Anda di halaman 1dari 24

PROSEDUR OPERASIONAL

KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :


SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 1/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

1. Referensi :
1.1. Peraturan Perusahaan,
1.2. Peraturan Disiplin Karyawan,
1.3. Peraturan Perundang-Undangan, dan ketentuan Ketenagakerjaan lainnya.

2. Ruang Lingkup
2.1. Bahwa setiap kebijakan yang diterbitkan perlu disusun prosedur pelaksanaan
sebagai panduan penerapan kebijakan, baik bagi karyawan maupun Unit
Pengelolaan SDM.
2.2. Salah satu kebijakan yang perlu diatur prosedurnya adalah tentang tata cara
Pemutusan Hubungan Kerja.
2.3. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja mengatur tentang tata cara Pemutusan
Hubunngan Kerja baik secara terhormat dan tidak terhormat, atas kehendak
Perusahaan maupun Pekerja.

3. Definisi
3.1. Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai – nilai
Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3.2. Hubungan Kerja adalah hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh
berdasarkan perjanjian kerja yang memuat syarat – syarat kerja, hak dan
kerwajiban para pihak.
3.3. Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha atau gabungan Pengusaha
dengan Pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan
hubungan kerja serta perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya
dalam satu Perusahaan.
3.4. Pemutusan Hubungan Kerja adalah berakhirnya hubungan kerja antara
Perusahaan dengan Pekerja baik secara terhormat maupun tidak terhormat, atas
kehendak Perusahaan maupun kehendak Pekerja..
3.5. Pejabat dalam peraturan ini adalah karyawan yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Direksi untuk jabatan struktural yaitu:
a. General Manager
b. KepalaDivisiatau yang setingkat
c. Deputy Kepala Divisi
d. PemimpinCabang
e. Manager Bisnis
f. Manager Pelayanan & Operasi
g. Manager pada Unit Kerja Suporting
h. Koordinator / Pemimpin Cabang Pembantu
i. Pejabat lain yang secara khusus ditetapkan Direksi.
3.6. Cabang adalah lokasi di tingkat pusatatauutamadimanakaryawanditempatkan.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 2/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

4. Jenis – Jenis Pemutusan Hubungan Kerja


Dengan melihat alasan-alasan seorang karyawan dapat diputuskan hubungan kerjanya
dengan hormat, atau dengan tidak hormat.
4.1. Pemutusan Hubungan Kerja dengan hormat
4.1.1. PHK Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
1) Karyawan yang telah mencapai batas usia pensiun, yang bersangkutan
dianggap telah menyelesaikan masa bhaktinya, oleh karenanya dapat
diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat (pensiun).
2) Pemberitahuan pemutusan hubungan kerja karena pensiun tersebut
disampaikan 12 (dua belas) bulan sebelum karyawan yang
bersangkutan mencapai batas usia pensiun.
3) Perusahaan akan berupaya memberikan kesempatan kepada karyawan
yang akan memasuki usia pensiun untuk mempelajari dan mengikuti
program-program pengembangan usaha guna membekali karyawan
tersebut dalam menjalani masa pensiunnya.
4) Terhadap karyawan yang diberhentikan karena mencapai batas usia
pensiun akan dibayarkan manfaat pensiun sesuai dengan ketentuan
Dana Pensiun Bank Bukopin.
4.1.2. PHK Atas Permintaan Sendiri
1) Karyawan yang mengajukan permohonan berhenti bekerja atas
permintaan sendiri akan diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat.
2) Permohonan berhenti tersebut dapat ditunda oleh Perusahaan untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun karena alasan dinas atau
alasan lain yang mendesak.
3) Permintaan berhenti sebagai karyawan disampaikan secara tertulis
kepada pimpinan satuan kerjanya dengan tembusan ke Divisi
Pengelolaan SDM dan dalam jangka waktu minimal satu bulan sebelum
tanggal effektif berhenti.
4) Persetujuan atau penundaan atas permintaan berhenti disampaikan
secara tertulis kepada yang bersangkutan oleh USDM melalui pimpinan
satuan kerjanya.
5) Terhadap karyawan yang diberhentikan atas permintaan sendiri akan
dibayarkan hak-haknya sebagaimana ketentuan Peraturan Perusahaan
dan perundang-undangan yang berlaku.

4.1.3. PHK Karena Menderita Cacat atau Alasan Kesehatan


1) Karyawan dapat diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat apabila
berdasarkan keterangan Dokter dinyatakan:
a. Tidak dapat bekerja lagi sebagaimana mestinya karena menderita
cacat fisik.
b. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya
sendiri dan atau lingkungan kerjanya.
c. Belum mampu bekerja kembali setelah berakhirnya cuti sakit.
2) Keputusan mengenai pemutusan hubungan kerja karyawan
sebagaimana dimaksud pada angka 1.1.3 disampaikan oleh DSDM
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 3/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

secara tertulis kepada karyawan yang bersangkutan melalui Pimpinan


satuan kerjanya.
3) Terhadap karyawan yang diberhentikan karena menderita cacat atau
alasan kesehatan akan dibayarkan hak-haknya sebagaimana
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

4.1.4. PHK Karena Meninggal Dunia


1) Karyawan yang meninggal dunia sebelum mencapai batas usia pensiun
diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat sebagai karyawan.
Kepada ahli waris/pihak lainnya yang ditunjuk secara sah segera
diberlakukan ketentuan-ketentuan mengenai pensiun dan bantuan
lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Terhadap karyawan yang meninggal dunia dalam melaksanakan tugas
dapat diberikan penghargaan secara kasus per kasus.

4.1.5. PHK Karena Hilang


1) Karyawan yang dinyatakan hilang dan belum ditemukan hingga akhir
bulan ke 12 (dua belas) dianggap meninggal dunia dan yang
bersangkutan diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat sebagai
karyawan.
2) Karyawan yang telah dinyatakan hilang yang belum melewati masa 12
(dua belas) bulan ditemukan kembali hidup dan sehat serta hilangnya
tersebut bukan disebabkan oleh karyawan yang bersangkutan akan
dipekerjakan kembali.
3) Karyawan yang telah dinyatakan hilang belum melewati 12 (dua belas)
bulan ditemukan kembali, tetapi dalam keadaan cacat dan berdasarkan
keterangan tim Dokter yang ditunjuk Perusahaan dinyatakan tidak
dapat bekerja lagi, maka terhadap karyawan yang bersangkutan
diberhentikan dengan hormat.
4) Karyawan yang telah dinyatakan hilang yang belum melewati masa 12
(dua belas) bulan, tetap memperoleh penghasilan sebagai karyawan
dan dibayarkan kepada ahli waris/pihak lainnya yang ditunjuk.
5) Karyawan yang telah dinyatakan hilang ditemukan kembali setelah
melewati masa 12 (dua belas) bulan maka :
a. Apabila masih sehat maka dipekerjakan kembali, dan hak-hak
kepegawaian diberikan secara penuh terhitung sejak dianggap
meninggal dunia dengan memperhatikan hak-hak kepegawaian
yang telah diterima oleh keluarganya.
b. Apabila tidak dapat bekerja kembali berdasarkan surat keterangan
Tim Dokter yang ditunjuk Perusahaan maka diberhentikan dengan
hormat.
6) Terhadap karyawan yang diberhentikan karena meninggal dunia atau
hilang / cacat dalam melaksanakan tugas akan dibayarkan manfaat
pensiun sesuai dengan ketentuan Dana Pensiun Bank Bukopin dan
hak-hak lainnya sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang
berlaku.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 4/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

4.1.6. PHK Dengan Alasan Lain


1) Pernikahan antar Karyawan
a. Bagi karyawan yang akan menikah dengan sesama karyawan maka
salah satu dari karyawan tersebut akan putus hubungan kerjanya
dengan Perusahaan terhitung sejak tanggal dilangsungkannya
pernikahan dan akan diputuskan hubungan kerjanya dengan
hormat.
b. Pada prinsipnya yang putus hubungan kerjanya adalah yang masa
kerjanya terpendek kecuali dalam laporan rencana pernikahan
dinyatakan pilihan diantara karyawan yang bersangkutan yang akan
putus hubungan kerjanya dengan Perusahaan.
c. Kewajiban karyawan yang putus hubungan kerjanya tersebut
terhadap Perusahaan, dilunasi oleh karyawan suami/istrinya yang
masih bekerja pada Perusahaan.
2) Diangkat menjadi Anggota Direksi
Karyawan yang diangkat menjadi anggota Direksi Bank Bukopin
diputuskan hubungan kerjanya dengan hormat terhitung sejak yang
bersangkutan diangkat sebagai Direksi.
3) PHK Karena Tidak Ada Lowongan Setelah Cuti di Luar Tanggungan
Perusahaan.
Karyawan yang melaporkan diri setelah menjalani cuti di luar
tanggungan Perusahaan, tetapi tidak dapat dipekerjakan kembali
karena tidak ada lowongan, dapat diputuskan hubungan kerjanya
dengan hormat.
4) PHK Dalam Masa Percobaan
a. PHK dalam masa percobaan dilaksanakan apabila calon karyawan
dinilai gagal/tidak lulus dalam menjalani masa percobaan.
b. Kepada calon karyawan yang di PHK pada masa percobaan tidak
dibayarkan uang pesangon.
5) PHK Karena Tidak Mencapai Standart Prestasi Kerja
Karyawan yang tidak dapat mencapai standart prestasi kerja dapat
dilakukan PHK setelah dilakukan peringatan atau pembinaan.
6) Karena Selesai Masa Kontrak
a. Karyawan yang telah menyelesaikan kontrak kerja untuk jangka
waktu tertentu dan tidak diperpanjang lagi masa kontraknya.
b. Dalam hal seorang karyawan dan perusahaan telah membuat
Perjanjian Kontrak Kerja secara timbal balik untuk suatu pemutusan
hubungan kerja dimana masa kerja karyawan tersebut lebih dari 3
(tiga) tahun, maka karyawan yang bersangkutan berhak mendapat
uang pesangon, uangpenghargaan masa kerja dan uang
penggantian hak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
7) PHK oleh Perusahaan dalam hal terjadi perubahan status,
penggabungan, peleburan, atau perubahan kepemilikan perusahaan,
dan karyawan tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.

4.2. Pemutusan Hubungan Kerja dengan tidak hormat


PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 5/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

4.2.1. Melanggar Disiplin


1) Pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin dapat diputuskan
hubungan kerjanya, diberhentikan dengan tidak hormat.
2) Pelanggaran disiplin tersebut adalah pelanggaran yang dikenakan
sanksi pemberhentian sebagaimana diatur dalam, Peraturan
Perusahaan, PKB Peraturan Disiplin Karyawan, Ketentuan Perusahaan
lainnya, Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Peraturan Perundang
undangan lainnya.
3) Termasuk dalam pelanggaran disiplin adalah meninggalkan tugas, yaitu
apabila karyawan yang bersangkutan tidak masuk bekerja berturut-turut
5 (lima) hari atau lebih tanpa alasan yang dapat diterima Perusahaan
atau mangkir.
4) Dalam hal ini karyawan tidak mendapat Surat Keterangan Kerja dari
Perusahaan.

4.2.2. Pelanggaran Ketentuan Lain


Karyawan yang melanggar ketentuan lain yang sanksinya diberhentikan
akan diberhentikan dengan tidak hormat.

4.3. Pemutusan Hubungan Kerja yang dilarang :


4.3.1. Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter
selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan terus menerus;
4.3.2. Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena memenuhi
kewajiban terhadap negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
4.3.3. Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya dan yang
disetujui pemerintah;
4.3.4. Karena alasan karyawan menikah, hamil, melahirkan atau gugur
kandungan;
4.3.5. Karena alasan pekerja wanita melaksanakan kewajiban menyusui bayinya
yang telah diatur dalam perjanjian kerja atau peraturan perusahaan atau
kesepakatan kerja bersama atau peraturan perundang-undangan;

4.4. Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak, dan
Uang Pisah :

4.4.1. Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepada
pekerja sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja.
4.4.2. Uang penghargaan masa kerja adalah uang jasa yang diberikan sebagai
penghargaan pengusaha kepada pekerja yang dikaitkan dengan lamanya
masa kerja.
4.4.3. Uang Penggantian Hak adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha
kepada pekerja sebagai pengganti cuti tahunan yang belum diambil dan
belum gugur, biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja, penggantian
perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 % (lima belas
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 6/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

perseratus) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja
bagi yang memenuhi syarat.
4.4.4. Uang Pisah adalah uang yang diberikan Perusahaan kepada Karyawan
yang mengundurkan diri dari Perusahaan atau melakukan Pelanggaran
Berat sesuai ketentuan Perundangan yang berlaku.
4.4.5. Penetapan besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak, dan uang pisah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Ketenagakerjaan yang berlaku.
4.4.6. Pekerja yang berhenti atas permintaan sendiri memperoleh uang pisah
dan uang penggantian hak.
4.4.7. Kompensasi yang diterima bagi Karyawan yang di putuskan hubungan
kerjanya mengikuti ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
4.4.8. Pos biaya uang pisah dan uang kompensasi PHK adalah Biaya
Kompensasi Karyawan.

5. Daftar hak karyawan yang di PHK untuk setiap jenis PHK (sesuai UU 13) :
5.1 PHK Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
5.1.1 Surat penghargaan yang ditandatangani oleh Direksi.
5.1.2 Cindera mata berupa koin emas sesuai ketentuan yang berlaku
5.1.3 Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek.
5.1.4 Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun.
5.1.5 Uang penghargaan masa kerja
5.1.6 Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku

Masa Kerja Uang Uang Uang


Pesangon Penghargaan Penggantian
masa kerja hak
< 1 tahun 2 0 0.3
1 sd < 2 tahun 4 0 0.6
2 sd < 3 tahun 6 0 0.9
3 sd < 4 tahun 8 2 1.5
4 sd < 5 tahun 10 2 1.8
5 sd < 6 tahun 12 2 2.1
6 sd < 7 tahun 14 3 2.55
7 sd < 8 tahun 16 3 2.85
8 sd < 9 thn 18 3 3.15
9 sd < 12 thn 19 4 3.45
12 sd < 15 thn 20 6 3.9
15 sd < 18 thn 21 7 4.2
18 sd < 21 thn 22 8 4.5
21 sd < 24 thn 23 9 4.8
24 thn atau lebih 24 12 5.4
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 7/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

5.2 PHK Atas Permintaan Sendiri


5.2.1 Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek;
5.2.2 Manfaat pensiun bagi Peserta Dana Pensiun;
5.2.3 Uang Penggantian Haksesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku
5.2.4 Uang Pisah yang besarnya diatur sesuai Tabel di bawah ini:

MASA KERJA UANG PISAH


<5thn Proporsional
5 thn<10thn 1 bln Upah
10 thn < 15 thn 2 bln Upah
15 thn <20 thn 3 bln Upah
20 thn <25 thn 4 bln Upah
> 25 thn 5 bIn Upah

5.3 PHK Karena Menderita Cacat atau Alasan Kesehatan


5.3.1. Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek.
5.3.2. Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun
5.3.3. Uang penghargaan masa kerja
5.3.4. Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku

Masa Kerja Uang Penghargaan Uang


Pesangon masa kerja Penggantian
hak
< 1 tahun 2 - 0.3
1 sd < 2 tahun 4 - 0.6
2 sd < 3 tahun 6 - 0.9
3 sd < 4 tahun 8 4 1.8
4 sd < 5 tahun 10 4 2.1
5 sd < 6 tahun 12 4 2.4
6 sd < 7 tahun 14 6 3
7 sd < 8 tahun 16 6 3.3
8 sd < 9 thn 18 6 3.6
9 sd < 12 thn 19 8 4.05
12 sd < 15 thn 20 12 4.8
15 sd < 18 thn 21 14 5.25
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 8/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

18 sd < 21 thn 22 16 5.7


21 sd < 24 thn 23 18 6.15
24 thn atau lebih 24 24 7.2

5.4 PHK Karena Meninggal Dunia atau karena Hilang


5.4.1. Surat penghargaan yang ditandatangani oleh Direksi;
5.4.2. Cindera mata berupa koin emas sesuai ketentuan yang berlaku;
5.4.3. Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek.
5.4.4. Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun.
5.4.5. Uang penghanrgaan masa kerja
5.4.6. Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku

Masa Kerja Uang Pesangon Uang Uang


Penghargaa Penggantian
n masa kerja hak
< 1 tahun 2 0 0.3
1 sd < 2 tahun 4 0 0.6
2 sd < 3 tahun 6 0 0.9
3 sd < 4 tahun 8 2 1.5
4 sd < 5 tahun 10 2 1.8
5 sd < 6 tahun 12 2 2.1
6 sd < 7 tahun 14 3 2.55
7 sd < 8 tahun 16 3 2.85
8 sd < 9 thn 18 3 3.15
9 sd < 12 thn 19 4 3.45
12 sd < 15 thn 20 6 3.9
15 sd < 18 thn 21 7 4.2
18 sd < 21 thn 22 8 4.5
21 sd < 24 thn 23 9 4.8
24 thn atau lebih 24 12 5.4

5.5 Pemutusan Hubungan Kerja dengan tidak hormat


5.5.1 Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek;
5.5.2 Manfaat pensiun bagi Peserta Dana Pensiun;
5.5.3 Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku
5.5.4 Uang Pisah yang besarnya diatur sesuai Tabel di bawah ini:

MASA KERJA UANG PISAH


< 5 thn Proporsional
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 9/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

5 thn < 10 thn 1 bin Upah


10 thn < 15 thn 2 bin Upah
15 thn < 20 thn 3 bin Upah
20 thn < 25 thn 4 bin Upah
> 25 thn 5 bIn Upah

5.6 Pemutusan Hubungan Kerja oleh Perusahaan (kondisi khusus)


5.6.1. Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek.
5.6.2. Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun
5.6.3. Uang penghargaan masa kerja
5.6.4. Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku

Masa Kerja Uang Penghargaan Uang


Pesangon masa kerja Penggantian
hak
< 1 tahun 2 - 0.3
1 sd < 2 tahun 4 - 0.6
2 sd < 3 tahun 6 - 0.9
3 sd < 4 tahun 8 4 1.8
4 sd < 5 tahun 10 4 2.1
5 sd < 6 tahun 12 4 2.4
6 sd < 7 tahun 14 6 3
7 sd < 8 tahun 16 6 3.3
8 sd < 9 thn 18 6 3.6
9 sd < 12 thn 19 8 4.05
12 sd < 15 thn 20 12 4.8
15 sd < 18 thn 21 14 5.25
18 sd < 21 thn 22 16 5.7
21 sd < 24 thn 23 18 6.15
24 thn atau lebih 24 24 7.2

6. FLOWCHART danPROSEDUR

Tata cara Pemutusan Hubungan Kerja mengikuti ketentuan Perundangan – undangan


yang berlaku. Tahapan penyelesaian PHK karena Pelanggaran Karyawan adalah
sebagai berikut :

6.1. Bipartit
6.2. Tripartit
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 10/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

6.3. Pengadilan Hubungan Industrial


6.4. Mahkamah Agung

Flowchart Pemutusan Hubungan Kerja Karena Pelanggaran Karyawan dan Tidak


Mencapai Standart Prestasi Kerja (sudah dilakukan Pembinaan)

Flowchart dan prosedur pada tahap tripartit, Pengadilan Hubungan Industrial dan
Mahkamah Agung mengikuti ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

Prosedur

1. SDM menerima bukti – bukti pelanggaran Karyawan yang bermasalah atau


Karyawan yang tidak mencapai standart prestasi kerja beserta bukti lengkap
pembinaan yang telah dilakukan dari Unit Kerja terkait atau Supervisi.
2. Agar Karyawan tersebut di undang dalam pertemuan bipartit. Dalam pertemuan
tersebut  Bank Bukopin diwakili oleh Staff SDM Pusat atau Staff SDM Cabang dan
Manager SDM Pusat yang membidangani Hubungan Industrial atau Manajemen
Cabang (dapat juga ikuti dihadiri SKAI atau SAC atau Pejabat lainnya apabila
diperlukan). Apabila ybs anggota Serikat Pekerja, maka dalam pertemuan
tersebut turut diundang juga perwakilan dari Serikat Pekerja.
3. Dalam pertemuan bipartit tersebut, pertama – tama agar ybs disarankan untuk
mengundurkan diri dari Bank Bukopin. Apabila ybs setuju untuk mengundurkan
diri, maka ybs harus membuat surat pengunduran diri. Harap disampaikan kepada
ybs  apabila ybs memilih untuk mengundurkan diri, ybs akan diproses sebagai
karyawan yang mengundurkan diri biasa dan akan mendapatkan surat referensi
dari Perusahaan. Kompensasi yang didapat ybs adalah Uang Pisah sesuai
dengan ketentuan Perusahaan.
4. Apabila ybs tidak mau mengundurkan diri, maka disampaikan maksud dari
Perusahaan untuk melakukan PHK kepada ybs dikarenakan kesalahan yang
dilakukan oleh Ybs atau karena tidak dapat mencapai standart prestasi kerja.
Apabila Ybs setuju untuk di lakukan PHK, Perusahaan memberitahukan hak – hak
yang diterima oleh Ybs. Kompensasi PHK ybs adalah sesuai dengan ketentuan
Perundang – undangan yang berlaku.
5. Apabila ybs setuju untuk dilakukan PHK, maka dilakukan penandatangan
Perjanjian Bersama. Perjanjian Bersama (PB) ini berisi tentang hak dan kewajiban
dari ybs dan Bank Bukopin. PB ini adalah bukti persetujuan bahwa antara Bank
Bukopin dan ybs telah setuju dilakukan PHK. PB tersebut dibuat rangkap dua dan
bermaterai. Asli PB yang bermaterai pada tanda tangan ybs di pegang oleh Bank
Bukopin, sedangkan asli PB yang bermaterai pada tanda tangan Bank Bukopin di
pegang oleh ybs. Pejabat yang berwenang melakuan tanda tangan pada PB
adalah Manager SDM yang membidangan Hubungan Industrial atau Kepala Divisi
Pengelolaan SDM atau Managemen Cabang atau staff atau Pejabat lainnya yang
diberikan Kuasa dari Direksi.
6. Setelah dilakukan penandatanganan PB, maka di buat Berita Acara Pertemuan
Bipartit Berita acara tersebut ditandatangani oleh para pihak yang hadir dalam
pertemuan tersebut. Apabila hasil dari pertemuan tersebut karyawan setuju untuk
mengundurkan diri, maka dibuatkan Berita Acara sesuai hasil pertemuantersebut.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 11/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

7. Pada pertemuan tersebut, harus diberitahukan kewajiban – kewajiban Ybs pada


Bank Bukopin (KKB, Kartu Kredit, Pinjaman Perusahaan, kredit konsumer) atau
pihak terafiliasi lainnya (K3A, swamitra, Bank Dhaha, dan lainnya).
8. Selain mendapatkan kompensasi PHK atau kompensasi Pengunduran Diri, ybs
juga berhak atas dana Jamsostek dan dana Pensiun (PHT). Hak – hak ybs dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban ybs. Sebagai media pengalihan hak ybs
diperlukan surat kuasa dari Ybs.
9. Jika hasil dari pertemuan tersebut adalah ybs mengundurkan diri atau di lakukan
PHK, harap dilaporkan kepada SDM Pusat untuk dibuatkan SKEP Pemberhentian
Karyawan.
10. SKEP PHK baru bisa dibuat apabila PB sudah di tandatangani kedua belah pihak,
Selama Perjanjian Bersama belum di tandatangani, maka Ybs tetap sebagai
karyawan Bank Bukopin dan tetap mendapatkan hak – haknya.
11. Pada saat pembayaran kompensasi PHK, agar disertai dengan kwitansi tanda
terima.
Keterangan tambahan : Prosedur pelaksanaan Bipartit diatas dapat berubah tergantung
dari Ketentuan Perundangan yang berlaku.

Flowchart Bipartit Sukses (terjadi kesepakatan) :

No Aktivitas Karyawan SDM HR Kadiv Supervisi Direktur


Cabang Service SDM Supervisi
1 Menyerahkan dokumen
bukti – bukti
pelanggaran Karyawan
yang bermasalah
2 Mengundang karyawan
dalam Pertemuan
Bipartit
3 Pertemuan Bipartit:
Sampaikan maksud dan
tujuan pertemuan
4 Lakukan penandatangan
Perjanjian Bersama atas
persetujuan Bipartit
5 Buat Berita Acara
Bipartit

6 Kirim Perjanjian
Bersama dan BA Bipartit
kepada Kadiv
Pengelolaan SDM
sebagai laporan dan
permohonan pembuatan
SKEP Pemberhentian
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 12/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

7 Pembuatan SKEP
Pemberhentian dan
permohonan biaya
kompensasi PHK
8 Lakukan pembayaran
kompensasi PHK pada
saat tanggal efektif PHK
(dapat juga sesuai
dengan kesepakatan,
sepanjang Perjanjian
Bersama telah
ditandatangani).
9 SKEP Pemberhentian
SKEP diterima SDM
Cabang, SDM Cabang
kemudian
memberikannya kepada
Karyawan
10 Proses PHK selesai,
administrasikan seluruh
dokumen PHK Ybs ke
dalam personal file dan
update di HRIS

Prosedur
Bipartit Gagal (tidak tercapai kesepakatan)

1. Agar Karyawan yang bermasalah (ybs) di undang dalam pertemuan bipartit.


Dalam pertemuan tersebut  Bank Bukopin diwakili oleh Staff SDM Pusat atau Staff
SDM Cabang dan Manager SDM Pusat yang membidangani Hubungan Industrial
atau Manajemen Cabang (dapat juga ikuti dihadiri SKAI atau SAC atau Pejabat
lainnya apabila diperlukan). Apabila ybs anggota Serikat Pekerja, maka dalam
pertemuan tersebut turut diundang juga perwakilan dari Serikat Pekerja.
2. Dalam pertemuan bipartit tersebut, pertama – tama agar ybs disarankan untuk
mengundurkan diri dari Bank Bukopin. Apabila ybs setuju untuk mengundurkan
diri, maka ybs harus membuat surat pengunduran diri. Harap disampaikan kepada
ybs  apabila ybs memilih untuk mengundurkan diri, ybs akan diproses sebagai
karyawan yang mengundurkan diri biasa dan akan mendapatkan surat referensi
dari Perusahaan. Kompensasi yang didapat ybs adalah Uang Pisah sesuai
dengan ketentuan Perusahaan.
3. Apabila ybs tidak mau mengundurkan diri, maka disampaikan maksud dari
Perusahaan untuk melakukan PHK kepada ybs dikarenakan kesalahan yang
dilakukan oleh Ybs. Apabila Ybs setuju untuk di lakukan PHK, Perusahaan
memberitahukan hak – hak yang diterima oleh Ybs. Kompensasi PHK ybs adalah
sesuai dengan ketentuan Perundang – undangan yang berlaku.
4. Apabila ybs tidak setuju untuk dilakukan PHK, maka buat Berita Acara Bipartit
yang menyatakan bahwa belum tercapai kesepakatan dalam pertemuan tersebut.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 13/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

5. Setelah pertemuan bipartit selesai, Staff SDM Pusat atau Cabang melakukan
diskusi dengan Supervisi atau Managemen untuk menentukan apakah perlu
dilakukan pertemuan Bipartit tambahan. Pertemuan Bipartit dapat dilakukan
beberapa kali selama dalam jangka waktu 30 hari atau sesuai kesepakatan.
6. Apabila pada pertemuan Bipartit berikutnya dicapai kesepakatan, maka langkah –
langkah yang dilakukan adalah mengikuti prosedur pada Bipartit Sukses.
7. Apabila tetap tidak tercapai kesepakatan, maka perundingan Bipartit dapat
dikatakan gagal dan penyelesaian permasalahan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Keterangan tambahan : Prosedur Bipartit Gagal akan mengikuti ketentuan perundangan
yang berlaku.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 14/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Flowchart Bipartit Gagal (tidak tercapai kesepakatan)

No Aktivitas Karyawan HI /SDM Kadiv SDM Supervisi


Cabang
1 Menyerahkan
dokumen bukti –
bukti pelanggaran
Karyawan yang
bermasalah
2 Mengundang
karyawan dalam
Pertemuan Bipartit
3 Pertemuan Bipartit:
Sampaikan maksud
dan tujuan
pertemuan
4 Karyawan menolak
dan tidak tercapai
kesepakatan, buat
Berita Acara
Bipartit
5 Menyampaikan
Berita Acara
Bipartit sebagai
laporan kpd Kadiv
DSDM
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 15/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Flowchart PHK karena Mangkir bagi Karyawan Kontrak

No Aktivitas SDM Kadiv Supervisi/Managemen Direktur


Cabang SDM Cabang Supervisi
1 Lakukan pemeriksaan
terhadap Karyawan yang
telah tidak masuk lebih
dari 1 hari tanpa
keterangan
2 Kirimkan Surat
Pemanggilan I apabila
hasil pemeriksaan tetap
tidak ada
kabar/penjelasan dari
Karyawan
3 Kirimkan Surat
Pemanggilan II apabila
tidak ada respon dari
Karyawan
4 Kirimkan Surat
Pemberitahuan yang
menyatakan Karyawan
telah dinyatakan
mengundurkan diri
5 Buat Surat Pemutusan
Kontrak dan Surat
Penagihan Penalty
6 Kirimkan Surat
Pemutusan Kontrak dan
Surat Penagihan Penalty
7 Proses Pemutusan
kontrak selesai,
administrasikan seluruh
dokumen PHK Ybs ke
dalam personal file dan
update di HRIS

Prosedur PHK karena Mangkir Karyawan Kontrak

1. Karyawan yang telah tidak masuk kantor selama 2 (dua) hari berturut–turut tanpa
keterangan tertulis, pada hari ketiga tersebut Supervisi atau staff SDM atau pihak yang
ditunjuk harus mendatangi ke tempat tinggal karyawan sesuai alamat yang tercantum di
SDM atau yang diketahui.
2. Apabila dalam kunjungan tersebut, karyawan yang bersangkutan tidak ada ditempat
dan tidak ada informasi atau dapat informasi tapi alasan yang disampaikan tidak dapat
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 16/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

diterima terkait dengan ketidakhadirannya, maka atasan langsung yang bersangkutan


tetap harus memberikan Surat Pemanggilan I. Di dalam surat tersebut, disebutkan
bahwa yang bersangkutan harus segera (diberikan tenggat waktu) menghadap atasan
langsung dan masuk ke kantor untuk menjalankan tugas yang bersangkutan, dan
dimintakan tanda terima surat.
3. Jika karyawan tersebut tidak merespon Surat Pemanggilan I sampai dengan jangka
waktu yang ditentukan, kirimkan Surat Pemanggilan II dan diberikan tenggat waktu
untuk segera masuk ke Kantor, dan dimintakan tanda terima surat.
4. Setelah Surat Pemanggilan II diberikan dan tetap tidak ada respon, maka Ybs diberikan
Surat Pemberitahuan yang menyebutkan bahwa Ybs akan diproses PHK dengan
dikualifikasikan mengundurkan diri, dan dimintakan tanda terima.
5. Setelah diberikannya Surat Pemberitahuan, SDM Pusat atau SDM Cabang menerbitkan
Surat Pemutusan Kontrak dengan dikualifikasikan mengundurkan diri.
6. SDM Pusat atau SDM Cabang memberikan Surat Pemutusan Kontrak dan memanggil
Ybs untuk menyelesaikan hak dan kewajiban Ybs.
7. Seluruh surat menyurat HARUS disertai dengan TANDA TERIMA.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 17/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Flow Chart PHK Mangkir bagi Karyawan Tetap

No Aktivitas SDM HR Kadiv Supervisi/ Direktur


Cabang Service SDM Managemen Supervisi
Cabang
1 Lakukan
pemeriksaan
terhadap Karyawan
yang telah tidak
masuk lebih dari 1
hari tanpa
keterangan
2 Kirimkan Surat
Pemanggilan I
apabila hasil
pemeriksaan tetap
tidak ada
kabar/penjelasan
dari Karyawan
3 Kirimkan Surat
Pemanggilan II
apabila tidak ada
respon dari
Karyawan
4 Kirimkan Surat
Pemberitahuan yang
menyatakan
Karyawan telah
dinyatakan
mengundurkan diri
5 PCC

6 Proses penerbitan
SKEP
Pemberhentian
7 Panggil Karyawan
untuk mengambil
SKEP
Pemberhentian dan
menyelesaikan hak
dan kewajibannya.
8 Proses PHK selesai,
administrasikan
seluruh dokumen
PHK Ybs ke dalam
personal file dan
update di HRIS
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 18/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Prosedur PHK Karena Mangkir Karyawan Tetap

1. Karyawan yang telah tidak masuk kantor selama 2 (dua) hari berturut–turut tanpa
keterangan tertulis, pada hari ketiga tersebut Supervisi atau SDM atau pihak yang
ditunjuk harus mendatangi ke tempat tinggal karyawan sesuai alamat yang tercantum di
SDM atau yang diketahui.
2. Apabila dalam kunjungan tersebut, karyawan yang bersangkutan tidak ada ditempat
dan tidak ada informasi atau dapat informasi tapi alasan yang disampaikan tidak dapat
diterima terkait dengan ketidakhadirannya, maka atasan langsung yang bersangkutan
tetap harus memberikan Surat Pemanggilan I. Di dalam surat tersebut, disebutkan
bahwa yang bersangkutan harus segera (diberikan tenggat waktu) menghadap atasan
langsung dan masuk ke kantor untuk menjalankan tugas yang bersangkutan, dan
dimintakan tanda terima surat.
3. Jika karyawan tersebut tidak merespon Surat Pemanggilan I sampai dengan jangka
waktu yang ditentukan, kirimkan Surat Pemanggilan II dan diberikan tenggat waktu
untuk segera masuk ke Kantor, dan dimintakan tanda terima surat.
4. Setelah Surat Pemanggilan II diberikan dan tetap tidak ada respon, maka Ybs diberikan
Surat Pemberitahuan yang menyebutkan bahwa Ybs akan diproses PHK dengan
dikualifikasikan mengundurkan diri.
5. Setelah diberikannya Surat Pemberitahuan, atasan Ybs/SDM Cabang melaporkan
kepada Kadiv Pengelolaan SDM terkait permasalahan yang bersangkutan dan
mengajukan pembuatan SKEP PHK yang bersangkutan. Apabila permasalahan terjadi
di Kantor Cabang, maka usulan pembuatan SKEP tersebut harus berdasarkan hasil
PCC.
6. Usulan PHK diusulkan melalui Divisi Pengeloaan SDM dengan melampirkan keputusan
PCC untuk cabang dan Surat – surat yang telah diberikan kepada ybs.
7. Divisi Pengelolaan SDM melakukan proses penerbitan SKEP PHK sesuai ketentuan.
8. Setelah SKEP PHK diterbitkan maka Divisi Pengelolaan SDM memanggil yang
bersangkutan untuk menyelesaikan Hak dan Kewajiban Ybs.
9. Divisi Pengelolaan SDM mengirimkan SKEP PHK ke Cabang apabila Ybs Karyawan
Cabang, dan SDM Cabang memanggil Ybs untuk menyelesaikan hak dan kewajiban
Ybs.
10. Karyawan yang di PHK karena Mangkir berhak mendapatkan hak – hak seperti
Karyawan mengundurkan diri biasa.
11. Hak – hak yang diterima Karyawan diperhitungkan dengan kewajiban – kewajibannya
terhadap Perusahaan atau Pihak Terafiliasi. Pemberian Kompensasi harus disertai
dengan kwitansi tanda terima.
12. Proses PHK selesai, administrasikan seluruh dokumen PHK Ybs ke dalam personal file
dan update di HRIS.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 19/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Flowchart Karyawan Mengundurkan Diri

No Aktivitas Karyawan HR Kadiv Supervisi/Managemen Direktur


Services SDM Cabang Supervisi
1 Karyawan
mengajukan
permohonan
pengunduran diri
kepada Supervisi
2 Supervisi
menyetujui dan
meneruskan
surat
permohonan
karyawan
3 SDM membuat
SKEP
Pemberhentian,
Surat Keterangan
dan Surat
Konfirmasi Hak
dan Kewajiban
dan Konfirmasi
Hak Akses
Karyawan ke Unit
Terkait
4 Setelah SKEP
Pemberhentian
dan dokumen
lainnya selesai,
SDM memanggil
Karyawan untuk
menyelesaikan
hak dan
kewajibannya
5 Proses PHK
selesai,
administrasikan
seluruh dokumen
PHK Ybs ke
dalam personal
file dan update di
HRIS

Prosedur
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 20/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

1. Karyawan mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis kepada Supervisi


dengan jangka waktu 30 hari (1 bulan) sebelum tanggal efektif pengunduran diri.
2. Setelah Supervisi menyetujui, Supervisi mengirimkan informasi pengunduran diri
kepada Kepala Divisi Pengelolaan SDM.
3. Kepala Divisi Pengelolaan SDM menginformasikan kepada bagian HR Services untuk
dibuatkan SKEP Pemberhentian Karyawan, Surat Keterangan dan Surat Konfirmasi
Hak dan Kewajiban. Kepala Divisi Pengelolaan SDM mengirimkan informasi kepada
Unit – unit terkait untuk penutupan hak akses Karyawan ybs.
4. Apabila Karyawan ybs adalah Karyawan Cabang, bagian HR Services mengirimkan
SKEP Pemberhentian kepada SDM Cabang.
5. Karyawan datang ke bagian HR Services untuk mengambil SKEP Pemberhentian dan
dokumen – dokumen terkait serta menyelesaikan hak dan kewajibannya pada
Perusahaan.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 21/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

7. Contoh Surat Pemanggilan I

MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/II/2014

Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang Mataram
Perihal : Surat Pemanggilan I
Tanggal : -----

Sehubungan dengan hasil monitoring absensi kami, terhitung sejak tanggal ------ 2014
hingga hari ini, Saudara tidak hadir ke kantor dan menjalakan tugas Saudara sebagai
Karyawan Bank Bukopin Cabang ---- tanpa keterangan tertulis dan alasan yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut, kami memanggil Saudara untuk menghadap kami dan masuk ke
kantor untuk menjalankan tugas Saudara sebagai Karyawan Bank Bukopin Cabang ---
paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal surat ini.

Demikian hal ini untuk menjadi perhatian Saudara.

-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 22/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

8. Contoh Surat Pemanggilan II

MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/II/2014

Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang ---
Perihal : Surat Pemanggilan II
Tanggal : -----

Sehubungan dengan hasil monitoring absensi kami, terhitung sejak tanggal -------- 2014
hingga hari ini dan atas hal tersebut Saudara telah diberikan Surat Pemanggilan I no.
---/MEMO---- /XI/2013 tertanggal ----, Saudara tetap tidak hadir ke kantor dan menjalakan
tugas Saudara sebagai Karyawan Bank Bukopin Cabang ---- tanpa keterangan tertulis dan
alasan yang jelas.

Berdasarkan hal tersebut, Kami memberikan kepada Saudara Surat Pemanggilan II agar
menghadap Kami dan masuk ke kantor untuk menjalankan tugas Saudara sebagai
Karyawan Bank Bukopin Cabang ----- paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal surat ini.
Apabila Saudara tidak juga menghadap Kami dan masuk ke kantor, maka berdasarkan
Pasal 40 ayat (3) Peraturan Perusahaan Periode 2012-2014 j.o Pasal 168 ayat (1) Undang –
Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Saudara akan kami kualifikasikan
telah mengundurkan diri sebagai Karyawan Bank Bukopin dikarenakan telah mangkir
lebih dari 5 hari berturut – turut tanpa keterangan.

Demikian hal ini untuk menjadi perhatian Saudara.

-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 23/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

9. Contoh Surat Pemberitahuan PHK

MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/XI/2013

Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang ---
Perihal : Surat Pemberitahuan
Tanggal : ----

Sehubungan dengan Surat Pemanggilan II No. --/MEMO-----/XI/2014 tertanggal ------- yang


telah Kami berikan kepada Saudara, bahwa hingga hari ini Saudara belum juga masuk ke
kantor dan menjalankan tugas Saudara sebagai Karyawan Bank Bukopin Cabang ----- tanpa
keterangan tertulis dan alasan yang jelas.

Dengan ini Kami sampaikan kepada Saudara menurut Pasal 40 ayat (3) Peraturan
Perusahaan Periode 2012-2014 j.o Pasal 168 ayat (1) Undang – Undang no. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, yang menyebutkan : Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari
kerja berturut – turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang
sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, maka karyawan yang
bersangkutan dikualifikasikan mengundurkan diri.

Berdasarkan hal tersebut maka Saudara akan kami proses PHK lebih lanjut dengan
dikualifikasikan telah mengundurkan diri sebagai Karyawan Bank Bukopin.

Demikian hal ini untuk menjadi perhatian Saudara.

-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 24/22
30/10/2014

V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)

Anda mungkin juga menyukai