Anda di halaman 1dari 2

Nama Riono Prabowo:

Judul :Cap Buruk Gondrong, Masyarakat Perlu Ubah Cara Pandang

Rambut panjang, atau gondrong telah menjadi anggapan banyak orang sebagai ciri orang yang tidak
rapi, nakal bahkan kriminal. Berambut gondrong dianggap sebagai gaya rambut yang tidak pada
umumnya oleh kebanyakan orang. Seakan-akan orang akan lebih mudah menganggap wajar dan
normal, jika seseorang memiliki potongan rambut yang pendek. Anggapan yang seperti itu pernah
saya alami dulu saat bersekolah, sering sekali bapak dan ibu guru memberikan himbauan ke siswa-
siswanya untuk berambut rapi.Tentunya, rapi yang dimaksudkan adalah tidak gondrong.
Lalu bagaimana cap buruk rambut gondrong itu berasal

Ada sebuah pengalaman yang cukup menarik dari kawan saya mengenai orang yang berambut
gondrong. Kawan saya yang berambut gondrong mengalami kejadian yang kurang baik ketika dia
harus menerima kabar penolakan dari tempat dirinya melamar pekerjaan. Alasan penolakan dari
tempat dia melamar pekerjaan tersebut adalah dengan menyatakan bahwa rambutnya tidak masuk
kriteria tersebab tidak rapi. Hal ini sangat disayangkan dan cukup mengecewakan . Meskipun dari
kriteria yang lain telah memenuhi seperti nilai ijazah dan hasil tes masuknya bagus, dia tetap tidak
bisa diterima di tempat dia melamar pekerjaan . Rambut gondrong telah menghalangi seseorang untuk
dapat bekerja di tempat yang dia inginkan.

Begitulah pengalaman kawan saya saat mencari pekerjaan di sebuah perusahaan. Dulu, saya berpikir
bahwa berambut gondrong itu menjadi hal yang tidak baik karena melanggar aturan yang diucapkan
berkali-kali oleh para guru. Tetapi, saat ini saya memiliki kesempatan untuk bertanya-tanya, apakah
memang berambut gondrong itu berakhir dengan penyematan kata 'nakal' kepada diri saya?. Namun,
setelah saya bertemu banyak teman dan kawan di dunia kampus, berdiskusi dan saling mengisi
obrolan pada setiap pertemuan, kemudian saya bisa mengatakan bahwa berambut gondrong yang
berarti sama dengan 'nakal' adalah tidak benar.

Ketidakbenaran persepsi dari banyak orang sewaktu saya bersekolah dulu, cukup bisa saya pahami.
Sebenarnya, tidak hanya kata 'nakal' termasuk penyebutan 'tidak taat aturan' dan 'tidak rapi' tersebut,
sejatinya tidak tepat untuk menjelaskan tentang orang-orang yang 'berambut gondrong'. Artinya, kata-
kata yang muncul tentang orang berambut gondrong itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Apa
buktinya?. Hal ini bisa dibuktikan dengan salah satu kejadian dalam sejarah di masa lalu negara
Indonesia. Peristiwa bersejarah ini telah dengan apik dituliskan oleh beliaunya, Aria Wiratma
Yudhistira melalui bukunya dengan judul 'Dilarang Gondrong, Praktik Kekuasaan Era Orde Baru
Terhadap Anak Muda 1970-an'. Dalam buku tersebut dipaparkan bahwa pemerintah saat itu cukup
ketat dalam kebijakannya termasuk soal tata cara dan model penampilan.

Satu bukti yang cukup memperlihatkan bahwa stigma negatif yang ditujukan kepada orang-orang
yang berambut gondrong telah ada sejak zaman Orde Baru. Artinya, persepsi dan pandangan orang-
orang yang hidup di zaman terkini tidak bisa lepas dari pengaruh yang diawali oleh pemerintah pada
zaman Orde Baru. Pengaruh yang cukup kuat melalui kebijakan pemerintah yang terstruktur sehingga
dapat menjadi sebuah persepsi yang mengakar di masyarakat secara luas. Faktor ini yang sebagai
sebuah permulaan dari munculnya pandangan di masyarakat. Pandangan yang cukup kuat bertahan
dalam ingatan masyarakat pada umumnya bahwa berambut gondrong adalah hal yang negatif.
Memang begitu, stigma negatif telah berhasil dibangun secara bersamaan oleh pemerintah melalui
kebijakan nya dan masyarakat lewat statemen 'Dilarang berarti Negatif'.
Stigma negatif pada orang berambut gondrong saat ini telah mengalami perubahan yang seharusnya
menjadi pandangan yang netral. Artinya pandangan negatif mengenai orang berambut gondrong
sudah berangsur-angsur berkurang karena sedikit demi sedikit orang berambut gondrong mulai
diterima di berbagai lini kehidupan sehari-hari. Anak-anak muda yang berambut gondrong menjadi
semakin banyak jumlahnya, bahkan model gaya rambut gondrong saat ini telah menjadi salah satu
lifestyle kawula muda. Hal ini menunjukkan telah ada pergesaran pandangan masyarakat pada
umumnya tentang orang berambut gondrong. Tidak sedikit jumlah orang yang berpengaruh di
Indonesia, dari seniman, budayawan, tokoh nasional, tokoh agama, sampai kyai yang memiliki rambut
gondrong.
Ini menjadi bukti nyata bahwa rambut gondrong yang distigmakan negatif oleh kebanyakan orang
menjadi hal yang tidak terbukti di sekitar kita. Sehingga telah sepatutnya pandangan-pandangan
negatif harus segera ditinggalkan, karena harus disadari bahwa stigma negatif orang berambut
gondrong berasal dari warisan kolonial penjajah yang pernah datang ke Indonesia. Pada akhirnya,
setiap orang yang berambut gondrong dapat merasakan sebagai manusia yang dihormati dan dihargai
dalam kehidupannya di dunia ini.p

Anda mungkin juga menyukai