Anda di halaman 1dari 3

SOP KEJANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PERAWATAN ANAK KEJANG

1. TUJUAN
Mencegah atau mengurangi risiko cedera, aspirasi/hypoksia dan kecemasan keluarga akibat
kejang pada anak.

2. RUANG LINGKUP
Dilakukan pada bayi / anak yang mengalami kejang

3. ACUAN
a. Potter, P.A & Perry A.G (2006), Clinical Nursing skills & Techniques 6 th edition, St Louis :
Mosby Year Book,Inc
b. Wong and Whaley (1996), Clinical Manual Of Pediatric Nursing 4 edition, St Loui : Mosby
Year Book,Inc.
c. Alimul, Aziz A H, (2006), pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Buku ke-2, edisi pertama,
Salemba medika, Jakarta.
d. Modul Pelatihan Penanganan Penderita Gawat Darurat untuk perawat (2006), kerjasama RSHS
Bandung dengan PKGDI wilayah Jabar.

4. DEFINISI
Perawatan anak kejang adalah memberikan tindakan perawatan pada anak yang mengalami
perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan sangat singkat/ sementara karena aktifitas otak
yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat berlebihan, akibat dari
malformasi otak kongenital,faktor genetis atau adanya penyakit seperti meningitis, encephalitis
serta demam, atau gangguan metabolisme, trauma, dsb.

5. PROSEDUR
1. Tanggung jawab dan Wewenang :
Penanggung jawab kurikulum / akademik membuat pemetaan dosen & pembimbing.
Koordinator mata ajaran keperawatan anak I bertanggung jawab dalam pengelolaan ketercapaian
prosedur perawatan anak panas / demam.
Pembimbing Praktek pendidikan dan pelatihan dan lahan peraktik bertanggung jawab dalam
membimbing dan menilai ketercapaian pelaksanaan prosedur tindakan setiap peserta didik secara
obyektif baik di laboratorium maupun di lahan praktek.
Pembimbing praktek pendidikan dan lahan peraktik bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
SOP.
2. Pelaksanaan
a. Observasi / kaji adanya riwayat kejang, perilaku anak sebelum dan selama kejang, sifat atau jenis
kejang, lama kejang, awitan, gerakan saat kejang, perubahan wajah, mata, upaya pernafasan (ada
dan lamanya apneu serta mengorok), lain-lain (termasuk berkemih dan defekasi involunter).
b. Persiapan klien :
Bina trust pada keluarga (lihat SOP komunikasi terapeutik pada anak dan keluarga sesuai tahap
usia)
Beri penjelasan pada anak / keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan.
Bayi / anak diatur dalam keadaan aman dan nyaman, dalam posisi berbaring.

c. Persiapan Alat :
Obat anti-epileptik sesuai resep dokter.
Selimut atau bantalan lunak
Bengkok atau nierbekken
Tabung oksigen dan alat bantu pernafasan
Set infus/ tranfusi dan cairannya
Set alat pengukuran tanda vital
d.Persiapan lingkungan : Ciptakan lingkungan yang tenang dan banyak sirkulasi udara secara tidak
panas.
e. Pelaksanaan kerja :
1. Libatkan keluarga dalam tindakan keperawatan
2. Lindungi anak selama kejang ; jangan gunakan restrain / paksaan pada anak (kecuali anak dalam
bahaya). Bila anak berdiri atau duduk di kursi roda pada awal episode, bantu anak untuk
mencapai lantai/ tempat baring. Jangan membuat anak teragitasi, bicara dengan suara lembut dan
sikap tenang. Jangan mengharapkan anak untuk mengikuti instruksi, karena adanya kerusakan
kesadaran.
3. Tempatkan selimut kecil yang lunak atau tangan perawat sendiri di bawah kepala anak.
4. Jangan masukkan benda apapun di mulut anak, keluarkan sisa makanan yang tertinggal di mulut.
5. Lepaskan kacamata atau gigi palsu bila ada.
6. Longgarkan pakaian anak.
7. Cegah anak dari membenturkan kepala pada objek keras, singkirkan benda-benda (perabotan)
yang dapat menimbulkan bahaya atau cedera.
8. Beri bantalan lunak disekitar tempat tidur / kursi ( pertahankan kondisi ini tetap terpasang ketika
anak sedang tidur,istirahat atau mengalami kejang)
9. Bila mungkin posisikan anak pada garis tengah, hiperektensi, untuk meningkatkan ventilasi yang
adekuat.
10. Bila anak mulai muntah, miringkan dengan hati hati (pertimbangkan posisi dekubitus lateral bila
anak mulai muntah dan pengisapan tidak cukup untuk mengontrol saluran nafas). Dekatkan
bengkok / wadah muntah di sisi dekat mulut anak.
11. Bila tak terdapat peralatan medis lengkap hubungi pelayanan medis darurat.
12. Bila peralatan memadai, berikan terapi oksigen (lihat SOP cara pemberian cairan elektrolit per
infus) sebagai perawatan pendukung.
13. Berikan obat Antipiletikdalam dosis yang sesuai denganberat badan anak (lihat SOP cara
pemberian obat pada anak )
14. Lakukan perawatan gigi dengan baik selama terapi fenitoin untuk menurunkan hyperflasi gusi
15. Berikan vitamin d dan asam folat selama terpai fenitoin dan phenobartial untuk mencegah
defisiensi.
16. Lindungi anak pada periode pasca kejang :
Pertahankan posisi miring; tetaplah bersama anak dan tenangkan anak sampai ia sadar ( karena
anak mungkin bingung dan takut)
17. Tanyakan perasaan anak dan keluarga setelah tindakan.
18. Ajarkan orang tua dan anak cara mengantipasi kejang dan beradaptasi terhadap situasi pencetus
kejang secara tepat.
19. Akhiri interaksi dengan mengucapkan salam
20. Bereskan semua peralatan, kembalikan ke tempat semula.
21. Cuci tangan (lihat SOP cuci tangan)
22. Dokumentasikan hasil tindakan, termasuk reaksi/ res[on bayi / anak saat dilakukan tindakan dan
sesudahnya.

6. PENGENDALIAN / PEMANTAUAN
1. Absensi mahasiswa dan dosen
2. Dokumentasi laporan kegiatan
3. Format penilaian cheklist SOP yang di tandatangani dan diberi nama jelas instruktur yang
menilai dari peserta didik yang bersangkutan
4. Buku pedoman penilaian kompetensi.

7. DOKUMENTASI
SOP No. tentang mencuci tangan
SOP No. tentang komunikasi terapeutik pada anak/ keluarga
SOP No. tentang pemberian obat
SOP No. tentang cara pemberian cairan/ elektrolit per infus
SOP No. tentang cara pemberian oksigen
SOP No. tentang teknik penkes

8. PENGESAHAN
Disusun Oleh : Diperiksa Oleh ; Disetujui dan disyahkan Oleh

Anda mungkin juga menyukai