DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3
ANGGOTA :
1. SULFIKA (105611102922)
2. NUR FATIMA (105611101622)
3. NURQALBI IKHWANA (105611101722)
4. SHERLY IRA LIANA (105611101922)
5. FACHIRAH MAKHUL (105611101522)
6. RIFKY NUR ICHWAN (105611103522)
1. Sebelum Kemerdekaan
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar. Kami putra
dan putri Indonesua mengaku bertumpah darah yang satu tanah udara Indonesia, kami
putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia, kami putra dan
putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa yang satu bahasa Indonesia. Tidak yakin ketiga
dari “Sumpah Pemuda” merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan bangsa Indonesia.
Pada tahun 1928 bahasa Indonesia dikokohkan kedudukannya sebagai bahasa
Nasional. Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesastraan Indonesia berbuah banyak
dipengaruhi oleh sastrawan Minangkabau, seperti: Rusli, Abdul Muis, Nur Sultan
Iskandar, Sultan Takdir Alisyahbana, Hamka, Roestam Effendi, Idrus, dan Chaidir
Anwar. Sastrawan tersebut banyak mengisi dan menambah perbendaharaan kata,
sintaksis maupun morfomasuk bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia pada zaman ini
disebut sebagai bahasa persatuan dan digunakan sebagai alat perekat bangsa. Hal tersebut
berdasarkan oleh tujuan bahasa Indonesia sebagai bahasa Franca yang membantu
masyarakat antar suku dapat berkomnukasi satu sama lain.
2. Setelah Kemerdekaan
Dengan di ucapkannya Proklamasi kemerdekaan oleh Soekarno, maka Indonesia
menyatakan diri telah bebas dari campur tangan negara asing dan mulai menata
kehidupan bernegara secara mandiri. Banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan
setelah memproklamasikan diri, diantaranya masalah ekonomi, sosial, budaya dan yang
tidak kalah penting adalah bahasa. Sehari setelah menyatakan diri merdeka, tepatnya pada
tanggal 18 agustus 1945 UUD 1945 disahkan, dimana didalamnya terdapat pengakuan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara. Peristiwa tersebut lagi lagi jadi sebuah
acara sejarah yang cukup terpendam bagi perkembangan bahasa Indonesia kedepannya
tentunya setelah kemerdekaan dan juga di akuinya bahasa Indonesia dalam UUD 1945,
bahasa Indonesia semakin memiliki jati diri yang tidak lagi bisa diganggu gugat oleh
siapapun.
Zaman kemerdekaan juga memunculkan ejaan ejaan baru ejaan mobil van ophuijsen
pada zaman kolonial dan jepang kemudian bisa oleh ejaan Republik yang di resmikan
pada tanggal 19 Maret 1947 oleh Menteri pendidikan dan pengajaran Republik Indonesia,
Soewandi. Kemudian ejaan ini di kenal dengan ejaan Soewandi. Ciri dari ejaan ini adalah
(1) Huruf oe diganti dengan kamu pada kata kata guru, itu, umur, dsb. (2) bunyi Hamzah
dan bunyi sentak (‘) ditulis dengan “k” misalnya pada kata kata tak, pak , rakjat. (3) kata
ulang bisa ditulis dengan angka 2 seperti anak2, berjalan2, kebarat2-an. (4) SEBUAH
awalan di-dan kata depan keduanya ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya,
misalnya dibacakan, dirumah setelah ejaan Soewandi, kemudian muncul ejaan yang
disempurnakan (EYD) yang dipakai hingga hari ini.
Ejaan yang disempurnakan (EYD) diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 16 Agustus 1972 serta dikuatkan pula oleh keputusan Presiden tidak 57
Tahun 1972 semula, ejaan disusun bersama antara Malaysia dengan Indonesia sejak tahun
1959, ejaan tersebut dikenal dengan nejaan Melindo (Melayu-Indonesia). Namun, karena
sebuah situasi politik dan perkembangan hubungan antara Indonesia-Malaysia tidak
berjalan dengan baik maka peresmian ejaan Melindo kemudian di urungkan perubahan
ejaan Soewandi ke ejaan EYD adalah sebagai berikut (1) tj (tjinta) menjadi (cinta), (2) dj
(djika) menjadi (jika), (3) ch (chusus) menjadi kh (khusus), (4) nj (jonja) menjadi ny
(nyonya), (5) sj (sjarat) menjadi sy (syarat), (6) j (saja) menjadi kamu(saya).
3. Globalisasi Era
Globalisasi pada hakikatnya adalah proses yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
yang selanjutnya berkelanjutan melibihi batas batas kebangsaan dan kenegaraan selain
memberikan dampak pada perekonomian, pendidikan, sosial, dan budaya, globalisasi
juga memberikan pengaruh terhadap perkembangan bangsa Indonesia. Sejauh ini tanpa
teras banyak kosa kata yang sebenarnya hasil serapan dari bahasa lain terapi sudah kita
anggap sebagai bahasa kosa kata Melayu/Indonesia. Misalnya sebagai berikut.
Sebuah bahasa sansekerta agama, bahasa, cerita, cita, guru, harta, pertama, sastra,
sorga, warta.
a. Bahasa Inggris: penjaga gawang. Konsel, tim, gol, terakhir, tes, organisasi,
proklamasi, kaki, administrasi