Anda di halaman 1dari 2

Gondrong Gak Begal?

Oleh: Muhammad Husni Mubarok

Seorang pria adalah mereka yang berwatak pekerja keras, jantan, berani dan jago
berantem. Pria selalu menjadi objek sasaran identitas sifat-sifat kejantanan, apalagi oleh para
lawan jenisnya. Entah darimana datangnya persepsi ini, nyatanya pemikiran seperti ini sudah
dimakan lumat-lumat oleh masyarakat.

Laki-laki salah satunya identik dengan tubuh kekar, badan tegak, kaki berbulu dan
model rambut. Kaum jantan kebanyakan memilih model rambut pendek, rapi dan yang
terpenting mudah disisir. Namun tidak sedikit pria yang memilih nyentrik dalam memilih
model rambut, gondrong misalnya.

Memang, rambut panjang selalu menjadi ciri khas dari kalangan perempuan.
Hakikatnya Tuhan menciptakan pria dan wanita, juga sekaligus menciptakan perbedaannya;
suara, kekuatan, bentuk tubuh, sampai bentuk rambut dibuatnya berbeda sebagai cara para
hambanya membedakan mana yang sejenis, mana lawan jenisnya. Lalu bagaimana dengan
pria yang memilih jalan hidup memanjangkan rambutnya?

Menurut Penulis, penggunaan istilah rambut panjang pria wanita sudah ada pilihan
diksinya tersendiri. Untuk wanita ialah rambut pendek dan panjang, sedangkan untuk pria
adalah rambut pendek dan gondrong. Dari penyebutan istilah gondrong sudah bisa difahami
sebagai pria yang berambut panjang, bukan seperti istilah rambut panjang yang bisa masuk ke
pria maupun wanita.

Apabila seorang pria diidentikkan sebagai orang yang kuat dan beringas dengan
rambut pendeknya, apakah pria gondrong sebaliknya? Bukan, ia dianggap lebih beringas dan
kriminal. Satu pandangan masyarakat umum ini memang cenderung mengarah ke
menjatuhkan martabat para Gondrong. Ekstrim sekali dirasa pada pemahaman yang tidak
manusiawi ini.

Dalam perkembangan media social yang ada, anggapan kenegatifan pria gondrong ini,
sesekali menjadi bahan bahasan. Para netizen bercakap “Bang, kok gondrong? Begal ya?”
Ektrimisme pemikiran ini secara tidak langsung membuat sebelah pandang mata dilontarkan
pada para Gondrong. Mereka yang tidak gondrong akan berpikiran untuk lebih hati-hati saat
berdeketan dengan si Gondrong. Mode polisi masyarakat seakan aktif otomatis menyikapi
posisi yang dianggap membahayakan tersebut.

Pandangan buruk terhadap pria gondrong ini mungkin banyak disebabkan oleh
mentahnya berita perampokan yang sering mereka masyarakat terima. Sering dilihatnya
perampokan, pembegalan dan segala jenis kriminalitas lain yang kebanyakan berpemain pria
gondrong. Faktanya, tidak semua pria gondrong demikian jadinya.

Pria Gondrong akan selamanya menjadi pria baik ketika hati dan pikirannya
dikelilingi oleh hal baik. Pria gondrong bukan hanya mereka yang dalam hati dan fikirannya
begal dan kriminal; jelas bukan. Pria gondrong tidak selamanya orang jahat, hanya saja
mereka ialah korban dampak berita local yang ditelan mentah oleh public. Mereka
sebenarnya orang baik, hanya saja tertutup penampilan saja. Bentuk luar bukanlah penentu
segalanya. Kulit boleh menipu, namun isi adalah sejatinya.

Anda mungkin juga menyukai