V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. Referensi :
1.1. Peraturan Perusahaan,
1.2. Peraturan Disiplin Karyawan,
1.3. Peraturan Perundang-Undangan, dan ketentuan Ketenagakerjaan lainnya.
2. Ruang Lingkup
2.1. Bahwa setiap kebijakan yang diterbitkan perlu disusun prosedur pelaksanaan
sebagai panduan penerapan kebijakan, baik bagi karyawan maupun Unit
Pengelolaan SDM.
2.2. Salah satu kebijakan yang perlu diatur prosedurnya adalah tentang tata cara
Pemutusan Hubungan Kerja.
2.3. Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja mengatur tentang tata cara Pemutusan
Hubunngan Kerja baik secara terhormat dan tidak terhormat, atas kehendak
Perusahaan maupun Pekerja.
3. Definisi
3.1. Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai – nilai
Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
3.2. Hubungan Kerja adalah hubungan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh
berdasarkan perjanjian kerja yang memuat syarat – syarat kerja, hak dan
kerwajiban para pihak.
3.3. Perselisihan Hubungan Industrial adalah perbedaan pendapat yang
mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha atau gabungan Pengusaha
dengan Pekerja/buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena adanya
perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, dan perselisihan pemutusan
hubungan kerja serta perselisihan antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh hanya
dalam satu Perusahaan.
3.4. Pemutusan Hubungan Kerja adalah berakhirnya hubungan kerja antara
Perusahaan dengan Pekerja baik secara terhormat maupun tidak terhormat, atas
kehendak Perusahaan maupun kehendak Pekerja..
3.5. Pejabat dalam peraturan ini adalah karyawan yang diangkat berdasarkan Surat
Keputusan Direksi untuk jabatan struktural yaitu:
a. General Manager
b. KepalaDivisiatau yang setingkat
c. Deputy Kepala Divisi
d. PemimpinCabang
e. Manager Bisnis
f. Manager Pelayanan & Operasi
g. Manager pada Unit Kerja Suporting
h. Koordinator / Pemimpin Cabang Pembantu
i. Pejabat lain yang secara khusus ditetapkan Direksi.
3.6. Cabang adalah lokasi di tingkat pusatatauutamadimanakaryawanditempatkan.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 2/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
4.4. Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang Penggantian Hak, dan
Uang Pisah :
4.4.1. Uang pesangon adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha kepada
pekerja sebagai akibat adanya pemutusan hubungan kerja.
4.4.2. Uang penghargaan masa kerja adalah uang jasa yang diberikan sebagai
penghargaan pengusaha kepada pekerja yang dikaitkan dengan lamanya
masa kerja.
4.4.3. Uang Penggantian Hak adalah pembayaran berupa uang dari pengusaha
kepada pekerja sebagai pengganti cuti tahunan yang belum diambil dan
belum gugur, biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan
keluarganya ketempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja, penggantian
perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15 % (lima belas
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 6/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
perseratus) dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja
bagi yang memenuhi syarat.
4.4.4. Uang Pisah adalah uang yang diberikan Perusahaan kepada Karyawan
yang mengundurkan diri dari Perusahaan atau melakukan Pelanggaran
Berat sesuai ketentuan Perundangan yang berlaku.
4.4.5. Penetapan besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan
uang penggantian hak, dan uang pisah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Ketenagakerjaan yang berlaku.
4.4.6. Pekerja yang berhenti atas permintaan sendiri memperoleh uang pisah
dan uang penggantian hak.
4.4.7. Kompensasi yang diterima bagi Karyawan yang di putuskan hubungan
kerjanya mengikuti ketentuan perundang – undangan yang berlaku.
4.4.8. Pos biaya uang pisah dan uang kompensasi PHK adalah Biaya
Kompensasi Karyawan.
5. Daftar hak karyawan yang di PHK untuk setiap jenis PHK (sesuai UU 13) :
5.1 PHK Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
5.1.1 Surat penghargaan yang ditandatangani oleh Direksi.
5.1.2 Cindera mata berupa koin emas sesuai ketentuan yang berlaku
5.1.3 Manfaat Jaminan Hari Tua dari Jamsostek.
5.1.4 Manfaat Pensiun dari Dana Pensiun.
5.1.5 Uang penghargaan masa kerja
5.1.6 Uang Penggantian Hak sesuai dengan UU ketenagakerjaan No 13 tahun
2003 atau perundang-undangan yang berlaku
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
6. FLOWCHART danPROSEDUR
6.1. Bipartit
6.2. Tripartit
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 10/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Flowchart dan prosedur pada tahap tripartit, Pengadilan Hubungan Industrial dan
Mahkamah Agung mengikuti ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.
Prosedur
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
6 Kirim Perjanjian
Bersama dan BA Bipartit
kepada Kadiv
Pengelolaan SDM
sebagai laporan dan
permohonan pembuatan
SKEP Pemberhentian
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 12/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
7 Pembuatan SKEP
Pemberhentian dan
permohonan biaya
kompensasi PHK
8 Lakukan pembayaran
kompensasi PHK pada
saat tanggal efektif PHK
(dapat juga sesuai
dengan kesepakatan,
sepanjang Perjanjian
Bersama telah
ditandatangani).
9 SKEP Pemberhentian
SKEP diterima SDM
Cabang, SDM Cabang
kemudian
memberikannya kepada
Karyawan
10 Proses PHK selesai,
administrasikan seluruh
dokumen PHK Ybs ke
dalam personal file dan
update di HRIS
Prosedur
Bipartit Gagal (tidak tercapai kesepakatan)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
5. Setelah pertemuan bipartit selesai, Staff SDM Pusat atau Cabang melakukan
diskusi dengan Supervisi atau Managemen untuk menentukan apakah perlu
dilakukan pertemuan Bipartit tambahan. Pertemuan Bipartit dapat dilakukan
beberapa kali selama dalam jangka waktu 30 hari atau sesuai kesepakatan.
6. Apabila pada pertemuan Bipartit berikutnya dicapai kesepakatan, maka langkah –
langkah yang dilakukan adalah mengikuti prosedur pada Bipartit Sukses.
7. Apabila tetap tidak tercapai kesepakatan, maka perundingan Bipartit dapat
dikatakan gagal dan penyelesaian permasalahan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Keterangan tambahan : Prosedur Bipartit Gagal akan mengikuti ketentuan perundangan
yang berlaku.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 14/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. Karyawan yang telah tidak masuk kantor selama 2 (dua) hari berturut–turut tanpa
keterangan tertulis, pada hari ketiga tersebut Supervisi atau staff SDM atau pihak yang
ditunjuk harus mendatangi ke tempat tinggal karyawan sesuai alamat yang tercantum di
SDM atau yang diketahui.
2. Apabila dalam kunjungan tersebut, karyawan yang bersangkutan tidak ada ditempat
dan tidak ada informasi atau dapat informasi tapi alasan yang disampaikan tidak dapat
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 16/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
6 Proses penerbitan
SKEP
Pemberhentian
7 Panggil Karyawan
untuk mengambil
SKEP
Pemberhentian dan
menyelesaikan hak
dan kewajibannya.
8 Proses PHK selesai,
administrasikan
seluruh dokumen
PHK Ybs ke dalam
personal file dan
update di HRIS
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 18/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. Karyawan yang telah tidak masuk kantor selama 2 (dua) hari berturut–turut tanpa
keterangan tertulis, pada hari ketiga tersebut Supervisi atau SDM atau pihak yang
ditunjuk harus mendatangi ke tempat tinggal karyawan sesuai alamat yang tercantum di
SDM atau yang diketahui.
2. Apabila dalam kunjungan tersebut, karyawan yang bersangkutan tidak ada ditempat
dan tidak ada informasi atau dapat informasi tapi alasan yang disampaikan tidak dapat
diterima terkait dengan ketidakhadirannya, maka atasan langsung yang bersangkutan
tetap harus memberikan Surat Pemanggilan I. Di dalam surat tersebut, disebutkan
bahwa yang bersangkutan harus segera (diberikan tenggat waktu) menghadap atasan
langsung dan masuk ke kantor untuk menjalankan tugas yang bersangkutan, dan
dimintakan tanda terima surat.
3. Jika karyawan tersebut tidak merespon Surat Pemanggilan I sampai dengan jangka
waktu yang ditentukan, kirimkan Surat Pemanggilan II dan diberikan tenggat waktu
untuk segera masuk ke Kantor, dan dimintakan tanda terima surat.
4. Setelah Surat Pemanggilan II diberikan dan tetap tidak ada respon, maka Ybs diberikan
Surat Pemberitahuan yang menyebutkan bahwa Ybs akan diproses PHK dengan
dikualifikasikan mengundurkan diri.
5. Setelah diberikannya Surat Pemberitahuan, atasan Ybs/SDM Cabang melaporkan
kepada Kadiv Pengelolaan SDM terkait permasalahan yang bersangkutan dan
mengajukan pembuatan SKEP PHK yang bersangkutan. Apabila permasalahan terjadi
di Kantor Cabang, maka usulan pembuatan SKEP tersebut harus berdasarkan hasil
PCC.
6. Usulan PHK diusulkan melalui Divisi Pengeloaan SDM dengan melampirkan keputusan
PCC untuk cabang dan Surat – surat yang telah diberikan kepada ybs.
7. Divisi Pengelolaan SDM melakukan proses penerbitan SKEP PHK sesuai ketentuan.
8. Setelah SKEP PHK diterbitkan maka Divisi Pengelolaan SDM memanggil yang
bersangkutan untuk menyelesaikan Hak dan Kewajiban Ybs.
9. Divisi Pengelolaan SDM mengirimkan SKEP PHK ke Cabang apabila Ybs Karyawan
Cabang, dan SDM Cabang memanggil Ybs untuk menyelesaikan hak dan kewajiban
Ybs.
10. Karyawan yang di PHK karena Mangkir berhak mendapatkan hak – hak seperti
Karyawan mengundurkan diri biasa.
11. Hak – hak yang diterima Karyawan diperhitungkan dengan kewajiban – kewajibannya
terhadap Perusahaan atau Pihak Terafiliasi. Pemberian Kompensasi harus disertai
dengan kwitansi tanda terima.
12. Proses PHK selesai, administrasikan seluruh dokumen PHK Ybs ke dalam personal file
dan update di HRIS.
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 19/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
Prosedur
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 20/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/II/2014
Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang Mataram
Perihal : Surat Pemanggilan I
Tanggal : -----
Sehubungan dengan hasil monitoring absensi kami, terhitung sejak tanggal ------ 2014
hingga hari ini, Saudara tidak hadir ke kantor dan menjalakan tugas Saudara sebagai
Karyawan Bank Bukopin Cabang ---- tanpa keterangan tertulis dan alasan yang jelas.
Berdasarkan hal tersebut, kami memanggil Saudara untuk menghadap kami dan masuk ke
kantor untuk menjalankan tugas Saudara sebagai Karyawan Bank Bukopin Cabang ---
paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal surat ini.
-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 22/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/II/2014
Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang ---
Perihal : Surat Pemanggilan II
Tanggal : -----
Sehubungan dengan hasil monitoring absensi kami, terhitung sejak tanggal -------- 2014
hingga hari ini dan atas hal tersebut Saudara telah diberikan Surat Pemanggilan I no.
---/MEMO---- /XI/2013 tertanggal ----, Saudara tetap tidak hadir ke kantor dan menjalakan
tugas Saudara sebagai Karyawan Bank Bukopin Cabang ---- tanpa keterangan tertulis dan
alasan yang jelas.
Berdasarkan hal tersebut, Kami memberikan kepada Saudara Surat Pemanggilan II agar
menghadap Kami dan masuk ke kantor untuk menjalankan tugas Saudara sebagai
Karyawan Bank Bukopin Cabang ----- paling lambat 1 (satu) hari sejak tanggal surat ini.
Apabila Saudara tidak juga menghadap Kami dan masuk ke kantor, maka berdasarkan
Pasal 40 ayat (3) Peraturan Perusahaan Periode 2012-2014 j.o Pasal 168 ayat (1) Undang –
Undang no. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Saudara akan kami kualifikasikan
telah mengundurkan diri sebagai Karyawan Bank Bukopin dikarenakan telah mangkir
lebih dari 5 hari berturut – turut tanpa keterangan.
-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 23/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
MEMORANDUM
No:….. / MEMO-……/XI/2013
Kepada : Sdr.
NIP :
Dari : Pemimpin Cabang ---
Perihal : Surat Pemberitahuan
Tanggal : ----
Dengan ini Kami sampaikan kepada Saudara menurut Pasal 40 ayat (3) Peraturan
Perusahaan Periode 2012-2014 j.o Pasal 168 ayat (1) Undang – Undang no. 13 tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, yang menyebutkan : Karyawan yang mangkir selama 5 (lima) hari
kerja berturut – turut tanpa keterangan secara tertulis yang dilengkapi dengan bukti yang
sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali secara patut dan tertulis, maka karyawan yang
bersangkutan dikualifikasikan mengundurkan diri.
Berdasarkan hal tersebut maka Saudara akan kami proses PHK lebih lanjut dengan
dikualifikasikan telah mengundurkan diri sebagai Karyawan Bank Bukopin.
-----
Pemimpin Cabang ----
Cc :-
-
PROSEDUR OPERASIONAL
KODE PO : 05-05/PO- Edisi Terakhir Terbit :
SDM/2014
Tahun Buku Sebelumnya : 2004
00/00/0000
Tanggal Diterbitkan :
Edisi: 01 [10/2014] Halaman : 24/22
30/10/2014
V.5.
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)