Elastisitas Dan Hukum Hooke Siswa Kelas XI Semester I SMA Muhammadiyah 18 Sunggal T.P. 2019/2020
(Irwan Susanto)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
PBL berbantuan PhETterhadap kemampuan pemecahan masalah fisika pada
materi pokok elastisitas dan hukum Hooke siswa kelas XI semester II SMA
Muhammadiyah 18 SunggalT.P 2019/2020.Penelitian ini termasuk jenis
penelitianquasi eksperimen. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas
XI semester II SMA Muhammadiyah 18 Sunggal T.P. 2019/2020. Sampel
penelitian ini diambil dengan teknik convenience sampling, yang terdiri dari
dua kelas, yaitu kelas eksperimen berjumlah 26 siswa diterapkan modelPBL
berbantuan PhET, dan kelas kontrol berjumlah 30 siswa diterapkan model
DI. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa
tes essai sebanyak 10 soal yang telah diujicobakan terlebih dahulu untuk Kata kunci:
melihat validitas soal, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Model PBL, PhET,
Berdasarkan hasil penelitian untuk kelas eksperimen diperoleh nilai rata- Kemampuan
rata pretes 34,5 dengan standar deviasi 13,03 dan nilai rata-rata postes 86,69 Pemecahan Masalah
dengan standar deviasi 5,50. Untuk kelas kontrol diperoleh nilairata-rata (PBM)
Pretes 33,1 dengan standard deviasi 10,7dan nilairata-rata postes
80,16dengan standard deviasi 7,89.Kedua kelas dinyatakan berdistribusi
Normal (diperoleh Lhitung< Ltabel) dan homogen (diperoleh Fhitung< Ftabel). Dari
hasil uji statistika (uji t dua pihak)untuk α = 0,05 dan dk 54 diperoleh t hitung <
ttabel yaitu 1,21< 1,95hal ini menunjukkanbahwa kemampuan awal pada
kedua kelas sama. Lalu kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda dan
di akhir pembelajaran diberikan postes. Dari hasil uji statistika data, (uji t
satu pihak) diperoleh thitung> ttabelyaitu 2,97> 1,95 maka hal ini menunjukkan
ada pengaruh signifikan model PBL berbantuan PhETterhadap kemampun
pemecahan masalah fisika pada materi pokok elastisitas dan hukum Hooke
Siswa kelas XI semester II SMA Muhammadiyah 18 Sunggal T.P. 2019/2020.
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 1
pengalaman”. Belajar bukanlah semata-mata “pengertian sederhana dari pemecahan
perubahan dan penemuan, tetapi sudah masalah adalah proses penerimaan masalah
mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat sebagai tantangan untuk menyelesaikannya”.
perubahan dan penemuan. Menurut Surya, (2016:137) “Pemecahan
Belajar dan mengajar merupakan dua masalah merupakan salah satu tugas hidup
konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-
lain. Belajar menunjukkan apa yang harus hari dengan rentangan kesulitan mulai dari
dilakukan seseorang sebagai subjek yang yang paling sederhana hingga yang paling
menerima pelajaran (sasaran didik), kompleks”. Berdasarkan pengertian di atas,
sedangkan mengajar menunjukkan apa yang kemampuan pemecahan masalah adalah
harus dilakukan oleh guru sebagai kemampuan seseorang untuk menemukan
pengajar.Secara sederhana, mengajar dapat suatu proses penerimaan masalah dalam
diartikan sebagai interaksi antara siswa dan kehidupan sehari-hari dan menemukan
guru. Mengajar dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat
kegiatan atau suatu aktivitas dalam rangka diterapkan dalam upaya mengatasi masalah
menciptakan suatu situasi dan kondisi belajar yang ada. Pemecahan masalah secara
siswa yang kondusif. Mengajar lebih sistematis merupakan petunjuk yang
menekankan pada penciptaan suasana yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan
memungkinkan siswa dapat belajar dengan yang berfungsi membantu seseorang dalam
efektif dan efisien. Artinya, dalam mengajar menyelesaikan suatu permasalahan.
guru harus berusaha mengetahui kemampuan Kramers,dkk (Wena, 2011: 60) menyebutkan
awal siswa, memberikan motivasi yang kuat, tahapan–tahapanpemecahan masalah sebagai
mengajak siswa untuk berpikir dan berikut: (1) Memahami masalahnya; (2)
melakukan aktivitas umpan balik, dan Membuat rencana penyelesaian; (3)
menempatkan siswa sebagai subjek yang Melaksanakan rencana penyelesaian; dan (4)
memiliki kemampuan untuk dikembangkan. Memeriksa kembali, mengecek hasilnya.
Menurut Smith, (Fathurrohman, 2017:30) Sependapat dengan penjelasan di atas, Polya
“mengajar adalah menanamkan pengetahuan (Susanto, 2017:20) menjelaskan langkah-
atau keterampilan (teaching is imparting langkah pemecahan masalah dalam empat
knowledge or skill)”. Menurut Howard, tahap, yaitu : “(1) pemahaman masalah
(Rusman, 2017:87) “mengajar adalah suatu (understanding the probem), (2) menemukan
aktivitas untuk mencoba mendorong, suatu rencana (devising a plan), (3)
membimbing seseorang untuk mendapatkan, melaksanakan rencana (Carry out your plan), (4)
mengubah atau mengembangkan skill, attitude, evaluasi (looking back)”. “Model PBL Menurut
ideals (cita-cita), appreciation (penghargaan), Abidin (2018:160), merupakan model
dan knowledge”. Fathurrohman (2017,34) pembelajaran yang menyediakan pengalaman
menjelaskan bahwa “mengajar dipandang otentik yang mendorong siswa untuk belajar
sebagai proses mengatur lingkungan agar aktif, mengonstruksi pengetahuan, dan
peserta didik belajar sesuai dengan mengintegrasikan konteks belajar di sekolah
kemampuan dan potensi yang dimilikinya”. dan belajar di kehidupan nyata secara
Kemampuan pemecahan masalah alamiah”. Kemendikbud (2015:28) menjelaskan
adalah kemampuan seseorang untuk “model PBL merupakan model pembelajaran
menemukan solusi melalui suatu proses yang yang dirancang agar peserta didik mendapat
melibatkan pemerolehan dan pengetahuan penting, yang membuat mereka
pengorganisasian informasi. Pemecahan mahir dalam memecahkan masalah, dan
masalah melibatkan pencarian cara yang layak memiliki model belajar sendiri serta memiliki
untuk mencapai tujuan. Pemecahan masalah kecakapan berpartisipasi dalam tim”.
merupakan suatu strategi kognitif yang Berdasarkan pengertian di atas, dapat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari disimpulkan bahwa PBL adalah model
termasuk para siswa dalam kegiatan pembelajaran yang menyediakan pengalaman
pembelajaran. Menurut Susanto, (2015:19) otentik yang menantang peserta didik untuk
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 2
belajar bagaimana belajar, bekerja secara perilaku tersebut.Arends (2012:296)
berkelompok untuk mencari solusi menjelaskan “model DI adalah model
permasalahan dunia nyata pembelajaran yang ditujukan untuk
yangpenyampaiannya dilakukan dengan cara membantu siswa mempelajari keterampilan
menyajikan suatu permasalahan, mengajukan dan pengetahuan dasar yang dapat diajarkan
pertanyaan-pertanyaan, memfasilitasi secara bertahap”. Sedangkan Fathurrohman
penyelidikan, dan membuka dialog. Sebagai (2015: 166) mendefinisikan Model
model pembelajaran, model PBL memiliki DImerupakan suatu model pendekatan
beberapa tujuan pembelajaran yang diperoleh mengajar yang dapat membantu siswa di
siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. dalam mempelajari dan menguasai
Arends (2012 : 43) menjelaskan tujuan model keterampilan dasar serta memperoleh
model PBL adalah untuk membantu siswa informasi selangkah demi selangkah.
mengembangkan keterampilan berpikir, Keterampilan dasar yang dimaksud dapat
kemampuan menyelesaikan masalah, dan berupa aspek kognitif maupun psikomotorik,
keterampilan intelektualnya; mempelajari dan juga informasi lainnya yang merupakan
peran-peran orang dewasa dengan landasan untuk membangun hasil belajar yang
mengalaminya melalui berbagai situasi riil lebih kompleks. Sebagai model pembelajaran,
atau situasi yang disimulasikan; dan menjadi model DI memiliki beberapa tujuan yang ingin
pelajar yang mandiri dan otonom. dicapai dalam proses pelaksanaannya. Joyce
Tabel 1 Sintaks Model PBL (2011:422) menjelaskan “dua tujuan utama dari
Sintaks Perilaku Guru model DI adalah memaksimalkan waktu
Memberikan Guru membahas tujuan pelajaran, belajar siswa dan mengembangkan
orientasi tentang mendeskripsikan berbagai
permasalahanny kebutuhan logistik penting, dan
kemandirian dalam mencapai dan
a kepada siswa memotivasi siswa untuk terlibat mewujudkan tujuan pendidikan”. Arends
dalam kegiatan mengatasi-masalah (2012:297) menjelaskan “tujuan model DI
Mengorganisasi Guru membantu siswa untuk adalah mempromosikan penguasaan
kan siswa untuk mendefinisikan dan
meneliti mengorganisasikan tugas-tugas
keterampilan (pengetahuan prosedural) dan
belajar yang terkait dengan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan
permasalahannya. secara bertahap”.
Membantu Guru mendorong siswa untuk Tabel 2. Sintaks Model DI Menurut Joyce
investigasi mendapatkan informasi yang tepat, Sintaks Perilaku yang diharapkan
mandiri dan melaksanakan eksperimen, dan
Orientas Guru menentukan materi pelajaran; guru
kelompok mencari penjelasan dna solusi
i meninjau pelajaran sebelumnya;guru
Mengembangka Guru membantu siswa dalam menentukan tujuan pelajaran; guru
n dan merencanakan dan menyiapkan menentukan prosedur pengajaran
mempresentasik artefak-artefak yang tepat, seperti
Presenta Guru menjelaskan konsep atau keterampilan
an artefak dan laporan, rekaman video, dan model-
si baru; guru menyajikan representasi visual
exhibit model, dan membantu mereka
atau tugas yang diberikan; guru memastikan
unutk menyampaikan kepada orang
pemahaman
lain.
Praktik Guru menuntun kelompok siswa dengan
Menganalisis Guru membantu siswa untuk
yang contoh praktik dalam beberapa langkah;
dan melakukan refleksi terhadap
terstrukt siswa merespon pertanyaan; guru
mengevaluasi investigasinya dan proses-proses
ur memberikan konreksi terhadap kesalahan
proses yang mereja gunakan
dan memperkuat praktik yang telah benar
mengatasi
Praktik Siswa berpraktik secara semi independen;
masalah
di guru menggilir siswa melakukan praktik
Sumber : Arends, (2018 : 57)
bawah dan mengamati praktik; guru memberikan
Model Direct Instruction (DI) dilandasi bimbing tanggapan balik berupa pujian, bisikan,
oleh teori belajar perilaku yang berpandangan an guru maupun petunjuk.
bahwa belajar bergantung pada pengalaman Praktik Siswa melakukan praktik secara mandiri di
termasuk pemberian umpan balik. Satu Mandiri rumah atau di kelas; guru menunda respon
penerapan teori perilaku dalam belajar adalah balik dan memberikannya di akhir
rangkaian praktik; praktik mandiri
pemberian penguatan. Umpan balik kepada
dilakukan beberapa kali dalam periode
siswa dalam pembelajaran merupakan waktu yang lama.
penguatan yang merupakan penerapan teori Sumber : Joyce (2011:431)
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 3
Penggunaan media sebagai sarana untuk Variabel Bebas : model PBLpada kelas
memperoleh informasi dan pengetahuan eksperimen dan model DI pada kelas control,
berjalan seiring dengan perkembangan 2) Variabel Terikat : kemampuan pemecahan
teknologi. Media yang digunakan untuk masalah fisikasiswa pada materi pokok
aktivitas pertukaran informasi dan elastisitas dan hukum hooke. Untuk intrumen
pengetahuan banyak dipengaruhi oleh penelitian terlebih dahulu diujicobakan untuk
perkembangan teknologi. Sebagai sumber melihat uji reliabilitas (rxy), uji validitas (rxy), uji
informasi dan pengetahuan, penggunaan tingkat kesukaran, dan uji daya pembeda.
media dan teknologi telah memberikan Sedankan untuk pengujian hipotesis
keuntungan yang signifikan bagi dilakukan dengan menguji nilai rerata dan
penggunanya. Dalam pembelajaran fisika, simpangan baku, uji normalitas pada data
PhET menjadi salah satu contoh pretes dan postes, uji homogenitas nilai pretes
perkembangan media pembelajaran berbasis dan posten, uji kemampuan awal dengan uji t
teknologi. “PhET merupakan simulasi dua pihak dan uji pengaruh dengan uji t satu
interaktif fenomena-fenomena fisis, berbasis pihak.
riset. PhET dikembangkan oleh University
Colorado Boulder dengan bantuan dana dari Hasil dan Pembahasan
banyak donasi sehingga dapat diakses gratis” Pada awal penelitian kedua kelas diberikan tes
(Sulisworo dkk, 2018:34). Simulasi-simulasi uji kemampuan awal (pretes) yang bertujuan
yang ada di dalam PhET dikembangkan untuk mengetahui apakah kemampuan awal
dengan penelitian sehingga semua simulasi siswa pada kedua kelas sama atau tidak.
sesuai dengan kehidupan nyata dan konsep- Berdasarkan data hasil penelitian diperoleh
konsep yang akan dibangun. “PhET telah nilai rata-rata pretes siswa pada kelas
mengembangkan serangkaian simulasi eksperimen sebesar 34,50 dengan standar
interaktif yang sangat menguntungkan dalam deviasi 13,50. Sedangkan di kelas kontrol
pengintegrasian teknologi komputer ke dalam diperoleh nilai rata-rata pretes siswa sebesar
pembelajaran. Simulasi PhET memiliki dua 33,10 dengan standar deviasi 10,77. Data Pretes
tujuan utama, yaitu peningkatan keterlibatan kelas ekperimen dan kelas kontrol dapat
siswa dan peningkatan pembelajaran. dilihat pada tabel 3.
“Simulasi PhET menekankan hubungan antara Tabel 3. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan
fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang Kelas Kontrol
mendasari, mendukung pendekatan interaktif Eksperimen Kontrol
dan kontrukfis, memberikan umpan balik, dan No Nilai F Rataan F Rataan
menyediakan tempat kerja kreatif” 1 10 – 17 4 2
(Finkelstein, 2006). 2 18 – 25 3 5
3 26 – 33 6 10
Metode Penelitian 4 34 – 41 5 34,50 5 33,10
Penelitian inidilaksanakan di SMA Swasta 5 42 – 49 1 2
Muhammadiyah 18 Sunggal yang beralamat di 6 50 – 57 1 1
Jalan Sei Mencirim No. 60, Medan Krio, 26 30
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 4
7,98. Data Nilai Postes kelas eksperimen dan hasil uji homogenitas data postes yang
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4; diperoleh, dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 4. Distribusi Nilai Postes Tabel 8.Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
PBL Berbantuan PhET DI Data Postes
No Nilai F Rataan F Rataan Kelas Fhi Ft Ket
1 65 -69 0 2 PBL berbantuan PhET
2,10 2,16 Homogen
2 70 – 74 0 7 Kelas DI
3 75 – 79 2 0 Sumber : Olah data excel
4 80 – 84 7 10
85,69 80,16 Berdasarkan tabel 8 nilai Fhitung< Ftabel yang
5 85 – 89 8 3
6 90 - 94 6 8 berarti bahwa sampel yang digunakan dalam
7 95 - 99 3 0 penelitian ini dinyatakan homogen atau dapat
26 33 mewakili seluruh populasi yang ada.
Sumber : olah data excel
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 5
masalah fisdika siswa pada materi pokok Selama proses pembelajaran dalam
Elastisitas dan Hukum Hookedi kelas XI penelitian ini peneliti dapat melihat model
semester II SMAMuhammadiyah 18 Sunggal PBL berbantuan PhET membantu siswa
T.P. 2019/2020 mengembangkan kemampuan berpikir,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pemecahan masalah, dan keterampilan
pengaruh yang signifikan menggunakanmodel intelektualmelalui keterlibatan mereka dalam
pembelajaran PBL berbnatuan PhETterhadap pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi
kemampuan pemecahan masalah fisika pada pebelajar yang otonom dan mandiri.
materi pokok elastisitas dan hukum Hooke Penerapan model ini juga mampu membantu
siswa kelas XI semester I siswa lebih percaya diri lagi pada
SMAMuhammadiyah 18 Sunggal T.P. kemampuannya sendiri untuk
2019/2020. Hal ini diperkuat dengan perolehan berfikir,membuat siswa lebih aktif mencari
nilai rata-rata pretes siswa di kelas eksperimen informasi dari sumber lainnya,dan adanya
dan kelas kontrol sebelum perlakuan adalah rasa saling kerja sama dalam kelompok, serta
hampir sama, dan setelah diberikan perlakuan dapat menjadikan siswa lebih kreatif dan
lalu diberi postes, nilai rata-rata postes kelas membuat belajar sebagai proses yang
eksperimen yang diajarkan dengan model PBL menyenangkan dan bermanfaat. Berdasarkan
berbantuan PhET lebih tinggi jika hasil uji hipotesis statistik(uji t dua
dibandingkan dengan nilai rata-rata postes pihak)untuk kemampuan awal diperoleh thitung
kelas kontrol yang diajarkan dengan model DI. < ttabel (1,21 < 1,95) menunjukkan kemampuan
Kedua kelas berdistribusi normal dan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas
memiliki varians yang homogen. Selama kontrol sebelum diberi perlakuan adalah sama.
pelakasanaan penelitian, peneliti menerapkan Pada uji hipotesis statistik (uji t satu pihak)
model PBL berbantuan PhET sebanyak dua kemampuan pemecahan masalah fisika setelah
kali pertemuan (RPP) masing-masing pada diberi perlakuan, lalu diberi postes diperoleh
kelas kontrol yang diberi perlakuan thitung> ttabel(2,97>1,95), maka hipotesis “ada
pengajaran dengan model DI dan kelas pengaruh signifikan model PBL berbantuan
eksperimen dengan perlakuan pengajaran PhETterhadap kemampun pemecahan
model PBL berbasis PhET.Pada setiap masalah fisika pada materi pokok elastisitas
pertemuan, peneliti menerapkan RPP dengan dan hukum Hooke Siswa kelas XI semester II
sintaks model pembelajaran yang berbeda SMA Muhammadiyah 18 Sunggal T.P.
pada masing-masing kelas penelitian. Pada 2019/2020” diterima. Meskipun
kelas eksperimen, Peneliti akan memulai penerapanmodel pembelajaran PBL
pelajaran dengan memberikan apersepsi yang berbantuan PhETdapat meningkatkan
berorientasi pada masalah yang akan kemampuan pemecahan masalah siswa,
menstimulus siswa untuk memecahkan selama pembelajaran masih ada kendala yang
permasalahan tersebut. Selanjutnya peneliti dihadapi yaitu, siswa belum terbiasa
mengorganisasikan siswa untuk belajar secara melakukan percobaan dan diskusi, sehingga
berkelompok dan menyerahkan LKS dan kegiatan tersebut masih kurangefektif, dan
membantu siswa mengaktifkan simulasi PhET juga siswatidak terbiasa belajar secara
untuk memulai pembelajaran. Selanjutnya berkelompok. Selain itu peneliti juga dalam
peneliti membimbing siswa dalam proses melaksanakan semua sintaks saat pelaksanaan
pelaksanaan invetigasi mandiri dan kelompok proses pembelajaran masih kurang efektif di
ketika siswa mengalami kesulitan belaar. karenakan belum maksimalnya dalam
Setelah proses diskusi selesai, peneliti mengelola waktu. Dari kendala yang dihadapi
memberikan kesempatan pada kelompok oleh peneliti, diharapkan kepada peneliti
untuk mempresentasikan hasil diskusi selanjutnya agar membuat pembelajaran
mereka. Lalu peneliti bersama-sama dengan menjadi lebih menarik dan peneliti juga lebih
siswa melakukan analisis dan evaluasi untuk memperhatikan serta membimbing siswa
mengetahui jawaban dari masalah yang selama bereksperimen, yaitu dengan
diberikan. penggunaan metode yang merangsang siswa
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 6
menjadi lebih aktif dan penggunaan waktu yang diajar dengan modelDIdilihat
harus diefektifkan semaksimal mungkin, berdasarkan nilai rata-rata postes adalah 80,16;
supaya tiap-tiap tahap dalam model 3) Ada pengaruh yang signifikan model PBL
pembelajaran PBL berbantuan PhETberjalan berbantuan PhETterhadap kemampuan
dengan baik. pemecahan masalah fisika pada materi pokok
Elastisitas dan hukum Hooke siswa Kelas XI
Kesimpulan Dan Saran Semester 1 SMA Muhammadiyah 18 Sunggal
Berdasarkan hasil analisis data penelitian T.P 2019/2020. Berdasarkan uji t satu pihak
yang dilakukan dan pengujian hipotesis maka diperoleh thitung>ttabel(2,97> 1,95).
disimpulkan bahwa: 1) Kemampuan Berdasarkan hasil penelitian dan
pemecahan masalah siswa pada materi pokok kesimpulan yang dikemukakan maka untuk
elastisitas dan hokum Hooke yang diajar tindak lanjut penelitian ini, Penyusunan soal
dengan model PBL berbantuan PhET dilihat berdasarkan taksonomi bloom masih terdapat
berdasarkan nilai rata-rata postes adalah 85,69; kelemahan, bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
2) Kemapuan pemecahan masalah siswa pada mampu menyusun soal lebih baik lagi.
materi pokok elastisitas dan hokum Hooke
Daftar Pustaka
Abidin. 2018. Desain Sistem Pembelajaran dalam Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Konteks Kurikulum 2013. Bandung : Refika Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada
Aditama Sugiyono. 2016. Statistika Untuk Penelitian.
Arends, R.I. 2012. Learning to Teach, Ninth Bandung : Alfabeta
Edition. New York : Mc-Graw Hill Suliworo, Dwi; Nursulistiyo, Eko; K.Artha,
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Dian. 2018. Panduan Pelatihan Mobile
Pembelajaran Inovatif. Yogjakarta: Ar-Ruzz Cooperative Learning. Sleman : Budi Utama
Media. Surya, Mohamad. 2016. Strategi Kognitif dalam
. 2017. Belajar dan Pembelajaran Modern Proses Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Konsep Dasar, Inovasi dan Teori Susanto, H.A. 2015. Pemahaman Pemecahan
Pembelajaran. Yogyakarta : Garudhawaca Masalah Berdasar Gaya Kognitif.
Fraenkel, Jack R., Wallen, Norman E., and Yogyakarta : Deepublish Publisher
Hyun, Helen A. 2012. How to Design and Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif
Evaluate Research in Education. Mc Grew Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
Hill : New York Prestasi Pustaka Publisher
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. 2011. Model of Wena. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif
Teching – Model-model Pengajaran, Eight Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual
Edition. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemendikbud. 2015. Materi Pelatihan Guru
Implementasi Kurikulum 2013 tahun 2015
SMA/SMK Mata Pelajaran Fisika. Jakarta :
Badan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pendidikan dan Kebudayaan
dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kusaeri dan Suprananto. 2012. Pengukuran dan
Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Rusman. 2017. Belajar dan Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Kencana
Jurnal Penelitian Fisikawan Volume 2 Nomor 2 Edisi Agustus 2019 ISSN: 2621-8461 7