Anda di halaman 1dari 8

TINDAK TUTUR DALAM NOVEL PARADIGMA KARYA SYAHID

MUHAMMAD

Vidia Yufi Putri, Amriani Amir, Melisa Jupitasari


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: vidiayufi@student.untan.ac.id

Abstract

This study aims to describe the form and meaning of locutionary,


illocutionary, and perlocutionary acts used in Paradigma a novel by Syahid
Muhammad. This research is descriptive in the form of qualitative research
and it uses locutionary, illocutionary, and perlocutionary acts in the novel as
the data. The data were collected by documentary study technique. The result
of this study shows that there are 10 locutionary acts, 23 assertive
illocutionary acts of advising, 2 assertive illocutionary acts of suggesting, 4
assertive illocutionary acts of stating, 1 expressive illocutionary acts of
thanking, 14 expressive illocutionary acts of apologizing, 2 expressive
illocutionary acts of blaming, 3 expressive illocutionary acts of praising, 1
commissive illocutionary acts of offering something and 2 directive
perlocutionary acts of commanding. In addition, this research can also be
used as teaching material in the 2013 curriculum of Indonesian language
learning, for the second semester of senior high school class XII with 39 Basic
Competencies to analyze the content and language of the novel.

Keywords: Speech Acts in Paradigma Novel.

PENDAHULUAN mengemukakan sesuatu kepada mitra tutur,


Bahasa merupakan sebuah alat maka yang dikemukakannya ini adalah makna
komunikasi masyarakat, bahasa yang atau maksud dari sebuah kalimat tersebut.
digunakan dalam menyampaikan sebuah Dalam menyampaikan makna atau maksud
informasi maupun untuk melakukan sebuah tersebut penutur harus menuangkannya dalam
tindakan. Komunikasi berperan penting dalam wujud tindak tutur.
kegiatan bertutur dengan konteks Tindak tutur secara langsung bisa dilihat
menggunakan bahasa. Tindak tutur berupa tuturan yang merupakan respon dari
merupakan hasil dari suatu ujaran kalimat mitra tutur terhadap penutur, berbeda dengan
dalam situasi tertentu, tindak tutur terjadi komunikasi tidak langsung yang
karena fungsi bahasa sebagai alat untuk menggunakan tulisan sebagai media, melalui
menyampaikan pesan atau maksud kepada tulisan yang disampaikan penutur kepada
mitra tutur. Seorang penutur yang ingin mitra tutur dapat dipahami sesuai dengan
situasinya.

1
Submasalah dalam penelitian ini adalah Tindak tutur ini sering disebut sebagai The Act
bentuk tindak tutur lokusi, bentuk tindak tutur Of Saying Something (h.33).
ilokusi dan bentuk tindak tutur perlokusi dan
pengimplementasian tindak tutur dalam Tindak Ilokusi
pembelajaran Bahasa Indonesia. Menurut Nadar (2013) menyatakan
Penelitian ini difokuskan untuk tindak tutur ilokusioner adalah hal yang ingin
mendeskripsikan bentuk tindak tutur lokusi, dicapai oleh penuturnya pada waktu
bentuk tindak tutur ilokusi, dan bentuk tindak menuturkan sesuatu dan tindakan
tutur perlokusi. Penelitian ini dibatasi pada menyatakan, berjanji, meminta maaf,
ruang lingkup penelitian tindak tutur yang mengancam, meramalkan dan memerintahkan
mencakup jenis-jenis tindak tutur dalam (h.14).
novel Paradigma karya Syahid Muhammad. a. Bentuk-bentuk tuturan ilokusi
Objek yang dipilih peneliti dalam Searle (dalam Rahardi, 2009:17-18)
penelitian ini ialah novel Paradigma Karya “tindakan ilokusi dibagi menjadi lima
Syahid Muhammad. Alasan peneliti memilih yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif,
novel Paradigma Karya Syahid Muhammad dan deklarasi.” Setiap bentuk tuturan
yang pertama adalah peneliti melihat terdapat yang disampaikan Searle seperti
banyak tuturan yang terdapat di dalam novel disebutkan di sebelumnya dapat
Paradigma tersebut. Kedua novel merupakan dijelaskan sebagai berikut (h.17-18).
sebuah dokumen sehingga memudahkan 1. Bentuk tutur asertif (asertive).
peneliti untuk menganalisis tindak tutur yang Adapun yang dimaksud dengan
terdapat didalam novel tersebut. Ketiga, watak bentuk tuturan asertif adalah bentuk
tokoh yang terdapat di dalam novel tutur yang mengikat penutur pada
Paradigma Karya Syahid Muhammad serta kebenaran proposisi yang sedang
jalan cerita yang unik dan terdapat banyak diungkapkannya dalam tuturan itu.
konflik menunjukkan bahwa novel ini Bentuk asertif itu dapat mencakup
terdapat banyak peristiwa tutur sehingga hal-hal berikut: (a) menyatakan, (b)
terdapat banyak penutur dan mitra tutur. menyarankan, (c) memohon, (d)
Keempat novel Paradigma Karya Syahid menasehati dan (e) merekomendasi.
Muhammad menambah pengetahuan kita 2. Bentuk tutur direktif (direktive).
tentang pentingnya Kesehatan mental, Dan Adapun yang dimaksud dengan
yang kelima novel Paradigma Karya Syahid bentuk tutur direktif adalah bentuk
Muhammad ini belum pernah diteliti tuturan yang dimaksudkan oleh
khususnya dalam penelitian tindak tutur. penutur untuk membuat pengaruh
Menurut Searle (dalam Nadar,2013) agar lawan tutur melakukan tindakan-
membagi tindakan menjadi tiga macam tindakan yang hendaknya seperti
tindakan yang berbeda yaitu, tindak berikut: (a) memesan (ordering), (b)
lokusioner, ilokusioner, dan perlokusioner apabila memilih tindak tutur asertif
(h.14). Lalu menurut Searle (dalam Rohmadi, dan ekspresif.
2010) Ada tiga jenis tindakan yang 3. Bentuk tutur ekspresif (exrepressive).
diwujudkan oleh penutur yaitu tindakan Bentuk tuturan ini dalah bentuk
lokusi, tindakan ilokusi, dan tindakan tuturan yang berfungsi menyatakan
perlokusi (h.32). atau menunjukkan sikap psikologis
penutur terhadap kadaan tertentu
seperti yang dapat disebutkan berikut:
(a) berterima kasih, (b) memberi
Tindak Lokusi selamat, (c) meminta maaf, (d)
Menurut Hastuti,dkk (2017) tindak menyalahkan, (e) memuji dan (f)
lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan belasungkawa.
sesuatu (h.19). Menurut Rohmadi (2017) 4. Bentuk tutur komisif (commissive).

2
Bentuk tindak tutur ini adalah bentuk pemakaiannya untuk menyatakan
tindak tindak tutur untuk menyatakan penilaian, dengan fungsi pragmtis ini.
penawaran tertentu seperti berikut: (a) Penutur menyatakan penilaian atas hal
berjanji, (b) bersumpah, (c) yang dituturkannya. Subfungsi yang
menawarkan sesuatu. terkandung adalah memuji,
5. Bentuk tutur deklarasi (declaretion). mengucapkan terima kasih,
Adapun yang dimaksud dengan menyalahkan, menyanjung, menyatakan
bentuk tutur deklarasi adalah bentuk selamat, mengkritik dan mengeluh
yang menghubungkan antara isi (h.106).
tuturan dengan kenyataannya seperti: d. Komisif
(a) berpasrah, (b) memecat, (c) Rustono (dalam Akbar,2019) fungsi
membaptis, (d) memberi nama, (e) komisif adalah fungsi yang diacu oleh
mengangkat, (f) mengucilkan, dan (g) maksud tuturan didalam pemakaiannya
menghukum. untuk mengikat penuturnya melakukan
tindakan seperti yang disebutkna didalam
Tindak Perlokusi tuturannya dengan fungsi pragmatis ini,
Menurut Rustono (dalam Akbar,2019) penutur terikat untuk melaksanakan apa
jenis pragmatis tuturan yaitu representatif, yang dituturkannya itu. Subfungsi yang
direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. terkandung yakni berjanji, bersumpah,
Tiap-tiap fungsi pragmatis mencakupi menyatakan kesanggupan dan
sejumlah sub fungsi pragmatis (h.92). mengancam (h.112).
a. Representatif e. Deklaratif
Rustono (dalam Akbar,2019) Rustono (dalam Akbar, 2019)
represntatif atau asertif adalah fungsi deklaratif yaitu fungsi yang diacu okeh
yang diacu oleh maksud tuturan didalam maksud tuturan dimaksudkan penuturnya
pemakaiannya untuk menyatakan untuk menciptakan hal yang baru
kebenarannya. Dengan fungsi pragmatis misalnya status atau keadaan, pernyataan
ini, penutur bermaksud menyatakan dan penamaan. Yang termasuk dalam
kebenaran apa yang dituturkannya. jenis tuturan ini yaitu memutuskan,
Termaksud kedalam fungsi pragmatis ini membatalkan, melarang, mengizinkan,
adalah menyatakan, melaporkan, memaafkan dan mengabulkan (h.117).
menunjukkan, dan menyebutkan (h.92). Menurut Hymes (dalam
b. Direktif Sumarlam,dkk 2017) mengemukakan
Rustono (dalam Akbar,2019) bahwa ada beberapa faktor penentu
direktif merupakan fungsi yang diacu ujaran atau tuturan bahasa yang dikenal
oleh maksud tuturan didalam dengan akronimya SPEAKING (h.73).
pemakainnya agar mitra tuturnya Faktor penentu ujaran sebagai berikut:
melakukan tindakan seperti yang 1. S: Setting merupakan faktor fisik
disebutkan didalm tuturannya. Dengan yang meliputi tempat dan waktu
fungsi pragmatis ini penutur meminta terjadinya peristiwa komunikasi.
mitra tuturnya melakukan perbuatan Scene merupakan faktor psikis yang
seperti yang dituturkan dalam mengacu pada suasana psikologis
tuturannya. Subfungsi pragmatis ini yang menyertai peristiwa
meliputi menyuruh, memohon, meminta, komunikasi tersebut. Perbedaan
menuntut, menyarankan dan menantang tempat, waktu, dan suasana tuturan
(h.99). menyebabkan timbulnya variasi-
c. Ekspresif variasi bahasa yang dipakai oleh
Rustono (dalam Akbar,2019) penuturnya dalam komuinkasi atau
ekspresif adalah fungsi yang diacu oleh peristiwa tutur. Bahasa yang
maksud tuturan yang didalam digunakan dalam tuturan dalam

3
kelas sewaktu terjadi proses belajar menggunakan kesempatan berbicara
mengajar harus dibedakan dengan yang meliputi pesan (message form)
bahasa yang digunakan dalam dan isi pesan (message contact).
perjalanan hingga sampai kerumah. Bentuk isi pesan merupakan
2. P: Participant adalah pembicara, komponen pokok dalam sebuah
lawan bicara, pendengar dan orang tindak tutur. Isi pesan disampaikan
yang dibicarakan. Faktor ini disebut melalui bentuk tuturan yang
juga dengan emeran tutur, yaitu membawa pesan sampai ke mitra
setiap orang yang terlibat dalam tutur. Bentuk pesan dapat berupa:
peristiwa tutur, baik secara langsung (1) Lokusi, yaitu tuturan berupa
maupun tidak langsung. Participant bunyi bahasa sipenutur tetapi
atau peserta tutur yang terlibat tuturan tersebut belum mempunyai
peristiwa komunikasi juga maksud tertentu dalam tuturannya,
memengaruhi proses komunikasi (2) Ilokusi, yaitu tuturan yang
yang sedang berlangsung. berupa bunyi bahasa sipenutur tetapi
Kemampuan komunikatif dan sikap tuturan tersebut sudah mempunyai
bahasa penutur menentukan maksud tertentu dalam
penggunaan bahasanya. Demikian penuturannya, dan (3) Perlokusi,
juga dengan status sosial umur, yaitu tuturan yang berupa bunyi
tingkat Pendidikan, partisipasi bahasa sipenutur tetapi tuturan
komunikasi, juga ikut menjadi tersebut sudah mempunyai maksud
bahan pertimbangan bagi penutur tertentu dalam penuturannya, dan
sewaktu menyampaikan pesan sudah mempunyai daya tutur (daya
tuturnya, dengan kata lain, siapa pragmatik) yang diterima oleh mitra
yang berbicara, siapa lawan bicara, tutur terkena efek tuturan tersebut
dan siapa yang dibicarakan, serta dan melakukan sesuai dengan apa
bagaimana cara berbicara akan yang dituturkan sipenutur dalam hal
pembatasi cara pembicaraan sesuai ini bentuk pesan akan menghasilkan
dengan situasi dan kondisi. tanggapan yang sesuai dengan isi
3. E: Ends merupakan faktor yang pesan sehingga dengan tujuan
meliputi tujuan yang ingin dicapai dituturkannya bahasa tersebut.
(ends view goals) dan hasil yang 5. K: Key, merupakan bentuk faktor
diharapkan sebelumnya (ends as tuturan bahasa yang berupa nada,
outcomes). Pada hakikatnya, ada suara, sikap, suasana, atau semangat
dua hal penting yang tercakup dan yang menunjukkan tingkat
merupakan bagian dari formulasi formalitas pembicaraan dan bahasa
SPEAKING yaitu ends dan yang digunakan dalam penyampaian
outcomes yaitu hasil yang diperoleh pendapat atau pesan. Misalnya,
akibat peristiwa tutur. Tanggapan suasana santai dan resmi.
yang diharapkan oleh penutur dan 6. I: Instrument merupakan faktor
goals yaitu tuturan disampaikan tuturan yang terjadi dari pengaruh
sesuai dengan tujuan tuturan yang alat untuk bertutur atau
dimaksudkan. Tujuan penuturan ini menyampaikan pernyataan atau
berkaitan dengan fungsi -fungsi pendapat secara lisan maupun tulis.
bahasa. Tujuan dan hasil berbeda Instrument merupakan saluran yang
diharapkan oleh penutur dan mitra dipilih (chanels) dan bentuk tuturan
tutur menuntut penggunaan bahasa (from of speech). Instrument adalah
denga fungsi yang berbeda pula. sarana tutur yang digunakan untuk
4. A: Act merupakan seuatu peristiwa penyampaian isi dan pesan tuturan
ketika seseorang pembicara sedang atau maksud dari tuturan. Unsur

4
utama bahasa dan segala sesuatu hasil sebuah pekerjaan yang kreatif
yang mendukung peristiwa tutur, dan pada hakikatnya novel
misalnya televisi, radio, handphone, mendayagunakan bahasa untuk
dan alat elektronik lainnya yang bisa mengungkapkan tentang kehidupan
dijadikan sarana tutur. manusia yang identik dibentuk
7. N: Norms merupakan aturan dengan tulisan dan kata-kata yang
permainan atau aturan main dalam mempengaruhi pembaca.
berbicara, baik secara tertulis Menurut Mukhtar (2007)
maupun secara lisan. Norms juga implementasi adalah penggunaan
dapat diartikan sebagai kaidah materi dan strategi dalam situasi
kebahasaan yang berlaku dalam yang lebih nyata dan bertujuan
suatu bahasa dan aturan yang untuk memastikan penggunaan
berlaku dalam lingkungan tuturan media yang tepat (h.115).
serta aturan yang mengikat tuturan Kurikulum merupakan salah satu
tersebut agar tuturan tersebut dapat komponen yang sangat menentukan
diinterpretasikan dan diterima dalam suatu sistem pendidikan.
dengan baik sesuai situasi dan Oleh karena itu kurikulum disebut
kondisi yang berlangsung. Norms sebagai alat untuk mencapai tujuan
terdiri dari norma interaksi (norm of pendidikan dan sekaligus sebagai
interaction) dan norma interpretasi pedoman dalam pelaksanaan
(norm of interpretation). Didalam pengajaran pada semua jenis dan
masyarakat dapat konfeksi tertulis tingkat pendidikan. tujuan
mengenaiapa yang harus pendidikan yang hendak dicapai
dibicarakan sehubungan denga harus diencanakan melalui
peristiwa tutur yang sedang kurikulum pendidikan.
berlangsung. Tindak tutur tersebut
8. G:Genre merupakan kategori yang diimplementasikan dalam
dipilih si penutur untuk pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal
menyampaikan pesan. Genre adalah ini terdapat dalam kurikulum 2013
bentuk dan ragam tuturan bahasa. tingkat sekolah menengah atas
Genre adalah register atau (SMA) kelas XII semester genap
pengguaan bahasa secara khusus, yaitu dengan kompetensi dasar (KD)
berdsarkan fungsi bahasa. Misalnya 3.9 Menganalisis isi dan kebahasaan
bentuk wacana saat telepon tidak novel. Indikator 3.9.1
sama dengan bentuk wacana dalam Mengindentifikasi unsur Instrinsik
kuliah, dipasar, dalam surat kabar dan Ekstrinsik 3.9.2
dan sebagainya. mengidentifikasi unsur kebahasaan
Konteks akan terlaksana novel. Siswa difokuskan dalam
dengan baik apabila di dukung oleh kemampuan analisis unsur instrinsik
SPEAKING yang merupakan faktor dan ciri kebahasaan novel.
penentu ujaran atau tuturan bahasa.
Faktor-faktor tersebut sangat METODE
penting dalam proses penentuan Metode yang digunakan dalam penelitian
makna tindak tutur dalam Novel ini adalah metode deskriptif, metode
Paradigma Karya Syahid deskriptif adalah metode yang
Muhammad. menggambarkan suatu peristiwa, benda dan
Novel adalah sebuah karya lainnya secara jelas. Metode ini digunakan
fiksi prosa yang ditulis dalam bentuk karena sesuai dengan objek penelitian
cerita. Pada dasarnya karya sastra sekaligus sumber data yang berbentuk teks
seperti novel merupakan bentuk dan yaitu tindak tutur dalam novel Paradigma

5
Karya Syahid Muhammad. kamu ? gambar cowok setengah badan,
Menurut Creswell (dalam Sugiyono, terus kepala sama tangannya dicoret-
2017) Bentuk yang digunakan dalam coret abstrak kayak api ? Anya kan bikin
penelitian ini adalah bentuk penelitian tulisan dari gambar itu. Dia bisa nebak
kualitatif menyatakan bahwa penelitian bener banget. Jadi…”
kualitatif adalah proses eksplorasi dan Ola : “Aku enggak suka kamu
memahami makna perilaku individu dan sering pergi sama Anya.”
kelompok, menggambarkan masalah sosial Berdasarkan tuturan di atas, tuturan ini di
atau masalah kemanusiaan (h.4). Peneltian kategorikan ke dalam bentuk tindak tutur
kualitatif adalah bentuk penelitian yang lokusi karena tuturan tersebut termasuk
dilakukan dengan menganalisis data-data dalam bentuk menyatakan. Data tersebut
yang didapat dari hasil penelitian. Bentuk terdapat pada bagian Ancaman halaman
penelitian kualitatif digunakan karena peneliti 63 paragraf 1. Tempat tuturan yang
memahami tentang tindak tutur yang ada terjadi berada di bioskop pada saat Rana
dalam novel Paradigma Karya Syahid dan Ola selesai menonton film. Yang
Muhammad. menjadi penutur dalam dialog di atas
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rana dan yag menjadi mitra tutur
adalah semua kutipan yang menunjukan dalam dialog di atas adalah Ola. Tujuan
Tindak Tutur berupa tuturan Lokusi, Ilokusi, dalam tuturan tersebut adalah penutur
Perlokusi terdapat dalam novel Paradigma melakukan tindak lokusi menyatakan
Karya Syahid Muhammad. kepada mitra tutur. Hal itu terdapat pada
Teknik pengumpulan data dalam tuturan berikut.
penelitian ini adalah teknik studi dokumenter. Ola : “Aku enggak suka kamu
Teknik studi dokumenter adalah teknik sering pergi sama Anya.”
pengumpulan data menggunakan dokumen Pesan yang terdapat dalam tuturan
sebagai sumber data penelitian, baik itu tersebut adalah penutur menyatakan
dokumen pribadi maupun dokumen resmi. bahwa dia tidak suka melihat Rana pergi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan bersama Anya. Nada suara yang
oleh peneliti sebagai berikut. digunakan oleh Ola adalah sedikit tinggi
a. Membaca keseluruhan novel yang akan karena terbawa emosi. Tuturan yang
dijadikan sumber data. dilakukan oleh Rana dan Ola adalah
b. Menyeleksi kalimat atau tuturan yang tuturan secara langsung. Norma yang
mengandung implikatur. terdapat dalam tuturan tersebut adalah
c. Mengklasifikasikan kalimat atau tuturan ragam non baku. Ragam bahasa yang
yang mengandung bentuk-bentuk digunakan adalah ragam bahasa
implikatur percakapan. informal.

HASIL DAN PEMBAHASAN B. Tindak Tutur Ilokusi


Hasil Rana : “Kalau kamu memang
Penelitian ini disajikan berupa data merasa mengganggu hubungan dengan
tertulis. Sumber data dalam penelitian ini Ola, kamu boleh menjauh.”
adalah novel Paradigma Karya Syahid Rana : “Enggak akan mudah
Muhammad. Peneliti ini menghasilkan data buatku, tapi kalau kamu terus-terusan
mengenai jenis-jenis tindak tutur serta ceritain perasaanmu sama temen
pengimplementasiannya ke dalam dekatmu, itu justru enggak akan mudah
pembelajaran Bahasa Indonesiam. buat kamu.”
Pembahasan Anya : “Maksud kamu, Ran? Cerita
A. Tindak Tutur Lokusi apa dan kesiapa ?”
Rana : “Eh kamu ingat ngga Rana : “ Itu hak kamu untuk
gambarku yang pernah aku kasih lihat ke mempunyai perasaan lebih ke aku

6
atau siapa pun, enggak ada yang Rana: “I knew it!”
melarang. Aku percaya kamu untuk Berdasarkan tuturan di atas, tuturan ini
jadi temen ngobrolku karena kamu dikategorikan kedalam bentuk tindak
pintar. Maksudku, literally, pintar. tutur perlokusi direktif (menyuruh) Data
Aku selalu merasa punya ‘lawan’ 1 yaitu Rana memiliki efek pada Anya,
sepadan saat ngobrol dengan kamu. efek tersebut terjadi karena adanya
Tapi, Nya, kamu juga harus pintar- tuturan yang dituturkan oleh Rana yaitu
pintar buat percaya sama teman “Mana yang kamu suka?”. Efek dari
ceritamu.” tuturan tersebut membuat mitra tutur
Berdasarkan tuturan di atas, tuturan ini (Anya) untuk menjawab pertanyaan Rana
dikategorikan kedalam bentuk tindak dan dia memilih ombak efek atau daya
tutur ilokusi asertif (menasehati). Data pengaruh ini dapat terjadi karena
tersebut terdapat pada bagian Anya disengaja ataupun tidak disengaja oleh
halaman 16 pada paragraf 5. Tempat penuturnya. Efek yang di hasilkan
tuturan yang terjadi adalah taman di saat dengan mengujarkan sesuatu itulah
Anya menemani Rana melukis. Yang disebut tindak perlokusi. Tuturan di atas
menjadi penutur dalam dialog di atas menunjukkan bahwa mitra tutur disuruh
adalah Rana dan yang menjadi mitra tutur untuk memilih apa yang ia suka. Maksud
dalam dialog tersebut adalah Anya. dari yang ia suka yaitu Anya lebih
Tujuan dalam tuturan tersebut adalah menyukai ombak dibandingkan galaksi
penutur melakukan tindak ilokusi asertif menunjukkan bahwa tuturan tersebut
(menasehati) kepada mitra tutur. Hal itu memiliki efek. Tuturan terdapat pada
terdapat pada tuturan berikut. bagian Ola pada halaman 23 paragraf 4.
Rana : “ Itu hak kamu untuk Tempat tuturan yang terjadi dalam dialog
mempunyai perasaan lebih ke aku tersebut adalah Taman. Yang menjadi
atau siapa pun, enggak ada yang penutur dalam dialog di atas adalah Rana
melarang. Aku percaya kamu untuk dan yang menjadi mitra tutur dalam
jadi temen ngobrolku karena kamu dialog di atas adalah Anya. Tujuan dalam
pintar. Maksudku, literally, pintar. tuturan tersebut adalah penutur
Aku selalu merasa punya ‘lawan’ melakukan tindak Perlokusi Direktif
sepadan saat ngobrol dengan kamu. (menyuruh) kepada mitra tutur. Hal itu
Tapi, Nya, kamu juga harus pintar- terdapat pada tuturan berikut.
pintar buat percaya sama teman Rana: “Mana yang kamu suka, ombak
ceritamu.” atau galaksi?”
Pesan yang terdapat dalam tuturan Pesan yang terdapat dalam tuturan
tersebut adalah penutur menasehati mitra tersebut adalah penutur menyuruh mitra
tutur untuk jangan terlalu percaya pada tutur untuk memili antara ombak atau
orang lain. Nada suara yang digunakan galaksi. Nada suara yang digunakan oleh
oleh Rana dan Anya adalah santai tidak Rana dan Anya adalah santai tidak terlalu
terlalu tinggi. Tuturan yang dilakukan tinggi. Tuturan yang dilakukan oleh Rana
oleh Rana dan Anya adalah tuturan dan Anya adalah tuturan secara langsung.
secara langsung. Norma yang terdapat Norma yang terdapat dalam tuturan
dalam tuturan tersebut adalah ragam non tersebut adalah ragam non baku. Ragam
baku. Ragam bahasa yang digunakan bahasa yang digunakan adalah ragam
adalah ragam bahasa informal. bahasa informal.

C. Tindak Tutur Perlokusi SIMPULAN DAN SARAN


Rana: “Mana yang kamu suka, ombak Simpulan
atau galaksi?” Berdasarkan hasil analisis data yang
Anya: “Hmm… Ombak” dilakukan Novel Paradigma Karya Syahid

7
Muhammad dapat disimpulkan bahwa
terdapat 64 jenis tindak tutur Penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai bahan ajar
dalam pembelajaran bahasa Indonesia
kurikulum 2013, jenjang SMA kelas XII
semester genap dengan Kompetensi Dasar 3.9
menganalisis isi dan kebahasaan novel.
Saran
1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan
referensi bagi peneliti selanjutnya yang
akan melakukan penelitian mengenai
tindak tutur.
2. Bagi guru Bahasa Indonesiaa,
penggunaan teks cerita berupa
novel/cerpen tidak hanya digunakan
sebagai bahan ajar sastra, tetapi dapat
dikembangkan sebagai bahan ajaran
dalam penggunaan tindak tutur sehingga
dapat diimplikasikan pada pembelajaran
menulis.

DAFTAR RUJUKAN
Adhiguna, Pradipta Made I, dkk.2019.
“Analisis Tindak Tutur Lokusi, Ilokusi,
dan Perlokusi dalam Proses
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
Kelas Xi Mipa 7 Sma N 7 Denpasar
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
Diperoleh dari
http://repository.unmas.ac.id/journal.
Jurnal Bakti Saraswati, Vol. 08 No. 02.
Diakses 27 November 2020.
Al-Ma’ruf,Ali Imron. Nurghani Farida. 2017.
“Pengkajian Sastra Teori Dan
Aplikasi”. Surakarta. CV. Djiwa
Amarta.
Arifin, E. Z.2015. Asas- Asas Lingustik
Umum. Jakarta: Pustaka Mandiri.
Budiarsa, Made dan Artika Putri. 2018. “The
Analysis of Deixis in The Novel Fault in
Our Stars by John Green” Jurnal
Humanis. Vo. 22.3 Agustus 2018.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/sastra/
article/view/42220/25684. Diakses
pada tanggal 26 Juni 20
Briggs, Richard.2013. Word in Action:
Speech Act Theory and Biblical
Interpretation Toward a Hermeneutic of
Self-Involvement. New York: T&T
CLARK.

Anda mungkin juga menyukai