan
Suciningsih, Mutia. 2020. Validasi Metode Penentuan Asam Lemak Bebas (ALB)
pada Crude Plam Oil (CPO) Menggunakan Autotitrator Di Balai
Laboratorium Bea dan Cukai Kelas 1 Jakarta. Program Studi Diploma III
Analisis Kimia. Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Universitas Islam Yogyakarta
Sudrajat. Lukito. Adi, A.P. 2017. Pengaruh Kerusakan Buah Kelapa Sawit
Terhadap Kandungan Free Fatty Acid dan Rendemen CPO di kebun
Talisayan 1 Berau. Departemen Agronomi dan Holtikultura. Fakultas
Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Agrohorti 5 (1) : 37-44 (2017).
Hernawati, D. Jirana. 2018. Analisis asam lemak bebas dan kolesterol pada
minyak kelapa hasil fermentasi. Universitas Tasikmalaya. Universitas
Sulawesi Barat. Vol 4. No. 2
Chandra, A.D., dan Cordova. 2012. Rancang bangun control ph berbasis self
turning PID melalui metode adaptive control. Jurnal teknik Pomits (1)
Moh. Taufik. 2017. Karakteristik Fisik dan kimia minyak goreng sawit hasil
proses penggorengan dengan metode deep-fat frying. Jurnal Teknologi.
Vol 10, No 2. Jakarta : Indonesia
iii
yang digunakan pedagang gorengan di jalan A.W. Sjahranie Samarinda.
Jurnal Ilmiah. Vol 1, No 1. Samarinda : Indonesia.
iii
iii
iii