Anda di halaman 1dari 2

K.N.Unni, V.P.P. Singh.

, 2012, Autotransplantation of teeth – An overview, Amrita Journal


of Medicine, Vol. 8, No: 2, Page 1 – 44

Prosedur Bedah pada Transplantasi Gigi

1. Pemberian antibiotik pra-operasi. Pemberian Antibiotik direkomendasikan beberapa jam


sebelum dilakukan operasi.
2. Melakukan desinfeksi dan Anastesi pada daerah sekitar pembedahan.

3. Melakukan Ekstraksi gigi yang akan didonor. sebelum mempersiapkan


soket untuk gigi yang didonor, gigi donor harus
diambil dan diperiksa bentuk anatomi, ukuran
dan kondisi Ligamentum Periodontalya. Perlu diperhatikan untuk tidak merusak
Ligamentum Periodontal. Incisi intracrevicular dibuat
sebelum melakukan luksasi untuk melindungi sebanyak mungkin Ligamentum Periodontal
pada akar dan donor diekstraksi secara perlahan dan se- atraumatik mungkin. Gigi donor
harus ditempatkan kembali soket aslinya setelah gigi donor
diangkat dan menunggu untuk ditempatkan di socket yang baru. Jika diperkirakan
membutuhkan waktu yang lebih di luar mulut, gigi
harus disimpan dalam media penyimpanan seperti larutan Hank
yang akan mempertahankan kelangsungan hidup
dari sel-sel ligamen periodontal. Air tidak dapat
digunakan untuk media penyimpanan karena bersifat hipotonik dan
akan merusak sel-sel periodontal.

4. Mengukur gigi yang akan di donor. Mengukur lebar mesial-distal akar dan mahkota serta
panjang akar akar gigi.

5. Mempersiapkan tempat untuk gigi yang didonor: Soket gigi dibuat sedikit lebih besar dari
gigi yang didonor menggunakan bur bedah dengan kecepatan rendah dan pendinginan dengan
larutan salin.

6. Melakukan Try-in dan penyesuaian. Kecocokan antara tempat dan gigi yang didonor
diperiksa secara berkala dengan menempatkan gigi kedalam soket dengan tekanan yang
ringan Hambatan dalam dinding soket dihilangkan. Penempatan yang terlalu dalam di bawah
ketinggian oklusal harus dihindari sehingga perawatan ortodontik tidak diperlukan pada
tahap berikutnya.

8 Trimming dan suturing terhadap flap: Prosedur yang paling penting dalam pembedahan
adalah penutupan secara erat flap gingiva di sekitar gigi donor. Hal ini mengoptimalkan
perlekatan kembali dan yang paling penting adalah dapat menghambat invasi bakteri menuju
bekuan darah. Untuk mendapatkan adapatasi yang rapat disekitar gigi donor, pembuatan flap
dan melakukan suturing sebelum gigi diposisikan sangat direkomendasikan pada setiap
kasus. Adaptasi yang erat dan rapat antara flap dan gigi donor akan didapatkan sebelum
memposisikan gigi donor.

9 Memposisikan dan melakukan splinting pada gigi donor. Gigi donor dimasukkan secara
ringan kedalam soket penerima melalui bukaan flap gingiva yang telah dijahit sebelumnya.
Idealnya, bukaan gingival harus lebih sempit dari diameter gigi donor karena adaptasi yang
erat antara ginigva dan gigi diperlukan. Selanjutnya dilakukan Splinting dengan cara jahitan.
Jika transplantasi tidak stabil setelah splint jahitan atau membutuhkan penyesuaian oklusal
yang lebih, splinting diubah menjadi satu dengan kawat dan perekat resin .

10. Penyesuaian oklusal: oklusi harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan
oklusal.

11. Evaluasi radiografi: Sebuah foto rontgen diambil sebelum dan setelah splinting untuk
mengevaluasi posisi gigi donor di socket yang baru.

12. Penutupan daerah pembedahan: Penutupan (periodontal


pack) diterapkan untuk melindungi transplantasi terhadap

infeksi selama 2-3 hari pertama pada luka

penyembuhan. Penutup ini dilepas sekitar 3-4 hari

post operasi.

Anda mungkin juga menyukai