Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing: Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes
Disusun Oleh :
Cindi Martyas Septianingrum
2AD3, P27220019016
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57127
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing: Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes
Disusun Oleh :
Cindi Martyas Septianingrum
2AD3, P27220019016
JURUSAN KEPERAWATAN
Jl. Letjen Sutoyo, Mojosongo, Kec. Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57127
2021
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya hanturkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas ini.
Saya telah menyusun tugas ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun
tentunya sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan saya,
semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.
Tak lupa ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan, dorongan dan ilmu yang telah diberikan kepada saya. Sehingga saya dapat menyusun
dan menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya dan insya Allah sesuai yang saya harapkan.
Dan saya ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam
penyusunan tugas ini.
Mudah-mudahan tugas ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan
bagi kita semuanya. Amin.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 2
C. Manfaat 3
A. Konsep Keluarga 4
1. Pengertian Keluarga 4
2. Fungsi Keluarga 4
3. Tipe Keluarga 6
4. Struktur Keluarga 7
iv
C. Konsep Asuhan keperawatan 11
1. Pengkajian 11
2. Diagnosa 19
3. Intervensi 21
4. Implementasi 22
5. Evaluasi 22
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 23
B. Diagnosa 34
C. Intervensi 38
D. Plan Of Action (POA) 41
E. Implementasi 43
F. Evaluasi 45
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 47
LAMPIRAN 48
v
Daftar Lampiran
Lampiran 4 : SAP
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendidikan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengantasi masalah kesehatan keluarga secara mandiri.
Asuhan keperawatan keluarga pada anak kelahiran pertama adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan pertama. Dimana, pada anak usia inilah
anak mulai mengalami perkembangan tertentu. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga
proses tumbuh dan kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan,
terutama dalam pola hidup sehat.
Pemberian ASI eksklusif dianjurkan karena hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa
ASI mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi untuk bertahan hidup pada 6 bulan
pertama, dari hormone antibodi hingga antioksidan. Berdasarkan hal tersebut, WHO dan
menteri kesehatan RI No. 450/MENKES/IV/2004 mengubah ketentuan mengenai ASI
eksklusif yang semula hingga 4 bulan menjadi 6 bulan. Berdasarkan data yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2015 bahwa pemberian ASI eksklusif di Indonesia
sebesar 54.3 persen dengan estimasi absolut bayi tidak ASI eksklusif sebesar 1.903– 384.270
di Indonesia. Sosialisasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) saat ini gencar dilakukan melalui
berbagai cara termasuk mengunakan media telekomunikasi. Hal tersebut dilakukan untuk
meningkatkan persentase pemberian ASI bagi bayi.
Tahap keluarga dengan kelahiran anak pertama (child bearing) adalah tahap
perkembangan keluarga yang dimulai ketika kelahiran anak pertama sampai anak berusia 30
bulan. Tahap keluarga kelahiran anak pertama ini merupakan masa transisi peran dari
pasangan baru menjadi orang tua. Tugas perkembangan pada keluarga kelahiran anak
pertama ini adalah adaptasi terhadap perubahan anggota keluarga yakni pada erubahan peran
1
interaksi, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, kemampuan merawat bayi
dn pemilihan kontrasepsi (Zakariya, 2017).
Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak
merupakan individu tersendiri yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat
diulang setelah usianya bertambah.
Kesiapan untuk menjadi orang tua perlu dimiliki oleh perempuan sebagai ibu dan laki-
laki sebagai ayah. Perempuan yang menikah pada usia muda tidak mempunyai kemampuan
yang mencukupi dalam pemberian asuhan pada anak (Setyowati, Krisnatuti & Hastuti,
2017).. Ketidaksiapan perempuan dalam memberikan perawatan dan pola asuh pada anak
karena rendahnya pengetahuan menjadi ibu, terlalu muda menjadi ibu dan tidak memiliki
pemahaman yang cukup dalam pemberian makan pada anak.
Pola asuh yang dimiliki oleh ibu akan mempengaruhi status gizi pada anak sehingga tidak
sedikit anak mengalami gangguan pada status gizi karena pola asuh dari orang tua belum
optimal. Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada bayi.
Oleh karena itu diperlukan asuhan keperawatan pada keluarga agar keluarga dapat
memberikan pengetahuan tentang pertumbuhan dan perkembangan serta dapat memberikan
perawatan pada anak sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kesehatan dalam tugas
perkembangan keluarga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk memberikan asuhan keperawatan terkait kesehatan
keluarga khususnya pada keluarga dengan anak pertama pada keluarga Tn.A di Desa
Bedagung.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus penulisan ini adalah untuk :
a. Mendeskripsikan pengertian keluarga
b. Mendeskripsikan fungsi keluarga
c. Mendeskripsikan tipe keluarga
2
d. Mendeskripsikan struktur keluarga
e. Mendeskripsikan peran perawat dalam memberikan asuhan keluarga
f. Mendeskripsikan pengertian keluarga Child Bearing
g. Mendeskripsikan tugas Perkembangan Keluarga Dengan Child bearing
h. Mendeskripsikan masalah kesehatan keluarga tahap Child Bearing
i. Menjelaskan konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
C. Manfaat
1. Manfaat Toritis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan referensi dalam
memperkaya aplikasi asuhan keperawatan keluarga khususnya pada Keluarga
Childbhearing.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Perawat
Sebagai bahan masukkan dalam perawat megambil langkah-langkah untuk
menerapkan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap perkembangan
Childbearing.
b. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai referensi dan masukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan tahap perkembangan keluarga Childbearing. Sebagai masukan
dalam peningkatan mutu pelayanan keperawatan tahap perkembangan keluarga
Childbearing.
c. Bagi Institusi Pendidikan.
Sebagai referensi dan wacana dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang Ilmu keperawatan keluarga pada keluarga dengan tahap perkembangan
keluarga Childbearing.
d. Bagi Keluarga
Memberi pengetahuan tentang keluarga mengenai gambaran umum pada keluarga
dengan tahap perkembangan keluarga Childbearing serta perawatan yang benar bagi
keluarga supaya mendapatkan sosialisai yang tepat.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antar
anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga unit
layanan perlu diperhitungkan (Friedman, 2010). Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia (2016) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga sebagai unit sosial-ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan
l;andasan dasar dari semua institusi. Keluarga dipahami sebagai kelompok primer yang
terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai jaringan interaksi ionterpersonal,
hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi. Definisi tersebut menunjukkan
bahwa keluarga mensyaratkan adanya hubungan perkawinan, hubungan darah, maupun
adopsi sebagai pengikat. Seluruh anggota keluarga juga harus tinggal bersama-sama di
bawah satu atap. Selain itu, kepala keluarga dalam definisi ini selalu mengacu kepada
suami atau ayah. Selanjutnya, keluarga juga dipahamis ebagai kesatuan interaksi dan
komunikasi yang terlihat dari keterlibatan semua orang dalam memainkan peran, baik itu
sebagai suami dan istri, orang tua dana anak, maupun anak dan saudara. Dari proses
interaksi dan komunikasi tersebut, keluarga diharapkan dapat berperan penting dalam
mempertahankan suatu kebudayaan bersama.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) mengidentifikasi lima fungsi keluarga, sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
4
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian, keluarga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota keluarga dapat
mengembangkan konsep diri positif.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial.
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu, dan
orang-orang yang ada di sekitarnya Kemudian beranjak balita dia mulai belajar
dengan lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk
meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak
seimbang antara suami dan istri, hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada
perceraian.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan,
yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota
keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan
5
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tipe Keluarga
Menurut Setiawati dan Dermawan, (2014) bentuk keluarga terdiri atas dua jenis yaitu
keluarga tradisional dan keluarga non tradisional.Dalam penelitian ini menggunakan jenis
keluarga tradisional yaitu pasangan inti.Pasangan inti adalah keluargayang terdiri dari
suami dan istri.
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
2) Keluarga Besar (Exstended Family), adalah keluarga inti di tambah dengan sanak
saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
5) “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege Mather, keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama
ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. The Stepparent Family, keluarga
dengan orang tua tiri.
2) Commune Family, beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
6
3) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family, keluarga yang hidup bersama
dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
4) Gay And Lesbian Family, seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami –istri (marital partners).
5) Cohibiting Couple, orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alasan tertentu.
6) Group-Marriage Family, beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
7) Group Network Family, keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
8) Foster Family, keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
9) Homeless Family, keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
10) Gang, sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
4. Struktur Keluarga
Struktur Keluarga Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri :
a. Pola dan proses komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
- bersifat terbuka dan jujur.
- selalu menyelesaikan konflik keluarga.
- berfikiran positif.
- tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri.
7
2) Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
- Karakteristik pengirim Yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat,
apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima
umpan balik.
- Karakteristik penerima Siap mendengarkan, memberi umpan balik, dan
melakukan validasi.
b. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif
Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan :
1) Legimati power
Wewenang primer yang merujuk pada kepercayaan bersama bahwa dalam suatu
keluarga satu orang mempunyai hak untuk mengontrol tingkah laku anggota
keluarga yang lain.
2) Referent power
Kekuasan yang dimilikiorang-orang tertentu terhadap orang lain karena
identifikasi positif terhadap mereka,seperti identifikasi positif seorang anak
dengan orang tua (role mode).
3) Reward power
Pengaruh kekuasaan karena adanya harapan yang akan diterima oleh seseorang
dari orang yang mempunyai pengaruh karena kepatuhan seseorang. Seperti
ketaatan anak terhadap orang tua.
4) Coercive power
Sumber kekuasaan mempunyai kemampuan untuk menghukum dengan
paksaan,ancaman, atau kekerasan bila mereka tidak mau taat.
5) Affectif power Kekuasaan yang diberikan melalui manipulasi dengan
memberikan atau tidak memberikan afeksi atau kehangatan, cinta kasih misalnya
hubungan seksual pasangan suami istri.
8
5. Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan Keluarga
Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keperawatan Keluarga Setiadi (2008)
mengatakan dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga, ada beberapa
peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah :
a. Pengenal kesehatan (health monitor)
Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal
tentang kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat
keluarga sadar akan akibat masalah dalam perkembangan keluarga
b. Pemberian pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
c. Koordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu
berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluaraga baik secara
berkelompok maupun individu.
d. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
oleh keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
e. Pendidik kesehatan, yaitu merubah perilaku keluarga dan perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat.
10
c. Melakukan perawatan dirumah bagi anggota keluarga yang sakit
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
12
Tahap ini dimulai saat anak • Membantu anak untuk
pertama berusia 2,5 tahun dan bersosialisasi
berakhir saat anak berusia 5 • Beradaptasi dengan anak yang
tahun. baru lahir, sementara anak yang
lain juga harus terpenuhi
• Mempertahankan hubungan yang
sehat baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
• Pembagian waktu untuk
individu, pasangan dan anak
(tahap paling repot)
• Pembagian tanggungjawab
anggota keluarga
• Kegiatan waktu untuk stimulasi
tumbuh dan kembang
IV. Keluarga dengan anak • Membantu sosialisasi anak :
tetangga, sekolah dan lingkungan
sekolah
• Mempertahankan keintiman
pasangan
• Memenuhi kebutuhan dan biaya
Tahap ini dimulai saat anak
kehidupan yang semakin
masuk sekolah pada usia 6 tahun
meningkat, termasuk kebutuhan
dan berakhir pada usia 12 tahun.
untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
V. Keluarga dengan anak • Memberikan kebebasab yang
seimbang dengan tanggungjawab
remaja
mengingat remaja yang sudah
bertambah dewasa dan
13
Tahap ini dimulai pada saat anak meningkat otonominya
pertama berusia 13 tahun dan • Mempertahankan hubungan yang
biasanya berakhir sampai 6 – 7 intim dalam keluarga
tahun kemudian, yaitu pada saat • Mempertahankan komunikasi
anak meninggalkan rumah orang terbuka antara anak dan orang
tuanya. tua. Hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan
• Perubahan sistem peran dan
peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
VI. Keluarga dengan anak • Memperluas keluarga inti
dewasa (Pelepasan) menjadi keluarga besar
• Mempertahankan keintiman
pasangan
Tahap ini dimulai pada saat anak • Membantu orang tua suami/istri
yang terakhir meninggalkan yang sedang sakit dan memasuki
rumah. masa tua
• Membantu anak untuk mandiri di
masyarakat
• Penataan kembanli peran dan
kegiatan rumah tangga
VII. Keluarga usia pertengahan • Mempertahankan kesehatan
• Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman
Tahap ini dimulai pada saat anak sebaya dan anak-anak
terakhir meninggalkan rumah • Meningkatkan keakraban
dan berakhir saat pensiun atau pasangan
salah satu pasangan meninggal.
14
VIII. Keluarga usia lanjut • Mempertahankan suasana rumah
yang menyenangkan
• Adaptasi dengan perubahan
Tahap terakhir perkembangan kehilangan pasangan, teman,
keluarga ini dimulai saat salah keluatan fisik dan pendapatan
satu pasangan pensiun, berlanjut • Mempertahankan keakraban
saat salah satu pasangan suami istri dan saling merawat
meninggal sampai keduanya • Mempertahankan hubungan
meninggal. dengan anak dan sosial
masyarakat
• Melakukan “life review”
16
d) Nilai dan norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan. Misalnya keluarga menerapkan aturan agar setiap
anggota keluarga sudah berada di rumah sebelum maghrib.
e. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaimana kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
b) Fungsi sosial
Mengkaji bagaimana interaksi atau hubungan/bersosialisasi dalam keluarga dan
dengan orang lain, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya
dan perilaku.
c) Fungsi perawatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan
yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah kesehatan.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarg, Apakah keluarga
merasa menyerah terhadap masalah yang dialami, Apakah keluarga merasa
takut akan akibat dari tindakan penyakit, Apakah keluarga mempunyai sikap
negatif terhadap masalah kesehatan, Apakah keluarga dapat menjangkau
fasilitas kesehatan yang ada, Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan, Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
17
Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara
perawatannya), Keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan,
Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
bertanggungjawab, sumber keuangan/finansial, fasilitas fisik dan psikologis),
Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Mengetahui sumber-sumber yang dimiliki, Melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan, Mengetahui pentingnya hygiene sanitasi,
Mengetahui upaya pencegahan penyakit, Mengetahui sikap/pandangan
keluarga terhadap hygiene sanitasi, Kekompakan antar anggota keluarga
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada
di masyarakat
Mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, Memahami keuntungan-
keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, Mempercayai
petugas dan fasilitas kesehatan, Apakah keluarga mempunyai pengalaman
yang kurang baik terhadap petugas kesehatan, Apakah fasilitas kesehatan yang
ada terjangkau oleh keluarga
d) Fungsi reproduksi
Berapa jumlah anak, Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota
keluarga, Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi
Memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan, Memanfaatkan sumber yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga
f. Stres dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaikan dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stresor jangka panjang adalah
stresor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaikan dalam waktu lebih
dari 6 bulan
18
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Yang perlu dikaji adalah sejuhmana keluarga berespon terhadap situasi/stresor.
Misalnya jika ada permasalahan keluarga, keluarga menjadi
panik/bingung/berpikir dan bertindak tenang.
c) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
Meliputi mekanisme pertahanan diri yang digunakan keluarga jika mendapatkan
masalah/stresor, misalnya menceritakan masalah dengan orang lain yang
dipercaya/mengingkari permasalahan yang ada.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Kaji tentang strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi masalah. Meliputi data tentang mekanisme pertahanan diri/koping
keluarga yang maladaptif.
g. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga (dari kepala sampai ke kaki)
h. Harapan Keluarga terhadap petugas kesehatan
Meliputi data tentang apa yang diharapkan keluarga dengan bantuan yang
diberikan oleh petugas kesehatan.
i. Analisa data
Kegiatan ini sama dengan analisa data pada asuhan keperawatan klinik. Perawat
mengelompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif, kemudian
menganalisa masalah (problem) dan penyebab (etiologi) timbulnya masalah.
2. Diagnosa
a. Perumusan Diagnosa Keperawatan
Komponen diagnosa keperawatan keluarga sama dengan pada asuhan keperawatan
klinik, yang meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan sign/symptom
(tanda/gejala). Perumusan diagnosa keperawatan keluarga menggunakan aturan yang
telah disepakati, terdiri atas :
a) Masalah (problem) : pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
19
b) Penyebab (etiologi) : suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan
mengacu kepada 5 tugas keluarga.
c) Tanda/gejala (sign/symptom) : sekumpulan data subjektif dan objektif yang
diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung, yang
mendukung masalah dan penyebab
b. Skoring masalah keperawatan
Menentukan skoring masalah
Kriteria penilaian, secara rinci adalah sebagai berikut ini
1. Sifat masalah : 1
Skala:
• Aktual 3
• Resiko 2
• Potensial 1
Skala:
• mudah 2
• sebagian 1
• tidak dapat 0
Skala:
• tinggi 3
20
• cukup 2
• rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala:
Skor X bobot
angka tertinggi
3. Intervensi
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menyusun rencana asuhan
keperawatan keluarga (family nursing care) dalam bentuk perencanaan keperawatan
keluarga (family care plan). Berikut ini, petunjuk sederhana dalam menyusun rencana
asuhan keperawatan:
- Masalah/Problem : digunakan untuk merumuskan tujuan umum-khusus atau jangka
pendek-panjang.
- Penyebab/ Etiologi : digunakan untuk merumuskan kriteria/standar yang diharapkan
sebagai tolak ukur suatu keberhasilan
21
- Tanda-gejala/Sign-symptom : digunakan untuk mendukung perumusan rencana
tindakan/intervensi keperawatan keluarga dengan berorientasi pada kriteria dan
standar.
4. Implementasi
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dan rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Perencanaan yang sudah
disusun dilaksanakan dengan mobilisasi sumber-sumber daya yang ada dikeluarga,
masyarakat, pemerintah
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Bila evaluasi
tidak berhasil atau berhasil sebagian, perlu disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu
diperhatikan juga bahwa evaluasi perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan
keluarga sehingga perlu pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP yang operasionalnya dengan
pengertian Subjektif, Objektif, Analisis dan Planning/perencanaan selanjutnya. Pada
tahap ini ada 2 (dua) evaluasi yang dapat dilaksanakan oleh perawat meliputi :
- Evaluasi formatif/respons : bertujuan untuk menilai hasil implementasi secadra
bertahap sesuai dengan kegiatan yang dilakukan berdasarkan kontrak pelaksanaan
- Evaluasi sumatif/hasil akhir : bertujuan menilai secara keseluruhan terhadap
pencapaian diagnosis keperawatan, apakah rencana diteruskan, diteruskan sebagian,
diteruskan dengan perubahan intervensi atau dihentikan.
22
BAB III
Asuhan Keperawatan Keluarga Child Bearing
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada Senin, 3 Mei 2021 di rumah Tn.A di Desa Bedagung RT 02
RW 01 Panekan Magetan. Data diambil dari pernyataan Ny.P
1. Data Umum
a) Nama KK : Tn.A
b) Umur KK : 24 tahun
c) Alamat : Ds.Bedagung RT 02 RW 01 Kec.Panekan Kab.Magetan
d) Pekerjaan : Swasta
e) Pendidikan : SMA
Susunan Anggota Keluarga :
Sex Tgl
No Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Hubungan
(L/P) Lahir
1. Tn.A 23 th L 04-02- SMA Swasta Suami
1997
2. Ny.P 23 th P 21-07- Diploma Ibu Istri
1996 Tiga Rumah
Tangga
3. An.Z 22 P 24-06- Anak
- -
bln 2019
23
Genogram ( dibuat 3 generasi )
: Laki-Laki : Menikah
f) Tipe Keluarga
Keluarga Tn.A merupakan keluarga dengan tipe Nuclear Family atau kelurga inti
yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak yang tinggal dalam satu rumah. Untuk saat
ini keluarga kurang membiasakan hidup sehat terkait kebiasaan Tn.A yang sering
merokok tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.
g) Suku Bangsa
h) Agama
Semua anggota keluarga beragam islam dan menjalankan ibadah sesuai syariat
islam. Dan saat inisedang menjalankan puasa Ramadhan.
24
i) Status social ekonomi keluarga
Keluarga dengan anak pertama berusia 22 bulan, sehingga keluarga berada pada
tahap Child Bearing, dengan tugas perkembangan keluarga Child Bearing,
Persiapan menjadi orang tua, Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga :
peran, interaksi, hubungan seksual, Mempertahankan hubungan yang memuaskan
dengan pasangan.
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.
Namun, tugas keluarga yang belum di capai saat ini adalah peran orang tua Ny.P
25
sebagai ibu tidak bisa memberika ASI eksklusif kepada An.Z dikarenakan
produksi ASI yang kurang.
Keterangan denah :
1. Ruang tamu
2. Kamar tamu
3. Kamar Tn S dan Ny M
4. Dapur
5. Kamar mandi
6. Garasi
✓ Ventilasi dan penerangan
26
Terdapat 6 ventilasi dan 5 jendela disetiap sisi rumah dan untuk
penerangan rumah sudah bagus dikarenakan jendela menggunakan kaca
tembus cahaya.
✓ Persediaan air bersih
Persediaan air bersih untuk yang dioleh biasanya ditempatkan di wadah
terpisah seperti di gentong, dan untuk air di kamar mandi biasanya dikuras
2 kali seminggu.
✓ Pembuangan sampah
Pembuangan sampah keluarga Tn.A berada di belakang rumah untuk
sampah organic ditimbun dan untuk sampah nonanorganik disediakan
sampah khusus di depan rumah, biasanya ada petugas yang mengambil.
✓ Pembuangan air limbah
Pembuangan air limbah berjarak lebih dari 5 meter dari rumah.
✓ Jamban/WC (tipe, jarak dengan sumber air)
WC berada di rumah bagian belakang dan berjarak kurang kebih 10 meter
dari rumah utama dan merupakan WC khusus keluarga Tn.A dengan
sumber air PDAM.
✓ Lingkungan rumah
Lingkungan rumah terlihat bersih, tidak ada sampah berserakan, hanya
saja banyak mainan dari An.Z berserakan didalam rumah.
b) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Keluarga Tn.A tinggal dilingkungan yang jarak rumah dengan tetangga nya
sanggat dekat, hubungan keluarga Tn.A dengan tetangga berjalan dengan baik.
Ny.P mengikuti arisan RT, An.Z terkadang bersama Ny.P bermain ke tetangga
sebelah dan bermain dengan teman sebayanya dan Ny.P selalu mengawasi An.Z.
c) Mobilitas geografi keluarga
Tn.A belum lama tinggal di daerah ini yaitu sejak Tn.A menikah dengan Ny.P,
sedangkan Ny.P tinggal di daerah ini sejak lahir dan mereka kira-kira sudah
tinggal di rumah nya sekitar kurang lebih 3 tahun.
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
27
Karena Tn.A sibuk dengan pekerjaan nya yang mengharuskan sering bepergian
rumah, maka waktu berkumpul dengan keluarga sedikit, Tn S biasanya pulang
sore sekitar jam 15.00. Namun Tn.A bisa memanfaatkan waktu yang sedikit ini
untuk berkumpul dengan keluarga. Hubungan dengan tetangga baik, walaupun
sekarang selama pandemi jarang berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya
untuk sekedar berbincang-bincang atau bersantai di depan rumah nya. Hubungan
dengan keluarga besar berjalan baik dan mereka saling mengunjungi.
e) Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A saling berinteraksi dengan baik dan saling tolong menolong.
Dirumah juga disediakan beberapa fasilitas kesehatan untuk mendukung
kesehatan keluarga seperti minyak aromaterapi, cairan steril, obat-obatan, dan lain
sebagainya.
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.A mempunyai pola komunikasi yang fungsional, komunikasi
berjalan dengan dua arah dan saling memuaskan kedua belah pihak, biasanya
diskusi dan di berikan umpan balik yang tepat, ada terjadi perbedaan pendapat
,namun segera mereda karena biasanya dengan kesabaran sendiri akan minta maaf
jika merasa bersalah.
b) Struktur kekuatan keluarga
Yang memegang kendali rumah tangga Tn.A sebagai kepala keluarga. Dalam
urusan rumah tangga seperti pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mengurus dan
mengasuh anak tetap di pegang oleh Ny.P dengan mengurus anaknya. Dan
mengambilan keputusan di lakukan dengan musyawarah.
c) Struktur peran (formal dan informal)
Saat ini Tn.A berperan sebagai kepala keluarga yang bertaanggung jawab pada
keluarganya, mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan primer maupun
sekunder keluarga. Sedangkan Tn.A berperan sebagai pengurus rumah tangga
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari seperti memasak,mencuci, dll. Ny.P
menghormati dan berbakti kepada suami dalam memenuhi kebutuhan suami
28
d) Nilai dan norma keluarga
Ny.P meyakini tentang nilai-nilai yang berhubungan dengaan kesehatan yang ada
di masyarakat, Ny.P mengatakan tidak pernah percaya pada dukun atau
paranormal, kalau sakit keluarga biasanya menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
5. Fungsi Keluarga
a) Fungsi afektif
Ny.P mengatakan sangat bahagia dengan perkawinanya. Jarang ada pertengkaran
yang berkepanjangan karena mereka mampu mengatasinya dengan segera. Tn.A
dan Ny.P satu sama lain mengisi kekurangan masing-masing, saling menghargai,
dan saling membutuhkan satu sama lain, apalagi sekarang sudah dikarunia anak.
Tidak ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan maupun sandang, tetapi
Ny.P mengatakan An.Z tidak mau minum ASI sejak usia 3 bulan. Ny.P
mengatakan gaji suami nya sudah lebih dari cukup dalam pemenuhan kebutuhan
keluarga. Ny.P tidak pernah menuntut lebih dari suami.
b) Fungsi sosial
Setiap hari diwaktu luang keluarga selalu berkumpul dirumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
c) Fungsi perawatan keluarga
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny.P mengatakan bahwa sakit adalah tanda dan gejala yang tidak biasanya
seperti bila anggota keluaraga tidak mampu beraktivitas dan bermain-main.
Masalah kesehatan dalam keluarga Tn.A mengalami bukan penyakit yang
berat, biasa nya hanya sakit ringan. Tn.A biasa nya mengeluh bila dia capek,
lelah ini karena kesibukannya dalam bekerja.
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Keluarga Tn.A ketika ada yang merasa sakit selalu membawa ke pelayanan
kesehatan. Ny.P mengatakan jika keluarga ada yang sakit mereka akan
berfikiran bahwa sakitnya akan segera sembuh.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
29
Jika sakit yang dialami keluarga Tn.A termasuk sakit ringan, maka akan
diobati secara mandiri terlebih dahulu dirumah. Jika sakitnya sudah dirasa
tidak kunjung sembuh maka langsung dibawa ke pelayanan kesehatan.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn.A selalu berusaha menjaga kebersihan diri maupun kebersihan
lingkungan rumah.
5. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat
Biasanya keluarga Tn.A saat ke pelayanan kesehatan terdekat yaitu ke
puskesdes yang berjarak > 5 km dari rumah sehingga mudah dijangkau.
d) Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.A berada pada tahap Child Bearing sehingga masih mempunyai anak
pertama yangs sekarang berusia 22 bulan. Keluarga ingin mempunyai 2 anak,
tetapi Ny.P mengatakan beliau belum mengikuti program KB dikarenakan
merasakan takut jika terjadi efek samping.
e) Fungsi ekonomi
Ny.P mengatakan bahwa kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan sudah
terpenuhi dengan baik. Begitu juga kebutuhan sekunder juga sudah cukup
terpenuhi, ini terlihat dari fasilitas rumah yang dimiliki.
6. Stres dan Koping Keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek : Ny.P merasakan kepikiran saat anak tidak mendapatkan
ASI ekslusif, dikarenakan produksi ASI yang kurang lancar.
Stresor jangka panjang : Tn.A dan Ny.P saat ini belum mengikuti KB dikarenakan
merasakan takut terkait efek samping, sehingga keluarga Tn.A takut jika memiliki
anak kedua sebelum waktunya mengingat An.Z masih usia 22 bulan.
30
Keluarga Tn.A mengatakan ketika ada masalah keluarganya tidak pernah putus
asa dan menganggap masalah tersebut hanya ujian dari tuhan. Tn.A dan istrinya
selalu berdiskusi untuk menyelesaikan setiap masalahnya.
c) Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah Tn.S dengan Ny.M selalu berdiskusi umtuk mencari jalan
keluar/ menyelesaikan masalah dan tetap tenang dalam berfikir.
d) Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan strategi adaptasi yang disfungsional
meskipun dalam kondisi yang sangat sulit.
7. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada semua anggota keluarga (dari kepala sampai ke kaki)
Nama Anggota Keluarga
No Pemeriksaan Fisik
Tn.A Ny.P An. C
1 Keadaan Umum
BB 60 kg 46 kg 10,5 kg
TB 170 cm 156 cm 70 cm
2 Kepala :
Rambut Hitam, bersih Hitam, panjang, Hitam, bersih
bersih
Mata Konjungtiva pink Konjungtiva pink Konjungtiva
pink
Hidung Sinusitis (̵ ), Sinusitis (̵ ), Sinusitis (̵ ),
polip (̵ ), polip (̵ ), polip ( ̵ ), Mulut
penciuman baik penciuman baik bersih, mukosa
Mulut Mulut bersih, Mulut bersih, lembab, lidah
mukosa lembab, mukosa lembab, bersih, gigi
lidah bersih, gigi lidah bersih, gigi tumbuh
sebagian
31
bersih Bersih Bersih
Telinga Pendengaran baik Pendengaran baik
3 Leher :
JVP Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran
jugularis jugularis vena jugularis
Kelenjar Tiroid Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan
4. Dada :
a. Paru Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Inspeksi penggunaan otot penggunaan otot penggunaan otot
bantupernafasan bantupernafasan bantupernafasan
b. Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
terlihat terlihat
Palpasi Ictus cordis tidak Ictus cordis tidak
teraba teraba
Perkusi Pekak Pekak
Auskultasi Irama teratur, Irama teratur,
32
suara tambahan suara tambahan
tidak ada, TD: tidak ada, TD:
120/80 mmHg 100/60 mmHg
5 Abdomen
Inspeksi Simetris, warna Simetris, warna Simetris, warna
normal, asites (-) normal, asites (-) normal, asites(-)
Palpasi Tidak ada nyeri Ada nyeri tekan, Tidak ada nyeri
tekan, tidak ada tidak ada benjolan tekan, tidak ada
benjolan benjolan
Auskultasi Bising usus (+) Bising usus (+) Bising usus (+)
Perkusi Organ pada Organ pada Organ pada
abdomen normal abdomen normal abdomen normal
6 Genetalia - - Bersih
7 Ekstermitas atas
dan bawah
Inspeksi Berfungsi dengan Befungsi dengan Befungsi dengan
baik baik baik
Perkusi Reflek patella Reflek pattela
normal normal
33
berhenti minum ASI diusia 2
bulan
b. Ny.P mengatakan produksi ASI
pada saat itu kurang
c. Ny.P juga merasa kebingungan
saat memberikan MP ASI kepada
anak
DO:
a. Saat pengkajian An.Z terlihat
meminum susu dalam botol
2. DS: Kurang Terpapar Defisit Pengetahuan
a. Ny.P mengatakan belum Informasi
mengikuti program KB
b. Ny.P merasa takut akan efek
samping KB
c. Ny.P kurang paham mengenai
dampak ketika tidak mengikuti
KB
DO:
a. Ny.P tampak kebingungan saat di
mengenai KB
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko gangguan perkembangan An.Z pada keluarga Child Bearing berhubungan
dengan ketidakadekuatan nutrisi
2. Defisit pengetahuan keluarga Tn.A terkait program KB berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
Skoring dan Prioritas Masalah
1. Resiko gangguan perkembangan pada keluarga Child Bearing berhubungan dengan
ketidakadekuatan nutrisi
34
No.
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran
dx
1. Sifat masalah, ancaman 1 2/3x1=2/3 Sifat masalah ini termasuk
kesehatan dengan skor 2 situasi mengancam kesehatan,
karena jika dibiarkan maka
Skala :
akan mempengaruhi kesehatan
3: tidak / kurang sehat An.Z , dimana umur 22 bulan
yang seharusnya mendapatkan
2: ancamana kesehatan
ASI ekslusif sejak lahir dan
1: keadaan sejahtera mendapatkan MP ASI sejak
usia setelah bulan.
2. Kemungkinan masalah 2 2/2x2=2 Masalah dapat diubah sebagian
dapat diubah , mudah dengan penyuluhan terkait
dengan skor 2 pemberian ASI dan MP ASI.
Skala :
2: Mudah
1: Sebagian
0: Tidak dapat
3. Potensi untuk dicegah, 1 1/3x1=1/3 Masalah dapat dicegah jika
orang tua memperhatikan dan
Skala :
mengetahui bagaimana
3: Tinggi pemenuhan kebutuhan nutrisi
pada anak sesuai penyuluhan
2: Cukup
yang diberikan.
1: Rendah
4. Menonjolnya masalah, 1 2/2x1=1 Masalah sangat perlu ditangani
masalah berat harus karena berpengaruh terhadap
kesehatan dan tumbuh
35
ditangani dengan skor 2 kembang An.Z, dan hal ini
harus dipenuhi sejak dini.
Skala :
0: Masalah tidak
dirasakan
Total 3,9
Skala :
36
2: Mudah
1: Sebagian
0: Tidak dapat
3. Potensi untuk dicegah, 1 1/3x1=1/3 Masalah dapat dicegah jika
rendah dengan skor 1 orang tua memperhatikan dan
mengetahui bagaimana resiko
Skala :
jika Ny.P tidak mengikuti
3: Tinggi program KB.
2: Cukup
1: Rendah
4. Menonjolnya masalah, 0 0/2x1=1 Keluarga menganggap hal ini
ada amsalah tetapi tidak sesuatu yang tidak harus segera
perlu ditangani dengan ditangani, dikarenakan
skor 1 perasaan yang masih takut dan
Tn.A dan Ny.P bersepakat
Skala :
untuk tidak memiliki anak
2: Masalah berat, harus terlebih dahulu tanpa program
segera ditangani KB.
0: Masalah tidak
dirasakan
Total 3,6
37
C. Intervensi Keperawatan
c. Mengetah
ui cara
pemberian
MP ASI
39
KB terkait program
KB
c. Mengetah
ui macam-
macam
KB
40
c. Memberikan
penyuluhan terkait
MP ASI
d. Mengukur tinggi dan
berat badan An.Z
e. Mengajari keluarga
Tn.A menciptakan
makanan yang
menyenangkan
Defisit Keluarga d. Membina hubungan Kamis, 6 Mei c. Materi penyuluhan Cindi
pengetahuan Tn.A saling percaya 2021 pukul terkait program
keluarga Tn.A dengan keluarga 10.00 WIB KB
terkait program Tn.A dirumah d. Leaflet materi
KB berhubungan e. Kaji alasan Ny.P keluarga Tn.A program KB
dengan kurang tidak mau mengikuti
terpapar program KB
informasi f. Tanyakan
pengetahuan keluarga
Tn.A terkait program
KB
g. Memberikan
41
penyuluha kepada
keluarga Tn.A terkait
program KB
42
E. Implementasi
No.
Hari/ Tanggal Implementasi Respon Klien TTD
Dx
O : Keluarga tampak
memperhatikan
O : anak Nampak
mengikuti arahan yang
diberikan
43
d. Mengajari keluarga Tn.A S : keluarga mengatakan
menciptakan makanan yang bersedia
menyenangkan
O : keluarga tampak serius
O : Keluarga tampak
antusias
O : Keluarga tampak
antusias
O : Keluarga tampak
memperhatikan
44
F. Evaluasi
No.
Hari/ Tanggal Evaluasi TTD
Dx
P : Lanjutkan Intervensi
2 Kamis, 6 Mei S : Keluarga mengatakan hal itu terjadi karena perasaan takut Cindi
2021 dan setelah diberikan penyuluhan keluarga mau mengikuti
program KB
P : Hentikan intervensi
45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Kasus keluerta Tn.A telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang dimulai dari
pengkajian sampai tahap evaluasi
B. Saran
1. Institusi Pendidikan
2. Keluarga
3. Bagi Penulis
46
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, Dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat
Dengan Pendekatan Keluarga. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Muharumsih, Esti. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jurnal Ilmu Kesehatan 1(1) : 56
Setiawati & Dermawan. 2014. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika
Setyowati, Krisnatuti & Hastuty. (2017). Pengaruh Kesiapan Menjadi Orang Tua dan Pola Asuh
Psikososial Terhadap Perkembangan Sosial Anak. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen ,
95-106
Wiratri, Amorisa. 2018. Menilik Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat Indonesia. Jurnal
Kependudukan Indonesia 13(1) : 15
Zakaria, A. 2017. Asuhan Keperawatan keluarga Pendekatan Teori dan Konsep. Purwokerto: CV
IRDH
47
LAMPIRAN
48
Lampiran 1
BIMBINGAN
5. Menggunakan Format
Pengkajian
49
Keperawatan Keluarga
50
18. Memberikan Pendidikan
Kesehatan Kepada Keluarga
Tentang Obat Yang Harus
Dikonsumsi Sehubungan
Penyakit Yang Dialami Pada
Masa Pandemi Covid-19
51
24. Melaksanakan Tindakan
Keperawatan Pada Keluarga:
merawat luka
Catatan : Semua kegiatan harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat dan menggunakan
media sarana yang ada dengan mempertimbangkan tidak boleh menimbulkan kerumunan, misal
dengan media zoom, median wa group, telegram group, memberikan leaflet, memberikan
makalah dst.(ada bukti dokumentasi berupa foto/video)
Kesimpulan :
1. Pencapaian Target Ketrampilan
V
Tercapai
Tidak Tercapai
V Tidak
Ya Labolatorium Klinik
52
………………….., ………………2021
Clinical Teacher
.........................................................
53
Lampiran 2
KONTRAK BELAJAR
NIM : P27220019016
Tanda
Tanggal / Waktu
No Kasus Unjuk Kerja Tangan Ket
Jam Realisasi
(CI/Dosen)
1. Senin, 3 Keluarga - Persamaan 07.30 Mandiri
Mei 2021 Persepsi
- Bimbingan LP
- Melakukan
Pengkajian
Keluarga
2 Selasa, 4 Keluarga - Bimbingan data 07.30 Mandiri
Mei 2021 pengkajian
3. Rabu, 5 Mei Keluarga - Bimbingan 07.30 Mandiri
2021 Diagnosa
- Bimbingan
Intervensi
4. Kamis, 6 Keluarga - Bimbingan 07.30 Mandiri
Mei 2021 Implementasi
- Melakukan
Penyuluhan
54
5. Jum’at, 7 Keluarga - Presentasi Kasus 07.30 Mandiri
Mei 2021 dengan CT
6. Sabtu, 8 Keluarga - Presentasi Kasus 08.00 Mandiri
Mei 2021 dengan CI
55
Lampiran 3
56
Lampiran 4
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
57
Ceramah dan Tanya Jawab
E. MEDIA
Leaflet
F. PROSES PEMBELAJARAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIEN
1. Pembukaan 3 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucap salam
salam - memperhatikan
- Memperkenalkan
diri
- Menyebutkan
kegiatan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Melakukan kontrak
waktu
- Menyebutkan
dampak kebutuhan
ASI eksklusif pada
bayi tidak terpenuhi
58
- Menyebutkan
manfaat ASI
eksklusif dan MP
ASI
- Menyebutkan
dampak pemberian
MP-ASI terlalu dini
- Peserta dapat
menyebutkan cara
memberikan MP
ASI
- Menyebutkan jenis
dan waktu
pemberian MP-ASI
G. EVALUASI
59
Tanya Jawab
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Seriani, Luh,dkk. 2020. “Perilaku Pemberian ASI Eksklusif pada Wanita Pekerja
Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah”. Jurnal Medika Udayana,
9(6) : 73
2. Lestiarini,Santi & Yuli Sulistyorini. 2020. “Perilaku Ibu pada Pemberian Makanan
Pendamping ASI (MPASI) di Kelurahan Pegirian”. Jurnal Promkes, 8(1) : 6
I. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Soal evaluasi penyuluhan
60
MATERI
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan pertamamasa kehidupan bayi tanpa
asupan makanan atau minuman lain kecuali vitain, obat dan oralit.
2. Dampak jika ASI Eksklusif Tidak Terpenuhi
a. Imunitas anak menurun atau kurang baik
b. Anak mudah terserang penyakit
c. Memperlambat tumbuh kembang anak
d. Meningkatkan angka gizi buruk pada anak
e. Ikatan anatar ibu dan anak akan kurang terjalin
3. Manfaat ASI
Ada 2 macam, yaitu :
a. Untuk Ibu
1) Membantu proses pemulihan setelah melahirkan
2) Mencegah perdarahan
3) Salah stu cara ber KB
4) Mencurahkan kasih sayang kepada Bayi
b. Untuk Bayi
1) Menambah kekebalan pada tubuh bayi sehingga bayi tidak mudah sakit
2) Mudah dicerna Bayi
4. Pengertian MP-ASI
Makanan pendamping adalah makanan tambahan yang diberikan kepada bayi setelah bayi
berusia 6 bulan sampai berusia 24 bulan. Jadi, selain makanan pendamping ASI, ASI pun
harus tetap diberikan kepada bayi, paling tidak sampai usia 24 bulan. Pasca enam bulan bayi
harus mulai belajar mengenal makanan padat. Makanan tambahan yang diberikan pada bayi
setelah usia 6 bulan ini disebut juga makanan pendamping ASI (MP-ASI). MP- ASI ini
diberikan kepada bayi karena cadangan vitamin dan mineral dalam tubuhnya yang diperoleh
semasa dalam kandungan mulai menurun, sehingga diperlukan makanan tambahan selain
ASI.
61
5. Manfaat Pemberian MP ASI
a. Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dengan
berbagai macam rasa dan bentuk.
c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan
d. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi
6. Cara Pemberian Makanan Pendamping ASI
a. Berikan secara hati-hari sedikit demi sedikit dalam bentuk encer kemudian lebih kental
secara berangsur-angsur.
b. Makanan diperkenalkan secara satu per satu sampai bayi benar-benar dapat
menerimanya.
c. Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba
sedikit demi sedikit misalnya telur. cara pemberiannya yaitu kuning telurnya terlebih
dahulu setelah tidak ada reaksi alergi maka pada hari berikutnya boleh diberikan putih
telurnya.
d. Pada pemberian makanan jangan dipaksa sebaiknya diberikan saat bayi lapar.
7. Makanan Anak Umur 12 – 24 Bulan
a. Pemberian ASI diteruskan. Pada periode umur ini jumlah ASI sudah berkurang, tetapi
merupakan sumber zat gizi yang berkualitas tinggi.
b. Pemberian MP-ASI atau makanan keluarga sekurang-kurangnya 3 kali sehari dengan
porsi separuh makanan orang dewasa setiap kali makan. Disamping itu tetap berikan
makanan selingan 2 kali sehari.
c. Variasi makanan diperhatikan dengan menggunakan Padanan Bahan Makanan. Misalnya
nasi diganti dengan: mie, bihun, roti, kentang, dll. Hati ayam diganti dengan: tahu, tempe,
kacang ijo, telur, ikan. Bayam diganti dengan: daun kangkung, wortel, tomat. Bubur susu
diganti dengan: bubur kacang ijo, bubur sumsum, biskuit, dll.
d. Menyapih anak harus bertahap, jangan dilakukan secara tiba-tiba. Kurangi frekuensi
pemberian ASI sedikit demi sedikit.
8. Dampak Yang Akan Timbul pada pemberian MP- ASI terlalu dini
a. Resiko jangka pendek
62
b. Menurunkan produksi ASI.
c. Defisiensi zat besi dan anemia.
d. Terdapat bahaya gastroenteritis (diare).
e. Resiko tersedak lebih besar.
f. Cendrung lebih mudah terjadi alergi atau intoleransi
g. Konsumsi ASI berkurang yang berakibat kurangnya asupan kalori dan zat gizi untuk
tumbuh kembang.
63
(Media)
1. ASI Eksklusif diberikan antara usia bayi berapa sampai berapa bulan ?
3. Jika bayi telah diberiokan MPASI apakah perlu tetap diberikan ASI?
66
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP)
L. MATERI
Terlampir
M. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab
N. MEDIA
67
Poster Program KB
O. PROSES PEMBELAJARAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN AUDIEN
1. Pembukaan 3 menit - Membuka kegiatan - Menjawab
dengan mengucap salam
salam - memperhatikan
- Memperkenalkan
diri
- Menyebutkan
kegiatan yang akan
dilakukan
- Menjelaskan tujuan
kegiatan
- Melakukan kontrak
waktu
- Menjelaskan
manfaat KB
- Menjelaskan
macam-macam
metode alat
kontrasepsi
- Menjelaskan
dampak tidak
melakukan KB
68
3. Penutup 7 menit - Memberikan - Mengajukan
kesempatan kepada pertanyaan
audien untuk - Memperhatikan
mengajukan - Menjawab
pertanyaan pertanyaan
- Menjawab evaluasi
pertanyaan dari - Menjawab
audien salam
- Melakukan evaluasi
terkait materi yang
sudah disampaikan
- Salam penutup
P. EVALUASI
Tanya Jawab
Q. DAFTAR PUSTAKA
4. Manuaba, 2009, Buku Acuan Pelayanan Maternal Neonatal dan Keluarga Berencana.
Balai
5. Saifuddin, AB, 2010, Buku Panduan Praktis Pelayanan Konmtrasepsi YBP. Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta.
6. Sundquist, K, 2010, Kontrasepsi Apa Yang Terbaik Untuk Anda, Arcan, Jakarta.
Pustaka, Jakarta
R. LAMPIRAN
1. Materi
2. Leaflet
3. Soal evaluasi penyuluhan
69
Lampiran 1
MATERI
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan jalan
memberikan nasehat perkawinan, pengobatan kemandulan dan penjarangan kehamilan, atau
salah satu usaha untuk membantu keluarga termasuk individu merencanakan kehidupan
berkeluarga dengan baik sehingga dapat mencapai keluarga berkualitas
2. Manfaat Keluarga Berencana
a. Perbaikan kesehatan badan ibu
b. Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan menikmati
waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
c. Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
d. Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
3. MACAM-MACAM METODE KONTRASEPSI
a. Metode Amenore Laktasi (MAL)
adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI). MAL sebagai
kontrasepsi bila:
1) Menyusui secara penuh
2) Belum haid
3) Umur bayi kurang dari 6 bulan
✓ Keuntungan kontrasepsi:
1) Efektivitas tinggi
2) Tidak mengganggu senggama
3) Tidak ada efek samping secara sistemik
4) Tidak perlu obat atau alat
5) Tanpa biaya
✓ Keterbatasan:
1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit
pasca persalinan.
70
2) Tidak melindungi terhadap IMS.
✓ Cara pemakaian:
1) Bayi disusui menurut kebutuhan bayi (ngeksel).
2) Biarkan bayi menghisap sampai melepaskan sendiri hisapannya.
3) Susui bayi anda juga pada malam hari, karena menyusu pada waktu malam
membantu mempertahankan kecukupan kebutuhan ASI.
4) Bayi terus disusukan walau ibu atau bayi sedang sakit.
5) Ketika mendapat haid pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera mulai
metode KB lainnya.
b. PIL.
Cocok untuk ibu menyusui, tidak menurunkan produksi ASI, dapat digunakan sebagai
kontrasepsi darurat.
✓ Efek samping: gangguan perdarahan (perdarahan bercak atau perdarahan tidak
teratur)
✓ Keuntungan:
1) Tidak mengganggu hubungan seksual.
2) Tidak mempengaruhi ASI.
3) Kesuburan cepat kembali.
4) Dapat dihentukan setiap saat.
✓ Keterbatasan:
1) Mengganggu siklus haid.
2) Peningkatan atau penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing, jerawat.
✓ Cara pemakaian:
1) Mulai hari pertama sampai hari kelima siklus haid.
2) Diminum setiap hari pada saat yang sama.
3) Bila lupa 1 atau 2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan.
71
4) Bila tidak haid, mulailah paket baru 1 hari setelah paket terakhir.
c. Suntik Progestin.
Sangat efektif dan aman. Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reprroduksi.
Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan. Cocok untuk masa menyusui,
karena tidak menekan produksi ASI.
✓ Keuntungan :
1) Sangat efektif
2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
3) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai pre menopause
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
✓ Keterbatasan :
1) Gangguan siklus haid
2) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
3) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, jerawat
✓ Cara pemakaian :
1) Setiaap saat selama siklus haid, asal tidak sedang hamil
2) Mulai hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid
3) Selama 7 hari setelah suntikan pertama tidak boleh melakukan hubungan seksual
4) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM
dalam didaerah pantat. suntikan diberikan setiap 90 hari
d. Kontrasepsi IMPLAN
Efektif selama 5 tahun, untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, dan Implanon.
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi. Pemasangan dan
pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali setelah implant di cabut. Aman
dipakai saat laktasi.
✓ Keuntungan:
1) Daya guna tinggi, perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
2) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
72
3) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
4) Bebas pengaruh estrogen
5) Tidak mengganggu senggama
6) Tidak mengganggu produksi ASI
7) Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
✓ Keterbatasan:
1) Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorhea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta amenorhea.
2) Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala, nyeri dada, perasaan mual, pening/
pusing kepala, peningkatan/ penurunan berat badan.
3) Membutuhkan tindak pembedahan minor.
e. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
Sangat efektif, reversibel, dan berjangka panjang. Haid menjadi lebih lama dan lebih
banyak Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan Dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduksi Tidak boleh dipakai oleh wanita yang terpapar Infeksi
Menular Seksual. Ada beberapa jenis : CuT-380A, NOVA-T, Lípez Loops.
✓ Keuntungan
1) Efektifitas tinggi (0,6-0,8 kehamilan/ 100 wanita dalam 1 tahun pertama, 1
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
2) Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti).
3) Tidak mempengaruhi hububungan seksual, dan meningkatkan kenyamanan
seksual karena tidak perlu takut untuk hamil.
4) Tidak mempengaruhi kualitas dan produksi ASI.
5) Dapat dipasang segera setelah melahirkan dan sesudah abortus ( apabila tidak
terjadi infeksi )
6) Dapat digunakan sampai menoupouse ( 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir ).
7) Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
✓ Kerugian :
73
1) Efek samping yang umum terjadi : perubahan siklus haid ( umumnya pada 3
bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan ), haid lebih lama dan banyak,
perdarahan spooting antar menstruasi, saat haid lebih sakit.
2) Komplikasi lain : merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan
perforasi dinding uterus, perdarahan berat pada waktu haid yang memungkinkan
penyebab anemia.
3) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
4) Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering
berganti-ganti pasangan.
74
Lampiran 2
75
76
Evaluasi
1. Apa pengertian program KB?
2. Apa saja manfaat dari KB?
3. Apa saja macam-macam dari KB?
77
Lampiran 5
PRESENSI BIMBINGAN DOSEN
TINGKAT/SEMESTER : 2/4
78
Lampiran 6
Nama Dosen : Sri Lestari DA, S.Kep., Ns, M.Kes Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga
Tingkat/Smt : 2/4 Tempat :
Kelas : 2A-DIII Keperawatan Media : Zoom
79
Surakarta, ..........................
80
Lampiran 7
DOKUMENTASI
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90