id
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
b. Klasifikasi Tunarungu
Pada umumnya klasifikasi anak tunarungu dibagi menjadi dua golongan atau
kelompok besar yaitu tuli dan kurang dengar. Untuk tujuan pendidikan anak-
anak penderita kelainan pendengaran diklasifikasikan sesuai dengan tingkat
kehilangan pendengarannya. Menurut James Gallaghert dalam Sukarno
(2006:29) Tunarungu diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Tunarungu ringan (Mild hearing loss), yaitu derajat ketunarunguan
dengan hitungan dalam dB antara 26 dB- 40 dB. Dalam kondisi demikian
anak mengalami sedikit kerusakan untuk mendengara dan berbisik.
2) Tunarungu dengan derajat antara 41 dB – 55 dB, dalam kelompok ini
anak mengalami kesulitan dalampenerimaan pembicaraan normal,
terutama suara nada-nada tinggi. Di sini perlu pemakaian Alat Bantu
Dengar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
c. Karakteristik
1) Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademis
Pada umumnya padaanak tunarungu yang tidak disertai kelainan lain,
mempunyai intelegensia yang normal,namun sering ditemui prestasi akademik
mereka lebih rendah dibandingkan dengan anak mendengar. Bunawan (1982:4)
menyatakan bahwa “ketunarunguan tidak mengakibatkan kekurangan dalam
potensi kecerdasan mereka, akan tetapi siswa tunarungu sering menampakkan
prestasi akademik yang lebih rendah dibandingkan dengan anak mendengar
seusianya”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
(jika organ keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu),
gerak matanya lebih cepat, gerak tangannya cepat/lincah dan pernapasannya
pendek.Aspek kesehatan tunarungu pada umumnya samadengan orang yang
normal lainnya (Wardani dkk, 2007). Dibandingkan dengan ketunaan yang
lain ketunarunguan tidak tampak jelas, karena sepintas fisik mereka tidak
kelihatan mengalami kelainan.
Berikut karakteristik anak tunarungu dilihat dari segi intelegensi, bahasa dan
bicara, emosi serta sosial menurut Depdikbud (1995: 34) sebagai berikut:
1) Karakteristik dalam segi intelegensi
Pada umumnya anak tunarungu memiliki intelegensi yang sama
seperti anak normal pendengarannya, akan tetapi karena perkembangan
intelegensi sangat dipengaruhi oleh perkembangan bahasa maka akan
nampak intelegensinya rendah. Anak tunarungu mempunyai prestasi
rendah untuk materi pelajaran yang diverbalisasikan.
2) Karakteristik dalam segi bahasa dan bicara
Ucapan anak tunarungu tidak akan sebaik anak yang mendengar yang
mendapat umpan balik lewat pendengarannya. Bicara dan bahasa anak
tunarungu pada awalnya seringkali sukar ditangkap.
3) Karakteristik dalam segi emosional dan sosial
a) Egosentrisme yang melebihi anak normal
b) Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang lebih luas.
c) Ketergantungan terhadap orang lain.
d) Perhatian mereka lebih sukar dialihkan.
e) Mereka umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tanpa
banyak masalah.
f) Mereka lebih mudah marah dan cepat tersinggung.
dan bicara anak tunarungu berbeda dengan anak yang mendengar, karena
perkembangan bahasa dan bicara berhenti setelah masa meraban.
d. Penyebab Ketunarunguan
Secara umum penyebab ketunarunguan dapat terjadi sebelum lahir
(prenatal), ketika lahir (natal) dan sesudah lahir (post natal). Menurut
Trybus (1985) dalam Sukarno (2006:30) penyebab tunarungu yaitu:
1) Keturunan
2) Campak pada ibu
3) Komplikasi selama kehamilan
4) Radang selaput otak
5) Otitis media
6) Penyakit pada anak-anak, radang dan luka-luka.
Menurut Depdikbud (1995:33), penyebab tunarungu dikelompokkan
sebagai berikut:
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diartikan sebagai pengajaran yang mempunyai arti
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan (Suharso, 2005: 25).
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003,
pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (Susanto,
2013:19).
Menurut Corey dalam Susanto (2013: 186) pembelajaran adalah suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.
Pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik,
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya (Cahyo
dalam Susanto, 2013:18). Adapun menurut Dimyati dalam Susanto (2013:
186), pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional untuk membuat siswa balajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
b. Pengertian Matematika
Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan eksak tentang
bilangan, kalkulus dan struktur-struktur yang logik yang terorganisir secara
sistematik. (Soedjadi, 2000: 11).
Menurut Depdiknas (2006: 346) matematika meliputi aspek-aspek
bilangan, aljabar, geometri dan pengukuran serta statistika dan peluang.
James dalam kamus metematikanya (Suherman, 2003:16) mengatakan bahwa
matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
a) Mengenal Kubus
(1) Definisi Kubus
Menurut Heruman (2008:110) kubus merupakan bagian dari
prima. Sedangkan menurut Soenarjo (2008:233) menyatakan bahwa
kubus adalah prisma siku-siku khusus. Selain itu ada beberapa
pendapat lain bahwa kubus adalah sebuah benda ruang yang dibatasi
oleh enam buah persegi yang berukuran sama. Sifat-sifat kubus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
b) Mengenal Balok
(1) Definisi Balok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne
(1970) dalam Arif dkk (2007:7) mengatakan bahwa media adalah berbagai
jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk
belajar.Briggs (1970) menyatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang
dapat menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar.
menyebar ide, gagasan, atau pendapat ide, gagasan, atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.
Menurut Levi dan Lerntz (1982) dalam Arsyad (2004:16) mengemukakan empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan
dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswaketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
a. Hakekat AutoCAD
AutoCAD merupakan akronim dari automatic Computer Aided
Design. AutoCAD adalah aplikasi untuk pemodelan berbasis vektor. Dengan
teknik ini setiap pemodelan yang dibuat dapat diperbesar atau diperkecil
skalanya tanpa mengalami perubahan kualitas. (Wahana Komputer, 2008:1).
Menurut Nursanti (2005: 1) AutoCAD merupakan program yang mampu
mengotomatiskan komputer sehingga komputer tersebut dapat berfungsi
sebagai alat bantu dalam rancang bangun. Apllikasi AutoCAD ini merupakan
salah satu piranti lunak grafis 3D terbaik yang dapat menghasilkan desain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
2) Kelemahan AutoCAD
Beberapa kelemahan masih terdapat dalam software canggih tersebut.
Disamping besarnya biaya investasi untuk pengadaan hardware dan software
yang harus dikeluarkan, beberapa kelemahan lainjuga harus dipertimbangkan
yang dikutip dari http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jmel. yaitu :
a) Struktur file hasil penggambaran, definisi databasedan file database dari
software tersebut rumit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
b) Alur dari proses pekerjaaan desain rumit karena software tersebut terbagi
atas beberapa software lagi menurut bagian konstruksi mana yang akan
dibuat.
c) Software tersebut kurang familiar diantara para ‘drafter’.
Kelemahan lain pada aplikasi AutoCAD ini yaitu terdapat pada ukuran
byte yang cukup besar, sehingga pengoperasian aplikasi ini dirasa berat.
Kelemahan lainnya yaitu pengguna perlu mendapat sedikit latian khusus.
5. File desain bangun ruang yang telah disiapkan akan langsung tampil.
6. Blockobjek yang akan dioperasikan, misal bangun ruang kubus
7. Klikcopy, kemudian geser objek ke layer yang jauh dari tempat objek
semula dengan drag.
8. Klik ESC untuk menghentikan operasi menyalin objek.
9. Block seluruh objek yang telah disalin tadi, kemudian klik Rotate untuk
menampilkan rotasi seluruh dimensi.
10. Gunakan scroll dengan mouse untuk memainkan obyek yang dipilih yaitu
balok dan kubus. Obyek pada pembelajaran ini di desain dapat berputar,
sehingga seluruh tampilan obyek 3D dapat terlihat dengan jelas.
Penelitian lain dilakukan oleh Arif Ganda Nugroho pada tahun 2009
yang berjudul Eksperimental Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pemanfaatan Software Macromedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
Flash 8 Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Kelas VII pada Pokok
Bahasan Garis dan Sudut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang
menggunakan media pembelajaran matematika berbasis teknologi informasi
dan komunikasi (TIK) dengan pemanfaatan Software Macromedia Flash 8
dapat meningkat dibandingkan siswa yang menggunakan media konvensional.
Penerapan media ini memberi pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap
prestasi belajar siswa.
C. Kerangka Berpikir
Anak Tunarungu
Hambatan
komunikasi
dan interaksi
Pretest Posttest
D. Perumusan Hipotesis