Anda di halaman 1dari 3

A.

LANDASAN TEORI
Membahas mengenai pengukuran maka mengulas mengenai besaran dan satuan
juga. Suatu besaran dan satuan dapat dibandingkan dengan melakukan pengukuran.
Pengukuran adalah penentuan besar, dimensi, atau kapasitas terhadap suatu standar atau
satuan ukuran tertentu. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, seperti
panjang, waktu, suhu, massa, tekanan, dan arus listrik, tapi dapat digunakan untuk
mengukur semua hal, seperti tingkat ketidakpastian, hingga tingkat kepercayaan
konsumen. Sesuatu yang diukur disebut dengan besaran, nilai besaran merupakan hasil
dari angka dan satuan. Besaran fisika yang menjadi kesepakatan untuk membandingkan
besaran lain dengan jenis yang sama dalam pengukuran disebut satuan (Fathuroya, dkk.,
2017: 1).
Mengukur suatu besaran merupakan proses membandingkan suatu besaran yang
akan diukur dengan besaran lain yang sejenis dan sudah disepakati sebagai acuan. Satuan
yang digunakan sebagai acuan harus dapat disepakati bersama dan bersifat standar, yaitu
ketika membandingkan hasil alat ukur yang satu dengan alat ukur yang lainnya relatif
memberikan hasil yang sama (Rokhmat, 2017: 28). Pengukuran seharusnya
memperhatikan ketelitian alat ukurnya dan memperhatikan jenis serta macam benda yang
diukur. Jika suatu benda yang diukur menuntut ketelitian yang tinggi, maka diperlukan
alat ukur yang sesuai yaitu alat ukur yang memiliki ketelitian yang tinggi juga (Suyatna,
dkk., 2018: 1)
Alat ukur yang tidak asing adalah jangka sorong. Jangka sorong memiliki skala
terkecil 1 mm dan dapat mengukur hingga ketelitian 0,1 mm. prinsip kerja jangka sorong
yaitu mengamati skala terkecil dari skala nonius dan mengamati skala utama yang
melewati skala nol nonius. Dalam pengukuran ini diperhatikan skala nonius yang berimpit
dengan skala utama. Kelebihan panjang yang dinyatakan oleh skala nonius dikalikan
dengan 0,1 mm. Jadi panjang, lebar, dan tinggi benda dapat diukur dengan panjang skala
utama ditambah dengan kelebihan panjang skala nonius (Abdullah, 2016: 19-21).

Gambar 1.1 Jangka Sorong (Abdullah, 2016: 19-21).


Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang yang memiliki beberapa
komponen seperti skala utama, skala nonius, kunci, pemutar, rahang geser, dan rahang
tetap. Mikrometer sekrup bisa digunakan untuk mengukur panjang dan labar suatu benda
hingga ketelitian 0,01 mm. Jika pemutar mikrometer sekrup diputar berlawanan dengan
arah jarum jam sebersar sudut 360º, maka pemutar telah bergeser mundur sebesar 0,5 mm.
Skala nonius dibagi menjadi 50 bagian yang sama besar dengan pergeseran rahang atas
sebesar 0,01 mm. Oleh karena itu, hitungan terkecil skala pada mikrometer sekrup adalah
0,01 mm dan ketidakpastiannya adalah 0,5 x 0,01 mm=0,005 mm (Sani, 2016: 9-10).

Rahang Skala
Putar Nonius
Rahang Skala
Tetap Utama

Pengunci Silinder
Bergigi
Silinder
Pemutar

Bingkai

Gambar 1.1 Mikrometer Sekrup (Sani, 2016: 9-10).

Mistar merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang suatu benda.
Mistar memiliki skala sentimeter (cm) dan milimeter (mm). Mistar dibedakan berdasarkan
skala hitungan terkecil alat ukur yaitu nilai antara dua garis yang berdekatan. Jika skala
hitungan mengacu pada skala sentimeter (cm), maka ketidakpastiannya adalah
0,5 x 1 cm=0,5 cm . Sedangkan jika acuannya adalah skala milimeter (mm), maka
ketidakpastiannya adalah 0,5 x 1 mm=0,5 mm (Sani, 2016: 7).
Gambar 1.3 Mistar (Sani, 2016: 7).

Fathuroya, V. Muchlisyiyah, J. Izza, N dan Yuwono, S.S. (2017). Fisika Dasar Untuk Ilmu
Pangan. Malang : UB Press.
Rokhmat, J. (2017). Fisika Dasar. Nusa Tenggara Barat : Arga Puji Press.
Sani, R.A. (2016). Demontrasi dan Eksperimen Fisika. Yogyakarta : Bumi Aksara.
Suyatna, A dan Anggit, W. (2018). Instrumen Fisika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai