Anda di halaman 1dari 97

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA PADA Ny.P TAHAP


CHILD BEARING di RT 02 RW 01 DESA BEDAGUNG PANEKAN MAGETAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing: Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
Cindi Martyas Septianingrum
2AD3, P27220019016

PRODI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57127

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.A KHUSUSNYA PADA Ny.P TAHAP


CHILD BEARING di RT 02 RW 01 DESA BEDAGUNG PANEKAN MAGETAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing: Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes

Disusun Oleh :
Cindi Martyas Septianingrum
2AD3, P27220019016

PRODI DIII KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA

Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57127

2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Pendahuluan Praktek Klinik Keperawatan Komunitas oleh Cindi Martyas


Septianingrum “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.A Khususnya Pada Ny.P Tahap Child
Bearing Di Rt 02 Rw 01 Desa Bedagung Panekan Magetan” telah diperiksa dan disetujui.

Magetan, 3 Mei 2021

Pembimbing

Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes

NIP: 19641024 198603 2 006

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya hanturkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini.
Saya telah menyusun tugas ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan saya,
semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga saya dapat menyusun
dan menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang saya harapkan.
Dan saya ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan tugas ini.
Mudah-mudahan tugas ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan
bagi kita semuanya. Amin.

Magetan, 3 Mei 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR LAMPIRAN vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Tujuan Penulisan 2

C. Manfaat 3

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga 4

1. Pengertian Keluarga 4

2. Fungsi Keluarga 4

3. Tipe Keluarga 6

4. Struktur Keluarga 7

5. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga 9


B. Konsep Keluarga Child Bearing 9
1. Pengertian Child Bearing 9
2. Tugas perkembangan Keluarga Tahap Child Bearing 10
3. Masalah Kesehatan Keluarga Tahap Child Bearing 10
4. Peran Perawat pada Keluarga Child Bearing 10
5. Peran orang tua terhadap keluarga pada tahap Child Bearing 10

iv
C. Konsep Asuhan keperawatan 11
1. Pengkajian 11
2. Diagnosa 19
3. Intervensi 21
4. Implementasi 22
5. Evaluasi 22
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 23
B. Diagnosa 34
C. Intervensi 38
D. Plan Of Action (POA) 41
E. Implementasi 43
F. Evaluasi 45
BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 46

B. Saran 46

DAFTAR PUSTAKA 47

LAMPIRAN 48

v
Daftar Lampiran

Lampiran 1 : Target Pencapaian Keterampilan PKK Keluarga

Lampiran 2 : Kontrak Belajar PKK Keluarga

Lampiran 3 : Format SAP

Lampiran 4 : SAP

Lampiran 5 : Presensi Bimbingan Dosen

Lampiran 6 : Jurnal Bimbingan PKK Keluarga

Lampiran 7 : Dokumentasi Foto

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak kelahiran pertama adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan pertama. Dimana, pada anak usia inilah
anak mulai mengalami perkembangan tertentu. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga
proses tumbuh dan kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan,
terutama dalam pola hidup sehat.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan karena hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan
pertama, dari hormone antibodi hingga antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, WHO dan
menteri kesehatan RI No. 450/MENKES/IV/2004 mengubah ketentuan mengenai ASI
eksklusif yang semula hingga 4 bulan menjadi 6 bulan. Berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 bahwa pemberian ASI eksklusif di Indonesia
sebesar 54.3 persen dengan estimasi absolut bayi tidak ASI eksklusif sebesar 1.903– 384.270
di Indonesia. Sosialisasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) saat ini gencar dilakukan melalui
berbagai cara termasuk mengunakan media telekomunikasi. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan persentase pemberian ASI bagi bayi.
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) adalah tahap
perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30
bulan. Tahap keluarga kelahiran anak pertama ini merupakan masa transisi peran dari
pasangan baru menjadi orang tua. Tugas perkembangan pada keluarga kelahiran anak
pertama ini adalah adaptasi terhadap perubahan anggota keluarga yakni pada erubahan peran

1
interaksi, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, kemampuan merawat bayi
dn pemilihan kontrasepsi (Zakariya, 2017).
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat
diulang setelah usianya bertambah.
Kesiapan untuk menjadi orang tua perlu dimiliki oleh perempuan sebagai ibu dan laki-
laki sebagai ayah. Perempuan yang menikah pada usia muda tidak mempunyai kemampuan
yang mencukupi dalam pemberian asuhan pada anak (Setyowati, Krisnatuti & Hastuti,
2017).. Ketidaksiapan perempuan dalam memberikan perawatan dan pola asuh pada anak
karena rendahnya pengetahuan menjadi ibu, terlalu muda menjadi ibu dan tidak memiliki
pemahaman yang cukup dalam pemberian makan pada anak.
Pola asuh yang dimiliki oleh ibu akan mempengaruhi status gizi pada anak sehingga tidak
sedikit anak mengalami gangguan pada status gizi karena pola asuh dari orang tua belum
optimal. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada bayi.
Oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan pada keluarga agar keluarga dapat
memberikan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan serta dapat memberikan
perawatan pada anak sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesehatan dalam tugas
perkembangan keluarga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan terkait kesehatan
keluarga khususnya pada keluarga dengan anak pertama pada keluarga Tn.A di Desa
Bedagung.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk :
a. Mendeskripsikan pengertian keluarga
b. Mendeskripsikan fungsi keluarga
c. Mendeskripsikan tipe keluarga
2
d. Mendeskripsikan struktur keluarga
e. Mendeskripsikan peran perawat dalam memberikan asuhan keluarga
f. Mendeskripsikan pengertian keluarga Child Bearing
g. Mendeskripsikan tugas Perkembangan Keluarga Dengan Child bearing
h. Mendeskripsikan masalah kesehatan keluarga tahap Child Bearing
i. Menjelaskan konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
C. Manfaat
1. Manfaat Toritis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan referensi dalam
memperkaya aplikasi asuhan keperawatan keluarga khususnya pada Keluarga
Childbhearing.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Sebagai bahan masukkan dalam perawat megambil langkah-langkah untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan
Childbearing.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai referensi dan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan keluarga Childbearing. Sebagai masukan
dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan tahap perkembangan keluarga
Childbearing.
c. Bagi Institusi Pendidikan.
Sebagai referensi dan wacana dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang Ilmu keperawatan keluarga pada keluarga dengan tahap perkembangan
keluarga Childbearing.
d. Bagi Keluarga
Memberi pengetahuan tentang keluarga mengenai gambaran umum pada keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga Childbearing serta perawatan yang benar bagi
keluarga supaya mendapatkan sosialisai yang tepat.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antar
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga unit
layanan perlu diperhitungkan (Friedman, 2010). Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2016) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan
l;andasan dasar dari semua institusi. Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang
terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi ionterpersonal,
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa keluarga mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun
adopsi sebagai pengikat. Seluruh anggota keluarga juga harus tinggal bersama-sama di
bawah satu atap. Selain itu, kepala keluarga dalam definisi ini selalu mengacu kepada
suami atau ayah. Selanjutnya, keluarga juga dipahamis ebagai kesatuan interaksi dan
komunikasi yang terlihat dari keterlibatan semua orang dalam memainkan peran, baik itu
sebagai suami dan istri, orang tua dana anak, maupun anak dan saudara. Dari proses
interaksi dan komunikasi tersebut, keluarga diharapkan dapat berperan penting dalam
mempertahankan suatu kebudayaan bersama.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
4
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan
orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
5
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tipe Keluarga
Menurut Setiawati dan Dermawan, (2014) bentuk keluarga terdiri atas dua jenis yaitu
keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.Dalam penelitian ini menggunakan jenis
keluarga tradisional yaitu pasangan inti.Pasangan inti adalah keluargayang terdiri dari
suami dan istri.
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mather, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Stepparent Family, keluarga
dengan orang tua tiri.
2) Commune Family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
6
3) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, keluarga yang hidup bersama
dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
4) Gay And Lesbian Family, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami –istri (marital partners).
5) Cohibiting Couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
6) Group-Marriage Family, beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
7) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
8) Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
9) Homeless Family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
10) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
4. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
- bersifat terbuka dan jujur.
- selalu menyelesaikan konflik keluarga.
- berfikiran positif.
- tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
7
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
- Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat,
apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
- Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan
melakukan validasi.
b. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif
Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu
keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota
keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak
dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang
dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti
ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan
memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.

8
5. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga
Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi (2008)
mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa
peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal
tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara
berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat.

B. Konsep Keluarga Child Bearing


1. Pengertian Child Bearing
Child-Bearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan seluruh
anggota keluarga, dalam hal ini orang tua, saudara atau anggota keluarga lainnya harus
dapat beradaptasi terhadap perubahan stuktur karena adanya anggota keluarga baru yaitu
bayi, dengan kehadiran seorang bayi maka sistem dalam keluarga akan berubah serta pola
pikir keluarga harus dikembangkan.
Keluarga child bearing adalah keluarga yang menantikan kelahiran dimulai
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan. Pada
periode childbearing (transisi), ibu membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga kondisi
ini menempatkan ibu menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan bantuan untuk
beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat berefek negatif
9
pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak pada kesehatan
fisik ibu dan bayi (Abi Muhlisin. 2012).
Kehidupan keluarga selama tahap ini penting dan menuntut bagi orangtua. Kedua
orangtua banyak menggunakan waktu mereka, karena kemungkinan besar ibu bekerja,
baik bekerja paruh waktu atau bekerja penuh. Namun, menyadari bahwa orangtua adalah
“arsitek keluarga”, merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga adalah penting
bagi mereka untuk memperkokoh kemitraan mereka secara singkat, agar perkawinan
mereka tetap hidup dan lestari.
2. Tugas Perkembangan Keluarga Tahap Child bearing
Esti Muharumsih mengelompokkan tugas perkembangan keluarga pada tahap Child
Bearing sebagai berikut :
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Membagi peran dan tanggung jawab
c. Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang menyenangkan
d. Mempersiapkan biaya atau dana child bearing
e. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
f. Mengadakan kegiatan keagamaan secara rutin
3. Masalah kesehatan keluarga pada tahap Child Bearing
a. Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi, imunisasi, konseling
perkembangan anak, KB, pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara
dini.
b. Inaksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan anak.
4. Peran Perawat pada Keluarga Chil Bearing
a. Mengkaji peran orang tua terkait bagaiaman orang tua berinteraksi
b. Bagaimana orang tua merawat bayi
c. Monitor perkembangan awal masa kanak-kanak
d. Fasilitator : KB, alat kontrasepsi
5. Peran orang tua terhadap keluarga pada tahap Child Bearing
a. Mengenal masalah kesehatan
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan

10
c. Melakukan perawatan dirumah bagi anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


1. Pengkajian
a. Data umum, meliputi nama KK, umur KK, alamat, pekerjaan, dan pendidikan. Dalam
data umum disertakan susunan anggota keluarga dalam bentuk table sesuai format
pengkajian Friedman 2010. Dalam data umum juga terdapat genogram yang dibuat
berdasarkan tiga generasi dalam keluarga tersebut. Di dalam data umum juga
menjelaskan beberapa hal sebagai berikut :
a) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau masalah yang
terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
b) Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya suku
dan bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
c) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
d) Status social ekonomi keluarga
Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala keluarga
maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
e) Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama
untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan
mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi
b. Riwayat tahap perkembangan Keluarga
11
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
Atau tahap perkembangan tertinggi yang saat ini dicapai oleh keluarga.
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c) Tahap-tahap perkembangan keluarga

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan

I. Pasangan Baru • Membina hubungan intim yang


memuaskan
(Keluarga Baru)
• Membina hubungan dengan
keluarga lain, teman dan
kelompok sosial
• Mendiskusikan rencana memiliki
anak
II. Keluarga Child bearing • Persiapan menjadi orang tua
(Kelahiran anak pertama) • Adaptasi dengan perubahan
anggota keluarga : peran,
interaksi, hubungan seksual
Keluarga yang menantikan • Mempertahankan hubungan yang
kelahiran dimulai dari kehamilan memuaskan dengan pasangan
sampai kelahiran anak pertama
dan berlanjut sampai anak
pertama berumur 30 bulan.

III. Keluarga dengan anak pra • Memenuhi kebutuhan anggota


keluarga seperti kebutuhan
sekolah
tempat tinggal, privasi dan rasa
aman

12
Tahap ini dimulai saat anak • Membantu anak untuk
pertama berusia 2,5 tahun dan bersosialisasi
berakhir saat anak berusia 5 • Beradaptasi dengan anak yang
tahun. baru lahir, sementara anak yang
lain juga harus terpenuhi
• Mempertahankan hubungan yang
sehat baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
• Pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak
(tahap paling repot)
• Pembagian tanggungjawab
anggota keluarga
• Kegiatan waktu untuk stimulasi
tumbuh dan kembang
IV. Keluarga dengan anak • Membantu sosialisasi anak :
tetangga, sekolah dan lingkungan
sekolah
• Mempertahankan keintiman
pasangan
• Memenuhi kebutuhan dan biaya
Tahap ini dimulai saat anak
kehidupan yang semakin
masuk sekolah pada usia 6 tahun
meningkat, termasuk kebutuhan
dan berakhir pada usia 12 tahun.
untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
V. Keluarga dengan anak • Memberikan kebebasab yang
seimbang dengan tanggungjawab
remaja
mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan

13
Tahap ini dimulai pada saat anak meningkat otonominya
pertama berusia 13 tahun dan • Mempertahankan hubungan yang
biasanya berakhir sampai 6 – 7 intim dalam keluarga
tahun kemudian, yaitu pada saat • Mempertahankan komunikasi
anak meninggalkan rumah orang terbuka antara anak dan orang
tuanya. tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
• Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
VI. Keluarga dengan anak • Memperluas keluarga inti
dewasa (Pelepasan) menjadi keluarga besar
• Mempertahankan keintiman
pasangan
Tahap ini dimulai pada saat anak • Membantu orang tua suami/istri
yang terakhir meninggalkan yang sedang sakit dan memasuki
rumah. masa tua
• Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat
• Penataan kembanli peran dan
kegiatan rumah tangga
VII. Keluarga usia pertengahan • Mempertahankan kesehatan
• Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman
Tahap ini dimulai pada saat anak sebaya dan anak-anak
terakhir meninggalkan rumah • Meningkatkan keakraban
dan berakhir saat pensiun atau pasangan
salah satu pasangan meninggal.

14
VIII. Keluarga usia lanjut • Mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan
• Adaptasi dengan perubahan
Tahap terakhir perkembangan kehilangan pasangan, teman,
keluarga ini dimulai saat salah keluatan fisik dan pendapatan
satu pasangan pensiun, berlanjut • Mempertahankan keakraban
saat salah satu pasangan suami istri dan saling merawat
meninggal sampai keduanya • Mempertahankan hubungan
meninggal. dengan anak dan sosial
masyarakat
• Melakukan “life review”

d) Riwayat keluarga inti


Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit/keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga,
perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan
kesehatan yang bisa digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
e) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Lingkungan.
a) Karakteristik Rumah , pada saat mengkaji lingkungan rumah yang perlu dikaji
adalah Rumah ( tipe, ukuran , jumlah ruangan, denah), Ventilasi dan penerangan,
Persediaan air bersih, Pembuangan sampah, Pembuangan air limbah, Jamban/WC
(tipe, jarak dengan sumber air), Lingkungan rumah
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c) Mobilitas geografi keluarga
15
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga berinteraksi dengan
masyarakat.
e) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan.
d. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.Melipti data
tentang sifat komunikasi yang berlaku dalam keluarga, misalnya terbuka atau
tertutup, siapa anggota keluarga yang paling dominan dalam membuat keputusan,
siapa yang paling vokal dalam keluarga, apakah setiap anggota keluarga bebas
untuk menyatakan pendapat.
b) Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku. Meliputi data tentang kemampuan
komunikasi keluarga, kemampuan keluarga untuk saling menghargai, dukungan
anggota keluarga terhadap anggota keluarga yang lain, kemampuan untuk
merawat diri sendiri dan kemampuan untuk memecahkan masalah.
c) Struktur peran (formal dan informal)
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.Misalnya peran formal ayah sebagai kepala keluarga, sebagai
pencari nafkah sedangkan peran informalnya adalah sebagai pendidik dan
pelindung.

16
d) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan. Misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap
anggota keluarga sudah berada di rumah sebelum maghrib.
e. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosial
Mengkaji bagaimana interaksi atau hubungan/bersosialisasi dalam keluarga dan
dengan orang lain, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c) Fungsi perawatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarg, Apakah keluarga
merasa menyerah terhadap masalah yang dialami, Apakah keluarga merasa
takut akan akibat dari tindakan penyakit, Apakah keluarga mempunyai sikap
negatif terhadap masalah kesehatan, Apakah keluarga dapat menjangkau
fasilitas kesehatan yang ada, Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan, Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

17
Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara
perawatannya), Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan,
Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
bertanggungjawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik dan psikologis),
Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Mengetahui sumber-sumber yang dimiliki, Melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, Mengetahui pentingnya hygiene sanitasi,
Mengetahui upaya pencegahan penyakit, Mengetahui sikap/pandangan
keluarga terhadap hygiene sanitasi, Kekompakan antar anggota keluarga
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada
di masyarakat
Mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, Memahami keuntungan-
keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, Mempercayai
petugas dan fasilitas kesehatan, Apakah keluarga mempunyai pengalaman
yang kurang baik terhadap petugas kesehatan, Apakah fasilitas kesehatan yang
ada terjangkau oleh keluarga
d) Fungsi reproduksi
Berapa jumlah anak, Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga, Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, Memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaikan dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stresor jangka panjang adalah
stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam waktu lebih
dari 6 bulan
18
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Yang perlu dikaji adalah sejuhmana keluarga berespon terhadap situasi/stresor.
Misalnya jika ada permasalahan keluarga, keluarga menjadi
panik/bingung/berpikir dan bertindak tenang.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Meliputi mekanisme pertahanan diri yang digunakan keluarga jika mendapatkan
masalah/stresor, misalnya menceritakan masalah dengan orang lain yang
dipercaya/mengingkari permasalahan yang ada.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Kaji tentang strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah. Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri/koping
keluarga yang maladaptif.
g. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga (dari kepala sampai ke kaki)
h. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan
Meliputi data tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang
diberikan oleh petugas kesehatan.
i. Analisa data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian
menganalisa masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.
2. Diagnosa
a. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan keperawatan
klinik, yang meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan sign/symptom
(tanda/gejala). Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang
telah disepakati, terdiri atas :
a) Masalah (problem) : pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
19
b) Penyebab (etiologi) : suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada 5 tugas keluarga.
c) Tanda/gejala (sign/symptom) : sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung, yang
mendukung masalah dan penyebab
b. Skoring masalah keperawatan
Menentukan skoring masalah
Kriteria penilaian, secara rinci adalah sebagai berikut ini

No Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah : 1

Skala:

• Aktual 3

• Resiko 2

• Potensial 1

2. Kemungkinan masalah dapat dicegah 2

Skala:

• mudah 2

• sebagian 1

• tidak dapat 0

3. Potensi masalah untuk dicegah 1

Skala:

• tinggi 3

20
• cukup 2

• rendah 1

4. Menonjolnya masalah 1

Skala:

• masalah berat dan harus segera ditangani 2

• ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani 1

• masalah tidak dirasakan 0

Penghitungan skor (scoring system) dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

Skor X bobot

angka tertinggi

3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria pada tiap diagnosa keperawatan.

3. Intervensi
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan
keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan
keluarga (family care plan). Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana
asuhan keperawatan:
- Masalah/Problem : digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka
pendek-panjang.
- Penyebab/ Etiologi : digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan
sebagai tolak ukur suatu keberhasilan

21
- Tanda-gejala/Sign-symptom : digunakan untuk mendukung perumusan rencana
tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan
standar.
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perencanaan yang sudah
disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,
masyarakat, pemerintah
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi
tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan
pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada
tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi :
- Evaluasi formatif/respons : bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra
bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan
- Evaluasi sumatif/hasil akhir : bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan.

22
BAB III
Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada Senin, 3 Mei 2021 di rumah Tn.A di Desa Bedagung RT 02
RW 01 Panekan Magetan. Data diambil dari pernyataan Ny.P
1. Data Umum
a) Nama KK : Tn.A
b) Umur KK : 24 tahun
c) Alamat : Ds.Bedagung RT 02 RW 01 Kec.Panekan Kab.Magetan
d) Pekerjaan : Swasta
e) Pendidikan : SMA
Susunan Anggota Keluarga :
Sex Tgl
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Hubungan
(L/P) Lahir
1. Tn.A 23 th L 04-02- SMA Swasta Suami
1997
2. Ny.P 23 th P 21-07- Diploma Ibu Istri
1996 Tiga Rumah
Tangga
3. An.Z 22 P 24-06- Anak
- -
bln 2019

23
Genogram ( dibuat 3 generasi )

: Laki-Laki : Menikah

: Perempuan : Tinggal Serumah

f) Tipe Keluarga

Keluarga Tn.A merupakan keluarga dengan tipe Nuclear Family atau kelurga inti
yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak yang tinggal dalam satu rumah. Untuk saat
ini keluarga kurang membiasakan hidup sehat terkait kebiasaan Tn.A yang sering
merokok tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.

g) Suku Bangsa

Semua anggota keluarga bersuku Jawa dan berkewarganegaraan Indonesia. Satu


sama lain mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang
terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.

h) Agama

Semua anggota keluarga beragam islam dan menjalankan ibadah sesuai syariat
islam. Dan saat inisedang menjalankan puasa Ramadhan.

24
i) Status social ekonomi keluarga

- Pekerjaan Tn.A adalah swasta dan sering berbisnis dengan penghasilan Rp


2.000.000 /bulan

- Untuk pengeluaran perbulan kurang lebih 1.000.000 untuk kebutuhan sehari-


hari dan membelikan susu untuk anak.

- Penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan cukup


untuk memenuhi kebutuhan An.Z

- Barang-barang yang dimiliki 2 sepeda motor, TV, kulkas, 3 Almari, mesin


cuci, satu set kursi tamu, dan perabotan lainnya.

j) Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga sering mengajak anak untuk berekreasi ke dataran tinggi dikarenakan


jaraknya yang cukup dekat. Dan sering makan bersama diluar. Tetapi selama
pandemi berlangsung menjadi jarang berekreasi dan sering menghabiskan waktu
untuk menonton film dirumah.

2. Riwayat tahap perkembangan Keluarga

a) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Keluarga dengan anak pertama berusia 22 bulan, sehingga keluarga berada pada
tahap Child Bearing, dengan tugas perkembangan keluarga Child Bearing,
Persiapan menjadi orang tua, Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga :
peran, interaksi, hubungan seksual, Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.

b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum di capai saat ini adalah peran orang tua Ny.P

25
sebagai ibu tidak bisa memberika ASI eksklusif kepada An.Z dikarenakan
produksi ASI yang kurang.

c) Riwayat keluarga inti

Menurut Ny.P riwayat masing-masing anggota keluarganya yaitu Tn.A dalam


keadaan sehat, tidak pernah mengalami sakit serius, sedangkan Ny.P keadaan nya
sehat dan tidak pernah mengalami sakit serius, tapi An.Z sering mengalami sakit
demam dan diare tapi sekarang An.Z dalam keadaan sehat.
d) Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dari anggota keluarga
yang lain.
3. Lingkungan.
a) Karakteristik Rumah
✓ Rumah : bertipe permanen dengan ukuran 20x10 m, terdapat 6 ruangan.

Keterangan denah :
1. Ruang tamu
2. Kamar tamu
3. Kamar Tn S dan Ny M
4. Dapur
5. Kamar mandi
6. Garasi
✓ Ventilasi dan penerangan
26
Terdapat 6 ventilasi dan 5 jendela disetiap sisi rumah dan untuk
penerangan rumah sudah bagus dikarenakan jendela menggunakan kaca
tembus cahaya.
✓ Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk yang dioleh biasanya ditempatkan di wadah
terpisah seperti di gentong, dan untuk air di kamar mandi biasanya dikuras
2 kali seminggu.
✓ Pembuangan sampah
Pembuangan sampah keluarga Tn.A berada di belakang rumah untuk
sampah organic ditimbun dan untuk sampah nonanorganik disediakan
sampah khusus di depan rumah, biasanya ada petugas yang mengambil.
✓ Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah berjarak lebih dari 5 meter dari rumah.
✓ Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
WC berada di rumah bagian belakang dan berjarak kurang kebih 10 meter
dari rumah utama dan merupakan WC khusus keluarga Tn.A dengan
sumber air PDAM.
✓ Lingkungan rumah
Lingkungan rumah terlihat bersih, tidak ada sampah berserakan, hanya
saja banyak mainan dari An.Z berserakan didalam rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn.A tinggal dilingkungan yang jarak rumah dengan tetangga nya
sanggat dekat, hubungan keluarga Tn.A dengan tetangga berjalan dengan baik.
Ny.P mengikuti arisan RT, An.Z terkadang bersama Ny.P bermain ke tetangga
sebelah dan bermain dengan teman sebayanya dan Ny.P selalu mengawasi An.Z.
c) Mobilitas geografi keluarga
Tn.A belum lama tinggal di daerah ini yaitu sejak Tn.A menikah dengan Ny.P,
sedangkan Ny.P tinggal di daerah ini sejak lahir dan mereka kira-kira sudah
tinggal di rumah nya sekitar kurang lebih 3 tahun.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
27
Karena Tn.A sibuk dengan pekerjaan nya yang mengharuskan sering bepergian
rumah, maka waktu berkumpul dengan keluarga sedikit, Tn S biasanya pulang
sore sekitar jam 15.00. Namun Tn.A bisa memanfaatkan waktu yang sedikit ini
untuk berkumpul dengan keluarga. Hubungan dengan tetangga baik, walaupun
sekarang selama pandemi jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya
untuk sekedar berbincang-bincang atau bersantai di depan rumah nya. Hubungan
dengan keluarga besar berjalan baik dan mereka saling mengunjungi.
e) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A saling berinteraksi dengan baik dan saling tolong menolong.
Dirumah juga disediakan beberapa fasilitas kesehatan untuk mendukung
kesehatan keluarga seperti minyak aromaterapi, cairan steril, obat-obatan, dan lain
sebagainya.
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.A mempunyai pola komunikasi yang fungsional, komunikasi
berjalan dengan dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak, biasanya
diskusi dan di berikan umpan balik yang tepat, ada terjadi perbedaan pendapat
,namun segera mereda karena biasanya dengan kesabaran sendiri akan minta maaf
jika merasa bersalah.
b) Struktur kekuatan keluarga
Yang memegang kendali rumah tangga Tn.A sebagai kepala keluarga. Dalam
urusan rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mengurus dan
mengasuh anak tetap di pegang oleh Ny.P dengan mengurus anaknya. Dan
mengambilan keputusan di lakukan dengan musyawarah.
c) Struktur peran (formal dan informal)
Saat ini Tn.A berperan sebagai kepala keluarga yang bertaanggung jawab pada
keluarganya, mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan primer maupun
sekunder keluarga. Sedangkan Tn.A berperan sebagai pengurus rumah tangga
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak,mencuci, dll. Ny.P
menghormati dan berbakti kepada suami dalam memenuhi kebutuhan suami
28
d) Nilai dan norma keluarga
Ny.P meyakini tentang nilai-nilai yang berhubungan dengaan kesehatan yang ada
di masyarakat, Ny.P mengatakan tidak pernah percaya pada dukun atau
paranormal, kalau sakit keluarga biasanya menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
5. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Ny.P mengatakan sangat bahagia dengan perkawinanya. Jarang ada pertengkaran
yang berkepanjangan karena mereka mampu mengatasinya dengan segera. Tn.A
dan Ny.P satu sama lain mengisi kekurangan masing-masing, saling menghargai,
dan saling membutuhkan satu sama lain, apalagi sekarang sudah dikarunia anak.
Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang, tetapi
Ny.P mengatakan An.Z tidak mau minum ASI sejak usia 3 bulan. Ny.P
mengatakan gaji suami nya sudah lebih dari cukup dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga. Ny.P tidak pernah menuntut lebih dari suami.
b) Fungsi sosial
Setiap hari diwaktu luang keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
c) Fungsi perawatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny.P mengatakan bahwa sakit adalah tanda dan gejala yang tidak biasanya
seperti bila anggota keluaraga tidak mampu beraktivitas dan bermain-main.
Masalah kesehatan dalam keluarga Tn.A mengalami bukan penyakit yang
berat, biasa nya hanya sakit ringan. Tn.A biasa nya mengeluh bila dia capek,
lelah ini karena kesibukannya dalam bekerja.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Keluarga Tn.A ketika ada yang merasa sakit selalu membawa ke pelayanan
kesehatan. Ny.P mengatakan jika keluarga ada yang sakit mereka akan
berfikiran bahwa sakitnya akan segera sembuh.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
29
Jika sakit yang dialami keluarga Tn.A termasuk sakit ringan, maka akan
diobati secara mandiri terlebih dahulu dirumah. Jika sakitnya sudah dirasa
tidak kunjung sembuh maka langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn.A selalu berusaha menjaga kebersihan diri maupun kebersihan
lingkungan rumah.
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat
Biasanya keluarga Tn.A saat ke pelayanan kesehatan terdekat yaitu ke
puskesdes yang berjarak > 5 km dari rumah sehingga mudah dijangkau.
d) Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.A berada pada tahap Child Bearing sehingga masih mempunyai anak
pertama yangs sekarang berusia 22 bulan. Keluarga ingin mempunyai 2 anak,
tetapi Ny.P mengatakan beliau belum mengikuti program KB dikarenakan
merasakan takut jika terjadi efek samping.
e) Fungsi ekonomi
Ny.P mengatakan bahwa kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan sudah
terpenuhi dengan baik. Begitu juga kebutuhan sekunder juga sudah cukup
terpenuhi, ini terlihat dari fasilitas rumah yang dimiliki.
6. Stres dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek : Ny.P merasakan kepikiran saat anak tidak mendapatkan
ASI ekslusif, dikarenakan produksi ASI yang kurang lancar.
Stresor jangka panjang : Tn.A dan Ny.P saat ini belum mengikuti KB dikarenakan
merasakan takut terkait efek samping, sehingga keluarga Tn.A takut jika memiliki
anak kedua sebelum waktunya mengingat An.Z masih usia 22 bulan.

b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

30
Keluarga Tn.A mengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus
asa dan menganggap masalah tersebut hanya ujian dari tuhan. Tn.A dan istrinya
selalu berdiskusi untuk menyelesaikan setiap masalahnya.
c) Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah Tn.S dengan Ny.M selalu berdiskusi umtuk mencari jalan
keluar/ menyelesaikan masalah dan tetap tenang dalam berfikir.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional
meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.

7. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga (dari kepala sampai ke kaki)
Nama Anggota Keluarga
No Pemeriksaan Fisik
Tn.A Ny.P An. C
1 Keadaan Umum
BB 60 kg 46 kg 10,5 kg
TB 170 cm 156 cm 70 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam, bersih Hitam, panjang, Hitam, bersih
bersih
Mata Konjungtiva pink Konjungtiva pink Konjungtiva
pink
Hidung Sinusitis (̵ ), Sinusitis (̵ ), Sinusitis (̵ ),
polip (̵ ), polip (̵ ), polip ( ̵ ), Mulut
penciuman baik penciuman baik bersih, mukosa
Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, lembab, lidah
mukosa lembab, mukosa lembab, bersih, gigi
lidah bersih, gigi lidah bersih, gigi tumbuh
sebagian

31
bersih Bersih Bersih
Telinga Pendengaran baik Pendengaran baik

3 Leher :
JVP Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran
jugularis jugularis vena jugularis
Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan

4. Dada :
a. Paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Inspeksi penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot
bantupernafasan bantupernafasan bantupernafasan

Palpasi Simetris kanan Simetris kanan Simetris kanan


kiri kiri kiri
Perkusi Tidak ada suara Tidak ada suara Tidak ada suara
nafas tambahan nafas tambahan nafas tambahan
Auskultasi Bunyi nafas Bunyi nafas Bunyi nafas
vesikuler, RR: 18 vesikuler, RR: 19 vesikuler, RR:
x/mnt x/mnt 22 x/mnt

b. Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
terlihat terlihat
Palpasi Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
teraba teraba
Perkusi Pekak Pekak
Auskultasi Irama teratur, Irama teratur,

32
suara tambahan suara tambahan
tidak ada, TD: tidak ada, TD:
120/80 mmHg 100/60 mmHg
5 Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal, asites (-) normal, asites (-) normal, asites(-)
Palpasi Tidak ada nyeri Ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tidak ada benjolan tekan, tidak ada
benjolan benjolan
Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
Perkusi Organ pada Organ pada Organ pada
abdomen normal abdomen normal abdomen normal
6 Genetalia - - Bersih
7 Ekstermitas atas
dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan Befungsi dengan Befungsi dengan
baik baik baik
Perkusi Reflek patella Reflek pattela
normal normal

8. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan


Keluarga Tn.A berharap, ia dan keluarganya tidak mengalami masalah kesehatan
kedepannya dan mendapat pengetahuan yang lebih mengenai tumbuh kembang An.Z
agar kebutuhan anaknya terpenuhi.
9. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Ketidakadekuatan Resiko Gangguan
a. Ny.P mengatakan An.Z tidak Nutrisi Perkembangan
mendapatkan ASI ekslusif, An.Z

33
berhenti minum ASI diusia 2
bulan
b. Ny.P mengatakan produksi ASI
pada saat itu kurang
c. Ny.P juga merasa kebingungan
saat memberikan MP ASI kepada
anak
DO:
a. Saat pengkajian An.Z terlihat
meminum susu dalam botol
2. DS: Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
a. Ny.P mengatakan belum Informasi
mengikuti program KB
b. Ny.P merasa takut akan efek
samping KB
c. Ny.P kurang paham mengenai
dampak ketika tidak mengikuti
KB
DO:
a. Ny.P tampak kebingungan saat di
mengenai KB

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko gangguan perkembangan An.Z pada keluarga Child Bearing berhubungan
dengan ketidakadekuatan nutrisi
2. Defisit pengetahuan keluarga Tn.A terkait program KB berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
Skoring dan Prioritas Masalah
1. Resiko gangguan perkembangan pada keluarga Child Bearing berhubungan dengan
ketidakadekuatan nutrisi
34
No.
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
dx
1. Sifat masalah, ancaman 1 2/3x1=2/3 Sifat masalah ini termasuk
kesehatan dengan skor 2 situasi mengancam kesehatan,
karena jika dibiarkan maka
Skala :
akan mempengaruhi kesehatan
3: tidak / kurang sehat An.Z , dimana umur 22 bulan
yang seharusnya mendapatkan
2: ancamana kesehatan
ASI ekslusif sejak lahir dan
1: keadaan sejahtera mendapatkan MP ASI sejak
usia setelah bulan.
2. Kemungkinan masalah 2 2/2x2=2 Masalah dapat diubah sebagian
dapat diubah , mudah dengan penyuluhan terkait
dengan skor 2 pemberian ASI dan MP ASI.

Skala :

2: Mudah

1: Sebagian

0: Tidak dapat
3. Potensi untuk dicegah, 1 1/3x1=1/3 Masalah dapat dicegah jika
orang tua memperhatikan dan
Skala :
mengetahui bagaimana
3: Tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak sesuai penyuluhan
2: Cukup
yang diberikan.
1: Rendah
4. Menonjolnya masalah, 1 2/2x1=1 Masalah sangat perlu ditangani
masalah berat harus karena berpengaruh terhadap
kesehatan dan tumbuh
35
ditangani dengan skor 2 kembang An.Z, dan hal ini
harus dipenuhi sejak dini.
Skala :

2: Masalah berat, harus


segera ditangani

1: Ada masalah tetapi


tidak perlu ditangani

0: Masalah tidak
dirasakan

Total 3,9

2. Defisit pengetahuan keluarga Tn.A terkait program KB berhubungan dengan kurang


terpapar informasi
No.
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
dx
1. Sifat masalah, keadaan 1 1/3x1=1/3 Sifat masalah ini termasuk
sejahtera dengan skor 1 situasi yang mengganggu
keadaan sejahtera, karena jika
Skala :
Ny.Z tidak mengikuti program
3: tidak / kurang sehat KB akan berakibat muncul
kemungkinan mempunyai anak
2: ancamana kesehatan
kembali di saat anak pertama
1: keadaan sejahtera masih usia bayi.
2. Kemungkinan masalah 2 2/2x2=2 Masalah dapat diubah sebagian
dapat diubah , mudah dengan penyuluhan terkait
dengan skor 2 pemberian ASI dan MP ASI.

Skala :

36
2: Mudah

1: Sebagian

0: Tidak dapat
3. Potensi untuk dicegah, 1 1/3x1=1/3 Masalah dapat dicegah jika
rendah dengan skor 1 orang tua memperhatikan dan
mengetahui bagaimana resiko
Skala :
jika Ny.P tidak mengikuti
3: Tinggi program KB.

2: Cukup

1: Rendah
4. Menonjolnya masalah, 0 0/2x1=1 Keluarga menganggap hal ini
ada amsalah tetapi tidak sesuatu yang tidak harus segera
perlu ditangani dengan ditangani, dikarenakan
skor 1 perasaan yang masih takut dan
Tn.A dan Ny.P bersepakat
Skala :
untuk tidak memiliki anak
2: Masalah berat, harus terlebih dahulu tanpa program
segera ditangani KB.

1: Ada masalah tetapi


tidak perlu ditangani

0: Masalah tidak
dirasakan

Total 3,6

37
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Kriteria evaluasi


No keperawatan Rencana tindakan
keluarga Umum Khusus Kriteria Standar

1. Resiko gangguan Setelah Setelah Verbal Keluarga dapat a. Bina hubungan


perkembangan pada dilakukan dilakukan Pengetahuan menerapkan saling percaya
An.Z dengan keluarga penyuluhan penyuluhan dalam dengan keluarga
Child Bearing diharapkan diharapkan pemberian MP Tn.A
berhubungan dengan keluarga keluarga Tn.A ASI yang tepat
b. Kaji alasan Ny.P
ketidakadekuatan paham akan mampu : kepada anak
tidak mau
nutrisi pemenuhan
a. Menegtah mengikuti
kebutuhan
ui program KB
nutrisi anak.
pengertian c. Tanyakan
ASI dan pengetahuan
MP ASI keluarga Tn.A
terkait program
b. Mengetah
KB
ui
d. Jelaksan kepada
manfaat
keluarga Tn.A
ASI dan
terkait program
38
MP ASI KB

c. Mengetah
ui cara
pemberian
MP ASI

2. Defisit pengetahuan Setelah Setelah Verbal Keluarga a. Bina hubungan


keluarga Tn.A terkait dilakukan dilakukan Pengetahuan mampu saling percaya
program KB penyuluhan penyuluhan menerapkan dengan keluarga
berhubungan dengan kepada kepada dalam Tn.A
kurang terpapar keluarga Tn.A keluarga Tn.A mengikuti b. Kaji alasan Ny.P
informasi keluarga mau keluarga program KB tidak mau
mengikuti mampu : mengikuti
program KB program KB
a. Mengetah
c. Tanyakan
ui
pengetahuan
pengertian
keluarga Tn.A
KB
terkait program
b. Mengetah KB
ui manfaat a. Jelaksan kepada
keluarga Tn.A

39
KB terkait program
KB
c. Mengetah
ui macam-
macam
KB

D. Plan Of Action (POA)

Prioritas Waktu dan


Sasaran Bentuk Kegiatan Media PJ Dana
Masalah Tempat
Resiko gangguan Keluarga a. Mengkaji Kamis, 6 Mei a. Materi penyuluhan Cindi
perkembangan Tn.A pemenuhan 2021 pukul terkait ASI dan
pada keluarga kebutuhan nutrisi 09.30 WIB MP ASI
Child Bearing An.Z dirumah b. Leaflet materi ASI
berhubungan b. Memberikan keluarga Tn.A dan MP ASI
dengan penyuluhan terkait
ketidakadekuatan pentingnya
nutrisi pemberian ASI
eksklusif

40
c. Memberikan
penyuluhan terkait
MP ASI
d. Mengukur tinggi dan
berat badan An.Z
e. Mengajari keluarga
Tn.A menciptakan
makanan yang
menyenangkan
Defisit Keluarga d. Membina hubungan Kamis, 6 Mei c. Materi penyuluhan Cindi
pengetahuan Tn.A saling percaya 2021 pukul terkait program
keluarga Tn.A dengan keluarga 10.00 WIB KB
terkait program Tn.A dirumah d. Leaflet materi
KB berhubungan e. Kaji alasan Ny.P keluarga Tn.A program KB
dengan kurang tidak mau mengikuti
terpapar program KB
informasi f. Tanyakan
pengetahuan keluarga
Tn.A terkait program
KB
g. Memberikan

41
penyuluha kepada
keluarga Tn.A terkait
program KB

42
E. Implementasi
No.
Hari/ Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Dx

1. Kamis, 6 Mei a. Mengkaji pemenuhan S : Keluarga mengatakan Cindi


2021 kebutuhan nutrisi An.Z belum sepenuhnya
mengetahui pemenuhan
kebutuhan nutrisi anak

O : Keluarga tampak serius

b. Memberikan penyuluhan S : Keluarga mengatakan


terkait pentingnya pemberian belom pernah ,endapatkan
ASI eksklusif dan MP ASI penyuluhan terkait ASI
eksklusif dan MP ASI

O : Keluarga tampak
memperhatikan

c. Mengukur tinggi dan berat S : keluarga mengatakan


badan An.Z setuju jika anak diukur
tinggi dan berat badan

O : anak Nampak
mengikuti arahan yang
diberikan

43
d. Mengajari keluarga Tn.A S : keluarga mengatakan
menciptakan makanan yang bersedia
menyenangkan
O : keluarga tampak serius

2. Kamis, 6 Mei a. Membina hubungan saling S : keluarga mengatakan Cindi


2021 percaya dengan keluarga setuju
Tn.A
S O : Keluarga tampak
antusias

b. Kaji alasan Ny.P tidak mau S : keluarga mengatakan


mengikuti program KB beberapa alasan

O : Keluarga tampak
antusias

c. Tanyakan pengetahuan S : keluarga mengatakan


keluarga Tn.A terkait masih minim pengetahuan
program KB terkait program KB

O : Keluarga tampak
antusias

d. Memberikan penyuluha S : Keluarga mengatakan


kepada keluarga Tn.A terkait bersedia diberikan
program KB penyuluhan

O : Keluarga tampak
memperhatikan

44
F. Evaluasi
No.
Hari/ Tanggal Evaluasi TTD
Dx

1 Kamis, 6 Mei S : Keluarga mengatakan menjadi paham terkait pemberian Cindi


2021 ASI dan MP ASI

O : Keluarga tampak memperhatikan dan serius

A : Pengetahuan keluarga tentang ASI dan MP ASI sangat


minim

P : Lanjutkan Intervensi

- Merencanakan untuk memantau terkait nutrisi yang


diberikan keluarga

- Merencanakan untuk mendiskusikan jika ada masalah


terkait kebutuhan nutrisi anak

2 Kamis, 6 Mei S : Keluarga mengatakan hal itu terjadi karena perasaan takut Cindi
2021 dan setelah diberikan penyuluhan keluarga mau mengikuti
program KB

O : Keluarga tampak bersemangat untuk mengikuti program


KB

A : Keluarga mengambil keputusan untuk berubah

P : Hentikan intervensi

45
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kasus keluerta Tn.A telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi

2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn.A dilakukan bersama-sama keluarga


Tn.A melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi dengan diawali
penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda tangan

3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah kesibukan


Tn.A sebagai pekerja yangs erring keluar rumah sehingga sulit mengontrol aktifitas.

B. Saran

1. Institusi Pendidikan

Diharapkan lebih meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas dan


profesional sehingga dapat menghasilkan perawat-perawat yang trampil, inovatif dan
profesional yang mampu memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kode etik
perawat.

2. Keluarga

Diharapkan keluarga dapat menrapkan pendidikan kesehatan yang telah diberikan.

3. Bagi Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan khususnya pada keluarga


childbearing dengan masalah ketidakcukupan ASI berhubungan dengan produksi ASI
kurang, baik individu, keluarga dan masyarakat serta dapat menjadi pegangan atau
manfaat bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dalam tahap perkembangan
keluarga childbearing.

46
DAFTAR PUSTAKA

Abi Muhlisin, 2012. Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: gosyen publishing

Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, Dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI

Muharumsih, Esti. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jurnal Ilmu Kesehatan 1(1) : 56

Setiawati & Dermawan. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika

Setyowati, Krisnatuti & Hastuty. (2017). Pengaruh Kesiapan Menjadi Orang Tua dan Pola Asuh
Psikososial Terhadap Perkembangan Sosial Anak. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen ,
95-106

Wiratri, Amorisa. 2018. Menilik Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat Indonesia. Jurnal
Kependudukan Indonesia 13(1) : 15

Zakaria, A. 2017. Asuhan Keperawatan keluarga Pendekatan Teori dan Konsep. Purwokerto: CV
IRDH

47
LAMPIRAN

48
Lampiran 1

TARGET PENCAPAIAN KETRAMPILAN PKK KELUARGA

PRODI DIII KEPERAWATAN PADA MASA PANDEMI COVID-19


(LEARNING AT HOME)

NO KETRAMPILAN MELIHAT DENGAN MADIRI

BIMBINGAN

1. Menyusun Format Pengkajian



Keluarga Menurut Friedman

2. Mengkaji Dengan Teknik 


Observasi

3. Mengkaji Dengan Teknik Depth 


Interview

4. Mengkaji Dengan Teknik 


Wawancara

5. Menggunakan Format 
Pengkajian

6. Melakukan Pemeriksaan Fisik 

7. Melakukan Analisa Data 

8. Melakukan Skoring Masalah 


Kesehatan/Diagnosa
Keperawatan

9. Menentukan Prioritas Diagnosa 

49
Keperawatan Keluarga

10. Merumuskan Tujuan Jangka 


Panjang Keperawatan (SMART)

11. Merumuskan Kriteria Hasil 

12. Mebuat Poa (Plan Of Action) 

13. Merencanakan Tindakan 


Keperawatan (Promotif,
Preventif, Kuratif, Rehabilitatif,
Resosialatif)

14. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Mencuci Tangan

15. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Memakai Masker

16. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Menjaga Jarak Terkait
Pandemi Covid-19

17. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Rutin Melakukan
Pengobatan Sehubungan
Dengan Penyakit Yang Dialami
Pada Masa Pandemi Covid-19

50
18. Memberikan Pendidikan 
Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Obat Yang Harus
Dikonsumsi Sehubungan
Penyakit Yang Dialami Pada
Masa Pandemi Covid-19

19. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Peran Keluarga
Sehubungan Penyakit Yang
Dialami Pada Masa Pandemi
Covid-19

20. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Cara Merawat Penyakit
Yang Dialami Pada Masa
Pandemi Covid-19

21. Memberikan Pendidikan 


Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Kelompok Komorbid
Pada Masa Pandemi Covid-19

22. Melaksanakan Tindakan 


Keperawatan Pada Keluarga:
Mengukur Tanda Vital

23. Melaksanakan Tindakan 


Keperawatan Pada Keluarga:
Mengukur BB/TB

51
24. Melaksanakan Tindakan
Keperawatan Pada Keluarga:
merawat luka

25. Melaksanakan Tindakan


Keperawatan Pada Keluarga:
inhalasi sederhana

26. Melaksanakan Tindakan


Keperawatan Pada Keluarga:
memeriksa RL

27. Mendokumentasikan Askep 


Keluarga

Catatan : Semua kegiatan harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dan menggunakan
media sarana yang ada dengan mempertimbangkan tidak boleh menimbulkan kerumunan, misal
dengan media zoom, median wa group, telegram group, memberikan leaflet, memberikan
makalah dst.(ada bukti dokumentasi berupa foto/video)

Kesimpulan :
1. Pencapaian Target Ketrampilan

V
Tercapai

Tidak Tercapai

2. Perlu Tindak Lanjut

V Tidak

Ya Labolatorium Klinik

52
………………….., ………………2021
Clinical Teacher

.........................................................

53
Lampiran 2

KONTRAK BELAJAR

PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

Nama : Cindi Martyas Septianingrum

NIM : P27220019016

Tempat Praktik : Ds.Bedagung RT 02 RW 01 Kec.Panekan Kab.Magetan

Periode Praktik : 3-8 Mei 2021

Tanda
Tanggal / Waktu
No Kasus Unjuk Kerja Tangan Ket
Jam Realisasi
(CI/Dosen)
1. Senin, 3 Keluarga - Persamaan 07.30 Mandiri
Mei 2021 Persepsi
- Bimbingan LP
- Melakukan
Pengkajian
Keluarga
2 Selasa, 4 Keluarga - Bimbingan data 07.30 Mandiri
Mei 2021 pengkajian
3. Rabu, 5 Mei Keluarga - Bimbingan 07.30 Mandiri
2021 Diagnosa
- Bimbingan
Intervensi
4. Kamis, 6 Keluarga - Bimbingan 07.30 Mandiri
Mei 2021 Implementasi
- Melakukan
Penyuluhan

54
5. Jum’at, 7 Keluarga - Presentasi Kasus 07.30 Mandiri
Mei 2021 dengan CT
6. Sabtu, 8 Keluarga - Presentasi Kasus 08.00 Mandiri
Mei 2021 dengan CI

55
Lampiran 3

56
Lampiran 4
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PEMBERIAN ASI DAN MP ASI

1. Pokok Bahasan : Kebutuhan Nutrisi Bayi


2. Sub Pokok Bahasan : Pemenuhan Kebutuhan ASI dan MP ASI
3. Sasaran : Keluarga Tn.A
4. Tempat : Rumah Keluarga Tn.A Desa Bedagung RT 02 RW 01
Kec.Panekan Kab.Magetan
5. Hari / Tanggal : Kamis, 6 Mei 2021
6. Waktu : 30 menit
7. Penyuluh : Cindi Martyas Septianingrum

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat memahami tentang ASI eksklusif dan
Makanan pendamping (MP ASI).

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian ASI eksklusif dan MP ASI
2. Menyebutkan manfaat ASI eksklusif dan MP ASI
3. Menyebutkan waktu pemberian MP ASI yang tepat dan dampak pemberian MP-ASI
terlalu dini
4. Peserta dapat menyebutkan cara memberikan MP ASI
5. Menyebutkan jenis dan waktu pemberian MP-ASI

C. MATERI
Terlampir

D. METODE
57
Ceramah dan Tanya Jawab

E. MEDIA
Leaflet

F. PROSES PEMBELAJARAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIEN
1. Pembukaan 3 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucap salam
salam - memperhatikan
- Memperkenalkan
diri
- Menyebutkan
kegiatan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Melakukan kontrak
waktu

2. Inti 20 menit - Menyebutkan Memperhatikan


pengertian ASI
eksklusif dan MP
ASI

- Menyebutkan
dampak kebutuhan
ASI eksklusif pada
bayi tidak terpenuhi

58
- Menyebutkan
manfaat ASI
eksklusif dan MP
ASI

- Menyebutkan
dampak pemberian
MP-ASI terlalu dini

- Peserta dapat
menyebutkan cara
memberikan MP
ASI

- Menyebutkan jenis
dan waktu
pemberian MP-ASI

3. Penutup 7 menit - Memberikan - Mengajukan


kesempatan kepada pertanyaan
audien untuk - Memperhatikan
mengajukan - Menjawab
pertanyaan pertanyaan
- Menjawab evaluasi
pertanyaan dari - Menjawab
audien salam
- Melakukan evaluasi
terkait materi yang
sudah disampaikan
- Salam penutup

G. EVALUASI
59
Tanya Jawab
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Seriani, Luh,dkk. 2020. “Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Pekerja
Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah”. Jurnal Medika Udayana,
9(6) : 73
2. Lestiarini,Santi & Yuli Sulistyorini. 2020. “Perilaku Ibu pada Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MPASI) di Kelurahan Pegirian”. Jurnal Promkes, 8(1) : 6

I. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Soal evaluasi penyuluhan

60
MATERI
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan pertamamasa kehidupan bayi tanpa
asupan makanan atau minuman lain kecuali vitain, obat dan oralit.
2. Dampak jika ASI Eksklusif Tidak Terpenuhi
a. Imunitas anak menurun atau kurang baik
b. Anak mudah terserang penyakit
c. Memperlambat tumbuh kembang anak
d. Meningkatkan angka gizi buruk pada anak
e. Ikatan anatar ibu dan anak akan kurang terjalin
3. Manfaat ASI
Ada 2 macam, yaitu :
a. Untuk Ibu
1) Membantu proses pemulihan setelah melahirkan
2) Mencegah perdarahan
3) Salah stu cara ber KB
4) Mencurahkan kasih sayang kepada Bayi
b. Untuk Bayi
1) Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah sakit
2) Mudah dicerna Bayi
4. Pengertian MP-ASI
Makanan pendamping adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi
berusia 6 bulan sampai berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Pasca enam bulan bayi
harus mulai belajar mengenal makanan padat. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi
setelah usia 6 bulan ini disebut juga makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP- ASI ini
diberikan kepada bayi karena cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya yang diperoleh
semasa dalam kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain
ASI.

61
5. Manfaat Pemberian MP ASI
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan
berbagai macam rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi
6. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
a. Berikan secara hati-hari sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih kental
secara berangsur-angsur.
b. Makanan diperkenalkan secara satu per satu sampai bayi benar-benar dapat
menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba
sedikit demi sedikit misalnya telur. cara pemberiannya yaitu kuning telurnya terlebih
dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya boleh diberikan putih
telurnya.
d. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan saat bayi lapar.
7. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya
nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe,
kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu
diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
8. Dampak Yang Akan Timbul pada pemberian MP- ASI terlalu dini
a. Resiko jangka pendek
62
b. Menurunkan produksi ASI.
c. Defisiensi zat besi dan anemia.
d. Terdapat bahaya gastroenteritis (diare).
e. Resiko tersedak lebih besar.
f. Cendrung lebih mudah terjadi alergi atau intoleransi
g. Konsumsi ASI berkurang yang berakibat kurangnya asupan kalori dan zat gizi untuk
tumbuh kembang.

63
(Media)

1. Manfaat ASI MANFAAT MP ASI


Ada 2 macam, yaitu :
a. Untuk Ibu a. Melengkapi zat gizi ASI yang
1) Membantu proses sudah berkurang.
pemulihan setelah b. Mengembangkan kemampuan
melahirkan bayi untuk menerima berbagai
ASI eksklusif adalah pemberian ASI
2) Mencegah perdarahan macam makanan dengan
selama 6 bulan pertamamasa kehidupan
3) Salah stu cara ber KB berbagai macam rasa dan
bayi tanpa asupan makanan atau
4) Mencurahkan kasih sayang bentuk.
minuman lain kecuali vitain, obat dan
kepada Bayi c. Mengembangkan kemampuan
oralit.
b. Untuk Bayi bayi untuk mengunyah dan
➢ Dampak Tidak Mendapatkan ASI 1) Menambah kekebalan pada menelan
Eksklusif tubuh bayi sehingga bayi d. Mencoba adaptasi terhadap
tidak mudah sakit makanan yang mengandung
a. Imunitas anak menurun
atau kurang baik 2) Mudah dicerna Bayi kadar energi tinggi

b. Anak mudah terserang MP ASI


penyakit
Makanan pendamping adalah makanan
c. Memperlambat tumbuh
tambahan yang diberikan kepada bayi
kembang anak
setelah bayi berusia 6 bulan sampai berusia
d. Meningkatkan angka
24 bulan. MP- ASI ini diberikan kepada
gizi buruk pada anak
bayi karena cadangan vitamin dan mineral
e. Ikatan anatar ibu dan
dalam tubuhnya yang
64 diperoleh semasa
anak akan kurang
dalam kandungan mulai menurun, sehingga
terjalin
diperlukan makanan tambahan selain ASI.
ASI dan MP ASI
Pemberian MP ASI

a. Berikan secara hati-hari sedikit


demi sedikit dalam bentuk encer
kemudian lebih kental secara
berangsur-angsur.
b. Makanan diperkenalkan secara
satu per satu sampai bayi benar-
Dampak Yang Akan Timbul pada
benar dapat menerimanya.
pemberian MP- ASI terlalu dini
c. Makanan yang dapat
menimbulkan alergi diberikan a. Resiko jangka pendek
Oleh : paling terakhir dan harus dicoba b. Menurunkan produksi ASI.
sedikit demi sedikit misalnya c. Defisiensi zat besi dan anemia.
Cindi Martyas S (P27220019016)
telur. cara pemberiannya yaitu d. Terdapat bahaya gastroenteritis
kuning telurnya terlebih dahulu (diare).
PRODI DIII KEPERAWATAN setelah tidak ada reaksi alergi e. Resiko tersedak lebih besar.
maka pada hari berikutnya f. Cendrung lebih mudah terjadi
JURUSAN KEPERAWATAN
boleh diberikan putih telurnya. alergi atau intoleransi
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
d. Pada pemberian makanan g. Konsumsi ASI berkurang yang
2021 jangan dipaksa sebaiknya berakibat kurangnya asupan
diberikan saat bayi lapar. kalori dan zat gizi untuk tumbuh
65
kembang.
Pertanyaan Evaluasi

1. ASI Eksklusif diberikan antara usia bayi berapa sampai berapa bulan ?

2. MPASI diberikan saat usia bayi usia berapa sampai berapa ?

3. Jika bayi telah diberiokan MPASI apakah perlu tetap diberikan ASI?

66
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)

8. Pokok Bahasan : Program Keluarga Berencana (KB)


9. Sub Pokok Bahasan : Keluarga Berencana (KB)
10. Sasaran : Keluarga Tn.A
11. Tempat : Rumah Keluarga Tn.A Desa Bedagung RT 02 RW 01
Kec.Panekan Kab.Magetan
12. Hari / Tanggal : Kamis, 6 Mei 2021
13. Waktu : 30 menit
14. Penyuluh : Cindi Martyas Septianingrum

J. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Ibu mengetahui macam-macam metode kontrasepsi yang dapat digunakan pasangan usia
subur.

K. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan keluarga mampu :
1. Mengetahui pengertian KB
2. Mengetahui manfaat KB
3. Mengetahui macam-macam metode alat kontrasepsi
4. Mengetahui dampak tidak melakukan KB

L. MATERI
Terlampir

M. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

N. MEDIA
67
Poster Program KB
O. PROSES PEMBELAJARAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIEN
1. Pembukaan 3 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucap salam
salam - memperhatikan
- Memperkenalkan
diri
- Menyebutkan
kegiatan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Melakukan kontrak
waktu

2. Inti 21 menit - Menjelaskan Memperhatikan


pengertian KB

- Menjelaskan
manfaat KB

- Menjelaskan
macam-macam
metode alat
kontrasepsi

- Menjelaskan
dampak tidak
melakukan KB

68
3. Penutup 7 menit - Memberikan - Mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan
audien untuk - Memperhatikan
mengajukan - Menjawab
pertanyaan pertanyaan
- Menjawab evaluasi
pertanyaan dari - Menjawab
audien salam
- Melakukan evaluasi
terkait materi yang
sudah disampaikan
- Salam penutup

P. EVALUASI
Tanya Jawab

Q. DAFTAR PUSTAKA
4. Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana.
Balai
5. Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
6. Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta.
Pustaka, Jakarta

R. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Soal evaluasi penyuluhan

69
Lampiran 1

MATERI
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau
salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas
2. Manfaat Keluarga Berencana
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
3. MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI
a. Metode Amenore Laktasi (MAL)
adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai
kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
✓ Keuntungan kontrasepsi:
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
5) Tanpa biaya
✓ Keterbatasan:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan.

70
2) Tidak melindungi terhadap IMS.
✓ Cara pemakaian:
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam
membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai
metode KB lainnya.
b. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat.
✓ Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak
teratur)
✓ Keuntungan:
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Tidak mempengaruhi ASI.
3) Kesuburan cepat kembali.
4) Dapat dihentukan setiap saat.
✓ Keterbatasan:
1) Mengganggu siklus haid.
2) Peningkatan atau penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.
✓ Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan.
71
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reprroduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui,
karena tidak menekan produksi ASI.
✓ Keuntungan :
1) Sangat efektif
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
✓ Keterbatasan :
1) Gangguan siklus haid
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
3) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
✓ Cara pemakaian :
1) Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan
pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman
dipakai saat laktasi.
✓ Keuntungan:
1) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
2) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
72
3) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4) Bebas pengaruh estrogen
5) Tidak mengganggu senggama
6) Tidak mengganggu produksi ASI
7) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
✓ Keterbatasan:
1) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta amenorhea.
2) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/
pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
3) Membutuhkan tindak pembedahan minor.
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi
Menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.
✓ Keuntungan
1) Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama, 1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
3) Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak
terjadi infeksi )
6) Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir ).
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
✓ Kerugian :
73
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan
penyebab anemia.
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti-ganti pasangan.

74
Lampiran 2

75
76
Evaluasi
1. Apa pengertian program KB?
2. Apa saja manfaat dari KB?
3. Apa saja macam-macam dari KB?

77
Lampiran 5
PRESENSI BIMBINGAN DOSEN

PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : Cindi Martyas Septianingrum

TINGKAT/SEMESTER : 2/4

TEMPAT PRAKTIK : Ds.Bedagung RT 02 RW 01 Kec.Panekan Kab.Magetan

PERIODE PRAKTIK : 3-8 Mei 2021

HARI & MATERI TANDA TANGAN


RUANG
TANGGAL BIMBINGAN MHS DOSEN

Senin, 3 Mei Via Zoom - Persamaan


persepsi
2021
- Bimbingan LP

Selasa, 4 Mei Via Zoom - Bimbingan Data


Pengkajian
2021

Rabu, 5 Mei Via Zoom - Bimbingan


Diagnosa
2021
- Bimbingan
Intervensi
Kamis, 6 Via Zoom - Bimbingan
Implementasi
Mei 2021

Jum’at, 7 Via Zoom - Presentasi Kasus


dengan CT
Mei 2021

Sabtu, 8 Mei Via Zoom - Presentasi Kasus


dengan CI
2021

78
Lampiran 6

JURNAL BIMBINGAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN JURUSAN KERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

Nama Dosen : Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga
Tingkat/Smt : 2/4 Tempat :
Kelas : 2A-DIII Keperawatan Media : Zoom

HARI / KEGIATAN NAMA TANDA TANGAN


NO
TANGGAL BIMBINGAN MAHASISWA MHS PEMB.

1. Senin, 3 Mei - Pengarahan PKK Cindi Martyas


Keluarga
2021 Septianingrum
- Bimbingan LP

2. Selasa, 4 Mei - Bimbingan Cindi Martyas


Pengkajian
2021 Septianingrum

3. Rabu, 5 Mei - Bimbingan Cindi Martyas


Diagnosa
2021 Septianingrum
- Bimbingan
Intervensi
4. Kamis, 6 Mei - Bimbingan Cindi Martyas
Implementasi
2021 Septianingrum

5. Jum’at, 7 - Presentasi Kasus Cindi Martyas


dengan CT
Mei 2021 Septianingrum

6. Sabtu, 8 Mei - Presentasi Kasus Cindi Martyas


dengan CI
2021 Septianingrum

79
Surakarta, ..........................

Ka. Prodi D III Keperawatan

Sunarsih Rahayu, SKep., Ns, M.Kep

NIP : 19641001 198603 2 001

80
Lampiran 7

DOKUMENTASI

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

Anda mungkin juga menyukai