Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Penggunaan Metode Brainwriting terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BRAINWRITING TERHADAP KEMAMPUAN


PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI IPA KELAS IV SDN WATESNEGORO 1
MOJOKERTO

Afrida Nur Tifanni


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (afridatiffaa@gmail.com)

Julianto
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (julianto@unesa.ac.id)

Abstrak
Penelitian ini didasarkan pada kemampuan pemecahan masalah siswa masih rendah. Perlu adanya
pembaruan dalam pendidikan. Sehingga diterapkan metode brainwriting. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode brainwriting dan keterlaksanaan terhadap pemecahan masalah. Penelitian
eksperimen ini menggunakan nonequivqlent control group design. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes dan non tes. Instrumen test yang digunakan adalah pretest dan posttest. Sedangkan
instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
Berdasarkan hasil uji N-Gain ternormalisasi perolehan peserta didik pada kelas eksperimen sebesar 0,52.
Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan metode brainwriting terlaksana dengan sangat
baik diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 83%. Pada aktivitas siswa memperoleh persentase
sebesar 75% yang termasuk dalam kategori baik. Hasil uji t-test pada aspek pemecahan masalah
menunjukkan pengaruh berdasarkan perolehan nilai signifikansi 0.011<0.05. Perolehan tersebut
menunjukkan bahwa metode brainwriting berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah.
Kata Kunci: Metode brainwriting, Pemecahan Masalah, IPA

Abstract
7KLV UHVHDUFK LV EDVHG RQ WKH IDFW WKDW VWXGHQWV¶ SUREOHP VROYLQJ DELOLW\ LV VWLOO ORZ ,W LV QHHGHG WR KDYH DQ
update and development in education field, so brainwriting method can be applied in a conducive way.
This study aims to determine the effect of brainwriting method towards the problem solving
implementation. This experimental study used nonequivalent control group design. The technique of
collecting data is by using test and non-test, while the test instruments used are pretest and posttest. The
non-test instrument used is the observation sheet of teacher and student activity. Based on the result of N-
Gain test normalized the acquisition of learners in the experimental class is 0.52. The implementation of
the learning process using brainwriting method performed very well, as there obtained the percentage of
WHDFKHU DFWLYLW\ E\ DQG WKH VWXGHQW¶V LV HTXDO WR ZKLFK ERWK LQFOXGHG LQWR JRRG FDWHJRU\ 7KH
result of t-test on the aspect of problem solving showed an influence based on the acquisition of
significance value of 0.011 < 0.05. That result shows that brainwriting method has an impact on
VWXGHQWV¶ SUREOHP VROYLQJ DELOLW\
Keywords: brainwriting method, problem solving, natural science

perkembangan peserta didik dan lingkungan yang ada


PENDAHULUAN
disekitar. Sebagai pendidik akan menghadapi segala
Pendidikan merupakan bentuk aktivitas yang sesuatu mengenai perkembangan manusia. Meliputi
diberikan oleh pendidik kepada peserta didik untuk perkembangan fisik, pikiran, keterampilan, sosial,
mengasah perkembangan baik secara jasmani maupun perasaan dan sebagainya.
rohani agar memiliki kepribadian yang utama. Peserta Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
didik yang mendapatkan pendidikan dengan layak dan berkualifikasi sebagai dosen, guru, konselor, pamong
tepat, akan membantu mengembangkan potensi yang belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan
dimiliki secara optimal dengan bimbingan pendidik yang sebutan lainnya dalam penyelenggaraan pendidikan
berkompeten dan professional. (Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Pendidikan akan mencakup mengenai mendidik, Dosen; Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang
mengajar, dan melatih (Hangestiningsih dkk, 2015:7). Sisdiknas) sedangkan peserta didik adalah seseorang
Dari ketiga kegiatan tersebut bertujuan untuk mentransfer yang mendapatkan berbagai pengetahuan dari pendidik.
nilai-nilai. Dalam pelaksanannya, harus saling berjalan Peran pendidik sangat penting keberadaannya, karena
secara beriringan dan berkelanjutan yang sesuai dengan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan yang ia miliki

925
JPGSD. Volume 06 Nomor 06 Tahun 2018, 925-934

untuk diberikan kepada para peserta didik, dari yang beberapa mata pelajaran yang sesuai dengan tema yang
belum tahu menjadi tahu. Untuk menjadi pendidik yang hendak diajarkan. Pemerintah merancang kurikulum
profesional harus berkompeten dalam bidang pendidikan 2013 untuk memantapkan kompetensi sikap,
khususnya di sekolah dasar agar proses pembelajaran bisa pengetahuan, dan keterampilan peserta didik. Hakikat
berjalan dengan efektif. IPA merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala
Pendidikan akan selalu berkaitan dengan alam melalui proses ilmiah. Karakteristik dari IPA ada
pembelajaran, karena pembelajaran berarti kegiatan tiga yaitu a). sikap, b) proses, dan c) produk. Selaras
belajar yang dilakukan antara pendidik dan peserta didik. dengan Samantowa dalam Rati, Kusmaryatni, dan
Pembelajaran dikatakan berhasil dan efektif apabila Rediani (2017) menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu
perancangan dan pengembangan difokuskan pada yang mempelajari gejala alam dan kebendaan yang
karakteristik peserta didik, mata pelajaran, kompetensi sistematis berlaku secara umum yang dihasilkan dari
dasar, dan indikator keberhasilan belajar. Untuk itu observasi dan eksperimen. Dalam melakukan observasi
pendidik harus memiliki kemampuan untuk dapat dan eksperimen harus sesuai prosedur yang sudah ada,
memfokuskan hal tersebut dalam pembelajaran. Pada agar tidak menyimpang.
pendidikan dasar pembelajaran harus diarahkan dengan IPA merupakan upaya manusia untuk lebih
baik agar menyenangkan dan memotivasi peserta didik memahami alam semesta melalui tepat sasaran,
untuk memberikan kreativas, dan mampu menggunakan prosedur, kemudian dijelaskan dengan
mengembangkan potensi dengan oprtimal yang ada pada penalaran yang akhirnya memperoleh kesimpulan
diri peserta didik. Dengan menggunakan permasalahan (Susanto, 2013:167). Dari upaya yang dilakukan untuk
yang nyata, untuk melatih kemampuan pemecahan memahami alam semesta, mampu menumbuhkan sikap
masalah. Sistem pembelajaran terdiri dari beberapa ilmiah pada pembelajaran IPA. IPA memiliki peran
komponen, salah satu komponen tersebut yaitu metode penting sebagai salah satu mata pelajaran pokok di
pembelajaran. sekolah dasar, karena peserta didik diberi kesempatan
Salah satu metode pembelajaran yang sesuai yang memupuk rasa ingin taunya secara ilmiah. Ilmu
dapat digunakan pendidik yaitu metode brainwriting. Pengetahuan Alam tidak selalu tentang kumpulan fakta,
Metode brainwriting merupakan metode yang memberi konsep, prinsip, dan teori saja tetapi juga mengenai cara
kesempatan setiap peserta didik untuk menulis gagasan kerja, cara berpikir, dan cara memecahkan masalah.
atau ide pada selembar keras, baik dengan bentuk kolom Proses belajar mengajar IPA mengembangkan ide atau
atau baris (Baxter, 2001:81). Dalam metode kreativitas untuk memecahkan suatu masalah sangat
pembelajaran tersebut peserta didik diberi kesempatan penting dilakukan sebagai tahapan menyelesaikan
memberikan gagasan atau ide sebanyak-banyaknya permasalahan. Pemecahan masalah berguna untuk
secara tertulis. Sehingga peserta didik mampu melatih siswa dalam menemukan dan menyelesaikan
memperoleh pengetahuan sebelum diberikan langsung beberapa persoalan. Untuk melaksanakan hal tersebut
oleh pendidik. Kelebihan dari metode brainwriting yaitu perlu memperbaiki gaya mengajar pendidik, agar peserta
mampu menciptakan berbagai ide lebih banyak, didik terbiasa dan bisa mengatasi suatu permasalahan
mengurangi terjadinya konflik antar anggota, membantu yang diberikan.
peserta didik yang memiliki krisis percaya diri, Pemecahan masalah adalah wujud dari aktivitas
meminimalisir ketakutan dan kecemasan, serta mampu mental yang melibatkan bermacam-macam keterampilan
dikolaborasikan dengan teknik kreativitas lainnya dan tindakan kognitif yang bertujuan untuk memperoleh
(Wilson, 2013:48). Metode brainwriting mampu solusi dengan tepat (Kirley, 2003:6). Pemecahan
membantu peserta didik dalam memecahkan masalah, masalah akan memberikan pengalaman baru bagi peserta
karena metode tersebut menghasilkan gagasan lebih didik dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang
banyak dari metode pembelajaran konvensional. Metode dialami. Apabila sering memecahkan permasalahan yang
brainwriting dapat diterapkan pada mata pelajaran diberikan oleh pendidik maka peserta didik akan terbiasa
lainnya termasuk IPA mencari dan menemukan solusi yang cepat dan tepat,
Mata pelajaran IPA salah satu dari berbagai mata karena pada kehidupan sehari-hari manusia tidak akan
pelajaran pada kurikulum 2013. Menurut (Shafa; 2014) di lepas dari masalah, yang bisa terjadi dari berbagai kondisi
Indonesia sudah melakukan pembaruan kurikulum apapun. Tujuan pemecahan masalah diberikan kepada
sedikitnya sembilan kali. Kurikulum yang dicanangkan peserta didik terutama di sekolah dasar untuk memikirkan
oleh pemerintah saat ini yaitu kurikulum 2013. cara menyelesaikan suatu permasalahan. Kemampuan
Kurikulum 2013 bersifat tematik, dengan pembelajaran pemecahan masalah harus dimiliki oleh peserta didik
tematik peserta didik tidak hanya mendapatkan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh
pengetahuan dari satu mata pelajaran saja, melainkan dari pendidik. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut

926
Pengaruh Penggunaan Metode Brainwriting terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

peserta didik harus berpikir kreatif dan logis dalam Petunjuk dasar metode brainwriting 1) mendiskusikan
memecahkan masalah. persoalan. Menulis masalah di tempat yang bisa dilihat
Kondisi yang ditemukan di lapangan pada tanggal 27 seluruh kelompok. 2) membagikan kartu-kartu kepada
Oktober 2017 di SDN Watesnegoro Mojokerto, peneliti anggota kelompok dan menuliskan ide pada kartu.
mengamati proses pembelajaran yang sudah tetpat sesuai Anggota kelompok menulis tanpa suara. 3) anggota
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah kelompok memberikan kartu kepada anggota kelompok
direncanakan oleh guru kelas IV. Dalam pembelajaran lain pada satu kelompok tersebut (Michalko, 2010:270).
tersebut pendidik menggunakan metode pembelajaran Dalam merencanakan pembelajaran harus
yang mampu membuat siswa aktif. Namun selama mempertimbangkan dan menemukan metode
pembelajaran terdapat beberapa siswa yang memiliki pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan atau materi.
kemampuan pemecahan masalah rendah. Peserta didik Dengan menentukan metode yang sesuai, dapat
hanya bisa menjawab melalui menghafal saja tidak membantu proses belajar mengajar di kelas lebih variatif.
mencoba mengembangkan jawaban yang lebih luas bisa Metode brainwriting salah satu metode yang sesuai untuk
berasal dari pengalaman atau pengetahuannya. Hal memecahkan masalah dengan mengembangkan berbagai
tersebut terbukti dari hasil perolehan peserta didik ide, karena langkah-langkah metode brainwriting sesuai
mengenai pemecahan masalah hanya 30% yang mampu dengan indikator pemecahan masalah mulai dari
memecahkan masalah dengan rata-rata nilai 60. Dari memahami permasalahan, rencana penyelesaian,
perolehan tersebut menunjukkkan bahwa kemampuan melaksanakan rencana penyelesaian, dan mengecek
berpikir tingkat tinggi yaitu kemampuan pemecahan kembali tahap penyelesaian. Pada pelaksanaannya
masalah masih rendah. Hal tersebut dikarenakan gaya metode ini menyurahkan pendapat atau ide secara
mengajar pendidik yang hanya menghafal konsep tanpa tertulis, hal tersebut untuk membantu peserta didik yang
disertai pemahaman, yang akan membuat peserta didik kurang percaya diri dalam berpendapat.
menggunakan daya ingat bukan daya nalar. Penelitian mengenai brainwriting sudah pernah
Peserta didik yang mandiri dan terbiasa menghadapi GLODNXNDQ ROHK $]L]DK GHQJDQ MXGXO ³.HHIHNWLIDQ
suatu permasalahan akan lebih memiliki pemikiran yang Teknik Brainwriting dalam Pembelajaran Memproduksi
bijaksana atau dewasa karena pengalaman yang sudah Teks Eksplanasi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
dialami. Bimbingan dari pendidik sangat perlu untuk 6HZRQ %DQWXO ',<´ 3HQHOLWLDQ WHUVHEXW EHUWXMXDQ XQWXN
lebih memotivasi peserta didik untuk tidak menghindari mengetahui keefektifan teknik brainwriting dalam
tantangan baik yang bisa berdampak positif pada dirinya. pembelajaran memproduksi teks eksplanasi di SMP N 1
Usaha yang diberikan oleh pendidik untuk mampu Sewon, Bantul. Hasil dari penelitian tersebut
memecahkan masalah kepada peserta didik agar dapat menunjukkan bahwa strategi brainwriting efektif
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. digunakan untuk memproduksi teks eksplanasi. Hasil
Dengan mengetahui prose pembelajaran tersebut, penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang
peneliti akan menerapkan metode pembelajaran yang signifikan pada skor tes akhir memproduksi teks
sesuai dan menarik, agar peserta didik mampu eksplanasi siswa kelompok kontrol dan kelompok
meningkatkan kreativitas dalam menyelesaikan masalah eksperimen, yaitu nilai pretest dan posttest pada
yang diberikan pendidik dan agar lebih bersemangat kelompok eksperimen 9,77 sedangkan kelompok kontrol
untuk ikut aktif dalam proses pembelajaran IPA. Dalam 4,56. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
meningkatkan kreativitas untuk menemukan ide, yang signifikan dalam pembelajaran memproduksi teks
dipandang perlu metode pembelajaran yang mampu eksplanasi antara kelompok kontrol dan kelompok
mendorong peserta didik untuk lebih kreatif lagi. Salah eksperimen.
satu metode pembelajaran yang sesuai adalah metode
brainwriting. Metode brainwriting ini menuntut peserta METODE PENELITIAN
didik mengemukakan, mengidentifikasi ide-ide Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif.
penunjang yang ditulis melalui selembar kertas. Metode Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui adanya
brainwriting merupakan pendekatan curah pendapat pengaruh sebab-akibat yang telah diberikan suatu
dalam kelompok yang menghasilkan ide-ide kemudian perlakuan pada kondisi tertentu. Perolehan tersebut
dilakukan secara tertulis (Michalko, 2010:270). Tahapan berupa data, tabel, diagram, dan angka yang kemudian
pada metode brainwriting mampu menumbuhkan bisa ditarik kesimpulan.
kreativitas yang dimiliki peserta didik, tetapi berguna Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
memberikan masukan terhadap karya teman sebaya. eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Penggunaan metode brainwriting sesuai dengan materi penggunaan metode brainwriting terhadap kemampuan
IPA siklus hidup beberapa jenis makhluk hidup. pemecahan masalah pada materi IPA. Pada penelitian ini

927
JPGSD. Volume 06 Nomor 06 Tahun 2018, 925-934

menggunakan rancangan Nonequivalent Control Group memahami dan menganalisis. Harapannya peserta didik
Design yang termasuk dari Quasi Experimental Design. mampu menjawab yang tidak hanya menghafal tetapi
Design ini terdapat dua kelas yang dibandingkan dari juga hasil pengalamannya dan kejadian yang ada
kelas menggunakan metode brainwriting dan kelas yang dilingkungan sekitarnya.
tidak menggunkan metode brainwriting. Tes ini diberikan kepada peserta didik di awal
Untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diukur sebelum siswa mendapat perlakuan (pretest) dan di akhir
melalui pretest dan posttest. Prestest diberikan saat awal setelah siswa mendapat perlakuan (posttest) berupa
sebelum pembelajaran berlangsung, sedangkan posttest pembelajaran menggunakan metode brainwriting.
diberikan saat akhir setelah proses pembelajaran. Bertujuan untuk mendapatkan gambaran kemampuan
Tujuannya yaitu untuk mengetahui kemampuan peserta awal siswa dan kemampuan setelah mendapat
didik pada kelas eksperimen setelah diberikan perlakuan pembelajaran (treatment) sehingga mengetahui
dengan menerapkan metode brainwriting, sedangkan kesimpulan dari penelitian yang diharapkan untuk
kelas kontrol menggunakan metode multimetode. meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Lokasi penelitian berada di SDN Watesnegoro 1 Sebelum melaksanakan penelitian, soal pretest dan
Mojokerto yang berada di Kecamatan Ngoro Kabupaten posttest harus diuji kevalidannya terlebih dahulu sebelum
Mojokerto Provinsi Jawa Timur. Penelitian di SDN digunakan untuk mencari data. Uji validitasnya yaitu uji
Watesnegoro 1 Mojokerto dilaksanakan pada semester validitas isi (contest validity) dengan cara
genap tahun 2017/2018 . mengonsultasikannya kepada para ahli (dosen
Populasi adalah suatu wilayah bisa berupa objek atau pembimbing) dan uji langsung ke siswa (validitas
subjek yang memiliki ciri khas dan kualitas tertentu eksternal).
untuk diteliti dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, Observasi dalam penelitian ini melalui pengamatan
2015:117). Dalam pemilihan populasi pasti mempunyai aktivitas guru dan aktivitas siswa terhadap keterlaksanaan
beberapa pertimbangan dari beberapa hal, yang akhirnya pembelajaran menggunakan metode brainwriting.
memutuskan suatu wilayah untuk dipelajari lebih lanjut. Dengan menggunakan lembar observasi yang bertujuan
Populasi tidak hanya mencakup satu aspek saja, namun untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru dan
terdapat beberapa aspek yang ada didalmnya. Pada aktivitas siswa selama proses pembelajaran untuk
pelaksaan penelitian ini yang menjadi populasi adalah mengetahui keterlaksanaan metode tersebut yang
seluruh siswa kelas IV di SDN Watesnegoro 1 Mojokerto dilakukan oleh dua observer.
pada tahun ajaran 2017-2018. Jumlah populasi siswa Penggunaan tes berguna untuk menilai hasil
yaitu 61 siswa terdiri dari dua kelas. Jumlah kelas IV-A kemampuan pemecahan masalah perlu menggunakan tes
31 siswa, sedangkan jumlah kelas IV-B 30 siswa. sebagai alat ukur kemampuan peserta didik. Penerapan
Sampel adalah sifat dan jumlah yang telah dimiliki tes dalam pembelajaran dilakukan dengan dua tahapan,
oleh populasi yang harus bersifat representatif (Sugiyono, yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan sebelum
2015:118). Sampel yang representatif akan memudahkan materi pembelajaran diberikan yaitu diberikan di awal
memberi kesimpulan sebagai sesuatu yang berlaku pada pembelajaran. Pretest bertujuan untuk mengetahui
populasi. Apabila sampel yang digunakan tidak kemampuan awal siswa. Sedangkan posttest dilakukan
representatif maka akan menghasilkan kesimpulan yang setelah diberikannya materi pembelajaran dengan
salah pada populasi. Pada pelaksanaan penelitian ini, perlakuan tertentu yang dilakukan tes di akhir
yang dijadikan sampel yaitu siswa kelas IV SDN pembelajaran. Posttest bertujuan untuk mengetahui
Watesnegoro 1 Mojokerto. Dengan menggunakan teknik kemampuan siswa memahami materi pembelajaran
non probability, sampling jenuh. Dari dua kelas IV setelah menerapkan metode brainwriting.
tersebut, kelas IV-A yang menjadi kelas eksperimen, Analisis data yang benar maka menghasilkan hasil
sedangkan kelas IV-B menjadi kelas kontrol. akhir atau simpulan yang benar pula. Dengan begitu
Dalam penelitian akan membutuhkan instrumen untuk menganalisis data merupakan tahapan penelitian yang
mengukur fenomena yang terjadi. Observasi digunakan sangat penting untuk dilakukan. Sesuai dengan jenis
untuk mengukur hasil keterlaksanaan metode penelitian yaitu eksperimen maka data yang diperoleh
brainwriting dengan melakukan pengamatan terhadap berupa kuantitatif. Dapat diperoleh dari instrumen lembar
aktivitas guru dan aktivitas peserta didik. Untuk tes dan instrumen lembar observasi. Namun, sebelum
instrumen tes digunakan untuk mengukur hasil semua itu diberikan kepada siswa dan guru, instrumen
pemecahan masalah, pada aspek kognitif yang diberikan tersebut harus di uji terlebih dahulu. Karena suatu
kepada peserta didik. Butir soal yang dikembangkan instrumen harus bersifat valid dan reliabel.
berbentuk uraian dengan jumlah soal sebanyak 5 soal
pretest dan 5 soal posttest. Tes disusun mengacu pada

928
Pengaruh Penggunaan Metode Brainwriting terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Uji Validitas Uji Reliabilitas


Validasi merupakan alat ukur suatu instrumen atas Suatu instrumen dikatakan baik, akan dapat
kevalidan atau kesahihannya (Arikunto, 2010:211). digunakan sebagai alat mengumpulkan data. Uji
reliabilitas bertujuan untuk mengetahui tingkat
Intrumen dikatakan valid dan sahih apabila validitasnya
konsistensi suatu data dari instrumen yang sudah
tinggi, sedangkan sebaliknya jika tingkat validitasnya direncanakan. Untuk mengetahui data tersebut reliabel
rendah maka intrumen tersebut kurang valid dan sahih. atau tidak, peneliti akan menguji dengan menggunakan
Jika instrumen valid maka bisa diterapkan untuk Cronbach Alpha terhadap item yang valid. Hasil uji dapat
mengukur sesuai yang dikehendaki. diketahui sebagai berikut :
Metode yang digunakan untuk uji validasi instrumen Tabel 3 Uji Reliabilitas Pretest
yaitu korelasi person. Perhitungan dengan menggunakan
SPSS 22. Dengan kriteria pengujian adalah jika nilai
positif dan rhitung • Utabel maka item dinyatakan valid,
VHGDQJNDQ MLND UKLWXQJ ” Utabel, maka item tersebut tidak
valid. Pada signifikasi < 0,5 item valid sedangkan 0,05
item tidak valid. Hasil uji coba sebagai berikut :
Tabel 1 Uji Validasi Pretest Item Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa instrumen > 0.6
(0.677 > 0.6) yang termasuk kategori diterima, sehingga
instrument dinyatakan reliabel.

Tabel 4 Uji Reliabilitas Posttest

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa instrumen > 0.7


(0.711 > 0.7) yang termasuk kategori diterima, sehingga
instrument dinyatakan reliabel.

Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan cara untuk memastikan
data variabel yang dimiliki berdistribusi dengan baik atau
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa item A, tidak. Untuk mengetahuinya dengan cara menguji dengan
B,C,D, dan E dinyatakan valid karena rhitung • rtabel. menggunakan uji normalitas. Pada penelitian ini
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov karena
Tabel 2 Uji Validasi Posttest Item populasi yang digunakan lebih dari 50. Jumlah populasi
pada penelitian ini sebanyak 61 siswa.

Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan mengetahui kesamaan
antara dua kelompok atau lebih. Uji homogenitas
dilakukan untuk memastikan asumsi homogenitas
terhadap data apakah sudah terpenuhi atau belum. Untuk
mengetahui kesamaan antara dua kelompok atau varian
populasi maka dilakukan uji homogenitas.

Uji Gain Ternormalisasi


Uji gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh metode brainwriting terhadap pemecahan
masalah. Besar atau tidaknya pengaruh metode
brainwriting sebelum dan sesudah dilakukan pada proses
pembelajaran.
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa item A, B,C,
D, dan E dinyatakan valid karena rhitung • rtabel. Uji Beda
Uji beda dengan menggunakan (Independent Sample
t-test) tujuannya supaya mengetahui signifikansi
perbedaan dua mean dari dua distribusi. Untuk
mengetahuinya dengan cara menghitung t-test kelompok

929
JPGSD. Volume 06 Nomor 06 Tahun 2018, 925-934

eksperimen dan kelompok kontrol menggunakan uji beda Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nil
dua rata-rata. Dengan kriteria yaitu jika =ttabel Ê thitung Ê Nilai Nilai Nilai
N N ai
ttabel maka H0 diterima,namun apanila thitung > ttabel maka Nama Prete Postt Nama Prete
o o Pos
st est st
H0 ditolak. ttest
16 NA 35 70 16 CAP 60 70
Analisis Hasil Observasi Aktivitas Guru dan Siswa 17 NNA 65 90 17 CAT 75 80
Observasi aktivitas guru dan siswa dilakukan untuk 18 PEW 85 95 18 CAR 80 85
19 PSZ 55 90 19 DAA 70 85
mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dengan
20 RS 50 70 20 EF 70 70
melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan
21 RK 55 80 21 FEV 65 80
aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan 22 RYP 70 85 22 FS 80 85
metode brainwriting. Data observasi diperoleh dari 23 RAF 85 95 23 GM 65 80
pengamatan oleh dua observer kemudian untuk dianalisis. 24 SAP 70 85 24 GMW 70 80
Mengetahui keterlaksanaan metode pembelajaran 25 SFA 60 85 25 IPA 40 55
dilakukan perhitungan terhadap hasil pengamatan 26 SELM 80 90 26 IA 50 50
aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama 27 SSS 65 80 27 JMM 45 55
pembelajaran dengan menggunakan kriteria yaitu 76%- 28 AAH 80 90 28 KANP 55 55
100% (baik), 56%-75% (cukup), 40%-55% (kurang), dan 29 BS 65 75 29 MDNA 45 60
<40% (tidak baik). 30 EDR 65 80 30 BPMDS 60 70
Rata - Rata 65,5 83 Rata ± Rata 63,5 70
Data Hasil Lapangan 2018
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil penelitian di SDN Watesnegoro 1 Mojokerto Perolehan hasil pretest dan posttest peserta didik yang
telah dilakukan pengujian berupa tes sebelum dan sesudah
berupa data pretest dan posttest pada kelas eksperimen
diberikannya perlakuan tersebut, digunakan peneliti untuk
oleh kelas IV-A 31 siswa dan kelas kontrol oleh kelas IV-
B 30 siswa. Pretest di dapatkan di awal sebelum siswa menganalisis data. Dari data berupa nilai tersebut
mendapatkan perlakuan dengan memberikan tes kepada digunakan sebagai tolak ukur dalam menjawab hipotesis
siswa tujuan pretest dilakukan yaitu untuk mengetahui penelitian. Agar mengetahui kemampuan pemecahan
masalah peserta didik dengan melihat peningkatan nilai
kemampuan siswa di awal terhadap materi yang akan
pretest posttest dan untuk mengetahui rata-rata dari kelas
dipelajari sebelum dilakukan perlakuan., sedangkan
posttest diberikan di akhir setelah siswa mendapat eksperimen dan kelas kontrol.
perlakuan dengan diberikan tes kepada siswa. Adapun Uji Normalitas
kelas eksperimen mendapatkan perlakuan berupa Perolehan pretest dan posttest dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol bisa diketahui melalui uji normalitas,
penerapan metode brainwriting terhadap pemecahan
apakah penyebaran datanya berdistribusi normal atau
masalah sedangkan kelas kontrol mendapatkan perlakuan
berupa penerapan metode multimetode terhadap tidak. Peneliti menganalisis dengan menggunakan
pemecahan masalah. Penyajian data nilai pretest dan program pengolahan data SPSS 22 dengan uji normalitas
posttest dapat dilihat pada tabel berikut : Kolmogorov-Smirnov.Skor yang telah diperoleh dijadikan
uji normalitas saat kondisi awal dari kedua kelompok.
Adapun hasil dari analisis uji normalitas pada kondisi
Tabel 5 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol awal sebagai berikut :
Nilai Nilai Nilai
Nil Tabel 6 Hasil Uji Normalitas pretest
N N ai
Nama Prete Postt Nama Prete
o o Pos
st est st
ttest
1 MDS 80 90 1 AFS 45 60
2 MN 45 60 2 ANM 65 65
3 MYP 80 95 3 ANNN 60 60
4 MA 60 80 4 AMM 55 60
5 MF 50 70 5 ASJ 80 85
Berdasarkan 6 Tabel dapat diketahui bahwa hasil uji
6 MDR 80 90 6 AF 80 85
7 MDF 60 85 7 AN 45 55 normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
8 MFH 85 95 8 ADS 65 65 hasil yang diperoleh dari nilai signifikansi kelas
9 MFW 45 60 9 ASS 85 85 eksperimen sebesar 0.200 sedangkan untuk kelas kontrol
10 MH 50 70 10 AR 50 50
sebesar 0,179. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa
11 MQT 65 90 11 ACT 60 70
12 MQT 80 95 12 BIM 65 65 nilai signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas
13 MRA 55 80 13 BI 80 85 kontrol lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Jadi, bisa
14 MBM 65 75 14 BWR 85 80 disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu data dari
15 NNF 80 95 15 CSWWPP 55 70
kemampuan pemecahan masalah pretest yang didapatkan

930
Pengaruh Penggunaan Metode Brainwriting terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

dari populasi yang berdistribusi normal dan Ha ditolak besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Dengan demikian
yaitu kemampuan pemecahan masalah pretest tidak bisa disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu varian populasi
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. yang dimiliki termasuk varian yang homogen dan Ha
ditolak yaitu varian populasi datanya memiliki varian
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas posttest yang tidak sama.
Uji t
Perhitungan uji t-test dalam penelitian ini untuk
mengetahui adakah pengaruh dalam pemberian perlakuan
berupa metode brainwriting terhadap kemampuan
pemecahan masalah pada materi IPA kelas IV SDN
Berdasarkan 7 Tabel dapat diketahui bahwa hasil uji Watesnegoro 1 Mojokerto, dan tidak pemberian perlakuan
normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan terhadap kemampuan pemecahan masalah IPA pada kelas
hasil yang diperoleh dari nilai signifikansi kelas kontrol. Untuk mengetahui pengaruh metode tersebut
eksperimen sebesar 0.162 sedangkan untuk kelas kontrol peneliti melakukan pengujian dengan statistik parametrik
sebesar 0,063. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa yaitu rumus uji Independen Samples T Test. Uji t
nilai signifikansi untuk kelas eksperimen dan kelas dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
kontrol lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Jadi, bisa tidak diberikan perlakuan dengan menggunakan metode
disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu data dari tersebut. Kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa
kemampuan pemecahan masalah pretest yang didapatkan metode brainwriting sedangkan pada kelas kontrol tidak
dari populasi yang berdistribusi normal dan Ha ditolak diberikan perlakuan. Hipotesis dapat diterima jika nilai
yaitu kemampuan pemecahan masalah pretest tidak thitung > ttabel atau nilai signifikansi < 0.05, maka terdapat
berasal dari populasi yang berdistribusi normal. pengaruh signifikan antara metode brainwriting terhadap
Uji Homogenitas kemampuan pemecahan masalah pada materi IPA.
Uji homogenitas dilakukan melalui pengujian terhadap Perhitungan menggunakan SPSS 22 dapat diketahui dari
hasil pretest dan posttest pada kemampuan pemecahan tabel sebagai berikut:
masalah ranah kognitif dari kedua kelas, uji homogenitas Tabel 9 Hasil Uji-t
bertujuan untuk menentukan apakah populasinya
termasuk populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol,
pada saat kondisi awal pada skor pretest. Adapun hasil
dari analisis uji homogenitas sebagai berikut :
Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas pretest

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai thitung


> ttabel (2.644 > 1.701) dan taraf signifikansi < 0.05
(0.011 < 0.05) yang berarti H0 ditolak. Kesimpulan dari
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa nilai
data di atas bahwa terdapat perbedaan hasil kemampuan
signifikansi sebesar 0.090, dari hasil tersebut maka nilai
pemecahan masalah kelas eksperimen dengan
signifikansi dari kedua kelompok pada kondisi awal lebih
menggunakan metode brainwriting dan kelas kontrol tidak
besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05. Dengan demikian
menggunakan metode brainwriting pada proses
bisa disimpulkan bahwa H0 diterima yaitu varian populasi
pembelajaran di SDN Watesnegoro 1 Mojokerto.
yang dimiliki termasuk varian yang homogen dan Ha
N-Gain
ditolak yaitu varian populasi datanya memiliki varian
yang tidak sama. Jika perolehan dari data pretest dan posttest pada uji-t
sudah diketahui, selanjutnya juga untuk mengetahui
Tabel 9 Hasil Uji Homogenitas posttest
bagaimana atau seberapa besar peningkatan kemampuan
siswa terhadap hasil kemampuan pemecahan masalah,
maka peneliti dapat menggunakan rumus gain
ternormalisasi (g). Uji N-Gain dilaksanakan untuk
mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa nilai pemecahan masalah peserta didik dengan menggunakan
signifikansi sebesar 0.183, dari hasil tersebut maka nilai metode brainwriting yang diterapkan di kelas eksperimen
signifikansi dari kedua kelompok pada kondisi awal lebih karena aktivitas guru dan peserta didik mempengaruhi

931
JPGSD. Volume 06 Nomor 06 Tahun 2018, 925-934

pelaksanaasn metode tersebut dalam mencapai menggunakan metode brainwriting. Analisis hasil data
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Perolehan pada penelitian ini menggunakan SPSS 22. Data yang
dari perhitungan N-Gain ternormalisasi dari Tabel 10 dianalisis meliputi uji normalitas, uji homogenitas, t-test,
hasil gain score yang diperoleh dari 30 peserta didik pada n-gain dan keterlaksanaan pembelajaran dengan
kelas eksperimen terdapat 6 peserta didik yang pengematan aktivitas guru dan siswa. Uji normalitas
memperoleh nilai perhitungan 0.70 0 g 0 1.00 digunakan untuk mengetahui apakah data variabel
termasuk dalam kategori tinggi, terdapat 20 peserta didik berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini uji
yang memperoleh nilai perhitungan 0.30 0 g < 0.70 normalitas bertujuan mengetahui populasi data
termasuk dalam kategori sedang, sedangkan 4 peserta berdistribusi normal atau tidak. Pada kelas kontrol
didik yang tersisa memperoleh nilai perhitungan 0.00 < g memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,200 dan kelas
< 0.30 termasuk dalam kategori rendah. Hasil dari eksperimen diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,179.
perhitungan gain score dapat dikatakan bahwa rata-rata pada kelas eksperimen diperoleh sebesar 0,179 dapat
pada kelas eksperimen telah mengalami peningkatan diketahui (0,179 > 0,05) sehingga data hasil perhitungan
terhadap kemampuan pemecahan masalah sebesar 0,52 dinyatakan berdistribusi normal. Untuk posttest pada
yang termasuk dalam kategori sedang. kelas eksperimen memperoleh nilai signifikansi sebesar
Perolehan hasil dari perhitungan menggunakan gain 0,162 data tersebut disesuaikan dengan nilai signifikansi
score, pada kelas kontrol terdapat 9 peserta didik yang 0,05 sehingga didapatkan (0,162 > 0,05) yang berarti
memperoleh nilai perhitungan 0.30 0 g < 0.70 yang dinyatakan dapat berdistribusi normal. Pada kelas kontrol
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,063 yang berarti
termasuk dalam kategori sedang, sedangkan yang
lebih besar dari 0,05 sehingga dapat berdistribusi normal.
memperoleh nilai perhitungan 0.00 < g < 0.30 yang
Uji homogenitas digunakan untuk menguji sama atau
termasuk dalam kategori rendah terdapat 13 peserta didik
tidaknya variansi-variansi dua buah data.
dan yang termasuk dalam kategori tetap dengan nilai
Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan tidak
perhitungan 0.00 terdapat 9 peserta didik. Hasil dari
sama, tetapi jika nilai signifikansi > 0,05 data dapat
perhitungan gain score dapat dilihat bahwa rata-rata kelas
dinyatakan sama atau homogen. Uji homogenitas untuk
kontrol mengalami peningkatan 0,19 termasuk dalam
kategori rendah dari kemampuan pemecahan masalah. pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh
sebesar 0,090 yang berarti > 0,05 dan dinyatakan
Berikut rekapan dari hasil analisis pada kelas
homogen. Sedangkan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen dan kelas kontrol pretes-posttest dan n-gain
eksperimen memperoleh sebesar 0,183 yang artinya >
ternormalisasi.
0,05 dapat dikatakan homogen. Berdasarkan hasil
Tabel 12 Rata-rata Pretest-Posttest dan N-Gain penelitian diketahui bahwa signifikansi kelas eksperimen
Rata ± rata dan kelas kontrol yaitu 0.011artinya 0.011 < 0.05 (nilai
Kelas Nilai signifikansi). Kemudian untuk uji gain ternormalisasi,
N Pretest Posttest Kriteria
Gain diperoleh hasil kemampuan pemecahan masalah bahwa
Eksperimen 30 65,5 83 0,52 SEDANG rata-rata nilai pada kelas eksperimen sebesar 0,52
Kontrol 30 63,5 70 0,19 RENDAH termasuk dalam kategori sedang, sedangkan rata-rata
nilai pada kelas kontrol mengalami peningkatan
kemampuan pemecahan masalah sebesar 0.19 termasuk
Berdasarkan Tabel 12 hasil rata-rata nilai pretest kelas dalam kategori rendah. Hal ini dapat diketahui pada tabel
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai pretest di bawah ini:
kelas kontrol, kemudian untuk nilai posttest kelas Tabel 13 Jumlah Ketuntasan Siswa
eksperimen lebih tinggi daripada rata-rata nilai pretest
Kelas Pretest Posttest
kelas kontrol. Peningkatan hasil rata-rata n-gain kelas
eksperimen masuk kategori sedang, sedangkan kelas Tuntas Tidak Tuntas Tidak
kontrol termasuk dalam kategori rendah. Tuntas Tuntas
Pembahasan
Eksperimen 10 20 22 8
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Kontrol 7 23 12 18
adanya pengaruh atau tidak dari penggunaan metode
brainwriting terhadap kemampuan pemecahan masalah Perolehan dari kemampuan pemecahan masalah pada
pada materi IPA kelas IV SDN Watesnegoro 1 ranah kognitif pada pretest kelas eksperimen terdapat 10
Mojokerto. Data yang diperoleh dari penelitian ini peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas dan 20
meliputi pretest posttest dan observasi aktivitas siswa dan peserta didik tidak tuntas. Pada kelas kontrol terdapat 7
aktivitas guru terhadap pemecahan masalah dengan peserta didik yang mendapatkan nilai tuntas dan 23

932
Pengaruh Penggunaan Metode Brainwriting terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

peserta didik yang tidak tuntas. Setelah diberikan pretest pemecahan masalah pada penelitian ini meliputi
maka diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan pemahaman terhadap permasalahan, rencana
menggunakan metode brainwriting sedangkan pada kelas penyelesaian permaslahan, melaksanakan rencana
kontrol tidak diberikan perlakuan. Selanjutnya pemberian penyelesaian permsalahan, dan memeriksa kembali
posttest untuk mengetahui hasil pemecahan masalah. penyelesaian permsalahan. Peserta didik mengalami
Kelas eksperimen terdapat 22 peserta didik yang peningkatan untuk kemampuan pemecahan masalah
mendapatkan nilai tuntas dan 8 peserta didik tidak tuntas. hingga mengalami peningkatan pada sebelum proses
Sedangkan pada kelas kontrol terdapat 12 peserta didik pembelajaran memperoleh persentase sebesar 23%
mendapat nilai tuntas dan 18 peserta didik tidak tuntas. dan pada akhir pembelajaran persentase ketuntasan
Keterlaksanaan pembelajaran dilakukan yang diperoleh sebesar 40%. Dari hasil kemampuan
bertujuan mengidentifikasi kesesuaian proses pemecahan masalah mengalami peningkatan setelah
pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan metode brainwriting sebesar 0.52
(RPP). Hal ini dapat dilihat dari nilai aktifitas guru termasuk dalam kategori sedang.
dengan menggunakan metode brainwriting terlaksana 2. Pada keterlaksanaan pembelajaran berjalan dengan
dengan baik. Ditunjukkan pada pencapaian rata-rata baik melalui menggunakan metode brainwriting
persentase sebesar 83%, yang berarti tergolong dalam dapat diketahui bahwa dari aktivitas guru
kriteria baik. Dan pada aktifitas siswa menunjukkan hasil memperoleh nilai sebesar 85 termasuk dalam
yang baik juga, terbukti dari pencapaian rata-rata kategori baik, karena perolehan nilai dikatakan baik
persentase sebesar 75%, yang berarti tergolong dalam apabila 80 0 PA < 90. Untuk aktivitas siswa nilai
kriteria cukup baik. yang diperoleh sebesar 78 termasuk dalam kategori
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh cukup baik. Karena kriteria nilai tersebut yaitu 65 0
Prifta Alina Pergiwati pada tahun 2016 berjudul PA < 80.
³3HQHUDSDQ 7HNQLN Brainwriting dalam Pembelajaran
Menulis Teks Berita : Penelitian Eksperimen Kuasi di Saran
Kelas VIII SMP Laboratotium Percontohan UPI Bandung Dari kesimpulan di atas, maka pada oenelitian ini
7DKXQ $MDUDQ ´ 0Htode brainwriting mampu memberikan saran sebagai berikut :
menghasilkan berbagai gagasan atau ide yang kemudian 1. Penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukkan untuk
dianalisis terlebih dahulu untuk menentukan solusi yang penelitian lebih lanjut, namun dengan
tepat dari suatu permasalahan yang dihadapi. mempertimbangkan kelemahan yang ada. Sehingga
Berdasarkan analisis hasil data dan pembahasan bisa mengantisipasi sebelum kegiatan dilaksanakan,
di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil pemecahan misalnya pemanfaatan waktu agar menggunakan
masalah dan keterlaksanaan pembelajaran mendapatkan waktu dengan baik dan tidak sia-sia.
hasil yang baik dengan menerapkan metode brainwriting. 2. Metode braiwriting bisa digunakan pada proses
Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode brainwriting pembelajaran dan dengan materi yang sesuai, karena
berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah metode brainwriting merupakan cara penyampaian
pada materi IPA kelas IV SDN Watesnegoro 1 materi melalui curah ide atau gagasan secara tertulis.
Mojokerto. Metode ini juga bisa digunakan pada pencapaian
aspek berpikir kreatif, dan mampu dikolaborasikan
PENUTUP dengan teknik kreativitas lainnya.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
mengenai pengaruh penggunaan metode brainwriting
terhadap kemampuan pemecahan masalah pada materi Ahmad Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran
di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenadamedia
IPA kelas IV SDN Watesnegoro 1 Mojokerto. Adapun
Group
simpulannya sebagai berikut : Azizah, Tiara. 2015. Keefektifan Teknik Brainwriting
1. Dengan menggunakan metode brainwriting terdapat dalam Pembelajaran Memproduksi Teks Eksplanasi
pengaruh yang positif terhadap kemampuan Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sewon, Bantul,
pemecahan masalah. Dapat dilihat pada kelas DIY. Universitas Negeri Yogyakarta.
eksperimen memperoleh nilai signifikansi 0.011, Baxter, Mike. 2001. Product Design: Practical Methods
dimana 0.011 < 0.05 yang berarti bahwa metode For The Systematic Development of New Product.
United Kingdom: Nelson Thornes Ltd.
brainwriting berpengaruh terhadap kemampuan
Hangestiningsih, E., dkk. 2015 Diktat Pengantar Ilmu
pemecahan masalah. Indikator kemampuan Pendidikan, Bab VI. Fakultas Keguruan Ilmu

933
JPGSD. Volume 06 Nomor 06 Tahun 2018, 925-934

Pendidikan Universitas Sarjanawiyata Taman siswa


Yogyakarta.
Kirkley, J., 2003, Principle for Teaching Problem
Solving, Technical Paper, Plato Learning Inc.
Michalko, Michael. 2010. Cracking Creativity The Secret
Of Creative Genius. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
5DWL 1L :D\DQ GNN ³0RGHO 3HPEHODMDUDQ
Berbasis Proyek, Kreativitas dan Hasil Belajar
0DKDVLVZD´ Jurnal Pendidikan Indonesia. Vol 6,
No.1
6KDID ³.DUDNWHULVWLN 3URVHV 3HPEHODMDUDQ
NXULNXOXP ´ Dinamika Ilmu, Vol 14, No.1
Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:Alfabeta.
Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No.20
tentang Sisdiknas. Jakarta.
Wilson, Chaucey. 2013. Brainwriting and Beyond. USA:
Morgan Kaufmann.

934

Anda mungkin juga menyukai