Anda di halaman 1dari 2

Faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang

Menurut Hurlock (1990)

1. Intelegensi
Semakin tinggi tingkat kecerdasan seseorang maka semakin cepat menguasai keterampilan
berbahasa. Semakin pintar seorang anak, semakin tingga rasa ingin tahu dan mengungkapkan ide
malalui cerita yang meningkatkan kemampuan berbahasa
2. Kedisiplinan
Pelatihan kedisiplinan terhadapa anak berpengaruh terhadap perkeembangan Bahasa anak. Anak
yang mendapatakan pelatihan kedisiplinan yang cenderung lemah akan lebih banyak berbicara,
sedangkan anak yang mendapatkan pelatihan kedisiplinan yang keras akan lebih menjadi pendiam
karena takut dan khawatir dalam berbicara.
3. Urutan dalam keluarga
Anak pertama akan lebih banyak mendapatkan stimulasi berbicara daripada anak kedua. Orang tua
menuntut anak pertama untuk lebih berani berbicara dan banyak berbicara. Berbeda dengan anak
kedua, beberapa orang tua memiliki lebih banyak waktu untuk berbicara dengan anak kedua,
sehingga orang tua yang banyak berbicara dan anak lebih cenderung untuk menyimak daripada
berbicara
4. Jumlah saudara dalam keluarga
Orang tua dengan anak tunggal akan memiliki lebih banyak waktu untuk berupaya memenuhi
kebutuhan perkembangan Bahasa pada anak tunggal dengan menstimulasi anak untuk berbicara,
karena perhatian orang tua sepenuhnya tertuju pada anak tunggal. Sedangkan anak yang dibesarkan
dalam keluarga besar, akan kurang mendapatkan perhatian dari orang tua, karena orang tua harus
membagi perhatian kepada semua anak-anaknya, sehingga peningkatan perkembangan Bahasa
kurang.
5. Ras
Keyakinan yang diyakini oleh ras tertentu bahwa berbicara harus terbatas akan mempengaruhi
perkembangan Bahasa seorang anak. Filosofi jawa mengatakan “Diam itu Emas” akan membuat
anak lebih baik diam daripada berbicara yang akan menghambat kemampuan berbicara. Pandangan
suku tertentu bahwa anak dianggap tidak sopan apabila terlalu banyak berbicara dan akan
menyebabkan seorang anak kurang berminat dalam mengembangkan kemampuan berbicara.
6. Peran Seks
Anak perempuan lebih cepat dalam perkembangan Bahasa daripada anak laki-laki. Anak laki-laki
lebih suka membual dan mengkritik, sedangkan anak perempuan lebih suka mengadu dan
membahas dengan teman seusianya. Anak perempuan menambah lebih banyak kosakata daripada
anak laki-laki.
7. Pengaruh Faktor Biologis
Kemahiran berbahasa memiliki basis biologis. Bortfeld (Saantrock, 2011) membuktikan bahwa
daerah tertentu diotak digunakan untuk Bahasa. Bagian otak yang mempengaruhi Bahasa adalah
daerah Broca, yaitu daerah di lobus frontal kiri yang berpengaruh terhadap pemrosesa kata-kata dan
daerah Wernicke, di hemisfer kiri yang berpengaruh terhadap pemahaman Bahasa. Ahli Bahasa
Chomsky menjelaskan bahwa manusia memiliki kemampuan biologis untuk mempelajari Bahasa
pada waktu dan cara tertentu, karena setiap anak membawa alat penguasaan Bahasa (language
acquisition device-LAD), yaitu perlengkapan biologis yang memungkinkan anak mendeteksi ciri dan
ketentuan Bahasa yang mencakup fonologi, sintaksis dan semantic. (Santrock, 2011).
8. Faktor Lingkungan
Anak-anak belajar keterampilan berbahasa dari pengalaman awal lingkungan. Ibu membalas
celotehan bayi yang berusia 8 bulan dengan tersenyum dan menyentuh bayi, maka bayi akan
melakukan percakapan yang lebih kompleks. Perhatian orang tua terhadap anak usia 12 sampai 18
bulan dalam belajar Bahasa akan memprediksi keterampilan Bahasa anak di usia 24 bulan. Cara
orang tua menanggapi bayi dan mengajarkan kata-kata awal dan kalimat baru pada anak akan
meningkatakan Bahasa anak.
9. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Status sosiaoekonomi keluarga mempengaruhi cara berkomunikasi anak. Keluarga dengan status
ekonomi yang kurang, akan berbicara dengan anak-anak dengan kosakata yang terbatas. Orang tua
lebih mengutamakan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga daripada berbicara dengan
anak-anak mereka. Pembicaraan dikeluarga jarang dilakukan dan tidak menjadi fokus perhatian
untuk menstimulasi berbicara anak, karena mengutamakan penghasilan sehari-hari. Berbeda
dengan keluarga yang memiliki status sosioekonomi pada kategori sedang hingga tinggi, orang tua
akan memperhatikan perkembangan Bahasa anak. Orang tua akan lebih banyak memperkenalkan
kosakata baru, membahas peristiwa-peristiwa disekitar dan memberikan penjelasan dalam berbagai
situasi. Anak akan terdorong untuk mengajukan pertanyaan dan jawaban. Semakin sering orang tua
berbicara dengan anak-anak akan meningkatkan perkembangan Bahasa. Keluarga yang memiliki
status sosial ekonimi yang tinggi akan menyediakan bahan-bahan yang meningkatkan kemampuan
Bahasa anak seperti televisi, radio, koran, majalah, dan buku bacaan. Anak-anak belajar melalui
intruksi Bahasa lisan membaca dan menulis.
10. Kemampuan Bilingual
Anak-anak yang memiliki kemampuan dua Bahasa (bilingualism) memiliki keunggulan dalam hal
performa kognitif. Anak dengan kemampuan bilingualism memiliki kemampuan mengendalikan
atensi, mudah dalam memahami pembentukan konsep, memiliki penalaran analitis dan fleksibilitas
dan kompleksitas secara kognitif. Meskipun mereka kurang fasih berbicara salah satu Bahasa,
Namun mereka menampilkan cara yang berbeda dalam berbicara disbanding anak-anak yang
menguasai satu Bahasa. Penguasaan dua Bahasa pada kanak-kanak akan memiliki tingkat
keberhasilan yang tinggi daripada mempelajari dua Bahasa pada masa remaja. Karena pengenalan
dan pemahaman skema Bahasa pada tahap awal akan menentukan pada pemhaman Bahasa
selanjutnya (Santrock, 2012).

Anda mungkin juga menyukai