BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tasyri‘ al-Islami” menyatakan bahwa umat Islam sejak dahulu sampai sekarang
telah sepakat (ijma>') menetapkan bahwa h{adi>s\ atau sunnah Rasul berupa
Islam yang wajib diikuti.1 Tidak dapat diragukan lagi bahwa al-H{adi>s\ adalah
sumber yang kedua hukum islam dan seluruh ulama sepakat menetapkan bahwa
al-Sunnah itulah yang bertindak mengikuti segala apa yang dikehendaki al-
al-Nahl ayat 44, kedudukan Sunnah sebagai penjelas bila al-Quran tidak
kesimpulan yang dipetik oleh ’Imran bin H{usain ketika melempar tuduhan yang
sangat lengah dan tidak sehat akan pemahaman seorang lelaki, yang berkata
"Apakah semua itu dapat engkau temukan jelas dalam Kitab Allah? al-Quran
tidak menjelaskan hal ini dan hanya menyebutkannya secara global. Yang
Pada sisi lain, al-Quran berbeda dengan hadis Nabi, yaitu dari segi
1
Ambo Asse, Pengantar Memahami Hadis Nabi. (Makassar: Dar al-Hikmah wa
al-'Ulum, 2010), h. 69.
2
Mah}mu>d al-T}ah}h}a>n, Us}u>l al-Takhri>j wa Dira>sah al-Asa>ni>d (Cet. III;
al-Riya>d}: Maktabah al-Ma’a>rif, 1417 H./1996 M), h. 13-14.
2
apa yang terjadi pada zaman setelah beliau. Pada zaman Nabi lebih bebas karena
jika ditemukan adanya pemalsuan hadis maka akan segera diteliti lebih lanjut
apakah ada periwayatan langsung oleh Nabi. Berbeda dengan periwayatan yang
terjadi setelah Nabi wafat, maka akan lebih sulit menentukan apakah benar
Namun sebagian ahli h}adi>s\, ahli fiqhi, dan ahli ushul bersikap ketat.
makna, tidak dengan lafaz}, bila ia memahami bahasa Arab dengan segala seluk-
kata yang bisa merubah makna dan kata yang tidak bias merubahnya. Bila
oleh Imam Bukhari, Imam Muslim dengan menggunakan kriteria tersendiri dalam
menilai kualitas sebuah riwayat, hingga hal tersebut berlanjut sampai sekarang
yang khusus menjadikan objek kajian sanad h}adi>s\, matan serta periwayat
h}adi>s\.
3
Olehnya itu untuk melihat kualitas h}adi>s\ baik dari segi sanad, matan
serta perawinya sangat penting adanya kegiatan naqd al-h}adi>s\ (kritik hadis)
yang menguji validitas hadis agar nantinya dapat dijadikan sebagai hujjah dan
Dengan demikian kami mengambil sebuah h}adi>s\ yang akan kami teliti
ini banyak orang yang terkesan lupa dengan apa yang diajarkan, apa yang
disampaikan oleh Nabi, mereka cenderung berlepas dari dua sumber hukum
pokok Islam, yaitu al-Quran dan H{adi>s\, karenanya kami mencoba meneliti
h}adi>s\ yang berkaitan dengan hal tersebut, apakah h}adi>s\ mengenai pedoman
umat Islam adalah al-Quran dan al-H{adi>s\, dalam artian apakah h}adi>s\
B. Rumusan Masalah
h}adi>s\ yang dikaji berstatus s}ah}i>h}, h}asan, d}a’i>f dan lain sebagainya
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut bahasa, kata takhri>j adalah bentuk masdar dari kata kharraja-
yukharriju-takhri>jan ( خترجيا-خيرج-) خ رج, yang terdiri dari huruf kha, ra, dan
jim, mempunyai dua makna dasar yaitu: al-nafa>z\ ‘an al-syai’ (الشئ ) النفاذ عن
yang artinya menembus sesuatu dan ikhtila>f launain ( ) اختالف ل وننيyang
sejarah dan ilmu h}adi>s|, takhri>j menurut bahasa yaitu mengeluarkan sesuatu
1. Mengambil suatu h}adi>s\ dari suatu kitab lalu mencari sanad yang lain
dari sanad penyusun kitab itu. Istilah lain juga disebut mukharrij,
mustakhri>j.6
اخرجه البخاري
3
Abu> al-H{usain Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>, Mu‘jam Maqa>yi>s al-Lugah,
Juz II (Beirut: Da>r al-Fikr, 1399 H/ 1979 M), h. 175.
4
Muh}{ammad ibn Mukrim ibn Manz}u>r al-Afrīqī, Lisān al-‘Arab, Juz. II (Cet. I;
Beirut: Dār S}ādir, t. th.), h. 249.
5
Mah}mu>d al-T}ah}h}a>n, Us}u>l al-Takhri>j wa Dira>sah al-Asa>ni>d, h. 7.
6
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Cet. IV; Jakarta: Amzah, 2010). h. 115.
5
Kata H}adi>s\ berasal dari bahasa Arab al-hadi>s\, jamaknya adalah al-
ah}a>di>s\ berarti sesuatu yang sebelumnya tidak ada (baru).8 Sedangkan dalam
istilah muhaddis\u>n, h}adi>s\ adalah segala apa yang berasal dari Nabi saw.
baik dalam bentuk perkataan, perbuatan, persetujuan (taqrir ), sifat, atau sejarah
hidup beliu.9
penelusuran atau pencarian h}adi>s\ pada berbagai kitab sebagai sumber asli dari
lengkap matan dan sanad h}adi>s\ yang bersangkutan.10 Namun defenisi yang
sedikitnya ada tiga hal yang menyebabkan pentingnya kegiatan takhri>j al-
7
Muh. Hasbi As-shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis. (Semarang: PT Pustaka
Rezki Putra, 1997), h. 170.
8
Abu> al-H{usain Ah}mad ibn Fa>ris ibn Zakariyya>, Mu‘jam Maqa>yi>s al-Lugah, h.
28.
9
Manna>' al-Qat}t}a>n, Maba>hi>s| fi> ‘Ulu>m al-Hadi>s|. (Cet. IV: Kairo; Maktabah
Wahbah, 1425 H./ 2004 M.), h. 15.
10
Muhammad Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis. (Cet. I; Jakarta: Bulan
Bintang, 1992), h. 43.
11
Abd al-Rau>f al-Mana>wi>, Faid} al-Qadi>r Syarh} al-Ja>mi‘ al-S}agi>r, Juz I (Cet.
I; Mesir: al-Maktabah al-Tija>riyah al-Kubra>, 1356 H.), h. 17.
6
Untuk mengetahui ada atau tidaknya sya>hid dan mutabi‘12 pada sanad
yang diteliti.
tidak terlepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam pengertian takhri>j al-
B. Metode Takhri>j
ini diupayakan oleh para ulama dengan maksud untuk mempermudah mencari
h}adi>s\ dengan mengaturnya dalam susunan yang berbeda satu dengan lainnya,
Takhri>j.
metode sebagai acuan yang digunakan dalam penelitian h}adi>s\, diantaranya menurut
Abu> Muh}ammad ‘Abd al-Hadi bin ‘Abd Qadir bin ‘Abd al-Hadi menyebutkan bahwa
12
al-Sya>hid adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau lebih,
sedangkan al-muta>bi’ adalah hadis yang diriwayatkan dua orang atau lebih setelah sahabat,
meskipun pada tingkatan sahabat hanya satu orang saja. Lihat: ‘Abd al-H{|||a|||||q ibn saif al-Di>n
ibn Sa‘dulla>h al-Dahlawi>, Muqaddimah fi> Us}u>l al-H{adi>s\ (Cet. II; Beirut: Da>r al-
Basya>ir al-Isla>miyah, 1986), h. 56-57.
7
mencari h}adi>s\. Metode ini digunakan berdasarkan lafal pertama dari matan
berikut:
Syafi>’i atau lebih dikenal dengan Imam al-Suyu>t}i. Dalam mentakhri>j suatu
h}adi>s\, dalam kitab ini diatur menurut urutan huruf hijaiyah agar pencarian
lebih mudah. Kemudian dengan lafal pertama (awal) dari matan h}adi>s\ dengan
pasti.
3. ﻕ berarti H}adis\ muttafaq ‘alaih (Imam Bukha>ri> dan Muslim dalam
kedua s}ah}i>hnya)
11. عم berarti ‘Abdullah bin Imam Ah}mad dalam Zawaidnya terjadap
h}adis\, baik yang s}ah}i>h, h}asan dan yang Dha’if, padahal ini sangat penting
sekali. 13
Kegunaan metode kitab ini sama seperti yang digunakan oleh kitab al-
Jami>’ al-S}aghi>r yang lalu, hanya saja bila kita mendapatkan huruf ( )ﺯini
berarti h}adis\ tersebut berpindah dari ziyadah al-Jami’. Dalam kitab karya al-
13
Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji
H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, (Cet. I; Beirut: Da>r al-I‘tis}a>m,
1994), h. 61.
14
Keistimewaan yang dimiliki kitab al-Fath al-Kabir ini ialah karena kitab ini memuat
h}adi>s\ yang banyak sekali jumlahnya, karena ia merupakan perpaduan dari dua kitab.
Sedangkan kekurangannya tidak menyebutkan hukum-hukum h}adi>s\, baik yang s}ah}i>h},
h}asan, dan d}a’if. Lihat Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>,
10
sama halnya dengan urutan huruf-huruf hijaiyah yang terdapat pada huruf
pertama dan seterusnya dari matan h}adis\. Adapun h}adis\ fi‘li> disusun
mereka, baik berupa perbuatan Rasul yang dilihatnya atau perbuatan sendiri.
16
Kode-kode yang dimaksud sebagai berikut: 1) خImam Bukhari. 2) مImam Muslim. 3)
حبIbnu H{ibban. 4) كal-H{akim dengan penjelaan jika tidak dijadikan umum dalam
Mustadraknya. 5) ضD{iya’ al-Maqdisi> dalam al-Mukhtarah. 6) دAbu Dau>d al-Sajistani.> 7) ت
al-Turmuz\i.> 8) نal-Nasa’i>. 9) هIbnu Majah. 10) طAbu Dau>d al-T{ayalisi.> 11) حمAh}mad
bin H{anbal. 12) ‘ عمAbdullah bin Ah}mad bin H{anbal dalam Ziyadah al-Musnad. 13) ‘ عبAbdul
Razzaq. 14) صS{aid bin Mans}ur. 15) شIbnu Abi Syaibah. 16) عAbu Ya’la. 17) طبT{abrani>
dalam al-S{agir. 18) طسT{abrani> dalam al-Ausat}. 19) طصT{abrani> dalam al-S{agir. 20) قطal-
Daruqut}ni> dengan dijelaskan bila tidak dijadikan umum dalam Sunan. 21) حلAbu Na’im dalam
al-H{ilyah. 22) قal-Baihaqi> dengan dijelaskan bila tidak dijadikan umum dalam Sunan. 23) هب
al-Baihaqi> dalam Sya’bul Iman. 24) عقal-‘Aqili> dalam al-D{u’afa. 25) عدIbnu ‘Adi> dalam al-
Kamil. 26) خطal-Khat}ib dengan dijelaskan bila tidak dijadikan umum dalam al-Tarikh. 27) كر
Ibnu Asakir dalam Tarikhnya. Selanjutnya perbedaan antara kitab al-Jami’ al-S{agir dan al-Jami’
al-Kabir yaitu kode huruf Qaf ( ) ق. Huruf Qaf dalam kitab al-Jami’ al-S{agir berarti Muttaqun
‘Alaihi, tetapi dalam kitab al-Jami’ al-Kabir berarti Imam al-Baihaqi. Lihat Abu Muh}ammad
Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji H{adi>s\ al-Rasu>l Allah
S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h. 32-33.
11
Selain kitab diatas, masih ada kitab yang disusun berdasarkan metode
karangan al-Ha>fiz} Abd al-Ra‘uf bin Taj al-Di>n ‘Ali> bin al-
b. Kitab Hidayah al-Bary ila> Tartib ‘Ahdits al- Bukhary, karya as-Sayyid
ar-Rauf al-Manawi>
905 H.
e. Kitab Tamyiz al-Thayyib Min al-Khabits Fi> Ma> Yadu>ru ‘Ala Alsinati
an-Na>s min al-H}adi>s\, karya Imam ‘Abdu al-Rahman bin Ali terkenal
h}adi>s\, baik itu berupa isim (nama benda) atau fi‘il (kata kerja). Dalam
asing. Semakin asing (gharib) suatu kata, maka pencarian h}adi>s\ akan semakin
12
mudah dan efisien. Di samping itu kitab ini mempunyai keistimewaan dan
kekurangan17.
pencarian h}adi>s\ melalui kata-kata apa saja yang terdapat dalam matan
h}adi>s\.
kata dasarnya; 2) Metode ini tidak menyebutkan perawi dari kalangan sahabat
untuk mengetahui nama sahabat yang menerima h}adi>s\ dari Nabi saw.; 3)
Terkadang suatu h}adi>s\ tidak didapatkan dengan satu kata sehingga orang yang
Pada kitab ini dalam metode takhri>j melalui kata-kata yang terdapat
pertama adalah menentukan kata kuncinya. Artinya kata tersebut adalah sebagai
alat untuk mencari h}adi>s\. Setelah itu kembalikan kata tersebut kepada bentuk
17
Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji
H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h. 60-61.
13
dasarnya. Lalu mencari dalam kitab mu’jam menurut urutannya dalam huruf
dalam kata kunci tersebut untuk menemukan h}adi>s\ yang di maksud. Kode-
Demikian pula halnya dengan tempat h}adi>s\ tersebut dalam kitabnya. Kode-
جه berarti Sunan Ibnu Ma>jah dengan mencantumkan tema dan nomor
Metode ini berdasarkan pada perawi pertama suatu h}adi>s\, baik perawi
(muttas}i>l), atau dari kalangan tabi‘in. Sebagai langkah pertama ialah mengenal
lebih dahulu perawi pertama setiap h}adi>s\ yang akan ditakhri>j melalui kitab-
pertama.
al-Mizzi>.
Dalam kitab ini terlebih dahulu harus diketahui nama sahabat yang
diatas. Pada bagian tertentu pentahqiq kitab mencantumkan nama pertama dan
18
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, h. 120.
15
dicari pada bagiannya sendiri. Bila telah mengetahui nama sahabat yang
berdasarkan huruf mu‘jam. Nama sahabat tersebut tentunya dicari menurut nama
dari sahabat, maka harus menelusuri h}adi>s\ sahabat tersebut tanpa terlebih
Metode takhri>j pada kitab ini, langkah pertama yang harus diketahui
ialah perawi h}adi>s\, kemudian meneliti apakah perawi tersebut seorang sahabat
ataukah seorang tabi‘in atukah seorang yang mubham (tidak disebut namanya).
Bila perawi tersebut seorang sahabat, maka nama dan julukannya dapat diketahui
Kitab ini tidak mencantumkan teks h}adi>s\nya, tetapi hanya sejumlah kata yang
ringkas dan sekiranya menunjukkan maksud h}adi>s\ yang diteliti. Kitab ini juga
19
Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji
H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h. 98.
20
Kelebihan yang dimiliki kitab ini yakni; penyusunannya yang teliti yang memudahkan
peneliti sampai kepada tujuan, dapat melakukan takhri>j hadis dari sahabat yang di cari, dapat
mengetahui hadis-hadis yang dimiliki setiap sahabat dalam tujuh induk hadis, dapat mengetahui
16
oleh Imam Ah}mad bin H}anbal. Lahir pada tahun 164 H dan wafat pada
daftar isi yang terdapat pada akhir setiap juz. Bila sampai pada h}adi>s\-h}adi>s\
maksud. Disamping itu juga kitab ini memiliki kelebihan dan kekurangan.22
Takhri>j dengan metode ini bersandar pada pengenalan tema h}adi>s\ dan
merupakan cara terbaik dalam mencari h}adi>s\. Disamping itu, metode ini juga
hadis-hadis mursal yang terdapat dalam tujuh kitab tersebut, dapat mengetahui hadis-hadis yang
dalam jalannya sanad terdapat seorang yang samar namanya, agar dapat dijadikan ibarat untuk
dipelajari melalui periwayat lain yang bersambung, terutama kesamaran nama tersebut terjadi pada
selain sahabat. Sedangkan kekurangannya: penggunaan kitab ini sangat bergantung pada
pengenalan perawi teratas, baik sahabat atau tabi’in. Ini sesuatu yang terkadang tidak mudah,
kesulitan mencari hadis yang diriwayatkan oleh sahabat yang termaksud banyak riwayatnya.
21
Abdul Gaffar Sulaiman al-Bandary, Mansuah Rijal al-Kutub al-Tir’ah ( Juz I, Beirut:
Dar al-Kutub al-’Ilmiyah, t. th), h. 22. Dan lihat Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn
‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h.
112.
22
Kelebihan musnad ini ialah; musnad ini mencakup hadis–hadis dalam jumlah yang
sangat banyak, memiliki nilai kebenaran yang lebih banyak dari yang lainnya, kitab ini mencakup
hadis-hadis dan as|ar-as|ar yang tidak terdapat pada lainya. Sedangkan kekurangannya: tanpa
mengetahui nama sahabat tidak mungkin sampai pada hadis yang ditujuh ,untuk mengetahui hadis
maudhu’ mengharuskan membaca musnad keseluruan, dari segi tata letaknya mengakibatkan sulit
menggunakan musnad dengan efisien.
17
teratas sebagai metode ketiga, yang dituntut oleh metode ke empat ialah
diri penelitian. Seorang peneliti setelah menggunakan metode ini beberapa kali
akan memiliki kemampuan yang bertambah terhadap tema dan maksud h{adi>s\
permasalahan.
sebagai akibatnya penyusun kitab meletakkan h}adi>s\ pada pada posisi yang
Wensinck. Kitab-kitab yang menjadi rujukan kitab kamus tersebut ada 14 buah
Ah}mad; j) Musnad al-Thayalisi; k) Musnad Zaid bin ‘Ali bin Husein bin ‘Ali
bin Thalib yang wafat pada tahun 122 H; l) al-Thabaqat al-Kubra, karangan al-
H}afizh al-S|iqah Muh}ammad bin Sa‘ad wafat tahun 230 H; m) Sirah Ibnu
23
Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji
H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h. 122-123.
18
tahun 207 H.
Selain kitab takhri>j al-h}adis\ yang disebut di atas, masih banyak lagi
Imam ‘A<lim Kabi>r Muh}addis\ ‘Ali> bin H{isa>m al-Di>n ‘‘Abd al-
Jalaluddin al-Suyu>t}i>.
shahi>h dan lain-lain. Kitab-kitab tersebut dapat diketahui melalui kitab yang
24
Manna>' al-Qat}t}a>n, Maba>hi>s| fi> ‘Ulu>m al-Hadi>s|, h. 191.
25
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, h. 127.
19
pasti bahwa h}adi>s\ yang akan di takhri>j adalah mutawatir. Dalam kitab al-
harus merujuk pada kitab-kitab mereka dan menjelaskan posisi h}adi>s\ pada
masing-masing kitabnya.
al-T{arbizu>ni>.
kitab ini terlebih dahulu yang perlu diketahui secara pasti adalah bahwa h}adi>s\
disusun berdasarkan tema, dan untuk mentakri>j h}adi>s\ dalam kitab ini harus
Untuk mencari h}adi>s\ dalam kitab ini, terlebih dahulu harus mengetahui
26
Yang dimaksud hadis qudsi adalah hadis yang disandarkan kepada rasulullah saw. dan
disandarkan kepada Allah swt. Lihat Nur al-Din ltr. Manhaj al-naqd fi al-hadis. (Damaskus: Dar
al-Fike, 1979).
27
Abu> Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r ibn ‘Abd al-Ha>di>, T{uruq Takhri>ji
H{adi>s\ al-Rasu>l Allah S{allalla>hu ‘Alaih wa Sallam, h. 194.
20
h}adi>s\ mulai dari nomor urut pertama karena h}adi>s\-h}adi>s\ yang dimuat
oleh para ulama dengan tujuan untuk membantu para peneliti dan pencari
C. Takhri>j H{adi>s\
Matan Hadis
وأبي عبد الرحمن معاذ بن جبل رضي هللا تعالى عنهما عن رسول هللا صلى،«عن أبي ذر جندب بن جنادة
. » وخالق الناس بخلق حسن، وأتبع السيئة الحسنة تمحها، إتق هللا حيثما كنت:هللا عليه وآله وسلم قال
Artinya:
dengan akhlak yang baik." H{adi>s\ ini menjelaskan tentang bertakwa dimanapun
berada. Walaupun h}adi>s\ ini sudah lengkap secara matan namun tidak berarti
h}adi>s\ ini bisa dijadikan hujjuah atau motivasi dalam melakukan ibadah dalam
periwayatnya sehingga belum diketahui apakah hadis ini hadis ini termasuk hadis
memulai takhrij dengan metode pertama yaitu mencari lafaz pertama matan
hadis. Kitab yang kami gunakan adalah Fath al-Kabir ditulis oleh al-Hafiz Jalal
al-Din Abu al-Fadl ‘Abd al-Rahman bin Abi Bakr Muhammad al-Khudairi al-
Suyuti al-Syafi’i. Cara mencari hadis di dalam kitab ini adalah dengan
abjad huruf hijaiyyah. Lafaz} pertama matan hadis yang diteliti adalah ا
kemudian mencari dengan urutan abjad huruf hijaiyah yaitu huruf تhasil yang
didapatkan adalah:
Hadis ini di dalam kitab Fath al-Kabir, berada pada urutan nomor hadis
201, lalu kode huruf حمberarti Musnad Ahma, huruf تberarti Sunan At-tirmidzi,
huruf ك berarti Sunan Mustadrak Al-Hakim, huruf هب berarti hadis ini terdapat
pada kitab Sunan Syabbul Imam Al-Baihaqi diriwayatkan dari Abi Dzar. Huruf
sikh Ibnu Asakir dari Anas. Hadis ini ada dalam kitab Sunan Abu Farwah dari
mencari langsung kepada kitab sumbernya. Kami memulai dengan mencari pada
kitab Musnad Ahmad dari Abi Dzar. Adapun lafaz hadis yang terdapat pada kitab
يبَ ،ع ْن َأيِب َذ ٍّرَّ ، ون بْ ِن َأيِب َش بِ ٍ يب ،عن ميم ِ يعَ ،ح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُنَ ،ع ْن َحبِ ٍ ِ
َأن َ ْ َْ ُ َ - 21354ح َّدثَنَا َوك ٌ
الس يَِّئةَ احْلَ َس نَةَ مَتْ ُح َه اَ ،و َخ الِ ِق
تَ ،وَأتْبِ ِع َّ ِ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ َال لَ هُ ::ات َِّق اللَّهَ َحْيثُ َم ا ُكْن َ
النَّيِب َّ َ
ت يِف كِتَ ايِب َ :ع ْن َأيِب َذ ٍّر ٍ ِ الن خِب
يعَ :وقَ َال ُس ْفيَا ُنَ ،م َّر ًةَ :ع ْن ُم َع اذَ " ،ف َو َج ْد ُ َّاس ُلُ ٍق َح َس ٍن " قَ َال َوك ٌ َ
اَأْلو ُل "
الس َماعُ َّ َو ُه َو َّ
Artinya:
ونَ ،ع ْن َأيِب َذ ٍّر ،قَ َال َعْب ُد يب ،عن ميم ٍ يع ،و َعْب ُد الرَّمْح َ ِنَ ،ع ْن ُس ْفيَا َنَ ،ع ْن َحبِ ٍ ِ
َ ْ َْ ُ َ 21403-ح َّدثَنَا َوك ٌ َ
تَ ،وَأتْبِ ِع ِ ال رَّمْح ِن ،قَ َالُ :ق ْلت :ي ا رس َ ِ
ول اللَّه [صَْ ،]319:أوص يِن .قَ َال« :ات َِّق اللَّهَ َحْيثُ َم ا ُكْن َ ُ َ َُ َ
الس يَِّئةَ احْل س نَةَ مَتْحه ا ،وخ الِ ِق النَّاس خِب ُلُ ٍق حس ٍن» و َك ا َن ح َّدثَنَا بِ ِه وكِي ع عن ميم ِ
ون بْ ِن َأيِب َّ
َ ٌ َ ْ َْ ُ َ ََ َ َ َُ َ َ ََ
يبَ ،ع ْن ُم َع ٍاذ مُثَّ َر َج َع
َشبِ ٍ
"
Selanjutnya kami mencari pada kitab attirmidzi, adapun lafaz} yang kami
َ - 1987ح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر قَ َالَ :ح َّد َثنَا َعْب ُد ال رَّمْح َ ِن بْ ُن َم ْه ِد ٍّ
ي قَ َالَ :ح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُنَ ،ع ْن
يب ،عن َأيِب ذَ ٍّر قَ َال :قَ َال يِل رس ُ ِ ِ ٍِ
ص لَّى اللَّهُ
ول اللَّه َ َُ يب بْ ِن َأيِب ثَ ابتَ ،ع ْن َمْي ُم ون بْ ِن َأيِب َش بِ ٍ َ ْ َحبِ ِ
َّاس خِب ُلُ ٍق َح َس ٍن» [ص: ِِ تَ ،وَأتْبِ ِع َّ ِ ِ
َعلَْيه َو َسلَّ َم« :ات َِّق اللَّه َحْيثُ َما ُكْن َ
السيَِّئةَ احلَ َسنَةَ مَتْ ُح َهاَ ،و َخ الق الن َ
يث حسن ِ ِ ِ
ود بْ ُن َغْياَل َن قَ َالَ :ح َّدثَنَا
يح َح َّدثَنَا حَمْ ُم ُ
صح ٌ َ ]356ويِف البَاب َع ْن َأيِب ُهَر ْيَرةََ :ه َذا َحد ٌ َ َ ٌ َ
ِ
يعَ ،ع ْن ِ
ودَ :و َح َّدثَنَا َوك ٌيب ،هِبَ َذا اِإل ْسنَاد حَنْ َوهُ ،قَ َال حَمْ ُم ٌ َأبُو َأمْح َ َد ،وَأبُو نُ َعْي ٍمَ ،ع ْن ُس ْفيَا َنَ ،ع ْن َحبِ ٍ
َ
23
Artinya:
Selanjutnya kami mencari pada kitab syubhul iman albaihaki, adapun lafaz
Artinya:
ي ,خِب ُ ْس َر ْو ِج ْر َد قَ ِد َم َعلَْينَ ا [ ,ص ]52:أنا َأخَبَرنَا َأبُو ذَ ٍّر َعْب ُد بْ ُن َأمْح َ َد بْ ِن حُمَ َّم ٍد اهْلََر ِو ُّ
ْ - 9004
يل بْ ِن الْ َف َر ِج ِإ ِ ِ َأبو احْل س ِن حُم َّم ُد بن َأمْح َد ب ِن الْعبَّ ِ ِ ِ مِبِ
ص َر ,نا َأبُو الْ َعبَّاس حُمَ َّم ُد بْ ُن مْسَاع َ اس اَأْلمْخ يم ُّي ْ , ُ َ َ َ ُْ َ ْ َ
الَْبنَّا ,ن ا حُمَ َّم ُد بْ ُن َعلِ ِّي بْ ِن حُمَ َّم ٍد ,ن ا َر ْو ُح بْ ُن عُبَ َادةَ ,ن ا ُق َّرةُ بْ ُن َخالِ ٍد َ ,ع ْن ِض ْر َغ َامةَ ابْ ِن عُلَيَّةَ
ص لَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َمت النَّيِب َّ َي ,قَ َالَ :أَتْي ُ ي َ ,ع ْن َأبِي ِه َ ,ع ْن َح ْر َملَ ةَ الْ َعْنرَبِ ِّ بْ ِن َحْر َملَ ةَ الْ َعْنرَبِ ِّ
ت ِعْن َدهُ فَ َس ِم ْعَت ُه ْم س َف ُق ْم َ ت يِف جَمْلِ ٍ ول اهلل َْ ,أوص يِن قَ َال " :ات َِّق اهللَ َ ,وِإذَا ُكْن َ
ِ َف ُق ْلت :ي ا رس َ ِ
ُ َ َُ
ك فَْأتِِه َ ,وِإذَا مَسِ ْعَت ُه ْم َي ُقولُو َن َما تَكَْرهُ فَاَل تَْأتِِه َوا ْتُر ْكهُ " ِ
َي ُقولُو َن َما يُ ْعجبُ َ
Selanjutnya kami mencari pada kitab dengan mencari pada kitab Musnad
Ahmad dari Mu’adz. Adapun lafaz hadis yang terdapat pada kitab tersebut sebagai
berikut :
يبَ ،ع ْن َأيِب ذَ ٍّرَّ ، ون بْ ِن َأيِب َش بِ ٍ يب ،عن ميم ِ يعَ ،ح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُنَ ،ع ْن َحبِ ٍ ِ
َأن َ ْ َْ ُ َ - 21354ح َّدثَنَا َوك ٌ
-و َخ الِ ِق تَ ،وَأتْبِ ِع َّ
الس يَِّئةَ احْلَ َس نَةَ مَتْ ُح َه اَ ،
ِ
ص لَّى اهللُ َعلَْي ه َو َس لَّ َم قَ َال لَ هُ ::ات َِّق اللَّهَ َحْيثُ َم ا ُكْن َ
النَّيِب َّ َ
ت يِف كِتَ ايِب َ :ع ْن َأيِب ذَ ٍّر ٍ ِ الن خِب
يعَ :وقَ َال ُس ْفيَا ُنَ ،م َّرةًَ :ع ْن ُم َع اذَ " ،ف َو َج ْد ُ َّاس ُلُ ٍق َح َس ٍن " قَ َال َوك ٌ َ
اَأْلو ُل "
الس َماعُ َّ َو ُه َو َّ
; Artinya
ونَ ،ع ْن َأيِب ذَ ٍّر ،قَ َال يب ،عن ميم ٍ يع ،و َعْب ُد الرَّمْح َ ِنَ ،ع ْن ُس ْفيَا َنَ ،ع ْن َحبِ ٍ ِ
َ ْ َْ ُ َ - 21403ح َّدثَنَا َوك ٌ َ
تَ ،وَأتْبِ ِع ِ عب ُد الرَّمْح ِن ،قَ َالُ :ق ْلت :يا رس َ ِ
ول اللَّه [صَْ ،]319:أوص يِن .قَ َال« :ات َِّق اللَّهَ َحْيثُ َم ا ُكْن َ ُ َ َُ َ َْ
ون بْ ِن َأيِب ِ
الس يَِّئةَ احْل س نَةَ مَتْحه ا ،وخ ال ِق النَّاس خِب ُلُ ٍق حس ٍن» و َك ا َن ح َّدثَنَا بِ ِه وكِي ع عن ميم ِ َّ
َ ٌ َ ْ َْ ُ َ ََ َ َ َُ َ َ ََ
يبَ ،ع ْن ُم َع ٍاذ مُثَّ َر َج َع "
َشبِ ٍ
Artinya:
25
Selanjutnya kami mencari pada kitab at-tirmidzi, adapun lafaz yang kami
ي قَ َالَ :ح َّد َثنَا ُس ْفيَا ُنَ ،ع ْن َ - 1987ح َّد َثنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن بَ َّش ا ٍر قَ َالَ :ح َّد َثنَا َعْب ُد ال رَّمْح َ ِن بْ ُن َم ْه ِد ٍّ
يب ،عن َأيِب َذ ٍّر قَ َال :قَ َال يِل رس ُ ِ ِ ٍِ
ص لَّى اللَّهُ
ول اللَّه َ َُ يب بْ ِن َأيِب ثَ ابتَ ،ع ْن َمْي ُم ون بْ ِن َأيِب َش بِ ٍ َ ْ َحبِ ِ
َّاس خِب ُلُ ٍق َح َس ٍن» [ص: ِِ تَ ،وَأتْبِ ِع َّ ِ ِ
َعلَْيه َو َسلَّ َم« :ات َِّق اللَّه َحْيثُ َما ُكْن َ
السيَِّئةَ احلَ َسنَةَ مَتْ ُح َهاَ ،و َخ الق الن َ
يث حسن ِ ِ ِ
ود بْ ُن َغْياَل َن قَ َالَ :ح َّدثَنَا
يح َح َّدثَنَا حَمْ ُم ُ
صح ٌ َ ]356ويِف البَاب َع ْن َأيِب ُهَر ْيَر َةَ :ه َذا َحد ٌ َ َ ٌ َ
ِ
يعَ ،ع ْن ِ
ودَ :و َح َّدثَنَا َوك ٌ يب ،هِبَ َذا اِإل ْسنَاد حَنْ َوهُ ،قَ َال حَمْ ُم ٌ َأبُو َأمْح َ َد ،وَأبُو نُ َعْي ٍمَ ،ع ْن ُس ْفيَا َنَ ،ع ْن َحبِ ٍ
َ
ص لَّى ِ ِ ِ ٍ ِ
يب بْ ِن َأيِب ثَ ابتَ ،ع ْن َمْيم ون بْ ِن َأيِب َش ب ٍ ِ
ُس ْفيَا َنَ ،ع ْن َحب ِ
يبَ ،ع ْن ُم َع اذ بْ ِن َجبَ ٍلَ ،ع ِن النَّيِب ِّ َ ُ
ِ ود :و َّ ِ ِ
يث َأيِب َذ ٍّريح َحد ُ الصح ُ اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم ،حَنْ َوهُ ،قَ َال حَمْ ُم ٌ َ
Artinya:
يم بْ ُن مَشَّ ٍ
اس ظ ،نا اَأْلص ُّم ،نا الْعبَّاس الدُّو ِر ُّ ِإ ِ اهلل احْلَافِ ُ
َ - 7660أخبرنَا َأب و عب ِد ِ
ي ،نا ْب َراه ُ َ ُ َ ْ َ َ ُ َْ
ت ،عن ميم ِ
ون بْ ِن َأيِب ٍِ ِ ِ
اضَ ،ع ْن لَْيثَ ،ع ْن َحبيب بْ ِن َأيِب ثَاب َ ْ َ ْ ُ
ٍ ض ْيل بْ ُن ِعيَ ٍ
ي ،نا الْ ُف َ ُ الس َم ْر َقْن ِد ُّ
َّ
ٍ
ث َم ا اهللَْ ،أو ِص يِن بَِو ِص يَّ ٍة ،قَ َال " :ات َِّق اهللَ َحْي ُ ول ِ ت :يَ ا َر ُس َ يبَ ،ع ْن ُم َع اذ ،قَ َالُ :ق ْل ُ َش بِ ٍ
تِ :ز ْديِن ،قَ َال" : تِ :ز ْديِن ،قَ َالَ " :أتْبِ ِع َّ
الس يَِّئةَ احْلَ َس نَةَ مَتْ ُح َه ا " ،قَ َالُ :ق ْل ُ ت " ،قَ َالُ :ق ْل ُ ُكْن َ
َّاس خِب ُلُ ٍق َح َس ٍن " ِِ
َخالق الن َ
26
Artinya:
ض َر ِم ُّي ،نا عُثْ َم ا ُن ِ
اَأْلع َرايِب ِّ ،نا ُمطَنَّي ٌ احْلَ ْ
ف ،أنا ابْ ُن ْ وس َ َأخَبَرنَا َأبُو حُمَ َّمد بْ ُن يُ ُ
َ - 7661و ْ
ِ ِ ٍ
بْ ُن َأيِب َش ْيبَةَ ،نا َج ِر ٌيرَ ،ع ْن لَْيث ،فَ َذ َكَرهُ بِنَ ْح ِوه َغْي َر َأنَّهُ قَ َالِ :إ َّن ُم َع اذَ بْ َن َجبَ ٍل قَ َال للنَّيِب ِّ
ول ِ
اهلل صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َمَْ :أو ِصيِن يَا َر ُس َ
َ
Artinya:
\2. Metode takhri>j dengan menggunakan salah satu lafaz} matan h}adi>s
27
adalah dengan metode salah satu lafal matan h}adi>s\. Cara mencari salah satu
lafal matan h}adi>s\ dengan metode ini adalah dengan mengembalikan kata dasar
dari lafal h}adi>s\ yang ingin dicari, selanjutnya mencari dengan urutan abjat
huruf hijaiyyah. Adapun kitab yang kami gunakan pada metode ini adalah Mu
ترك .1
84 مناسك:جه
18 :حم
17 :حم
ضل .2
32 مناقب:ت
: قَ َال، َع ْن َأبِ ِيه، َح َّدثَنَا َج ْع َف ُر بْ ُن حُمَ َّم ٍد:يل قَ َال ِ ح َّدثَنَا ح امِت بن ِإمْس:ح َّدثَنَا ِه َش ام بن ع َّما ٍر قَ َال
اع
َ َ ُْ ُ َ َ َ ُْ ُ َ
،ص ْمتُ ْم بِ ِه ِ ِ ِ (( وقَ ْد َت ر ْك.... : دخ ْلن ا علَى ج ابِ ِر ب ِن عب ِد اللَّ ِه قَ َال
َ َت في ُك ْم َم ا مَلْ تَض لُّوا ِإن ْاعت
ُ َ َ َْ ْ َ َ َ َ َ
28
.... )) فَ َما َأْنتُ ْم قَاِئلُو َن، َوَأْنتُ ْم َم ْسُئولُو َن َعيِّن،اب اللَّ ِه ِ
َ َكت
kepada kami Ja’far bin Muh}ammad dari Bapaknya berkata Aku bertamu ke
rumah Ja>bir bin ‘Abdullah ia berkata, Rasullah saw, bersabda: … dan sungguh
telah ku tinggalkan kepada kalian sesuatu jika kalian berpegang teguh maka
kalian todak akan tersesat yaitu kitab Allah dan kalian akan di Tanya
tentangku…”
َو ِعْت َريِت َْأه ُل،ض ِ َّ كِت اب اللَّ ِه حب ل مَمْ دود ِمن: وَأح دمُه ا َأ ْكب ر ِمن اآْل خ ِر، ِ َالث َقل
ْ الس َماء ِإىَل
ِ اَأْلر َ ٌ ُ ٌ َْ ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َّ نْي
َ َحىَّت يَِر َدا َعلَ َّي احْلَ ْو، َأاَل َوِإن َُّه َما لَ ْن َي ْفرَتِ قَا، َبْييِت
29
.)) ض
Telah menceritakan kepada kami ‘Abd al-Malik bin Abi> Sulaima>n dari
mengambilnya maka kamu tidak akan tersesat setelahku, satu hal yang lebih berat
28
Ibn Ma>jah Abu Abdullah Muh}ammad bin Yazi>d al-Qazwaini>, Sunan Ibn Ma>jah,
Juz II (t.t, Dar Ih}ya>’ al-Kitab al-‘Arabiyah, t. th), h. 1022.
29
Abu> ‘Abdullah Ah}mad bin Muh{ammad bin H{anbal bin Hala>l bin Asad al-
Syaiba>ni>, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XVIII (t.t, Muassasah al-Risalah 1421 H/2001 M),
h. 114.
29
dari yang lain yaitu kitab Allah tali yang memanjang dari langit ke bumi, maka
kepada kami Abu> Isra>i>l yaitu ‘Isma>’i>l bin Abi> Ish}a>q al-Mula>iyya,
bersabda :”Sungguh Aku telah meninggalkan kepada kalian dua perkara yang
lebih berat dari yang lain, yaitu kitab Allah tali yang memanjang dari langit ke
bumi dan kalian tidak akan mendapatkan masalah sampai mereka kembali ke
telaga”.
ِ ِ عن َأب، عن جع َف ِر ب ِن حُم َّم ٍد، ح َّدثَنَا زي ُد بن احلس ِن: قَ َال،ُّ ح َّدثَنَا نَص ر بن عب ِد الرَّمْح ِن ال ُك ويِف
،يه ْ َ َ ْ َْ ْ َ َ َ ُْ َْ َ َ َْ ُ ْ ُ ْ َ
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يِف َح َّجتِ ِه َي ْو َم َعَرفَةَ َو ُه َو َعلَى ِ عن جابِ ِر ب ِن عب ِد
ِ َ رَأيت رس: قَ َال،اهلل
َ ول اهلل َُ َُْ َْ ْ َ ْ َ
30
Abu> ‘Abdullah Ah}mad bin Muh{ammad bin H{anbal bin Hala>l bin Asad al-
Syaiba>ni>, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XVII, h. 169.
30
ِ َول)) يا َأيُّها النَّاس ِإيِّن َتر ْكت فِي ُكم ما ِإ ْن َأخ ْذمُتْ بِ ِه لَن ت
:ض لُّوا ِ ِ نَاقَتِ ِه ال َق
ْ َ َْ ُ َ ُ َ َ ُ فَ َسم ْعتُهُ َي ُق،ب
ُ ُص َواء خَي ْط
ْ
((.31 َو ِعْتَريِت َْأه َل َبْييِت،اهلل
ِ كِتَاب
َ
ia berkata, telah menceritkan kepada kami Zaid bin al-H{asan, dari Ja’far bin
Rasulullah saw, pada hari ‘Arafah beliau berbicara dengan keagungannya, dia
kepada kalian, jika kalian mengambilnya maka kalian tidak akan tersesat yaitu
D. I’tiba>r Sanad
i‘tiba>r. Secara etimologi, kata I‘tiba>r merupakan masdar dari kata i‘tabara
yang berarti peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud untuk dapat
diketahui sesuatunya yang sejenis. Secara terminologi ilmu hadis, i’tiba>r berarti
menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu h}adis\, yang mana h}adis\ itu
pada bagian sanadnya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja dan dengan
menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan diketahui apakah ada periwayat
ada atau tidak ada pendukung berupa periwayat yang berstatus sya>hid atau
31
Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Saurah bin Mu>sa> bin al-D{ah}a>k al-
Tirmiz\i>, al-Ja>mi’ al-Kabi>r Sunan al-Tirmiz\i>, Juz VI (Beirut: Dar al-Garib al-Isla>mi>,
1998 M), h. 131.
32
Muhammad Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis, h. 51-52.
31
riwayat-riwayat perawi lain yang sama dengan h}adi>s\nya dengan melacak pada
maka h}adis\ yang diteliti memliki 13 jalur dari 7 periwayat, dengan rincian 2
pada Ibnu Majah, 4 jalur pada Musnad Ah}mad, 3 jalur pada Sunan al-Tirmiz\i>,
sebagai berikut:
al-Mustadrak al-H{a>kim
33
‘Abd al-H{aq ibn Saif al-Di>n ibn Sa‘dulla>h al-Dahlawi>, Muqaddimah fi> Us}u>l
al-H{adi>s\ (Cet. II; Beirut: Da>r al-Basya>ir al-Isla>miyah , 1986), h. 56-57.
34
Sya>hid adalah sebuah hadi>s\ yang diriwayatkan dua orang sahabat atau lebih.
35
Mutabi‘ adalah sebuah hadi>s\ yang diriwayatkan oleh orang setelah masa sahabat.
32
عن عن
عن عن
عن عن
ثنا حدثين
ثنا ثنا
ثنا
اخربين
ثنا
انبأ
اخربنا حدثنا
احلاكم
ك بن َأيِب سلَيما َن ،عن ع ِطيَّةَ الْع ويِف ِّ ،عن َأيِب س عِ ٍِ
يد اخْلُ ْد ِر ِّ
ي قَ َال: َ َْ َ ْ َح َّدثَنَا ابْ ُن مُنَرْيٍ َ ،ح َّدثَنَا َعْب ُد الْ َمل ِ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َ
ض لُّوا َب ْع ِدي،
ول اللَّ ِه ص لَّى اهلل علَي ِه وس لَّمِ (( :إيِّن قَ ْد َت ر ْكت فِي ُكم م ا ِإ ْن َأخ ْذمُتْ بِ ِه لَن تَ ِ
ْ َ َ ُ َْ ُ َْ َ َ َ َ قَ َال َر ُس ُ
ضَ ،و ِعْت َريِت َْأه ُل الث َقلَ ِ ،وَأح دمُه ا َأ ْكب ر ِمن اآْل خ ِر :كِت اب اللَّ ِه حب ل مَمْ دود ِمن َّ ِ
الس َماء ِإىَل ْ
اَأْلر ِ َْ ٌ ُ ٌ َ َّ نْي َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ
َبْييِت َ ،أاَل َوِإن َُّه َما لَ ْن َي ْفرَتِ قَاَ ،حىَّت يَِر َدا َعلَ َّي احْلَ ْو َ
ض((
ضَ ،و ِعْت َريِت َْأه ُل َبْييِت َ ،وِإن َُّه َم ا لَ ْن َي ْفرَتِ قَ ا ِمن اآْل خ ِر :كِت اب اللَّ ِه حب ل مَمْ دود ِمن َّ ِ
الس َماء ِإىَل ْ
اَأْلر ِ َْ ٌ ُ ٌ َ َ َ َ ُ
قال
عن
حدثنا حدثنا
حدثنا
االسود بن عامر
َ ,ولَ ْن َي ْفرَتِ قَا َحىَّت يَِر َدا َعلَ َّي احْلَ ْو َ
ض((
تركت فيكم
رسول اللة صل اهلل عليه وسلم
36
قال
ايب هريرة
عن
ايب صاحل
عن
عبد العزيز بن رفيع
عن
صاحل ين موسى الطلحي
نا
داود بن عمرو الضيب
نا
ابو قبيصة حممد بن عبد الرمحن بن عمارة بن القعقاع
نا
ابو بكر الشافعي
حدثنا
الدارقطين
يل قَ َالَ :ح َّد َثنَا َج ْع َف ُر بْ ُن حُمَ َّم ٍدَ ،ع ْن َأبِ ِيه ،قَ َال: مِت ِإ ِ ٍ ِ
َح َّد َثنَا ه َش ُام بْ ُن َع َّمار قَ َالَ :ح َّد َثنَا َح ا ُ بْ ُن مْسَاع َ
ِِ ِ ِ ِ دخ ْلنا علَى جابِ ِر ب ِن عب ِد اللَّ ِه قَ َال (( ....وقَ ْد َت ر ْك ِ
اب ت في ُك ْم َم ا مَلْ تَض لُّوا ِإن ْاعتَ َ
ص ْمتُ ْم ب ه ،كتَ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َْ
اللَّ ِهَ ،وَأْنتُ ْم َم ْسُئولُو َن َعيِّن ،فَ َما َأْنتُ ْم قَاِئلُو َن )) ....
تركت فيكم
قال
جابر
37
قال
حممد بن علي
عن
جعفر بن حممد
حدثنا
حامت بن امساعيل
حدثنا
هشام بن عمار
حدثنا
ابن ماجه
ح َّدثَنَا نَص ر بن عب ِد الرَّمْح ِن ال ُك ويِف ُّ ،قَ َال :ح َّدثَنَا زي ُد بن احلس ِن ،عن جع َف ِر ب ِن حُم َّم ٍد ،عن َأبِ ِ
يه، َ َْ ُْ َ َ َ ْ َْ ْ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ َْ َ
صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َس لَّ َم يِف َح َّجتِ ِه َي ْو َم َعَرفَةَ َو ُه َو َعلَى عن جابِ ِر ب ِن عب ِد ِ
اهلل ،قَ َال :رَأيت رس َ ِ
ول اهلل َ َُْ َُ َ ْ َ ْ َْ
ول)) يا َأيُّها النَّاس ِإيِّن َتر ْكت فِي ُكم ما ِإ ْن َأخ ْذمُتْ بِ ِه لَن تَ ِ
ض لُّوا: ِ نَاقَتِ ِه ال َق ِ
ْ َ َ ُ َْ ُ ب ،فَ َسم ْعتُهُ َي ُق ُ َ َ
ص َواء خَي ْطُ ُ
ْ
اهللَ ،و ِعْتَريِت َْأه َل َبْييِت ((.
كِتَاب ِ
َ
شَ ،ع ْن َع ِطيَّةََ ،ع ْن ِ ِ
َح َّدثَنَا َعل ُّي بْ ُن املْن ذ ِر ال ُك ويِف ُّ قَ َالَ :ح َّدثَنَا حُمَ َّم ُد بْ ُن فُ َ
ض ْي ٍل قَ َالَ :ح َّد َثنَا ْ
اَألع َم ُ ُ
ت ،عن زي ِد ب ِن َأرقَم قَااَل :قَ َال رس ُ ِ
ٍِ ِ ِ ٍ
َأيِب َس عِيدَ ،و ْ
ص لَّى اللَّهُ
ول اللَّه َ َُ شَ ،ع ْن َحبيب بْ ِن َأيِب ثَاب َ ْ َ ْ ْ ْ َ
اَألع َم ُ
ِ ِ ِ ِ ِِ ِإ ِ ِإ ِ
اآلخ ِر :كتَ ُ
اب َعلَْيه َو َسلَّ َم )):يِّن تَا ِر ٌك في ُك ْم َما ْن مَتَ َّسكْتُ ْم به لَ ْن تَضلُّوا َب ْعدي َ
َأح ُدمُهَا َْأعظَ ُم م َن َ
الس م ِاء ِإىَل اَألر ِ ِ اللَّ ِه حب ل مَمْ ُد ٌ ِ
ضَ .وعْت َريِت َْأه ُل َبْييِت َ ،ولَ ْن َيَت َفَّرقَ ا َحىَّت يَ ِر َدا َعلَ َّي احلَ ْو َ
ض ْ ود م َن َّ َ َْ ٌ
ف خَت ْلُ ُفويِن فِي ِه َما((.
فَانْظُُروا َكْي َ
حدثنا عن
حدثنا
حدثنا
الرتمذي
يل ،قَ َالَ :ح َّدثَنَا َج ْع َف ُر بْ ُن حُمَ َّم ِد بْ ِن مِت ِإ ِ ِ يِن ِإ ِ
يم بْ ُن َه ُارو َن الَْب ْلخ ُّي ،قَ َالَ :ح َّدثَنَا َحا ُ بْ ُن مْسَاع َ
َأخَبَر ْبَراه ُ
ْ
ِ ت ْ :رِب ِ ِ ِ ِ
َأخ ْ يِن َع ْن َح َّجة النَّيِب ِّ َ
ص لَّى َعل ِّي بْ ِن ُح َسنْي ٍ َ ،ع ْن َأبِيه ،قَ َالَ :د َخ ْلنَ ا َعلَى َج ابِ ِر بْ ِن َعْب د اهلل َف ُق ْل ُ
اهلل صلَّى اهلل علَي ِه وسلَّم َ )) ...ف َق ْد َت ر ْكت فِي ُكم م ا لَن تَ ِ
ض لُّوا ول ِ اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم قَ َالَ :ج َاز َر ُس ُ
َ ُ َْ ْ َ ُ َْ َ َ َ
بع ِدي ِإ ِن ْاعتَصمتُم بِِه كِتَاب ِ
اهللَ ،وَأْنتُ ْم َم ْسُئولُو َن َعيِّن فَ َما َأْنتُ ْم قَاِئلُو َن ((... َ َْ ْ َْ
تركت فيكم
39
ِإ ِ ِ
َأخَبَرنَا احْلَ َس ُن بْ ُن ُس ْفيَا َنَ ،ح َّد َثنَا َأبُو بَ ْك ر بْ ُن َأيِب َش ْيبَةََ ،ح َّدثَنَا َعفَّا ُنَ ،ح َّدثَنَا َح َّس ا ُن بْ ُن ْب َراه َ
يم، ْ
وقَ ،ع ْن يَِزي َد بْ ِن َحيَّا َنَ ،ع ْن َزيْ ِد بْ ِن َْأرقَ َم ،قَ َالَ :د َخ ْلنَ ا َعلَْي ِه َف ُق ْلنَ ا لَ هُ :لََق ْد ِِ
يد ب ِن مس ر ٍ
َع ْن َس ع ْ َ ْ ُ
ِ رَأيت خيرا ،ص ِحبت رس َ ِ
ت َخ ْل َفهَُ ،ف َق َالَ :ن َع ْمَ ،وِإنَّهُ َ
صلَّى اللَّهُ صلَّْي َ
صلَّى اللَّهُ َعلَْيه َو َسلَّ َم َو َ
ول اللَّه َ َ ْ َ ًَْ َ ْ َ َ ُ
اب اللَّ ِهُ ،ه َو َحْب ُل اللَّ ِهَ ،م ِن اتََّب َع هُ َك ا َن َعلَى ِ ِ ِ
َعلَْي ه َو َس لَّ َم َخطََبنَ اَ ،ف َق َالِ)) :إيِّن تَ ا ِر ٌك في ُك ْم كتَ َ
الضاَل لَِة((
اهْلَُدىَ ،و َم ْن َتَر َكهُ َكا َن َعلَى َّ
تركت فيكم
رسول اللة صل اهلل عليه وسلم
قال
زيد بن ارقم
عن
يزيد بن حيان
40
عن
سعيد بن مسروق
عن
حسان بن ابراهم
حدثنا
عفان
حدثنا
ابو بكر بن ايب شيبة
حدثنا
احلسن بن سفيان
اخربنا
ابن حبان
Skema Gabungan
41
yang diteliti memiliki syahid dan muta>bi’ karena sahabat yang meriwayatkan
h}adis\ tersebut ada 6 orang. Maka syahid dan muta>bi’ pada h}adi>s\ yang
a. Jika sanad Ibn H{ibba>n diteliti, maka Abi> Sa’i>d, Ja>bir, Abi>
Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s adalah syahid bagi Zaid bin
Arqam.
b. Jika sanad al-Nasa>i> diteliti, maka Zaid bin Arqam, Abi> Sa’i>d, Abi>
Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s adalah syahid bagi Ja>bir.
c. Jika sanad Ibn Ma>jah diteliti, maka Zaid bin Arqam, Abi> Sa’i>d, Abi>
Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s adalah syahid bagi Ja>bir.
d. Jika sanad al-Tirmiz\i> diteliti melalui ‘Ali> bin Munz\ir al-Ku>fi>, maka
Ja>bir, Abi> Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s adalah syahid
bagi Zaid bin Arqam dan Abi> Sa’i>d. Sedangkan Yazi>d bin H{ayya>n
adalah muta>bi’ bagi H{abi>b bin Abi> S|a>bit. Apabila sanad al-Tirmiz\
i> diteliti melalui Nas}r bin Munz\ir al-Ku>fi>, maka Zaid bin Arqam,
Abi> Sa’i>d, Abi> Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abbas adalah
syahid bagi Ja>bir. Sedangkan H{a>tim adalah muta>bi’ bagi Zaid bin al-
H{asan.
e. Jika sanad Ah}mad bin H{anbal diteliti melalui Abu> al-Nad}r, maka
Zaid bin Arqam, Ja>bir, Abi> Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s
adalah syahid bagi Abi> Sa’i>d. Sedangkan ‘Isma>’i>l bin Abi> Ish}a>q
Ah}mad bin H{anbal diteliti melalui Ibn Numair, maka Zaid bin Arqam,
Ja>bir, Abi> Hurairah, Zaid bin S|a>bit, dan Ibn ‘Abba>s adalah syahid
bagi Abi> Sa’i>d. Sedangkan al-A’masy dan ‘Isma>’i>l bin Abi> Ish}a>q
‘A<mir, maka Zaid bin Arqam, Ja>bir, Abi> Hurairah, dan Ibn ‘Abba>s
adalah syahid bagi Abi> Sa’i>d dan Zaid bin S|a>bit. Sedangkan al-
A’masy dan ‘Abd al-Malik adalah muta>bi’ bagi ‘Isma>’i>l bin Abi>
Ish}a>q.
f. Jika sanad al-Da>ruqut}ni> diteliti, maka Zaid bin Arqam, Abi> Sa’i>d,
Ja>bir, Zaid bin S|a>bit, Ibn ‘Abba>s adalah syahid bagi Abi> Hurairah.
Qabi>sah.
g. Jika sanad al-H{a>kim diteliti melalui Abu> Bakr bin Ish}a>q al-Faqi>h,
maka Zaid bin Arqam, Abi> Sa’i>d, Ja>bir, Zaid bin S|a>bit adalah syahid
43
bagi Abi> Hurairah dan ‘Ibn ‘Abba>s. Sedangkan Abu> Qabi>sah adalah
a. al-H{a>kim
Asfa>t}i>
Faqi>h
T{alh}i>
D{abbi>
Sakan al-Wa>sit}i>
Faqi>h
Sulaima>n
al-Mula>’i>
c. al-Da>ruqut}ni>
T{alh}i>
D{abbi>
Qa’qa>’
d. Ibn Ma>jah
e. al-Tirmiz\i>
Ku>fi>
Ku>fi>
Ku>fi>
f. al-Nasa>i>
48
Balkhi>>
g. Ibn H{ibba>n
BAB III
A. Pengertian Sanad
50
Sanad secara bahasa berarti al-mu’tamad امل ْعتَ َم ُدyaitu “yang diperpegangi
ُ
(yang kuat) yang bisa dijadikan pegangan”. dapat juga diartikan: م اَ ْار َت َف َع ِم َن
36
اَألرض
ْ
37
yaitu “Sesuatu yang terangkat (tinggi) dari tanah”.
pertama.38
Ada beberapa istilah yang erat hubungannya dengan sanad, yaitu isnad,
a. Isnad
b. Musnad
Musnad adalah bentuk isim maf’ul dari kata kerja َأس نَ َد
ْ , yang berarti
36
Mahmud al-Tahhan, Taisir Mustalah al-Hadits, (Beirut:Dar al-Quran al-Karim, 1412
H/1991 M), h. 20.
37
M.’Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadits: Ulumuhu wa Musththalahuhu, (Beirut:Dar al-
Fikr,1989), h. 32.
38
M.’Ajjaj al-Khatib, Ushul al-Hadits: Ulumuhu wa Musththalahuhu, h. 32.
39
Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadis I, (Jakarta: Bulan Bintang,
1981), h.43.
40
M.’Ajjaj al-khatib, Ushul al-Hadits: Ulumuhu wa Musththalahuhu, h. 32.
41
Mahmud al-Tahhan, Taisir Mustalah al-Hadits, h. 15.
42
Zhafar al-Tahanawi, Qawaid fi ‘Ulum al-Hadis,ed. Abd al-fattah Abu Ghuddah (Beirut:
Maktabat al-Nah’ah, 1404 H/1984 M), h.26.
51
sahabat, seperti hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ra. dan
c. Musnid
tersebut, atau tidak mempunyai pengetahuan tentang sanad tersebut, tetapi hanya
B. Jenis-jenis Sanad
1. Sanad ‘Aliy
Sanad ‘aliy adalah sebuah sanad yang jumlah rawinya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan sanad yang lain. Sanad ‘aliy ini terbagi menjadi dua:
a. Sanad ‘aliy yang bersifat mutlak. Yaitu sanad yang jumlah rawinya
jalur yang lain. Dan jika sanad tersebut shahih maka ia menempati
43
Zhafar al-Tahanawi, Qawaid fi ‘Ulum al-Hadis,ed. Abd al-fattah Abu Ghuddah, h.26.
44
M. Solahuddin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadis, h. 96
52
b. Sanad ‘aliy yang bersifat nisby. Yaitu sanad yang jumlah rawinya
lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam ahli hadis, seperti
dan sebagainya.
2. Sanad Nazil
Sanad nazil adalah sebuah sanad yang jumlah rawinya lebih banyak jika
dibandingkan dengan sanad yang lain. Hadis dengan sanad yag lebih banyak akan
tertolak dengan sanad yang sama jika jumlah rawinya lebih sedikit.
lebih konkret dan terurai tentang riwayat hadis yang dapat dijadikan hujjah (dalil).
Dia menyatakan hadis ah}ad tidak dapat dijadikan hujjah, kecuali menemukan
dua syarat, yaitu pertama hadis tersebut diriwayatkan oleh orang yang tsiqah (adil
dalam muqaddimahnya:
perawi yang adil dan dhabit sampai akhir sanadnya, tidak terdapat kejanggalan
Dari defenisi hadis shahih di atas tampak jelas bahwa hadis shahih harus
45
Abu Abdullah Muhammad ibn Idris al-Syafi>’i, al-Risa>lah, naskah diteliti dan
disyarah oleh Ahmad Muhammad Syakir (Kairo: Maktabat Dar al-Turas, 1399 H/1979 M), h.369.
46
Ibnu al-Shalah, Ulumul Hadis, (Beirut:al-maktabah al-ilmiyah,1989), h. 7.
53
1. Bersambung sanadnya
D. Kritik Sanad
Wafat pada tahun 241 H, di Bagda>d. Beliau memiliki beberapa guru dan murid,
Ish}a>q al-H{arbi>.
yaitu Kiba>r al-A<khiz\i>n ‘an Tabi’ al-Atba>’. Menurut penilaian Ibn Abi>
H{a>tim dalam kitab Tahz\i>b al-Tahz\i>b yang ditulis oleh Ibn H{ajar, beliau
(Ah}mad bin H{anbal) adalah seorang Ima>m dan dia Hujjah. Menurut penilaian
Ibn Hibba>n dalam kitab al-S|iqa>t, beliau (Ah}mad bin H{anbal) H{a>fiz}
47
Bustamin M. Isa, Metodologi Kritik Hadis, (Cet I; Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,
2004), h. 24.
48
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. I (Cet. I; Beirut: Muassasah al-Risa>lah. 1400 H/1980 M), h. 437.
54
Mutqin, Faqi>h. Menurut penilaian Ibn Sa’id, beliau (Ah}mad bin H}anbal) S|
Nama lengkapnya adalah al-Aswad bin ‘A<mir Sya>z\a>n Abu> ‘Abd al-
Beliau memiliki beberapa guru dan murid, diantara murid beliau adalah Abu> S|
Adapun guru-guru beliau diantaranya adalah Za>idah bin Quda>mah, Zahi>r bin
bin Sa’i>d al-Da>rimi>, dari Yah>ya> bin Mu’i>n menilai Aswad bin ‘A<mir
La> ba’sa bih (tidak bermasalah), sedangkan Abu> H{a>tim, dari ‘Ali> Ibn al-
49
Abu al-Fad}l Ah}mad bin ‘Ali> bin Muh}ammad bin Ah}mad H{ajar ‘Asqala>ni>,
Tahz\i>b al-Tahz\i>b, Juz I (Cet. I; al-Hind: Mat}ba’at Da>irah al-Ma’a>rif al-Niz}a>miah, 1326
H), 74-75.
50
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. III, h. 226.
51
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. III, h. 227.
55
Nama lengkapnya adalah Syari>k bin ‘Abdullah bin Abi> Syari>k al-
177 H atau 178 H, di Ku>fah. Beliau memiliki beberapa murid dan guru, diantara
murid-murid beliau adalah Ish}a>q bin Abi> Isra>i>l, Ish}a>q bin ‘I<sa> Ibn
Da>wud bin Yazid al-Audi>, Abi> Fuza>rah Ra>syid bin Kaisa>n, al-Rukain
bin al-Rubai’, Zaid al-Ya>mi>, Ziyad bin ‘Ala>qah, Ziyad bin Fiya>d{.
Dalam t}abaqat beliau menempati posisi urutan t}abaqat ke-8, yaitu al-
Yah}ya> bin Mu’i>n ia berkata: “Syarik orang yang S|iqat”. Mu’a>wiyah bin
S{a>lih} berkata, dari Yah}ya> bin Mu’i>n, Syari>k orang yang S{adu>q S|iqat.
Jidda>n.53
Abu al-Rubai’ al-Ku>fi>.54 Wafat pada tahun 131 H. Beliau memiliki guru dan
murid, diantara murid beliau adalah Isra>i>l bin Yu>nus, Jari>r bin ‘Abd al-
52
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. XII, h. 462-463.
53
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. XII, h. 468-471.
54
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. IX, h. 224.
56
H{ami>d, al-Rubai’ bin Sahl bin al-Rukain bin al-Rubai’, Za>idah bin
Adapun guru-guru beliau adalah ‘Abdullah bin Zubair, ‘Abdullah bin ‘Umar bin
Khat}t}a>b, ‘Adi> bin S|a>bit, ‘Ikrimah Maula> Ibn ‘Abba>s, al-Qa>sim bin
Kama>l berkata bahwa ‘Abdullah bin Ah}mad bin H{anbal, dari Ayahnya, dan
‘Us\ma>n bin Sa’i>d al-Da>rimi>, dari Yah}ya> bin Mu’i>n, dan al-Nasa>i>
mereka menilai beliau (al-Rukain bin al-Rubai’) seorang yang S|iqat, sedangkan
Tahz\i>b al-Tahz\i>b bahwa Ibn H{ibba>n memasukkan beliau (Rukain bin al-
Ku>fi>.57 Tahun wafatnya tidak diketahui. Beliau memiliki beberapa guru dan
murid, diantara murid-murid beliau adalah al-Rukain bin Rubai’ dan al-Wali>d
Zaid bin S|a>bit, ‘Abd al-Rah}man bin H{armilah, dan Falfalah al-Ja’fi>.
55
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. IX, h. 225-226.
56
Abu al-Fad}l Ah}mad bin ‘Ali> bin Muh}ammad bin Ah}mad H{ajar ‘Asqala>ni>,
Tahz\i>b al-Tahz\i>b, Juz III, h. 228.
57
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. XXIII, h. 341.
57
Dalam t}abaqat beliau menempati posisi urutan t}abaqat ke-3, yaitu al-
Sya>hi>n dalam kitabnya al-S|iqa>t Ah}mad bin S{a>lih} berkata beliau (al-
tentangnya”.59
Nama lengkapnya adalah Zaid bin S|a>bit bin al-D{ah}h}a>k bin Zaid bin
Lu>z\a>n bin ‘Amr bin ‘Abd ‘Auf al-Ans}a>ri> al-Naja>ri> Abu> Sa’i>d Abu>
murid beliau adalah ‘Ijla>n Maula Fa>t}imah binti ‘Utbah bin Rabi>’ah,
‘Abdulla>h bin ‘Us\ma>n, ‘Us\ma>n bin ‘Affa>n, dan ‘Umar bin Khat}t}a>b.
Dalam t}abaqat Ibnu H{ajar dan al-Mizzi menempatkan beliau pada t}abaqat ke-
1, yaitu S{ah}a>bi.>61
58
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. XXIII, h. 342.
59
Abu al-Fad}l Ah}mad bin ‘Ali> bin Muh}ammad bin Ah}mad H{ajar ‘Asqala>ni>,
Tahz\i>b al-Tahz\i>b, Juz VIII, h. 331.
60
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. X, h. 24-25.
61
Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-Di>n al-Zakki>
Abi> Muh}ammad al-Qad}a>’i> al-Kalbi> al-Mizzi>, Tahz\ib al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l,
Juz. X, h. 25-26.
58
E. Pengertian Matan
Matan dan sanad h}adi>s\, jika dilihat dari objek penelitian, maka kedua-
duanya memiliki kedudukan yang sama, yaitu sama-sama penting untuk diteliti
Oleh karena itu, h}adi>s\ yang sanadnya s}ah}i>h tetapi matannya tidak
s}ah}i>h (dhaif) atau sebaliknya, sanad dhaif tetapi matannya s}ah}i>h, tidak
dalam kegiatan kritik sanad (naqd al- sanad) didahulukan atas kritik matan (naqd
al-matan). Itu berarti bahwa kritik matan dianggap penting setelah sanad bagi
matan tersebut diketahui kualitasnya, dalam hal ini, memiliki kualitas s}ah}i>h,
atau minimal tidak termasuk para kedhaifannya, sebab tidak akan memberi
Kritik matan h}adi>s\ merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
studi h}adi>s\ sebagai upaya untuk mengetahui dan mendeteksi kualitas h}adi>s\
dari segi lafal dan makna yang terkandung dalam h}adi>s\ itu, sesudah dilakukan
Ada beberapa alasan yang menjadi dasar mengapa sebuah h}adi>s\ perlu
dikritisi matannya, seperti yang disebutkan oleh Hasyim bin Abbas sebagai
berikut:
1. Motivasi agama
59
2. Motivasi kesejarahan
atau teks h}adi>s\ tidak berbeda pentingnya dengan penelitian terhadap aspek
h}adi>s\, maka dalam kritik matan terdapat beberapa kriteria atau persyaratan
yang menjadi acuan untuk menilainya, seperti yang telah ditetapkan oleh para
ulama pada bagaian terdahulu. Sebab yang sangat penting dalam penelitian
h}adi>s\ adalah membuktikan bahwa h}adi>s\ itu berkualitas s}ah}i>h atau tidak
apakah h}adi>s\ itu telah memenuhi kriteria kes}ah}i>han sanad dan matan, agar
bertentangan dengan matan h}adi>s\ yang lain, untuk menggunakan metode ini
a. Jika ada salah asatu yang bersifat mujmal, maka yang lain
62
Lihat Hasjim Abbas, Kritik Matan Hadis Versi Muhadditsin dan Fuqaha, (Yogyakarta:
Teras, 2004), h.17-21.
60
b. Jika ada yang bersifat umum, maka yang lain bersifat khusus mungkin
diamalkan.
salaf.
s}ah}i>h63
matan dengan melihat kualitas sanadnya, penelitian susunan lafal berbagai matan
berikut:
a. Kualitas Sanad
kajian dalam makalah ini, maka ditemukan bahwa sanad h}adi>s\ tersebut dinilai
63
Abu Bakar Ahmad bin Ali Sabit al-Khatib al-Bagdadiy, kitab al-kifayah fi al-I’lm al-
Riwayah(mesir Mathba ah al- Sa’adah, 1972). H 206-207.
64
M. Syuhudi Ismail, Metodologis, h. 122
61
s}ah}i>h karena semua perawinya dinilai siqah. Dengan demikian kritik matan
dapat dilanjutkan.
matan-matan h}adi>s\ yang semakna. Ini bisa dilihat dari perbedaanya sebagai
berikut:
اب اللَّ ِه َو ُس نَّيِت َ ،ولَ ْن َيَت َفَّرقَا َحىَّت يَ ِر َدا ِ ِ ِإيِّن قَ ْد َت ر ْك ِ
ت في ُك ْم َش يَْئنْي ِ لَ ْن تَض لُّوا َب ْع َدمُهَا :كتَ َ
َ ُ
ض
َعلَ َّي احْلَ ْو َ
اب اللَّ ِه ِ ِ ِِ ِ فَاح َذروا يا َأيُّها النَّاس ِإيِّن قَ ْد َتر ْك ِ
ت في ُك ْم َما ِإن ْاعتَ َ
ص ْمتُ ْم به َفلَ ْن تَضلُّوا َأبَ ًدا كتَ َ َ ُ ُ ْ ُ َ َ
ضَ ،و ِعْت َريِت َْأه ُل َبْييِت َ ،أاَل َوِإن َُّه َما لَ ْن َي ْفرَتِ قَا، كِت اب اللَّ ِه حب ل مَمْ دود ِمن َّ ِ
الس َماء ِإىَل ْ
اَأْلر ِ َْ ٌ ُ ٌ َ َ ُ
اَأْلر ِ ِ
ضَ ،وعْتَريِت َْأه ُل َبْييِت َ ،وِإن َُّه َما لَ ْن َي ْفرَتِ قَا َحىَّت يَِر َدا َعلَ َّي احْلَ ْو َ
ض ْ
اَأْلر ِ ِإيِّن تَ ا ِر ٌك فِي ُكم خلِي َفت ِ :كِت اب اللَّ ِه ،حب ل مَمْ دود م ا ب َّ ِ
ضَْ ،أو َم ا َبنْي َ الس َماء َو ْ َ ْ ٌ ُ ٌ َ َنْي َ ْ َ َ نْي َ ُ
اب اللَّ ِه َع َّز َو َج َّلَ ،و ِعْت َريِت ، ِ يبَ ،وِإيِّن تَ ا ِر ٌك فِي ُك ُم َّ
الث َقلَنْي ِ :كتَ َ
ِ
ك َأ ْن ُْأد َعى فَ ُأج َ
ِإيِّن ِ
ُأوش ُ
اب اللَّ ِه َو ُس نَّيِت َ ,ولَ ْن َي ْفرَتِ قَا َحىَّت يَ ِر َدا َعلَ َّي ِ ِ خلَّ ْف ِ
ت في ُك ْم َش يَْئنْي ِ لَ ْن تَض لُّوا َب ْع َدمُهَا :كتَ ُ
َ ُ
ض
احْلَ ْو َ
اب اللَّ ِهَ ،وَأْنتُ ْم َم ْسُئولُو َن َعيِّن ،فَ َم ا َأْنتُ ْم ِِ ِ ِ ِ قَ ْد َتر ْك ِ
ت في ُك ْم َما مَلْ تَضلُّوا ِإن ْاعتَ َ
ص ْمتُ ْم به ،كتَ َ َ ُ
قَاِئلُو َن
اهللَ ،و ِعْتَريِت َْأه َل َبْييِت يا َأيُّها النَّاس ِإيِّن َتر ْكت فِي ُكم ما ِإ ْن َأخ ْذمُتْ بِِه لَن تَ ِ
ضلُّوا :كِتَاب ِ
َ ْ َ َ ُ َْ ُ َ َ
َو َم ْن َتَر َك هُ َك ا َن، َم ِن اتََّب َع هُ َك ا َن َعلَى اهْلُ َدى، ُه َو َحْب ُل اللَّ ِه،اب اللَّ ِه ِ ِ
َ َِإيِّن تَ ا ِر ٌك في ُك ْم كت
الضاَل لَ ِة
َّ َعلَى
lain, dari 12 jalur riwayat (al-H{a>kim 2 jalur, Ah}mad bin H{anbal 4 jalur, al-
perbedaan diantaranya:
Salah satu riwayat al-H{a>kim menggunakan lafaz} فاح ذروا. Selain dari
salah satu riwayat al-H{a>kim, riwayat-riwayat yang lain tidak
tersebut.
Salah satu riwayat Ah}mad bin H{anbal menggunakan lafaz} ان ادعى.
Sedangkan pada riwayat-riwayat lainnya tidak menggunakan lafaz}
tersebut.
tersebut.
64
Salah satu riwayat al-H{a>kim, dalam riwayat Ibn Ma>jah, dan dalam
Salah satu riwayat al-H{a>kim, Ah}mad bin H{anbal, dua riwayat al-
Sedangkan tiga riwayat dari Ah}mad bin H{anbal dan Ibn H{ibba>n sama
lafaz} tersebut.
Dalam riwayat Ah}mad bin H{anbal dan salah satu riwayat al-Tirmiz\i>
terdapat kalimat حبل ممدود من الس ماء اىل االرض, letak perbedaan lafaz}nya
66
adalah tiga riwayat dari Ah}mad bin H{anbal dan salah satu riwayat dari
selain dari apa yang disebutkan diatas tidak menggunakan lafaz} tersebut.
Salah satu riwayat Ah}mad bin H{anbal terdapat kalimat وان اللطيف اخلبري.
Adapun selain dari riwayat ini, dalam riwayat-riwayat lain tidak
Salah satu riwayat Ah}mad bin H{anbal terdapat lafaz} اخربين. Sedangkan
pada riwayat-riwayat lainnya tidak menggunakan lafaz} tersebut.
lafaz} tersebut. Pada riwayat empat riwayat Ah}mad bin H{anbal memilik
riwayat tidak menggunakan lafaz} اال, dan satu riwayat lagi tidak
tidak menggunakan و tetapi menggunakan lafaz} لن يتفرقا. Adapun pada
riwayat Ibn Ma>jah, al-Nasa>i>, Ibn H{ibba>n, salah satu riwayat al-
tersebut.
67
Salah satu riwayat al-H{a>kim, dalam riwayat Ah}mad bin H{anbal, al-
حىت يردا علي احلوض. Adapun Ibn Ma>jah, al-Nasa>i>, Ibn H{ibba>n, salah
satu riwayat al-H{a>kim, dan salah satu riwayat al-Tirmiz\i> tidak
Ibn H{ibba>n, dan tiga riwayat Ah}mad bin H}anbal lainnya tidak
Dalam riwayat Ibn Ma>jah dan al-Nasa>i> menggunakan kalimat فما انتم
ف ائلون. Adapun riwayat selain dari Ibn Ma>jah dan al-Nasa>i> tidak
Dalam riwayat Ibn H{ibba>n menggunakan kalimat من اتبعه كان على اهلدى.
Adapun riwayat selain dari Ibn H{ibba>n tidak menggunakan lafaz}
tersebut.
lafaz} tersebut
68
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
hasil kritik sanad dan matan maka pemakalah menyimpulakan bahwa h}adi>s\
yang menjadi objek penelitian berstatus s}ah}i>h} lizatih dengan beberapa alasan
sebagai berikut:
B. Implikasi
ini dapat memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca dan bagi
diri pribadi peneliti khususnya sehingga kelak bisa menjadi bahan pembelajaran
terdapat banyak sekali kesalahan, kekurangan, dan kekeliruan bahkan sangat jauh
dari standar penulisan karya ilmiah sehingga penulis mengharapkan ada fit back
atau umpan balik dari para pembaca berupa krtikan, saran, pemikiran, dan ide-ide
DAFTAR PUSTAKA
‘Asqala>ni>, Abu al-Fad}l Ah}mad bin ‘Ali> bin Muh}ammad bin Ah}mad
Abbas, Hasjim. Kritik Matan Hadis Versi Muhadditsin dan Fuqaha, Yogyakarta:
Teras, 2004.
al-Afri>qi>, Muh}{ammad ibn Mukrim ibn Manz}u>r. Lisān al-‘Arab, Juz II.
al-Hindi>, ‘Ala> al-Di>n ’Ali> bin H{usa>m al-Din Ibn Qa>d}i> Kha>n al-
D}a ‘if ja>mi’ as-S}agi>r, Cet. III; Beirut: al-Maktabah al-Islami>, 1408
H/1988 M.
al-'Ulum, 2010.
al-Bagdadiy, Abu Bakar Ahmad bin Ali Sabit al-Khatib. kitab al-kifayah fi al-I’lm
al-Dahlawi>, ‘Abd al-H{aq ibn Saif al-Di>n ibn Sa‘dulla>h. Muqaddimah fi>
1986.
al-Da>ruqut}ni, Abu> al-H{asan ‘Ali> bin ‘Umar bin Ah}mad bin Mahdi> bin
M.
Ibn ‘Abd al-Ha>di>, Abu Muh}ammad Mahdi ibn ‘Abd al-Qadi>r, T{uruq
Ibn Zakariyya>, Abu> al-H{usain Ah}mad ibn Fa>ris. Mu‘jam Maqa>yi>s al-
Bintang, 1992.
Isa, Bustamin M.. Metodologi Kritik Hadis, Cet I; Jakarta: PT.Raja Grafindo
Persada, 2004.
Itr, Nur al-Din. Manhaj al-naqd fi al-hadis, Damaskus: Dar al-Fikr, 1979.
al-Fikr, 1989.
Khon, Abdul Majid. Ulumul Hadis, Cet. IV. Jakarta: Amzah, 2010.
71
al-Mizzi, Yu>suf bin ‘Abd al-Rahman bin Yu>suf Abu> al-H{a>jja>j Jama>l al-
_______. Tuh}fat al-Asyra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f, Juz III. Cet. II; t.t: al-Maktab
al-Nasa>I, Abu> ‘Abd al-Rah}man Ah}mad bin Syu’aib bin ‘Ali> al-
al-Qazwaini, Ibn Ma>jah Abu Abdullah Muh}ammad bin Yazi>d. Sunan Ibn
Solahuddin, M. & Agus Suyadi. Ulumul Hadis, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia,
2009.
al-Syaiba>ni, Abu> ‘Abdullah Ah}mad bin Muh{ammad bin H{anbal bin Hala>l
bin Asad. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XVIII. t.t, Muassasah al-
al-Syafi>’i, Abu Abdullah Muhammad ibn Idris. al-Risa>lah, naskah diteliti dan
1399 H/1979 M.
al-Tahanawi, Zhafar. Qawaid fi ‘Ulum al-Hadis, ed. Abd al-fattah Abu Ghuddah,
H/1991 M.
H{ibba>n bin Mu’az\ bin Ma’bad. S{ah}i>h} Ibn H{ibba>n, Juz I. Cet. II;
al-Tirmiz\i>, Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Saurah bin Mu>sa> bin al-