KELOMPOK IX
2022
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang dari penulisan makalah ini adalah karena adanya
perbedaan yang ditunjukkan anak pada saat melakukan perawatan ke dokter, ada
yang dapat menerima perawatan dengan baik dan ada yang tidak, sehingga dokter
yang baik harus dapat memberikan perawatan yang tepat.
Teknik pengendalian fisik (restraint ) merupakan teknik menahan gerakan
pasien dengan cara mengunci gerakan tangan, kepala, ataupun kaki pasien
sehingga memudahkan perawatan.
Restraints digunakan untuk anak yang tidak kooperatif, anak yang memiliki
keterbelakangan pada fisik atau mentalnya (cacat) dimana tidak bisa mengontrol
tindakannya atau dapat juga dilakukan pada anak usia 3 tahun yang belum mampu
berkomunikasi. Tindakan ini dilakukan untuk menghindari anak melukai dirinya
ataupun orang lain saat dilakukan perawatan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah tekhnik penggunaan tindakan fisik (restrain) pada bayi dan anak ?
C . Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan tekhnik penggunaan tindakan fisik (restrain) pada bayi dan anak.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat mengetahui tentang definisi restrain
b. Tujuan penggunaan restrain
c. Penggunaan Teknik Pengendalian Fisik ( Restraint )
d. Jenis-Jenis Restraint
e. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan Restraint pada bayi
dan anak.
BAB II
Restraint Pada Anak
A . Pengertian Restraint
Restraint dalam psikiatrik secara umum mengacu pada suatu bentuk
tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan memberikan
keamanan fisik dan psikologis individu.
Restraint (fisik) merupakan alternative terakhir intervensi jika dengan
intervensi verbal, chemical restraint mengalami kegagalan. Seklusi merupakan
bagian dari restraint fisik yaitu dengan menempatkan klien di sebuah ruangan
tersendiri untuk membatasi ruang gerak dengan tujuan meningkatkan keamanan
dan kenyamanan klien.
Perawat perlu mengkaji apakah restraint di perlukan atau tidak.
Restraint seringkali dapat dihindari dengan persiapan anak yang adekuat,
pengawasan orang tua atau staf terhadap anak, dan proteksi adekuat terhadap sisi
yang rentan seperti alat infus. Perawat perlu mempertimbangkan
perkembangan anak, status mental, ancaman potensial pada diri sendiri atau
orang lain dan keamannnya.
3. Biasa dilakukan pada anak usia 3 tahun atau lebih kecil dari 3 tahun yang
4. Adalah teknik yang digunakan sebagai upaya terakhir jika cara-cara lain
tidak mempan.
6. K e ti k a p e r a w a ta n s e d a n g d i l a k u k a n , b i c a r a k a n d e n g a n pelan ke telinga si
8. Teknik restraint ini sebaiknya jangan digunakan pada anak yang takut,
tepat.
D . Jenis-Jenis Restraint
1. Pengendalian Fisik ( P hysical R estraint) Dengan Menggunakan Alat.
Pengendalian fisik dengan menggunakan alat merupakan bentuk
gerakan tubuh dan kepala pasien maupun menahan gerakan rahang dan
mulut pasien. Berikut adalah alat bantu untuk menahan gerakan tubuh
yang diinginkan.
c. Papoose board
penggunaannya adalah
bagian atas tubuh, tengah tubuh dan kaki anak diikat dengan
utama dari penggunaan alat ini adalah untuk menjaga supaya pasien
tersebut dengan bahu berada di lipatan dan kaki ke arah sudut yang
sisi kanan selimut ditarik ke tengah melintasi bahu kanan anak dan
dada diselipkan dibawah sisi tubuh bagian kiri. Lengan kiri anak
diletakkan lurus rapat dengan tubuh anak, dan sisi kiri selimut
bagian kanan. Sudut bagian bawah dilipat dan ditarik kearah tubuh
e. Pedi-wrap
kebutuhan.
supaya mulut tidak tertutup saat perawatan dilakukan. Alat ini juga
sepuluh hingga lima belas menit agar rahang dan mulut pasien
dapat beristirahat.
b. Molt Mouth Gags
mulut pasien.
c. Tongue Blades
perawatan.
anak.
Hanya saja peran perawat digantikan oleh orang tua pasien anak. Cara
pengendalian dengan menggunakan bantuan orang tua lebih disukai
anak apabila dibandingkan dengan menggunakan bantuan tim medis,
sebab anak lebih merasa aman apabila dekat dengan orang tuanya.
F. Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Penggunaan Restraint Pada Bayi Dan Anak
4. Tawarkan makanan, minuman dan bantuan untuk eliminasi, beri anak dot.
1. Tujuan
Tujuan pemasangan restrain antara lain menurut Kozier et.al (2002) adalah:
4. Impementasi
c. Keluarga
1) Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dengan
bahasa yang mudah dipahami
5) Posisikan orang tua dekat kepala tempat tidur sehinggan orang tua
dapat menenangkan anak dengan berbicara lembut
d. Alat
4) Pin pengikat
5) Bengkok
e. Pelaksanaan
1) Restrain mumi atau bedong
a) Cuci tangan
b) Letakan kain restrein atau selimut pada tempat tindakan
dengan salah satu sudut dilipat
g) Rapihkan alat
h) Dokumentasikan
3) Restraint Siku
a) Cuci tangan
b) Lingkarkan restrein siku
(jika menggunkan restrein siku yang sudah jadi)
4) Restrain Sabuk
a) Cuci tangan
b) Pastikan bahwa sabuk pengaman berfungsi dengan baik.
c) Apabila sabuk pengaman Velcro akan digunakan, pastikan
bahwa kedua bagian velco utuh
5) Restrain Jaket
a) Cuci tangan
b) Pasang restrain rompi pada klien dengan bagian pembuka
didepan atau dibelakang, bergantung pada jenisnya
c) Tarik tali pada ujung lipatan restrain rompi melewati dada, dan
masukan pada lubang restrain rompi disisi dada yang
berlawanan
5. Evaluasi
Hal yang harus dilakukan dalam mengevaluasi pemasangan restrain adalah:
d. Lepas restrain segera setelah alat tersebut tidak perlu digunakan lagi, dan
dokumentasikan
A. Kesimpulan
Teknik pengendalian fisik (restraint) hanya boleh digunakan pada anak
yang tidak dapat menjadi kooperatif, teknik ini tidak boleh digunakan pada anak
yang kooperatif atau anak yang memiliki potensi menjadi kooperatif. Teknik
pengendalian fisik memiliki beberapa jenis, yaitu teknik pengendalian dengan
menggunakan bantuan alat dan teknik
pengendalian tanpa menggunakan bantuan alat. Teknik pengendalian dengan
menggunakan alat merupakan teknik pengendalian yang dalam
proses pengendaliannya menggunakan alat bantu.
Dalam praktiknya, teknik pengendalian fisik (restraint ) tidak selalu dapat
diterapkan pada setiap anak, sebab teknik ini memiliki resiko yang dapat
membahayakan pasien anak hingga dapat menyebabkan kematian pada anak.
Penggunaan teknik ini menyebabkan terjadinya berbagai berdebatan di kalangan
masyarakat karena cara penerapannya yang dianggap kasar. Oleh karena itu,
tekhnik pengendalian fisik yang baik tidak boleh berdampak buruk terhadap
keadaan tubuh pasien.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekhnik pengendalian fisik memiliki
beberapa cara perawatan yang berbeda, tetapi tekhnik restraint yang paling baik
adalah teknik pengendalian tanpa penggunaan bantuan alat, sebab dengan
menggunakan alat, anak akan cenderung merasa depresi karena tubuh anak hanya
ditahan oleh alat bantu, dan tidak dapat merasakan sentuhan dari orang lain,
terutama orang terdekat pasien anak yaitu orang tua maupun keluarga dekat
pasien anak,sedangkan teknik pengendalian tanpa menggunakan alat akan
cenderung membuat pasien anak merasa lebih nyaman dan aman.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu memahami tentang penggunaan tindakan fisik
(restrain) pada bayi dan anak, serta dapat mengetahui macam-macam
Restraint pada bayi dan anak.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan penjelasan yang lebih luas penggunaan
tindakan fisik (restrain) pada bayi dan anak serta dapat lebih banyak
menyediakan referensi-referensi buku tentang penggunaan tindakan fisik
(restrain) pada bayi dan anak.
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan lebih mengerti dan memahami tentang penggunaan tindakan fisik
(restrain) pada bayi dan anak, serta dapat lebih mengetahui macammacam
Restraint pada bayi dan anak.
DAFTAR PUSTAKA