4. Mengukur gigi yang akan di donor. Mengukur lebar mesial-distal akar dan mahkota serta
panjang akar akar gigi.
5. Mempersiapkan tempat untuk gigi yang didonor: Soket gigi dibuat sedikit lebih besar dari
gigi yang didonor menggunakan bur bedah dengan kecepatan rendah dan pendinginan dengan
larutan salin.
6. Melakukan Try-in dan penyesuaian. Kecocokan antara tempat dan gigi yang didonor
diperiksa secara berkala dengan menempatkan gigi kedalam soket dengan tekanan yang
ringan Hambatan dalam dinding soket dihilangkan. Penempatan yang terlalu dalam di bawah
ketinggian oklusal harus dihindari sehingga perawatan ortodontik tidak diperlukan pada
tahap berikutnya.
8 Trimming dan suturing terhadap flap: Prosedur yang paling penting dalam pembedahan
adalah penutupan secara erat flap gingiva di sekitar gigi donor. Hal ini mengoptimalkan
perlekatan kembali dan yang paling penting adalah dapat menghambat invasi bakteri menuju
bekuan darah. Untuk mendapatkan adapatasi yang rapat disekitar gigi donor, pembuatan flap
dan melakukan suturing sebelum gigi diposisikan sangat direkomendasikan pada setiap
kasus. Adaptasi yang erat dan rapat antara flap dan gigi donor akan didapatkan sebelum
memposisikan gigi donor.
9 Memposisikan dan melakukan splinting pada gigi donor. Gigi donor dimasukkan secara
ringan kedalam soket penerima melalui bukaan flap gingiva yang telah dijahit sebelumnya.
Idealnya, bukaan gingival harus lebih sempit dari diameter gigi donor karena adaptasi yang
erat antara ginigva dan gigi diperlukan. Selanjutnya dilakukan Splinting dengan cara jahitan.
Jika transplantasi tidak stabil setelah splint jahitan atau membutuhkan penyesuaian oklusal
yang lebih, splinting diubah menjadi satu dengan kawat dan perekat resin .
10. Penyesuaian oklusal: oklusi harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak ada gangguan
oklusal.
11. Evaluasi radiografi: Sebuah foto rontgen diambil sebelum dan setelah splinting untuk
mengevaluasi posisi gigi donor di socket yang baru.
post operasi.